SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PENERAPAN HUBUNGAN
LINEAR DALAM EKONOMI
Dosen Pengampu : Desi Dwi Djayanti, SP., M.Agr
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
● Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu
negara secara keseluruhan (pendapatan nasional)
dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni
dikonsumsi dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan
dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing-
masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat
merumuskan kesamaan :
Y = C + S
● Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada
umumnya dilambangkan sebagai fungsi linear dari
pendapatan nasional.
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
● Fungsi konsumsi, fungsi konsumsi menjelaskan
hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional,
yang secara umum dirumuskan sebagai :
C = f(Y) = Co + c Y
Dimana :
Co : konsumsi otonom
c : MPC = ∆C / ∆Y
● Konstanta Co menunjukan besarnya konsumsi nasional
pada pendapatan nasional sama dengan nol;
● Co merupakan penggal kurva konsumsi pada sumbu
vertikal C
● c mencerminkan besarnya tambahan konsumsi sebagai
akibat dari adanya tambahan pendapatan nasional.
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
Fungsi tabungan, fungsi tabungan menjelaskan hubungan
antara tabungan dan pendapatan nasional, yang secara
umum dirumuskan sebagai:
S = g (Y) = So + s Y
Dimana:
So : tabungan otonom
s : MPS = ∆S / ∆Y
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
CONTOH KASUS
Konsumsi masyarakat suatu negara ditujukan oleh
persamaan C = 30 + 0,8 Y, Bagaimana fungsi tsbungannya?
Berapa besar konsumsi jika tabungan sebesar 20 ?
Jika s = 20
20 = -30 +0,2 Y
50 += 0,2 Y ⇢ Y = 250
Maka C = Y - S = 230
S = Y - C
= Y - (30 + 0,8 Y)
= Y - 30 - 0,8 Y
= -30 + 0,2 Y
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
● Angka Pengganda, angka pengganda ialah suatu
bilangan yang menjelaskan tambahan pendapatan
nasional sebagai akibat adanya perubahan pada
variabel-variabel tertentu pada perekonomian.
● Secara umum, dalam model perekonomian yang paling
sederhana, angka pengganda (multiplier) dirumuskan
seabagai:
1 1
k = ----- = --
1 – c s
Dimana : c ≡ MPC
s ≡ MPS
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI
TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
● Dalam kasus sebelumnya MPS adalah 0,2 berarti angka
penggandanya (k) = 5 berarti bahwa apabila variabel
ekonomi tertentu misalnya investasi atau pengeluaran
pemerintah ditambah sejumlah tertentu maka pendapatan
nasional akan bertambah sebesar 5 kali tambahan
variabel tadi.
PENDAPATAN DISPOSABEL
● Pendapatan disposabel (disposable income) adalah
pendapatan nasional yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat; tidak termasuk
didalamnya pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai
dan sebagainya. Dengan dikenakannya pajak, maka
pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh
masyarakat berkurang sebesar pajak tersebut.
● Jika pendapatan nasional adalah sebesar Y, tetapi di
dalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak
sebesar T, jadi pendapatan yang secara nyata dapat
dibelanjakan (dikonsumsi dan di tabung) oleh pemerintah
hanyalah sebesar Yd = Y - T. Jadi pajak merupakan
variabel yang memperkecil pendapatan disposabel.
PENDAPATAN DISPOSABEL
● Variabel yang memperbesar pendapatan disposabel adalah
pembayaran-pembayaran khusus dari pemerintah kepada
masyarakat yang sifatnya merupakan pembayaran ekstra
atau tunjangan. (tunjangan pensiun, THR, bantuan bencana
alam dll)
● Jika pendapatan nasional adalah Y , tetapi disamping itu
pemerintah mengeluarkan pembayaran alihan sebesar R,
maka pendapatan disposabel menjadi Yd = Y + R
PENDAPATAN DISPOSABEL
Berdasarkan terdapat tidaknya pajak (T) dan pembayaran
alihan (R) di dalam perekonomian suatu negara, besarnya
