Perekonomian 2 sektor terdiri dari rumah tangga dan perusahaan. Permintaan agregat terdiri dari konsumsi, tabungan, dan investasi. Pendapatan nasional sama dengan permintaan agregat jika tabungan sama dengan investasi.
2. Perekonomian 2 Sektor
• Perekonomian yang terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan.
• Permintaan Agregat terdiri dari
konsumsi, tabungan dan investasi.
4. Perekonomian 2 Sektor:
Pendapatan Nasional
di mana:
C = konsumsi (permintaan efektif rumah tangga)
I = investasi (permintaan efektif perusahaan)
AD = C + I
Y = C + I
5. Fungsi Konsumsi Keynes
• Fungsi Konsumsi yang diperkenalkan oleh John
Maynard Keynes:
• Fungsi Konsumsi menunjukkan hubungan antara
variabel pendapatan nasional (Y) dengan variabel
pengeluaran konsumsi (C).
cYCC oS +=
6. Karakteristik Fungsi Konsumsi Keynes
• Besarnya pengeluaran konsumsi (CS) dipengaruhi secara
positif (searah) oleh besarnya pendapatan (Y).
• CS terdiri atas Co dan cY.
• Co = Autonomous consumption atau pengeluaran
konsumsi otonom, adalah:
Pengeluaran konsumsi pada Y = 0, artinya orang tetap
berkonsumsi meskipun tidak mempunyai pendapatan (ini
hanya terjadi pada jangka pendek).
Pengeluaran konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh
pendapatan.
7. Konsep Dasar Konsumsi
1. Kecondongan mengkonsumsi atau
propensity to consume (c).
2. Kecondongan menabung atau
propensity to save (s).
8. Komponen c dan s
Y
S
APS =
c
APC
MPC
Y
C
APC =
Y
C
MPC
∆
∆
=
s
APS
MPS
Y
S
MPS
∆
∆
=
APC (Average Propensity to
Consume) adalah perbandingan
antara konsumsi dan
pendapatan.
MPC (Marginal Propensity to
Consume) adalah perbandingan
antara pertambahan konsumsi
dan pertambahan pendapatan.
APS (Average Propensity to
Save) adalah perbandingan
antara tabungan dan
pendapatan.
MPS (Marginal Propensity to
Save) adalah perbandingan
antara pertambahan tabungan
dan pertambahan pendapatan.
9. Hubungan Antara c dan s
C = cY
S = sY
C + S = cY + sY = (c + s)Y = Y
C + S = (c + s)Y = Y
c + s = 1
Y
Y
sc =+
10. Hubungan Antara c dan s
APC
MPC
c
c + s = 1
s
APS
MPS
ΔC + ΔS = ΔY c + s = Y
MPC + MPS = 1 APC + APS = 1
Y
Y
Y
S
Y
C
∆
∆
=
∆
∆
+
∆
∆
Y
Y
Y
S
Y
C
=+
12. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi konsumsi dan tabungan dapat
dinyatakan dalam bentuk:
• Persamaan matematik
Fungsi Konsumsi:
Fungsi Tabungan:
• Grafik (gambar)
C = a + bY
S = -a + (1-b)Y
13. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
• Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian.
• Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian.
14. Grafik Fungsi Konsumsi dan Tabungan
C
S
Y
Y
450
Y = C
C = a + bY
a
-a
ΔC
ΔY
MPC
S = -a + (1-b)Y
ΔS
ΔY
MPS
A
B
D
E
Kecondongan fungsi
konsumsi < 450
dan selalu
memotong garis 450
karena MPC < 1
0
0
15. Keterangan
• Pada titik A, fungsi konsumsi memotong
garis 450
maka Y = C .
• Pada titik A – B, pertambahan pendapatan
sebesar ΔY akan menambah konsumsi
sebesar ΔC.
• Pada titik D, fungsi tabungan memotong
sumbu Y maka S = 0.
• Pada titik D – E, pertambahan pendapatan
sebesar ΔY akan menambah tabungan
sebesar ΔS.
