SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PARABOLOIDA
OLEH:
MUHAMMAD FIRZHA SURURI NAUFAL
180101040636
Definisi Paraboloida
Paraboloida yaitu suatu permukaan yang mempunyai irisan dengan bidang yang sejajar
koordinat tertentu berupa parabola. Jika irisan dengan bidang koordinat lain berupa elips, maka
disebut paraboloida eliptik. Jika irisan dengan bidang sejajar koordinat yang lain berupa
hiperbola, maka disebut paraboloida hiperbolik.
1. Persamaan Paraboloida Eliptik
Paraboloida Eliptik adalah suatu permukaan yang dapat diletakkan demikian rupa
sehingga irisannya yang sejajar bidang koordinat berbentuk elips dan irisannya yang sejajar
bidang koordina lainnya berbentuk parabola.
1. Persamaan Paraboloida Eliptik
Diberikan ellips pada bidang XOY dan parabola pada bidang XOZ masing- masing dengan
persamaan :
𝑧 = 0
𝑥2
𝑎2 +
𝑦2
𝑏2 = 1
𝑦 = 0
𝑥2
= 2𝑝𝑧
Ellips yang terletak pada bidang XOY digerakkan dengan aturan :
1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY.
2. Titik pusatnya tetap pada sumbu z.
3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabola yang yerletak pada bidangXOZ.
4. Ellips tetap sebangun denga ellips yang digerakkan.
1. Persamaan Paraboloida Eliptik
Luasan yang terjadi dapat ditentukan sebagai
berikut :
Misalkan ellips pada bidang XOY yang
diberikan, yaitu :
𝑧 = 0
𝑥2
𝑎2 +
𝑦2
𝑏2 = 1
Digerakkan sehingga terleka pada bidang 𝑧 =
𝜆 dan setengah sumbu sumbunya adalah 𝑥°
sejajar sumbu 𝑥 dan 𝑦° sejajar sumbu 𝑦.
sesuai aturan 1, 2 dan 3 maka titik (𝑥°, 0, 𝜆)
Memenuhi:
𝑦 = 0
𝑥2
= 2𝑝𝑧
Sesuai aturan 1, 2 dan 4 maka
𝑥0
𝑦0
=
𝑎
𝑏
, sehingga
𝑥0
2
𝑦0
2 =
𝑎2
𝑏2 atau 𝑦0
2
=
𝑏2
𝑎2 𝑥0
2
𝑦0
2
=
𝑏2
𝑎2 2𝑝𝑧
1. Persamaan Paraboloida Eliptik
Jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah :
𝑧 = 𝜆
𝑥2
𝑥0
2 +
𝑦2
𝑦0
2 = 1 atau
𝑧 = 𝜆
𝑥2
2𝑝𝑧
+
𝑦2
𝑏2
𝑎22𝑝𝑧
= 1
Dengan mengeliminasi 𝜆 pada persamaan tersebut diperoleh persamaan :
Diperoleh pesamaan paraboloida ellips titik puncak O(0,0).
𝑥2
𝑎2 +
𝑦2
𝑏2 =
2𝑝
𝑎2 𝑧
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Eliptik
1. Diberikan ellips dengan persamaan z = 0,
𝑥2
25
+
𝑦2
16
= 1 dan parabola dengan persamaan
𝑥 = 0, 𝑦2
= 16𝑧 tentukan luas yang terjadi bila elips tersebut digerakkan dengan aturan:
1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY.
2. Titik pusatnya tetap pada sumbu z.
3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabola yang yerletak pada bidang YOZ.
4. Ellips tetap sebangun denga ellips yang digerakkan.
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Eliptik
Penyelesaian:
Misalkan ellips pada bidang XOY yang
diberikan yaitu :
𝑧 = 𝑜
𝑥2
25
+
𝑦2
16
= 1
Digerakkan sehingga terletak pada bidang 𝑧 =
