Dokumen tersebut membahas konsep Gross National Product (GNP) dan bagaimana menghitung GNP. Terdapat persamaan dasar untuk menghitung GNP yaitu C + I + G + (X-M) yang meliputi pengeluaran konsumsi, investasi, pemerintah, dan ekspor impor."
2. Dalam perhitungan Nasional Income, GNP dapat
dihitung dengan menjumlah hasil produksi,
pendapatan (income) serta nilai total barang dan
jasa menurut harga yang berlaku di pasar.
Perhitungan-perhitungan tersebut merupakan dasar
untuk menentukan GNP (Gross National Product)
3. C + I + G + (X-M) = GNP = C + S + T + R
Dimana :
C = Nilai total pengeluaran Konsumsi
I = Nilai total pengeluaran Investasi
G = Pembelian barang-barang dan jasa oleh
pemerintah
X – M = Nilai Net ekspor barang dan jasa
S = Keseluruhan tabungan (saving) baik berasal
dari sektor swasta, perusahaan,
pribadi/perseorangan, Maupun penyusutan
T = Pajak pendapatan dikurangi (-) pembayaran
transfer luar negeri, pembayaran net interest (bunga)
dan pembayaran Net subsidi
4. Sejak sektor Luar Negeri perekonomian Amerika Serikat
kecil perannya, maka persanaan GNP menjadi sebagai
berikut :
C + I + G = Y = C + S + T
Y = National Income atau GNP
Y disini juga diinterpretasikan sebagai persamaan GNP,
NNP dan Net Income
Apabila Y didefinisikan sebagai sektor GNP dan C, I, G,
dan pajak perusahaan tidak langsung (Indirect Bussiness
Tax = IBT) dinilai berdasarkan harga yang berlaku
dipasar.
5. National Income (Y) dihitung berdasarkan tingkat harga sering
dinamakan sebagai money atau nominal GNP.
Nominal Income dapat dijabarkan menjadi komponen harga (P)
dan komponen real out put (Y), sehingga
Y = P.Y.
(National Income Account dibicarakan dalam ch.2, dimana real
out put terdiri dari real c, I dan g y (out put riil)
Persamaan out put riil adalah sebagai berikut :
c + i + g = y = c +s + t
jadi huruf kapital melambangkan jumlah nominal sedangkan
huruf kecil melambangkan jumlah riil, contoh : Y = p.y.
Pers. Y = p.y tersebut penting untuk menganalisa penentuan
income.
6. KESEIMBANGAN S-1
Pengurangan komponen konsumsi riil pada
setiap sisi akan memberikan hasil sbb. :
y – c = I + g
y – c = s + t ,
sehingga persamaan menjadi
I + g = s + t
Hal tersebut merupakan cara lain untuk
mengemukakan dasar persamaan out put riil.
Persamaan ini menggambarkan keseimbangan S-1
secara implisit pada persamaan dasar GNP.
7. INVESTASI YANG DIRENCANAKAN
DAN INVESTASI NYATA
Komponen Investasi diartikan sebagai Intended
Investment yaitu investasi yang merupakan bagian
rencana produsen, dan unintended Investment (Δ inv)
; perubahan barang-barang yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
Semuanya itu terjadi karena adanya perubahan
permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya oleh
produsen.
Intended Investment ( i ) termasuk juga jumlah
rencana pemupukan barang-barang.
8. Komponen Investasi i dalam pers. (3) dan (4) diartikan
sebagai Intended Investment (1) yaitu investasi yang
merupakan bagian rencana produsen, dan unintended
Investment (Δ inv) : perubahan barang-barang yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
Semuanya itu terjadi karena adanya perubahan permintaan
yang tidak diperkirakan sebelumnya oleh produsen.
Intended Investment ( i ) termasuk juga jumlah rencana
pemupukan barang-barang.
10. Apabila income mengalami kenaikan sepanjang sumbu
horizontal, maka jumlah (jarak) c,s,t ini semakin lebar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan income
akan menaikan c,s,t. Terutama saving akan mengalami
kenaikan bila income y naik (sebelum dikenakan pajak
pendapatan), sehingga bila income naik maka (s + t)
juga naik.
𝑑 (𝑠+𝑡)
𝑑𝑦
= s’ . (1 – t’) +t’
11. jika income y naik, maka (s+ t) juga
naik. Kenyataannya inilah yang
merupakan hambatan dalam
mencapai keseimbangan income yang
stabil.
12. PENENTUAN INCOME
EQUILIBRIUM
Pendapatan (income) berada dalam
keadaan equilibrium jika jumlah barang
yang dijual sama dengan jumlah barang
yang diharapkan/diperkirakan akan dijual,
sehingga ∆inv = o.
(12) i + g = s {y – t (y)} + t(y)
13. STABILITAS KESEIMBANGAN
INCOME
Pada grafik 3-2 a : (s + t) mempunyai slope
positif menggunakan asumsi bahwa (s + t)
adalah increasing function dari y.
