Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang membangun sistem informasi baru untuk mendukung perubahan model bisnis dan digitalisasi pada suatu perusahaan. Sistem informasi baru melibatkan perubahan proses bisnis, organisasi, dan paradigma bisnis. Dokumen tersebut juga menjelaskan tahapan manajemen perubahan proses bisnis mulai dari identifikasi proses, analisis proses yang ada, perancangan proses bar
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS
1. TUGAS PERTEMUAN KE-14
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS
DAN DIGITALISASI PERUSAHAAN PADA PT BAYU BUANA TRAVEL
Dosen pengampu : Bpk. Yananto Mihadi Putra, SE, M. Si
DISUSUN OLEH :
Siti Aisyah Maudina 43217120099
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MERCU BUANA MENTENG
2021
2. Abstrak (Ringkasan Artikel)
Cara untuk meningkatkan usaha suatu perusahaan ialah dengan cara membangun
sistem informasi manajemen yang baik. Dan cara untuk membangun sistem
informasi yang baik yaitu adanya kecepatan dan keakuratan untuk memperoleh
informasi yang di butuhkan. Komputer adalah suatu alat yang dapat menyimpan data,
mengolah data, dan memberikan informasi yang diinginkan secara tepat dan akurat
yang berguna bagi perusahaan untuk kemajuan usahanya.
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem
informasi yang baru melibatkan jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan
perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian,
manajemen, dan organisasi. Ketika kitamerancang suatu sistem informasi yang baru,
maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus
memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik
dan organisasi sebagai suatu keseluruhan
Pendahuluan
Bisnis manajemen proses menyediakan berbagai alat dan metodologi untuk
dianalisis proses yang ada, merancang proses baru, dan mengoptimalkan
proses tersebut. Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis
melalui berikut ini
1. Identifikasi proses perubahan
2. Menganalisis proses yang ada
3. Merancang proses baru
4. Terapkan proses baru
5. Pengukuran terus menerus
Sistem informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi pada level
manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-
laporan tertentu. Sedangkan sistem informasi berbasis web adalah sebuah
sistem aplikasi komputer yang dibangun dengan menggunakan Struts
framework terdiri dari komponen-komponen individual yang digabungkan
menjadi satu aplikasi. Aplikasi tersebut dapat diinstal dan dieksekusi oleh web
container. Komponen-komponen tersebut dapat digabungkan karena mereka
terletak dalam sebuah konteks web yang sama, yang menjadikan mereka
3. bergantung satu dengan yang lainnya, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Literatur Teori
1. Sistem Sebagai Perubahan yang Direncanakan Dalam
Perusahaan
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem
informasi yang baru melibatkan jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan
perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian,
manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang baru,
maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus
memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik
dan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN ORGANISASIONAL
Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan
organisasional, yang berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih
jauh. Gambar di bawah menunjukkan 4 jenis dari perubahan struktural
organisasional yang dimungkinkan dengan teknologi informasi: (l) otomatisasi, (2)
rasionalisasi, (3) merancang ulang proses bisnis, dan (4) pergeseran paradigma.
Masing-masing membawa risiko dan imbalan yang berbeda.
4. Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan
dengan Tl adalah otomatisasi (automation). Penerapan yang pertama dari
teknologi informasi yang melibatkan penugasan para karyawan untuk menger1akan
tugas mereka dengan lebih efisien dan lebih efektif. Menghitung pencatatan slip gaji
dan penggajian, memberikan kasir (teller) bank akses yang lebih cepat atas catatan
tabungan konsumen, dan mengembangkan jaringan reservasi nasional bagi para
agen tiket pesawat terbang, semuanya merupakan contoh-contoh dari otomatisasi
pada masa awal.
Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional - salah satu yang
mengikuti dengan cepat dari otomatisasi awal-adalah rasionalisasi prosedur
(rationalization of producers). Otomatisasi sering kali mengungkapkan kemacetan-
kemacetan yang baru dalam produksi dan membuat pengaturan prosedur dan
struktur yang telah ada menjadi semakin merepotkan. Rasionalisasi prosedur adalah
pelurusan prosedur operasional yang standar. Sebagai contoh, sistem MoneyGram
untuk menangani pengiriman uang secara global yang efektif bukan hanya karena
menggunakan teknologi komputer semata, tetapi juga karena perusahaan
menyederhanakan proses bisnis bagi kegiatan operasional administrasinya.
Langkah-langkah secara manual yang semakin sedikit diperlukan.
Rasionalisasi atas prosedur sering kali ditemukan dalam program-program untuk
membuat serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa,
dan operasional, seperti misalnya manajemen kualitas total (TQM) dan six sigma.
Manajemen kualitas total (total quality managementTQM) membuat pencapaian
kualitas tujuan itu sendiri dan tanggung jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi
dalam suatu organisasi. TQM berasal dari konsep-konsep yang dikembangkan oleh
para ahli mutu dari Amerika seperti misalnya W. Edwards Deming dan Joseph Juran,
tetapi dipopulerkan oleh orang Jepang. Six sigma (six sigma) merupakan suatu
ukuran tertentu atas mutu, merepresentasikan 3,4 kecacatan per jutaan peluang.
Sebagian besar perusahaan tidak dapat mencapai level kualitas ini, tetapi dengan
menggunakan six sigma sebagai suatu tujuan untuk mendorong program
peningkatan kualitas yang sedang berlangsung.
Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses
bisnis (Business Process Redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis,
disederhanakan, dan dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan
mengorganisasi kembali alur kerja, menggabungkan langkah-langkah untuk
memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan pengulangan, tugas yang lebih
memerlukan banyak kertas. (Sering kali desain yang baru menghilangkan pekerjaan
5. pula.) Jauh lebih ambisius daripada merasionalisasi prosedur, memerlukan suatu visi
yang baru mengenai bagaimana proses akan diorganisasi.
Contoh yang paling banyak dikutip mengenai merancang ulang proses bisnis adalah
pemrosesan tanpa faktur pada Ford Motor Company, yang mana mengurangi jumlah
karyawan dalam organisasi North American Accounts Payable Ford yang terdiri atas
500 orang menjadi sebesar 75%. Para pegawai bagian utang terbiasa menghabiskan
sebagian besar dari waktu merek untuk menyelesaikan kesenjangan di antara order
pembelian, penerimaan dokumen, dan faktur tagihan. Ford merancang ulang proses
utangnya sehingga dapat diperiksa oleh departemen penerimaan ketika barang yang
dipesan telah sampai. Jika barang yang diterima sesuai dengan order pembelian,
maka sistem akan secara otomatis menghasilkan pemeriksaan atas jumlah utang
untuk kemudian dikirimkan kepada para pemasok. Tidak perlu bagi para pemasok
untuk mengirim faktur tagihan.
Merasionalisasi prosedur dan merancang ulang proses bisnis terbatas pada bagian
tertentu dari bisnis. Sistem informasi yang baru pada akhirnya dapat memengaruhi
desain dari keseluruhan organisasi dengan mengubah bagaimana organisasi
menjalankan bisnisnya atau bahkan sifat dari bisnis. Sebagai contoh, perusahaan
penyedia truck haul yang panjang dan transportasi Schneider National menggunakan
sistem informasi yang baru untuk mengubah model bisnisnya. Schneider
menciptakan suatu bisnis yang baru yang mengelola logistik bagi perusahaan
lainnya. Bentuk yang radikal dari perubahan bisnis ini disebut dengan pergeseran
paradigma (paradigma shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran kembali
sifat bisnis dan sifat dari organisasi.
Pergeseran paradigma dan rekayasa teknik sering kali mengalami kegagalan karena
perubahan organisasional secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya. Kalau
begitu, mengapa perusahaan-perusahaan ingin melakukan perubahan radikal?
Karena imbalan sama besarnya (lihat Gambar di atas). Dalam banyak contoh,
perusahaan berupaya untuk menggeser paradigma dan mengejar strategi rekayasa
teknik akan mencapai kenaikan yang mengagumkan, begitu besarnya dalam tingkat
pengembalian atas investasi (atas produktivitas). Beberapa dari kisah keberhasilan
tersebut, dan beberapa kisah kegagalan, dimasukkan dalam keseluruhan buku ini.
PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS
Seperti halnya MoneyGram, yang digambarkan pada kasus pembuka modul, banyak
bisnis saat ini mencoba untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Beberapa dari sistem-sistem tersebut
6. memerlukan proses perubahan secara bertahap, tetapi yang lainnya
memerlukan lebih banyak merancang kembali proses bisnis yang luas. Untuk
menangani perubahan-perubahan tersebut, maka organisasi beralih pada
manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis (business process
managementBPM) menyediakan berbagai macam alat bantu dan metodologi
untuk menganalisis proses yang telah ada, merancang proses yang baru, dan
mengoptimalkan proses-proses tersebut. BPM tidak pernah dimasukkan karena
proses peningkatan memerlukan perubahan yang terus-menerus. Perusahaan yang
menjalankan manajemen proses bisnis harus melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Mengidentifikasi proses untuk perubahan: Salah satu dari strategi
keputusan yang paling penting yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
adalah bukan memutuskan bagaimana menggunakan komputer-komputer
untuk meningkatkan proses bisnis, tetapi memahami proses bisnis apakah
yang memerlukan peningkatan. Ketika sistem-sistem digunakan untuk
memperkuat model bisnis atau proses bisnis yang salah, maka bisnis dapat
menjadi lebih efisien ketika melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Sebagai hasilnya, perusahaan menjadi rentan terhadap para pesaingnya
yang telah menemukan model bisnis yang tepat. Biaya dan waktu yang cukup
besar juga dapat dikeluarkan untuk meningkatkan proses bisnis yang
memiliki dampak yang kecil terhadap keseluruhan kinerja dan pendapatan
perusahaan. Para manajer perlu menentukan proses bisnis apakah yang
paling penting dan bagaimana meningkatkan proses ini akan membantu
kinerja bisnis.
2. Menganalisis proses-proses yang telah ada: Proses bisnis yang telah ada
akan dibuat model dan didokumentasikan, mencatat input, output, sumber
daya, dan urutan aktivitas. Tim yang merancang proses akun
mengidentifikasi langkah-langkah yang redundan, tugas-tugas yang
memerlukan banyak kertas, kemacetan, dan ketidakefeksienan lainnya.
Gambar di bawah menggambarkan proses "as-is" untuk membeli sebuah buku dari
sebuah toko. Bayangkan yang terjadi ketika seorang pelanggan mengunjungi sebuah
toko dan mencari sebuah buku sendiri. Jika dia menemukannya maka dia kemudian
memberikannya kepada petugas kasir dan membayarnya dengan kartu kredit, uang
tunai, atau cek. Jika konsumen tidak dapat menemukan lokasi dari buku, maka dia
harus bertanya kepada petugas toko buku tersebut untuk melakukan pencarian rak
buku atau memeriksa catatan persediaan toko buku untuk melihat apakah masih ada
persediaan atau tidak. Jika petugas menemukan buku tersebut, maka konsumen
7. akan membelinya dan kemudian meninggalkan toko buku. Jika buku tidak tersedia di
toko buku tersebut, maka petugas akan bertanya mengenai memesan buku tersebut
untuk konsumen, dari gudang toko buku atau dari distributor buku atau penerbit.
