SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
17
Anak dengan ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Di Amerika Serikat, anak dengan ADHD pada umumnya diatasi dengan
pengobatan. ADHD adalah permasalahan mental yang diderita oleh 3 - 5% anak
di Amerika. Kelemahan dalam memusatkan pehatian yang disertai dengan
hiperaktivitas (ADHD) adalah gangguan yang diderita selama bertahun-tahun dan
dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Gangguan ini dialami oleh 3-5 persen anak
usia sekolah dalam kurun waktu 6 bulan.
1. Definisi dan Konsep Anak dengan ADHD
a. Menurut Barkley
ADHD di definisikan oleh Barkley (1991) sebagai sebuah gangguan dimana
respons menjadi terhalang dan mengalami disfungsi pelaksana yang mengarah
pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur perilaku
untuk tujuan sekarang dan masa depan, sulit beradaptasi secara social dan perilaku
dengan tuntutan lingkungan.
b. Menurut Manual Statistik dan Diagnostik Gangguan Psikiatrik (DSM
[Diagnostic and statistical Manual of Mental Disorder]-IV)
ADHD adalah sebuah gangguan kejiwaan yang pengaruhnya bias mengarah
pada orang-orang yang ada disekitar penderita. Meskipun demikian, tidak seperti
dua gangguan kejiwaan lainnya, yakni sikap selalu menentang dan gangguan
perilaku, maka ADHD adalah satu-satunya “yang dilakukan diluar kesadaran”.
ADHD terjadi karena keterbelakangan atau ketidakmampuan mental sehingga
para penderitanya gagal untuk berperilaku secara pantas. (Schaughency &
Rothlind, 1991).
c. Menurut Profesor George F. Still
Anak dengan ADHD adalah anak yang menunjukkan suatu ketidakmampuan
abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah.
d. Menurut Laufer, Denhoff dan Solomons
18
ADHD disebut hiperkinesis yang biasanya ditujukan terhadap lemahnya
penyaringan stimuli (rangsang) yang masuk ke dalam otak.
e. Menurut Douglas
Simtom-simtom pengaturan diri yang lemah dan mengalami kesulitan karena
perilaku yang terhambat menjadi fokus kajian sebagai penyebab utama yang
memperparah kerusakan otak
2. Terminologi yang digunakan
a. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD atau AD-HD)
b. Attention Deficit Disorder (ADD)
c. Attention Deficit Disorder (with or without) Hyperactivity (ADD/H)
d. Gangguan Pemusatan Perhatian (dengan atau tanpa) Hiperaktivitas (GPP/H)
e. Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH)
3. Faktor – faktor yang menyebabkan anak mengalami ADHD
Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum ada satu pun
penyebab pasti yang tampak berlaku bagi semua gangguan yang ada. Namun
untuk bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk,
2000, Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi & Sugiarmin, 2006),
yang mengatakan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap munculnya
ADHD , yaitu:
a. Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting
dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga
ADHD memiliki gangguan, yaitu jik orang tua mengalami ADHD, maka anaknya
beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami.
ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami ADHD.
Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul
genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan
19
demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu
menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan.
b. Faktor neurobiologis
Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa
terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul
pada kerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan
pada anak ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi
lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi
tinggi) menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini
meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah
korteks serebral secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia.
Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan
respons, dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan
ciriciri yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak
ADHD mempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak
ADHD.
4. Identifikasi ADHD melalui ciri-ciri dan karakteristiknya
Berikut ciri ADHD, dimana ciri-ciri ini muncul pada masa kanak-kanak awal,
bersifat menahun, dan tidak diakibatkan oleh kelainan fisik yang lain, mental,
maupun emosional. Ciri utama individu dengan gangguan pemusatan perhatian
meliputi: gangguan pemusatan perhatian (inattention), gangguan pengendalian diri
(impulsifitas), dan gangguan dengan aktivitas yang berlebihan
(hiperaktivitas).Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Inatensi
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini
tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Mereka sangat
mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau
oleh perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya mampu
20
mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek,
sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
b. Impulsifitas
Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak
disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga
sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk
mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang akan
ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang bersangkutan maupun
lingkungannya.
c. Hiperaktivitas
Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang
dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak
bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang
aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak
mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya,
sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting.
Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk
memusatkan perhatian.
Untuk melakukan identifikasi ADHD dapat digunakan pedoman yang di
keluarkan oleh American Psychiatric Association, yang menerapkan kriteria untuk
menentukan gangguan pemusatan perhatian dengan mengacu kepada DSM IV
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition tahun 2005)
sebagai berikut:
Kriteria Diagnosis ADHD menurut DSM IV :
1. Kurang Perhatian
Pada kriteria ini, anak ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala-
gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu
tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
a. seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau
membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah clan
kegiatankegiatan lainnya,
21
b. seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugas-
tugas atau kegiatan bermain,
c. seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung,
d. seringkali tidak mengikuti baik-baik instruksi clan gagal dalam menyelesaikan
pekerjaan sekolah, pekerjaan,atau tugas di tempat kerja (bukan disebabkan
karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi),
e. seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan,
f. seringkali kehilangan barangf benda penting untuk tugas-tugas clan kegiatan,
misalnya kehilangan permainan;kehilangan tugas sekolah;kehilangan pensil,
buku, dan alat tulis lain,
g. seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan
tugastugas yang membutuhkan usaha mental yang didukung, seperti
menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah,
h. seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar, dan
i. seringkali cepat lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
2. Hiperaktivitas/Impulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas berikutnya
bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang maladaptif dan
tidak dengan tingkat perkembangan.
Hiperaktivitas
a. seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering menggeliat di
kursi,
b. sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya di
mana diharapkan agar anak tetap duduk
c. sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi di mana hal ini
tidak tepat. (Pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah yang
subjektif),
d. sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan senggang
secara tenang,
e. sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah 'dikendalikan oleh motor', dan sering
berbicara berlebihan.
Impulsivitas
a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesal.
b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran.
c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya rnemotong
pembicaraan atau permainan.
5. Tipe/Pengelompokkan ADHD
Dibawah ini merupakan tipe/pengelompokan yang biasa digunakan oleh
kelompok neurology dan psikiater anak di Belanda :
22
a. Tipe 1 : ADHD yang diikuti dengan berbagai gejala masalah kematangan
(keterlambatan perkembangan) dengan tingkat gejala ringan. Masalah yang
paling utama tampak adalah adanya masalah perhatian, sedang
hiperaktivitas/impulsivitasnya tidak terlalu tampak atau setidaknya dalam
bentuk yang ringan.
b. Tipe 2 : ADHD dimana gangguan yang paling menonjol adalah hiperaktivitas
dan impulsivitas. Bentuk ini disebut bentuk murni ADHD. Gejalanya lebih
parah daripada tipe 1 dan tidak ada komorbiditas yang menyertainya.
Seringkali bentuk ini juga ditemui di dalam keluarganya.
c. Tipe 3 : dengan gejala-gejala yang parah, yaitu gangguan perhatian juga
hiperaktivitas dengan komorbiditas pada bentuk gangguan fungsi kognitif
(misalnya gangguan fungsi perencanaan, gangguan memori, dan gangguan
pandang ruang). Selain itu diikuti dengan gangguan stemming dan rasa takut.
d. Tipe 4 : ADHD dengan conduct disorders (gangguan perilaku yang sangat
parah dalam bentuk agresivitas, perilaku bermasalah dan antisosial) yang
diikuti dengan bentuk perilaku oposan (oppositional deviant disorder). Gejala
utamanya dalam bentuk impulsivitas dan hiperexcibilitas yang tinggi.
Etiologinya jelas adanya trauma otak, terutama karena masalah kesulitan yang
parah saat dilahirkan. Bentuk ini jumlahnya sekitar 15 persen dari semua
jumlah penyandang ADHD.
Tipe ADD/ADHD menurut DSM IV dibagi menjadi tipe :
a. Tipe 1 : Tipe hyperactive/impulsive
b. Tipe 2 : Tipe Inattentive
c. Tipe 3 : Tipe Kombinasi
6. Perkembangan Anak dengan ADHD
a. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif anak ADHD dapat dilihat dari Tes Kecerdasan dari
Weschler. Menurut Pineda, Ardilla dan Rosselli (1999), anak-anak penderita
