1. Pendahuluan
Perkembangan bisnis dewasa ini yang semakin pesat dan juga semakin ketat, menuntut para
pelaku usaha untuk mampu terus menerus beradaptasi dan berinovasi dalam melakukan
usahanya. Hal ini sangat diperlukan agar bisnis yang dijalankannya dapat terus bersaing atau
bahkan menjadi market leader. Untuk itu, perusahaan harus mampu melakukan perbaikan dan
perubahan yang terus menerus dalam segala hal seperti pengembangan organisasi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan bisnis dan lain sebagainya khususnya
dalam hal sistiminformasi perusahaan.
Sistim informasi sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal misalnya untuk
pengumpulan data, penyimpanan sampai pengolahan data. Sebagai bagian integral dari sistim
pengambilan keputusan, mengidentifikasi masalah, peramalan bisnis dan masih banyak lagi.
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sisteminformasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sistim informasi merupakan suatu sistimyang kompleks dan memerlukan perencanaan dan
pengembangan yang cermat agar sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Abdulkadir
menjelaskan bahwa sisteminformasi merupakan sebuah sistemyang menyajikan informasi
yang digunakan untuk operasi dan manajemen dalampengambilan keputusan dalam
organisasi.
Biaya pembangunan dan pengembangannya dapat dikatakan relatif mahal, mengapa ? karena
pembangunan sistiminformasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di
bidangnya serta mampu mengintegrasikannya dengan kebutuhan perusahaan yang biasanya
memiliki kompleksitas yang tinggi.
Sebelum membangun sisteminformasi ini, perusahaan harus melakukan beberapa langkah
terlebih dahulu agar pembangunan sisteminformasi yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik. Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
– Informasi apakah yang dibutuhkan?
– Oleh siapa?
– Kapan?
– Dimana?
– Dalambentuk apa?
– Bagaimana cara memperolehnya?
– Dari mana asalnya?
– Bagaimana cara mengumpulkannya?
Jika langkah- langkah diatas telah dilakukan maka barulah proses pembangunan sistem
informasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam
perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan dapat terpenuhi. SIM menyediakan
informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model.
Selain itu, diperlukan pula langkah – langkah yang diperlukan dalam membangun sistem
informasi tersebut yaitu mendesainnya. Berikut langkah-langkah dasar dalam proses desain
sebuah sisteminformasi :
2. 1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining systemgoal), tidak hanya berdasarkan
informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik
keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa
gambaran sistemsecara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai
unit sistem.
3. Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan
kendala-kendala sistemuntuk memperoleh sistemyang paling optimal. Elemen
organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan
adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility,
grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistemoptimal dapat digambarkan
sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistemdan sumber daya
organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total
nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan
hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
1. Mengidentifikan output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem(system’s
goal)
2. Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
3. Mengidentifikasi input data spesifik yang diperlukan untuk membangun field informasi
yang diperlukan.
4. Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input
menjadi output yang diperlukan.
5. Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama
pemrosesan input menjadi output.
6. Ulangi langkah a-e terus menerus sampai semua output yang dibutuhkan diperoleh.
7. Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistemuntuk memenuhi kebutuhan
sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
8. Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost
pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
9. Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang
menentukan kualitas umum pemrosesan data.
10. Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
11. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah
proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan
dalam penyusunan proposal ini adalah:
12. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistemtermasuk
tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain
sistem.
13. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistemyang akan diajukan.
3. 14. Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan
merawat sistem.
15. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin
berpengaruh terhadap desain sistemakhir.
Dalamdunia bisnis khususnya di Indonesia, pemanfaatan teknologi informasi relatif masih baru
jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, Singapura dan AS. Hal ini dapat
berarti masih adanya peluang yang bisa digarap oleh para vendor dan kosultan TI
Pengertian Sistem Informasi
Terdapat beberapa pendapat dan definisi mengenai sisteminformasi, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)
Sistem informasi adalah sebuah sisteminformasi yang mempunyai fungsi mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
2. Bodnar dan HopWood (1993)
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
3. Alter (1992)
Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi
informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan.
Dari beberapa definis diatas, dapat disimpulkan bahwa sisteminformasi adalah Proses yang
menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi untuk kepentingan tertentu.
Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi di Perusahaan Bisnis
Penerapan sisteminformasi seperti telah dikatakan sebelumnya merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk mendukung kinerja dunia bisnis dewasa ini. Hampir dapat dipastikan,
bahwa entitas bisnis manapun yang tidak mau memanfaatkan sisteminformasi untuk
mendukung operasionalnya, maka ia akan “terlindas” oleh persaingan yang semakin hari
semakin ketat. Mengaplikasikan suatu suatu sistiminformasi yang berbasis teknologi di dalam
suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut antara lain:
1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan operasional, dan
manajerial.
