Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
ย
GEOMETRI TRANSFORMASI
1. 0
MAKALAH
TRANSFORMASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen Pengampu : Ishaq Nuriadin M.Pd
Disusun oleh :
Niamatus Saadah 1201125122
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015
2. 1
TRANSFORMASI
A. PENGANTAR
Suatu fungsi pada V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan
satu anggota V.
Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap x โ V dengan yโ V maka
ditulis y = f(x) , x dinamakan prap
eta dari y oleh f, dan y dinamakan peta dari x oleh f. Daerah asal fungsi tersebut
adalah V dan daerah nilainya juga V. Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f.
B. TRANSFORMASI
Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan
daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi
yang bersifat :
1. Surjektif, artinya : Jika T suatu transformasi, maka tiap titik Bโ V ada prapeta A โ V
sehingga B = T(A). B dinamakan peta dari A dan A dinamakan prapeta dari B.
2. Injektif, artinya : Jika ๐ด1 โ ๐ด2 dan T(๐ด1) = ๐ต1, T(๐ด2) = ๐ต2 maka ๐ต1 โ ๐ต2, atau
jika T(๐1) = ๐1 dan T(๐2) = ๐2 sedangkan ๐1 = ๐2 maka ๐1 = ๐2.
Pada contoh di bawah ini, anggaplah V adalah bidang Euclides, artinya pada
himpunan titik-titik V diberlakukan sistem axioma Euclides.
Contoh 1 :
Andaikan A โ ๐. Ada perpetaan (padanan) T dengan daerah asal V dan daerah nilai
juga V.
Jadi T : V V yang didefinisikan sebagai berikut :
1) T(A) = A
2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis ๐ด๐ฬ ฬ ฬ ฬ . Selidiki apakah
padanan T tersebut suatu transformasi ?
3. 2
Penyelesaian : A S = T(R) R
Q=T(P)
P
Jelas bahwa A memiliki peta, yaitu A sendiri.
Ambil sebarang titik Rโ ๐ด pada V. Oleh karena V bidang Euclides, maka ada satu garis
yang melalui A dan R, jadi ada satu ruas garis ๐ด๐ ฬ ฬ ฬ ฬ sehingga ada tepat satu titik S dengan
S antara A dan R, sehingga AS = SR.
Ini berarti untuk setiap X โ V terdapat satu Y โ V dengan Y = T(X) yang memenuhi
persyaratan (2). Jadi daerah asal T adalah V.
1) Akan dibuktikan T surjektif.
Untuk menyelidiki ini cukuplah dipertanyakan apakah setiap titik di V memiliki
prapeta. Jadi apabila Yโ ๐ apakah ada X โ ๐ yang bersifat T(X) = Y ?
Menurut ketentuan pertama, jika Y = A prapetanya adalah A sendiri, sebab T(A) = A.
Y = T(X)
A X
Apabila Y A, maka oleh karena V suatu bidang Euclides, ada X tunggal dengan X โ
๐ด๐โก sehingga AY = YX.
Jadi Y adalah titik tengah ๐ด๐ฬ ฬ ฬ ฬ yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi Y =
T(X).
Ini berarti bahwa X adalah prapeta dari titik Y. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa setiap titik pada V memiliki prapeta. Jadi T adalah suatu padanan yang
surjektif.
2) Akan dibuktikan T injektif.
Untuk menyelidiki ini ambillah dua titik ๐ โ ๐ด, ๐ โ ๐ด๐๐๐๐ โ ๐. P,Q,A tidak segaris
(kolinear). Kita akan menyelidiki kedudukan T(P) dan T(Q).
4. 3
A
T(P) T(Q)
P Q
Andaikan T(P) = T(Q)
Oleh karena T(P) โ ๐ด๐โก ๐๐๐๐(๐) โ ๐ด๐โก maka dalam hal ini ๐ด๐โก ๐๐๐๐ด๐โก memilki dua
titik sekutu yaitu A dan T(P) = T(Q). ini berarti bahwa garis ๐ด๐โก ๐๐๐๐ด๐โก berimpit,
sehingga mengakibatkan bahwa ๐ โ ๐ด๐โก .
