Dokumen tersebut membahas pengertian sistem informasi dan bagaimana sistem informasi dapat mendukung keberhasilan bisnis. Sistem informasi digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data menjadi informasi berguna untuk pengambilan keputusan bisnis. Keberhasilan penerapan sistem informasi tergantung pada kesesuaian dan kemudahan sistem serta dukungan manajemen.
Sim,ester, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam e business, universitas mercu buana, 2017.pdf
1. SIM,Ester, Hapzi Ali, Penggunaan Teknologi Informasi dalam e-
Business, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Perkembangan bisnis dewasa ini yang semakin pesat dan juga semakin
ketat, menuntut para pelaku usaha untuk mampu terus menerus
beradaptasi dan berinovasi dalam melakukan usahanya. Hal ini sangat
diperlukan agar bisnis yang dijalankannya dapat terus bersaing atau
bahkan menjadi market leader. Untuk itu, perusahaan harus mampu
melakukan perbaikan dan perubahan yang terus menerus dalam segala
hal seperti pengembangan organisasi, pengembangan sumber daya
manusia, perencanaan bisnis dan lain sebagainya khususnya dalam hal
sistim informasi perusahaan.
Sistim informasi sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal
misalnya untuk pengumpulan data, penyimpanan sampai pengolahan
data. Sebagai bagian integral dari sistim pengambilan keputusan,
mengidentifikasi masalah, peramalan bisnis dan masih banyak lagi.
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi
yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang
mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat
2. serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sistim informasi merupakan suatu sistim yang kompleks dan
memerlukan perencanaan dan pengembangan yang cermat agar sesuai
dengan kebutuhan penggunanya. Abdulkadir menjelaskan bahwa sistem
informasi merupakan sebuah sistem yang menyajikan informasi yang
digunakan untuk operasi dan manajemen dalam pengambilan keputusan
dalam organisasi.
Biaya pembangunan dan pengembangannya dapat dikatakan relatif
mahal, mengapa ? karena pembangunan sistim informasi membutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya serta mampu
mengintegrasikannya dengan kebutuhan perusahaan yang biasanya
memiliki kompleksitas yang tinggi.
Sebelum membangun sistem informasi ini, perusahaan harus melakukan
beberapa langkah terlebih dahulu agar pembangunan sistem informasi
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Untuk itu secara detail harus
dijawab pertanyaan-pertanyaan:
– Informasi apakah yang dibutuhkan?
– Oleh siapa?
3. – Kapan?
– Dimana?
– Dalam bentuk apa?
– Bagaimana cara memperolehnya?
– Dari mana asalnya?
– Bagaimana cara mengumpulkannya?
Jika langkah- langkah diatas telah dilakukan maka barulah proses
pembangunan sistem informasi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau
dalam subunit organisasional perusahaan dapat terpenuhi. SIM
menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output
dari berbagai simulasi model.
Selain itu, diperlukan pula langkah – langkah yang diperlukan dalam
membangun sistem informasi tersebut yaitu mendesainnya. Berikut
langkah-langkah dasar dalam proses desain sebuah sistem informasi :
4. 1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya
berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari
abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual
model), berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang
menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3. Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational
contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh
sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala,
sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance,
reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility,
grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat
digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan
sistem dan sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri
atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus
dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data
processing activities).
5. Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-
output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
1. Mengidentifikan output terpenting untuk mendukung/mencapai
tujuan sistem (system’s goal)
2. Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan
output tersebut
3. Mengidentifikasi input data spesifik yang diperlukan untuk
membangun field informasi yang diperlukan.
4. Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk
mengolah input menjadi output yang diperlukan.
5. Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian
yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
6. Ulangi langkah a-e terus menerus sampai semua output yang
dibutuhkan diperoleh.
7. Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk
memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik
data.
6. 8. Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas
pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan
pemrosesan yang ekstrim
9. Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas
pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
10. Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
11. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk
manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau
tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini
adalah:
12. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem
termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan
kebutuhan user dan desain sistem.
13. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem
yang akan diajukan.
14. Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk
mengimplementasikan dan merawat sistem.