2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam bentuk yang
sesuai.
3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan
Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan keberhasilan dan kegagalan
penerapan sisteminformasi itu sendiri seperti akan dibahas dibawah ini :
1. Keberhasilan
Keberhasilan penerapan sebuah sisteminformasi sangat bergantung pada sistemapakah yang
dibangun oleh perusahaan, apakah sistemini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan,
4. mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan. Berikut
beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sisteminformasi :
– Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi (High Levels of System Use)
Dengan penggunaan yang tinggi, artinya sisteminformasi yang dibangun memiliki manfaat yang
sesuai dengan kebutuhan para user (dalam hal ini pegawai perusahaan) sehingga mereka
menggunakan sistemini secara sering.
– Kepuasan para pengguna terhadap sistem(Users Satisfaction With The Systems)
Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistemyang dibangun, maka hal
itu mengindikasikan bahwa sistemtersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
merupakan indikasi keberhasilan dari sistem. Karena tidak mungkin sistemyang ada dianggap
berhasil jika dalam implementasinya banyak terjadi keluhan dari para penggunanya.
– Sikap yang menguntungkan (Favourabel Attitude) para pengguna terhadap sistem
informasi & staff dari sisteminformasi
Jika para pengguna memiliki sikap yang positif terhadap sistemyang ada, maka hal tersebut
merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena tidak mungkin para pengguna memiliki sifat
yang positif jika sistemyang ada tidak memberi dampak yang positif serta sesuai dengan yang
dibutuhkan.
1. Kegagalan
Kegagalan penerapan sebuah sisteminformasi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sebuah
sistemdikatakan gagal jika keberadaannya tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak
mampu memberi efek manfaat terhadap para penggunanya serta sulit untuk digunakan.
Berikut dijelaskan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan suatu sisteminformasi dapat
dikatakan gagal :
– Biaya yang berlebihan sehingga melampaui anggaran
Pada dasarnya biaya pengembangan suatu sisteminformasi adalah mahal, karena itu
perencanaan anggarannya pun harus dilakukan dengan cermat dan tepat. Namun begitu sering
terjadi dimana pengembangan sisteminformasi di suatu perusahaan menjadi berlarut-larut,
kurang terarah sehingga menyebabkan biaya semakin membengkak
– Melalui waktu yang diperkirakan
Selain mahal, pengembangan suatu sisteminformasi juga biasanya memerlukan waktu yang
lama. Hal ini disebabkan penegmbangan sisteminformasi merupakan suatu pekerjaan yang
kompleks dan membutuhkan keakuratan serta kecermatan yang tinggi. Jika perkiraan waktu ini
yang dibuat meleset dari yang direncanakan, maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan.
– Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang
diperkirakan
Jika sisteminformasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan teliti, maka besar
kemungkinan sistemtersebut akan memiliki kelemahan teknis yang membuat sistemtidak
mampu bekerja secara normal ataupun sesuai dengan yang diharapkan. Jika hal ini terjadi maka
dapat menyebabkan kegagalan pula.
– Gagal memperoleh manfaat yang diperkirakan
Pada dasarnya, sebuah sisteminformasi dikembangkan dan diterapkan dengan tujuan tertentu
sesuai dengan kondisi dan kebutuhkan yang ada dalam perusahaan. Misalnya saja seperti untuk
5. sistemmanajemen sumber daya manusia, sistempengelolaan keuangan, sistempemasaran dan
lain sebagainya. Namun begitu, jika sistemyang dibangun ternyata tidak sesui dengan
peruntukkannya tersebut, maka bisa dikatakan sistemtersebut gagal.
Untuk memastikan sebuah sisteminformasi dapat berjalan dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :
Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna
Dalamperencanaan pengembangan sisteminformasi, perusahaan harus mampu menarik
partisipasi dari seluruh pengguna untuk dapat turut memberi masukan atau bahkan ikut dalam
proses perencanaan secara penuh. Hal ini dimaksudkan agar proses dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan kebutuhan para pengguna
Kesenjangan Komunikasi Antara Pengguna Dengan Perancang Sistem Informasi
Biasanya terjadi kesenjangan atau miskomunikasi antara perancang sisteminformasi dengan
para penggunanya. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal seperti kurangnya komunikasi
diantara kedua belah pihak, perbedaan persepsi diantara mereka dan hal-hal lain yang pada
akhirnya menyebabkan pengembangan sistemyang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen dalam pengembangan sisteminformasi sangatlah penting. Hal ini
dikarenakan pengembangansistem informasi yang ada membutuhkan sumber daya baik materi
maupun non materi yang cukup besar, dimana jika manajemen tidak mendukungnya maka
pengembangan pun akan menjadi sangat terhambat.
Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Harus diperhatikan bahwa sisteminformasi memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan
karena itu memiliki resiko akan bocornya suatu rahasia, data atau informasi yang tidak boleh
diketahui oleh pihak lain. Karena itu sisteminformasi yang dikembangkan harus mampu
dibangun secara aman dan dipastikan bahwa segala macamdata atau informasi yang
terkandung didalamnya tidak bisa diakses oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Untuk mengeliminir kegagalan dari implementasi suatu sisteminformasi yang telah
dikembangkan, maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
– Memastikan partisipasi aktif dari para pengguna dan perancang sisteminformasi seperti
misalnya membentuk Focus Group Discussion (FGD)
– Membuat pelatihan penggunaan sistemsebelum diterapkan secara umum
– Membuat contoh atau protype untuk diujicobakan pada para pengguna dan dapat
dievaluasi terlebih dahulu sebelum diimplementasikan versi akhirnya
Peranan Sistem Informasi
Sampai pada tahun 1960-an, peran sisteminformasi masih sederhana yakni, memproses
transaksi, menyimpan data,accounting dan aplikasi proses data elektronik (electronic data
processing) lainnya. Kemudian pada tahun 1970-an, informasi spesifikasi awal produk yang
dibuat oleh information reporting systems tidak dapat memenuhi kebutuhan pengambilan
keputusan manajemen. Oleh karena itu dibuatlah konsep decision support systems (DSS).
Peranan baru ini adalah menyediakan dukungan interaktif kepada manajemen untuk proses
pengambilan keputusan mereka.
6. Memasuki tahun 1980-an, perkembangan yang cepat dari tenaga proses mikrokomputer,
aplikasi perangkat lunak dan jaringan telekomunikasi menimbulkan apa yang disebut
dengan end user computing. Kemudian konsep executive information systems (ESS) dibangun,
dimana sisteminformasi ini memberikan jalan yang mudah bagi manajemen atas untuk
mendapatkan informasi kritikal yang diinginkan ketika sedang dibutuhkan. Pengembangan dan
aplikasi dari teknik kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memberi gebrakan baru
dalam sisteminformasi bisnis. Sistempakar atau expert systems (ES) dan sistemberbasis
pengetahuan membuat peran baru bagi sisteminformasi.
Sebuah peran baru yang penting lagi bagi sisteminformasi muncul di tahun 1980-an dan
diharapkan terus berlanjut sampai ke tahun 1990-an. Peran tersebut adalah konsep peran
strategis (strategic role) dari sisteminformasi yang disebut strategic information systems (SIS).
Pada konsep ini, sisteminformasi diharapkan dapat memainkan peranan langsung dalam
mencapai tujuan atau sasaran strategis dari perusahaan. Hal ini memberikan tanggung jawab
baru bagi sisteminformasi di dalam bisnis, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini.
Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sisteminformasi di perusahaan
mereka. Bukan hanya itu, mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk
menggembangkan sisteminformasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut
disebabkan karena sisteminformasi memegang peranan yang cukup penting dalambisnis
mereka. Adapun peranan dan fungsi utama dari sisteminformasi adalah :
1. Mendukung Operasi Bisnis .
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sisteminformasi
menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika
tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk
dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi
kritis/penting.
2. Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan
menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer
mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya.
Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih
cepat, dan lebih bermakna.
3. Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan
dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar[1].
Penjelasan lebih mendalam mengenai fungsi utama sisteminformasi dalam suatu organisasi
akan dijelaskan pada bagian klasifikasi sisteminformasi di bawah ini:
Klasifikasi SistemInformasi
Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-
silang (cross-functional) sisteminformasi yang menjalankan berbagai fungsi, lebih jelasnya
diperlihatkan pada gambar 1 berikut.
7. 1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam
kegiatan usaha. Peranan sisteminformasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas
kantor secara efisien.
Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sisteminformasi manual untuk sistem
proses data dengan bantuan mesin menjadi sistemproses data elektronik (electronic data
processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti
penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai informasi produk
untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan
konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening
keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih
lanjut oleh SIM.
Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses
operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control
systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat
oleh komputer.
Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data
dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA)
adalah word processing, surat elektronik (electronic mail),teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem
informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang
8. dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan
pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM
sangat penting untuk sisteminformasi yang efektif dan efisien oleh karena:
Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi
pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management
decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem(systemframework) harus digunakan untuk mengatur
penggunaan sisteminformasi. Penggunaan sisteminformasi pada bisnis harus dilihat sebagai
suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerial end
users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS
berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction
processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi
(1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian.
Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap
minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dariinformation reporting
systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sisteminformasi berbasis
komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses
pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja
elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk
peramalan penjualan atau keuntungan.
Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi
strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sisteminformasi eksekutif berbasis komputer
adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor
kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus
mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari
sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalamwaktu lama jika
perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa
(1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari
perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari
konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut merupakan
hal-hal yang harus diperhatikan dalammembangun upaya peamsaran yang mengarah
kepada competitive advantage strategies. Hubungan kelima faktor tersebut dapat digambarkan
seperti pada gambar 2 berikut.
9. Beberapa strategi bersaing yang dapat dibangun untuk memenangkan persaingan adalah:
q Cost leadership (keunggulan biaya) – menjadi produsen produk atau jasa dengan biaya
rendah.
q Product differentiation (perbedaan produk) – mengembangkan cara untuk menghasilkan
produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
q Innovation – menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, termasuk di dalamnya
pengembangan produk baru dan cara baru dalam memproduksi atau mendistribusi produk dan
jasa.
Peran Strategis Untuk Sistem Informasi
Sistem informasi manajemen (SIM) dapat menolong perusahaan untuk (1) meningkatkan
efisiensi operasional, (2) memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan (3) membangun sumber-
sumber informasi strategis.[2]
1. Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sisteminformasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi
keunggulan biaya (low-cost leadership).
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sisteminformasi, perusahaan juga dapat
menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan
meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki
persaingan pasar.
Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok
dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik
dari inovasi teknologi sisteminformasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat
memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sisteminformasi strategis adalah membangun biaya pertukaran
(switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya.
Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistemreservasi penerbangan terkomputerisasi
10. yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah
agen perjalanan telah menjalankan sistemreservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka
akan segan utnuk menggunakan sistemreservasi dari penerbangan lain.
3. Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sisteminformasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti
memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi,
menyewa spesialis sisteminformasi, dan melatihend users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi
bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan
operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak
usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk
membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
LATAR BELAKANG
Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah sebuah sisteminformasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan akuntansi. Selama lima puluh tahun terakhir, sisteminformasi akuntansi
telah diwakili oleh sejumlah pendekatan atau model yang berbeda. Tiap model baru berubah
karena adanya kelemahan dan keterbatasan dari model sebelumnya. Fitur yang menarik
dalam evolusi ini adalah model-model yang lebih lama tidak dengan segera digantikan oleh
teknik yang lebih baru. Jadi, pada suatu waktu, terdapat berbagai generasi sistemdi berbagai
perusahaan yang berbeda, bahkan bisa sama-sama ada dalamsebuah perusahaan. Akuntan
yang modern perlu membiasakan diri dengan berbagai fitur operasional semua pendekatan
SIA yang mungkin akan dihadapinya. Dimana dalam evolusi model sisteminformasi ini
terdapat lima model yakni :
1. Model proses manual
2. Model sistemfile datar
3. Model sistembasis data
4. Model sistemREA
5. Model sistemERP .
KESIMPULAN :
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sisteminformasi pada
perusahaan , antara lain:
1. Kita dapat mengetahui berbagai jenis model systeminformasi akuntansi.
2. Kita dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan model proses manual.
3. Kita dapat memahami yang dimaksud dengan model file datar.
4. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan model basis data.
5. Kita dapat membedakan antara model system REA dan system ERP
Tahapan Implementasi Sistem Informasi
Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi
11. Pengembangan sebuah sisteminformasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan
pendekatan manajemen proyek (project management). Lepas dari berbagai variasi proyek-
proyek teknologi informasi yang ada – seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak,
konstruksi infrastruktur jaringan, dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara
umum adalah sama. Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan,
analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi. Masing-masing konsultan
atau para praktisi teknologi informasi biasanya memiliki variasinya masing-masing yang secara
prinsip tidak lepas dari keenam langkah metodologi di atas. Artikel ini membahas apa saja yang
harus dilakukan pada masing-masing tahap.
METODOLOGI GENERIK
Secara umum, proyek-proyek sisteminformasi dalam perusahaan atau organisasi dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat
pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi, menyangkut hal-hal mulai dari
pengadaan dan instalasi komputer secara stand-alone, sampai dengan perencanaan dan
pengembangan infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area
Network). Kelompok kedua adalah berupa implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli
di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari software kecil seperti produk-produk retail
Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN. Kelompok
terakhir adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus
(customized software), baik oleh internal perusahaan maupun dengan bekerja sama dengan
pihak luar seperti konsultan dan software house. Lepas dari perbedaan karakteristik yang
melatarbelakangi ketiga jenis proyek tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa
dijadikan sebagai batu pijakan atau metodologi dalammelaksanakan aktivitas pengembangan
tersebut.
