Makalah ini membahas tentang sistem manajemen basis data. Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan secara sistematis di komputer agar dapat diakses menggunakan program komputer. Basis data digunakan untuk berbagai bidang seperti bisnis, teknik, dan pendidikan. Komponen utama sistem basis data adalah perangkat keras, sistem operasi, basis data itu sendiri, dan pengguna.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data,2018.
1. MAKALAH
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
DISUSUN OLEH:
ALFINA ROLITASARI 43217110339
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Pengertian Database
Pangkalan data atau basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula
dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan
untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen
basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari
dalam ilmu informasi. Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data,
adapun pengertian dari kedua pengertian tersebut adalah sebagai berikut :
Basis : dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau
berkumpul.
Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti
manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan peristiwa,
konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf,
simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian dari basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam
komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Database berfungsi
untuk menampung atau menyimpan data – data, dimana masing – masing data yang
ada pada table atau file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya. Basis
data telah digunakan pada hampir seluruh area dimana komputer digunakan,
termasuk bisnis, teknik, kesehatan, hukum, pendidikan dan sebagainya. Tujuan basis
data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah kemudahan dan kecepatan dalam
pengambilan kembali data.
Basis data (database) adalah suatu kumpulan data yang disusun dalam bentuk
tabel-tabel yang saling berkaitan maupun berdiri sendiri dan disimpan secara
bersama-sama pada suatu media. Basis data dapat digunakan oleh satu atau lebih
program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan
pada program yang akan menggunakannya.
3. Sejarah Database
Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang
komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional.
Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan
perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980
manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data.
Di dalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data.
Manajemen ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan
sehingga fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu fasilitas
pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan
didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung
dengan suatu jaringan .
Perkembangan dunia usaha semakin meningkat ditunjang dengan
perkembangan komunikasi yang mempermudah organisasi atau perusahaan untuk
mengakses data, sehingga mengubah manajemen basis data menjadi manajemen
basis data tingkat lanjut didukung dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas basis
data berbasis web sebagai salah satu strategi organisasi dalam meningkatkan kinerja
dan keuntungan organisasi.
Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan
perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980
amanajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data. Di
dalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat digunakan
untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data. Manajemen
ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan sehingga
fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu fasilitas
pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan
didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung
dengan suatu jaringan . Perkembangan dunia usaha semakin meningkat ditunjang
dengan perkembangan komunikasi yang mempermudah organisasi atau perusahaan
untuk mengakses data, sehingga mengubah manajemen basis data menjadi
manajemen basis data tingkat lanjut didukung dengan fasilitas data warehousing dan
fasilitas basis data berbasis web sebagai salah satu strategi organisasi dalam
meningkatkan kinerja dan keuntungan organisasi.
4. Tujuan Database
a) Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Yaitu agar pengguna basis data dapat menyimpan data, melakukan
perubahan/manipulasi terhadap data, dan menampilkan kembali data dengan
lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan cara biasa (baik manual ataupun
elektronis).
b) Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Dengan basis data kita mampu melakukan penekanan jumlah redundansi
(pengulangan) data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau
dengan membuat relasi-relasi antara kelompok data yang saling berhubungan.
c) Keakuratan (Accuracy)
Agar data sesuai dengan aturan dan batasan tertentu dengan cara
memanfaatkan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama
dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data,
keunikan data, dsb.
d) Ketersediaan (Avaibility)
Agar data bisa diakses oleh setiap pengguna yang membutuhkan, dengan
penerapan teknologi jaringan serta melakukan pemindahan/penghapusan data
yang sudah tidak digunakan / kadaluwarsa untuk menghemat ruang
penyimpanan.
e) Kelengkapan (Completeness)
Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif terhadap kebutuhan
pemakai maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris-baris
data ataupun melakukan perubahan struktur pada basis data; yakni dengan
menambahkan field pada tabel atau menambah tabel baru.
f) Keamanan (Security)
Agar data yang bersifat rahasia atau proses yang vital tidak jatuh ke orang /
pengguna yang tidak berhak, yakni dengan penggunaan account (username
dan password) serta menerapkan pembedaan hak akses setiap pengguna
terhadap data yang bisa dibaca atau proses yang bisa dilakukan.
g) Kebersamaan pemakaian (Sharability)
Agar data yang dikelola oleh sistem mendukung lingkungan multiuser (banyak
pemakai), dengan menjaga / menghindari munculnya problem baru seperti
5. inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan oleh
beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena
ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).
