2. KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
● Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
● Dengan subsidi spesifik sebesar s, kurva penawaran bergeser
sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah)
pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran
P = a + bQ, maka sesudah subsidi menjadi
P’ = a + bQ – s
= (a – s) + bQ
● Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi
yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh
produsen. Karena ongkos produksi yang dikeluarkan oleh
produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga jual yang lebih
rendah, sehingga sebagian subsidi tadi dinikmati pula oleh
konsumen.
3. KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak
langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara selisih antara
harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dan harga keseimbangan
dengan subsidi (P’e)
Sk = Pe – P’e
Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp)
adalah selisih antara besarnya subsidi per unit barang (s) dan
bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
sp = s – sk)
4. KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah
disubsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s)
S = Q’e x s
8. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
● Persamaan fungsi permintaan yang berbentuk Q = a –
bP mencerminkan hubungan fungsional antara jumlah
permintaan dan harga barang yang bersangkutan.
Bentuk persamaan ini mengandung asumsi tersirat
bahwa permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri. Faktor-faktor lain, termasuk
harga barang lain, dianggap tidak berpengaruh.
● Dalam kenyataan, ada barang-barang tertentu yang
sifat permintaannya tidak hanya dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor atau variabel-variabel lain.
9. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
● Terhadap dua macam barang yang mempunyai
hubungan penggunaan, maka permintaan akan barang
yang satu bukan saja dipengaruhi oleh (fungsi dari)
barang itu sendiri, tetapi juga fungsi dari harga barang
lainnya.
● Barang-barang semacam ini adalah barang-barang
yang mempunyai hubungan “substitutif” (saling
menggantikan), misalnya antara kopi dan teh; dan
barang-barang yang mempunyai hubungan
“komplementer” (saling melengkapi), misalnya antara
kopi dan gula.
10. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
Apabila barang X dan Y mempunyai hubungan
penggunaan, permintaan akan masing-masing barang
dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi
permintaan akan masing-masing barang tersebut adalah:
Qdx = f(Px, Py)
Qdy = g(Py, Px)
Dengan :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga y per unit
13. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
Fungsi biaya
● Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sesuai dengan
namanya, sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada
jumlah barang yang dihasilkan. Berapa unitpun barang yang
dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka pendek
senantiasa tidak berubah.
● Secara matematik, biaya tetap bukan merupakan fungsi dari
jumlah barang yang dihasilkan; ia merupakan konstanta, dan
kurvanya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu jumlah.
14. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
● Biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan. Semakin banyak jumlah yang dihasilkan
semakin besar pula biaya variabelnya.
● Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi
dari jumlah barang yang dihasilkan, kurvanya berupa
garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal
15. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g(Q) = FC + VC = k + vQ
Dimana:
FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
Q : jumlah barang
k : konstanta
v : lereng kurva
VC dan kuva C
16. CONTOH KASUS
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuh perusaan
sebesar 20,00 ribu rupiah, sedangkan biaya variabelnya
ditunjukan oleh persamaan VC = 100Q. Tunjukan
persamaan kurva biaya total. Berapa biaya yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500
unit barang?
18. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
Penerimaan
● Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan
barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual atau dihasilkan. Semakin banyak yang diproduksi
dan terjual semakin besar pula penerimaannya.
● Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah
barang yang terjual dengan harga jual per unit barang
tersebut.
● Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah
barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan
bermula dari titik pangkal.
19. FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN
R = Q x P = f (Q)
● Dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap bahwa
perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang
yang dihasilkannya. Dengan demikian, Q dalam R = f (Q)
bukan saja melambangkan jumlah barang yang
dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang
terjual.
20. CONTOH KASUS
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
Rp. 200,00 per unit. Tunjukan persamaan kurva penerimaan
total perusahaan ini. Berapa penerimaan jika terjual barang
350 unit
22. ANALISIS PULANG POKOK
● Penerimaan dan biaya merupakan varabel-variabel penting
untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan
diketahuinya penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya
total (C) yang dikeluarkan, dapatlah dianalisis apakah
perusahaan mendapat keuntungan ataukah mengalami
kerugian.
● Keuntungan (profit positif, 𝜋 > 0) akan didapat apabila R
> C, hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di
atas kurva C.
● Sebaliknya, kerugian (profit negatif, 𝛑 < 0) akan dialami
apabila R < C; pada area dimana kurva R terletak
dibawah kurva C
23. ANALISIS PULANG POKOK
● Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C
adalah konsep “pulang pokok” (break even) yaitu suatu
konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
● Keadaan pulang pokok (profit nol, 𝛑= 0) terjadi apabila R =
C; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak
pula menderita kerugian. Secara grafik hal ditunjukkan
oleh potongan antara kurva R dan kurva C
25. ANALISIS PULANG POKOK
Biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditujukan oleh
persamaan C = 20.000+100Q dan penerimaan totalnya R =
200Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini
berada pada posisi pulang pokok? Apa yang terjadi jika ia
berproduksi sebanyak 300 unit?
𝛑 = R - C
Pulang pokok : 𝛑 = 0,
R - C = 0
R = C
200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200
Jika Q = 300, maka :
R = 200 (300) = 60.000
C = 20.000 + 100 (300)
= 50.000
Keuntungan : 𝛑 = R - C
= 10.000
26. FUNGSI ANGGARAN
● Dalam ekonomi mikro terdapat 2 teori yang membahas
tentang fungsi anggaran, yaitu teori produksi dan teori
konsumsi.
● Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas
maksimum kemampuan seorang produsen membeli dua
macam masukan (input) atau lebih, berkenaan dengan
jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing input.
Gambar dari fungsi anggarannya dikenal dengan sebutan
isokos (isocost) .
● Pada teori konsumsi, fungsi anggaran menceminkan batas
maksimum kemampuan seorang konsumen membeli 2
macam keluarab (output) atau lebih, berkenaan dengan
jumlah pendapatannya dan harga masing-masing keluaran.
27. FUNGSI ANGGARAN
Bentuk umum persamaan fungsi anggaran:
M = x. Px + y. Py
Pada Teori Produksi Pada teori konsumsi
M : jmlh dana produsen M : jmlh pendapatan
konsumen
x : jumlah masukan X x : jumlah keluaran x
y : jumlah masukan Y y : jumlah keluaran Y
Px : harga X per unit Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit Py : harga y per unit
28. CONTOH KASUS
Bentuklah persamaan anggaran seorang konsumen untuk
barang X dan Y apabila pendapatan yang disediakan sebesar
Rp 100.000,00, sedangkan harga barang X dan Y masing-
masing Rp 500,00 dan Rp 1.000,00 per unit. Jika semua
pendapatan yang dianggarkan dibelanjakan untuk barang X,
berapa unit X yang dapat dibelinya? Berapa uniy Y yang dapat
dibeli jika ia hanya membeli 100 unit X?
M = x.Px + y.P
100.000 = x.500 + y.1000
100.000 = 500 x + 1000 y
29. CONTOH KASUS
Jika semua dibelanjakan untuk barang X (y = 0), maka jumlah X
yang dapat dibeli : x = M / Px = 100.000/500 = 200 unit
Kalau x = 100, maka :
M = x.Px + y.Py
100.000 = (100)(500) + y (1000)
100.000 = 50.000 + 1000 y
y = 50 unit