𝜆 dan setengah sumbu-sumbunya adalah 𝑥°
dan 𝑦° berturut-turut sunbu yang sejajar
sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦
Karena memenuhi aturan 1, 2 dan 3, maka
titik (0, 𝑦°, 𝜆) terletak pada ellips sehingga
memenuhi
𝑥 = 0
𝑦° = 16 𝑧
karena menurut aturan 1, 2 dan 4 maka
dipenuhi
𝑥°
𝑦°
=
𝑎
𝑏
Dimana 𝑎 = 5 dan 𝑏 = 4
𝑥°
𝑦°
=
5
4
Atau
...
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Eliptik
𝑥0
2
𝑦0
2 =
𝑎2
𝑏2
𝑥0
2
𝑦0
2 =
25
16
𝑥0
2
=
25
16
= 𝑦0
2
𝑥0
2
=
25
16
= 16𝜆
Jadi persamaan ellips yang terletak
pada bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah
𝑧 = 𝜆
=
𝑥2
𝑥0
2 +
𝑦2
𝑦0
2 = 1
=
𝑥2
25
16
×16𝜆
+
𝑦2
𝑦0
2 = 1
=
𝑥2
25
16
×16𝜆
+
𝑦2
16𝜆
= 1
=
𝑥2×16 +(25×𝑦2)
25×16𝜆
= 1
=...
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Eliptik
= 𝑥2
× 16 + 25 × 𝑦2
= 25 × 16𝜆 ×
1
25×16
=
𝑥2
25
+
𝑦2
16
= 𝜆
=
𝑥2
25
+
𝑦2
16
= 𝑧
Sehingga persamaan paraboloida eliptic dengan sumbu z sebagai sumbunya adalah:
𝒙 𝟐
𝟐𝟓
+
𝒚 𝟐
𝟏𝟔
= 𝒛
2. Paraboloida Hiperbolik
Paraboloida hiperbolik adalah suatu permukaan yang dapat diletakkan sedemikian rupa
sehingga irisannya dengan bidang yang sejajar dengan salah satu bidang koordinat
berbentuk hiperbola dan irisan dengan bidang koordinant lainberupa parabola. Berikut
ini adalah gambar paraboloida hiperbolik.
Keterangan :
1. Irisan bidang yang sejajar bidang koordinat XOY berbentuk hiperbola.
2. Irisan dengan bidang koordinat XOZ dan YOZ berbentuk parabola.
2. Paraboloida Hiperbolik
Misalkan hiperbola yang digerakkan terletak
pada bidang XOY dengan persamaan
𝑥2
𝑎2 −
𝑦2
𝑏2 = 1
𝑧 = 0
dan garis arahnya berupa parabola pada bidang
YOZ dengan persamaan :
𝑦2
= 2𝑝𝑧
𝑥 = 0
Aturan menggerakan hiperbola adalah sebagai
berikut :
1. Bidangnya sejajar dengan bidang XOY
2. Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu z
3. Hiperbolanya selalu sebangun dengan
hiperbola semula
4. Titik puncaknya selalu terletak pada garis
arah.
2. Paraboloida Hiperbolik
Luasan yang terjadi dapat ditentukan sebagai berikut:Misalkan hiperbola pada
bidang XOY yang diberikan, yaitu:
𝑧 = 0
𝑥2
𝑎2 −
𝑦2
𝑏2 = 1
Digerakkan sehingga terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan sengah sumbu-sumbu nya adalah 𝑥° sejajar
sumbu 𝑦° sejajar sumbu y.sesuai aturan i,ii,dan iii maka
titik (𝑥°, 0, 𝛼) terletak pada parabola
𝑦 = 0
𝑥0
2
= 2𝑝𝜆
sehingga 𝑥0
2
= 2𝑝𝜆
2. Paraboloida Hiperbolik
Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang 𝑧 = 𝛼 tersebut adalah:
𝑧 = 𝜆
𝑥2
𝑎2 −
𝑦2
𝑏2 = 1
atau
𝑧 = 𝜆
𝑥2
2𝑝𝑧
+
𝑦2
𝑏2
𝑎22𝑝𝑧
= 1
Dengan mengeliminasi 𝛼 pada persamaan tersebut diperoleh persamaan:
Diperoleh persamaan parabolodia hiperbolik berdaun satu
𝑥2
𝑎2 −
