SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PENERAPAN HUBUNGAN
LINEAR DALAM EKONOMI
Dosen Pengampu : Desi Dwi Djayanti, SP., M.Agr
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
● Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
● Dengan subsidi spesifik sebesar s, kurva penawaran bergeser
sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah)
pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran
P = a + bQ, maka sesudah subsidi menjadi
P’ = a + bQ – s
= (a – s) + bQ
● Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi
yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh
produsen. Karena ongkos produksi yang dikeluarkan oleh
produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga jual yang lebih
rendah, sehingga sebagian subsidi tadi dinikmati pula oleh
konsumen.
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak
langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara selisih antara
harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dan harga keseimbangan
dengan subsidi (P’e)
Sk = Pe – P’e
Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp)
adalah selisih antara besarnya subsidi per unit barang (s) dan
bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
sp = s – sk)
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah
disubsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s)
S = Q’e x s
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
● Persamaan fungsi permintaan yang berbentuk Q = a –
bP mencerminkan hubungan fungsional antara jumlah
permintaan dan harga barang yang bersangkutan.
Bentuk persamaan ini mengandung asumsi tersirat
bahwa permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri. Faktor-faktor lain, termasuk
harga barang lain, dianggap tidak berpengaruh.
● Dalam kenyataan, ada barang-barang tertentu yang
sifat permintaannya tidak hanya dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor atau variabel-variabel lain.
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
● Terhadap dua macam barang yang mempunyai
hubungan penggunaan, maka permintaan akan barang
yang satu bukan saja dipengaruhi oleh (fungsi dari)
barang itu sendiri, tetapi juga fungsi dari harga barang
lainnya.
● Barang-barang semacam ini adalah barang-barang
yang mempunyai hubungan “substitutif” (saling
menggantikan), misalnya antara kopi dan teh; dan
barang-barang yang mempunyai hubungan
“komplementer” (saling melengkapi), misalnya antara
kopi dan gula.
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
Apabila barang X dan Y mempunyai hubungan
penggunaan, permintaan akan masing-masing barang
dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi
permintaan akan masing-masing barang tersebut adalah:
Qdx = f(Px, Py)
Qdy = g(Py, Px)
Dengan :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga y per unit
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
Fungsi biaya
● Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sesuai dengan
namanya, sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada
jumlah barang yang dihasilkan. Berapa unitpun barang yang
dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka pendek
senantiasa tidak berubah.
● Secara matematik, biaya tetap bukan merupakan fungsi dari
jumlah barang yang dihasilkan; ia merupakan konstanta, dan
kurvanya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu jumlah.
FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
● Biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan. Semakin banyak jumlah yang dihasilkan
semakin besar pula biaya variabelnya.
● Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi
dari jumlah barang yang dihasilkan, kurvanya berupa
garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal
FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g(Q) = FC + VC = k + vQ
Dimana:
FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
Q : jumlah barang
k : konstanta
v : lereng kurva
VC dan kuva C
CONTOH KASUS
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuh perusaan
sebesar 20,00 ribu rupiah, sedangkan biaya variabelnya
ditunjukan oleh persamaan VC = 100Q. Tunjukan
persamaan kurva biaya total. Berapa biaya yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500
unit barang?
CONTOH KASUS
FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
Penerimaan
● Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan
barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual atau dihasilkan. Semakin banyak yang diproduksi
dan terjual semakin besar pula penerimaannya.
● Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah
barang yang terjual dengan harga jual per unit barang
tersebut.
● Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah
barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan
bermula dari titik pangkal.
FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
R = Q x P = f (Q)
● Dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap bahwa
perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang
yang dihasilkannya. Dengan demikian, Q dalam R = f (Q)
bukan saja melambangkan jumlah barang yang
dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang
terjual.
CONTOH KASUS
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
Rp. 200,00 per unit. Tunjukan persamaan kurva penerimaan
total perusahaan ini. Berapa penerimaan jika terjual barang
350 unit
CONTOH KASUS
ANALISIS PULANG POKOK
● Penerimaan dan biaya merupakan varabel-variabel penting
untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan
diketahuinya penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya
total (C) yang dikeluarkan, dapatlah dianalisis apakah
perusahaan mendapat keuntungan ataukah mengalami
kerugian.
● Keuntungan (profit positif, 𝜋 > 0) akan didapat apabila R
> C, hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di
atas kurva C.
● Sebaliknya, kerugian (profit negatif, 𝛑 < 0) akan dialami
apabila R < C; pada area dimana kurva R terletak
dibawah kurva C
ANALISIS PULANG POKOK
● Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C
adalah konsep “pulang pokok” (break even) yaitu suatu
konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
● Keadaan pulang pokok (profit nol, 𝛑= 0) terjadi apabila R =
C; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak
pula menderita kerugian. Secara grafik hal ditunjukkan
oleh potongan antara kurva R dan kurva C
ANALISIS PULANG POKOK
ANALISIS PULANG POKOK
Biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditujukan oleh
persamaan C = 20.000+100Q dan penerimaan totalnya R =
200Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini
berada pada posisi pulang pokok? Apa yang terjadi jika ia
berproduksi sebanyak 300 unit?
𝛑 = R - C
Pulang pokok : 𝛑 = 0,
R - C = 0
R = C
200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200
Jika Q = 300, maka :
R = 200 (300) = 60.000
C = 20.000 + 100 (300)
= 50.000
Keuntungan : 𝛑 = R - C
= 10.000
FUNGSI ANGGARAN
● Dalam ekonomi mikro terdapat 2 teori yang membahas
tentang fungsi anggaran, yaitu teori produksi dan teori
konsumsi.
● Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas
maksimum kemampuan seorang produsen membeli dua
macam masukan (input) atau lebih, berkenaan dengan
jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing input.
Gambar dari fungsi anggarannya dikenal dengan sebutan
isokos (isocost) .
● Pada teori konsumsi, fungsi anggaran menceminkan batas
maksimum kemampuan seorang konsumen membeli 2
macam keluarab (output) atau lebih, berkenaan dengan
jumlah pendapatannya dan harga masing-masing keluaran.
FUNGSI ANGGARAN
Bentuk umum persamaan fungsi anggaran:
M = x. Px + y. Py
Pada Teori Produksi Pada teori konsumsi
M : jmlh dana produsen M : jmlh pendapatan
konsumen
x : jumlah masukan X x : jumlah keluaran x
y : jumlah masukan Y y : jumlah keluaran Y
Px : harga X per unit Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit Py : harga y per unit
CONTOH KASUS
Bentuklah persamaan anggaran seorang konsumen untuk
barang X dan Y apabila pendapatan yang disediakan sebesar
Rp 100.000,00, sedangkan harga barang X dan Y masing-
masing Rp 500,00 dan Rp 1.000,00 per unit. Jika semua
pendapatan yang dianggarkan dibelanjakan untuk barang X,
berapa unit X yang dapat dibelinya? Berapa uniy Y yang dapat
dibeli jika ia hanya membeli 100 unit X?
M = x.Px + y.P
100.000 = x.500 + y.1000
100.000 = 500 x + 1000 y
CONTOH KASUS
Jika semua dibelanjakan untuk barang X (y = 0), maka jumlah X
yang dapat dibeli : x = M / Px = 100.000/500 = 200 unit
Kalau x = 100, maka :
M = x.Px + y.Py
100.000 = (100)(500) + y (1000)
100.000 = 50.000 + 1000 y
y = 50 unit
Thank You
Desi Dwi Djayanti, SP. M.Agr
MATEMATIKA EKONOMI

