SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Anamnesis
• Identitas Pasien
– Nama, umur, Jenis Kelamin, alamat, pekerjaan, agama,
status pernikahan
• Keluhan utama
– Adakah gejala pusing berputar?
– Pusing yang dirasakan seperti berputar atau hanya nyeri
kepala atau hanya terasa seperti melayang dan ingin jatuh?
– Sejak kapan?
– Sekali serangan berapa detik/menit?
– Apakah muncul setelah adanya perubahan posisi kepala
baik dari tidur ke duduk atau sebaliknya?
Lanjutan
• Keluhan Penyerta
– Apakah adanya mual dan muntah?
– Apakah ada keluhan penurunan pendengaran?
– Apakah ada telinga berdenging?
– Apakah adanya rasa penuh di telinga?
– Apakah ada demam?
– Apakah ada keluar cairan dari lubang telinga?
– Apakah ada riwayat sakit batuk pilek sebelumnya?
– Apakah ada baal atau kesemutan?
– Apakah ada bibir mencong dan suara jadi rero?
– Apakah pernah jatuh sebelumnya yang membentur
kepala?
Lanjutan
• Riwayat Berobat
– Sebelumnya sudah berobat ? Bila sudah berobat ke mana
dan minum obat apa dan patuh terhadap obatnya?
– Apakah sebelum sakit, pernah mengkonsumsi antibiotik
tertentu atau obat-obatan lainnya yang diminum rutin
maupun tidak?
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Apakah dahulu pernah mengalami keluhan serupa?
– Apakah ada DM, Hipertensi, riwayat sakit di telinga, atau
riwayat penyakit yang berhubungan dengan otak (kejang,
stroke)?
• Riwayat kebiasaan
– Mengorek-korek telinga?
– Makan yang asin berlebihan?
Lanjutan
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Apakah ada keluarga pernah mengalami keluhan
serupa?
– Apakah ada DM, Hipertensi, riwayat sakit di
telinga, atau riwayat penyakit yang berhubungan
dengan otak (kejang, stroke)?
• Riwayat Alergi
– Makanan
– obat
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :
Kesadaran : compos mentis
Kesan sakit : ringan/sedang/berat?
– Status Gizi : BB, TB, BMI
• Tanda – tanda vital :
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Pemeriksaan Fisik
• Kepala :
 Wajah: bentuk dan ukuran simetris
 Mata : konjungtiva? Sklera? Nistagmus?
 Telinga :
Meatus acusticus externus, canalis acusticus (mukosa, serumen,
sekret)?
Membran timpani?
 Hidung : Mukosa hiperemis? Deviasi septum nasi? Nyeri tekan
daerah sinus paranasal?
 Rhinoskopi anterior : Mukosa hiperemis/ edema? Sekret?
Hipertrofi konka?
 Mulut : mukosa, ukuran dan permukaan tonsil? mukosa faring?
Mukosa lidah ?
Pemeriksaan Fisik
• Leher : letak trakea sentral? KGB membesar?
• Thoraks
 Pulmo
Inspeksi :bentuk dan pergerakan?
Palpasi : bentuk dan pergerakan, taktil fremitus?
Perkusi : Sonor?
Auskultasi : VBS kanan dan kiri, suara nafas tambahan,
vocal fremitus, wheezing? Ronchi?
 Cor :
Inspeksi : ictus cordis
Palpasi : ictus cordis
Perkusi : batas – batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung S1, S2, murmur
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
Inspeksi : datar/cembung, sikatrik?
Auskultasi : bising usus?
Perkusi : timpani?
Palpasi : soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan?
• Ekstremitas : akral hangat? CRT? Oedem?
Refleks patologis? Refleks fisiologis?
Pemeriksaan Lainnya
• Pemeriksaan Dix-Hallpike/supine roll
• Pemeriksaan Garpu Tala
• Pemeriksaan Neurologi
– Rangsang Meningen
– Saraf Kranial
– Motorik/sensorik
– Refleks fisiologi dan patologi.
Diagnosis
• Diagnosis Banding
– BPPV
– Neuritis vestibuler
– Meniere’s Disease
• Diagnosis Kerja
– BPPV
Dasar Diagnosis
BPPV Neuritis
Vestibularis
Meniere’s Disease
Pencetus vertigo Dicetuskan karena
perubahan posisi
kepala.
Tunggal, prolong,
terjadi karena
perubahan posisi
kepala
Dicetuskan
mungkin dengan
