Kesultanan Cirebon didirikan pada abad ke-15 di pesisir utara Jawa oleh Raden Walangsungsang dan menjadi pusat perdagangan penting. Di bawah kekuasaan Syarif Hidayatullah pada abad ke-16, Kesultanan ini mengalami kemajuan dalam agama, politik, dan ekonomi. Namun Kesultanan ini runtuh pada abad ke-17 akibat intrik politik dari Mataram dan Banten.
2. Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan di daratan utara
pulau Jawa bagian barat pada abad ke-15 dan 16, dan merupakan
pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar
pulau karena lkasinya di pantai utara pulau Jawa
Kesultanan Cirebon didirikan di Dalem Agung Pakungwati sebagai
pusat pemerintahan negara islam kesultanan Cirebon, letak dalem
agung pakungwati sekarang menjadi Keraton Kasepuhan.
Pendiri kesultanan ini ialah Raden Walangsungsang atau Pangeran
Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.
3. Kesultanan Cirebon
Pertumbuhan dan perkembangan pesat dialami saat diperintah
oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1479-1568 M).
Di bawah kekuasaannya, Kesultanan Cirebon mengalami
pertumbuhan pesat di bidang agama, politik, maupun ekonomi.
Setelah lebih dari dua abad berdiri, Kerajaan Cirebon runtuh pada
abad ke-17.
4. Sejarah Awal Kesultanan Cirebon
Sumber sejarah Kerajaan Cirebon didapat dari Babad Tanah Sunda
dan Carita Purwaka Caruban Nagari.
Berdasarkan dua sumber tersebut, diketahui bahwa Cirebon pada
awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng
Tapa.
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai, wilayahnya pun
berkembang menjadi kota besar di pesisir utara Jawa.
5. Sejarah Awal Kesultanan Cirebon
Setelah Ki Gedeng Tapa wafat, cucunya yang bernama
Walangsungsang, mendirikan istana Pakungwati dan membentuk
pemerintahan di Cirebon.
Dengan demikian, orang yang dianggap sebagai pendiri Kesultanan
Cirebon adalah Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana.
Usai menunaikan ibadah haji, ia dikenal sebagai Haji Abdullah Iman
dan tampil sebagai raja Cirebon pertama yang aktif menyebarkan
agama Islam kepada rakyatnya.
6. Perkembangan Kesultanan Cirebon
Salah satu raja terkenal Kerajaan Cirebon adalah Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, yang berkuasa antara 1479-
1568 M.
Selain memajukan kerajaan, Syarif Hidayatullah berperan besar
dalam penyebaran agama Islam di Cirebon. Pada masa
pemerintahannya, ia banyak menaklukkan daerah di Pulau Jawa
untuk kepentingan politik dan menyebarkan ajaran Islam.
Beberapa wilayah yang berhasil dikuasai adalah Banten, Sunda
Kelapa, dan Rajagaluh.
7. Perkembangan Kesultanan Cirebon
Sementara di bidang perekonomian, Sunan Gunung Jati
menitikberatkan pada perdagangan dengan berbagai bangsa,
seperti Campa, Malaka, India, Cina, dan Arab.
Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai pendiri dinasti raja-
raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar
agama Islam di Jawa Barat.
8. Keruntuhan Kesultanan Cirebon
Runtuhnya Kerajaan Cirebon dimulai pada 1666, pada masa
pemerintahan Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi.
Penyebab keruntuhan dilatarbelakangi oleh fitnah dari Sultan
Amangkurat I, penguasa Mataram yang juga mertua Panembahan
Ratu II.
Sultan Amangkurat I memanggil Panembahan Ratu II ke Surakarta
dan menuduhnya telah bersekongkol dengan Banten untuk
menjatuhkan kekuasaannya di Mataram. Akibatnya, Panembahan
Ratu diasingkan dan wafat di Surakarta pada 1667.
9. Keruntuhan Kesultanan Cirebon
Setelah Panembahan Ratu II wafat, kekosongan dalam Kerajaan
Cirebon diambil alih oleh Mataram.
Hal itu memicu amarah dari Sultan Ageng Tirtayasa yang berkuasa
di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian membebaskan putra
Panembahan Ratu II yang juga diasingkan oleh Mataram.
Setelah itu, Kesultanan Cirebon terpecah menjadi 3, berkuasa dan
menurunkan para sultan berikutnya. Pecahnya kesultanan juga
menandai runtuhnya Kerajaan Cirebon, karena keadaan semakin
diperkeruh dengan politik adu domba VOC.
10. Peninggalan Kesultanan Cirebon
Keraton Kasepuhan
Keraton Kanoman
Keraton Kacirebon
Masjid Agung Cirebon
Makam Sunan Gunung Jati