ADHD memeperoleh nilai yang lebih rendah dalam berbagai pengujian
23
WISC-R, dengan pengecualian uji pengetahuan tentang kemiripan, membuat
kalimat, serta melengkapi gambar, di mana nilai mereka lebih tinggi. Terlepas
dari itu semua, rata-rata skala kecerdasaan intelektual (IQ) anak-anak
penderita ADHD hanya tiga angka lebih rendah. Hasil ujian memperlihatkan
bahwa anak-anak penderita ADHD mengalami kelemahan dalam mengingat,
menyusun konsep, serta kelancaran berbicara.
Berdasarkan hasil studi, Reid dan Maag (1994) mencatat bahwa hampir
50% dari anak penderita ADHD yang menjadi subjek penelitian mereka
mengalami kesulitan membaca, sedang hampir 40% di antaranya mengalami
kesulitan baik dalam matematika, dan sekitar 30% mengalami kesulitan baik
dalam matematika maupun membaca. Kesulitann untuk berbicara atau
mengekspresikan sesuatu juga dijumpai pada penelitian yang sama, di mana
rasio perbandingannya lebih tinggi pada anak-anak penderita ADHD.
Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik anak ADHD adalah
kemauan atau tekad untuk mengawali dan menyelesaikan sesuatu, mengikuti
suatu petunjuk, hasil kerja yang konsisten, mengorganisasi langkah-langkah
dalam mengerjakan sesuatu, metakognisi, dan motivasi yang rendah (Munoz,
Smeal, David, & Witting, 1999).
b. Perkembangan Motorik Anak dengan ADHD
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas
motorik anak–anak hingga menyebabkan aktifitas anak yang cenderung tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini bisa ditandai dengan berbagai keluh
kesah perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang dan
selalu meninggalkan keadaan yang tetap. Beberapa kriteria yang lain sering
digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan dan suka membuat
keributan. Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebihan melebihi
gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi
mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan
24
dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku anak hiperaktif tampak
tidak bertujuan.
Sugiarmin (2007, hlm.16) menyebutkan bahwa masalah motorik pada
anak ini disebabkan karena kesulitan mengontrol dan melakukan koordinasi
dalam aktivitas motoriknya, sehingga tidak dapat membedakan kegiatan yang
penting dan yang tidak penting. Gerakannya dilakukan terus-menerus tanpa
lelah, sehingga kesulitan memusatkan perhatian. Aktivitas motorik berlebihan
ini seperti, jalan-jalan di kelas atau bertindak berlebihan.
Selain itu, Sugiarmin (2007, hlm.12) juga memandang bahwa masalah
perkembangan anak ADHD mempengaruhi keterampilan motorik kasar dan
halus atau koordinasi mata dan tangan. Dalam keterampilan motorik kasar,
mereka mengalami kesulitan dalam keseimbangan melompat, berlari, atau
naik sepeda. Dalam keterampilan motorik halus, seperti mengancingkan baju,
memakai tali sepatu, menggunting, mewarnai, dan tulisannya sulit dibaca.
Dalam koordinasi mata-tangan seperti melempar bola, menangkap bola,
menendang, maka gerakan-gerakannya cenderung terburu-buru. Hal ini
tampak juga ketika mengikuti kegiatan olah raga, gerakan-gerakannya tampak
kurang terampil.
c. Perkembangan Emosi dan Sosial
Kemampuan bersosialisasi penting sekali guna mencapai keberhasilan
hidup. Sayangnya, anak penderita ADHD mengalami banyak sekali masalah
dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Felham dan Milich 1984, mereka
paling jarang dipilih oleh rekan sebayanya sebagai sahabat karib , rekan dalam
berbagai aktivitas atau rekan sebangku. Laporan para guru menyatakan
bahawa anak anak ini sering terlibat perkelahian, senang menyela, serta tak
disukai atau di tolak oleh teman-temannya (Felham dan Bender, 1982).
Sementara itu, Barkley 1981 melaporkan bahwa orang tua dalam 80% kasus
merasa anak mereka punya masalah social yang serius.
25
Waddell 1984 meyakini adanya suatu siklus yang tidak baik, dimana
masalah social ini semakin tumbuh ketika anak tumbuh besar. Pertumbuhan
itu disertai dengan kebiasaan-kebiasaan yang mengakibatkan penolakan serta
lemahnya dalam hal bersosialisasi sehingga mereka merasa rendah diri.
Hubungan pertemanan yang baik pada masa kanak-kanak dapat
memprediksikan kebiasaan dan tingkah laku positif mereka pada waktu
dewasa nanti. Begitu juga jika rasa percaya diri mereka rendah pada saat
berteman, maka akan juga turut terbawa hingga masa dewasa (Glow dan
Glow, 1980).
Anak penderita ADHD memperlihatkan bahwa mereka juga memberikan
pengaruh pada lingkungannya. Meningkatnya interaksi negative antara guru
dan murid secara keseluruhan dilaporkan dikelas-kelas yang terdapat siswa
penderita ADHD (Campbel, Enmand and Bernfield, 1977).
d. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Anak dengan ADHD
Salah satu gangguan yang sering dialami anak-anak ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan belajar dan gangguan
berkomunikasi. Gangguan ini telah menjadi bahan penelitian dan menjadi
perhatian dari dunia kesehatan karena gangguan ini kerap terjadi tidak hanya
pada anak tetapi juga bertahan hingga dewasa. Beberapa laporan
menyebutkan bahwa 10-18% anak-anak mengidap ADHD. Rata-rata 60%