makanan asin
Lama vertigo <1 menit Hari - minggu Menit – jam(20
menit – 24 jam)
Gejala penyerta
lainnya
Mual mutah,
berkeringat, tidak
ada defisit
neurologi dan
tidak ada
penurunan
pendengaran
Mual, muntah,
sebelumnya
menderita ISPA
tidak ada
penurunan
pendengaran,
tidak ada defisit
neurologi ,
Ada gangguan
pendengaran,
teliga berdenging
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Audiologi
– Uji Garpu Tala
– Audiometri
• Radiologi
– CT : menilai kelainan anatomi pada batang otak,
serebelum, dan ventrikel atau adanya infark otak
Penatalaksanaan
• Non Farmakologi
• Tirah baring
• Manuver Epley atau metode Brandt-Daroff
• Edukasi (penyakit dapat berulang tiba”)
• Farmakologi
• Dimenhidrinat 3 x 50 mg PO
• Betahistine Mesylate 3 x 6 -12 mg PO
• Manuver Epley
Penatalaksaan
• Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular
exercise) dengan metode brandDaroff.
– Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua
tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup, kepala
dipalingkan ke satu sisi 45 derajat, baringkan tubuh dengan
cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik.
Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan
dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu
duduk kembali.
– Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, 3x siang dan 3x malam
hari masing-masing diulang 2- 5 kali sampai tidak vertigo
lagi,
Manuver Semont
Definisi Vertigo
• Vertigo (vertere)  memutar.
• Vertigo : keluhan subjektif dalam bentuk rasa
berputar dari tubuh/kepala atau lingkungan
sekitarnya.
• Dapat berupa gejala sendiri, atau berupa
sindrom vertigo ( gejala vertigo, mual,
muntah, nistagmus, dan unsteadiness)
Klasifikasi
Vertigo
Vertigo vestibular
Vertigo non
vestibular
1. Vertigo sentral
2. Vertigo perifer
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sensasi Rasa berputar Melayang, hilang keseimbangan
Tempo serangan Episodik Kontinu, konstan
Mual/muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual
Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas
Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo
vestibular, yaitu:
• Vertigo vestibular perifer.
– Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis
• Vertigo vestibular sentral.
– Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang
otak, thalamus sampai ke korteks serebri.
Penyebab Vertigo
Perifer Sentral
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPPV)
Stroke
Vestibular neuronitis Cerebelopontine Angle Tumor
Meniere’s Disease Neuropati saraf Kranial (N.VIII)
Perilymph Fistula Multiple Sclerosis
Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPPV)
Definisi BPPV
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo adalah
kelainan vestibular yang disebakan stimulus
yang tidak dinginkan dari reseptor vestibular
yang berada dalam kanalis semisirkularis.
• Hipotesis  debris degenerasi (otokonia) yang
bergerak dan mengambang pada kupula
semisirkularis posterior atau pada cairan
endolimfe.
Epidemiologi BPPV
• BPPV dilaporkan sebanyak 10,7 – 64 kasus per
100.000 populasi penduduk.
• BPPV penyakit kelainan vestibular paling
sering.
• Usia  dekade 5 – 7.
Etiologi BPPV
1. Idiopatik
– Menurut Schuknecht (1974), BPPV terjadi karena
degenerasi spontan otokonia pada matriks utrikulus
2. Trauma Kepala
– Menurut Barbes (1964), 47% pasien raktur temporal
Longitudinal memiliki gejala BPPV.
3. Infeksi
– Biasanya Otitis Media
4. Lainnya
– Insufisiensi Vertebrobasiler, ototoksisitas (Alkohol,
fenitoin, salisilat, quinidine), kongenital, neuroma
akustik
Patofisiologi
1. Teori Kupulolithiasis