Ketika buku yang dipesan telah sampai di toko buku, maka karyawan toko buku akan
menelepon konsumen untuk memberitahukan informasi tersebut. Kemudian
konsumen akan datang ke toko buku lagi untuk mengambil buku dan membayarnya.
Jika toko buku tidak dapat memesankan buku tersebut untuk konsumen, maka
konsumen akan mencoba pergi ke toko buku lainnya. Anda dapat melihat bahwa
proses ini memiliki banyak langkah dan konsumen akan memerlukan banyak
perjalanan ke toko buku.
3. Merancang proses yang baru: Ketika proses yang ada dipetakan dan diukur
dalam hal waktu dan biaya, maka tim yang merancang proses akan berusaha
untuk rneningkatkan proses dengan merancang yang baru. Proses baru yang
"menjadi" lebih efisien akan didokumentasikan dan dibuat model untuk
perbandingan dengan proses yang lama.
Gambar di bawah mengilustrasikan bagaimana proses membeli buku dapat
dirancang ulang dengan memanfaatkan internet. Konsumen dapat mengakses toko
buku secara online di internet dari komputernya. Dia dapat mencari katalog toko
buku online untuk buku-buku yang ia inginkan. Jika buku tersedia, konsumen dapat
melakukan pemesanan buku secara online, memasukkan informasi kartu kredit dan
alamat pengiriman, dan buku akan dikirimkan ke alamat rumah konsumen. Jika toko
buku online tidak memiliki buku yang diinginkan, maka konsumen dapat memilih toko
buku online lainnya dan mencari buku tersebut kembali. Proses ini memiliki jauh
lebih sedikit langkah daripada membeli buku tersebut di toko buku fisik, yang
memerlukan lebih sedikit upaya dari pihak konsumen, dan memerlukan sedikit staf
8. penjualan pada layanan konsumen. Proses baru ini, oleh karenanya jauh lebih
efisien dan menghemat waktu.
Desain proses yang baru perlu di sesuaikan dengan menunjukkan berapa banyak
dapat mengurangi waktu dan biaya atau mendorong layanan konsumen dan nilai.
Pertama-tama manajemen akan mengukur waktu dan biaya dari proses yang lama
sebagai patokan dasarnya. Dalam contoh kami, waktu yang diperlukan untuk
membeli sebuah buku dari toko buku fisik akan berkisar dari: 5 menit (jika konsumen
dengan segera menemukan apa yang dia inginkan) hingga 30 menit jika buku masih
memiliki persediaan, tetapi harus dibantu mencari oleh staf penjualan. Jika buku
dipesan dari sumber lainnya, maka proses akan mengambil satu atau dua minggu
dan perjalanan lainnya ke toko buku bagi konsumen. Jika konsumen bertempat
tinggal agak jauh dari toko buku, maka waktu untuk perjalanan ke toko buku harus
dipertimbangkan. Toko buku harus membayar biaya untuk memelihara kondisi fisik
toko dan tetap mempertahankan ketersediaan buku, untuk menyiagakan staf
penjualan di tempatnya, dan untuk biaya pengiriman jika buku harus diperoleh dari
lokasi lainnya.
Proses yang baru untuk membeli sebuah buku secara online hanya memerlukan
waktu beberapa menit, meskipun konsumen harus menunggu beberapa hari atau
minggu untuk menerima buku yang telah dipesannya dan harus membayar ongkos
pengiriman. Namun, konsumen dapat menghemat waktu dan uang dengan tidak
harus bepergian ke toko buku atau melakukan kunjungan tambahan untuk
mengambil buku. Biaya bagi para penjual buku juga menjadi lebih rendah karena
mereka tidak perlu membayar untuk lokasi fisik toko atau untuk persediaan setempat.
4. Mengimplementasikan proses yang baru: Ketika proses yang baru telah
seluruhnya dimodelkan dan dianalisis, maka harus diterjemahkan ke dalam
suatu rangkaian prosedur yang baru dan aturan kerja. Sistem informasi yang
barn atau peningkatan dari sistem yang telah ada harus diimplementasikan
9. untuk mendukung proses perancangan ulang. Proses yang baru dan sistem
pendukung akan diluncurkan ke dalam organisasi bisnis. Sebagaimana bisnis
mulai menggunakan proses tersebut, maka permasalahan menjadi
terselesaikan dan teratasi. Para karyawan bekerja dengan proses yang
merekomendasikan peningkatan.
5. Pengukuran yang terus-menerus: Ketika suatu proses telah
diimplementasikan dan dioptimalkan, maka perlu diukur secara terus-
menerus. Mengapa? Karena proses dapat memburuk dari waktu ke waktu
seiring dengan para karyawan menerapkan metode yang lama, atau mereka
akan kehilangan keefektifan ketika bisnis mengalami perubahan lainnya.
Meskipun banyak peningkatan, proses bisnis dilakukan secara bertahap dan sedang
berlangsung, tetapi terdapat peluang ketika perubahan yang lebih radikal harus
dilakukan. Contoh kami mengenai toko buku fisik yang merancang ulang proses
pembelian buku sehingga dapat dilaksanakan secara online merupakan contoh dari
tipe perubahan yang radikal, dan besar pengaruhnya. Ketika diimplementasikan
dengan tepat, maka perancangan ulang proses bisnis akan menghasilkan
keuntungan yang dramatis dalam produktivitas dan efisiensi dan bahkan mengubah
cara dalam menjalankan bisnisnya. Dalam beberapa contoh, hal ini mendorong
"pergeseran paradigma" yang mengubah sifat bisnis itu sendiri.
Hal ini sebenarnya terjadi dalam pengeceran buku ketika Amazon menantang toko
buku fisik tradisional dengan model ritel online-nya. Dengan pemikiran ulang secara
radikal terhadap cara suatu buku dapat dibeli dan dijual, maka Amazon dan toko
buku online lainnya telah mencapai efisiensi yang luar biasa, pengurangan harga,
dan keseluruhan cara yang baru dalam menjalankan bisnis.
BPM merupakan tantangan. Para eksekutif melaporkan bahwa hambatan tunggal
yang terbesar untuk melakukan perubahan proses bisnis dengan berhasil adalah
budaya organisasional. Para karyawan tidak menyukai rutinitas yang tidak
dikenalnya dan sering kali berusaha melawan. perubahan. Hal ini merupakan proyek
yang sangat nyata di mana perubahan organisasional sangat ambisius dan besar
pengaruhnya. Mengelola perubahan tidaklah sesederhana itu atau bukan pula
berdasarkan intuisi, dan perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan proses
secara ekstensif yang memerlukan suatu strategi manajemen perubahan yang tepat.
Alat Bantu bagi Manajemen Proses Bisnis
Lebih dari 100 perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat bantu bagi
aspek BPM yang bervariasi, meliputi IBM, Oracle, dan TIBCO. Alat bantu tersebut
10. membantu bisnis dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses yang
memerlukan peningkatan, menciptakan model untuk meningkatkan proses,
menangkap dan menegakkan aturan bisnis untuk menjalankan proses, dan
mengintegrasikan sistem-sistem yang telah ada untuk mendukung proses yang baru
atau yang dirancang ulang. Alat bantu perangkat lunak BPM juga menyediakan
analitis untuk memverifikasi bahwa kinerja dari proses telah ditingkatkan dan untuk
mengukur dampak dari perubahan proses terhadap indikator-indikator kunci dari
kinerja bisnis.
Beberapa alat bantu BPM mendokumentasikan dan memonitor proses bisnis untuk
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi ketidakefisienan, dengan
menggunakan perangkat lunak untuk menghubungkan dengan tiap-tiap sistem yang
digunakan untuk proses tertentu oleh perusahaan untuk mengidentifikasi titik-titik
yang bermasalah. Perusahaan reksa dana di Canada AIC menggunakan perangkat
lunak pemantauan Sajus BPM untuk memeriksa ketidakkonsistenan prosesnya
dalam memperbarui akun setelah transaksi klien. Sajus mengkhususkan diri dalam
manajemen proses yang berbasis pada tujuan, yang mana menitikberatkan pada
menemukan penyebab dari permasalahan organisasional melalui pemantauan
proses sebelum menerapkan alat bantu tersebut untuk menangani permasalahan-
permasalahan tersebut.
Kategori alat bantu lainnya yang mengotomatisasi beberapa bagian dari suatu
proses bisnis dan menegakkan aturan bisnis sehingga para karyawan akan
melaksanakan proses tersebut dengan lebih konsisten dan efisien.
Sebagai contoh, American National Insurance Company (ANCO), yang menawarkan
asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kerugian properti, dan jasa investasi,
menggunakan perangkat lunak aliran kerja Pega BPM untuk melancarkan proses
layanan kepada konsumen di seluruh 4 kelompok bisnis. Perangkat lunak
membangun aturan untuk membimbing representatif layanan konsumen melalui satu
tampilan dari informasi konsumen yang terpelihara dalam berbagai sistem. Dengan
menghilangkan kebutuhan untuk menyeimbangkan berbagai macam aplikasi secara
bersamaan dalam menangani konsumen dan permintaan agen, meningkatkan
proses yang meningkatkan kapasitas beban kerja dari representatif layanan
konsumen menjadi sebesar 192%.
Kategori alat bantu yang ketiga membantu bisnis dalam mengintegrasikan sistem
yang telah mereka miliki untuk mendukung peningkatan proses. Mereka secara
otomatis mengelola proses diseluruh bisnis, mengekstrak data dari berbagai macam
11. sumber dan database, dan menghasilkan transaksi dalam banyak sistem yang terkait.
Sebagai contoh, Star Alliance dari 15 maskapai penerbangan, meliputi United dan
Lufthansa, menggunakan BPM untuk menciptakan proses yang sama yang akan
dibagikan oleh semua anggotanya dengan mengintegrasikan sistem mereka yang
telah ada. Salah satu proyek yang menciptakan layanan yang baru bagi
penerbangan rutin dari anggota maskapai penerbangan dengan mengonsolidasi 90
proses bisnis yang terpisah-pisah di seluruh 9 maskapai penerbangan dan 27 sistem
yang lama. Perangkat lunak BPM mendokumentasikan bagaimana setiap maskapai
penerbangan akan memproses informasi penerbangan rutin untuk membantu para
manajer maskapai penerbangan membuat model suatu proses bisnis yang baru
yang menunjukkan bagaimana membagi data di antara sistem-sistem yang
bervariasi.