anak dengan ADHD memiliki gejala-gejala yang bertahan hingga mereka
dewasa (Nass dan Leventhal, 2011:2). Ciri khas anak dengan ADHD, yaitu
sulit untuk memusatkan perhatian, impulsif dan hiperaktif secara tidak
langsung mempengaruhi kemampuan berbahasa berkomunikasi yang dimiliki
oleh anak.
Anak ADHD lebih mungkin untuk mengalami kesulitan pemosresan
bahasa yang sederhana. Mungkin tidak ada sejarah awal perkembangan bicara
dan bahasa, masalah-masalah bahasa mungkin hanya menjadi jelas ketika
26
anak berlangsung melalui system sekolah. Hal ini terutama relevan dalam
kecerdasan, berbakat, pada siswa dengan masalah bahasa halus dan ADHD.
ADHD termasuk salah satu sindrom yang dilaporkan dalam diagnosis
psikiatris pada anak dengan gangguan berbahasa. Dapat dikatakan, secara
tidak langsung, karakteristik berbahasa yang dimiliki anak dengan ADHD
tersebut dapat mempengaruhi social skill atau kemampuan anak ADHD untuk
bersosialiasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak dengan
ADHD memiliki karakteristik tersendiri dalam berkomunikasi dan berbahasa.
Ketika dibandingkan dengan anak-anak yang pertumbuhannya normal, anak
dengan ADHD menunjukkan beberapa penanda gangguan berbahasa.
Penanda tersebut meliputi beberapa hal seperti penundaan permulaan kata
pertama, kombinasi kata, kelancaran membaca, memori jangka pendek,
kohesivitas wacana, dan kesulitan pragmatik, dan partisipasi percakapan yang
tidak sesuai (Redmond, 2003:108).
Selain itu, dikaitkan dengan ciri-ciri dari ADHD, Parigger (2012:19)
menyatakan bahwa gejala-gejala dari ADHD dapat berpengaruh pada masalah
berbahasa. Masalah berbahasa tersebut khususnya meliputi ranah pragmatik,
seperti sering terlihat tidak mendengarkan ketika diajak berbicara secara
langsung (inattention), sering berbicara secara terburu-buru (hiperaktif), dan
sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan (impulsif). Secara
tidak langsung, dapat dikatakan bahwa gejala-gejala khas yang dimiliki anak
dengan ADHD mempengaruhi kemampuan anak dalam mengelola
percakapan.
Jenis-jenis masalah bahasa yang dialami oleh anak-anak dengan ADHD
sangat bervariasi dan dapat mencakup semua modalitas bahasa. Biasanya
masalah yang terlihat pada:
1. Sintaks, yaitu kesulitan simantik dalam bahasa melibatkan masalah dengan
arti kata dan organisasi. Masalah di sekolah termasuk kesulitan memahami
bahasa lisan dan tertulis, miskin kosakata, kesulitan menemukan kata dan
27
kesulitan menggunakan konteks untuk membantu dengan pemahaman
membaca.
2. Pragmatik, adalah istilah yang digunakan untuk penggunaan bahasa sosial.
Kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dengan
orang lain secara social atau tujuan tertentu. Misalnya, meminta informasi,
mengungkapkan erasaan, memegang percakapan dengan orang-orang dari
tingkat usia yang berbeda.
3. Metalinguistik, yaitu kemampuan untuk merefleksikan bahasa obyektif.
Untuk mengetahui dan memahami bahasa dan aturan terikat kode,
misalnya humor, multimeaning dalam kata-kata, ambiguitas, bahasa
kiasan, kemampuan untuk kata-kata menjadi suku kata atau segmen fonem
(suara).
e. Dampak ADHD terhadap Kehidupan Sehari-hari Anak dengan
ADHD
Anak ADHD menjalani kehidupan sehari-hari tidak seperti anak pada
umumnya akibat hambatan perkembangan sosial-emosi dan motoriknya.
Uraian dari kehidupan sehari-hari anak dengan ADHD antara lain:
1. Sering melakukan kecerobohan atau gagal menyimak hal yang terperinci
dan sering membuat kesalahan karena tidak cermat.
2. Sering sulit memusatkan perhatian secara terus-menerus dalam suatu
aktivitas.
3. Sering tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara.
4. Sering tidak mengikuti intruksi dan gagal menyelesaikan tugas.
5. Sering menghindar, tidak menyukai, atau enggan melakukan tugas yang
butuh pemikiran yang cukup lama.
6. Sering kehilangan barang yang dibutuhkan untuk melakukan tugas.
7. Sering mudah beralih perhatian oleh rangsang dari luar.
8. Sering lupa dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari.
9. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering
menggeliat.
28
10. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya is duduk
manis.
11. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang
tidak selayaknya.
12. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
13. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorongnoleh mesin. Juga,
tenaganya tidak habis.
14. Sering terlalu banyak bicara.
15. Sering terlalu memberi jawaban ketika ditanya, padahal pertanyaan belum
selesai.
16. Sering sulit menunggu giliran.
17. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
Selain hal-hal tersebut, ada pula hal lainnya yang biasa dilakukan oleh
anak-anak ADHD dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Tidak fokus, karena tidak mampu berkonsentrasi lebih dari lima belas
menit dan mudah teralihkan perhatiannya.
2. Penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati.
3. Desdruktif atau merusak
4. Tidak kenal lelah, sepanjang hari mampu berlari-lari, melompat-lompat
dan berguling tanpa henti.
5. Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan.
6. Tidak sabaran dan usil.
7. Melakukan sesuatu tanpa dipikir lebih dulu.

