Kerajaan Salawati merupakan kerajaan Islam di Papua Barat pada abad ke-16 yang berada di bawah kekuasaan Kesultanan Ternate. Kerajaan ini memiliki sistem ekonomi berbasis pertambangan, perkebunan, dan perikanan. Muhammad Aminuddin Arfan adalah tokoh penting kerajaan ini yang menentang penjajahan Belanda dan diasingkan ke Maros sampai akhir hayatnya.
2.
Muhammad Aminuddin Arfan seorang tokoh Muslim dari
Kerajaan Islam Salawati yang turut mengantar kedatangan OC.
Ottow dan GJ, Geissler – Sang Bapak Gereja di Papua – di Pulau
Mansiam, dibuang dan diasingkan ke Maros karena menetang
penjajahan Belanda dan meninggal disana. Habis manis sepah
dibuang.
Muhammad Aminuddin Arfan adalah orang penting di
Kerajaan Salawati. Ia adalah adik kandung Raja Salawati. Pada
saat itu Kerajaan Salawati merupakan bagian dari kekuasaan
Kerajaan Islam Ternate.
1. SUMBER SEJARAH KERAJAAN
SALAWATI
3. Letak Kerajaan Salawati yaitu di Kabupaten Raja Empat,
Provinsi Papua Barat.
Utara : Pulau Batanita
Selatan : Pulau Misool
Barat : Pulau Konsu
Timur : New Guines
Kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, pulau
Salawati Utara.
2. LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN
SALAWATI
4. Penguasa Kerajaan Salawati (sejak abad ke-16 bawahan
Kesultanan Ternate):
Abd al-Kasim (1873-1890)
Muhammad Amin (1900-1918)
Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)
Abu’l-Kasim Arfan (1935-?)
3. SILSILAH RAJA di KERAJAAN
SALAWATI
5. Pertambangan, dipusatkan di Pulau Salawati (batubara dan
migas).
Perkebunan, dengan komoditas utama kelapa dalam dan
kelapa sawit akan dipusatkan di Pulau Pam, Kofiau, dan
Salawati.
Keberadaan flora tropc yang belum prnah ditemukan dapat
kita peroleh di pulau-pulau seperti Pulau Salawati dan Batanta.
Ciri khas lainnya di Pulau Salawati adalah ikan Pelangi yang
bisa ditemui di sungai Doktor yang terdapat dibagian barat
pulau ini.
Sedangkan di pulau itu sendiri terdapat beberapa bunker
peninggalan Belanda dan Jepang padamasa Perang Dunia
kedua.
4. SISTEM PEREKONOMIAN KERAJAAN
SALAWATI
6. Pengaruh islam terhadap penduduk Papua dalam hal
kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru, Islam mengisi
suatu aspek cultural mereka, karena sasaran pertama islam hanya
tertuju kepada soal keimanan dan kebenaran tauhid saja, oleh
karena itu pada masa dahulu perkembangan islam sangatlah
lamban selain dikarnakan pada saat itu tidak ada generasi penerus
untuk terus mengeksiskan islam dipulau Papua, dan merekapun
tidak memiliki wadah yang bisa menampungnya.
Selain itu para raja di Maluku, Fak-fak, dan Kaimana
masih membatasi peredran agama islam karena jangkauan saat itu
masih susah dicapai.
5. SOSIAL dan BUDAYA KERAJAAN
SALAWATI
7.
Namun perkembangan Islam di Papua mulai berjalan
marak dan dnamis sejak Irian Jaya berintegrasi ke Indonesia,
pada saat itu mulai muncul pergerakan dakwah islam, berbagai
institusi atau individu-individu penduduk Papua sendiri atau yang
berasal dari luar Papua yang telah mendorong proses penyebaran
Islam yang cepat di seluruh kota-kota di Papua. Hadir pula
organisasi keagamaan Islam di Papua, seperti Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, LDII, dan pesantren-pesantren dengan tradisi
ahlussunah waljama’ah.