• Adanya debris yang berisi kalsium karbonat dari
fragmen otokonia yang terlepas dari makula utrikulus
yang berdegenerasi, dan menempel pada permukaan
kupula kanalis semisirkularis posterior yang letaknya
langsung dibawah makula utrikulus.
• Perubahan posisi (duduk ke baring)  kanalis
posterior berubah dari inferior ke superior kupula
bergerak secara utrikulofugal  nistagmus + vertigo.
• Adanya masa laten karena pergeseran membutuhkan
waktu
Patofisiologi
2. Teori Kanalithiasis
• Debris otokonia tidak melekat, melainkan
bergerak bebas di dalam endolimfe kanalis
semisirkularis posterior.
• Kepala digerakkan  debris keluar dari
posterios kanalis semisurkularis  masuk ke
vestibulum (dasar Manuver Epley)
Diagnosis (Anamnesis)
• Sensasi berputar terhadap lingkungan atau
diri sendiri terutama saat perubahan posisi
kepala. (muncul ketika pasien dari duduk ke
posisi tidur)
• Episode singkat terjadi 1 menit atau kurang.
Dan berakhir dalam waktu 30 sampai 60 detik
• Disertai mual muntah
• Ruangan terasa berputar atau pasien merasa
goyang
Diagnosis (Pemeriksaan Fisik)
• Tes Dix-Hallpike Maneuver (+)  Posterior
Canal BPPV
• Muncul nystagmus yang laten (5 sampai 20
detik) dan akan menghilang setelah 60 detik
sejak onset nistagmus.
• Bila manuver diulang terus menerus , akan
terjadi efek fatigue (reduksi keparahan
nistagmus)  tidak direkomendasikan
Test Dix-Hallpike
• Interpretasi Test Dix-
Hallpike :
– Normal : tidak timbul
vertigo dan nistagmus
– Abnormal : timbul
nistagmus posisional pada
BPPV yang memiliki 4 ciri
yaitu adaya masa laten,
lamanya kurang dari 30
detik, disertai vertigo
yang lamanya sama
dengan nistagmus,
adanya fatigue.
Diagnosis (pemeriksaan Fisik)
• Bila test Dix-Hallpike negatif, perlu dilakukan test
supine roll untuk menilai BPPV tipe Lateral
Semisirkularis.
• Cara test supine roll
– Posisikan pasien supine dengan kepala terlentang .
– Poisisikan kepala kesatu sisi 90 derajat secara cepat,
amati nistagmus. Bila sudah berhenti posisikan ke
posisi normal.
– Kemudian dimiringkan kembali ke arah berlawanan 90
derajat dan diamati nistagmusnya.
Penatalaksanaan
Terapi kausal : sesuai dengan penyebab
Terapi simptomatik :
Vestibular Suppresant
• Anti-histamin : Anti histamin generasi 1
– MoA : aktivitas antikolinergik memblokade
reseptor muskarinik dan inhibisi efek CNS
– Cinnarizine 3x25mg
– Dimenhidrinat 3x50mg
• cerebral vasodilators
 Histamin Analog :
 Betahistine 3x8mg
 Ca-entry blocker :
Flunarisin 3x5-10mg
DOC Vertigo : Betahistine
Blokade reseptor presinaps
H3 dan stimulasi reseptor
post sinaps H1 yg lemah
• ↑ pelepasan histamin ke
akhiran saraf,
• ↑ efek relaksan pd sfinkter
prekapilar di mikrosirkulasi
telinga  peningkatan
aliran darah di labirin
• Inhibisi aktifitas neuron
vestibular
Mengurangi frekuensi dan
intensitas vertigo dan tinitus
Penatalaksaan
• Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular
exercise) dengan metode brandDaroff.
– Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua
tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup
baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi,
pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali.
Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain.
Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali. Lakukan
latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing-
masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2 minggu atau
3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.
• Manuver Epley
Manuver Semont
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction DwiKartikaRukmi
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 