More Related Content

Similar to Matematika Ekonomi: Fungsi Biaya dan Penerimaan

Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomimsahuleka
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaanEka Ardiyanti
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumentri yulianto
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfMusaRajeksa
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.pptAnugeraDewangga
 
KELOMPOK 4 MEB.pdf
KELOMPOK 4 MEB.pdfKELOMPOK 4 MEB.pdf
KELOMPOK 4 MEB.pdfgie_na
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnisEunike Unik
 
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptPPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptmusicminang
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
pertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxpertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxDesidwidjayanti1
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat pengunaSukhairi Husain
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Defina Sulastiningtiyas
 

Similar to Matematika Ekonomi: Fungsi Biaya dan Penerimaan (20)

TEORI EKONOMI MIKRO
TEORI EKONOMI MIKROTEORI EKONOMI MIKRO
TEORI EKONOMI MIKRO
 
Kegiatan ekonomi konsumen dan produsen
Kegiatan ekonomi konsumen dan produsenKegiatan ekonomi konsumen dan produsen
Kegiatan ekonomi konsumen dan produsen
 
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
 
Permintaan dan Penawaran
Permintaan dan Penawaran Permintaan dan Penawaran
Permintaan dan Penawaran
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdf
 
bep_update.ppt
bep_update.pptbep_update.ppt
bep_update.ppt
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
 
KELOMPOK 4 MEB.pdf
KELOMPOK 4 MEB.pdfKELOMPOK 4 MEB.pdf
KELOMPOK 4 MEB.pdf
 
DIFERENSIAL.pptx
DIFERENSIAL.pptxDIFERENSIAL.pptx
DIFERENSIAL.pptx
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnis
 
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptPPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
pertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptxpertemuan1011-161129172256.pptx
pertemuan1011-161129172256.pptx
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat penguna
 
Keseimbangan pasar
Keseimbangan pasarKeseimbangan pasar
Keseimbangan pasar
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
 

More from Desidwidjayanti1

metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianDesidwidjayanti1
 
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxPertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxDesidwidjayanti1
 
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxPendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxDesidwidjayanti1
 
regresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiregresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiDesidwidjayanti1
 

More from Desidwidjayanti1 (9)

metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanianmetode penelitoan sosial ekonomi pertanian
metode penelitoan sosial ekonomi pertanian
 
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptxPertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
Pertemuan 2 (3) 1111111111111111111.pptx
 
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptxPendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
Pendahuluan metode penelitian sosial ekonomi.pptx
 
regresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresiregresi linear sederhana regresi linear regresi
regresi linear sederhana regresi linear regresi
 
Pertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptxPertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptx
 
Pertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptxPertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptx
 
turunan.ppt
turunan.pptturunan.ppt
turunan.ppt
 
Pertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptxPertemuan 9 .pptx
Pertemuan 9 .pptx
 
Pertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptxPertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptx
 

Recently uploaded

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 

Recently uploaded (16)

ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 

Matematika Ekonomi: Fungsi Biaya dan Penerimaan

  • 1. PENERAPAN HUBUNGAN LINEAR DALAM EKONOMI Dosen Pengampu : Desi Dwi Djayanti, SP., M.Agr
  • 2. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar ● Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. ● Dengan subsidi spesifik sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ ● Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian subsidi tadi dinikmati pula oleh konsumen.
  • 3. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e) Sk = Pe – P’e Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp) adalah selisih antara besarnya subsidi per unit barang (s) dan bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk) sp = s – sk)
  • 4. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah disubsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s) S = Q’e x s
  • 5. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
  • 6. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
  • 7. KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
  • 8. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang ● Persamaan fungsi permintaan yang berbentuk Q = a – bP mencerminkan hubungan fungsional antara jumlah permintaan dan harga barang yang bersangkutan. Bentuk persamaan ini mengandung asumsi tersirat bahwa permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri. Faktor-faktor lain, termasuk harga barang lain, dianggap tidak berpengaruh. ● Dalam kenyataan, ada barang-barang tertentu yang sifat permintaannya tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor atau variabel-variabel lain.
  • 9. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang ● Terhadap dua macam barang yang mempunyai hubungan penggunaan, maka permintaan akan barang yang satu bukan saja dipengaruhi oleh (fungsi dari) barang itu sendiri, tetapi juga fungsi dari harga barang lainnya. ● Barang-barang semacam ini adalah barang-barang yang mempunyai hubungan “substitutif” (saling menggantikan), misalnya antara kopi dan teh; dan barang-barang yang mempunyai hubungan “komplementer” (saling melengkapi), misalnya antara kopi dan gula.
  • 10. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang Apabila barang X dan Y mempunyai hubungan penggunaan, permintaan akan masing-masing barang dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi permintaan akan masing-masing barang tersebut adalah: Qdx = f(Px, Py) Qdy = g(Py, Px) Dengan : Qdx : jumlah permintaan akan X Qdy : jumlah permintaan akan Y Px : harga X per unit Py : harga y per unit
  • 11. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
  • 12. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
  • 13. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN Fungsi biaya ● Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sesuai dengan namanya, sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Berapa unitpun barang yang dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka pendek senantiasa tidak berubah. ● Secara matematik, biaya tetap bukan merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan; ia merupakan konstanta, dan kurvanya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu jumlah.
  • 14. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN ● Biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. ● Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal
  • 15. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN FC = k VC = f(Q) = vQ C = g(Q) = FC + VC = k + vQ Dimana: FC : biaya tetap VC : biaya variabel C : biaya total Q : jumlah barang k : konstanta v : lereng kurva VC dan kuva C
  • 16. CONTOH KASUS Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuh perusaan sebesar 20,00 ribu rupiah, sedangkan biaya variabelnya ditunjukan oleh persamaan VC = 100Q. Tunjukan persamaan kurva biaya total. Berapa biaya yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang?
  • 18. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN Penerimaan ● Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak yang diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya. ● Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. ● Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
  • 19. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN R = Q x P = f (Q) ● Dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang yang dihasilkannya. Dengan demikian, Q dalam R = f (Q) bukan saja melambangkan jumlah barang yang dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual.
  • 20. CONTOH KASUS Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit. Tunjukan persamaan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa penerimaan jika terjual barang 350 unit
  • 22. ANALISIS PULANG POKOK ● Penerimaan dan biaya merupakan varabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya total (C) yang dikeluarkan, dapatlah dianalisis apakah perusahaan mendapat keuntungan ataukah mengalami kerugian. ● Keuntungan (profit positif, 𝜋 > 0) akan didapat apabila R > C, hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di atas kurva C. ● Sebaliknya, kerugian (profit negatif, 𝛑 < 0) akan dialami apabila R < C; pada area dimana kurva R terletak dibawah kurva C
  • 23. ANALISIS PULANG POKOK ● Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep “pulang pokok” (break even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. ● Keadaan pulang pokok (profit nol, 𝛑= 0) terjadi apabila R = C; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ditunjukkan oleh potongan antara kurva R dan kurva C
  • 25. ANALISIS PULANG POKOK Biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditujukan oleh persamaan C = 20.000+100Q dan penerimaan totalnya R = 200Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada pada posisi pulang pokok? Apa yang terjadi jika ia berproduksi sebanyak 300 unit? 𝛑 = R - C Pulang pokok : 𝛑 = 0, R - C = 0 R = C 200Q = 20.000 + 100Q 100Q = 20.000 Q = 200 Jika Q = 300, maka : R = 200 (300) = 60.000 C = 20.000 + 100 (300) = 50.000 Keuntungan : 𝛑 = R - C = 10.000
  • 26. FUNGSI ANGGARAN ● Dalam ekonomi mikro terdapat 2 teori yang membahas tentang fungsi anggaran, yaitu teori produksi dan teori konsumsi. ● Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas maksimum kemampuan seorang produsen membeli dua macam masukan (input) atau lebih, berkenaan dengan jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing input. Gambar dari fungsi anggarannya dikenal dengan sebutan isokos (isocost) . ● Pada teori konsumsi, fungsi anggaran menceminkan batas maksimum kemampuan seorang konsumen membeli 2 macam keluarab (output) atau lebih, berkenaan dengan jumlah pendapatannya dan harga masing-masing keluaran.
  • 27. FUNGSI ANGGARAN Bentuk umum persamaan fungsi anggaran: M = x. Px + y. Py Pada Teori Produksi Pada teori konsumsi M : jmlh dana produsen M : jmlh pendapatan konsumen x : jumlah masukan X x : jumlah keluaran x y : jumlah masukan Y y : jumlah keluaran Y Px : harga X per unit Px : harga X per unit Py : harga Y per unit Py : harga y per unit
  • 28. CONTOH KASUS Bentuklah persamaan anggaran seorang konsumen untuk barang X dan Y apabila pendapatan yang disediakan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan harga barang X dan Y masing- masing Rp 500,00 dan Rp 1.000,00 per unit. Jika semua pendapatan yang dianggarkan dibelanjakan untuk barang X, berapa unit X yang dapat dibelinya? Berapa uniy Y yang dapat dibeli jika ia hanya membeli 100 unit X? M = x.Px + y.P 100.000 = x.500 + y.1000 100.000 = 500 x + 1000 y
  • 29. CONTOH KASUS Jika semua dibelanjakan untuk barang X (y = 0), maka jumlah X yang dapat dibeli : x = M / Px = 100.000/500 = 200 unit Kalau x = 100, maka : M = x.Px + y.Py 100.000 = (100)(500) + y (1000) 100.000 = 50.000 + 1000 y y = 50 unit
  • 30. Thank You Desi Dwi Djayanti, SP. M.Agr MATEMATIKA EKONOMI