𝑦2
𝑏2 =
2𝑝
𝑎2 𝑧
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Hiperbolik
1. Diberikan hiperbola dengan persamaan
𝑥2
9
−
𝑦2
16
= 1, 𝑧 = 0 dan parabola dengan persamaan
𝑦2 = 8𝑧, 𝑥 = 0 Tentukan luasan yang terjadi bila hiperbola.
𝑥2
9
−
𝑦2
16
= 1
𝑧 = 0
Digerakkan dengan aturan:
1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY
2. Titik pusatnya tetap pada sumbu Z
3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabaola pada bidang YOZ
4. Hiperbola tetap sebangun dengan hiperbola yang digerakkan.
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Hiperbolik
Penyelesaian:
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga
terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan terletak pada
garis arah sehingga 𝑦0
2
= 8𝜆.
Karena aturan 1, 2, dan 4 maka dipenuhi:
𝑥0
𝑦0
=
3
4
Atau
𝑥0
2
𝑦0
2 =
𝑎2
𝑏2
=
𝑥0
2
𝑦0
2 =
9
16
= 𝑥0
2
=
9
16
× 𝑦0
2
= 𝑥0
2
=
9
16
× 8𝜆
Jadi persamaan hiperbola yag terletak pada
bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah:
𝑧 = 𝜆
=
𝑥2
𝑎2 −
𝑦2
𝑏2 = 1
=
𝑥2
9
16
×𝑦0
−
𝑦2
𝑏2 = 1
=...
Contoh Soal Persamaan Paraboloida
Hiperbolik
=
𝑥2
9
16
×𝑦0
−
𝑦2
𝑦0
= 1
=
𝑥2
9
16
×8𝜆
−
𝑦2
8𝜆
= 1
=
𝑥2×16
𝑎22𝑝𝜆
−
𝑦2
8𝜆
= 1
=
𝑥2×16−9×𝑦2
9×8𝜆
= 1
= 𝑥2
× 16 − 19 × 𝑦2
= 9 × 8𝜆
= 𝑥2 𝑏2 − 𝑎2 𝑦2 = 𝑎22𝑝𝜆 ×
1
92×162
=
𝑥2
9
−
𝑦2
16
=
8𝜆
16
=
𝑥2
9
−
𝑦2
16
=
1
2
𝑧
Sehingga persamaan parabloida hiperbolik
dengan sumbu z sebagai sumbunya z adalah:
𝐱 𝟐
𝟗
−
𝐲 𝟐
𝟏𝟔
=
𝟏
𝟐
𝐳
TERIMA KASIH
OLEH:
FIRZHA SURURI NAUFAL (180101040636)
KELAS B PMTK 2018
DOSEN:
AZIS MUSLIM, M. PD
“Learning never exhausts the mind”
(Leonardo Da Vinci)
Vitruvian Man of Math dari Da Vinci - James Earle
(BONUS)
Gambar Manusia
Vitruvian ini,
diambil dari
Skestches
Leonardo, telah
menjadi salah satu
simbol Renaisans
yang paling
dikenal. Tapi
Kenapa ?!
Ini gambar pena dan tinta
sederhana, bukan? Salah!
Mari kita mulai menjawab
pertanyaan ini dengan soal
matematika.
Saya tahu cara menghitung luas lingkaran. Saya
mengambil nilai Pi dan mengalikannya dengan radius
kuadrat.
Saya juga tahu cara mengambil luas persegi.
Saya mengalikan basis dengan sendirinya.
Tapi bagaimana saya bisa mengambil luas lingkaran dan membuat persegi dengan luas yang sama ?
Ini adalah masalah yang sering disebut
"Squaring a Circle (Mengkuadratkan
Lingkaran)" yang diajukan di dunia kuno
dan seperti banyak ide di dunia kuno,
hal itu diberikan kehidupan baru selama
Renaissance.
Ternyata, masalah ini tidak
mungkin diselesaikan karena sifat
𝑷𝒊 (𝝅), tapi itu cerita lain.
Sketsa Leonardo, yang dipengaruhi oleh tulisan arsitek
Romawi, Vitruvius
Vitruvius, menempatkan seorang
laki-laki dengan kokoh di canter
lingkaran dan bujur