What's hot (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
1. faring
1. faring1. faring
1. faring
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Terapi Mannitol
Terapi MannitolTerapi Mannitol
Terapi Mannitol
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
VERTIGO.pptx
VERTIGO.pptxVERTIGO.pptx
VERTIGO.pptx
 

Similar to CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)

Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptx
Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptxLaporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptx
Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptxhasriyanti10
 
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptx
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptxMATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptx
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptxArizhaIrma
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
Neuritis vestibular
Neuritis vestibularNeuritis vestibular
Neuritis vestibularEnceselamat
 
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112VebyBeloMusuMarewa
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranAmelia Manatar
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasLaporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasScrubsIndo
 
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damaiLAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damaiScrubsIndo
 

Similar to CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan) (20)

Lapkas vertigo
Lapkas vertigoLapkas vertigo
Lapkas vertigo
 
Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptx
Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptxLaporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptx
Laporan Kasus (Benign Paroxysmal Positional Vertigo).pptx
 
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptx
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptxMATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptx
MATERI-KULIAH-PPT-GANGGUAN-VESTIBULAR.pptx
 
Vertigo saraf.pptx
Vertigo saraf.pptxVertigo saraf.pptx
Vertigo saraf.pptx
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
Kasus - BPPV.pptx
Kasus - BPPV.pptxKasus - BPPV.pptx
Kasus - BPPV.pptx
 
Menier disaese
Menier disaeseMenier disaese
Menier disaese
 
Neuritis vestibular
Neuritis vestibularNeuritis vestibular
Neuritis vestibular
 
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Pemeriksaan Fisik Sistem SarafPemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsilaPreeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
 
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasLaporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
 
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damaiLAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
 
BHD Indokuat.pptx
BHD Indokuat.pptxBHD Indokuat.pptx
BHD Indokuat.pptx
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)