Ini berlawanan dengan pemisalan bahwa A, P, Q tidak segaris. Jadi pengandaian
bahwa T(P) = T(Q) tidak benar sehingga haruslah T(P) T(Q). Jadi, T injektif.
Dari uraian di atas tampak bahwa padanan T itu injektif dan surjektif, sehingga T adalah
padanan yang bijektif.
Dengan demikian terbukti T suatu transformasi dari V ke V. Ditulis T : V V.
Contoh 2 :
Pilihlah pada bidang Euclides V suatu sistem koordinat ortogonal. T adalah padanan yang
mengkaitkan setiap titik P dengan Pโ yang letaknya satu satuan dari P dengan arah sumbu
X yang positif. Selidiki apakah T suatu transformasi ?
Penyelesaian :
Y
P Pโ
O X
Jika P = (x,y) maka T(P) = Pโ dan Pโ=(x+1,Y).
Jelas daerah asal T adalah seluruh bidang V.
Adb T surjektif dan T injektif.
Misalkan A = (x,y).
5. 4
Andaikan B= (xโ, Yโ).
(i) Jika B prapeta titik A(x,y) maka haruslah berlaku T(B) = (xโ +1, yโ).
Jadi xโ+1 = x, yโ=y.
xโ = x - 1
atau
yโ=y
Jelas T (x-1,y)=((x-1)+1,y)=(x,y).
Oleh karena xโ, yโ selalu ada, untuk semua nilai x,y maka B selalu ada sehingga
T(B)=A.
Karena A sebarang maka setiap titik di V memiliki prapeta yang berarti bahwa T
surjektif.
(ii) Andaikan P(x1,y1) dan Q (x2,y2) dengan Pโ Q.
Dipunyai T(P)= (x1+1,y1) dan T(Q)= (x2+1,y2).
Jika T(P)= T(Q), maka (x1+1,y1)= (x2+1,y2).
Jadi x1+1=x2+1, dan y1= y2. Ini berarti x1=x2 dan y1= y2.
Jadi P=Q.
Terjadi kontradiksi, sehingga pengandaian salah. Jadi haruslah T(P)โ T(Q).
Jadi T injektif.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T adalah padanan yang bijektif.
Jadi T merupakan suatu transformasi dari V ke V.
6. 5
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN
1. Andaikan g dan h dua garis yang sejajar pada bidang euclides V. A sebuah titik yang
terletakdi tengah antara g dan h. Sebuah T padanan dengan daerah asal g yang
didefinisikan sebagai berikut:
Apabila gP ๏ maka hPAPTP ๏๏ฝ๏ฝ )('
a) Apakah daerah nilai T ?
b) Apabila EDgEgD ๏น๏๏ ,, , buktikan bahwa DEED ๏ฝ'' ; )('),(' ETEDTD ๏ฝ๏ฝ
c) Apakah T injektif
Penyelesaian :
a) Daerah nilai T adalah h
b) EDgEgD ๏น๏๏ ,,
)('),(' ETEDTD ๏ฝ๏ฝ
Lihat โ ADE dan segitiga โ ADโEโ
๐(โ ๐ท๐ด๐ธ) = ๐(โ ๐ทโฒ๐ด๐ธโฒ) (Bertolak belakang)
๐ท๐ด = ๐ด๐ทโฒ (Karena A tengah-tengah ๐ dan โ)
๐ธ๐ด = ๐ด๐ธโฒ (Karena A tengah-tengah ๐ dan โ)
Diperoleh โ๐ด๐ท๐ธ โ โ๐ด๐ทโฒ๐ธโฒ menurut definisi sisi sudut sisi.
Akibatnya ๐ทโฒ
๐ธ = ๐ท๐ธ.
Pโ=T(P)
A
P
g
h
Dโ
A
E
g
h
D
Eโ
7. 6
c) Akan dibuktikan T injektif
Ambil dua titik ๐ dan ๐ pada g, YX ๏น
Akan dibuktikan )()( YTXT ๏น
Andaikan ๐(๐) = ๐(๐)
Oleh karena hXAXT ๏๏ฝ)( dan hYAYT ๏๏ฝ)(
Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐(๐) = ๐(๐).