Sesi Interaktif: Organisasi akan memberikan suatu contoh perusahaan yang
memperoleh manfaat secara kompetitif dari manajemen proses bisnis. Seiring
dengan beberapa perusahaan yang meluas dengan cepat dari bisnis berskala kecil
menjadi merek global, Burton Snowboard menemukan bahwa beberapa dari proses
bisnisnya telah menjadi ketinggalan zaman. Burton melakukan upaya yang sungguh-
sungguh untuk meningkatkan proses- proses tersebut dan mengubah kelemahan
mereka menjadi kekuatan.
2. Ikhtisar dari Pengembangan Sistem
Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan
permasalahan organisasional. Suatu sistem informasi yang baru dibangun sebagai
suatu pemecahan bagi beberapa tipe permasalahan atau serangkaian permasalahan
yang organisasi pandang sedang mereka hadapi. Permasalahan dapat merupakan
salah satu yang mana para manajer dan para karyawan menyadari bahwa organisasi
tidak berjalan sebaik yang diharapkan, atau bahwa organisasi harus memanfaatkan
keuntungan dari peluang yang baru untuk dapat mengerjakan dengan lebih berhasil.
Aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam menghasilkan suatu pemecahan sistem
informasi terhadap permasalahan atau peluang organisasional dinamakan
pengembangan sistem (systems development). Pengembangan sistem merupakan
jenis permasalahan yang terstruktur yang dipecahkan dengan aktivitas-aktivitas yang
berbeda. Aktivitas tersebut terdiri alas analisis sistem, desain sistem, pemrogaman,
pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
12. Gambar di bawah mengilustrasikan proses pengembangan sistem. Aktivitas-aktivitas
pengembangan sistem yang digambarkan biasanya dilakukan dalam order yang
berurutan. Namun, beberapa aktivitas perlu diulang atau beberapa akan dilakukan
secara bersamaan, bergantung pada pendekatan pada membangun sistem yang
sedang dikerjakan.
ANALISIS SISTEM
Analisis sistem (systems analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana
suatu perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analis
sistem terdiri atas menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-
penyebabnya, menentukan solusi, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang
harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
Analis sistem menciptakan sebuah peta penunjuk jalan dari organisasi yang telah
ada dan sistem, mengidentifikasi para pemilik dan para pengguna data yang utama
sejalan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang dimiliki. Analis sistem
kemudian memerinci permasalahan dari sistem yang telah ada. Dengan memeriksa
dokumen-dokumen, kertas kerja, dan prosedur, mengamati operasional sistem, dan
mewawancarai para pengguna sistem yang utama, maka analis dapat
mengidentifikasi area permasalahan dan tujuan solusi yang akan dicapai. Sering kali,
solusi tersebut memerlukan pembangunan suatu sistem informasi yang baru atau
meningkatkan sistem yang telah ada.
Analisis sistem juga meliputi studi kelayakan (feasibility study) untuk menentukan
apakah suatu solusi layak & ataukah tidak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang
finansial, teknikal, dan organisasional. Studi kelayakan menentukan apakah sistem
13. yang diusulkan diharapkan dapat menjadi suatu investasi yang tepat atau tidak,
apakah teknologi yang diperlukan bagi sistem tersebut tersedia atau tidak dan dapat
ditangani oleh para spesialis sistem informasi perusahaan atau tidak, dan apakah
organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan oleh sistem atau tidak.
Normalnya, proses analisis sistem akan mengidentifikasi beberapa alternatif solusi
yang mana organisasi dapat mengejar dan menilai. kelayakan dari masing-masing.
Laporan proposal sistem yang tertulis menggambarkan biaya dan manfaat, serta
keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap alternatif. Ini bergantung pada manajemen
untuk menentukan yang mana bauran dari biaya, manfaat, fitur teknikal, dan dampak
organisasional yang merepresentasikan alternatif yang paling diinginkan.
Menentukan Kebutuhan lnformasi
Barangkali tugas yang paling menantang dari analis sistem adalah menentukan
kebutuhan informasi secara spesifik yang harus dipenuhi oleh pemecahan sistem
yang dipilih. Pada tingkat yang paling dasar, kebutuhan informasi (information
requirements) dari suatu sistem yang baru melibatkan mengidentifikasi siapa yang
memerlukan informasi, di mana, kapan, dan bagaimana. Analisis kebutuhan secara
hati-hati menentukan sasaran dari sistem yang baru atau sistem yang dimodifikasi
dan mengembangkan gambaran fungsi secara terperinci yang mana sistem yang
baru harus mengerjakannya. Analisis kebutuhan yang gagal merupakan sumber
penyebab dari kegagalan sistem dan biaya pengembangan sistem yang besar.
Suatu sistem yang dirancang di sekitar penetapan kebutuhan yang salah maka harus
dibuang karena kinerja yang buruk atau yang memerlukan untuk menjalani
modifikasi yang besar.
Beberapa permasalahan tidak memerlukan solusi sistem tambahan, tetapi justru
membutuhkan penyesuaian dalam manajemen, pelatihan tambahan, atau perbaikan
dari prosedur organisasional yang telah ada. Jika permasalahan adalah yang terkait
dengan informasi, maka analisis sistem akan diperlukan untuk mendiagnosis
permasalahan dan sampai pada suatu solusi yang tepat.
DESAIN SISTEM
Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (systems design)
memperlihatkan bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu
sistem adalah keseluruhan rencana atau model bagi sistem tersebut. Seperti denah
gedung atau rumah, ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan
struktur dari sistem tersebut.
14. Perancang sistem memerincikan spesifikasi sistem yang akan menjalankan fungsi
yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Spesifikasi-spesifikasi tersebut akan
menangani semua komponen manajerial, organisasional, dan teknologikal dari solusi
sistem.
Seperti rumah atau gedung, maka sistem informasi memiliki banyak kemungkinan
desain. Masing-masing desain merepresentasikan campuran yang unik dari seluruh
komponen teknikal dan organisasional. Apa yang membuat salah satu desain
menjadi lebih unggul dibandingkan yang lainnya adalah kemudahan dan efisiensi
yang mana memenuhi kebutuhan dari penggunanya di dalam suatu rangkaian
kendala teknikal, organisasional, finansial, dan waktu yang spesifik.
Peran dari Para Pengguna Akhir
Kebutuhan informasi pengguna mendorong upaya untuk membangun sistem secara
keseluruhan. Para pengguna harus memiliki kendali yang memadai atas proses
desain untuk memastikan bahwa sistem akan mencerminkan prioritas bisnis mereka
dan kebutuhan informasi, bukan bias dari staf teknikal. Dalam mengerjakan desain
akan meningkatkan pemahanan dari para pengguna dan penerimaan sistem.
Keterlibatan pengguna yang tidak memadai alam upaya desain merupakan
penyebab utama dari kegagalan sistem. Namun, beberapa sistem memerlukan lebih
banyak peran serta pengguna, alam desain dibandingkan yang lainnya.
MENYELESAIKAN PROSES PENGEMBANGAN SISTEM
Langkah-langkah yang tersisa dalam proses pengembangan sistem akan
menerjemahkan spesifikasi solusi yang ditetapkan dalam analisis sistem dan
merancangnya ke dalam sistem informasi yang dapat beroperasional dengan
sepenuhnya. Hal ini mencakup langkah-langkah yang terdiri atas pemrogaman,
pengujian, konversi, produksi, dan pemeliharaan.
Pemrograman
Dalam tahap pemrograman (programming) spesifikasi sistem dipersiapkan, selama
tahap perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat lunak kode program. Saat ini,
banyak organisasi yang tidak lagi mengerjakan pemrogaman mereka sendiri untuk
sistem-sistem yang baru. Malahan, mereka membeli perangkat lunak yang
memenuhi kebutuhan akan suatu sistem yang baru dari sumber-sumber eksternal
seperti misalnya paket perangkat lunak dari pemasok perangkat lunak komersial,
layanan perangkat lunak dari penyedia layanan aplikasi, atau melakukan perusahaan
15. alih daya yang mengembangkan aplikasi perangkat lunak khusus bagi para klien
mereka.
Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan
apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, "Akankah sistem memberikan hasil yang diinginkan
berdasarkan kondisi-kondisi yang diketahui"? Beberapa perubahan mulai
menggunakan layanan cloud computing untuk pekerjaan ini.
Jumlah waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan ini telah meremehkan
secara tradisional dalam perencanaan proyek sistem. Pengujian akan menghabiskan
banyak waktu: Menguji data harus dipersiapkan dengan hati-hati, meninjau ulang
hasil, dan perbaikan akan dilakukan dalam sistem. Dalam beberapa contoh, bagian-
bagian dari sistem harus dirancang ulang. Risiko yang dihasilkan dari pengulasan
langkah ini sangat besar.
Pengujian sistem informasi dapat dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas: pengujian unit,
pengujian sistem, dan pengujian penerimaan. Pengujian unit (unit testing) atau
pengujian program, terdiri atas menguji tiap-tiap program secara terpisah dalam
sistem. Sangat diyakini bahwa tujuan dari pengujian seperti ini adalah untuk
menjamin bahwa program-program telah bebas dari kesalahan, tetapi tujuan ini
secara realistis adalah mustahil. Pengujian harus dipandang bukannya sebagai
sarana untuk menempatkan kesalahan-kesalahan dalam program-program, tetapi
menitik beratkan pada menemukan semua cara untuk membuat suatu program gagal.
Ketika mereka menunjuk dengan tepat, maka permasalahan dapat diperbaiki.
Pengujian sistem (system testing) akan menguji fungsi dari sistem informasi
sebagai suatu keseluruhan. Ini mencoba untuk menentukan apakah modul-modul
yang berlainan akan berfungsi bersama-sama seperti yang direncanakan dan
apakah kesenjangan yang terjadi di antara cara sistem benar-benar bekerja dan cara
yang dipahami. Di antara area-area yang diperiksa adalah kinerja waktu, kapasitas
untuk penyimpanan file dan menangani beban puncak, kapabilitas untuk memulihkan
dan mengawali kembali, dan prosedur-prosedur manual.
Pengujian penerimaan (acceptance testing) menyediakan sertifikasi final yang
mana sistem siap untuk digunakan dan suatu pengaturan produksi. Pengujian sistem
dievaluasi oleh para pengguna dan dikaji ulang oleh manajemen. Ketika semua
pihak dipuaskan bahwa sistem yang baru memenuhi standar-standar mereka, maka
sistem akan diterima secara formal untuk instalasi.
16. Tim pengembangan sistem bekerja sama dengan para pengguna untuk merancang
suatu rencana pengujian yang sistematis. Rencana pengujian (test plan) meliputi
semua persiapan untuk serangkaian pengujian yang baru saja telah kita bahas.