sangkarVitruvius mengklaim pusar
adalah pusat tubuh manusia
dan jika seseorang
mengambil kompas dan
menempatkan titik tetap
di pusar, sebuah lingkaran
dapat digambar dengan
sempurna di sekitar
tubuh.
Selain itu, Vitruvius menyadari bahwa
rentang dan tinggi lengan memiliki
kesesuaian yang hampir sempurna di
tubuh manusia
sehingga
membenamkan
tubuh dengan
sempurna di dalam
persegi juga.
Leonardo menggunakan
gagasan Vitruvius untuk
memecahkan masalah
kuadrat lingkaran yang
secara metaforis
menggunakan umat
manusia sebagai luas
untuk kedua bentuk.
Leonardo tidak hanya memikirkan
Vitruvius, pikirnya. Ada gerakan
intelektual di Italia pada saat itu yang
disebut Neoplatonisme.
Gerakan ini mengambil konsep lama dari abad ke-4 yang dikembangkan oleh Plato
dan Aristoteles, yang disebut “The Great Chain of Being”.
Keyakinan ini
berpendapat
bahwa alam
semesta memiliki
hierarki yang
menyerupai rantai,
dan rantai itu
dimulai dari atas
bersama Tuhan,
kemudian
bergerak turun
melalui malaikat,
planet, bintang,
dan semua bentuk
kehidupan
sebelum berakhir
dengan setan dan
iblis.
Pada awal gerakan
filosofis ini, tempat
umat manusia
dalam rantai ini
dianggap tepat di
tengah
Karena manusia memiliki tubuh yang fana
disertai dengan jiwa yang tidak berkematian, kita
membagi alam semesta menjadi dua dengan baik
Sekitar waktu Leonardo
membuat sketsa Manusia
Vitruvian, namun, seorang
Neoplatonis bernama Pico
Della Mirandola memiliki
gagasan yang berbeda. Dia
melepaskan manusia dari
rantai dan mengklaim
bahwa “manusia memiliki
kemampuan unik untuk
mengambil posisi apa pun
yang mereka inginkan”
Pico mengklaim bahwa Tuhan menginginkan makhluk yang
mampu memahami alam semesta yang indah dan rumit yang telah
diciptakannya.
Hal ini menyebabkan terciptanya umat manusia, yang ia tempatkan di pusat alam
semesta dengan kemampuan untuk mengambil bentuk apa pun yang diinginkannya.
Manusia, menurut Pico, bisa merangkak turun rantai dan berperilaku seperti binatang atau
merangkak naik rantai dan berperilaku seperti tuhan, itu pilihan kita.
Melihat kembali sketsa
tersebut, kita dapat
melihat bahwa dengan
mengubah posisi
manusia, dia dapat
mengisi area lingkaran
dan persegi yang tidak
dapat direkonsiliasi.
Jika Geometri adalah
bahasa penulisan alam
semesta
maka skecth ini
sepertinya
mengatakan kita
bisa ada di dalam
semua elemennya.
Umat ​​manusia dapat
mengisi bentuk
apapun yang dia
suka secara
geometris dan
filosofis juga.
Dalam sketsa yang satu ini, Leonardo mampu memadukan matematika, agama, filsafat, arsitektur, dan
keterampilan artistik pada zamannya. Tidak heran jika dia menjadi ikon untuk seluruh periode waktu.

