2. SUMBER SEJARAH
Berdasarkan pendapat Sayid Naguib Al-atas, kedua tempat
ditepi Selat Malaka pada permulaan Abad ke 7 H yang
menjadi tempat singgah para musafir yang beragama Islam
dan diterima dengan baik oleh penguasa setempat yang
belum beragama Islam ialah Palembang dan Kedah. Dengan
demikian jika kita mengikuti pendapat tadi maka pada
permulaan Hijriah atau abad ke 7 M di Palembang sudah ada
masyarakat Islam yang oleh penguasa setempat telah diterima
dengan baik dan dapat menjalankan ibadat menurut agama
Islam.
3. Menurut riwayat, berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam
diawali dengan eksistensi Kerajaan Palembang pada abad ke-15.
Berdirinya Kerajaan Palembang merupakan dampak atas penaklukan
Kerajaan Sriwijaya oleh Majapahit pada tahun 1375 M. Selepas
penaklukan, ternyata Majapahit tidak dapat mengontrol wilayah
Sriwijaya dengan baik berakibat terjadinya dominasi oleh para
saudagar dari Tiongkok di wilayah yang sekarang dikenal dengan
nama Palembang itu.
Atas pengaruh dari orang-orang Tiongkok , besar kemungkinan
bahwa itulah asal-muasal penamaan “Palembang”. Salah satu faktor
penguatnya adalah seperti yang tercantum dalam karya dua orang
penulis asal Tiongkok, yakni Chau Ju Kua dengan judul Chufanshi
(1225 M) dan Toa Cih Lio hasil karya Wong Ta Yuan (1345 – 1350 M).
Dalam keduanya tercantum kata “Palinfong” untuk menyebut
bandar dagang di wilayah yang sekarang kita kenal dengan nama
Palembang
4. LETAK GEOGRAFIS
• Memiliki letak geografis yang strategis
• Merupakan kerajaan islam di Indonesia yang berlokasi di
sekitar kota Palembang, Sumatra Selatan sekarang.
5. KEHIDUPAN POLITIK
Politik Kesultanan Palembang Darussalam
• Politik dalam negeri yang dijalankan dikesultanan selama kurang lebih
50 tahun membuktikan telah berhasil menciptakan organisasi
pemerintahan yang cukup stabil, dimana ketentraman dan keamanan
bagi penduduk dan perdagangan yang cukup memadai terpelihara
dengan baik.
• Hubungan dengan Negara-negara tetangga umumnya terpelihara
dengan baik. Hanya ada satu kali perang dengan Banten sewaktu
prakesultanan dalam tahun 1596, yang berlatar belakang pertikaian
ekonomi untuk memperebutkan pangkalan perdagangan di Selat
Malaka.
• Yang mendapat tantangan berat adalah politik dari kesultanan
Palembang Darussalam dalam menghadapi pihak imperialisme dan
kolonialis dari Eropa (Belanda dan Inggris) yang dengan kelebihan
teknologinya terutama dalam alat perangnya dan kelicikan dalm
politiknya, banyak mendatangkan kerugian kepada kesultanan hingga
mengakibatkan berakhirnya eksistensi kesultanan itu sendiri.
6. SILSILAH RAJA
Ö Silsilah raja :
1. Sri Susuhan Abdurrahman (1659-1706)
2. Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1757)
3. Sultan Ahmad Najamuddin I (1757-1776)
4. Sultan Muhammad Baharuddin (1776-1803)
5. Sultan Mahmud Baddarudin III (1804-1812, 1813,1818-1821)
6. Sultan Ahmad Najamuddin II
7. Sultan Ahmad Najamuddin III (1821-1823)
7. Pada awal abad ke-17, Palembang menjadi pusat pemerintahan
kerajaan yang bernuansa Islam dengan pendirinya Ki Gede ing
Suro, bangsawan pelarian dari Kesultanan Demak sekaligus
mendirikan Kota Gawang.