More Related Content

What's hot

Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
Prinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuPrinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuOcta Pranata
 
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...Tyaseta Sardjono
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...atone_lotus
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Ikha Mardiyah
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaranelmakrufi
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusiapjj_kemenkes
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Konseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaKonseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaiirstanty
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 

What's hot (20)

Pengukuran Psikologi
Pengukuran PsikologiPengukuran Psikologi
Pengukuran Psikologi
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Prinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuPrinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilaku
 
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Tes bakat
Tes bakatTes bakat
Tes bakat
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran ManusiaTingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
Tingkat Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia
 
Kesulitan belajar spesifik
Kesulitan belajar spesifikKesulitan belajar spesifik
Kesulitan belajar spesifik
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Konseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaKonseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasa
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 

Similar to ADHD Anak

Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewMegat Panji Alam
 
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Mas Tri Sragen
 
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Muhammad Sollahhuddin
 
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...Ratih Aini
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanAntary Yuniar Widi
 
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Ahmad Imran Md Isa
 
Autisme
AutismeAutisme
AutismeAzhary
 
Asgmen pend khas 2012
Asgmen pend khas 2012Asgmen pend khas 2012
Asgmen pend khas 2012Maslina Mas
 
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDPEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDf1081221041
 
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK albert63083
 

Similar to ADHD Anak (20)

Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
 
Understanding adhd
Understanding adhdUnderstanding adhd
Understanding adhd
 
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
 
Adhd
AdhdAdhd
Adhd
 
Adhd Info 09
Adhd  Info 09Adhd  Info 09
Adhd Info 09
 
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
 
Konsep adhd
Konsep adhdKonsep adhd
Konsep adhd
 
EDUP3103: ADD/ADHD.pdf
EDUP3103: ADD/ADHD.pdfEDUP3103: ADD/ADHD.pdf
EDUP3103: ADD/ADHD.pdf
 
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
 
ADHD.ppt
ADHD.pptADHD.ppt
ADHD.ppt
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasan
 
Makalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukiaMakalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukia
 
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
 
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
 
Asgmen pend khas 2012
Asgmen pend khas 2012Asgmen pend khas 2012
Asgmen pend khas 2012
 
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDPEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
 
Hiperaktif
Hiperaktif Hiperaktif
Hiperaktif
 
ADHD
ADHDADHD
ADHD
 
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
 
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
PERMASALAHAN DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
 

More from Wulan Yulian

Pedoman Orientasi Mobilitas
Pedoman Orientasi Mobilitas Pedoman Orientasi Mobilitas
Pedoman Orientasi Mobilitas Wulan Yulian
 
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisLaporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisWulan Yulian
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Wulan Yulian
 
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanHellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanWulan Yulian
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiWulan Yulian
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanWulan Yulian
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Wulan Yulian
 

More from Wulan Yulian (9)

Pedoman Orientasi Mobilitas
Pedoman Orientasi Mobilitas Pedoman Orientasi Mobilitas
Pedoman Orientasi Mobilitas
 
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisLaporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanHellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