TAHAP PERENCANAAN
Tahap pertama adalah perencanaan. Langkah ini merupakan suatu rangkaian kegiatan
semenjak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat, pendefinisian
awal terhadap kebutuhan detil atau target yang harus dicapai dari proyek tersebut, penyusunan
proposal, penentuan metodologi dan sistemmanajemen proyek yang digunakan, sampai
dengan penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang
bersangkutan. Biasanya ada dua pihak yang terlibat langsung dalamproyek perencanaan ini.
Pihak pertama adalah pihak yang membutuhkan (demand side) eksistensi dari suatu sistem
informasi, dalam hal ini adalah perusahaan, lembaga, institusi, atau organisasi yang
bersangkutan. Pihak kedua adalah pihak yang berusaha menjawab kebutuhan tersebut (supply
side) dalam bentuk pengembangan teknologi informasi. Kelompok ini biasanya merupakan
gabungan dari para personel yang terkait dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang
beragam (multi disiplin), seperti ahli perangkat lunak, analis bisnis dan manajemen, spesialis
perangkat keras, programmer, systemanalyst, praktisi hukum, manajer proyek, dan beberapa
karakteristik SDM lain yang terkait. Dilihat dari segi manajemen proyek sisteminformasi, output
yang harus dihasilkan oleh tahap perencanaan adalah berupa jadwal detil dari kelima tahapan
berikutnya menyangkut masalah waktu, target deliverable, personel yang bertanggung jawab,
12. aspek-aspek keuangan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan utilisasi sumber daya yang
dipergunakan dalam proyek. Sebagai tambahan, standar-standar dan prosedur yang akan
dipergunakan dalam melakukan pengelolaan proyek pun harus jelas dan disepakati bersama
oleh seluruh anggota personel.
TAHAP ANALISA
Tahap kedua disebut sebagai tahap analisa. Secara prinsip ada dua aspek yang menjadi fokus
analisa, yaitu aspek bisnis atau manajemen, dan aspek teknologi. Analisa aspek bisnis dimulai
dengan mempelajari karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan, mulai dari aspek-aspek
historis, struktur kepemilikan, visi, misi, critical success factors (kunci keberhasilan usaha),
performance measurements (ukuran kinerja), strategi, program-program, dan hal terkait
lainnya. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah:
· Mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di
perusahaan (mengingat bahwa setiap perusahaan memiliki pandangan tersendiri dan unik
terhadap sumber daya teknologi yang dimiliki, yang membedakannya dengan perusahaan lain);
dan
· Mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh
(memiliki dampak tertentu) terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Analisa aspek teknologi meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat menginventarisir asset
teknologi informasi yang dimiliki perusahaan pada saat proyek dimulai dengan tujuan:
· Mempelajari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan tingkat efektivitas
penggunaannya selama kurun waktu tersebut; dan
· Menganalisa kemungkinan-kemungkinan diperlukannya penambahan sistemdi kemudian hari
(systemupgrading) sehubungan akan diimplementasikannya teknologi baru.
Keluaran dari proses analisa di kedua aspek ini adalah berupa isu-isu (permasalahan) penting
yang harus segera ditangani, analisa penyebabnya, dampaknya bagi bisnis perusahaan,
beberapa kemungkinan skenario pemecahan dengan segala resiko cost/benefit dan trade-off,
serta pilihan solusi yang direkomendasikan. Sebelum memasuki fase desain, seluruh tim harus
faham mengenai isu-isu ini dan memilki komitmen untuk melanjutkan proyek yang ada ke
tahap berikutnya sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan (setelah memilih skenario
yang disetujui bersama).
TAHAP DESAIN
Pada tahap desain, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistemterkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan komputer, metoda interfacing, teknik konversi data, metode migrasi sistem,
dan lain sebagainya. Model-model umum seperti Flowchart, ER Diagram, DFD, dan lain
13. sebagainya dipergunakan sebagai notasi umum dalam perancangan sistemsecara teknis.
Sementara itu secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen akan melakukan
perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait seperti prosedur
(SOP=Standar Operation Procedures), struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan,
pendekatan SDM, dan lain sebagainya. Timini pun biasanya akan mempergunakan model-
model umum seperti Porter’s value chain, business process mapping, strategic distinction
model, BCG matrix, dan lain-lain. Sudah jelas bahwa hasil dari tahap ini berupa blue print
rancangan sistemsecara teknis dan secara manajemen yang akan dijadikan pegangan dalam
proses konstruksi dan implementasi komponen-komponen pada sisteminformasi yang akan
dikembangkan.
TAHAP KONSTRUKSI
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau development sistemyang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksana tahap ini, mengingat
bahwa semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi
informasi dalam skala detil. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya
paling banyak melibatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal SDM, biaya, dan waktu.