Gambar di bawah memperlihatkan sebuah contoh dari rencana pengujian. Kondisi
yang umum yang diujikan adalah perubahan catatan. Dokumentasi terdiri atas
serangkaian rencana pengujian layar yang dipelihara dalam suatu database
(barangkali suatu database PC) yang sangat ideal disesuaikan dengan jenis aplikasi
ini.
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama
menuju sistem yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan:
strategi paralel, strategi pemangkasan langsung, strategi penelitian percobaan, dan
strategi pendekatan secara bertahap.
Dalam suatu strategi paralel (paralel strategy) baik sistem yang lama maupun
penggantiannya yang potensial dijalankan bersama-sama pada suatu waktu hingga
setiap orang meyakini salah satu fungsi yang baru dengan benar. Hal ini merupakan
pendekatan konversi yang paling aman karena, dalam hal terjadinya kesalahan atau
gangguan dalam pemrosesan, maka sistem yang lama masih dapat digunakan
sebagai cadangan. Namun, pendekatan ini sangat mahal, dan staf tambahan atau
sumber daya akan diperlukan untuk menjalankan sistem tambahan.
Strategi pemangkasan secara langsung (direct cutover strategy) menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan dengan sistem yang baru pada hari yang telah
ditunjuk. Merupakan suatu pendekatan yang berisiko yang dapat berpotensial lebih
mahal daripada menjalankan dua sistem yang sejajar jika permasalahan yang serius
17. dengan sistem yang baru ditemukan. Tidak terdapat sistem lainnya sebagai
cadangan. Dislokasi, gangguan, dan biaya perbaikan akan menjadi sangat besar.
Strategi penelitian percobaan (pilot study strategy) memperkenalkan suatu sistem
yang baru kepada hanya area yang terbatas dari organisasi, seperti misalnya sebuah
departemen tunggal atau unit operasional. Ketika versi percobaan ini telah selesai
dan dapat bekerja dengan lancar, maka akan dipasang di seluruh bagi lainnya dari
organisasi, baik secara bersamaan atau secara bertahap.
Strategi pendekatan bertahap (phased approach strategy) memperkenalkan
suatu sistem yang baru secara bertahap, baik dengan fungsi atau dengan unit
organisasional. Jika, sebagai contoh, sistem diperkenalkan dengan fungsi, suatu
sistem pengajian akan dimulai dengan para pekerja dalam jam yang digaji mingguan,
diikuti 6 bulan kemudian dengan menambahkan para karyawan penerima gaji (yang
dibayar bulanan) pada sistem. Jika sistem diperkenalkan dengan unit organisasional,
maka kantor pusat korporat yang terlebih dahulukan diubah, diikuti dengan unit
operasional terkecil 4 bulan kemudian.
Berpindah dari suatu sistem yang lama menjadi suatu sistem yang baru
mensyaratkan para pengguna akhir dilatih untuk menggunakan sistem yang baru.
Dokumentasi (documentation) yang terperinci memperlihatkan bagaimana sistem
bekerja baik dari sudut pandang teknikal maupun pengguna akhir yang diselesaikan
selama masa konversi untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan operasional
setiap hari. Kurangnya pelatihan yang layak dan dokumentasi memberikan kontribusi
terhadap kegagalan sistem sehingga bagian dari proses pengembangan sistem ini
sangat penting.
Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem yang baru dipasang dan konversi telah terselesaikan, maka sistem
dikatakan berada dalam produksi (production). Dalam tahap ini, sistem akan dikaji
ulang oleh para pengguna dan para spesialis teknikal untuk menentukan seberapa
baik ini telah memenuhi tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah terdapat
perbaikan atau modifikasi yang diperintahkan. Dalam beberapa contoh, dokumen
audit pasca-implementasi (post implementation audit) yang formal dipersiapkan.
Setelah sistem telah terpasang dengan baik, maka harus dipelihara sementara itu
berada dalam produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan, atau
meningkatkan efisiensi pemrosesan. Perubahan dalam perangkat keras, perangkat
lunak, dokumentasi, atau prosedur pada sistem produksi untuk memperbaiki-
18. kesalahan, memenuhi persyaratan yang baru, atau meningkatkan efisiensi
pemrosesan, diistilahkan dengan pemeliharaan (maintenance).
Kira-kira, 20% waktu yang ditujukan untuk pemeliharaan digunakan untuk melakukan
debugusaha menemukan dan memperbaiki kesalahan program atau memperbaiki
permasalahan darurat dalam produksi. Dua puluh persen lainnya berkaitan dengan
perubahan dalam data, file, laporan, perangkat keras, atau perangkat lunak sistem.
Namun, 60% dari semua kerja pemeliharaan terdiri atas melakukan perbaikan
terhadap pengguna, meningkatkan dokumentasi, dan pengodean ulang komponen
sistem untuk efisiensi pemrosesan yang lebih tinggi. Jumlah pekerjaan dalam
kategori yang ketiga dari permasalahan pemeliharaan dapat diturunkan secara
signifikan melalui analisis sistem yang lebih baik dan pelaksanaan desain. Tabel 13.2.
meringkas aktivitas-aktivitas dalam pengembangan sistem.
PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM: METODOLOGI TERSTRUKTUR
DAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK
Terdapat metodologi alternatif untuk membuat model dan merancang sistem.
Metodologi yang terstruktur dan pengembangan yang berorientasi pada objek
merupakan yang paling penting.
Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasi, menganalisis, dan
merancang sistem informasi sejak tahun 1970-an. Terstruktur (structured)
mengacu pada kenyataan bahwa teknik-teknik yang dilakukan adalah tahap demi
tahap, dengan tiap tahap dibangun pada tahap yang sebelumnya. Metodologi yang
terstruktur arahnya dari atas ke bawah, maju dari yang tertinggi, level yang
paling abstrak menuju level rincian yang terendahdari yang umum menjadi yang
spesifik.
Metode pengembangan terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama
kepada pemodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi,
dan mendistribusikan data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem.
Metode-metode ini memisahkan data dari proses -proses. Prosedur pemrograman
yang tersendiri harus ditulis setiap kali seseorang ingin melakukan tindakan atas
data tertentu. Prosedur-prosedurnya bertindak pada data yang disampaikan oleh
program.
Perangkat utama untuk merepresentasikan. Proses dari komponen data dan alur
data di antara mereka adalah diagram alur data (data flow diagramDFD). Diagram
19. alur data menawarkan suatu model grafik logis atas alur informasi, membagi-bagi
sistem ke dalam modul-modul yang menunjukkan level rincian yang dapat
dikendalikan. Ini menentukan dengan ketat proses atau transformasi yang terjadi di
dalam tiap-tiap modul dan antar muka yang terjadi di antara mereka. Gambar di
bawah, menunjukkan suatu diagram alur data yang sederhana bagi sistem
pendaftaran program universitas dalam bentuk mail. Kotak yang berbentuk lingkaran
merepresentansikan proses, yang mana menggambarkan transformasi data. Kotak
yang berbentuk persegi merepresentasikan suatu entitas eksternal, yang mana
merupakan pencetus atau penerima informasi yang ditempatkan di luar cakupan
sistem yang dibuat model. Persegi panjang yang terbuka merepresentasikan
penyimpanan data, yang mana baik persediaan data secara manual atau otomatisasi.
Anak panah merepresentasikan alur data, yang mana menunjukkan pergerakan di
antara proses, entitas eksternal, dan penyimpanan data. Mereka terdiri atas paket
data dengan nama atau konten dari tiap-tiap alur data yang terdaftar di samping
anak panah.
Diagram alur data ini memperlihatkan bahwa mahasiswa memasukkan formulir
pendaftaran dengan nama, nomor identifikasi, dan jumlah mata kuliah yang ingin
mereka ambil. Dalam proses 1.0, sistemnya memastikan bahwa setiap mata kuliah
yang dipilih masih terbuka, dengan merujuk file kuliah dari universitas tersebut. File
ini membedakan mata kuliah yang masih terbuka dari yang telah dibatalkan atau
penuh (ditutup). Proses 1.0 kemudian menentukan pilihan mana saja yang dapat
diterima atau ditolak. Proses 2.0 mendaftarkan mahasiswa ke dalam mata kuliah
yang telah diambilnya. Proses ini memperbarui file kuliah universitas tersebut
dengan nama mahasiswa dan nomor identifikasi dan menghitung ulang jumlah
anggota setiap mata kuliah. Jika jumlahnya telah mencapai maksimum, mata kuliah
20. tersebut ditutup. Proses 2.0 juga memperbarui file master mahasiswa milik
universitas dan informasi mahasiswa baru atau perubahan alamat mahasiswa.
Proses 3.0 mengirimkan surat konfirmasi pendaftaran yang menyertakan daftar mata
kuliah yang telah diambil oleh mahasiswa tersebut, dan memberitahukan pilihan
mata kuliah yang tidak dapat diambilnya.
Diagram ini dapat digunakan untuk menggambarkan proses tingkat tinggi dan juga
tingkat rendah. Melalui diagram alur data yang bertingkat, proses yang rumit dapat
dipecah-pecah menjadi tingkatan-tingkatan perincian yang lebih lanjut. Seluruh
sistem dapat dibagi ke dalam beberapa subsistem dengan diagram alur data tingkat
tinggi. Setiap subsistem selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi subsistem tambahan
dengan diagram alur data tingkat dua, dan subsistem di tingkat ini dapat dipecah -
pecah lagi sampai ke tingkatan perincian yang paling rendah.
Alat bantu lainnya bagi analitsis terstruktur adalah kamus data (data dictionary), yang
mana berisi informasi mengenai bagian data individual dan pengelompokan data di
dalam suatu sistem. Kamus data merupakan konten alur data dan penyimpanan data
sehingga para pembangun sistem memahami dengan tepat bagian dari data yang
mereka isi. Spesifikasi proses (process specifications) menggambarkan transformasi
yang terjadi di dalam level diagram alur data yang terendah. Mereka
mengekspresikan logika bagi tiap-tiap proses.
Dalam metodologi terstruktur, desain perangkat lunak akan dibuat model dengan
menggunakan diagram struktur dengan hierarki. Diagram struktur (structured chart)
adalah diagram dari atas ke bawah, memperlihatkan tiap-tiap level desain,
hubungannya dengan level-level lainnya, dan tempatnya dalam keseluruhan struktur
desain. Desain yang pertama mempertimbangkan fungsi utama dari program atau
sistem, kemudian memecahkan fungsi ini ke dalam subfungsi, dan menguraikan tiap-
tiap subfungsi hingga level rincian yang terendah telah tercapai. Gambar di bawah
memperlihatkan level diagram struktur yang tinggi bagi suatu sistem penggajian. Jika
desain memiliki terlalu banyak level untuk dimasukkan ke dalam satu diagram
struktur, maka dapat dibagi -bagi lebih lanjut dengan diagram struktur yang lebih
terperinci. Suatu diagram struktur dapat mendokumentasikan satu program, satu
sistem (serangkaian program), atau bagian dari salah satu program.