ADHD Anak

  • 1. 17 Anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Di Amerika Serikat, anak dengan ADHD pada umumnya diatasi dengan pengobatan. ADHD adalah permasalahan mental yang diderita oleh 3 - 5% anak di Amerika. Kelemahan dalam memusatkan pehatian yang disertai dengan hiperaktivitas (ADHD) adalah gangguan yang diderita selama bertahun-tahun dan dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Gangguan ini dialami oleh 3-5 persen anak usia sekolah dalam kurun waktu 6 bulan. 1. Definisi dan Konsep Anak dengan ADHD a. Menurut Barkley ADHD di definisikan oleh Barkley (1991) sebagai sebuah gangguan dimana respons menjadi terhalang dan mengalami disfungsi pelaksana yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur perilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, sulit beradaptasi secara social dan perilaku dengan tuntutan lingkungan. b. Menurut Manual Statistik dan Diagnostik Gangguan Psikiatrik (DSM [Diagnostic and statistical Manual of Mental Disorder]-IV) ADHD adalah sebuah gangguan kejiwaan yang pengaruhnya bias mengarah pada orang-orang yang ada disekitar penderita. Meskipun demikian, tidak seperti dua gangguan kejiwaan lainnya, yakni sikap selalu menentang dan gangguan perilaku, maka ADHD adalah satu-satunya “yang dilakukan diluar kesadaran”. ADHD terjadi karena keterbelakangan atau ketidakmampuan mental sehingga para penderitanya gagal untuk berperilaku secara pantas. (Schaughency & Rothlind, 1991). c. Menurut Profesor George F. Still Anak dengan ADHD adalah anak yang menunjukkan suatu ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah. d. Menurut Laufer, Denhoff dan Solomons
  • 2. 18 ADHD disebut hiperkinesis yang biasanya ditujukan terhadap lemahnya penyaringan stimuli (rangsang) yang masuk ke dalam otak. e. Menurut Douglas Simtom-simtom pengaturan diri yang lemah dan mengalami kesulitan karena perilaku yang terhambat menjadi fokus kajian sebagai penyebab utama yang memperparah kerusakan otak 2. Terminologi yang digunakan a. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD atau AD-HD) b. Attention Deficit Disorder (ADD) c. Attention Deficit Disorder (with or without) Hyperactivity (ADD/H) d. Gangguan Pemusatan Perhatian (dengan atau tanpa) Hiperaktivitas (GPP/H) e. Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH) 3. Faktor – faktor yang menyebabkan anak mengalami ADHD Penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum ada satu pun penyebab pasti yang tampak berlaku bagi semua gangguan yang ada. Namun untuk bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk, 2000, Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi & Sugiarmin, 2006), yang mengatakan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap munculnya ADHD , yaitu: a. Faktor genetika Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga ADHD memiliki gangguan, yaitu jik orang tua mengalami ADHD, maka anaknya beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami. ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami ADHD. Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan
  • 3. 19 demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan. b. Faktor neurobiologis Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul pada kerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi) menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia. Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan ciriciri yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD mempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD. 4. Identifikasi ADHD melalui ciri-ciri dan karakteristiknya Berikut ciri ADHD, dimana ciri-ciri ini muncul pada masa kanak-kanak awal, bersifat menahun, dan tidak diakibatkan oleh kelainan fisik yang lain, mental, maupun emosional. Ciri utama individu dengan gangguan pemusatan perhatian meliputi: gangguan pemusatan perhatian (inattention), gangguan pengendalian diri (impulsifitas), dan gangguan dengan aktivitas yang berlebihan (hiperaktivitas).Dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Inatensi Yang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Mereka sangat mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya mampu
  • 4. 20 mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya. b. Impulsifitas Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang akan ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang bersangkutan maupun lingkungannya. c. Hiperaktivitas Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting. Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk memusatkan perhatian. Untuk melakukan identifikasi ADHD dapat digunakan pedoman yang di keluarkan oleh American Psychiatric Association, yang menerapkan kriteria untuk menentukan gangguan pemusatan perhatian dengan mengacu kepada DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition tahun 2005) sebagai berikut: Kriteria Diagnosis ADHD menurut DSM IV : 1. Kurang Perhatian Pada kriteria ini, anak ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala- gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. a. seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah clan kegiatankegiatan lainnya,
  • 5. 21 b. seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugas- tugas atau kegiatan bermain, c. seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung, d. seringkali tidak mengikuti baik-baik instruksi clan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan,atau tugas di tempat kerja (bukan disebabkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi), e. seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan, f. seringkali kehilangan barangf benda penting untuk tugas-tugas clan kegiatan, misalnya kehilangan permainan;kehilangan tugas sekolah;kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lain, g. seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugastugas yang membutuhkan usaha mental yang didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah, h. seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar, dan i. seringkali cepat lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari. 2. Hiperaktivitas/Impulsifitas Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan. Hiperaktivitas a. seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering menggeliat di kursi, b. sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk c. sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi di mana hal ini tidak tepat. (Pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah yang subjektif), d. sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang, e. sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah 'dikendalikan oleh motor', dan sering berbicara berlebihan. Impulsivitas a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesal. b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran. c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya rnemotong pembicaraan atau permainan. 5. Tipe/Pengelompokkan ADHD Dibawah ini merupakan tipe/pengelompokan yang biasa digunakan oleh kelompok neurology dan psikiater anak di Belanda :
