1. Makalah ini membahas tiga model bisnis yaitu konvensional, waralaba, dan e-commerce. Model bisnis konvensional meliputi jangkauan pasar, sistem pembukuan, desain inovasi, rekan usaha, dan persaingan bisnis. Waralaba adalah kerjasama bisnis dengan sistem kemitraan. Jenis waralaba ada dua, luar negeri dan dalam negeri. E-commerce adalah perdagangan elektronik yang terdiri atas B2B, B2C, C2
Kewirausahaan,Alfina Rolitasari, Hapzi Ali, Model Bisnis, Universitas Mercu Buana, 2018.pdf
1. MAKALAH
Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan
E- Commerce
DISUSUN OLEH:
ALFINA ROLITASARI 43217110339
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
2. 1. Model Bisnis Konvensional,
Usaha konvensional adalah suatu jenis usaha dibidang jasa atau produksi barang yang
dilakukan dengan media promosi konvensional. Media promosi konvensional dapat
berupa spanduk, majalah, iklan koran, brosur, sales dari pintu ke pintu, televisi dan
radio.
Seiring dengan berkembangnya zaman, beberapa jenis usaha konvensional beralih atau
menambah cara promosinya secara online. Di bawah ini adalah usaha konvensional :
Jangkauan Pasar
Jangkauan pasar usaha konvensional lebih sempit dari usaha online. Hal ini disebabkan
karena masih banyak orang yang tidak berlangganan koran atau majalah. Spanduk dan
brosur pun biasa dibaca sekilas saja dan hanya beberapa yang pada akhirnya tertarik
dengan produk tersebut.
Sistem Pembukuan
Untuk sistem pembukuan atau jurnal, usaha online dan konvensional tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Pasalnya, kegiatan pembelian, penjualan dan pembayaran
hampir sama. Jika ada perbedaan, itu hanyalah pada rincian alur masuk atau keluarnya
saja.
Desain Inovasi
Desain inovasi usaha konvensional dan online sama – sama bisa dikembangkan secara
optimal. Contohnya untuk inovasi di bidang produksi, distribusi, atau promosi. Intinya,
jenis usaha apapun selalu membutuhkan inovasi yang dinamis agar bisa terus berjalan
dan tidak tergerus perkembangan zaman.
Keterlibatan Rekan Usaha
Rekan pada usaha konvensional umumnya terdiri dari para ahli dan orang – orang yang
terlibat langsung dengan proses usaha.
Persaingan Bisnis
3. Seperti halnya semua jenis usaha, persaingan selalu ada dan perlu dihadapi secara
bijaksana. Persaingan bisnis konvensional biasanya berada di sekitar lokasi usaha.
2. Waralaba
waralaba adalah waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan
jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha
antara pemilik merek, produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang
berupa pemberian izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam
jangka waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan
memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi
sistem manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek
dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan
ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang
disebut dengan waralaba.
Beberapa contoh waralaba
Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat
menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong
Solo, CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya.
Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart,
AlfaMart dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak
menyebar ke pelosok daerah. Dan masih banyak contoh waralaba yang lainnya.
Jenis-jenis waralaba
Adapun jenis dari waralaba dapat dibagi menjadi 2 (dua), yang diantaranya sebagai
berikut ini:
Waralaba luar negeri – jenis waralaba ini paling banyak disukai, sebab sistemnya
yang sudah jelas, merek produknya sudah diterima oleh masyarakat dunia dan
dirasakan jauh lebih bergengsi dari pada yang lainnya.
Waralaba dalam negeri – jenis ini juga telah menjadi salah satu pilihan investasi
bagi orang yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pengusaha akan
tetapi tidak memiliki atau masih kurang akan pengetahuan mengenai piranti awal
dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba (Franchisor).
4. 3. E-Commerce
Perdagangan elektronik (electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran,
penjualan, pembelian, pemasaran barang dan jasa yang mengandalkan sistem
elektronik, seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.