Kegunaan Basis Data Secara umum, seluruh sistem dalam kehidupan bisa
menggunakan konsep basis data dalam pengelolaan informasi, karena semua sistem
tersebut tak bisa lepas dari fakta. Bidang-bidang fungsional yang memanfaatkan basis
data dalam hal efisiensi, akurasi dan kecepatan operasi antara lain adalah:
- Pergudangan (inventory), untuk perusahaan manufaktur (pabrik), grosir (reseller),
apotik dan lain-lain.
- Akuntansi, untuk berbagai perusahaan Layanan pelanggan (Customer care),
untuk perusahaan yang berhubungan dengan banyak pelanggan (bank,
konsultan, dan lain- lain).Bentuk-bentuk Perusahaan yang memanfaatkan Basis
Data.
- Perbankan, dalam melakukan pengelolaan data nasabah, tabungan, pinjaman,
pembuatan laporan akuntansi, pelayanan informasi pada nasabah dan lain-lain.
- Pendidikan / sekolah, dalam melakukan pengelolaan data siswa, penjadwalan
kegiatan, perkuliahan, nilai, dan lain-lain.
- Telekomunikasi, dalam melakukan pengelolaan data administrasi kabel / data
pelanggan, menangani gangguan, dan lain-lain.
Istilah-Istilah Dalam Database
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling
berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem
manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya
sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data
untuk kedua arti tersebut.
a. DBMS (Database Management System)
DBMS adalah Perangkat Lunak yang menangani semua pengaksesan ke basis
data. DBMS ini adalah software pengelola dari kita membuat sebuah basis data.
Fungsi DBMS :
- Definisi data dan hubungannya
- Memanipulasi data
6. - Keamanan dan integritas data
- Security dan integritas data
- Recovery/perbaikan dan concurency data
- Data dictionary
- Unjuk kerja / performance
b. Enterprise
Enterprise yaitu Suatu bentuk organisasi atau lembaga sebuah perusahaan
contohnya yaitu bank, universitas, rumah sakit, dll. Data yang disimpan dalam basis
data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasional :
data keuangan, data mahasiswa, data pasien
c. Entitas
Entitas yaitu Suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat
diwujudkan dalam basis data. Tentu saja, entitas ini biasanya mempunya sebuah
atribut. Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas (exp. Semua Mahasiswa).
Contoh Entitas dalam lingkungan universitasyaitu : Mahasiswa, mata kuliah
d. Atribut (Elemen Data).
Atribut yaitu Karakteristik dari suatu entitas atau sebuah komponen bagian dari
Entitas. Contoh : Entitas Mahasiswa atributnya terdiri dari Npm, Nama, Alamat,
Tanggal lahir.
e. Nilai Data (Data Value)
Nilai data yaitu Isi data / informasi yang tercakup dalam setiap elemen data.
Contoh Atribut dari entitas Mahasiswa dapat berisi Nilai Data : agus, arif, dina, susi.
f. Kunci Elemen Data (Key Data Element)
Kunci Elemen Data / Primary key yaitu Tanda pengenal yang secara unik
mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Pada dasarnya, Primarykey
ini haruslah unik, dan nilai data dari primarykey ini tidak boleh sama dengan nilai data
dengan yang lainnya. Contoh Entitas Mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm,
nama, alamat, tanggal lahir menggunakan Kunci Elemen Data npm.
7. g. Record Data
Record Data yaitu Kumpulan Isi Elemen data yang saling berhubungan. Contoh :
kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir dari Entitas Mahasiswa berisikan :
“10200123″, “Sulaeman”, “Jl. Sirsak 28 Jakarta”, “8 Maret 1983″.
Sistem Database
Komponen Sistem Database terdiri dari beberapa komponen , yaitu :
Ø Hardware
Biasanya berupa perangkat komputer standar, media penyimpan sekunder dan
media komunikasi untuk sistem jaringan. Perangkat keras merupakan pendukung
operasi pengolahan data. Kebutuhan perangkat keras dalam sistem basis data
diantaranya adalah :
- Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu untuk sistem
jaringan).