7. 15. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang
mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Dalam dunia bisnis khususnya di Indonesia, pemanfaatan teknologi
informasi relatif masih baru jika dibandingkan dengan negara-negara
lain seperti Jepang, Singapura dan AS. Hal ini dapat berarti masih
adanya peluang yang bisa digarap oleh para vendor dan kosultan TI
Pengertian Sistem Informasi
Terdapat beberapa pendapat dan definisi mengenai sistem informasi,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)
Sistem informasi adalah sebuah sistem informasi yang mempunyai
fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
2. Bodnar dan HopWood (1993)
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak yang
dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi
yang berguna.
8. 3. Alter (1992)
Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi,
orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan dalam sebuah perusahaan.
Dari beberapa definis diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk
kepentingan tertentu.
Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi di
Perusahaan Bisnis
Penerapan sistem informasi seperti telah dikatakan sebelumnya
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mendukung kinerja dunia
bisnis dewasa ini. Hampir dapat dipastikan, bahwa entitas bisnis
manapun yang tidak mau memanfaatkan sistem informasi untuk
mendukung operasionalnya, maka ia akan “terlindas” oleh persaingan
yang semakin hari semakin ketat. Mengaplikasikan suatu suatu sistim
informasi yang berbasis teknologi di dalam suatu perusahaan dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut antara lain:
9. 1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan
operasional, dan manajerial.
2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji
dalam bentuk yang sesuai.
3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan
Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan
keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi itu sendiri
seperti akan dibahas dibawah ini :
1. Keberhasilan
Keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi sangat bergantung pada
sistem apakah yang dibangun oleh perusahaan, apakah sistem ini mampu
mengadaptasi kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu
menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan. Berikut beberapa
faktor yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem
informasi :
– Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi (High Levels
of System Use)
10. Dengan penggunaan yang tinggi, artinya sistem informasi yang
dibangun memiliki manfaat yang sesuai dengan kebutuhan
para user (dalam hal ini pegawai perusahaan) sehingga mereka
menggunakan sistem ini secara sering.
– Kepuasan para pengguna terhadap sistem (Users Satisfaction
With The Systems)
Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistem yang
dibangun, maka hal itu mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan pengguna dan merupakan indikasi keberhasilan
dari sistem. Karena tidak mungkin sistem yang ada dianggap berhasil
jika dalam implementasinya banyak terjadi keluhan dari para
penggunanya.
– Sikap yang menguntungkan (Favourabel Attitude) para pengguna
terhadap sistem informasi & staff dari sistem informasi
Jika para pengguna memiliki sikap yang positif terhadap sistem yang
ada, maka hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan yang kuat.
Karena tidak mungkin para pengguna memiliki sifat yang positif jika
sistem yang ada tidak memberi dampak yang positif serta sesuai dengan
yang dibutuhkan.
11. 1. Kegagalan
Kegagalan penerapan sebuah sistem informasi dapat disebabkan oleh
banyak faktor. Sebuah sistem dikatakan gagal jika keberadaannya tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak mampu memberi efek
manfaat terhadap para penggunanya serta sulit untuk digunakan. Berikut
dijelaskan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan suatu sistem
informasi dapat dikatakan gagal :
– Biaya yang berlebihan sehingga melampaui anggaran
Pada dasarnya biaya pengembangan suatu sistem informasi adalah
mahal, karena itu perencanaan anggarannya pun harus dilakukan dengan
cermat dan tepat. Namun begitu sering terjadi dimana pengembangan
sistem informasi di suatu perusahaan menjadi berlarut-larut, kurang
terarah sehingga menyebabkan biaya semakin membengkak
– Melalui waktu yang diperkirakan
Selain mahal, pengembangan suatu sistem informasi juga biasanya
memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan penegmbangan sistem
informasi merupakan suatu pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan
keakuratan serta kecermatan yang tinggi. Jika perkiraan waktu ini yang
12. dibuat meleset dari yang direncanakan, maka hal tersebut dapat
menyebabkan kegagalan.
– Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada
dibawah tingkat dari yang diperkirakan
Jika sistem informasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan
teliti, maka besar kemungkinan sistem tersebut akan memiliki
kelemahan teknis yang membuat sistem tidak mampu bekerja secara
normal ataupun sesuai dengan yang diharapkan. Jika hal ini terjadi maka
dapat menyebabkan kegagalan pula.