16. Determinan Konsumsi dan Tabungan
1. Kekayaan yang telah terkumpul
2. Tingkat bunga
3. Sikap berhemat
4. Keadaan perekonomian
5. Distribusi pendapatan
18. Investasi meliputi:
1. Pembelian barang-barang modal seperti
mesin, bahan baku, dan peralatan
produksi (business fixed investment).
2. Pengeluaran untuk membangun tempat
tinggal dan perumahan (residential
investment).
3. Pertambahan stok barang, bahan
mentah dan barang yang masih dalam
proses produksi (inventory investment).
19. Investasi Bruto dan Netto
1. Investasi Bruto (Gross Investment)
Investasi yang mencakup business,
residential dan inventory investment.
2. Investasi Netto (Net Investment)
Investasi bruto dikurangi depresiasi.
20. Investasi Otonom dan Terpengaruh
1. Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi yang tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya pendapatan nasional.
Misalnya: tingkat bunga, kemajuan teknologi,
ekspektasi.
2. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)
Investasi yang dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya pendapatan nasional.
21. Investasi Otonom Investasi Terpengaruh
Pendapatan nasional naik dari
Y1 – Y2 sedangkan investasi
tetap I0 (konstan).
Pendapatan nasional naik dari
Y1 – Y2 demikian pula diikuti
investasi naik I1 – I2.
Y Y
I0
I1
I1
I2
Y1 Y2Y1 Y2
I I
22. Determinan Investasi
1. Tingkat bunga (rate of interest, r)
2. Tingkat keuntungan yang diharapkan di
masa yang datang (Marginal Efficiency
of Capital, MEC)
Fungsi investasi dapat dinyatakan:
I = f (r, MEC)
23. Hubungan Investasi dan Tingkat Bunga
Jadi investasi dilakukan jika tingkat bunga rendah.
Ketika tingkat bunga tinggi (r1)
maka investasi sebesar I1.
Ketika tingkat bunga turun ke r2
maka investasi meningkat sebesar
I2.
I
I
r2
r1
I1 I2
r
Jika tingkat bunga tinggi maka
investasi berkurang, sebaliknya
jika tingkat bunga rendah
maka investasi meningkat
(bertambah).
24. Efisiensi Modal Marjinal (MEC)
• MEC adalah perbandingan antara tingkat
pengembalian modal dengan modal yang
ditanam.
• MEC dapat dinyatakan sebagai berikut:
di mana:
R = tingkat pengembalian modal (Rp / tahun)
P = Jumlah modal yang ditanam (harga/biaya modal)
P
R
MEC =
25. Hubungan Antara R dan MEC
Jadi investasi dilakukan apabila tingkat pengembalian
modal (MEC) lebih tinggi daripada tingkat bunga (r).
Pada titik A, tingkat investasi
sebesar I1 maka tingkat
pengembalian modal sebesar r1.
Pada titik B, tingkat investasi
sebesar I2 maka tingkat
pengembalian modal sebesar r2.
I
MEC
r2
r1
I1 I2
R
Keputusan investasi adalah jika:
MEC > r → investasi
MEC = r → boleh investasi / tidak
MEC < r → tidak investasi
A
B
26. Contoh
Biaya pembangunan gedung Rp 500 juta dengan tingkat
pengembalian modalnya Rp 100 juta per tahun. Apabila
tingkat bunga pinjaman 15 % per tahun, maka apakah
investasi dilaksanakan atau tidak?
Jawab
Diketahui:
R = Rp 100 juta
P = Rp 500 juta
r = 15 %
%2020,0
000.000.500
000.000.100
atauMEC ==
%15%)20( >MEC
Jadi keputusannya investasi dilaksanakan.
27. Determinan Investasi
1. Tingkat bunga
2. Kemajuan teknologi
3. Tingkat pendapatan nasional
4. Keuntungan yang diperoleh
perusahaan-perusahaan
5. Tingkat keuntungan yang diharapkan
di masa depan
6. Ekspektasi keadaan perekonomian di
masa depan
28. Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam perekonomian 2 sektor, keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila:
1. Pendapatan nasional sama dengan
pengeluaran atau permintaan agregat.