Berarti garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐ = ๐.
Ini suatu kontradiksi.
Jadi pengandaian salah, maka haruslah )()( YTXT ๏น
Jadi T injektif.
2. Diketahui sebuah titik K dan ruas garis AB , ABK ๏ dan sebuah garis g sehingga g //
AB dan jarak K dan AB , adalah dua kali lebih panjang dari pada jarak antara K dan
g. Ada padanan T dengan daerah asal AB dan daerah nilai g sehingga apabila
ABP๏ maka gKPPPT ๏๏ฝ๏ฝ ')( .
a) Apakah bentuk himpunan peta-peta Pโ kalau P bergerak pada AB
b) Buktikan bahwa T injektif.
c) Apabila E dan F dua titik pada AB , apakah dapat dikatakan tentang jarak EโFโ
jika Eโ = T(E) dan Fโ=T(F)?
xโ=T(x)
A
y
g
h
x
yโ=T(y)
8. 7
Penyelesaian :
Pโ g
K
A P B
a) ABK ๏ , g // AB , T: gAB ๏ฎ
ABP๏ maka gKPPPT ๏๏ฝ๏ฝ ')(
gKPP ๏๏ฝ'
sehingga gP ๏'
Jadi bentuk himpunan peta-peta Pโ adalah ruas garis pada g.
b) Akan dibuktikan T injektif
Ambil dua titik ๐ dan ๐ pada AB , YX ๏น
Akan dibuktikan )()( YTXT ๏น
Andaikan ๐(๐) = ๐(๐)
Oleh karena gKXXT ๏๏ฝ)( dan gKYYT ๏๏ฝ)(
Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐(๐) = ๐(๐).
Ini berarti bahwa garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐ = ๐.
Hal ini suatu kontradiksi.
Jadi pengandaian salah,maka haruslah )()( YTXT ๏น
Jadi T injektif
c) g
A B
E F
Fโ=T(F) Eโ=T(E)
K
9. 8
Dipunyai ๐ธ, ๐น โ ๐ด๐ตโก , maka ๐ธโฒ
, ๐นโฒ โ ๐ sehingga ๐ธ๐น โโ ๐ธโฒ๐นโฒ
Lihatโ๐พ๐ธโฒ๐นโฒ dan โ๐พ๐ธ๐น
๐นโฒ๐พ
๐น๐พ
=
๐ธโฒ๐พ
๐ธ๐พ
=
1
2
๐(โ ๐ธ๐พ๐น) = ๐(โ ๐ธโฒ๐พ๐น) (sudut โ sudut bertolak belakang)
Diperolehโ๐พ๐ธโฒ๐นโฒ~โ๐พ๐ธ๐น (S Sd).
Akibatnya :
๐ธโฒ๐นโฒ
๐ธ๐น
=
๐ธโฒ๐พ
๐ธ๐พ
=
๐นโฒ๐พ
๐น๐พ
=
1
2
โ ๐ธโฒ
๐นโฒ
=
1
2
๐ธ๐น.
Jadi jarak EโFโ adalah
1
2
kali jarak EF.
3. Diketahui tiga titik A, R, S yang berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T yang
didefinisikan sebagai berikut:
T(A) = A, T(P) = Pโ sehingga P titik tengah 'AP
a) Lukislah Rโ = T(R)
b) Lukislah Z sehingga T(Z) = S
c) Apakah T suatu transformasi?
Penyelesaian :
(a) dan (b)
c) Bukti :
(i) Akan dibuktikan T surjektif.
T surjektif jika โ ๐ โ ๐ terdapat prapeta ๐ sehingga ๐ = ๐(๐).
Jika ๐ = ๐ด maka prapetanya adalah ๐ด sendiri sebab ๐(๐ด) = ๐ด.
Apabila ๐ โ ๐ด maka terdapat ๐ tunggal dengan ๐ โ ๐ด๐โก sehingga ๐ด๐ = ๐ด๐.
Diperoleh๐ adalah titik tengah ๐ด๐ฬ ฬ ฬ ฬ . Artinya ๐ = ๐(๐).