21. Pengembangan Berorientasi Objek
Metode terstruktur yang bermanfaat bagi proses permodelan, tetapi tidak dapat
menangani permodelan data dengan baik. Mereka juga memperlakukan data dan
proses sebagai entitas yang terpisah secara logis, sedangkan dalam dunia nyata
pemisahan tersebut terlihat tidak lazim. Konvensi permodelan yang berbeda
digunakan untuk analisis (diagram alur data) dan untuk desain (diagram struktur).
Pengembangan berorientasi objek (object-oriented development) menangani
permasalahan tersebut. Pengembangan yang berorientasi pada objek (object)
menggunakan objek sebagai unit dasar dari analisis sistem dan desain. Suatu objek
yang menggabungkan data dan proses tertentu yang beroperasional dengan data
tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses dan dimodifikasi
hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode, yang terkait dengan objek
tersebut. Ketimbang melewatkan data pada prosedur, program akan mengirimkan
suatu pesan bagi objek untuk mengerjakan operasional yang-telah tertanam di
dalamnya. Sistem dimodelkan sebagai suatu kumpulan dari objek-objek dan
hubungan di antara mereka. Karena pemrosesan yang logis yang terletak di dalam
objek daripada dalam perangkat lunak program yang terpisah, maka objek harus
bekerja sama satu sama lain untuk membuat sistem dapat bekerja.
Pemodelan berorientasi objek berdasarkan pada konsep kelas dan turunan. Objek
yang dimiliki oleh kelas tertentu, atau kategori umum dari objek-objek yang serupa,
memiliki ciri-ciri dari kelas tersebut. Kelas-kelas kemudian dapat mewarisi semua
struktur dan perilaku dari kelas yang lebih umum dan kemudian menambahkan
variabel dan perilaku yang unik kepada setiap objek. Kelas-kelas baru dibuat dengan
memilih kelas yang sudah ada dan menentukan apa perbedaan kelas yang baru
dengan kelas yang sudah ada, alih-alih mulai dari nol setiap kalinya.
Kita dapat melihat bagaimana kelas dan turunan pekerjaan dalam Gambar di bawah,
yang mana mengilustrasikan hubungan di antara kelas-kelas mengenai para
22. karyawan dan bagaimana mereka dibayar. Karyawan merupakan common ancestor,
atau super kelas, bagi 3 kelas lainnya. Bergaji, Per Jam, dan Sementara merupakan
subkelas dari Karyawan. Nama kelas berada pada bagian atas dari kotak, atribut
untuk tiap-tiap kelas berada di bagian tengah dari tiap-tiap kotak, dan daftar kegiatan
operasional berada pada bagian bawah dari masing-masing kotak. Tampilan -
tampilan ini dibagikan oleh semua karyawan (id, nama, alamat, tanggal, direkrut,
posisi, gaji) disimpan dalam super kelas Karyawan, sedangkan tiap -tiap subkelas
menyimpan tampilan yang spesifik terhadap tipe karyawan tertentu. Spesifik bagi
para karyawan per jam, sebagai contoh, tingkat per jam dan tingkat lembur mereka.
Lini yang kuat dari subkelas kepada super kelas merupakan jalur generalisasi yang
menunjukkan bahwa subkelas Bergaji, Per Jam, dan Sementara memiliki tampilan
umum yang dapat digeneralisasikan ke dalam super kelas Karyawan.
Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada
pengembangan terstruktur tradisional. Selama analisis, para pembangun sistem
akan mendokumentasikan persyaratan fungsional dari sistem, menentukan sifat-
sifatnya yang paling penting dan apakah yang harus dilakukan oleh sistem yang
diusulkan Interaksi di antara sistem dan penggunanya dianalisis untuk
mengidentifikasi objek-objek, yang mana meliputi data dan proses. Fase desain yang
berorientasi pada objek akan menggambarkan bagaimana objek akan bersikap dan
bagaimana mereka akan berinteraksi satu sama lain. Objek-objek yang hampir sama
dikelompokkan bersama untuk membentuk suatu kelas, dan kelas-kelas akan
dikelompokkan ke dalam hierarki yang mana subkelas akan menurunkan atribut dan
metode dari super kelasnya.
23. Sistem informasi diimplementasikan dengan menerjemahkan desain ke dalam kode
program, menggunakan kembali kelas yang siap tersedia dalam perpustakaan objek
perangkat lunak yang dapat digunakan, dan menambahkan yang baru diciptakan
dalam database yang berorientasi pada objek. Sistem yang menghasilkan harus diuji
dan dievaluasi sepenuhnya.
Karera objek-objek dapat dipakai ulang, pengembangan berorientasi objek
berpotensi menghemat waktu dan biaya pembuatan perangkat lunak karena
perusahaan dapat memakai ulang objek perangkat lunak yang telah dibuat sebagai
bahan untuk aplikasi lainnya. Sistem baru dapat dibuat dengan menggunakan
beberapa objek yang ada, mengubah beberapa objek lainnya, dan menambahkan
beberapa objek yang baru. Kerangka kerja berorientasi objek telah dikembangkan
untuk menyediakan aplikasi setengah jadi yang dapat dipakai ulang, yang dapat
dimodifikasi lebih jauh oleh perusahaan menjadi aplikasi siap pakai.
Rekayasa Ulang Perangkat lunak Dengan Bantuan Komputer
Rekayasa ulang perangkat lunak dengan bantuan komputer (computer-aided
software engineeringCASE)kadangkala disebut dengan rekayasa ulang sistem
dengan bantuan komputermenyediakan peralatan perangkat lunak untuk
mengotomatisasi metodologi yang baru dijelaskan untuk mengurangi jumlah kerja
repetitif yang harus dilakukan oleh pemrogram. Perangkat CASE juga memfasilitasi
pembuatan dokumentasi yang jelas dan koordinasi upaya tim pemrogram. Anggota
tim dapat berbagi beban kerja mereka dengan mudah dengan cara mengakses file
untuk meninjau atau memodifikasi apa yang telah diselesaikan. Sedikit manfaat dari
segi produktivitas juga dapat diperoleh jika perangkatnya digunakan dengan benar.
Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat grafik dan
diagram, layar dan pembuat laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang ekstensif,
perangkat analisis dan pemeriksaan, pembuat kode, dan pembuat dokumentasi.
Umumnya, perangkat CASE mencoba meningkatkan produktivitas dan kualitas
dengan melakukan hal-hal berikut:
Menerapkan metodologi pengembangan dan disiplin perancangan yang
standar
Meningkatkan komunikasi di antara para pengguna dengan para spesialis
teknis
Mengorganisasi dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan
akses yang cepat kepada mereka dengan menggunakan tempat
penyimpanan desain
24. Mengotomatisasi bagian, analisis dan desain yang membosankan dan rentan
terhadap kesalahan
Mengotomatisasi pembuatan kode dan pengujian dan mengendalikan proses
implementasi
Perangkat CASE mengandung fitur-fitur untuk memvalidasi diagram dan spesifikasi
rancangan. Perangkat CASE mendukung rancangan iteratif dengan
mengotomatisasi revisi dan perubahan dan menyediakan fasilitas pembuatan
prototipe. Penyimpanan informasi CASE menyimpan semua informasi yang
didefinisikan oleh analis selama proyek berjalan. Penyimpanan ini mencakup
diagram alur data, diagram struktur, diagram hubungan entitas, definisi data,
spesifikasi proses, format layar dan laporan, catatan dan komentar, serta hasil ujian.
Supaya penggunaannya efisien, perangkat CASE membutuhkan disiplin
organisasional. Setiap anggota proyek pengembangan harus mematuhi sejumlah
aturan penamaan dan standar dan juga metodologi pengembangan yang disepakati
bersama. Perangkat CASE yang paling baik menerapkan metode dan standar
bersama, yang mungkin mempersulit penggunaan perangkat tersebut dalam
situasi tanpa adanya disiplin organisasional.
3. Pendekatan Alternatif Pembangunan Sistem
Sistem-sistem berbeda dari segi ukuran dan kompleksitas teknologinya dan dari
masalah perusahaan yang dipecahkannya. Sejumlah pendekatan pengembangan
sistem telah dikembangkan untuk menangani dengan perbedaan-perbedaan ini.
Bagian ini menjelaskan metode-metode alternatif berikut: siklus hidup sistem
tradisional, pembuatan prototipe, paket aplikasi perangkat lunak, pengembangan
oleh pengguna akhir, dan alih daya.
SIKLUS HIDUP SISTEM TRADISIONAL
Siklus hidup sistem (systems life cycle) adalah metode pengembangan sistem
informasi yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap
untuk membangun sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-
tahapan yang formal, seperti yang diilustrasikan pada Gambar di bawah. Para
spesialis pengembangan sistem mempunyai pendapat berbeda tentang bagaimana
membagi tahapan pengembangan sistem, tetapi mereka secara umum
menyesuaikan dengan tahapan-tahapan pengembangan sistem yang baru saja
dijelaskan.
25. Metodologi siklus hidup sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara
pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem
dan pemrogram, bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem, perancangan,
dan implementasi; pengguna akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan
informasinya dan menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan
spesifikasi formal dan pencatatan, banyak sekali dokumen yang dibuat selama suatu
proyek sistem berjalan.
Siklus hidup sistem masih digunakan untuk pengembangan sistem yang besar dan
rumit yang membutuhkan keperluan analisis yang tepat dan formal, spesifikasi yang
telah ditentukan sebelumnya, dan kendali yang ketat atas proses-prosesnya. Namun,
pendekatan siklus hidup sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu,
dan tidak fleksibel. Walaupun pembuat sistem dapat mundur dan maju ke setiap
tahapan dari siklus hidup, siklus hidup sistem pada dasarnya merupakan pendekatan
"air terjun" dimana tugas-tugas dalam satu tahapan diselesaikan sebelum pekerjaan
pada tahapan selanjutnya dimulai. Aktivitas dapat diulangi, tetapi banyak sekali
dokumen baru yang harus dibuat dan langkah yang harus diulangi jika kebutuhan
dan spesifikasi perlu direvisi. Hal ini akhirnya membuat spesifikasi "dibekukan" relatif
awal dalam proses pengembangannnya. Pendekatan siklus hidup juga tidak cocok
untuk banyak sistem desktop kecil, yang cenderung tidak terlalu terstruktur dan lebih
individual.
PEMBUATAN PROTOTIPE
Pembuatan prototipe (prototyping) terdiri dari membangun suatu sistem percobaan
dengan cepat dan tidak mahal bagi para pengguna akhir untuk melakukan evaluasi.
Dengan berinteraksi dengan prototipe, maka para pengguna dapat memperoleh
gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe didukung
26. oleh para pengguna yang dapat digunakan sebagai suatu contoh untuk menciptakan
sistem final.
Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang
sudah dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah
beroperasi, prototipe akan lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan
kebutuhan penggunanya. Ketika rancangannya telah difinalisasi, prototipe dapat
dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh lebih baik.
Proses untuk membangun suatu rancangan pendahuluan, mencobanya terlebih
dahulu, menyempurnakannya, dan mencoba kembali telah dinamakan dengan
proses pengembangan (iterative) sistem yang berulang karena tahap-tahap yang
diperlukan untuk membangun sistem dapat diulang lagi dan lagi. Pembuatan
prototipe lebih berulang secara eksplisit daripada siklus hidup yang konvensional,
dan secara aktif mempromosikan perubahan dalam rancangan sisiem. Telah
dikatakan bahwa prototipe akan menggantikan pengerjaan kembali yang tidak
direncanakan dengan pengulangan yang terencana, dengan setiap versi lebih akurat
mencerminkan kebutuhan dari para penggunanya.
Tahap-Tahap dalam Pembuatan Prototipe
Gambar di bawah menunjukkan 4 tahapan model proses membuat prototipe, yang
terdiri atas tahap-tahap berikut:
Tahap 1: Mengidentifikasi kebutuhan dasar dari pengguna. Perancang sistem
(biasanya spesialis sistem informasi) bekerja cukup lama dengan
pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar pengguna.
Tahap 2: Mengembangkan prototipe awal. Perancang sistem menciptakan suatu
prototipe yang bekerja dengan cepat, dengan menggunakan alat bantu
untuk menghasilkan perangkat lunak dengan segera.
Tahap 3: Menggunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja sama dengan
sistem untuk menentukan seberapa baik prototipe dalam memenuhi
kebutuhannya dan untuk memberikan saran-saran untuk meningkatkan
prototipe.
Tahap 4: Merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua
perubahan yang diminta oleh pengguna dan menyempurnakan prototipe
sesuai dengan yang diminta. Setelah prototipe direvisi, siklusnya kembali
ke Langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulangi terus hingga penggunanya
merasa puas.
27. Ketika tidak ada pengulangan lagi yang diperlukan, maka prototipe yang telah
disetujui kemudian menjadi prototipe operasional yang melengkapi spesifikasi final
untuk penerapan. Kadangkala prototipe diambil sebagai versi produksi dari sistem.
Keuntungan dan Kerugian Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian
tentang kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk
merancang sistem informasi antarmuka pengguna akhir (end-user interface), atau
bagian dari sistem yang berinteraksi dengan pengguna, seperti tampilan online dan
layar masukan data, laporan, atau laman web. Karena pembuatan prototipe
mendorong pengguna akhir terlibat secara mendalam di seluruh siklus hidup
pengembangan sistem, maka pembuatan prototipe lebih berpeluang menghasilkan
sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.
Namun, pembuatan prototipe secara cepat dapat melupakan langkah-langkah yang
penting dalam pengembangan sistem. Jika prototipe sempurna bekerja dengan
benar, pihak manajemen mungkin tidak merasa perlu melakukan pemrograman
ulang. perancangan ulang, atau dokumentasi dan pengujian yang lengkap untuk
membuat sebuah sistem produksi yang baik. Beberapa sistem yang dibuat secara
terburu-buru mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengakomodasi jumlah data
yang besar atau jumlah pengguna yang banyak dalam sebuah lingkungan produksi.
PENGEMBANGAN OLEH PENGGUNA AKHIR
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan
sedikit bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama sekali.
Fenomena ini disebut pengembangan oleh pengguna akhir (end-user
28. development). Rangkaian perangkat lunak yang dikategorikan sebagai bahasa
generasi keempat membuat hal ini mungkin dilakukan. Bahasa generasi keempat
(fourth-generation language) adalah perangkat lunak yang membuat pengguna akhir
dapat membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat lunak dengan
sedikit bantuan teknis atau tidak sama sekali. Beberapa perangkat generasi keempat
ini juga meningkatkan produktivitas pemrogram profesional.
Bahasa generasi keempat cenderung tidak prosedural, atau kurang prosedural,
dibandingkan bahasa pemrograman pada umumnya. Bahasa prosedural
membutuhkan spesifikasi urutan langkah kerja, atau prosedur, yang memberitahukan
komputer apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Bahasa
nonprosedural hanya perlu menentukan apa yang harus diselesaikan alih-alih
memberikan perincian mengenai bagaimana cara melaksanakan tugasnya.
Terdapat tujuh kategori bahasa generasi keempat: peralatan perangkat lunak PC,
bahasa query (permintaan), pembuat laporan, bahasa grafis, pembuat aplikasi, paket
aplikasi perangkat lunak, dan bahasa tingkat tinggi. Tahap ini memperlihatkan
perangkat-perangkatnya diurutkan berdasarkan kemudahan penggunaannya oleh
pengguna akhir (bukan pemrogram). Pengguna akhir kebanyakan bekerja dengan
perangkat lunak PC dan bahasa query. Bahasa query (query language) adalah
perangkat lunak yang memberikan jawaban cepat secara online untuk permintaan
informasi yang belum didefinisikan, seperti "Petugas pnjualan mana saja yang
kinerjanya terbaik"? Bahasa query sering dikaitkan dengan perangkat lunak
manajemen data dan sistem manajemen database.
Secara keseluruhan, sistem pengembangan oleh pengguna akhir dapat diselesaikan
lebih cepat daripada yang dikembangkan dengan siklus hidup sistem yang
29. konvensional. Dengan memberikan kemampuan kepada para pengguna untuk
menentukan kebutuhan bisnis mereka sendiri, pengumpulan kebutuhan menjadi
lebih baik, dan tingkat keterlibatan pengguna menjadi lebih tinggi, dan mereka jadi
lebih puas dengan sistemnya. Namun, perangkat generasi keempat masih tidak
dapat mengganti perangkat-perangkat lama untuk beberapa aplikasi bisnis, karena
sering kali mengalami kesulitan dalam menangani pemrosesan jumlah transaksi
yang banyak, atau aplikasi dengan logika prosedural yang ekstensif dan kebutuhan
pembaruan.
Komputasi pengguna akhir juga membawa risiko bagi perusahaan karena
berlangsungnya di luar mekanisme yang tradisional untuk manajemen dan kontrol
sistem informasi. Ketika sistem dibuat dengan cepat, tanpa adanya metodologi
pengembangan yang format, pengujian dan dokumentasi mungkin tidak dilakukan
dengan memadai. Kendali terhadap data dapat hilang dalam sistem-sistem di luar
departemen sistem informasi yang tradisional. Untuk membantu perusahaan
memaksimalkan keuntungan dari aplikasi pengembangan oleh pengguna akhir,
manajemen harus mengontrol pengembangan aplikasi pengguna akhir dengan
mengatur pengeluaran biaya untuk pembuatan proyek sistem informasi pengguna
akhir dan menentukan perangkat keras, perangkat lunak, dan standar kualitas untuk
setiap aplikasi yang dikembangkan oleh pengguna.
PAKET PERANGKAT LUNAK APLIKASI DAN ALIH DAYA
Modul 5 menekankan bahwa perangkat lunak untuk sebagian besar sistem dewasa
ini tidak dikembangkan sendiri, melainkan dibeli dari sumber eksternal. Perusahaan
dapat menyewa perangkat lunak dari penyedia layanan aplikasi, membeli paket
perangkat lunak dari vendor komersial, atau mendapatkan aplikasi berdasar
permintaan yang dikembangkan oleh perusahaan luar secara alih daya (outsourcing).
Paket Perangkat Lunak Aplikasi
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem yang telah dibuat di atas fondasi
paket perangkat lunak aplikasi. Banyak aplikasi umum bagi perusahaan bisnis-
antara lain, pembayaran gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian persediaan.
Untuk fungsi-fungsi yang universal seperti itu dengan proses-proses standar yang
tidak membuat berubah banyak dari waktu ke waktu, suatu sistem umum akan dapat
memenuhi kebutuhan banyak perusahaan.
Jika sebuah paket perangkat lunak dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
perusahaan, maka perusahaan tidak perlu membuat perangkat lunaknya sendiri.
Perusahaan dapat menghemat waktu dan uang dengan menggunakan program jadi,
30. yang telah dirancang dan diuji sebelumnya, yang terdapat dalam paket perangkat
lunak. Vendor paket memasok sebagian besar pendukungan dan pemeliharaan
sistem secara terus-menerus, termasuk perbaikan-perbaikan untuk membuat sistem
sesuai dengan perkembangan teknis dan bisnis yang terus berjalan.
Jika sebuah perusahaan mempunyai kebutuhan tersendiri yang tidak dapat dipenuhi
oleh paket perangkat lunak, maka ada banyak paket perangkat lunak yang
memberikan kemampuan penyesuaian. Fitur penyesuaian (customization) membuat
paket perangkat lunak dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan tersendiri
tanpa menghilangkan integritas paket tersebut. Jika penyesuaian yang dibutuhkan
cukup banyak, maka pekerjaan untuk pemrograman tambahan dan penyesuaian
mungkin menjadi sangat mahal dan memakan waktu, sehingga malah
menghilangkan banyak keuntungan dari paket perangkat lunak.
Ketika sistem dikembangkan menggunakan paket perangkat lunak aplikasi, analisis
sistem akan mencakup suatu upaya evaluasi paket. Kriteria evaluasi yang paling
penting adalah fungsi-fungsi yang disediakan oleh paket, fleksibilitasnya, kemudahan
penggunaannya, sumber daya perangkat keras dan perangkat lunaknya, kebutuhan
database-nya, upaya pemasangan dan pemeliharaannya, dokumentasi; kualitas
vendornya, dan biayanya. Proses evaluasi paket sering didasarkan pada Permintaan
Proposal (Request for ProposalRFP), daftar pertanyaan terperinci yang diberikan
kepada vendor paket perangkat lunak.
Ketika paket perangkat lunak telah dipilih, perusahaan tidak lagi mengendalikan
proses perancangan sistem secara keseluruhan. Alih-alih menyesuaikan spesifikasi
rancangan sistem secara langsung dengan kebutuhan pengguna, upaya
perancangan akan meliputi mencoba menyesuaikan kebutuhan pengguna dengan
fitur-fitur paket yang ada. Jika kebutuhan perusahaan berseberangan dengan cara
kerja paket dan paketnya tidak bisa disesuaikan, perusahaan harus beradaptasi
dengan paket tersebut dan mengubah prosedur-prosedurnya.
