2. Sumber Sejarah Kerajaan Cirebon
1. Babad Cirebon, yaitu Karya sastra sejarah yang ditulis pada abad
ke-19 di Cirebon. Babad Cirebon menceritakan tentang perkembangan
Kesultanan Cirebon pada awal waktu penjajahan Belanda di Pulau
Jawa. Sebagian besar isi dari babad ini menceritakan tentang Sunan
Gunung Jati selaku penyebar agama Islam di Jawa Barat yang juga
memberikan kejayaan di Kesultanan Cirebon. Babad Cirebon ditulis
menggunakan huruf Arab dan bahasa Jawa Cirebon.
2. Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran DipatiCarbon
yang ditulis pada tahun 1702 masehi. Naskah ini terdiri dari 39 bagian
yang menceritakan perkembangan Cirebon, perjalanan hidup para
petinggi kerajaan beserta keluarganya, dan juga menceritakan silsilah
keluarga kerajaan.
3. Catatan Tom Pires yang mengujungi Cirebon pada tahun 1513
yang berjudul Suma Oriental. Pires memberikan informasi mengenai
keadaan ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh pertama abad
ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan Sunda, adanya
pelabuhan di Cirebon, dan pengaruh Demak terhadap wilayah barat
Pulau Jawa.
3. Bukti Peninggalan Kerajaan Cirebon
1. Keraton Kasepuhan Cirebon
2. Keraton Kanoman
3. Keraton Kacirebonan
4. Kereta Singa Barong
5. Kereta Paksi Naga Lima
6. Masjid Sang Cipta Rasa
7. Makam Sunan Gunung Jati
4. Letak Geografis Kesultanan Cirebon
Letak kerajaan Cirebon secara geografis terletak di
Pantai Utara Jawa Barat.
5. Kehidupan Politik
Kerajaan Cirebon begitu sangat dihormati oleh
Kerajaan Mataram Islam karena telah didirikan oleh
salah seorang Wali Sanga.Kerajaan Cirebon menjadi
kerajaan yg berkembang dgn pesat menjadi pusat
penyiaran agama Islam di Jawa barat dan sebagai
pusat perdagangan di Jawa Barat.Kemudian pada
pemerintahan Sunan gunung Jati yg ada di Cirebon ini
tak berlangsung lama disebabkan beliau telah lebih
menekuni bidang keagamaan. Sesudah melakukan
penyerahan tahta kerajaan kepada cucunya yg
bernama yaitu Panembahan Ratu.
6. Akhirnya, Sunan Gunung jati bersegera untuk
mengundurkan diri dan menyendiri di Gunung Jati.
Penerus Raja selanjutnya yaitu Pangeran Wanasakerta.
Di masa pemerintahan pangeran Wanasakerta, maka
kerajaan Cirebon sudah mulai diterjang intervensi
politik yg berasal dari VOC, sehingga pd tahun 1679
akhirnya Cirebon terbagi atas dua bagian kekuasaan
yakni Kanoman dan Kasepuhan. Di perkembangan yg
selanjutnya, Kanoman akhirnya terbagi lagi menjadi
dua kekuasaan yakni Kacirebonan dan Kanoman. Dgn
demikian, akhirnya kekuasaan Cirebon terbagi atas 3
bagian yakni Kacirebonan, Kanoman dan Kasepuhan.
Oleh sebab itu pd akhir abad ke 17, mengakibatkan
Cirebon telah dikuasai oleh VOC.
7. Silsilah Raja
Pangeran Cakrabuana (1445-1479) Pendiri kesultanan
cirebon
Sunan Gunung Jati (1479-1568), perkembangan pesat
pada kesultanan cirebon dan penyebaran agama Islam
di Jawa Barat. Pada masa ini kerajaan cirebon berada
pada puncak kejayaan.
Fatahillah (1568-1570), menantu dari Sunan Gunung
Jati
Panembahan Ratu I (1570-1649) cicit dari Sunan
Gunung Jati
Panembahan Ratu II (1649-1677), cucu dari
Panembahan Ratu I yang berenama pangeran Rasmi
8. Kehidupan Ekonomi
Cirebon mengandalkan perekonomiannya pada
perdagangan jalur laut, dimana terletak bandar-
bandar dagang yang berfungsi sebagai tempat singgah
para pedagang dari luar Cirebon yang juga memiliki
fungsi sebagai tempat jual beli barang dagangan. Sejak
Syarif Hidayatullah memerintah, bandar-bandar di
Cirebon makin ramai. Selain itu perekonomian
Cirebon juga ditunjang oleh kegiatan masyarakatnya
yang menjadi nelayan dimana Cirebon kaya akan
udangnya.
9. Kehidupan Sosial
Kondisi sosial di kerajaan Cirebon Juga terdiri dari beberapa golongan
yaitu :
1. Golongan Raja. Para Raja/Sultan yang tinggal di keraton
melaksanakan ataupun mengatur pemerintahan dan kekuasaanya.
2. Golongan elite. Golongan ini merupakan golongan yang
mempuanyai kedudukan di lapisan atas yang terdiri dari golongan
para bangsawan, tentara dan ulama.
3. Golongan non elite. Golongan ini merupakan lapisan masyarakat
yang besar jumlahnya dan terdiri dari masyarakat kecil yang bermata
pencaharian sebagai petani, pedagang, tukang, nelayan dan lapisan
masyarakat kecil lainnya.
4. Golongan budak. Golongan ini terdiri dari orang yang bekerja keras,
dan pekerja kasar. Adanya golongan budak tersebut disebabkan
karena seseorang yang tidak bisa membayar hutang,akibat kalah
perang.
10. Kehidupan Budaya
Cirebon memiliki beberapa tradisi ataupun budaya
dan kesenian yang hingga sampai saat ini masih terus
berjalan dan masih terus dilakukan oleh
masyarakatnya. Salah satunya adalah upacara
tradisional Maulid nabi Muhammad SAW yang telah
ada sejak pemerintahan pangeran Cakrabuana, dan
juga upacara pajang jimat dan lain sebagainya.
Ukiran-ukiran yang ada pada keraton banyak
menunjukkan pola zaman sebelumnya. Ukiran yang
menunjukkan sifat khas pada Cirebon adalah ukiran
pola awan yang digambarkan pada batu karang.