E-commerce melibatkan transfer dana dan pertukaran data elektronik, sistem
manajemen dan pengumpulan data secara otomatis. E-commerce adalah salah satu
bisnis yang paling sering digeluti oleh masyarakat di Indonesia karena memberikan
keuntungan yang menjanjikan.
Jenis-Jenis E-commerce
Ada beberapa jenis e-commerce yang paling sering dipilih, antara lain:
E-commerce business to business (B2B)
Jenis bisnis B2B ini dilakukan oleh orang atau pihak yang saling berkepentingan
dalam menjalankan bisnis, di mana keduanya saling mengenal dan mengetahui
proses bisnis yang mereka lakukan.
Biasanya, jenis B2B dilakukan secara berkelanjutan karena kedua belah pihak saling
mendapatkan keuntungan dan adanya kepercayaan satu sama lain. Contoh dari
bisnis B2B adalah ketika dua perusahaan mengadakan transaksi jual beli secara
onine, begitu juga dengan pembayaran yang tersedia menggunakan kartu kredit.
E-commerce business to consumer (B2C)
Jenis e-commerce B2C adalah bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan
konsumen. Sebagai contoh, produsen menjual produk ke konsumen secara online.
Di sini, pihak produsen akan menjalankan bisnis dengan memasarkan produknya ke
konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali.
Artinya, produsen hanya memasarkan produk atau jasa, sementara pihak konsumen
hanya sebagai pembeli atau pemakai.
E-commerce consumer to consumer (C2C)
Jenis e-commerce consumer to consumer dilakukan antara konsumen dengan
konsumen. Misalnya, konsumen dari suatu produsen akan menjual kembali produk
ke konsumen lainnya.
E-commerce consumer to business (C2B)
Jenis C2B adalah bisnis antara konsumen dan produsen. Bisnis tersebut dilakukan
oleh konsumen kepada para produsen yang menjual produk atau jasa. Sebagai
contoh, konsmen akan memberitahukan detail produk atau jasa yang diinginkan
5. secara online kepada para produsen. Nantinya, produsen yang mengetahui
permintaan tersebut akan menawarkan produk atau jasa yang diinginkan
konsumen.
Manfaat E-commerce
Ada beberapa manfaat e-commerce, yaitu:
Mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen.
Mempermudah pemasaran dan promosi barang atau jasa.
Memperluas jangkauan calon konsumen dengan pasar yang luas.
Mempermudah proses penjualan dan pembelian.
Mempermudah pembayaran karena dapat dilakukan secara online.
Mempermudah penyebaran informasi.
Keuntungan E-commerce
Ada banyak keuntungan yang didapatkan dari e-commerce. Salah satunya adalah
menjual produk atau jasa secara online tanpa harus mendirikan tooko atau kantor besar
seperti yang dilakukan oleh para pelaku bisnis offline sebagai tempat usaha. Hanya
dengan memanfaatkan jaringan internet, Anda sudah bisa memasarkan produk atau
jasa kepada konsumen kapanpin dan di manapun.
Keuntungan lainnya adalah kemudahan berkomunikasi antara penjual dan pembeli. Dari
segi pemaaran barang juga jauh lebih menguntungan karena Anda tidak perlu
mengeluarkan biaya tinggi untuk melakkan promosi. Hanya dengan menggunakan
jaringan internet, Anda sudah bisa memasarkan produk atau jasa Anda secara meluas
ke masyarakat.
6. KISAH SUKSES
Model Bisnis Konvensional,Waralaba dan E- Commerce
1. Bisnis Konvensional
Bob Sadino
Almarhum Bob Sadino barangkali adalah pengusaha paling nyentrik yang kita kenal di
Indonesia.Almarhum Bob Sadino barangkali adalah pengusaha paling nyentrik yang kita
kenal di Indonesia.