- Memori sekunder yang on-line (Harddisk).
- Memori sekunder yang off-line (Removable Disk) untuk keperluan backup data.
- Media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).
Ø Operating System
Yakni merupakan perangkat lunak yang memfungsikan, mengendalikan
seluruh sumber daya dan melakukan operasi dasar dalam sistem komputer. Harus
sesuai dengan DBMS yang digunakan. Terdapat tiga jenis perangkat lunak yang
diperlukan dalam suatu sistem basis data yaitu :
- Database Management System (DBMS), yaitu perangkat lunak untuk mengelola
basis data. Perangkat lunak ini yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan
mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan
keakuratan/konsis.tensi data, dan sebagainya. Contohnya adalah dBase III+,
dBase IV, FoxBase, Rbase, MS-Access dan Borland-Paradox (untuk kelas
sederhana) atau Borland-Interbase, MS-SQLServer, MySQL, CA-Open Ingres,
Oracle, Informix dan Sybase (untuk kelas kompleks/berat).
8. - Sistem Operasi, yaitu merupakan program yang mengaktifkan atau memfungsikan
sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer
dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer (operasi I/O, pengelolaan
file, dan lain-lain). Program pengelola basis data (DBMS) hanya dapat aktif
(running) jika Sistem Operasi yang dikehendakinya atau sesuai dengan
spesifikasinya telah aktif.
- CASETools, yaitu perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan basis data
untuk membuat pemodelan data. Perangkat lunak ini menggunkan diagram untuk
menggambarkan entitas, atribut, relasi, serta tipe data yang digunakan. Contoh
CASE Tools adalah Power Designer, DB Designer, Visible Analyst, dan
sebagainya.
Ø Database
Yakni basis data yang mewakili sistem tertentu untuk dikelola. Sebuah sistem
basis data bisa terdiri dari lebih dari satu basis data.
Ø User ( Pengguna Sistem Basis Data )
Orang-orang yang berinteraksi dengan sistem basis data, mulai dari yang
merancang sampai yang menggunakan di tingkat akhir.
User : User pembuat program aplikasi, end user (user pemakai data langsung), DBA
(Penanggung jawab).
Penanggung jawab sistem database adalah DBA (Database Administratur) ;
1. Syarat menjadi DBA ; Berkeahlian Teknik, Berkeahlian tentang enterprise.
2. DBA yaitu orang/group yang bertanggung jawab pada seluruh pengontrolan
database.
3. Tanggung jawab DBA :
- Menetapkan isi database.
- Menetapkan struktur data pada penyimpanan sekunder dan metode akses.
- Melayani kebutuhan user.
- Mendefinisikan pengecekan kewenangan penggunaan database oleh user dan
menetapkan prosedur validasi suatu database.
- Menetapkan strategi backup dan recovery.
9. - Memonitor unjuk kerja dan melayani kebutuhan akan perubahan-perubahan
kepentingan.
Ada 5 macam pemakai database yang berbeda keperluan dan cara aksesnya yaitu:
1. Programmer Aplikasi (PA)
Adalah profesional komputer yang berinteraksi dengan sistem lewat DML yang
dibuat dengan bahasa C, Cobol dan lainnya. Program program yang dibuat disebut
sebagai program aplikasi, misalnya untuk perbankan, administrasi, akuntansi dan lain
lain. Syntax DML berbeda dengan syntax bahasa komputer umumnya.
2. Casual User (sepintas lalu, tidak tetap)
Pemakai yang telah berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis
program, tetapi memakai bahasa query. Setiap Query akan mengajukan ke query
processor yang mengambil dari perintah DML.
3. Naive User
Pemakai yang tidak berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis
program, tinggal menjalankan satu menu dan memilih proses yang telah ada atau
telah dibuat sebelumnya oleh programmer.
4. Specialized User
Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka data
processing yang tradisional. Aplikasi tersebut diantaranya adalah Computer Aided
Design System, Knowledge Base, Expert System, sistem yang menyimpan data
dalam bentuk data yang komplek misalnya data grafik, data audio.
5.Optional Software
Perangkat lunak pelengkap yang mendukung. Bersifat opsional.