Z
S = T(Z)
P
Pโ =T(P)
R
Rโ =T(R)
A
10. 9
Makaโ๐ โ ๐ terdapat prapeta ๐ sehingga ๐ = ๐(๐).
Jadi T Surjektif.
(ii) Akan diselidiki T injektif
Ambil titik ๐ โ ๐ด, ๐ โ ๐ด dan ๐ โ ๐, ๐, ๐, ๐ด tidak segaris.
Andaikan ๐(๐) = ๐(๐).
Oleh karena ๐(๐) โ ๐ด๐โก dan ๐(๐) โ ๐ด๐โก maka dalam hal ini ๐ด๐โก dan ๐ด๐โก
memiliki dua titik sekutu yaitu ๐ด dan ๐(๐) = ๐(๐).
Ini berarti bahwa garis ๐ด๐โก dan ๐ด๐โก berimpit, sehingga mengakibatkan ๐ โ
๐ด๐โก . Dengan kata lain ๐, ๐, ๐ด segaris.
Ini suatu kontradiksi dengan pernyataan ๐, ๐, ๐ด tidak segaris.
Pengandaian salah, sehingga ๐(๐) โ ๐(๐).
Jadi T injektif.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T surjektif dan T injektif.
Jadi T merupakan suatu transformasi.
4. Diketahui P = (0,0), C1
๏ป ๏ฝ1|),( 22
๏ฝ๏ซ๏ฝ yxyx
C2 ๏ป ๏ฝ25|),( 22
๏ฝ๏ซ๏ฝ yxyx
T : C1 ๏ฎ C2 adalah suatu padanan yang definisikan sebagai berikut : Apabila 1CX ๏
maka 2')( CPXXXT ๏๏ฝ๏ฝ
a) Apabila A = (0,1) tentukan T(A)
b) Tentukan prapeta dari B(4,3)
c) Apabila Z sebarang titik pada daerah asal T, tentukan jarak ZZโ, dengan Zโ =
T(Z).
d) Apabila E dan F dua titik pada daerah asal T , apakah dapat dikatakan tentang
jarak EโFโ?
Penyelesaian : Y
P
A
B(4,3)
Eโ
Fโ
X
F
E
11. 10
a) A = (0,1) maka T(A) = (0,5)
b) Perhatikan gambar di atas.
Lihat โ APC dan โ๐๐๐ต.
๐๐ถ
๐๐
=
๐๐ด
๐๐ต
=
๐ด๐ถ
๐ต๐
๐๐ถ
๐๐
=
๐๐ด
๐๐ต
โ
๐๐ถ
4
=
1
5
โ ๐๐ถ =
4
5
๐ด๐ถ
๐ต๐
=
๐๐ด
๐๐ต
โ
๐ด๐ถ
3
=
1
5
โ ๐ด๐ถ =
3
5
Jadi prapeta B adalah A = (
4
5
,
3
5
).
c) Dipunyai ๐ โ daerah asal ๐.
Maka ๐ โ ๐ถ1.
Berarti ๐ = (๐ฅ1, ๐ฆ1) dimana ๐ฅ1
2
+ ๐ฆ1
2
= 1.
Jelas ๐๐ = โ(๐ฅ1 โ 0)2 + (๐ฆ1 โ 0)2 = โ๐ฅ1
2
+ ๐ฆ1
2
= โ1 = 1.
Selanjutnya ๐โฒ
= ๐(๐).
Maka ๐โฒ
โ ๐ถ2.
Berarti ๐โฒ = (๐ฅ2, ๐ฆ2) dimana ๐ฅ2
2
+ ๐ฆ2
2
= 25.
Jelas ๐โฒ๐ = โ(๐ฅ2 โ 0)2 + (๐ฆ2 โ 0)2 = โ๐ฅ2
2
+ ๐ฆ2
2
= โ25 = 5.
Jelas ๐, ๐, ๐โฒ segaris.