– Gagal memperoleh manfaat yang diperkirakan
Pada dasarnya, sebuah sistem informasi dikembangkan dan diterapkan
dengan tujuan tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhkan yang ada
dalam perusahaan. Misalnya saja seperti untuk sistem manajemen
sumber daya manusia, sistem pengelolaan keuangan, sistem pemasaran
dan lain sebagainya. Namun begitu, jika sistem yang dibangun ternyata
tidak sesui dengan peruntukkannya tersebut, maka bisa dikatakan sistem
tersebut gagal.
Untuk memastikan sebuah sistem informasi dapat berjalan dengan baik,
maka perlu diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :
13. Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna
Dalam perencanaan pengembangan sistem informasi, perusahaan harus
mampu menarik partisipasi dari seluruh pengguna untuk dapat turut
memberi masukan atau bahkan ikut dalam proses perencanaan secara
penuh. Hal ini dimaksudkan agar proses dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan kebutuhan para pengguna
Kesenjangan Komunikasi Antara Pengguna Dengan Perancang Sistem
Informasi
Biasanya terjadi kesenjangan atau miskomunikasi antara perancang
sistem informasi dengan para penggunanya. Hal ini dapat disebabkan
beberapa hal seperti kurangnya komunikasi diantara kedua belah pihak,
perbedaan persepsi diantara mereka dan hal-hal lain yang pada akhirnya
menyebabkan pengembangan sistem yang dilakukan tidak sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen dalam pengembangan sistem informasi sangatlah
penting. Hal ini dikarenakan pengembangansistem informasi yang ada
membutuhkan sumber daya baik materi maupun non materi yang cukup
14. besar, dimana jika manajemen tidak mendukungnya maka
pengembangan pun akan menjadi sangat terhambat.
Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Harus diperhatikan bahwa sistem informasi memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi dan karena itu memiliki resiko akan bocornya
suatu rahasia, data atau informasi yang tidak boleh diketahui oleh pihak
lain. Karena itu sistem informasi yang dikembangkan harus mampu
dibangun secara aman dan dipastikan bahwa segala macam data atau
informasi yang terkandung didalamnya tidak bisa diakses oleh pihak-
pihak yang tidak berwenang.
Untuk mengeliminir kegagalan dari implementasi suatu sistem informasi
yang telah dikembangkan, maka dapat dilakukan beberapa langkah
sebagai berikut :
– Memastikan partisipasi aktif dari para pengguna dan perancang
sistem informasi seperti misalnya membentuk Focus Group Discussion
(FGD)
– Membuat pelatihan penggunaan sistem sebelum diterapkan secara
umum
15. – Membuat contoh atau protype untuk diujicobakan pada para
pengguna dan dapat dievaluasi terlebih dahulu sebelum
diimplementasikan versi akhirnya
Kesimpulan
Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, perusahaan harus
memperhatikan beberapa hal yaitu :
– Desain
– Dana
– Data
– Operasi
Keempat hal tersebut harus mampu disinkronisasikan secara tepat oleh
perusahaan agar tujuan dari pengembangan sistem informasi tersebut
dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Adapun beberapa manfaat
yang dapat diterima dari pengembangan sistem informasi ini meliputi :
1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan
operasional, dan manajerial.
16. 2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji
dalam bentuk yang sesuai.
3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan
Perusahaan yang ingin terus berkompetisi secara baik dan menjadi
“pemenang” dari suatu segmen bisnis yang dijalaninya, harus mampu
memanfaatkan sistem informasi secara optimal. Terlebih di zaman yang
semakin maju dan modern dimana penggunaan sistem informasi telah
menjadi suatu keharusan yang mutlak agar bisnis yang dilakukan tidak
lagi terbentuk oleh jarak, waktu dan biaya. Sistem informasi pun akan
sangat membantu perusahaan dalam melakukan ekpansi bisnisnya,
mencari kekuatan dan kelemahan pesaing serta untuk mengetahui
kebutuhan konsumen.