pendapatan disposabel (Yd) masyarakat negara yang
bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut :
Jika tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan :
Yd = Y
Dimana : Y : pendapatan nasional
Yd : pendapatan disposabel
PENDAPATAN DISPOSABEL
Jika hanya terdapat pajak :
Yd = Y – T
Jika terdapat pembayaran alihan :
Yd = Y + R
Jika terdapat keduanya :
Yd = Y – T + R
CONTOH KASUS
Fungsi konsumsi msyarakat suatu negara ditujukan oleh C =
30 + 0,8 Y, jika pemerintah menerima dari masyarakat
pembayaran pajak sebesar 16 dan pada tahu yang sama
memberikan pada warga pembayaran alihan sebesar 6,
berapa konsumsi nasional seandaian pendapatan nasional
pada tahun tersebut sebesar 200? Berapa pula tabungan
Nasional ?
Yd = Y - T + R = 200 - 16 +6 = 190
C = 30 + 0,8 Y
= 30 = 0,8 (190)
= 182
S = Yd - C
= 190 - 182
= 8
FUNGSI PAJAK
● Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya
bersifat dua macam. Pertama pajak yang jumlahnya
tertentu, tidak dikaitkan dengan tingkat pendapatan.
● Secara matematik, T = T0; kurva pajaknya berupa
sebuah garis lurus sejajar sumbu pendapatan, besarnya
merupakan proporsi atau persentase tertentu dari
pendapatan. Secara matematik, T = t Y; kurva pajaknya
berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula
dari titik pangkal.
● Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima
oleh pemerintah adalah T = T0 + t Y; kurva pajaknya
berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan
bermula dari penggal T0.
FUNGSI PAJAK
T = T0 + t Y
Dimana:
T0 : pajak otonom
(autonomous tax)
t : proporsi pajak
terhadap
pendapatan
FUNGSI INVESTASI
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat
bunga, jika Investasi dilambangkan dengan huruf I dan tingkat
bunga (interest rate) dilambangkan dengan huruf i, maka
secara umum fungsi (permintaan akan) investasi dapat ditulis
sebagai:
I = f (i)
I = I0 – p i
I0 : investasi otonom
i : tingkat bunga
p : proporsi I thd i
FUNGSI INVESTASI
● Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan
tingkat bunga. Apabila tingkat bunga tinggi maka orang
akan lebih senang menyimpan uangnya di bank dibanding
berinvestasi dikarenakan hasil harapan yang diterima dari
bunga akan jauh lebih besar dibandingkan penanaman
modal.
● Dalam penggambaran kurva investasi variabel bebasnya
(i) diletakan pada sumbu vertikal dan variabel terikatnya (I)
di letakan pada sumbu horizontal
CONTOH KASUS
Jika permintaan akan investasi ditunjukan oleh I = 250 - 500 i,
berapa besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang
berlaku setinggi 12% ? Berapa pula investasi bila tingkat
bunga tersebut 30% ?
Jika i = 30% = 0,30
I = 250 - 500 (0,30)
= 250 - 150
= 100
I = 250 - 500 i
Jika i = 12% = 0,12
I = 250 - 500 (0,12)
= 250 - 60
= 190
FUNGSI IMPOR
Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan
nasionalnya, dan cenderung berkorelasi positif. Semakin
besar pendapatan nasional suatu negara, semakin besar
pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari luar
negeri (terutama barang modal, bagi negara yang sedang
berkembang), sehingga nilai impormya pun semakin besar.
M = M0 + m Y
M0 : impor otonom
Y : pendapatan nasional
m : marginal propensity to
import = ∆ M / ∆ Y
CONTOH KASUS
Bentuklah persamaan impor suatu negara bila diketahui impor
otonomnya 25 dan marginal propensity to importnya 0,05.
Berapa nilai impornya jika pendapatan nasional sebesar 600 ?
M0 = 25
m = 0,05
M = M0 + m Y
M = 25 + 0,05 Y
Pada tingkay Y = 600
M = 25 + 0,05 (600)
= 25 - 30
= 55
PENDAPATAN NASIONAL
● Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh keluaran
(barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam jangka waktu tertentu.
● Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan
dengan 3 macam pendekatan, yaitu: Pendekatan produksi,
Pendekatan pendapatan, dan Pendekatan pengeluaran.
● Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan
nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh sektor di dalam suatu negara. Sektor-sektor
perekonomian yang dimaksud adalah sektor rumah
tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah dan sektor
perdagangan dengan luar negeri.
PENDAPATAN NASIONAL
● Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh
konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sektor badan
usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan (I), pengeluaran sektor
pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah
(G), sedangkan pengeluaran perdagangan dengan luar
negeri tercermin dari selisih antara ekspor dan impor
negara yang bersangkutan (X – M).
● Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari
anggapan mengenai model perekonomian yang sedang
dibahas, ada 3 macam model perekonomian yaitu:
PENDAPATAN NASIONAL
● Model perekonomian sederhana, terdiri dari 2 sektor, yaitu
sektor rumah tangga dan sektor badan usaha.
Rumus : Y ≡ C + I
● Model perekonomian tertutup, terdiri atas 3 sektor, yaitu
sektor rumah tangga, sektor badan usaha dan sektor
pemerintah.
Rumus : Y ≡ C + I + G
● Model perekonomia terbuka, terdiri atas 4 sektor yaitu
sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor
pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar negeri.
Rumus : Y ≡ C + I + G + (X – M)
CONTOH KASUS
Hitunglah pendapatan nasional suatu negara jika dikeetahui
konsumsi otonom masyarakatnya sebesar 500, MPS = 0,2,
investasi yang dilakukan oleh sektor badan usaha sebesar 300
dan pengeluaran pemerintah sebesar 250. Sedangkan nilai
ekspor dan impor masing-masing 225 dan 175.
C0 = 500
c = MPC = 0,8
C = C0 + c Yd = 500 + 0,8 Yd = 500 + 0,8 Y
Sebab :
Yd = Y - T + R = Y - 0 + 0 = Y
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 500 + 0,8 Y + 300 + 250 + (225 - 175)
Y - 0,8 Y = 1100 ⇾ 0,2Y = 1100 ⇾Y = 5500
ANALISIS IS-LM
Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan
“obyek’-nya menjadi 3 macam: pasar barang (termasuk jasa),
pasar uang (termasuk modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis
yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang
dan pasar uang dikenal dengan sebutan analisis IS-LM.
Kurva IS ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan
antara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar
barang. Untuk model perekonomian sederhana (dua sektor),
persamaan kurva IS dapat dibentuk dengan menyamakan
persamaan investasi (I, investment) terhadap persamaan
tabungan (S, saving).
Y = f(i)
= Yb – b i
ANALISIS IS-LM
Kurva LM ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara
pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar uang.
Persamaan kurva LM dapat dibentuk dengan menyamakan
persamaan permintaan akan uang (L, liquidity preference)
terhadap persamaan penawaran uang (M, money supply).
Rumus : Y = g (i)
= Yu + u i
Keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar
uang ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva IS dan
kurva LM. Pada posisi ini tercipta tingkat bunga
keseimbangan dan pendapatan keseimbangan.
CONTOH KASUS
Bentuklah persamaan dan gambarlah kurva IS untuk C =
500 + 0,80 Y dan I = 2000 - 5000i
Penyelesaian :
C = 500 + 0,80 Y
➝ S = - 500 + 0,20 Y
I = 2000 - 5000 i
I = S ➝ 2000 - 5000 i = - 500 + 0,20 Y
2500 - 5000 i = 0,20 Y
Y = 12.500
- 25.000 i
CONTOH KASUS
Bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika
permintaan akan uang ditunjukan oleh L = 10.000 + 0,4 Y
- 20.000 i dan jumlah uang yang ditawarkan (beredar)
sebesar 9.000.
Penyelesaian :
L = M ➞ 10.000 + 0,4 Y - 20.000 i = 9.000
0,4 Y = - 1.000 + 20.000 i
Y = - 2.500 + 50.000 i
IS = LM
12.500 - 25.000 i = - 2.500 + 50.000 i
15.000 = 75.000 i
CONTOH KASUS
Dengan memasukan i = 0,20 kedalam persamaan IS
atau LM diperoleh Y = 7.500
Thank You
Desi Dwi Djayanti, SP. M.Agr
MATEMATIKA EKONOMI