Mendiang Bambang Mustari Sadino alias Bob Sadino adalah salah satu contoh
pengusaha sukses yang sebelumnya pontang-panting ketika merintis bisnis. Sempat
menjadi karyawan perusahaan berstatus badan usaha milik negara selama 9 tahun, Bob
memutuskan keluar dari pekerjaan itu dan menjadi pengusaha.
Tapi usahanya tak langsung sukses. Bisnis sewa mobil yang ditekuninya mandek. Dia
terlibat kecelakaan ketika menyopiri mobil Mercedes-Benz yang dia sewakan, sehingga
tak bisa melanjutkan usaha itu.
Bob kemudian menjadi buruh bangunan dengan upah harian. Tapi saat itu dia melihat
ceruk bisnis lain: peternakan ayam. Akhirnya, dengan modal pinjaman dari tetangganya
yang merupakan purnawirawan militer yang tertarik dengan bisnis peternakan, Bob
memulai usaha berdagang telur negeri.
7. Bob memasarkan sendiri telurnya dari rumah ke rumah para ekspatriat di sekitar
tempat tinggalnya di Kemang, Jakarta Selatan. Akhirnya, berkat keuletannya, usahanya
sukses dan dia mendirikan Kem-Chicks, supermarket terkenal yang menjual beragam
produk pertanian dan peternakan.
2. Waralaba
Alfamart
Alfamart adalah salah satu jenis minimarket yang sudah terkenal dalam satu dekade
terakhir. Menyediakan beberapa kebutuhan sehari-hari, tersedia dekat pada posisi yang
strategis dengan para konsumennya. Alfamart menyediakan kebutuhan rumah tangga,
mulai dari sembako dan hingga alat kebersihan rumah tangga. Kemudahan akses dan
kenyamanan belanja ditwarkan oleh Alfamart untuk menarik konsumennya.
8. Indomaret
Hampir sama dengan pesaingnya Alfamart, Indomaret hadir dengan konsep self-service
market juga. Setiap konsumen bisa melayani dan mengambil sendiri barang kebutuhan
yang akan dibelinya. Kebutuhan rumah tangga juga masih sebagai komoditi pokok yang
dijual pada minimarket ini. Tersedia pula makanan dan minuman ringan, serta
beberapa produk yang dijual mirip dengan Alfamart.
3. E-Commerce
William Tanuwijaya (Tokopedia)
9. Sempat dianggap remeh oleh orang-orang di sekitarnya, William sama sekali tidak
mundur untuk mewujudkan mimpinya dalam berbisnis. Selama dua tahun ia mencari
modal, hingga akhirnya atasan di tempat kerjanya saat itu memberi modal sebesar
10%. Jadi, ketika berdiri pada tahun 2009, Tokopedia hanya memiliki modal seadanya.
Ia mengaku susah meyakinkan investor karena mereka takut Tokopedia akan kabur
setelah diberi suntikan dana. Namun, tidak lama kemudian, investor mulai berdatangan,
salah satunya adalah East Ventures. Selama lima tahun berdiri, Tokopedia telah berhasil
menjadi situs e-commerce yang sukses membantu UMKM dalam mengembangkan
usaha.
Achmad Zaky (BukaLapak)
Sebelum mendirikan BukaLapak, Zaky telah memiliki cukup banyak pengalaman dalam
membangun sistem IT untuk berbagai perusahaan besar. Karena ingin menciptakan
sesuatu yang lebih bermanfaat bagi banyak orang, ia pun mendirikan BukaLapak pada
tahun 2010. Tujuannya sederhana, yakni mengubah hidup banyak orang dengan
memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengan (UMKM) melalui internet. Awalnya, Zaky
mengajak para pedagang dimall untuk bergabung dengan BukaLapak. Setelah sering
mendapat penolakan, klien pertamanya justru berasal dari pedagang kecil. Sejak saat
itu, Zaky pun memutuskan untuk fokus mengajak para pelaku UMKM yang belum
begitu berkembang. Hanya dalam waktu setahun, telah ada 10.000 pedagang yang
bergabung dengan BukaLapak.