Setelah Keraton Kuto Gawang dihancurkan VOC tahun 1659, oleh
Susuhunan Abdurrahman pusat pemerintahan dipindahkan ke
Beringin Janggut yang letaknya di sekitar kawasan Mesjid Lama
(Jl. Segaran).
8. Ö Sultan dan kejayaannya
Sultan Mahmud Baddarudin III (1804-1812, 1813,1818-1821) karena
terkenal dengan kepribadiannya yang kuat. Ia terampil dalam
berdiplomasi, berperang,berorganisasi. Pada tahun 1811 ia berhasil
mengusir Belanda dan berhasil menawan 24 orang Belanda serta 63
serdadu Belanda dan mengangkat perdagangan Palembang.
Ö Sultan dan kemundurannya
Sultan Ahmad Najamuddin III (1821-1823) pada tahun 1824 kembali
pecah perang, ia tidak dapat memenangkan pertarungan itu, Belanda
berhasil menang dan ia diasingkan sehingga Kerajaan Palembang tidak
memiliki pemimpin dan hancur akibat perang.
9. KEHIDUPAN EKONOMI
Perekonomian kesultanan Palembang sesuai dengan letaknya,
sangat dipengaruhi oleh perdagangan luar dan dalam negeri.
Perdagangan diadakan dipulau Jawa, Lingga, Riau, Singapura, Pulau
Penang, Malaka, negeri Siam dan negri Cina, disamping itu dari
pulau-pulau lainnya
Hasil-hasil kesultanan Palembang dan yang diekspor adalah rotan
ikat, dammar, kapur barus, kemenyan, kayu lako, lilin, gading, dan
pasir emas. Komoditi lain adalah hasil pertambangan
timah.Tambang timah juga meningkatkan perekonomian.
Dalam bidang pertanian, Sultan Abdurrahman mewajibkan daerah-
daerah tertentu untuk mengembangkan lada.
10. KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan sosial Kesultanan Palembang mencakup tentang 2 hukum yang
menyangkut kehidupan sosial masyarakatnya, yaitu :
1. Hukum adat
Dalam adat ini ada kaidah-kaidah yang tidak memberi akibat hokum,
misalnya kaidah yang menetukan, bahkan jikalau orang mengadakan
perayaan perkawinan.
2. Hukum Islam
Mengenai pengaruh diambil dari agama Islam khususnya
dipedalaman dapat diambil beberapa keterangan dari buku J.W.van Royen
yang berjudul De Palembangsche Marga en Haar Grond en Waterrechten,
antara lain sebelum kedatangan Islam dalamkehidupan beragama banyak
dilakukan pemujaan nenek moyang. Untuk mengenang mereka diadakan
pemujaan dirumah-rumah nenek moyang yang kecil-kecil, sedangkan tiap
tahun kuburan mereka dibersihkan dan di mana disampaikan persembahan.
“Masyarakat makmur dan saling rukun didorong Sultan Mahmud
Badaruddin II yang telah meningkatkan kesejahteraan menjadi lebih baik.”
11. Penduduk kota Palembang dapat dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu :
• 1. Priyayi adalah turunan raja-raja atau kaum ningrat, kedudukan
ini diperoleh karena kelahiran dan atas perkenan Sultan.
• 2. Dalam golongan rakyat ada orang-orang miji sama
kedudukannya dengan yang dipedalaman disebut mata gawe,
dengan pengecualian, bahwa mereka tidak dikenakan pajak atau
mereka tidak menfhasilkan pajak.
12. BUDAYA
Bidang Sastra
Dibuktikan dengan buku dan catatan yang dibuat oleh Sultan Mahmud
Baharuddin II yang ahli dalam bidang sastra
Bidang Agama
Sultan Mahmud Baharuddin II meningkatkan masyarakat muslim di
Palembang yang mengetahui ajaran islam
Https ://esempen2palki.blogspot.co.id