More Related Content

What's hot

Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9   akar primitif dan aritmetika indeksModul 9   akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeksAcika Karunila
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsiFungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsiksaaann
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriHapizahFKIP
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilNailul Hasibuan
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATRini Ayu Agustin
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Silabus teorema pythagoras
Silabus teorema pythagorasSilabus teorema pythagoras
Silabus teorema pythagorasAsty Ridha
 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARFely Ramury
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaKelinci Coklat
 
Lks pythagoras 1
Lks pythagoras 1Lks pythagoras 1
Lks pythagoras 1Sahar Cha
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatifAcika Karunila
 
Modul Matematika Fungsi Kuadrat
Modul Matematika Fungsi KuadratModul Matematika Fungsi Kuadrat
Modul Matematika Fungsi KuadratDinar Nirmalasari
 

What's hot (20)

Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9   akar primitif dan aritmetika indeksModul 9   akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsiFungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometri
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Silabus teorema pythagoras
Silabus teorema pythagorasSilabus teorema pythagoras
Silabus teorema pythagoras
 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABAR
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasa
 
Lks pythagoras 1
Lks pythagoras 1Lks pythagoras 1
Lks pythagoras 1
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Modul Matematika Fungsi Kuadrat
Modul Matematika Fungsi KuadratModul Matematika Fungsi Kuadrat
Modul Matematika Fungsi Kuadrat
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Prinsip Inklusi dan Eksklusi
Prinsip Inklusi dan EksklusiPrinsip Inklusi dan Eksklusi
Prinsip Inklusi dan Eksklusi
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 

Similar to OPTIMALISASI

Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
 
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Tri Yani
 
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptRahmat751392
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goodsDissa MeLina
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyIi pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyFyan XmanGat
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1AGUS SETIYONO
 
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional TimothySiahaan
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomediani lupitasari
 
Responsi_Makro.pptx
Responsi_Makro.pptxResponsi_Makro.pptx
Responsi_Makro.pptxReigaAriescy
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomediani lupitasari
 

Similar to OPTIMALISASI (20)

Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Perekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektorPerekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektor
 
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)
 
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
 
Data Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptxData Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptx
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goods
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyIi pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
open economy
open economyopen economy
open economy
 
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional
Bab 1 tentang konsep pendapatan nasional
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
 
Responsi_Makro.pptx
Responsi_Makro.pptxResponsi_Makro.pptx
Responsi_Makro.pptx
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
 
Tip ida
Tip idaTip ida
Tip ida
 
5b.kebijakan fiskal
5b.kebijakan fiskal5b.kebijakan fiskal
5b.kebijakan fiskal
 

More from Desidwidjayanti1

metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianDesidwidjayanti1
 
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxPertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxDesidwidjayanti1
 
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxPendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxDesidwidjayanti1
 
regresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiregresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiDesidwidjayanti1
 
pertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxpertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxDesidwidjayanti1
 

More from Desidwidjayanti1 (10)

metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
 
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxPertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
 
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxPendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
 
regresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiregresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresi
 
Pertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptxPertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptx
 
Pertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptxPertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptx
 
turunan.ppt
turunan.pptturunan.ppt
turunan.ppt
 
pertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxpertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptx
 
Pertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptxPertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptx
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