10. Model Database
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau
potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari
jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema
menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek
tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur
basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum
digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili
semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap
tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi
matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan
nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model
jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Model-Model Basis Data yang sering disebut, 5 macam tipe database modelling
; Model Hirarkis (Hierarchical Model), Model Jaringan (Network Model), Model
Relasional (Relational Model), Model Relasi Entitas (Entity-Relationship Model) dan
Model Berbasis Objek (Object Oriented Model)
a. Model Data Hirarkis
Model Hirarki biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik.
Model ini menggunakan pola hubungan orang tua & anak. Setiap simpul (biasa
sinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul
yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua.Setiap orang
tua bisa memiliki satu hubungan (1 : 1) atau beberapa anak (1 : M), tetapi setiap
anak hanya memiliki satu orang tua.
Kelebihan basis data hirarki :
- Data dapat dengan cepat dilakukan retrieve.
- Integritas data mudah dilakukan pengaturan.
Kelemahan basis data hirarki :
- Pengguna harus sangat familiar dengan struktur basis data.
- Terjadi redudansi data.
11. b. Model Data Jaringan
Model data jaringan adalah pengembangan dari model data hirarkis, melihat
kekurangan dari model hirarkis tersebut. Pada model jaringan diperkenankan bahwa
sebuah child-record bisa memiliki lebih dari satu parent-record. Pada implementasi-
nya berarti antara parent-record dan child-record diperlukan penghubung (link atau
pointer) yang bisa satu arah atau dua-arah.
Kelebihan model data jaringan :
- Data lebih cepat diakses.
- User dapat mengakses data dimulai dari beberapa table.
- Mudah untuk memodelkan basis data yang komplek.
- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data.
Kelemahan basis data jaringan :
- Struktur basis datanya tidak mudah untuk dilakukan modifikasi.
- Perubahan struktur basis data yang telah didefinisikan akan mempengaruhi
program aplikasi yang mengakses basis data.
- User harus memahami struktur basis data.
12. c. Model Data Relasional
Model data relasional adalah model data yang diciptakan berdasarkan teori-
relasional seperti relational algebra, dan relational calculus. Salah seorang pencetus
awal dari basis data relasional adalah E.F.Codd yang juga telah menciptakan
serangkaian operasi matematika relasional terhadap model data relasional.
Pada prinsipnya model data relasional dapat di-representasikan dalam bentuk table
(tabel) data, dimana:
Satu tabel mewakili satu “domain” data atau entity, bila direkam merupakan satu
file yang hanya memiliki satu tipe record saja, setiap record adalah baris.
Setiap record terdiri atas beberapa field (atribut) atau tuple, atau kolom.
Jumlah tuple / field pada setiap record sama.
Setiap record memiliki atribut kunci utama (primary key) yang unik dan dapat
dipakai untuk mengenali satu record.
Record dapat diurutkan menurut kunci utama.
Kelebihan basis data relasional :
- Data sangat cepat diakses.
- Struktur basis data mudah dilakukan perubahan.
- Data direpresentasikan secara logik, user tidak membutuhkan bagaimana data
disimpan.
- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data.
- Mudah untuk mengimplementasikan integritas data.
- Data lebih akurat.
- Mudah untuk membangun dan memodifikasi program aplikasi.
- Telah dikembangkan Structure Query Language (SQL).
13. Kelemahan basis data relasional :
- Kelompok informasi/tables yang berbeda harus dilakukan joined untuk melakukan
retrieve data
- User harus familiar dengan relasi antar tabel
- User harus belajar SQL.
d. Model Relasi-Entitas atau (Entity Relationship Model)
Pada hakekatnya perwujudan dari model relasional dalam bentuk diagram, yaitu E-
R Diagram. Domaindata disebut juga sebagai himpunan entitas, diwakili oleh diagram
kotak. Field-data atau atribut diwakili oleh diagram lingkaran atau ellips. Hubungan
atau relasi antar domain diwakili oleh jajaran-genjang.
Keuntungan Model Data Keterhubungan antar Entitas :
- Secara konseptual model basisdata ini sederhana.
- Keamanan basisdata lebih baik .
- Kebebasan data .