  • 1.
  • 2. Anamnesis • Identitas Pasien – Nama, umur, Jenis Kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status pernikahan • Keluhan utama – Adakah gejala pusing berputar? – Pusing yang dirasakan seperti berputar atau hanya nyeri kepala atau hanya terasa seperti melayang dan ingin jatuh? – Sejak kapan? – Sekali serangan berapa detik/menit? – Apakah muncul setelah adanya perubahan posisi kepala baik dari tidur ke duduk atau sebaliknya?
  • 3. Lanjutan • Keluhan Penyerta – Apakah adanya mual dan muntah? – Apakah ada keluhan penurunan pendengaran? – Apakah ada telinga berdenging? – Apakah adanya rasa penuh di telinga? – Apakah ada demam? – Apakah ada keluar cairan dari lubang telinga? – Apakah ada riwayat sakit batuk pilek sebelumnya? – Apakah ada baal atau kesemutan? – Apakah ada bibir mencong dan suara jadi rero? – Apakah pernah jatuh sebelumnya yang membentur kepala?
  • 4. Lanjutan • Riwayat Berobat – Sebelumnya sudah berobat ? Bila sudah berobat ke mana dan minum obat apa dan patuh terhadap obatnya? – Apakah sebelum sakit, pernah mengkonsumsi antibiotik tertentu atau obat-obatan lainnya yang diminum rutin maupun tidak? • Riwayat Penyakit Dahulu – Apakah dahulu pernah mengalami keluhan serupa? – Apakah ada DM, Hipertensi, riwayat sakit di telinga, atau riwayat penyakit yang berhubungan dengan otak (kejang, stroke)? • Riwayat kebiasaan – Mengorek-korek telinga? – Makan yang asin berlebihan?
  • 5. Lanjutan • Riwayat Penyakit Keluarga – Apakah ada keluarga pernah mengalami keluhan serupa? – Apakah ada DM, Hipertensi, riwayat sakit di telinga, atau riwayat penyakit yang berhubungan dengan otak (kejang, stroke)? • Riwayat Alergi – Makanan – obat
  • 6. Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum : Kesadaran : compos mentis Kesan sakit : ringan/sedang/berat? – Status Gizi : BB, TB, BMI • Tanda – tanda vital : Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu
  • 7. Pemeriksaan Fisik • Kepala :  Wajah: bentuk dan ukuran simetris  Mata : konjungtiva? Sklera? Nistagmus?  Telinga : Meatus acusticus externus, canalis acusticus (mukosa, serumen, sekret)? Membran timpani?  Hidung : Mukosa hiperemis? Deviasi septum nasi? Nyeri tekan daerah sinus paranasal?  Rhinoskopi anterior : Mukosa hiperemis/ edema? Sekret? Hipertrofi konka?  Mulut : mukosa, ukuran dan permukaan tonsil? mukosa faring? Mukosa lidah ?
  • 8. Pemeriksaan Fisik • Leher : letak trakea sentral? KGB membesar? • Thoraks  Pulmo Inspeksi :bentuk dan pergerakan? Palpasi : bentuk dan pergerakan, taktil fremitus? Perkusi : Sonor? Auskultasi : VBS kanan dan kiri, suara nafas tambahan, vocal fremitus, wheezing? Ronchi?  Cor : Inspeksi : ictus cordis Palpasi : ictus cordis Perkusi : batas – batas jantung Auskultasi : bunyi jantung S1, S2, murmur
  • 9. Pemeriksaan Fisik • Abdomen Inspeksi : datar/cembung, sikatrik? Auskultasi : bising usus? Perkusi : timpani? Palpasi : soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan? • Ekstremitas : akral hangat? CRT? Oedem? Refleks patologis? Refleks fisiologis?
  • 10. Pemeriksaan Lainnya • Pemeriksaan Dix-Hallpike/supine roll • Pemeriksaan Garpu Tala • Pemeriksaan Neurologi – Rangsang Meningen – Saraf Kranial – Motorik/sensorik – Refleks fisiologi dan patologi.
  • 11. Diagnosis • Diagnosis Banding – BPPV – Neuritis vestibuler – Meniere’s Disease • Diagnosis Kerja – BPPV
  • 12. Dasar Diagnosis BPPV Neuritis Vestibularis Meniere’s Disease Pencetus vertigo Dicetuskan karena perubahan posisi kepala. Tunggal, prolong, terjadi karena perubahan posisi kepala Dicetuskan mungkin dengan makanan asin Lama vertigo <1 menit Hari - minggu Menit – jam(20 menit – 24 jam) Gejala penyerta lainnya Mual mutah, berkeringat, tidak ada defisit neurologi dan tidak ada penurunan pendengaran Mual, muntah, sebelumnya menderita ISPA tidak ada penurunan pendengaran, tidak ada defisit neurologi , Ada gangguan pendengaran, teliga berdenging
  • 13. Usulan Pemeriksaan Penunjang • Audiologi – Uji Garpu Tala – Audiometri • Radiologi – CT : menilai kelainan anatomi pada batang otak, serebelum, dan ventrikel atau adanya infark otak
  • 14. Penatalaksanaan • Non Farmakologi • Tirah baring • Manuver Epley atau metode Brandt-Daroff • Edukasi (penyakit dapat berulang tiba”) • Farmakologi • Dimenhidrinat 3 x 50 mg PO • Betahistine Mesylate 3 x 6 -12 mg PO
  • 16. Penatalaksaan • Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan metode brandDaroff. – Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup, kepala dipalingkan ke satu sisi 45 derajat, baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali. – Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, 3x siang dan 3x malam hari masing-masing diulang 2- 5 kali sampai tidak vertigo lagi,
  • 18. Definisi Vertigo • Vertigo (vertere)  memutar. • Vertigo : keluhan subjektif dalam bentuk rasa berputar dari tubuh/kepala atau lingkungan sekitarnya. • Dapat berupa gejala sendiri, atau berupa sindrom vertigo ( gejala vertigo, mual, muntah, nistagmus, dan unsteadiness)