OPTIMALISASI

  • 1. PENERAPAN HUBUNGAN LINEAR DALAM EKONOMI Dosen Pengampu : Desi Dwi Djayanti, SP., M.Agr
  • 2. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA ● Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing- masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan kesamaan : Y = C + S ● Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional.
  • 3. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA ● Fungsi konsumsi, fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional, yang secara umum dirumuskan sebagai : C = f(Y) = Co + c Y Dimana : Co : konsumsi otonom c : MPC = ∆C / ∆Y ● Konstanta Co menunjukan besarnya konsumsi nasional pada pendapatan nasional sama dengan nol; ● Co merupakan penggal kurva konsumsi pada sumbu vertikal C ● c mencerminkan besarnya tambahan konsumsi sebagai akibat dari adanya tambahan pendapatan nasional.
  • 4. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA Fungsi tabungan, fungsi tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan nasional, yang secara umum dirumuskan sebagai: S = g (Y) = So + s Y Dimana: So : tabungan otonom s : MPS = ∆S / ∆Y
  • 5. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
  • 6. CONTOH KASUS Konsumsi masyarakat suatu negara ditujukan oleh persamaan C = 30 + 0,8 Y, Bagaimana fungsi tsbungannya? Berapa besar konsumsi jika tabungan sebesar 20 ? Jika s = 20 20 = -30 +0,2 Y 50 += 0,2 Y ⇢ Y = 250 Maka C = Y - S = 230 S = Y - C = Y - (30 + 0,8 Y) = Y - 30 - 0,8 Y = -30 + 0,2 Y
  • 7. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA ● Angka Pengganda, angka pengganda ialah suatu bilangan yang menjelaskan tambahan pendapatan nasional sebagai akibat adanya perubahan pada variabel-variabel tertentu pada perekonomian. ● Secara umum, dalam model perekonomian yang paling sederhana, angka pengganda (multiplier) dirumuskan seabagai: 1 1 k = ----- = -- 1 – c s Dimana : c ≡ MPC s ≡ MPS
  • 8. FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA ● Dalam kasus sebelumnya MPS adalah 0,2 berarti angka penggandanya (k) = 5 berarti bahwa apabila variabel ekonomi tertentu misalnya investasi atau pengeluaran pemerintah ditambah sejumlah tertentu maka pendapatan nasional akan bertambah sebesar 5 kali tambahan variabel tadi.
  • 9. PENDAPATAN DISPOSABEL ● Pendapatan disposabel (disposable income) adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat; tidak termasuk didalamnya pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai dan sebagainya. Dengan dikenakannya pajak, maka pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat berkurang sebesar pajak tersebut. ● Jika pendapatan nasional adalah sebesar Y, tetapi di dalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak sebesar T, jadi pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan (dikonsumsi dan di tabung) oleh pemerintah hanyalah sebesar Yd = Y - T. Jadi pajak merupakan variabel yang memperkecil pendapatan disposabel.
  • 10. PENDAPATAN DISPOSABEL ● Variabel yang memperbesar pendapatan disposabel adalah pembayaran-pembayaran khusus dari pemerintah kepada masyarakat yang sifatnya merupakan pembayaran ekstra atau tunjangan. (tunjangan pensiun, THR, bantuan bencana alam dll) ● Jika pendapatan nasional adalah Y , tetapi disamping itu pemerintah mengeluarkan pembayaran alihan sebesar R, maka pendapatan disposabel menjadi Yd = Y + R
  • 11. PENDAPATAN DISPOSABEL Berdasarkan terdapat tidaknya pajak (T) dan pembayaran alihan (R) di dalam perekonomian suatu negara, besarnya pendapatan disposabel (Yd) masyarakat negara yang bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut : Jika tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan : Yd = Y Dimana : Y : pendapatan nasional Yd : pendapatan disposabel
  • 12. PENDAPATAN DISPOSABEL Jika hanya terdapat pajak : Yd = Y – T Jika terdapat pembayaran alihan : Yd = Y + R Jika terdapat keduanya : Yd = Y – T + R
  • 13. CONTOH KASUS Fungsi konsumsi msyarakat suatu negara ditujukan oleh C = 30 + 0,8 Y, jika pemerintah menerima dari masyarakat pembayaran pajak sebesar 16 dan pada tahu yang sama memberikan pada warga pembayaran alihan sebesar 6, berapa konsumsi nasional seandaian pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 200? Berapa pula tabungan Nasional ? Yd = Y - T + R = 200 - 16 +6 = 190 C = 30 + 0,8 Y = 30 = 0,8 (190) = 182 S = Yd - C = 190 - 182 = 8
  • 14. FUNGSI PAJAK ● Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya bersifat dua macam. Pertama pajak yang jumlahnya tertentu, tidak dikaitkan dengan tingkat pendapatan. ● Secara matematik, T = T0; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu pendapatan, besarnya merupakan proporsi atau persentase tertentu dari pendapatan. Secara matematik, T = t Y; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal. ● Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah T = T0 + t Y; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari penggal T0.
  • 15. FUNGSI PAJAK T = T0 + t Y Dimana: T0 : pajak otonom (autonomous tax) t : proporsi pajak terhadap pendapatan
  • 16. FUNGSI INVESTASI Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga, jika Investasi dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate) dilambangkan dengan huruf i, maka secara umum fungsi (permintaan akan) investasi dapat ditulis sebagai: I = f (i) I = I0 – p i I0 : investasi otonom i : tingkat bunga p : proporsi I thd i