- Integritas data dalam satu tree lebih baik .
- Basis data skala besar lebih efisien .
Kelemahan Model Data Keterhubungan antar Entitas :
- Sistem lebih rumit.
- Kekurangan pada kebebasan struktural.
14. e. Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek dikembangkan searah dengan perkembangan
pemrograman berbasis objek. Salah satu karakteristik dari sistem berbasis objek
adalah encapsulation yaitu suatu objek terpisah dari objek lain sehingga setiap objek
seakan-akan berada dalam kapsulnya masing-masing. Pada setiap kapsul terdapat
komponen data (attribute) dikemas bersama dengan komponen akses-nya (methods).
Sebagai contoh, berikut ini disajikan data pegawai dalam format berbasis objek.
Kelebihan basis data berorientasi objek :
- Programmer hanya dibutuhkan memahami konsep berorientasi objek untuk
mengkombinasikan konsep berorientasi objek dengan storage basis data relasional
- Objek dapat dilakukan sifat pewarisan dari objek yang lain
- Secara teoritis mudah untuk mengatur objek
- Model data berorientasi objek lebih kompatibel dengan tools pemrograman
berorientasi objek.
Kelemahan basis data berorientasi objek :
User harus memahami konsep berorientasi objek, karena basis data berorientasi
objek tidak dapat bekerja dengan metoda pemrograman tradisional.
15. Sistem InformasiManajemen StudiKasus “GO-Jek”
PERUSAHAAN TRANSPORTASI “GOJEK”
GO-JEK merupakan perusahaan penyedia jasa layanan transpotasi dengan
menggunakan armada Motor yang saat ini telah memimpin revolusi industri
transportasi Ojek di wilayah jabodetabek. PT. Gojek Indonesia (Go-jek), pertama kali
didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010. Go-Jek adalah perusahaan berjiwa
sosial yang memimpin revolusi industry transportasi Ojek. Go-Jek bermitra dengan
para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta, Bandung, Bali & Surabaya dan
menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja
dan berpergian di tengah kemacetan. Tukang ojek yang bernaung di GoJek juga
sudah mencapai 7.500 driver di area Jabodetabek saja. Dengan perkembangannya
yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam
kompetisi bisnis Gobal Entrepreneurship, Program Indonesia (GEPI) di Bali. Selain
itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari komunitas bisnis maupun
sosial.
Di situs resminya disebutkan Go-Jek memberikan layanan jasa kurir (90 minute
delivery anywhere in the city), Jasa transportasi (transparent pricing, free shower
cap and masker), Jasa delivery makanan (delivering your favorite food under 60
minutes in Jabodetabek) dan Jasa belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah
(shop for food, ticket, medicine, anything under RP 1.000.000. we`ll pay for it first).
Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play Store
maupun App store. Dengan aplikasi Go-Jek, para pengemudi tidak perlu menunggu
lama pelanggan dan membuang waktu di pangkalan. Aplikasi Go-Jek melakukan
sentralisasi pemesanan dan membagikan ke para pengemudi yang dekat dengan
lokasi Pelanggan (seperti sistem pemesanan Taksi). Hal ini menyebabkan waktu
tunggu pengemudi menjadi sedikit sekali, sehingga para pengemudi Go-Jek lebih
efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya.
Dalam waktu 1 bulan aplikasi ini sudah berhasil mencapai 150 ribu download,
dengan rating 4,4 dari 5 bintang. Untuk pembayarannya pun memiliki 2 cara yaitu
cash atau menggunakan Go-Jek Credit. Go-Jek Credit adalah metode pembayaran
GO-Jek yang dibuat cashless dan dapat digunakan untuk membayar semua
layanan.
16. Melalui slogannya yaitu “An Ojek for Every Need”, Go-Jek tidak hanya menyediakan
layanan transportasi angkutan penumpang, saat ini Go-Jek memiliki empat jenis jasa
layanan yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu Instant
Courier, Transport, Go-food (Food Delivery), dan shoping. Beberapa pelayanan GO-
Jek yaitu :
1. Instant Courier
Instant Courier atau jasa pengiriman barang, Go-Jek bisa dimanfaatkan sebagai
pengiriman barang secara “real time”. Biaya yang dibayar tentu saja sesuai dengan
jarak tempuh yang secara otomatis sudah tertera di aplikasi. Baik dokumen maupun
barang bisa diantar. Dengan catatan untuk barang yang akan dikirimkan tidak boleh
melebihi dari pada jarak stang motor dan tinggi pengemudi.
