2. Pengantar
Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat
kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil
keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
4. SCREENING PERKEMBANGAN
Bisa dilakukan oleh dokter, psikolog, orangtua,
guru atau orang yang mempunyai perhatian pada
anak
Contoh alat penyaringan: Tes APGAR, Tes Reflek
Primitif, KPSP, Tes DENVER 2, M-CHAT, PDDST II,
dll.
5. TES APGAR
Oleh Dr. Virginia Apgar, 1952.
Akronim Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Appearance Warna kulit seluruhnya biru warna kulit tubuh
normal merah muda,
tetapi tangan dan kaki
kebiruan (akrosianosis)
warna kulit
tubuh, tangan,
dan kaki
normal merah
muda, tidak ada
sianosis
Pulse Denyut jantung tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
Grimace Respons refleks tidak ada respons
terhadap
stimulasi
meringis/menangis
lemah ketika
distimulasi
meringis/bersin/b
atuk saat
stimulasi saluran
napas
Activity Tonus otot lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif
Respiration Pernapasan tidak ada
lemah atau tidak
teratur
menangis kuat,
pernapasan baik
dan teratur
7. REFLEKS PRIMITIF
JENIS REFLEKS KETERANGAN BATASAN
Palmar grasp Tangan mengepal 3 bln
Plantar grasp Kaki meremas 10 -15 bln
Moro kaget 5 bln
ATNR Asimetric tonic neck
reflek
6 bln
BABINSKI SIGN Memutar kaki 10 -15 bln
8. REFLEKS POSTURAL
JENIS REFLEKS MUNCUL
Parachute reaction 6 BLN
Foward support reaction 6 BLN
Sideward support reaction 7 BULAN
Backward support reaction 11 BULAN
10. Anak dengan gangguan intelektual (Tunagrahita)
adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan
dan keterbelakangan perkembangan mental-
intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
10
Definisi
11. Ada tiga indikator yang harus terpenuhi untuk mengklasifikasikan seorang anak sebagai tunagrahita, yaitu:
•Hambatan fungsi intelektual, misalnya dalam kemampuan pemahaman sebab-akibat, pemecahan masalah, perencanaan, berpikir abstrak,
kemampuan akademik, dan belajar dari pengalaman. Hal ini harus berdasarkan hasil asesmen klinis dan tes inteligensi yang standar.
•Ketidakmampuan dalam fungsi sosial adaptif, dan
•Hambatan intelektual dan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan
11
INDIKATOR
12. Klasifikasi Keterbelakangan
(National Information Center for Children and Youth with
Disabilities, 1998)
Rentang IQ
Derajat Keterbelakangan
Kemampuan belajar Terminologi psikologis
84-70 Slow learner Borderline
69-55 Mampu didik Ringan
54-40 Mampu latih Sedang
39-25 Sub-trainable Berat
< 25 Profound
13. POTENSI AKADEMIS DAN PEKERJAAN
BERDASARKAN DERAJAT RETARDASI
Level Potensi akademis kemandirian Pekerjaan
Sangat berat Tidak ada Sedikit yang bisa
dilatih
membersihkan diri
Tidak dapat bekerja
Berat Sulit sekali membaca
atau menulis
Dapat dilatih
membersihkan diri
dengan bantuan
Membutuhkan
pekerjaan yang
terawasi
sedang Membaca sangat
terbatas, hanya
sampai kelas 1 atau
2
Mampu berpakaian,
membersihkan diri,
menyiapkan
makanan
Membutuhkan
pekerjaan yang
terawasi
Ringan Membaca & menulis
sampai kelas 4-5
atau kurang
Relatif mandiri Membutuhkan
pelatihan khusus
Borderline Sekolah reguler
sampai kelas 6
Mampu mandiri Dapat bekerja
14. KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA
Pendidikan bagi peserta didik tunagrahita seharusnya
ditujukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
anak secara optimal, agar mereka dapat hidup mandiri
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di
tempat mereka berada.