  • 17. FUNGSI INVESTASI ● Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga tinggi maka orang akan lebih senang menyimpan uangnya di bank dibanding berinvestasi dikarenakan hasil harapan yang diterima dari bunga akan jauh lebih besar dibandingkan penanaman modal. ● Dalam penggambaran kurva investasi variabel bebasnya (i) diletakan pada sumbu vertikal dan variabel terikatnya (I) di letakan pada sumbu horizontal
  • 18. CONTOH KASUS Jika permintaan akan investasi ditunjukan oleh I = 250 - 500 i, berapa besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 12% ? Berapa pula investasi bila tingkat bunga tersebut 30% ? Jika i = 30% = 0,30 I = 250 - 500 (0,30) = 250 - 150 = 100 I = 250 - 500 i Jika i = 12% = 0,12 I = 250 - 500 (0,12) = 250 - 60 = 190
  • 19. FUNGSI IMPOR Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan cenderung berkorelasi positif. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin besar pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari luar negeri (terutama barang modal, bagi negara yang sedang berkembang), sehingga nilai impormya pun semakin besar. M = M0 + m Y M0 : impor otonom Y : pendapatan nasional m : marginal propensity to import = ∆ M / ∆ Y
  • 20. CONTOH KASUS Bentuklah persamaan impor suatu negara bila diketahui impor otonomnya 25 dan marginal propensity to importnya 0,05. Berapa nilai impornya jika pendapatan nasional sebesar 600 ? M0 = 25 m = 0,05 M = M0 + m Y M = 25 + 0,05 Y Pada tingkay Y = 600 M = 25 + 0,05 (600) = 25 - 30 = 55
  • 21. PENDAPATAN NASIONAL ● Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh keluaran (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. ● Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan 3 macam pendekatan, yaitu: Pendekatan produksi, Pendekatan pendapatan, dan Pendekatan pengeluaran. ● Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam suatu negara. Sektor-sektor perekonomian yang dimaksud adalah sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar negeri.
  • 22. PENDAPATAN NASIONAL ● Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan (I), pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah (G), sedangkan pengeluaran perdagangan dengan luar negeri tercermin dari selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan (X – M). ● Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari anggapan mengenai model perekonomian yang sedang dibahas, ada 3 macam model perekonomian yaitu:
  • 23. PENDAPATAN NASIONAL ● Model perekonomian sederhana, terdiri dari 2 sektor, yaitu sektor rumah tangga dan sektor badan usaha. Rumus : Y ≡ C + I ● Model perekonomian tertutup, terdiri atas 3 sektor, yaitu sektor rumah tangga, sektor badan usaha dan sektor pemerintah. Rumus : Y ≡ C + I + G ● Model perekonomia terbuka, terdiri atas 4 sektor yaitu sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar negeri. Rumus : Y ≡ C + I + G + (X – M)
  • 24. CONTOH KASUS Hitunglah pendapatan nasional suatu negara jika dikeetahui konsumsi otonom masyarakatnya sebesar 500, MPS = 0,2, investasi yang dilakukan oleh sektor badan usaha sebesar 300 dan pengeluaran pemerintah sebesar 250. Sedangkan nilai ekspor dan impor masing-masing 225 dan 175. C0 = 500 c = MPC = 0,8 C = C0 + c Yd = 500 + 0,8 Yd = 500 + 0,8 Y Sebab : Yd = Y - T + R = Y - 0 + 0 = Y Y = C + I + G + (X-M) Y = 500 + 0,8 Y + 300 + 250 + (225 - 175) Y - 0,8 Y = 1100 ⇾ 0,2Y = 1100 ⇾Y = 5500
  • 25. ANALISIS IS-LM Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan “obyek’-nya menjadi 3 macam: pasar barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang dikenal dengan sebutan analisis IS-LM. Kurva IS ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar barang. Untuk model perekonomian sederhana (dua sektor), persamaan kurva IS dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan investasi (I, investment) terhadap persamaan tabungan (S, saving). Y = f(i) = Yb – b i
  • 26. ANALISIS IS-LM Kurva LM ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva LM dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan akan uang (L, liquidity preference) terhadap persamaan penawaran uang (M, money supply). Rumus : Y = g (i) = Yu + u i Keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva IS dan kurva LM. Pada posisi ini tercipta tingkat bunga keseimbangan dan pendapatan keseimbangan.
  • 27. CONTOH KASUS Bentuklah persamaan dan gambarlah kurva IS untuk C = 500 + 0,80 Y dan I = 2000 - 5000i Penyelesaian : C = 500 + 0,80 Y ➝ S = - 500 + 0,20 Y I = 2000 - 5000 i I = S ➝ 2000 - 5000 i = - 500 + 0,20 Y 2500 - 5000 i = 0,20 Y Y = 12.500 - 25.000 i
  • 28. CONTOH KASUS Bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika permintaan akan uang ditunjukan oleh L = 10.000 + 0,4 Y - 20.000 i dan jumlah uang yang ditawarkan (beredar) sebesar 9.000. Penyelesaian : L = M ➞ 10.000 + 0,4 Y - 20.000 i = 9.000 0,4 Y = - 1.000 + 20.000 i Y = - 2.500 + 50.000 i IS = LM 12.500 - 25.000 i = - 2.500 + 50.000 i 15.000 = 75.000 i
  • 29. CONTOH KASUS Dengan memasukan i = 0,20 kedalam persamaan IS atau LM diperoleh Y = 7.500
  • 30. Thank You Desi Dwi Djayanti, SP. M.Agr MATEMATIKA EKONOMI