2. Transport
Transport atau jasa transportasi, sesuai dengan namanya Go-Jek dimanfaatkan
sebagai media transportasi khususnya diwaktu macet dan disaat kesulitan mencari
transportasi publik. Kelebihan pada Go-Jek adalah pada awal pemesanan kita
menentukan dimana keberadaan calon penumpang dan mementukan tujuan, dan
seketika aplikasi memberikan konfirmasi harga yang harus dibayar oleh calon
penumpang.
3. Food Delivery
Food Delivery atau jasa pengiriman makanan, dengan layanan ini kita bisa order
makanan di restoran favorit kita tanpa harus pergi kesana. Tinggal order lalu
beritahu saja di aplikasi restoran yang kita maksud dan menu apa saja yang ingin
kita order. Bahkan didalam layanan ini sudah ada jenis-jenis makanan yang
direkomendasikan sehingga memudahkan.
4. Shopping
Go-Jek yaitu shopping, merupakan layanan dimana konsumen dapat membeli
sesuatu tanpa harus datang ke gerai penjualan. Konsumen hanya perlu mengisi
form yang tertera pada aplikasi dan juga menentukan jenis barang yang ingin dibeli
Tidak berhenti sampai disitu saja, Go-Jek juga akan meluncurkan layanan Go-
World yang menawarkan tiga layanan baru, yaitu jasa pembersih untuk bersih-bersih
17. rumah atau kantor, kemudian jasa pijat untuk pijat panggilan, dan jasa kecantikan
layaknya salon keliling. Semua jenis layanan dapat dipesan oleh pelanggan lewat
aplikasi.
Go-Jek berharap dengan hadirnya layanan ini dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Melihat kondisi di tanah air banyak para penganggur yang memiliki keahlian namun
sulit mencari kerja. Dengan layanan ini Go-JEK mencoba untuk berkontribusi dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu Go-JEK juga mencoba
menciptakan style baru dalam menggunakan jasa transportasi.
Customer Relationship Management (CRM) merupakan sebuah teknologi informasi
untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang di dalamnya
mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses layanan pelanggan dalam bidang
penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau jasa yang berkaitan dengan
perusahaan. Menurut O‟Brien(2002), sistem CRM juga menciptakan IT
frameworkyang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional
perusahaan.
Go-Jek menerapkan strategi sistem informasi marketing melalui tiga tahapan yang
disebut customer life cycle. Tahapan pertama adalah acquire yaitu mendapatkan
pelanggan menggunakan teknik direct marketing yaitu dengan melakukan promosi
secara langsung di social media. Tahapan kedua adalah enhance yaitu menambah
pelanggan menggunakan teknik cross sell and up sell yaitu bekerja sama dengan
para mitra perusahaan yang mau menggunakan layanan Go-Jek sehingga hal
tersebut dapat menambah jumlah pelanggan baru. Tahapan ketiga
adalah retain yaitu mempertahankan pelanggan atau loyal customer menggunakan
teknik customer support dimana perusahaan menanggapi setiap keluhan dan
keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat menciptakan loyal customer.
CRM berkaitan dengan kegiatan penjualan terpadu, marketing dan strategi
pelayanan kepada pelanggan. Melalui CRM Go-Jek menggunakan layanan aplikasi
dan website pelanggan yang ada saat ini untuk dapat meningkatan pendapatan
perusahaan melalui penjualan jasa layanan, memberikan layanan prima, sekaligus
memperkenalkan tata cara transaksi yang telah dibuat perusahaan. CRM Go-Jek
dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan baik antara pelanggan dengan
pihak manajemen.Pemahaman yang mendalam terhadap pelanggan akan mampu
18. menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan preferensi konsumen
sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Untuk mendukung
CRM, Go-Jek senantiasa memberikan frequent-flyer dalam dua bahasa yang berisi
tentang informasi-informasi terkini perusahaan kepada pelanggan yang loyal
melalui e-mail. Hal ini selain bersifat apresiasi juga bersifat marketing dan
pengelolaan loyalitas pelanggan. Kegiatan yang berhubungan dengan CRM pada
perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website) yang bisa
diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan informasi
perusahaan, produk, forum diskusi antara pelanggan dengan pihak manajemen
sampai pada proses pemesanan. Supply Chain Management (SCM) merupakan
sebuah proses dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen.