More Related Content

What's hot

Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
 
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hariAplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hariRinisutopo
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Phe Phe
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 

What's hot (20)

Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hariAplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
1.1 Sistem Koordinat Tiga Dimensi
1.1 Sistem Koordinat Tiga Dimensi1.1 Sistem Koordinat Tiga Dimensi
1.1 Sistem Koordinat Tiga Dimensi
 
Ring
RingRing
Ring
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 

Similar to Paraboloida - Geometri Analitik Ruang

Final gar fiks
Final gar fiksFinal gar fiks
Final gar fiksamahamah4
 
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalida
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka NurhalidaPermukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalida
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalidarizkakalida1234
 
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)Mahmudah6
 

Similar to Paraboloida - Geometri Analitik Ruang (8)

Final gar fiks
Final gar fiksFinal gar fiks
Final gar fiks
 
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalida
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka NurhalidaPermukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalida
Permukaan Berderajat Dua (GAR)-Rizka Nurhalida
 
PARABOLOIDA
PARABOLOIDAPARABOLOIDA
PARABOLOIDA
 
Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)
 
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)
Persamaan Paraboloida Hiperbolik Berpusat di O (0,0,0)
 
Pertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linearPertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linear
 
Makalah memahami irisan
Makalah memahami irisanMakalah memahami irisan
Makalah memahami irisan
 
Makalah memahami irisan
Makalah memahami irisanMakalah memahami irisan
Makalah memahami irisan
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Paraboloida - Geometri Analitik Ruang