14
17. merupakan gangguan perkembangan yang
ditandai oleh adanya abnormalitas pada 3 bidang
yaitu interaksi sosial, komunikasi dan perilaku,
yang muncul sebelum usia tiga tahun.
17
Definisi
18. Penyebab
KELAINAN NEURODEVELOPMENT
(neurotransmiter mengeluarkan serotonin yang berlebihan)
FAKTOR GENETIK SANGAT BERPERAN
DISANDANG SEPANJANG HIDUP
DAPAT MENGENAI SIAPAPUN
TIDAK ADA PERTANDA KHUSUS UNTUK MENDIAGNOSA AUTIS
19. GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL
SAAT BAYI TIDAK ADA KONTAK, TIDAK SENANG
DIGENDONG, TIDAK MINTA DIGENDONG
TIDAK MAMPU BERIMAGINASI
BERPERILAKU SOSIA YANG ANEH
TIDAK MAMPU MENJALIN HUBUNGAN DENGAN PIHAK
LAIN
TIDAK MAMPU BERBAGI RASA, MINAT ATAU MELAKUKAN
AKTIFITAS BERSAMA-SAMA DENGAN ORANG LAIN
20. GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL
(LANJUTAN)
TIDAK MAMPU MELAKUKAN HUBUNGAN SOSIAL TIMBAL
BALIK
ALOOF, PASIF, MUDAH TERALIH, TIDAK KOOPERATIF
TIDAK MAMPU BEREMPATI
TIDAK MAMPU MENGEMUKAKAN IDE, PERASAAN
TIDAK MAMPU MEMAHAMI RENCANA ATAUPUN
KEINGINAN ORANG LAIN
21. GANGGUAN BERKOMUNIKASI
KETIKA BAYI TIDAK BABLING
TIDAK MEMBERI PERHATIAN TERHADAP ORANG LAIN YANG BERBICARA
TERLAMBAT BICARA
TIDAK DAPAT MENIRUKAN BUNYI
TIDAK BISA MEMULAI PEMBICARAAN ATAU MEMPERTAHANKAN
KOMUNIKASI YANG TERJALIN DENGAN ORANG LAIN
EKOLALIA
TIDAK MAMPU BERMAIN SIMBOLIK SESUAI UMURNYA
22. GANGGUAN PERILAKU
MINAT YANG TERBATAS
BERMAIN ITU-ITU SAJA DENGAN MINAT YANG TIDAK
BIASA
KELEKATAN YANG AMAT SANGAT TERHADAP RUTINITAS
ATAU RITUAL TERTENTU YANG TIDAK FUNGSIONAL
MELAKUKAN GERAKAN BERULANG-ULANG (STEREOTIPIK)
SANGAT TERPAKU PADA BAGIAN BENDA YANG BERGERAK
23. GEJALA-GEJALA TAMBAHAN
SENSITIVITAS YANG BERLEBIHAN TERHADAP SUARA,
CAHAYA ATAUPUN PERABAAN
CLUMSY
SULIT BERALIH DARI OBJEK YANG SUDAH JADI MINATNYA
RASA INGIN TAHU YANG TERBATAS
27. INTELIGENSIA ANAK AUTIS
SULIT MENETUKAN IQ ANAK AUTISTIK
KOMPLEKSITAS GEJALA ERAT HUBUNGANNYA DENGAN
LEVEL IQ
40 % : MR BERAT
30 % : BORDERLINE SAMPAI MR SEDANG
30 % : NORMAL
28. Kebutuhan Pembelajaran Anak Autis
Diperlukan adanya pengembangan strategi untuk belajar dalam lingkup
kelompok
Perlu menggunakan beberapa teknik di dalam menghilangkan perilaku-
perilaku negatif yang muncul dan mengganggu kelangsungan proses
belajar secara keseluruhan (stereotip)
Guru perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai
bantuan
Guru terampil mengubah lingkungan belajar yang nyaman dan
menyenangkan bagi anak, sehingga tingkah laku anak dapat dikendalikan
pada hal yang diharapkan.