Berdasarkan perspektif struktural, sebuah Supply Chain Management merujuk pada
suatu jaringan yang rumit dari hubungan dimana organisasi mempertahankan
dengan partner bisnis untuk memperoleh bahan baku, produksi dan
menyampaikannya kepada konsumen (Kalakota 2001).
Dalam kasus ini, karena Go-Jek merupajkan sebuah perusahaan jasa, maka Supply
Chain Management yang dilakukan Go-Jek merupakan suatu konsep manajemen
dimana perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk
mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, baik para driver (pekerja),
konsumen, dan juga para stakeholder yang berhubungan dalam kegiatan transaksi.
Sistem akuntansi dari Go-Jek tersusun dari diantaranya fasilitas order
processing yaitu fasilitas yang memungkinkan untuk konsumen melakukan
pemesanan jasa, kemudian data yang telah diperoleh dari form yang tertera akan
menentukan jumlah pembayaran. Jumlah pembayaran tersebut termasuk ke dalam
fasilitas billing yang kemudian akan dibukukan menjadi general ledger. Bukti dari
pembayaran yang telah dilakukan oleh konsumen akan tertera pada cash
receipt yang kemudian akan terakumulasikan pada general ledger. Pemesanan yang
dilakukan oleh konsumen terhadap mitra dari Go-Jek akan masuk ke dalam
sistem cash disbursement-account payable tergantung kepada jenis pembagian
untung yang telah disepakati oleh pihak Go-Jek dan mitra yang bersangkutan.
Pembagian keuntungan yang telah masuk ke dalam perjanjian kedua belah pihak
akan termasuk ke dalam sistem general ledger Go-Jek.
19. Hal yang merupakan perbedaan dari Go-Jek dan perusahaan pelayanan jasa
lainnya terletak pada mekanisme pembayaran upah atau gaji dari driver. Pembagian
upah terbagi menjadi 80% yang diberikan kepada driver dan 20% yang masuk ke
dalam keuntungan perusahaan. Upah yang merupakan hak driver dapat diperoleh
secara harian atau bulanan tergantung kepada keinginan. Seluruh arus kas
yang telah dicatat di general ledger akan dituang ke dalam financial reporting.
Dalam menggunakan layanan jasa Go-Jek konsumen diwajibkan melakukan top-
up melalui bank yang telah bekerja samadengan minimal jumlah uang yang di top-
up sebesar Rp 100.000,-. Selanjutnya uang yang telah masuk akan dicatat kedalam
database perusahaan sesuai dengan akun pengguna. Go-Jek menggunakan
aplikasi secara realtime dalam menghitung jumlah argo per transaksinya. Jumlah
transaksi yang masuk akan diakumulasikan di dalam database dan secara langsung,
uang yang telah di top-up akan terpotong secara otomatis sesuai dengan jumlah
nominal transaksi. Selanjutnya, perusahaan akan langsung membagi pendapatan
dengan driver sesuai kesepakatan presentase yakni 80% untuk pihak driver dan
20% untuk pihak perusahaan. Hal tersebut dilakukaan karena Go-Jek tidak
menerapkan sistem penggajian bulanan. Routing merupakan proses untuk memilih
jalur (path) yang harus dilalui oleh paket untuk dapat sampai ke tujuan dari satu
lokasi ke lokasi lain. Sedangkan shipping merupakan proses pengiriman barang
secara fisik via darat, laut, atau udara yang membutuhkan proses routing Go-Jek
dalam praksisnya sudah menggunakan asas e-businessdalam
proses shipping dikarenakan dalam proses pemesanan layanan tersebut sudah
berbasis teknologi informasi dalam bentuk smartphone. Sehingga konsumen dan
pihak perusahaan dapat terintegrasi secara real-time dalam kegiatan transaksi
tersebut. Sedangkan dalam proses routing tersebut perusahaan menggunakan
teknologi GPS (Global Positioning System). Hal tersebut memberikan benefit pada
berbagai pihak baik konsumen, driver, maupun perusahaan.