Disamping, itu kita juga berasumsi bahwa (i
+ g) merupakan garis horizontal
14.
15. Equilibrium dicapai pada tingkat income yang mana pada
tingkat tersebut kurva income berpotongan dengan kurva
𝑑𝑦
𝑑𝑡
.
Titik potong itu ditandai oleh rate of change = 0.
Pada tahap tingkat income bergerak dari kiri ke kanan
(sebelum mencapai titik potong yE, dy/dt positip, sehingga
perubahan ini berarti y mengalami suatu kenaikan.
Apabila y berada disebelah kanan yE (lebih besar dibanding
yE ) , dy/dt negatip maka yE akan turun.
Jika pada titik yE slopenya positip, maka keseimbangan
menjadi tidak stabil sebab setiap perubahan y akan semakin
menjauhi titik equilibrium.
Jadi pada titik yE dimana ∆ inv = 0, rate perubahan income
(dy/dt) = 0 pada titik tersebut terjadi equilibrium
16. Balanced-budget multiplier.
kondisi kesetimbangan dasar (13) dengan pajak-pajak yang diberikan
secara eksogen sebagai E,
Persamaan (13) c (y- t) + i + g = y = (y- t) + S(y- t) t
𝑦 = 𝑐 𝑦 − 𝐸 + 𝑖 + 𝑔
Kita bisa memperoleh ekpresi umum yang memberikan perubahan y
sebagai suatu fungsi perubahan E,i,dan g dengan mendeferesiasikan
(13) untuk memperoleh
𝑑𝑦 = 𝑐′. 𝑑𝑦 − 𝑑𝐸 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
𝑑𝑦 = 𝑐′
𝑑𝑦 − 𝑐′
𝑑𝑡 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
𝑑𝑦 − 𝑐′
𝑑𝑦 = −𝑐′
𝑑𝑡 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
Dan 𝑑𝑦. 1 − 𝑐′
= −𝑐′
𝑑𝐸 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
Sehingga
(17) 𝑑𝑦 =
−𝑐′ 𝑑𝑒+𝑑𝑖+𝑑𝑔
1−𝑐′
17. Anggaplah sekarang kita menanyakan apa yang terjadi
dengan y jikamenaikan pembelian pemerintah dan tax
revenue dengan jumlah yang sama,
yengmempertahankan i tetap.
Mensubsitusikan dg = dE kedalam persamaan (17) dan
menetukan di =0 maka diperoleh
𝑑𝑦 =
−𝑐′ 𝑑𝑒 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
1 − 𝑐′
= 𝑑𝑔
1 − 𝑐′
1 − 𝑐′
Sehingga balanced-budget multiplier diberikan oleh
(18)
𝑑𝑦
𝑑𝑔
=
1−𝑐′
1−𝑐′
= 1
18. Pajak sebagai Fungsi
Pendapatan
spesifikasi awal fungsi pajak, yaitu t=t(y); tax revenue
merupakan fungsi naik dari income. Dalam kasus
yang lebih realistic ini, kondisi kesetimbangan dasar
untuk penentuan income adalah
(19) c(y-t(y))-i+g = y = c(y-t(y))+ s (y-t(y)) + t (y)
Dan mengurangkan c(y-t(y)) dari setiap bagian dari
persamaan (19) memberikan kita bentuk alternative
(20) I + g = y – c (y-t (y)) = s (y-t(y)) + t (y)
Sehingga 𝑑𝑦 =
𝑑𝑖+𝑑𝑔
1−𝑐′(1−𝑡′)
19. Tax Rate Multiplier
Ada pembahasan kita tentang multiplier, kita
bisa mengembangkan multiplier untuk
perubahan tax rate. Ini adalah model yang
paling relevan dengan keputusan-keputusan
kebijakan stabilusasu yang melibatkan
perubahan pajak; pemerintah mengontrol
tax rate, dan hubungannya dengan
keadaaan ekonomi menentukan tingkat tax
revenue.
20. menyederhanakan fungsi pajak dengan mengasumsikan bahwa tax
revenue sebanding dengan income, sehingga hanya tariff pajak
presentase mislanya, barangkali 20 persen saja. Daftar pajak
sebanding ini diperlihatkan pada gambar 3-9. Dengan daftar pajak
ini, kita bisa menuliskan persamaan dasar bagi kesetimbangan
pendapatan sebagai
(22) y = c (y – ty) + I + g
Karena d (ty) kira-kira sama dengan tdy + ydt, maka diferensial
kondisi kesetimbangan (22) bisa dituliskan sebagai
𝑑𝑦 = 𝑐′. 𝑑𝑦 − 𝑡𝑑𝑦 − 𝑦𝑑𝑡 + 𝑑𝑖 + 𝑑𝑔
sehingga 𝑑𝑦 =
𝑑𝑖+𝑑𝑔−𝑐′𝑦𝑑𝑡
1−𝑐′.(1−𝑡)