  • 2. Definisi Paraboloida Paraboloida yaitu suatu permukaan yang mempunyai irisan dengan bidang yang sejajar koordinat tertentu berupa parabola. Jika irisan dengan bidang koordinat lain berupa elips, maka disebut paraboloida eliptik. Jika irisan dengan bidang sejajar koordinat yang lain berupa hiperbola, maka disebut paraboloida hiperbolik.
  • 3. 1. Persamaan Paraboloida Eliptik Paraboloida Eliptik adalah suatu permukaan yang dapat diletakkan demikian rupa sehingga irisannya yang sejajar bidang koordinat berbentuk elips dan irisannya yang sejajar bidang koordina lainnya berbentuk parabola.
  • 4. 1. Persamaan Paraboloida Eliptik Diberikan ellips pada bidang XOY dan parabola pada bidang XOZ masing- masing dengan persamaan : 𝑧 = 0 𝑥2 𝑎2 + 𝑦2 𝑏2 = 1 𝑦 = 0 𝑥2 = 2𝑝𝑧 Ellips yang terletak pada bidang XOY digerakkan dengan aturan : 1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY. 2. Titik pusatnya tetap pada sumbu z. 3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabola yang yerletak pada bidangXOZ. 4. Ellips tetap sebangun denga ellips yang digerakkan.
  • 5. 1. Persamaan Paraboloida Eliptik Luasan yang terjadi dapat ditentukan sebagai berikut : Misalkan ellips pada bidang XOY yang diberikan, yaitu : 𝑧 = 0 𝑥2 𝑎2 + 𝑦2 𝑏2 = 1 Digerakkan sehingga terleka pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan setengah sumbu sumbunya adalah 𝑥° sejajar sumbu 𝑥 dan 𝑦° sejajar sumbu 𝑦. sesuai aturan 1, 2 dan 3 maka titik (𝑥°, 0, 𝜆) Memenuhi: 𝑦 = 0 𝑥2 = 2𝑝𝑧 Sesuai aturan 1, 2 dan 4 maka 𝑥0 𝑦0 = 𝑎 𝑏 , sehingga 𝑥0 2 𝑦0 2 = 𝑎2 𝑏2 atau 𝑦0 2 = 𝑏2 𝑎2 𝑥0 2 𝑦0 2 = 𝑏2 𝑎2 2𝑝𝑧
  • 6. 1. Persamaan Paraboloida Eliptik Jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah : 𝑧 = 𝜆 𝑥2 𝑥0 2 + 𝑦2 𝑦0 2 = 1 atau 𝑧 = 𝜆 𝑥2 2𝑝𝑧 + 𝑦2 𝑏2 𝑎22𝑝𝑧 = 1 Dengan mengeliminasi 𝜆 pada persamaan tersebut diperoleh persamaan : Diperoleh pesamaan paraboloida ellips titik puncak O(0,0). 𝑥2 𝑎2 + 𝑦2 𝑏2 = 2𝑝 𝑎2 𝑧
  • 7. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Eliptik 1. Diberikan ellips dengan persamaan z = 0, 𝑥2 25 + 𝑦2 16 = 1 dan parabola dengan persamaan 𝑥 = 0, 𝑦2 = 16𝑧 tentukan luas yang terjadi bila elips tersebut digerakkan dengan aturan: 1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY. 2. Titik pusatnya tetap pada sumbu z. 3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabola yang yerletak pada bidang YOZ. 4. Ellips tetap sebangun denga ellips yang digerakkan.
  • 8. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Eliptik Penyelesaian: Misalkan ellips pada bidang XOY yang diberikan yaitu : 𝑧 = 𝑜 𝑥2 25 + 𝑦2 16 = 1 Digerakkan sehingga terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan setengah sumbu-sumbunya adalah 𝑥° dan 𝑦° berturut-turut sunbu yang sejajar sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 Karena memenuhi aturan 1, 2 dan 3, maka titik (0, 𝑦°, 𝜆) terletak pada ellips sehingga memenuhi 𝑥 = 0 𝑦° = 16 𝑧 karena menurut aturan 1, 2 dan 4 maka dipenuhi 𝑥° 𝑦° = 𝑎 𝑏 Dimana 𝑎 = 5 dan 𝑏 = 4 𝑥° 𝑦° = 5 4 Atau ...
  • 9. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Eliptik 𝑥0 2 𝑦0 2 = 𝑎2 𝑏2 𝑥0 2 𝑦0 2 = 25 16 𝑥0 2 = 25 16 = 𝑦0 2 𝑥0 2 = 25 16 = 16𝜆 Jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah 𝑧 = 𝜆 = 𝑥2 𝑥0 2 + 𝑦2 𝑦0 2 = 1 = 𝑥2 25 16 ×16𝜆 + 𝑦2 𝑦0 2 = 1 = 𝑥2 25 16 ×16𝜆 + 𝑦2 16𝜆 = 1 = 𝑥2×16 +(25×𝑦2) 25×16𝜆 = 1 =...
  • 10. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Eliptik = 𝑥2 × 16 + 25 × 𝑦2 = 25 × 16𝜆 × 1 25×16 = 𝑥2 25 + 𝑦2 16 = 𝜆 = 𝑥2 25 + 𝑦2 16 = 𝑧 Sehingga persamaan paraboloida eliptic dengan sumbu z sebagai sumbunya adalah: 𝒙 𝟐 𝟐𝟓 + 𝒚 𝟐 𝟏𝟔 = 𝒛