Sistem informasi keuangan terkadang merupakan salah satu
implementasi dari sistem informasi yang berada di bawah naungan
manajamen, namun terkadang sistem informasi keuangan juga bisa
merupakan sistem informasi yang berdiri sendiri. Ada beberapa
perusahaan yang melibatkan pihak manajemen dalam membantu proses
17. pengaturan keuangan perusahaan, dan ada yang tidak. Sehingga hal ini
tergantung dari budaya organisasi dari perusahaan tersebut.
Namun demikian, sistem informasi keuangan sendiri merupakan suatu
implementasi dari sebuah sistem informasi yang berisi segala data
transaksi keuangan dari sebuah perusahaan, yang nantinya bisa
terintegrasi pula dengan sistem informasi akuntansi.
Mengapa sistem informasi keuangan penting untuk
diimplementasikan?
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa sistem informasi keuangan
penting untuk diimplementasikan, dan juga beberapa manfaat dari sistem
informasi keuangan:
· Sistem informasi keuangan membantu mencatat segala bentuk
transaski yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam
jangka waktu tertentu, misalnya pada periode satu tahun
· Sistem informasi keungan dapat diintegrasikan dengan sistem
informasi akuntansi, untuk membantu mempermudah para akuntan
dalam melakukan penghitungan mengenai neraca keuangan suatu
perusahaan
18. · Dengan adanya sistem informasi keuangan, para pegawai yang
berada pada bagian keuangan bisa melakukan kroscek mengenai
transaksi jual beli yang sudah prnah dilakukan oleh perusahaan tersebut.
· Membantu mempermudah pekerjaan auditor dalam menganalisa
keuangan suatu perusahaan
· Mempercepat proses pencatatan dan juga pemanggilan kembali
informasi mengenai transasksi jual beli yang sudah pernah dilakukan
· Membantu penghitungan pajak dari suatu perusahaan
· Melakukan monitoring terhadap karyawan yang sering melakukan
peminjaman
· Memonitoring mengenai potongan gaji dan juga pemberian bonus
dan tunjangan karyawan
· Dapat terintegrasi dengan sistem informasi sumber daya manusia,
terutama dalam hal payroll, yang menyangkut pemberian gaji dan juga
tunjangan karyawan
Dengan adanya sistem informasi keuangan ini, maka stiap detail
transaksi keuangan dari sebuah perusahaan atau organisasi tidaka akan
terlewat, sehingga sangat memudahkan setiap bagian perusahaan yang
19. sistem informasinya terintegrasi dengan sistem informasi keuangan
untuk melakukan analisis.
5. Sistem Informasi Manufaktur
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan juga produksi,
terutama produksi barang, maka sistem informasi manufaktur
merupakan salah satu jenis sistem informasi yang wajib dimilki. Sistem
informasi manufaktur kebanyakan digunakan dan juga
diimplementasikan pada bagian produksi suatu perusahaan, yang
bergerak di bidang produksi.
Apa saja fungsi dari implementasi sistem informasi manufaktur?
· Pada dasarnya, sistem informasi manufaktur memilki banyak
sekali fungsi, seperti:
· Mencatat total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
· Mencatat barang-barang produksi yang tidak lolos dari quality
control
· Mencatat hasil produk yang berhasil dilempar ke pasaran
· Mencatat produk yang berhasil diekspor ke mancanegara
20. · Mencatat biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk setiap sesi
produksi
· Melakukan analisa terhadap kebutuhan bahan pokok dan sumber
daya manusia di dalam proses produksi
· Memberikan informasi mengenai kegiatan proses produksi yang
sedang berlangsung
· Membantu bagian produksi untuk menganalisa produk-produk apa
saja yang harus dikembangkan, dihentikan ataupn diperbanyak
produksinya
· Membantu analisa kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk
hasil produksi perusahaan tersebut
· Memberikan informasi kepada bagian RnD (Research and
Development) dalam membantu mengenmbankan produk – produk baru
yang harus diproduksi
SIstem informasi manufaktur ini dapat terintegrasi dengan sistem
informasi keuangan dan juga sistem informasi sumberdaya manusia atau
SDM, karena di dalam implementasinya, banyak fungsi dari sistem
21. informasi manufaktur ini sangat sangat penting bagi SDM dan juga
keuangan.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://blog.re.or.id/konsep-dasar-sistem-informasi-definisi-sistem-
informasi.htm