๐โฒ
๐ = ๐โฒ
๐ + ๐๐
โบ 5 = ๐โฒ
๐ + 1
โบ ๐โฒ
๐ = 5 โ 1
โบ 5 = ๐โฒ
๐ + 1
P
A = prapeta B
C
Q
B
12. 11
โบ ๐๐โฒ
= ๐โฒ
๐ = 4
Jadi jarak ๐๐โฒ
= 4.
d) Dipunyai ๐ธ, ๐น โ ๐ถ1, ๐ธ โ ๐น
Maka panjang busur ๐ธ๐น
=
๐(โ ๐ธ๐๐น)
2๐
. ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ถ1
=
๐(โ ๐ธ๐๐น)
2๐
. 2๐. 1
= ๐(โ ๐ธ๐๐น)
Selanjutnya ๐ธโฒ
= ๐(๐ธ) dan ๐นโฒ
= ๐(๐น).
Maka panjang busur ๐ธโฒ๐นโฒ
=
๐(โ ๐ธโฒ๐๐นโฒ)
2๐
. ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ถ2
=
๐(โ ๐ธโฒ๐๐นโฒ)
2๐
. 2๐. 5
= 5. ๐(โ ๐ธโฒ๐๐นโฒ).
Karena ๐, ๐ธ, ๐ธโฒ segaris dan ๐, ๐น, ๐นโฒ segarismaka ๐(โ ๐ธโฒ๐๐นโฒ) = ๐(โ ๐ธ๐๐น).
Sehingga,
๐ธโฒ
๐นโฒ
= 5. ๐(โ ๐ธโฒ
๐๐นโฒ)
= 5. ๐(โ ๐ธ๐๐น)
= 5. ๐ธ๐น
Jadi ๐ธโฒ
๐นโฒ
= 5๐ธ๐น
5. Diketahui f : V ๏ฎ V. Jika P(x,y) maka f(P) =(|x|,|y|)
a) Tentukan f(A) jika A = (-3,6)
b) Tentukan semua prapeta dari titik B(4,2)
c) Apakah bentuk daerah nilai f?
d) Apakah f suatu transformasi?
Jawab :
a) A = (-3,6) maka f(A) = (|-3|,|6|) = (3,6)
b) Prapeta dari B(4,2) adalah (4,2),(4,-2),(-4,2),(-4,-2).
c) Daerah nilai f adalah himpunan semua titik-titik di Kuadran I.
d) Pilih๐ด1 = (4,2) โ ๐, ๐ด2 = (4, โ2) โ ๐
13. 12
Jelas ๐ด1 โ ๐ด2.
Maka๐(๐ด1) = (4,2) dan ๐(๐ด2) = (4,2).
Diperoleh ๐(๐ด1) = ๐(๐ด2).
Jadi terdapat ๐ด1 โ ๐ด2 dan ๐(๐ด1) = ๐(๐ด2).
Artinya f tidak injektif.
Karena f tidak injektif maka f bukan transformasi.
6. Diketahui fungsi g : sumbu X ๏ฎ V yang didefinisikan sebagai berikut :
Apabila P(x,0) maka g(P) = (x,x2
).
a) Tentukan peta A(3,0) oleh g.
b) Apakah R(-14, 196) ๏ daerah nilai g?
c) Apakah g surjektif?
d) Gambarlah daerah nilai g.
Jawab :
a) Peta A(3,0) oleh g.
A(3,0) maka g(A) = (3,(3)2
) =(3,9).
b) Diketahui R(-14,196).
196 = (-14)2
+ y
โ 196 = 196 + y
โ y = 0
Jelas VR๏ , dan ๐ mempunyai prapeta yaitu ๐(โ14,0) pada sumbu ๐.
Jadi ๐ โ daerah nilai ๐.
c) Ambil titik ๐ดโฒ
โ ๐, maka ๐ดโฒ(๐, ๐) dengan ๐ = ๐2
.
Jelas terdapat ๐ด(๐, 0) sehingga๐(๐ด) = ๐ดโฒ.
Jadi, g surjektif.
d)
(0,0)
P(x,0)
g(P)=(x,x2
)
14. 13
7. T : V ๏ฎ V, didefinisikan sebagai berikut : Apabila P(x,y) maka
i) T(P) = (x + 1, y), untuk x > 0
ii) T(P) = (x - 1, y), untuk x < 0
a) Apakah T injektif?
b) Apakah T suatu transformasi?