  • 11. 2. Paraboloida Hiperbolik Paraboloida hiperbolik adalah suatu permukaan yang dapat diletakkan sedemikian rupa sehingga irisannya dengan bidang yang sejajar dengan salah satu bidang koordinat berbentuk hiperbola dan irisan dengan bidang koordinant lainberupa parabola. Berikut ini adalah gambar paraboloida hiperbolik. Keterangan : 1. Irisan bidang yang sejajar bidang koordinat XOY berbentuk hiperbola. 2. Irisan dengan bidang koordinat XOZ dan YOZ berbentuk parabola.
  • 12. 2. Paraboloida Hiperbolik Misalkan hiperbola yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan 𝑥2 𝑎2 − 𝑦2 𝑏2 = 1 𝑧 = 0 dan garis arahnya berupa parabola pada bidang YOZ dengan persamaan : 𝑦2 = 2𝑝𝑧 𝑥 = 0 Aturan menggerakan hiperbola adalah sebagai berikut : 1. Bidangnya sejajar dengan bidang XOY 2. Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu z 3. Hiperbolanya selalu sebangun dengan hiperbola semula 4. Titik puncaknya selalu terletak pada garis arah.
  • 13. 2. Paraboloida Hiperbolik Luasan yang terjadi dapat ditentukan sebagai berikut:Misalkan hiperbola pada bidang XOY yang diberikan, yaitu: 𝑧 = 0 𝑥2 𝑎2 − 𝑦2 𝑏2 = 1 Digerakkan sehingga terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan sengah sumbu-sumbu nya adalah 𝑥° sejajar sumbu 𝑦° sejajar sumbu y.sesuai aturan i,ii,dan iii maka titik (𝑥°, 0, 𝛼) terletak pada parabola 𝑦 = 0 𝑥0 2 = 2𝑝𝜆 sehingga 𝑥0 2 = 2𝑝𝜆
  • 14. 2. Paraboloida Hiperbolik Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang 𝑧 = 𝛼 tersebut adalah: 𝑧 = 𝜆 𝑥2 𝑎2 − 𝑦2 𝑏2 = 1 atau 𝑧 = 𝜆 𝑥2 2𝑝𝑧 + 𝑦2 𝑏2 𝑎22𝑝𝑧 = 1 Dengan mengeliminasi 𝛼 pada persamaan tersebut diperoleh persamaan: Diperoleh persamaan parabolodia hiperbolik berdaun satu 𝑥2 𝑎2 − 𝑦2 𝑏2 = 2𝑝 𝑎2 𝑧
  • 15. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Hiperbolik 1. Diberikan hiperbola dengan persamaan 𝑥2 9 − 𝑦2 16 = 1, 𝑧 = 0 dan parabola dengan persamaan 𝑦2 = 8𝑧, 𝑥 = 0 Tentukan luasan yang terjadi bila hiperbola. 𝑥2 9 − 𝑦2 16 = 1 𝑧 = 0 Digerakkan dengan aturan: 1. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY 2. Titik pusatnya tetap pada sumbu Z 3. Dua dari puncaknya selalu terletak pada parabaola pada bidang YOZ 4. Hiperbola tetap sebangun dengan hiperbola yang digerakkan.
  • 16. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Hiperbolik Penyelesaian: Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 dan terletak pada garis arah sehingga 𝑦0 2 = 8𝜆. Karena aturan 1, 2, dan 4 maka dipenuhi: 𝑥0 𝑦0 = 3 4 Atau 𝑥0 2 𝑦0 2 = 𝑎2 𝑏2 = 𝑥0 2 𝑦0 2 = 9 16 = 𝑥0 2 = 9 16 × 𝑦0 2 = 𝑥0 2 = 9 16 × 8𝜆 Jadi persamaan hiperbola yag terletak pada bidang 𝑧 = 𝜆 tersebut adalah: 𝑧 = 𝜆 = 𝑥2 𝑎2 − 𝑦2 𝑏2 = 1 = 𝑥2 9 16 ×𝑦0 − 𝑦2 𝑏2 = 1 =...
  • 17. Contoh Soal Persamaan Paraboloida Hiperbolik = 𝑥2 9 16 ×𝑦0 − 𝑦2 𝑦0 = 1 = 𝑥2 9 16 ×8𝜆 − 𝑦2 8𝜆 = 1 = 𝑥2×16 𝑎22𝑝𝜆 − 𝑦2 8𝜆 = 1 = 𝑥2×16−9×𝑦2 9×8𝜆 = 1 = 𝑥2 × 16 − 19 × 𝑦2 = 9 × 8𝜆 = 𝑥2 𝑏2 − 𝑎2 𝑦2 = 𝑎22𝑝𝜆 × 1 92×162 = 𝑥2 9 − 𝑦2 16 = 8𝜆 16 = 𝑥2 9 − 𝑦2 16 = 1 2 𝑧 Sehingga persamaan parabloida hiperbolik dengan sumbu z sebagai sumbunya z adalah: 𝐱 𝟐 𝟗 − 𝐲 𝟐 𝟏𝟔 = 𝟏 𝟐 𝐳
  • 18. TERIMA KASIH OLEH: FIRZHA SURURI NAUFAL (180101040636) KELAS B PMTK 2018 DOSEN: AZIS MUSLIM, M. PD
  • 19. “Learning never exhausts the mind” (Leonardo Da Vinci)
  • 20. Vitruvian Man of Math dari Da Vinci - James Earle (BONUS)
  • 21. Gambar Manusia Vitruvian ini, diambil dari Skestches Leonardo, telah menjadi salah satu simbol Renaisans yang paling dikenal. Tapi Kenapa ?! Ini gambar pena dan tinta sederhana, bukan? Salah! Mari kita mulai menjawab pertanyaan ini dengan soal matematika.