  • 20. Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular Sensasi Rasa berputar Melayang, hilang keseimbangan Tempo serangan Episodik Kontinu, konstan Mual/muntah + - Gangguan pendengaran +/- - Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas
  • 21. Klasifikasi Vertigo Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu: • Vertigo vestibular perifer. – Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis • Vertigo vestibular sentral. – Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang otak, thalamus sampai ke korteks serebri.
  • 22. Penyebab Vertigo Perifer Sentral Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPPV) Stroke Vestibular neuronitis Cerebelopontine Angle Tumor Meniere’s Disease Neuropati saraf Kranial (N.VIII) Perilymph Fistula Multiple Sclerosis
  • 23.
  • 25. Definisi BPPV • Benign Paroxysmal Positional Vertigo adalah kelainan vestibular yang disebakan stimulus yang tidak dinginkan dari reseptor vestibular yang berada dalam kanalis semisirkularis. • Hipotesis  debris degenerasi (otokonia) yang bergerak dan mengambang pada kupula semisirkularis posterior atau pada cairan endolimfe.
  • 26. Epidemiologi BPPV • BPPV dilaporkan sebanyak 10,7 – 64 kasus per 100.000 populasi penduduk. • BPPV penyakit kelainan vestibular paling sering. • Usia  dekade 5 – 7.
  • 27. Etiologi BPPV 1. Idiopatik – Menurut Schuknecht (1974), BPPV terjadi karena degenerasi spontan otokonia pada matriks utrikulus 2. Trauma Kepala – Menurut Barbes (1964), 47% pasien raktur temporal Longitudinal memiliki gejala BPPV. 3. Infeksi – Biasanya Otitis Media 4. Lainnya – Insufisiensi Vertebrobasiler, ototoksisitas (Alkohol, fenitoin, salisilat, quinidine), kongenital, neuroma akustik
  • 28. Patofisiologi 1. Teori Kupulolithiasis • Adanya debris yang berisi kalsium karbonat dari fragmen otokonia yang terlepas dari makula utrikulus yang berdegenerasi, dan menempel pada permukaan kupula kanalis semisirkularis posterior yang letaknya langsung dibawah makula utrikulus. • Perubahan posisi (duduk ke baring)  kanalis posterior berubah dari inferior ke superior kupula bergerak secara utrikulofugal  nistagmus + vertigo. • Adanya masa laten karena pergeseran membutuhkan waktu
  • 29.
  • 30. Patofisiologi 2. Teori Kanalithiasis • Debris otokonia tidak melekat, melainkan bergerak bebas di dalam endolimfe kanalis semisirkularis posterior. • Kepala digerakkan  debris keluar dari posterios kanalis semisurkularis  masuk ke vestibulum (dasar Manuver Epley)
  • 31.
  • 32. Diagnosis (Anamnesis) • Sensasi berputar terhadap lingkungan atau diri sendiri terutama saat perubahan posisi kepala. (muncul ketika pasien dari duduk ke posisi tidur) • Episode singkat terjadi 1 menit atau kurang. Dan berakhir dalam waktu 30 sampai 60 detik • Disertai mual muntah • Ruangan terasa berputar atau pasien merasa goyang
  • 33. Diagnosis (Pemeriksaan Fisik) • Tes Dix-Hallpike Maneuver (+)  Posterior Canal BPPV • Muncul nystagmus yang laten (5 sampai 20 detik) dan akan menghilang setelah 60 detik sejak onset nistagmus. • Bila manuver diulang terus menerus , akan terjadi efek fatigue (reduksi keparahan nistagmus)  tidak direkomendasikan
  • 34. Test Dix-Hallpike • Interpretasi Test Dix- Hallpike : – Normal : tidak timbul vertigo dan nistagmus – Abnormal : timbul nistagmus posisional pada BPPV yang memiliki 4 ciri yaitu adaya masa laten, lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang lamanya sama dengan nistagmus, adanya fatigue.
  • 35. Diagnosis (pemeriksaan Fisik) • Bila test Dix-Hallpike negatif, perlu dilakukan test supine roll untuk menilai BPPV tipe Lateral Semisirkularis. • Cara test supine roll – Posisikan pasien supine dengan kepala terlentang . – Poisisikan kepala kesatu sisi 90 derajat secara cepat, amati nistagmus. Bila sudah berhenti posisikan ke posisi normal. – Kemudian dimiringkan kembali ke arah berlawanan 90 derajat dan diamati nistagmusnya.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Penatalaksanaan Terapi kausal : sesuai dengan penyebab Terapi simptomatik : Vestibular Suppresant • Anti-histamin : Anti histamin generasi 1 – MoA : aktivitas antikolinergik memblokade reseptor muskarinik dan inhibisi efek CNS – Cinnarizine 3x25mg – Dimenhidrinat 3x50mg • cerebral vasodilators  Histamin Analog :  Betahistine 3x8mg  Ca-entry blocker : Flunarisin 3x5-10mg DOC Vertigo : Betahistine Blokade reseptor presinaps H3 dan stimulasi reseptor post sinaps H1 yg lemah • ↑ pelepasan histamin ke akhiran saraf, • ↑ efek relaksan pd sfinkter prekapilar di mikrosirkulasi telinga  peningkatan aliran darah di labirin • Inhibisi aktifitas neuron vestibular Mengurangi frekuensi dan intensitas vertigo dan tinitus
  • 39. Penatalaksaan • Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan metode brandDaroff. – Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing- masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2 minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.