Jawab :
a) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) sehingga QP ๏น
Akan dibuktikan )()( QTPT ๏น
Karena QP ๏น maka 21 xx ๏น atau 21 yy ๏น
(i) Untuk x > 0
T(P) = (x1+1, y1)
T(Q) = (x2+1, y2)
Jelas 11 2121 ๏ซ๏น๏ซ๏๏น xxxx atau 21 yy ๏น
Jadi )()( QTPT ๏น
(ii) Untuk x < 0
T(P) = (x1-1, y1)
T(Q) = (x2-1, y2)
Jelas 11 2121 ๏ญ๏น๏ญ๏๏น xxxx atau 21 yy ๏น
Jadi )()( QTPT ๏น
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T injektif.
b) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) dengan Pโ Q.
Akan dibuktikan T(P)โ T(Q).
Karena P โ Q maka x1 โ x2 atu y1 โ y2.
(i) Kasus xโฅ0
T(P) = (x1 + 1,y1)
T(Q) = (x2 + 1,y2)
Karena x1โ x2 maka x1+1 โ x2+1 dan y1โ y2.
Jadi T(P) โ T(Q).
15. 14
(ii) Kasus x<0
T(P) = (x1 - 1,y1)
T(Q) = (x2 - 1,y2)
Karena x1โ x2 maka x1 - 1 โ x2 -1 dan y1โ y2.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T tidak surjektif.
Karena T tidak surjektif maka T bukan suatu transformasi.
8. Diketahui sebuah garis S dan titik-titik A, B, C seperti dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
A
B
C
S
T : V ๏ฎ V didefinisikan sebagai berikut :
i. Jika P ๏ S maka T(P) = P
ii. Jika P ๏ S maka T(P) = Pโ, sedemikian hingga garis S adalah sumbu ruas 'PP
a) Lukislah Aโ = T(A), Bโ = T(B)
b) Lukislah prapeta titik C
c) Apakah T suatu transformasi ?
d) Buktikan bahwa AโBโ = AB
Penyelesaian :
a) dan b)
A B
Aโ
C
Bโ Cโ
16. 15
c) Akan ditunjukkan T surjektif dan T injektif.
Jelas setiap P pada V, ada prapeta Pโ, sehingga T(P) = Pโ.
Jika P โ S, maka Pโ = P dan jika P โS maka Pโ adalah cermin dari P terhadap
sumbu S.
Jadi T surjektif.
Untuk P โ S, Q โ S dan Pโ Q, jelas Pโ โ Qโ.
Untuk P โ S, ambil dua titik, A ,B โS, A โ B.
Kita akan menyelidiki kedudukan Aโ dan Bโ.
Andaikan Aโ = Bโ.
Karena S adalah sumbu ruas garis AAโ maka S tegak lurus AAโ dan karena S
adalah sumbu dari ruas garis BBโ maka S tegak lurus BBโ.
Maka karena Aโ = Bโ dan kedua garis tegak lurus S, AAโ dan BBโ berimpit.
Akibatnya A =B.
Ini suatu kontradiksi, harusnya Aโโ Bโ.
Jadi T injektif.
Dengan demikian karena T injektif dan T surjektif, maka T suatu transformasi.
d) Akan dibuktikan AโBโ=AB.
A
B
Aโ
S
Bโ
Misal ๐ท titik potong garis ๐ dengan ruas garis ๐ดโฒ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ dan ๐ธ titik potong garis ๐
dengan ruas garis ๐ตโฒ๐ตฬ ฬ ฬ ฬ ฬ .
Lihatโ๐ดโฒ๐ท๐ธ dan โ๐ด๐ท๐ธ.
๐ดโฒ
๐ท = ๐ด๐ท (menurut definisi ๐ adalah sumbu ๐ดโฒ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ sehingga ๐ท tengah-tengah ๐ดโฒ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ )
๐(โ ๐ดโฒ
๐ท๐ธ) = ๐(โ ๐ด๐ท๐ธ) = 900
(karena ๐ sumbu ๐ดโฒ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ maka ๐ โฅ ๐ดโฒ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ )
๐ท๐ธ = ๐ท๐ธ (berimpit)
D
E