  • 22. Saya tahu cara menghitung luas lingkaran. Saya mengambil nilai Pi dan mengalikannya dengan radius kuadrat.
  • 23. Saya juga tahu cara mengambil luas persegi. Saya mengalikan basis dengan sendirinya.
  • 24. Tapi bagaimana saya bisa mengambil luas lingkaran dan membuat persegi dengan luas yang sama ?
  • 25. Ini adalah masalah yang sering disebut "Squaring a Circle (Mengkuadratkan Lingkaran)" yang diajukan di dunia kuno dan seperti banyak ide di dunia kuno, hal itu diberikan kehidupan baru selama Renaissance.
  • 26. Ternyata, masalah ini tidak mungkin diselesaikan karena sifat 𝑷𝒊 (𝝅), tapi itu cerita lain.
  • 27. Sketsa Leonardo, yang dipengaruhi oleh tulisan arsitek Romawi, Vitruvius
  • 28. Vitruvius, menempatkan seorang laki-laki dengan kokoh di canter lingkaran dan bujur sangkarVitruvius mengklaim pusar adalah pusat tubuh manusia dan jika seseorang mengambil kompas dan menempatkan titik tetap di pusar, sebuah lingkaran dapat digambar dengan sempurna di sekitar tubuh.
  • 29. Selain itu, Vitruvius menyadari bahwa rentang dan tinggi lengan memiliki kesesuaian yang hampir sempurna di tubuh manusia
  • 31. Leonardo menggunakan gagasan Vitruvius untuk memecahkan masalah kuadrat lingkaran yang secara metaforis menggunakan umat manusia sebagai luas untuk kedua bentuk.
  • 32. Leonardo tidak hanya memikirkan Vitruvius, pikirnya. Ada gerakan intelektual di Italia pada saat itu yang disebut Neoplatonisme.
  • 33. Gerakan ini mengambil konsep lama dari abad ke-4 yang dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles, yang disebut “The Great Chain of Being”.
  • 34. Keyakinan ini berpendapat bahwa alam semesta memiliki hierarki yang menyerupai rantai, dan rantai itu dimulai dari atas bersama Tuhan, kemudian bergerak turun melalui malaikat, planet, bintang, dan semua bentuk kehidupan sebelum berakhir dengan setan dan iblis. Pada awal gerakan filosofis ini, tempat umat manusia dalam rantai ini dianggap tepat di tengah
  • 35. Karena manusia memiliki tubuh yang fana disertai dengan jiwa yang tidak berkematian, kita membagi alam semesta menjadi dua dengan baik
  • 36. Sekitar waktu Leonardo membuat sketsa Manusia Vitruvian, namun, seorang Neoplatonis bernama Pico Della Mirandola memiliki gagasan yang berbeda. Dia melepaskan manusia dari rantai dan mengklaim bahwa “manusia memiliki kemampuan unik untuk mengambil posisi apa pun yang mereka inginkan”
  • 37. Pico mengklaim bahwa Tuhan menginginkan makhluk yang mampu memahami alam semesta yang indah dan rumit yang telah diciptakannya.
  • 38. Hal ini menyebabkan terciptanya umat manusia, yang ia tempatkan di pusat alam semesta dengan kemampuan untuk mengambil bentuk apa pun yang diinginkannya.
  • 39. Manusia, menurut Pico, bisa merangkak turun rantai dan berperilaku seperti binatang atau merangkak naik rantai dan berperilaku seperti tuhan, itu pilihan kita.
  • 40. Melihat kembali sketsa tersebut, kita dapat melihat bahwa dengan mengubah posisi manusia, dia dapat mengisi area lingkaran dan persegi yang tidak dapat direkonsiliasi. Jika Geometri adalah bahasa penulisan alam semesta maka skecth ini sepertinya mengatakan kita bisa ada di dalam semua elemennya. Umat ​​manusia dapat mengisi bentuk apapun yang dia suka secara geometris dan filosofis juga.
  • 41. Dalam sketsa yang satu ini, Leonardo mampu memadukan matematika, agama, filsafat, arsitektur, dan keterampilan artistik pada zamannya. Tidak heran jika dia menjadi ikon untuk seluruh periode waktu.