Kontrol terhadap manajemen proyek di tahap konstruksi harus diperketat agar tidak terjadi
ketidakefisienan maupun ketidakefektivan dalampenggunaan beragam sumber daya yang ada
(yang secara tidak langsung akan berdampak langsung terhadap keberhasilan proyek sistem
informasi diselesaikan secara on-time). Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba
sistem. Perbaikan-perbaikan bersifat minor biasanya harus dilakukan setelah adanya masukan-
masukan setelah evaluasi diadakan.
TAHAP IMPLEMENTASI
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya ada dua pendekatan yang
dipergunakan oleh perusahaan: cut-off atau paralel. Pendekatan cut-off atau big-bang adalah
suatu strategi implementasi sistemdimana dipilih sebuah hari sebagai patokan, dimana
terhitung mulai hari tersebut, sistembaru mulai dipergunakan dan sistemlama sama sekali
ditinggalkan. Sementara pendekatan paralel dilakukan dengan cara melakukan pengenalan
sistembaru sementara sistemlama belum ditinggalkan, sehingga yang terjadi adalah
berjalannya dua buah sistemsecara paralal (kedua sistembiasa disebut sebagai testing
environment dan production environment). Pemilihan terhadap kedua strategi tersebut tentu
saja tergantung kepada perusahaan masing-masing, melihat bahwa masing-masing strategi
implementasi memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian yang berbeda. Lepas dari strategi
yang dipilih, pemberian pelatihan atau training harus diberikan kepada semua pihak yang
terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi resiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki (sense of ownership)
terhadap sistembaru yang akan diterapkan, sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan
dengan mudah menerima sistemtersebut dan memeliharanya di masa-masa mendatang
dengan baik. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk menilai kinerja sistembaru yang
diterapkan disamping untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang timbul. Tentu saja
14. pemecahan masalah dalamtahap implementasi harus segera dicari agar sistemtersebut dapat
efektif penggunaannya.
Proyek sisteminformasi biasanya ditutup setelah tahap implementasi dilakukan. Namun ada
satu tahapan lagi yang harus dijaga manajemennya, yaitu tahap pasca implementasi. Dari segi
teknis, yang dimaksud dengan aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana
manajemen pemeliharaan sistemakan dikelola (maintenance, supports and services
management). Seperti halnya sumber daya yang lain, sisteminformasi akan mengalami
perkembangan dikemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, interfacing ke sistemlain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistemyang rusak, merupakan
beberapa contoh dari kasus-kasus yang biasa timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah
perlunya dokumentasi yang baik dan transfer of knowledge dari pihak pembuat sistemke SDM
perusahaan untuk menjamin terkelolanya proses-proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang
terjadi peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat sistemsudah tidak diketahui lagi
lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau yang menangani sistem
sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana perusahaan pemakai sistem
terpaksa membuang sistemnya (membuat sistembaru lagi) atau melakukan tambal sulam(yang
secara teknis sangat berbahaya karena tingkat integritas data yang buruk) akibat tidak adanya
dokumentasi teknis yang baik atau infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.
TAHAP PASCA IMPLEMENTASI
Dari segi manajemen, tahap pasca implementasi berupa suatu aktivitas, dimana harus ada
personel atau divisi dalamperusahaan yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi
terhadap sisteminformasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang teramat sangat
dinamis. Dengan kata lain, bahwa dalam era kompetisi sekarang ini, perusahaan harus mampu
berubah dengan sangat cepat. Sistem informasi atau teknologi informasi yang secara teknis
tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis perusahaan sudah selayaknya
tidak akan mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi di perusahaan-
perusahaan dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan bisnis secara cepat? Jika
belum, sudah waktunya bagi pimpinan perusahaan berbicara dengan departemen atau divisi
yang bertanggung jawab terhadap teknologi informasi di perusahaan anda. Dalam
kenyataannya, sudah ada teknologi yang dapat menjawab kebutuhan ini, dan sudah terbukti
efektif. Tidak ada tempat bagi perusahaan modern di tahun 2000 nanti yang masih
menggunakan pendekatan sistem informasi dan teknologi informasi secara konservatif (yang
bagi sebagian perusahaan besar di Indonesia masih menganggap pendekatan konservatif
tersebut sebagai pendekatan ter-modern)
ima fungsi dasar teknologi dan sisteminformasi (apa yang dilakukan)
