4. Faktor yg memperberat (riwayat sering
mengorek kuping, sering menyiram telinga dgn
air)
Faktor-faktor lingkungan
5. Sulit mengerti pembicaraan
Sulit mendengar dlm lingkungan yg bising
Salah menjawab
meminta lawan bicara utk mengulang
pembicaraannya
Mengalami masalah mendengar pembicaraan di
telpon
6. Telinga luar : aurikulus & jar.sekitarnya
Deformitas,lesi
Adanya cairan
Simetris
Sudut penempelan ke kepala
7. Palpasi : ada/tidaknya nyeri tekan
Jika nyeri tekan dicurigai mastoiditis atau
inflamasi nodus aurikula posterior
Inspeksi : ada/tidaknya lesi, berisik,
perubahan warna
Bersisik dermatitis sebore
8.
9. kepala pasien sedikit dijauhkan dari pemeriksa
dipegang dgn 1 tangan sementara aurikulus dipegang
dengan tangan lainnya dgn mantap dan ditarik ke
atas, ke belakang dan sedikit ke luar
Spekulum dimasukkan dgn lembut dan perlahan ke
kanalis telinga, dan mata didekatkan ke lensa
pembesar otoskop
10. Membrana timpani sehat berwarna mutiara keabuan
pada dasar kanalis
Catat jika danya cairan, gelembung udara, atau masa
di telinga tengah
Pemeriksaan otoskop kanalis auditorius eksternus
membrana timpani yang baik hanya dapat dilakukan
bila kanalis tidak terisi serumen yang besar
11.
12.
13. Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10
meter
Cara pemeriksaan :
a. Berbisik pada akhir ekspirasi dgn jarak 6 m
b. Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin
mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat
mengulangi tiap kata dengan benar
14.
15. Normal : 5/6 sampai 6/6
Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
16. Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus
telinga yang akan diperiksa
Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di
pindahkan ke depan liang telinga, ± 2,5 cm dari
liang telinga
17.
18. Interpretasi :
Normal AC : BC = 2:1
Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal
atau tuli saraf
Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
19. Tujuan : membandingkan hantaran tulang
telinga kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala :
ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri
paling sensitif)
20.
21. Interpretasi :
Tak ada lateralisasi normal
Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli
konduktif
Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang
sakit tuli saraf
22. Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang
yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus
op
23. Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan
pada proc.mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: pendengaran op
memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes
kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di
proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila
sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op
24. :
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek
telinga op yang diperiksa tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang
telinga op yang diperiksa tuli konduktif
26. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga yang
berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada
membran tImpani
Tujuan, mengetahui:
Compliance/mobilitas membrana timpani
Tekanan pada telinga tengah
Volume canalis auditorius eksterna