Alih Daya
Jika suatu perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk
membangun atau mengoperasionalkan sistem informasi, maka perusahaan dapat
melakukan alih daya pekerjaan kepada organisasi eksternal yang mengkhususkan
diri pada menyediakan layanan tersebut. Konsultasi dan perangkat lunak cloud
computing sebagai para penyedia jasa (SaaS), yang kita gambarkan dalam Modul 5,
merupakan salah satu bentuk dari alih daya. Perusahaan-perusahaan yang
berlangganan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang
31. disediakan oleh jasa tersebut sebagai platform teknikal bagi sistem mereka. Dalam
bentuk alih daya lainnya, maka perusahaan akan menyewa pemasok eksternal untuk
merancang dan menciptakan perangkat lunak bagi sistemnya, tetapi perusahaan
tersebut akan menjalankan sistem pada komputer-komputernya sendiri. Pemasok
alih daya dapat berada di dalam negeri atau di negara lainnya.
Alih daya dalam negeri sangat didorong oleh kenyataan bahwa perusahaan alih daya
memiliki keahlian, sumber daya, dan aset yang tidak dimiliki oleh para klien mereka.
Memasang sistem manajemen rantai pasokan yang baru dalam suatu perusahaan
yang sangat besar membutuhkan untuk merekrut tambahan antara 30-50 orang
dengan keahlian-keahlian tertentu dalam perangkat lunak manajemen rantai
pasokan, yang memperoleh lisensi dari pemasok. Ketimbang merekrut karyawan
baru yang permanen, sebagian besar dari mereka memerlukan pelatihan ekstensif
dalam paket perangkat lunak, dan kemudian melepaskan mereka setelah sistem
yang baru telah terpasang, akan lebih masuk akal, dan sering kali lebih mudah,
untuk melakukan alih daya pekerjaan ini selama periode 12 bulan.
Dalam kasus alih daya luar negeri (offshore outsourcing), maka keputusan akan
cenderung lebih didorong oleh biaya. Seorang pemrogram yang terampil di India
atau Rusia akan memperoleh sekitar USD $10.000-$20.000 per tahun, dibandingkan
dengan $73.000 per tahun bagi pemrogram di Amerika Serikat. lnternet dan
teknologi komunikasi yang berbiaya murah secara drastis telah menurunkan biaya
dan kesulitan dalam mengoordinasikan kerja dari tim global di lokasi yang jauh.
Sebagai tambahan pada penghematan biaya, banyak perusahaan yang melakukan
alih daya ke luar negeri yang menawarkan aset dan keahlian teknologi berkelas
dunia. Tingkat inflasi atas upah di luar Amerika Serikat akhir-akhir ini telah mengikis
beberapa dari keuntungan tersebut, dan beberapa pekerjaan telah dipindahkan
kembali ke Amerika Serikat.
Namun demikian, terdapat peluang yang sangat kuat di mana pada suatu titik
tertentu dalam karier Anda, Anda akan bekerja dengan para pelaku alih daya di luar
negeri atau tim-tim global. Perusahaan Anda sangat mungkin memperoleh manfaat
dari alih daya jika memiliki waktu untuk mengevaluasi semua risiko dan untuk
memastikan bahwa alih daya sangat sesuai dengan kebutuhan khususnya. Banyak
perusahaan yang melakukan alih daya atas aplikasinya harus memahami proyek
sepenuhnya, meliputi kebutuhannya, metode implementasi, manfaat yang
diharapkan, komponen biaya, dan metrik untuk mengukur kinerja.
32. Banyak perusahaan yang meremehkan biaya untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi para pemasok jasa teknologi informasi, untuk beralih ke pemasok
yang baru, untuk meningkatkan metode pengembangan perangkat lunak internal
untuk menyamakan dengan para pemasok alih daya, dan untuk memantau para
pemasok untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban dalam kontraktual
mereka. Perusahaan perlu mengalokasikan sumber daya untuk keperluan
dokumentasi, mengirimkan RFP, menangani biaya perjalanan, melakukan negosiasi
kontrak, dan manajemen proyek. Para ahli menyatakan bahwa ini memerlukan waktu
antara 3 bulan hingga 1 tahun untuk sepenuhnya memindahkan pekerjaan kepada
mitra di luar negeri dan memastikan bahwa pemasok memahami bisnis Anda
sepenuhnya.
Alih daya di luar negeri mendatangkan biaya-biaya tambahan untuk mengatasi
perbedaan-perbedaan budaya yang mengeringkan produktivitas dan berurusan
dengan permasalahan sumber daya manusia, seperti misalnya memecat atau
merelokasi para karyawan dalam negeri. Semua biaya yang tersembunyi tersebut
akan melemahkan beberapa rnanfaat yang diharapkan dari alih daya. Perusahaan,
khususnya harus berhati-hati ketika menggunakan para pelaku alih daya untuk
mengembangkan atau untuk menjalankan aplikasi yang memberikan beberapa jenis
keunggulan yang kompetitif.
General Motors Corporation (GM) telah melakukan alih daya atas 90% dari jasa TI-
nya, meliputi sentra datanya dan pengembangan aplikasi. Perusahaan baru-baru ini
memutuskan untuk mengarahkan 90% dari infrastruktur TI-nya sendiri (dari dalam
perusahaan sendiri) dan hanya 10% yang dikelola oleh para pelaku alih daya.
Menurunkan biaya menjadi penting, tetapi dasan utama dari GM untuk memangkas
alih dayanya adalah untuk mengembalikan kendali atas sistem informasinya yang
mana diyakini dapat mencegah perusahaan dari memberikan tanggapan dengan
cepat terhadap peluang yang kompetitif. Mengarahkan sistem informasi ke dalam
perusahaan sendiri akan mempermudah bagi GM untuk memangkas daftar aplikasi
Tl-nya dengan sedikitnya 40%, berpindah menjadi platform yang lebih
terstandardisasi, menyelesaikan proyek TI yang inovatif dengan lebih cepat, dan
memperoleh kekuasaan yang lebih baik terhadap pelanggan dan data produksi, yang
telah ditempatkan dalam terlalu banyak sistem yang berbeda. Pembuat mobil akan
mengonsolidasikan 23 sentra data di seluruh dunia menjadi hanya 2, kedua-duanya
di Michigan, dan menjalankan 4 sentra pengembangan perangkat lunak
(Murphy:2012).
33. Gambar di atas memperlihatkan skenario-skenario kasus terbaik dan terburuk bagi
total biaya suatu proyek alih daya di luar negeri. Gambar tersebut memperlihatkan
berapa banyaknya biaya tersembunyi yang memengaruhi total biaya proyek. Kasus
yang terbaik mencerminkan estimasi terendah bagi biaya-biaya tersebut. Seperti
yang dapat Anda lihat, biaya-biaya yang tersembunyi meningkatkan total biaya dari
proyek alih daya di luar negeri dengan tambahan sebesar 15% hingga 57%. Bahkan
dengan tambahan-tambahan biaya tersebut, banyak perusahaan yang akan
memperoleh manfaat dari alih daya di luar negeri jika mereka dapat mengelola
pekerjaan dengan baik. Berdasarkan skenario kasus yang terburuk, perusahaan
masih dapat menghemat sekitar 15%.
4. Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital
Dalam lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu untuk dapat menambahkan,
mengubah, dan menghentikan kemampuan teknologi mereka dengan sangat
cepat untuk menanggapi peluang-peluang yang baru, meliputi kebutuhan untuk
menyediakan aplikasi bagi platform mobile. Perusahaan mulai menggunakan proses
pengembangan yang lebih cepat, lebih informal yang menyediakan solusi dengan
cepat. Sebagai tambahan menggunakan paket perangkat lunak dan para penyedia
layanan eksternal, para pebisnis sangat bergantung pada teknik siklus yang cepat,
seperti misalnya pengembangan aplikasi yang cepat, desain aplikasi bersama,
pengembangan yang cerdas, dan komponen perangkat lunak yang dapat digunakan
kembali yang terstandardisasi yang dapat dirakit ke dalam seperangkat jasa yang
lengkap bagi e-commerce dan e-business.
34. PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT (RAD)
Alat bantu perangkat lunak yang berorientasi pada objek, perangkat lunak yang
dapat dipakai ulang, pembuatan prototipe, dan perangkat bahasa generasi keempat
membantu para pembangun sistem melakukan pekerjaan sistem lebih cepat
daripada jika mereka menggunakan metode pengembangan sistem dan peralatan
peranti lunak yang tradisional. Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid
application developmentRAD) digunakan untuk menggambarkan proses
pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat.
RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan perangkat lainnya
untuk membuat antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe iteratif dari
elemen-elemen sistem yang terpenting, otomatisasi pembuatan kode program dan
kerja sama erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Sistem-sistem
sederhana sering kali dapat dirakit dari komponen-komponen yang sebelumnya telah
dibuat. Prosesnya tidak harus sekuensial, dan bagian-bagian penting dari proses
pengembangan dapat berlangsung bersamaan.
Terkadang teknik yang disebut desain aplikasi gabungan (joint application
designTAD) digunakan untuk mempercepat pembuatan kebutuhan informasi dan
mengembangkan rancangan sistem awal. JAD mengarahkan para pengguna akhir
dan para spesialis sistem informasi bersama-sama di dalam suatu sesi interaktif
untuk membahas perancangan sistem. Dipersiapkan dengan tepat dan difasilitasi,
sesi JAD dapat secara signifikan mempercepat tahapan dalam desain dan
melibatkan para pengguna pada tingkat yang lebih intensi.
Pengembangan yang gesit (agile development) menitikberatkan pada pengiriman
perangkat lunak kerja yang cepat dengan membagi suatu proyek yang besar ke
dalam serangkaian subproyek yang kecil yang diselesaikan dalam suatu periode
waktu yang pendek dengan menggunakan umpan balik yang berulang dan terus-
menerus. Tiap-tiap proyek yang kecil dikerjakan oleh sebuah tim seakan-akan ini
merupakan suatu proyek yang utuh, meliputi perencanaan, analisis kebutuhan,
desain, pengodean, pengujian, dan dokumentasi. Peningkatan atau tambahan
fungsionalitas yang baru dilakukan di dalam pengulangan berikutnya sebagaimana
para pengembang menjelaskan kebutuhan-kebutuhan. Hal ini membantu
meminimalkan keseluruhan risiko, dan memungkinkan bagi proyek untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan dengan lebih cepat. Metode yang gesit
menekankan pada komunikasi berhadapan muka atas dokumen-dokumen yang
tertulis, mendorong orang untuk bekerja sama dan mengambil keputusan dengan
cepat dan lebih efektif.
35. PENGEMBANGAN BERBASIS KOMPONEN DAN LAYANAN WEB
Telah dijelaskan beberapa manfaat dari pengembangan berorientasi objek untuk
pengembangan sistem yang dapat merespons perubahan yang cepat dalam
lingkungan bisnis, termasuk aplikasi web. Untuk pembuatan perangkat lunak yang
lebih cepat, kelompok-kelompok objek telah dirakit untuk menyediakan komponen
perangkat lunak untuk fungsi-fungsi yang umum, seperti antarmuka grafis bagi
pengguna atau fungsi pemesanan online yang dapat dikombinasikan untuk membuat
aplikasi bisnis berskala besar. Pendekatan terhadap pengembangan perangkat lunak
ini disebut pengembangan berbasis komponen (component-based development),
yang membuat sistem dapat dibuat dengan merakit dan mengintegrasikan
komponen-komponen perangkat lunak yang tersedia. Perusahaan-perusahaan
menggunakan pengembangan berbasis komponen untuk membuat aplikasi e-
commerce dengan menggabungkan komponen-komponen yang tersedia secara
komersial untuk program shopping cart (kereta belanja), autentikasi pengguna,
mesin pencarian, dan katalog, dengan potongan-potongan peranti lunak untuk
kebutuhan bisnis mereka tersendiri .