  • 6. 22 a. Tipe 1 : ADHD yang diikuti dengan berbagai gejala masalah kematangan (keterlambatan perkembangan) dengan tingkat gejala ringan. Masalah yang paling utama tampak adalah adanya masalah perhatian, sedang hiperaktivitas/impulsivitasnya tidak terlalu tampak atau setidaknya dalam bentuk yang ringan. b. Tipe 2 : ADHD dimana gangguan yang paling menonjol adalah hiperaktivitas dan impulsivitas. Bentuk ini disebut bentuk murni ADHD. Gejalanya lebih parah daripada tipe 1 dan tidak ada komorbiditas yang menyertainya. Seringkali bentuk ini juga ditemui di dalam keluarganya. c. Tipe 3 : dengan gejala-gejala yang parah, yaitu gangguan perhatian juga hiperaktivitas dengan komorbiditas pada bentuk gangguan fungsi kognitif (misalnya gangguan fungsi perencanaan, gangguan memori, dan gangguan pandang ruang). Selain itu diikuti dengan gangguan stemming dan rasa takut. d. Tipe 4 : ADHD dengan conduct disorders (gangguan perilaku yang sangat parah dalam bentuk agresivitas, perilaku bermasalah dan antisosial) yang diikuti dengan bentuk perilaku oposan (oppositional deviant disorder). Gejala utamanya dalam bentuk impulsivitas dan hiperexcibilitas yang tinggi. Etiologinya jelas adanya trauma otak, terutama karena masalah kesulitan yang parah saat dilahirkan. Bentuk ini jumlahnya sekitar 15 persen dari semua jumlah penyandang ADHD. Tipe ADD/ADHD menurut DSM IV dibagi menjadi tipe : a. Tipe 1 : Tipe hyperactive/impulsive b. Tipe 2 : Tipe Inattentive c. Tipe 3 : Tipe Kombinasi 6. Perkembangan Anak dengan ADHD a. Perkembangan Kognitif Kemampuan kognitif anak ADHD dapat dilihat dari Tes Kecerdasan dari Weschler. Menurut Pineda, Ardilla dan Rosselli (1999), anak-anak penderita ADHD memeperoleh nilai yang lebih rendah dalam berbagai pengujian
  • 7. 23 WISC-R, dengan pengecualian uji pengetahuan tentang kemiripan, membuat kalimat, serta melengkapi gambar, di mana nilai mereka lebih tinggi. Terlepas dari itu semua, rata-rata skala kecerdasaan intelektual (IQ) anak-anak penderita ADHD hanya tiga angka lebih rendah. Hasil ujian memperlihatkan bahwa anak-anak penderita ADHD mengalami kelemahan dalam mengingat, menyusun konsep, serta kelancaran berbicara. Berdasarkan hasil studi, Reid dan Maag (1994) mencatat bahwa hampir 50% dari anak penderita ADHD yang menjadi subjek penelitian mereka mengalami kesulitan membaca, sedang hampir 40% di antaranya mengalami kesulitan baik dalam matematika, dan sekitar 30% mengalami kesulitan baik dalam matematika maupun membaca. Kesulitann untuk berbicara atau mengekspresikan sesuatu juga dijumpai pada penelitian yang sama, di mana rasio perbandingannya lebih tinggi pada anak-anak penderita ADHD. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik anak ADHD adalah kemauan atau tekad untuk mengawali dan menyelesaikan sesuatu, mengikuti suatu petunjuk, hasil kerja yang konsisten, mengorganisasi langkah-langkah dalam mengerjakan sesuatu, metakognisi, dan motivasi yang rendah (Munoz, Smeal, David, & Witting, 1999). b. Perkembangan Motorik Anak dengan ADHD ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak–anak hingga menyebabkan aktifitas anak yang cenderung tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini bisa ditandai dengan berbagai keluh kesah perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan dan suka membuat keributan. Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebihan melebihi gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan
  • 8. 24 dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku anak hiperaktif tampak tidak bertujuan. Sugiarmin (2007, hlm.16) menyebutkan bahwa masalah motorik pada anak ini disebabkan karena kesulitan mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya, sehingga tidak dapat membedakan kegiatan yang penting dan yang tidak penting. Gerakannya dilakukan terus-menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan memusatkan perhatian. Aktivitas motorik berlebihan ini seperti, jalan-jalan di kelas atau bertindak berlebihan. Selain itu, Sugiarmin (2007, hlm.12) juga memandang bahwa masalah perkembangan anak ADHD mempengaruhi keterampilan motorik kasar dan halus atau koordinasi mata dan tangan. Dalam keterampilan motorik kasar, mereka mengalami kesulitan dalam keseimbangan melompat, berlari, atau naik sepeda. Dalam keterampilan motorik halus, seperti mengancingkan baju, memakai tali sepatu, menggunting, mewarnai, dan tulisannya sulit dibaca. Dalam koordinasi mata-tangan seperti melempar bola, menangkap bola, menendang, maka gerakan-gerakannya cenderung terburu-buru. Hal ini tampak juga ketika mengikuti kegiatan olah raga, gerakan-gerakannya tampak kurang terampil. c. Perkembangan Emosi dan Sosial Kemampuan bersosialisasi penting sekali guna mencapai keberhasilan hidup. Sayangnya, anak penderita ADHD mengalami banyak sekali masalah dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Felham dan Milich 1984, mereka paling jarang dipilih oleh rekan sebayanya sebagai sahabat karib , rekan dalam berbagai aktivitas atau rekan sebangku. Laporan para guru menyatakan bahawa anak anak ini sering terlibat perkelahian, senang menyela, serta tak disukai atau di tolak oleh teman-temannya (Felham dan Bender, 1982). Sementara itu, Barkley 1981 melaporkan bahwa orang tua dalam 80% kasus merasa anak mereka punya masalah social yang serius.
