Kerajaan Waigeo didirikan pada abad ke-16 karena hubungan antara pemimpin Papua dengan Sultan Maluku. Kerajaan ini tunduk kepada Kesultanan Bacan dan Ternate. Pusat kekuasaannya berada di Pulau Waigeo, Provinsi Papua Barat. Sistem ekonomi kerajaan didominasi perdagangan antara Papua dan Maluku karena kekayaan tambang dan rempah di Papua.
sejarah Kerajaan waigeo politik ekonomi dan letak geografisnya
1. Disusun oleh : Hanifah Vida Indrasari
( 20 / X MIPA 3 )
SMA N 2 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
2. Kerajaan Waigeo (marga Tafalas) terbentuk karena
pemimpin-pemimpin Papua mengunjungi kerajaan Bacan di
Maluku (tahun 1569) dan hubungan antara daerah-daerah
pesisir Papua dengan Sultan-Sultan Maluku.
Kerajaan ini merupakan salah satu dari kerajaan yang
termasuk wilayah mandala kesultanan Bacan dan kesultanan
Ternate di Kepulauan Raja Ampat.
3. Pusat kekuasaannya berada
di Wewayai, Pulau Waigeo,
Provinsi Papua Barat.
Pulau Waigeo dikenal juga
dengan nama Amberi atau Waigiu.
Pulau Waigeo adalah pulau terbesar
dari empat pulau utama dari
Kepulauan Raja Ampat. Pulau ini
berada antara Pulau Halmahera dan
Pulau Papua dengan jarak sekitar
65 km barat laut Pulau Papua.
Koordinat pulau ini o°12ˈLU
130°50ˈBT / 0,2°LS 130,833°BT .
4. Penguasa Kerajaan Waigeo :
Gandżun (1900-1918)
Dan sistem pemerintahan kerajaan Waigeo
tunduk kepada Bacan.
5. Sistem ekonomi kerajaan islam di Papua
didominasi oleh Perdagangan. Karena daerah
Papua memiliki kekayaan tambang dan rempah
sehingga daerah ini menjadi incaran para
pedagang. Sementara itu, Ternate Tidore
memiliki mineral dan bahan pangan yang
banyak. Sehingga terjadilah hubungan politik
dan perdagangan antara Kepulauan Raja Ampat
dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan
Tidore. Untuk daerah pesisir, sistem
perekonomiannya lebih didominasi oleh
nelayan.
6. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
Papua sangat menjunjung tinggi hidup bersosial, di
karenakan nenek moyang mereka dahulu selalu
hidup bersosial. Salah satu contohnya dalam sebuah
acara mereka bersama-sama dan saling membantu
tanpa membedakan antara agama.
Sedangkan sistem sosial kerajaan islam di
Papua menganut sistem hukum islam, dimana
peradilannya harus sesuai syariat Islam.
7. Dalam penyampaian agama islam oleh
sultan, selalu di awalai dengan kesenian tifa dan
terompet dari karang yang ditiup oleh seorang
pemuka agama. Karna pada saat itu banyak
pembunuhan, sehingga sebelum sultan masuk di
suatu kampung harus meniup uatu terompet dan
diikuti kesenian tradisional tifa.