Layanan Web dan Komputasi Berorientasi Layanan
Modul 5 memperkenalkan layanan web sebagai komponen perangkat lunak yang
dapat dipakai ulang yang dapat diimplementasikan menggunakan Extensible Markup
Language (XML) dan protokol dan standar terbuka lainnya yang memungkinkan satu
aplikasi berkomunikasi dengan aplikasi lainnya tanpa membutuhkan pemrograman
yang disesuaikan untuk berbagi data dan layanan. Selain untuk mendukung integrasi
internal dan eksternal dari sistem, layanan web dapat digunakan sebagai perangkat
pembuatan aplikasi sistem informasi baru atau perbaikan sistem yang ada. Layanan
web dapat membuat komponen-komponen perangkat lunak yang dapat
diimplementasikan melalui internet dan menyediakan fungsi-fungsi baru untuk sistem
perusahaan yang sudah ada, atau membuat sistem baru yang menghubungkan
sistem suatu perusahaan dengan sistem lainnya. Karena layanan perangkat lunak ini
menggunakan standar yang universal, maka biayanya lebih rendah dan layanannya
lebih mudah untuk disusun bersama daripada kompunen-komponen yang sifatnya
kepemilikan.
Layanan web dapat menjalankan fungsi-fungsi tertentu dengan cara mereka sendiri,
dan mereka juga dapat mengikutsertakan layanan web lainnya untuk menyelesaikan
transaksi-transaksi yang lebih rumit, seperti misalnya memeriksa kredit, pengadaan,
atau memesan produk-produk. Dengan menciptakan komponen perangkat lunak
36. yang dapat mengomunikasikan dan membagi data tanpa memperhatikan sistem
operasi, bahasa pemrograman, atau perangkat klien, maka layanan web dapat
memberikan penghematan biaya yang signifikan dalam membangun sistem,
sementara itu membuka selebar-lebarnya peluang-peluang yang baru untuk bekerja
sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE
Mengembangkan aplikasi bagi platform mobile cukup berbeda dari pengembangan
untuk PC dan layar mereka yang jauh lebih besar. Besaran perangkat mobile yang
diturunkan memungkinkan dengan menggunakan jari-jari tangan dan gerakan multi
touch yang jauh lebih mudah daripada mengetik dan menggunakan keyboard.
Aplikasi mobile perlu dioptimalkan untuk suatu tugas tertentu yang mereka
laksanakan, mereka tidak berusaha untuk melaksanakan terlalu banyak tugas, dan
mereka akan dirancang untuk kegunaannya. Pengalaman pengguna untuk interaksi
mobile secara fundamental berbeda dari menggunakan desktop atau PC laptop.
Menghemat sumber dayabandwidth, spasi layar, memori, pemrosesan, entri data,
dan gerakan penggunasemuanya merupakan prioritas yang tertinggi.
Ketika situs web yang sepenuhnya diciptakan bagi desktop disusutkan menjadi
ukuran layar smartphone, sulit bagi pengguna untuk menavigasi melalui situs.
Pengguna harus secara terus-menerus memperbesar dan memperkecil gambar
serta menggulir untuk menemukan bahan material yang relevan. Oleh karenanya,
perusahaan biasanya merancang situs web secara spesifik bagi antarmuka mobile
dan menciptakan banyak situs mobile untuk memenuhi kebutuhan dari smartphone,
tablet, dan browser desktop. Hal ini setara dengan sedikitnya 3 situs dengan konten,
pemeliharaan, dan biaya yang terpisah. Saat ini, situs web mengetahui perangkat
yang Anda gunakan karena browser Anda akan mengirimkan informasi tersebut
kepada server ketika Anda masuk. Didasarkan pada informasi ini, maka server akan
mengirimkan layar yang sesuai.
Salah satu solusi terhadap permasalahan memiliki 3 situs web yang berbeda adalah
menggunakan desain web yang bersifat responsif. Desain web responsif
(responsive web design) memungkinkan situs web untuk secara otomatis mengubah
tata letak sesuai dengan resolusi layar dari pengunjung, apakah menggunakan
desktop, tablet, atau smartphone. Pendekatan ini menggunakan campuran yang
fleksibel atas grids, dan layout, gambar yang fleksibel, dan queri media yang
mengoptimalkan desain bagi konteks melihat yang berbeda. Sebagaimana
pengguna akan beralih dari laptop-nya menjadi iPad, iPhone, atau Android genggam,
37. maka situs web akan secara otomatis mengakomodasi perubahan resolusi dan
besaran gambar. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan desain yang terpisah dan
kerja pengembangan untuk setiap perangkat yang bari Dengan desain yang bersifat
responsif, maka pengguna seluruh kisaran perangkat dan browser yang luas akan
memiliki akses pada suatu sumber konten tunggal, ditata agar lebih mudah untuk
membaca dan menavigasi dengan minimum perubahan ukuran, penggeseran, dan
pengguliran.
Terdapat 3 platform utama bagi aplikasi mobile- iPhone/iPad, Android, dan Window
Phone. Masing-masing platform untuk aplikasi mobile tersebut memiliki lingkungan
pengembangan yang terintegrasi, seperti misalnya Apple's iOS SDK (perangkat
pengembangan perangkat lunak) untuk iPhone/iPad, yang mana menyediakan alat
bantu untuk menulis, menguji, dan menyebarkan aplikasi dalam lingkungan platform
target. Perusahaan yang lebih besar atau para pemilik bisnis dengan pengalaman
pemrograman dapat menggunakan perangkat pengembangan perangkat lunak ini
untuk menciptakan aplikasi dari nol. Pengembangan aplikasi dapat juga dilakukan
alih daya kepada perusahaan pengembangan aplikasi yang memiliki spesialisasi
yang membebankan sebesar-besarnya $20.000 untuk merancang dan
mengembangkan suatu aplikasi dan biaya tambahan untuk memperbarui perangkat
lunak. Sejumlah perusahaan, seperti misalnya Red Foundry menawarkan aplikasi
template bagi bisnis skala kecil yang tidak dapat mengupayakan para pemrogram
yang bergaji tinggi. Sesi Interaktif: Teknologi akan menggambarkan bagaimana
beberapa perusahaan telah menangani tantangan-tantangan dari pengembangan
mobile yang baru saja telah kita bahas.
Pembahasan
PT. Bayu Buana Travel perusahaan yang bergerak dibidang jasa travel agent.
Pengembangan Sistem yang ada di perusahaan terakhir saya bekerja yakni
peralihan sistem internal menggunakan SAP. Dimulai dari pembentukan divisi
baru untuk lebih fokus pada pengembangan sistem baru ini, dari tiap divisi
beberapa karyawan senior tarik ke divisi tersebut guna memberi masukan
untuk apa-apa saja kiranya yang perlu dikembangkan dari sistem sebelumnya
agar lebih efektif dan efisien dengan otomatisasi, rasionalisasi prosedur,
manajemen kualitas total, serta six sigma. Hampir sekitar 1 proses
pengembangan dan proses back-up data-data dari sistem sebelumnya yang
masih berguna & diperlukan ke sistem yang baru, hingga akhir tahun
kemungkinan sistem yang baru sudah layak uji coba yang dilakukan dari
bulan Okt - Des 2019 dengan adanya training untuk seluruh karyawan user.
38. Dan tahun depan nya 2020 sudah realisasi penggunaan sistem baru tersebut,
dengan perbaikan-perbaikan seiring berjalannya sistem baru dari masukan
para karyawan user yang kiranya dapat lebih dioptimalkan otomatisasinya.
Mungkin pendekatan alternatif pembangunan sistem yang digunakan dengan
versii prototipe. Dimana versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang
sudah dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja.
Setelah beroperasi, prototipe akan lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali
dengan kebutuhan penggunanya. Ketika rancangannya telah difinalisasi,
prototipe dapat dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh lebih baik.
Dalam waktu dekat ini perusahaan belum ada pengembangan aplikasi untuk
digitalisasi perusahaan, mungkin karena masih fokus pada sistem
pengembangan sebelumnya. Dengan bagaimana kinerjanya sampai saat
ini,memastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan baik, dan tidak
terdapat kendala.
Kesimpulan
Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses solusi
permasalahan suatu organisasi. Dengan sistem informasi baru memberi
kemudahan bagi perusahaan untuk menjankan aktivitas bisnis dengan baik
dan lancar. Seperti PT. Bayu Buana Travel melakukan pengembangan sistem
dengan mengoptimalisasi sumber daya manusia agar mendukung
pengembangan teknologi informasi dalam proses bisnis perusahaan.
Pengembangan teknologi informasi seperti website, penyimpanan data dalam
bentuk digital sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis.
PT. Bayu Buana Travel juga mengadakan evaluasi secara berkala untuk
melakukan pengembangan yang lebih lanjut.
Daftar Pustaka (Minimal 5, sumber bisa modul, ebook, artikel baik
online maupun offline)
Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018).
Application of Supply Chain Management Practices in Banks: Evidence
from Indonesia. International Journal of Supply Chain Management,
7(5), 418-427.
Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure
Implications of Sustainable Supply Chain, Profitability and Industrial
Profile. International Journal of Supply Chain Management, 9(2), 648-
655.
39. Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth
Rekomendasi Trend Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi.
InComTech, 9(1), 49-60.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology
Utilization, Management Support, Internal Control, and User
Competence on Accounting Information System Quality. Schollars
Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic
management accounting in supply chain outcomes and logistic firm
profitability. Uncertain Supply Chain Management, 7(2), 145-156.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level
of Education, Accounting Knowledge, and Utilization Of Information
Technology Toward Quality The Quality of MSME ’ s Financial Reports.
(3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573.
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The
Determinants of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME)
Become Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and Location
of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences, (2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775.
Putra, Y. M. (2019). Membangun Sistem Informasi. Modul Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of
SMEs Using Accounting Applications. Journal of Economics and
Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.
Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business
Performance: A Proposed Model for SMEs. European Research
Studies Journal, 20(3A), 613-623.
Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development
model of marketing capabilities and export performance of SMEs: A
proposed study. European Journal of Business and Management,
10(22).
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-
Filing (Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, and Bekasi). EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.
https://adityaputra813266362.wordpress.com/2017/12/15/chapter-13-
sistem-informasi-manajemen/