  • 9. 25 Waddell 1984 meyakini adanya suatu siklus yang tidak baik, dimana masalah social ini semakin tumbuh ketika anak tumbuh besar. Pertumbuhan itu disertai dengan kebiasaan-kebiasaan yang mengakibatkan penolakan serta lemahnya dalam hal bersosialisasi sehingga mereka merasa rendah diri. Hubungan pertemanan yang baik pada masa kanak-kanak dapat memprediksikan kebiasaan dan tingkah laku positif mereka pada waktu dewasa nanti. Begitu juga jika rasa percaya diri mereka rendah pada saat berteman, maka akan juga turut terbawa hingga masa dewasa (Glow dan Glow, 1980). Anak penderita ADHD memperlihatkan bahwa mereka juga memberikan pengaruh pada lingkungannya. Meningkatnya interaksi negative antara guru dan murid secara keseluruhan dilaporkan dikelas-kelas yang terdapat siswa penderita ADHD (Campbel, Enmand and Bernfield, 1977). d. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Anak dengan ADHD Salah satu gangguan yang sering dialami anak-anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan belajar dan gangguan berkomunikasi. Gangguan ini telah menjadi bahan penelitian dan menjadi perhatian dari dunia kesehatan karena gangguan ini kerap terjadi tidak hanya pada anak tetapi juga bertahan hingga dewasa. Beberapa laporan menyebutkan bahwa 10-18% anak-anak mengidap ADHD. Rata-rata 60% anak dengan ADHD memiliki gejala-gejala yang bertahan hingga mereka dewasa (Nass dan Leventhal, 2011:2). Ciri khas anak dengan ADHD, yaitu sulit untuk memusatkan perhatian, impulsif dan hiperaktif secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan berbahasa berkomunikasi yang dimiliki oleh anak. Anak ADHD lebih mungkin untuk mengalami kesulitan pemosresan bahasa yang sederhana. Mungkin tidak ada sejarah awal perkembangan bicara dan bahasa, masalah-masalah bahasa mungkin hanya menjadi jelas ketika
  • 10. 26 anak berlangsung melalui system sekolah. Hal ini terutama relevan dalam kecerdasan, berbakat, pada siswa dengan masalah bahasa halus dan ADHD. ADHD termasuk salah satu sindrom yang dilaporkan dalam diagnosis psikiatris pada anak dengan gangguan berbahasa. Dapat dikatakan, secara tidak langsung, karakteristik berbahasa yang dimiliki anak dengan ADHD tersebut dapat mempengaruhi social skill atau kemampuan anak ADHD untuk bersosialiasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak dengan ADHD memiliki karakteristik tersendiri dalam berkomunikasi dan berbahasa. Ketika dibandingkan dengan anak-anak yang pertumbuhannya normal, anak dengan ADHD menunjukkan beberapa penanda gangguan berbahasa. Penanda tersebut meliputi beberapa hal seperti penundaan permulaan kata pertama, kombinasi kata, kelancaran membaca, memori jangka pendek, kohesivitas wacana, dan kesulitan pragmatik, dan partisipasi percakapan yang tidak sesuai (Redmond, 2003:108). Selain itu, dikaitkan dengan ciri-ciri dari ADHD, Parigger (2012:19) menyatakan bahwa gejala-gejala dari ADHD dapat berpengaruh pada masalah berbahasa. Masalah berbahasa tersebut khususnya meliputi ranah pragmatik, seperti sering terlihat tidak mendengarkan ketika diajak berbicara secara langsung (inattention), sering berbicara secara terburu-buru (hiperaktif), dan sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan (impulsif). Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa gejala-gejala khas yang dimiliki anak dengan ADHD mempengaruhi kemampuan anak dalam mengelola percakapan. Jenis-jenis masalah bahasa yang dialami oleh anak-anak dengan ADHD sangat bervariasi dan dapat mencakup semua modalitas bahasa. Biasanya masalah yang terlihat pada: 1. Sintaks, yaitu kesulitan simantik dalam bahasa melibatkan masalah dengan arti kata dan organisasi. Masalah di sekolah termasuk kesulitan memahami bahasa lisan dan tertulis, miskin kosakata, kesulitan menemukan kata dan
  • 11. 27 kesulitan menggunakan konteks untuk membantu dengan pemahaman membaca. 2. Pragmatik, adalah istilah yang digunakan untuk penggunaan bahasa sosial. Kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang lain secara social atau tujuan tertentu. Misalnya, meminta informasi, mengungkapkan erasaan, memegang percakapan dengan orang-orang dari tingkat usia yang berbeda. 3. Metalinguistik, yaitu kemampuan untuk merefleksikan bahasa obyektif. Untuk mengetahui dan memahami bahasa dan aturan terikat kode, misalnya humor, multimeaning dalam kata-kata, ambiguitas, bahasa kiasan, kemampuan untuk kata-kata menjadi suku kata atau segmen fonem (suara). e. Dampak ADHD terhadap Kehidupan Sehari-hari Anak dengan ADHD Anak ADHD menjalani kehidupan sehari-hari tidak seperti anak pada umumnya akibat hambatan perkembangan sosial-emosi dan motoriknya. Uraian dari kehidupan sehari-hari anak dengan ADHD antara lain: 1. Sering melakukan kecerobohan atau gagal menyimak hal yang terperinci dan sering membuat kesalahan karena tidak cermat. 2. Sering sulit memusatkan perhatian secara terus-menerus dalam suatu aktivitas. 3. Sering tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara. 4. Sering tidak mengikuti intruksi dan gagal menyelesaikan tugas. 5. Sering menghindar, tidak menyukai, atau enggan melakukan tugas yang butuh pemikiran yang cukup lama. 6. Sering kehilangan barang yang dibutuhkan untuk melakukan tugas. 7. Sering mudah beralih perhatian oleh rangsang dari luar. 8. Sering lupa dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari. 9. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
  • 12. 28 10. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya is duduk manis. 11. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya. 12. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang. 13. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorongnoleh mesin. Juga, tenaganya tidak habis. 14. Sering terlalu banyak bicara. 15. Sering terlalu memberi jawaban ketika ditanya, padahal pertanyaan belum selesai. 16. Sering sulit menunggu giliran. 17. Sering memotong atau menyela pembicaraan. Selain hal-hal tersebut, ada pula hal lainnya yang biasa dilakukan oleh anak-anak ADHD dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: 1. Tidak fokus, karena tidak mampu berkonsentrasi lebih dari lima belas menit dan mudah teralihkan perhatiannya. 2. Penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. 3. Desdruktif atau merusak 4. Tidak kenal lelah, sepanjang hari mampu berlari-lari, melompat-lompat dan berguling tanpa henti. 5. Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan. 6. Tidak sabaran dan usil. 7. Melakukan sesuatu tanpa dipikir lebih dulu.