1. Capture (menangkap) : Mendapatkan informasi pada titik asalnya/terjadinya
2. Cradle (menyangga) : Menyimpan informasi
3. Create (menciptakan) : Memproses untuk mendapatkan sesuatu yang baru
15. 4. Convey (menyampaikan) : Menyajikan informasi dalam bentuk yang bermanfaat
5. Communicate (mengkomunikasikan) : Mengirimnya kepada orang lain
6. Sistem pendukung operasi (Operations support systems)
Sistem informasi yang memproses data yang dimunculkan dan digunakan dalam operasi bisnis
Tujuannya adalah memproses transaksi bisnis secara efisien, mengontrol proses industri,
mendukung komunikasi dan kolaborasi perusahaan, dan memperbaharui basis data perusahaan
Macam-macam Operations Support Systems :
1. Transaction Processing Systems (TPS)
2. Merekam dan memproses data dari transaksi bisnis
Contoh: pencatatan penjualan, sisteminventori, sistemakuntansi
Process Control Systems : Memonitor dan mengontrol proses-proses fisik produksi
Contoh: dalam sistempenyulingan minyak digunakan sensor untuk memonitor proses kimiawi
yang terjadi
Enterprise Collaboration Systems : Meningkatkan komunikasi tim maupun kelompok kerja
Contoh: e-mail, videoconferencing
Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems)
Sistem informasi yang berfokus pada penyediaan informasi dan mendukung pengambilan
keputusan yang efektif oleh para manajer
Macam-macam Management Support Systems
1. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems/MIS)
2. Sistem informasi untuk fungsi manajerial
Menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan yang telah ditentukan untuk
mendukung pengambilan keputusan bisnis (O’Brien, 2004)
Menyediakan informasi rutin untuk aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
(pengambilan keputusan) dalam area fungsional. (Turban, 2004)
Mendukung level manajemen. Contoh: laporan analisis penjualan harian, laporan produksi
Decision Support Systems (DSS)
16. Menyediakan sisteminteraktif yang bersifat sementara untuk mendukung pengambilan
keputusan
Mengkombinasikan model analitis dan database untuk menyelesaikan permasalahan
Membantu pengambil keputusan atau manajer : Contoh: Prediksi hasil untuk menentukan
pengalokasian anggaran iklan
Executive Information Systems (EIS)
Pengertian Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah Sistem yang dibuat hanya untuk digunakan
para Eksekutif atau Top Level Management dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dimana
dalam sistemini hanya menampilkan grafik dan laporan dari seluruh proses bisnis pada
organisasi atau perusahaan tersebut.
Adapun Kemampuan Sistem Informasi Eksekutif adalah sebagai berikut:
Memberikan dukungan komunikasi elektronik.
Mempunyai kemampuan menganalisa data.
Mempunyai alat pengorganisasian.
Pada sebuah Sistem Informasi Eksekutif, terdapat beberapa komponen yang menyusun sistem
tersebut. Berikut Komponen Sistem Informasi Eksekutif ada beberapa hal, yaitu:
Hardware
17. Software
User Interface
Telekomunikasi
Alangkah baiknya bila SIE ini menggunakan teknologi touch screen. Dikarenakan untuk
menciptakan kemudahan untuk para eksekutif. Pola pikir pembuat sistemini yaitu, seorang
yang tidak tahu tentang sistemaplikasi sama sekali. Tampilan atau desain interface sistem
haruslah dibuat dengan sangat mudah dan simpel, sehingga seorang yang awam pun tahu cara
penggunaan sistemini tanpa harus melakukan pelatihan terlebih dahulu. Karena maksud
pembuatan SIE berdasarkan pada perkembangan informasi yang cepat dan dibutuhkannya
sebuah sistemkhusus untuk para eksekutif.
1. Survei sistem
Survei sistemterdiri dari :
a. Identifikasi permasalahan, peluang atau arahan
yang dilihat pertama kali adalah kebutuhan pengguna.
b. Definisi lingkup kerja
Untuk mengetahui ruang lingkup aplikasi yang akan dikembangkan beserta rencana tahapan
pengembangan.
c. Penyusunan proposal
Proposal yang disusun mencakup gambaran umum pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, rincian
biaya, aplikasi yang akan
dikembangkan, dan analisis keuntungan.
2. Analisis sistem
Analisis sistemadalah sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sebuah sistem
menjadi komponen - komponen
penyusunnya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana komponen sistemtersebut
bekerja dan berinteraksi dengan
komponen lainnya untuk suatu tujuan tertentu.
Sintesis sistemadalah kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai kembali
komponen-komponen sistem
menjadi satu kesatuan sistemyang utuh dengan harapan telah terbentuk perbaikan sistem.
Alasan perlunya analisis sistemadalah sebagai beriku:
a. Sebagai problem solving, yakni mengasumsikan sistemlama tidak berfungsi sesuai kebutuhan
dan memerlukan
perbaikan untuk dapat digunakan secara baik.
b. Kebutuhan baru dalam organisasi, sehingga perlu dilakukan modifikasi sistem.
c. Keinginan meningkatkan performasi sistemsecara keseluruhan.