2. Tingkat tabungan sama dengan
pengeluaran investasi.
29. Keseimbangan Pendapatan Nasional
Y = C + I
Y = a + bY + I
Y – bY = a + I
(1 – b)Y = a + I
Karena b = MPC dan 1 − b = MPS maka:
)(
1
1
Ia
b
Y +
−
=
)(
1
1
Ia
MPC
Y +
−
= )(
1
Ia
MPS
Y +=atau
30. Keseimbangan PN dalam Perekonomian 2 Sektor
(Tertutup Sederhana)
• Unsur: Y = AD = C + I
di mana:
C = Konsumsi
I = Investasi
• Syarat: 1. Y = C + I
2. S = I
• Rumus Keseimbangan:
di mana:
Y = Pendapatan nasional keseimbangan
b = MPC
a = Konsumsi otonom (C0)
)(
1
1
Ia
b
Y +
−
=
31. S = I
• Syarat tabungan sama dengan investasi sering
disebut pendekatan suntikan (injection) dan
bocoran (leakage).
• Investasi adalah faktor suntikan atau injeksi
karena merupakan salah satu “aliran masuk”
dalam perekonomian.
• Tabungan adalah faktor bocoran karena
merupakan salah satu “aliran keluar” dalam
perekonomian.
32. Contoh
Andaikan dalam suatu perekonomian tertutup sederhana
diketahui fungsi konsumsi C = 40 + 0,8Y sedangkan
investasi sebesar Rp 20 miliar, maka berapakah
pendapatan nasional keseimbangannya?
Diketahui:
C = 40 + 0,8Y
I = Rp 20 miliar
Ditanya YE ?
33. Jawab
Syarat I
• Y = C + I
• Y = 40 + 0,8Y + 20
• Y = 60 + 0,8Y
• Y – 0,8Y = 60
• (1 – 0,8)Y = 60
• 0,2Y = 60
• Y = 300 (Rp 300 miliar)
Syarat 2
• S = I
• S = -a + (1-b)Y = I
• -40 + 0,2Y = 20
• 0,2Y = 60
• Y = 300 (Rp 300 miliar)
37. Multiplier Investasi
Perbandingan antara jumlah perubahan dalam pendapatan
nasional dengan jumlah perubahan dalam investasi.
I
MPS
YatauI
MPC
YatauI
b
Y ∆=∆∆
−
=∆∆
−
=∆
1
1
1
1
1
MPSI
Y
atau
MPCI
Y
atau
bI
Y 1
1
1
1
1
=
∆
∆
−
=
∆
∆
−
=
∆
∆
Dengan demikian maka multiplier investasi:
MPS
atau
MPC
atau
b
k
1
1
1
1
1
−−
=
38. Multiplier Investasi
Jika multiplier investasi disimbolkan dengan k maka:
IkY ∆=∆
1
1
manadi
b
kk
I
Y
−
==
∆
∆
Dengan demikian maka perubahan pendapatan nasional
setelah adanya investasi:
Multiplier investasi menunjukkan berapa kali lipat
pertambahan pendapatan nasional akibat dari
adanya pertambahan investasi.
39. Besarnya Pendapatan Nasional
Sebelum dan Sesudah Adanya Investasi
• Sebelum Adanya I
Y = C
Y = 40 + 0,8Y
Y – 0,8Y = 40
(1 – 0,8)Y = 40
0,2Y = 40
Y = 200 (Rp 200 miliar)
• Sesudah Adanya I
Y = C + I
I = Rp 20 miliar
ΔY = kΔI
ΔY = 5 (20)
ΔY = 100 (Rp 100 miliar)
)20(
8,01
1
I
1
1
Y
−
=∆
−
=∆
b
Besarnya pendapatan nasional sesudah adanya investasi:
Y = C + I
Y = 200 + 100 = 300 (Rp 300 miliar)