18. Sumber-sumber fakta analisis sistemyaitru :
a. Sistem yang ada.
b. Sumber internal lain : orang, dokumen, hubungan antar organisasi atau fungsi sumber yang
ada.
c. Sumber eksternal : Interface dengan sistemluar, seminar, vendor, dan jurnal.
3. Desain sistem
Desain sistemberkonsentrasi bagaimana sistemdibangun untuk memenuhi kebutuhan pada
fase analisis.
Manfaat desain sistemadalah memberikan gambaran rancang bangun (blue print) yang
lengkap, sebagai penuntun bagi programer
dalam membuat aplikasi.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam desain sistemadalah :
1. Pemodelan sistem.
2. Desain basis data.
3. Desain aplikasi.
4. Desain perangkat keras/jaringan.
5. Desain jabatan/deskripsi pengguna.
4. Pembuatan sistem
Buatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat selain aplikasi, buatlah juga buku
panduan pengguna aplikasi agar
mudah saat menggunakannya.
Lakukan tewsting aplikasi, di antaranya :
1. Testing performa.
2. Testing program logic/sintaks.
3. Testing implementasi bisnis rules.
4. Testing faktor manusia.
5. Testing bisnis proses.
6. Testing efisiensi input.
7. Testing output.
5. Implementasi sistem
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalamimplementasi sistemadalah :
1. Konversi
Biasanya diperlukan konversi dari sistemlama ke sistembaru, apalagi jika sebelumnya juga
telah menggunakan aplikasi
terkomputerisasi.
2. Pelatihan
Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang menggunakan. Lakukan juga
sosialisasi kepada pihak yang
terlibat dalam sistemnamun tidak menggunakan aplikasi sistemsecara langsung.
19. 3. Testing penerimaan
Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses pembelajaran.
6. Pemeliharaan sistem
Tahapan pemeliharaan sistemmencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan, kelancaran, dan
penyempurnaan sistemyang telah dioperasikan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Pemantauan peroperasian
b. Antisipasi gangguan kecil
c. Lakukan penyempurnaan
TAHAPAN PERENCANAAN
1. Melakukan penyelidikan terkait dengan sistemyang akan dikembangkan.
2. Buatlah rincian secara detail.
3. Defenisi kendala yang mungkin muncul.
4. Cari solusi permasalahan.
5. Membuat tujuan pendekatan sistem.
6. Menentukan teknologi yang akan digunakan.
TAHAPAN ANALISIS SISTEM
1. Membuat study kelayakan terhadap aplikasi yang akan dikembangkan.
Menurut Mc. Leod terdapat 6 study kelayakan, yaitu :
1. Kelayakan teknis.
2. Pengembalian teknis.
3. Pengembalian non ekonomis.
4. Hukum dan etika.
5. Operasional.
6. Jadwal.
TAHAPAN DESAIN
1. Perancangan spesifikasi hardware dan sofrware.
2. Perancangan desain layout.
3. Perancangan alat bantu yang diperlukan.
4. Perancangan terhadap kebutuhan user yang meliputi beberapa hal, yaitu :
a. Kebutuhan perusahaan/user.
b. Kebutuhan operator.
c. Kebutuhan pemakai ( user dalam implementasi)
d. Kebutuhan teknis.
TAHAPAN SELEKSI SISTEM
1. Tahapan untuk memilih perangkat untuk sisteminformasi.
2. Tahapan untuk memilih perangkat lunak untuk sisteminformasi.
20. TAHAPAN IMPLEMENTASI SISTEM
1. Proses integrasi bahasa pemograman yang akan digunakan dengan desain layout yang
dirancang sebelumnya.
2. Hal yang harus diperhatikan :
a. Aplikasi yang digunakan.
b. Pengembangan oleh bagian yang terkait.
c. Pengembangan yang dikerjakan oleh bekerja sama dengan user yang sudah dikomunikasikan
sebelumnya.
TAHAPAN PEMELIHARAAN SISTEM
Perawatan sistemdapat dilakukan secara terus menerus selama sistemmasih digunakan,
meliputi :
a. Melakukan backup database secara berkala.
b. Scanning terhadap virus.
c. Melakukan update informasi.
d. Men-Delete cookies yang tidak diperlukan.
DAFTAR PUSAKA;
1. Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:
Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
2. http://habibfavianafkar.blogspot.com/2015/03/tahapan-sistem-informasi-
manajemen.html
3. https://sis.binus.ac.id/2017/02/23/implementasi-sistem-informasi-pada-program-
aplikasi/
4. https://hoedayas.wordpress.com/2013/07/06/implementasi-sistem-informasi-di-
perusahaan/
5. https://ncangduloh.wordpress.com/2013/06/22/implementasi-sistem-informasi-pada-
suatu-perusahaan/
6. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/tahapan-implementasi-sistem-informasi/