Dalam merekrut karyawan Go-Jek masih menggunakan cara manual,
yakni requirementperusahaan masih dilakukan dengan cara menyeleksi CV para
pelamar dan diambil apabila sesuai dengan ketentuan dan persyaratan perusahaan.
Setelah karyawan diterima barulah Go-Jek membuat Human Resource
Management, yaitu sebuah sistem yang terbagi atas staffing, training & development
dan compensation administration. Dalam tahap staffing yang pertama
20. adalah employee records yaitu proses pencatatan biodata driver yang telah resmi
bekerja di Go-Jek. Data para driver tersebut akan dimasukkan kedalam database
perusahaan. Yang kedua adalah workforce planning / scheduling merupakan
program yang terintegrasi antara perusahaan dan driver melalui aplikasi dimana
akan ada jadwal orderan penumpang yang telah masuk akan dikirimkan ke aplikasi
yang digunakan oleh driver.
Dalam tahap training & development yang pertama adalah skil assesment yaitu saat
pertama kali driver diterima, setelah mengikuti pelatihan mereka akan diberikan test
melalui komputer yang berisi pertanyaan tentang tata cara mengemudi, rambu-
rambu lalu lintas dan sebagainya. Yang kedua adalah performance evaluation yaitu
proses evaluasi para driver melalui saran dan keluhan dari konsumen yang
disampaikan melalui email perusahaan.
Dalam tahap compensation administration terdapat payroll control yaitu suatu proses
untuk mengetahui apakah gaji karyawan sudah dibayarkan atau belum. Gaji akan
diproses dikarenakan ada sistem bagi hasil yang akan di proses pada
bagaian accounting &finance.
Go-Jek sudah menerapkan sistem e-bussines dalam proses marketingnya. Kegiatan
marketing dilakukan dengan memasang flyer di website perusahaan, mitra
kerja, social media, dan segala bentuk media elektronik lainnya. Selain itu baru-baru
ini Go-Jek juga memasang video iklan di youtube yang dimana ketika seseorang
menekan iklan tersebut maka otomatis akan langsung masuk ke website
perusahaan. Berikut contoh flyer yang telah digunakan dalam kegiatan marketing
PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
Sistem informasi ialah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan
dan melalui rantai siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri
dari input, process, dan output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem
memperoleh input dari luar dan kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu
output. Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai information service. Ada
tiga bagian utama dari sistem informasi:
Ø Data yang mendukung informasi
Ø Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi
21. Ø Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan sistem informasi
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis, yaitu :
1. Mendukung proses bisnis dan operasional.
2. Mendukung pengambilan keputusan.
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen
dan pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu,
sistem informasi yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu
mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan level manajemen.
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 level manajemen, yaitu :
1. Manajemen Tingkat Atas (Manajemen Strategis), merupakan manajemen
pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis.
Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks dan jarang sekali
menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
2. Manajemen Tingkat Menengah (Manajemen Taktis), merupakan keputusan-
keputusan yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu
organisasi.
3. Manajemen Tingkat Bawah (Manajemen Operasional), merupakan
manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional
dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan
melakukan tindakan-tindakan koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
4. Pegawai Non-Manajemen, merupakan semua pegawai yang tidak termasuk
dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan
horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas
dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran,
dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
22. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem informasi dan teknologi menjadi
komponen yang sangat penting dalam keberhasilan suatu organisasi baik bergerak
di bidang bisnis maupun non bisnis. Lebih jauh, saat ini sistem informasi berbasis
internet yang penggunaannya yang semakin luas dan semakin canggih dalam hal
kecepatan, ketepatan dan up-to-date informasi.
Teknologi sistem informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan
bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar
pada struktur,operasi dan manajemen organisasi. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa :
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi
informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu tugas
atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.
Untuk menjawab segala tantangan bisnis dan dalam mengahadapi globalisasi,
sistem informasi menjadi solusi yang tepat bagi para eksekutif dan para mengambil
keputusan dalam membantu proses pengembangan dan memajukan perusahaan.
Dalam hal pengembangan bisnis, seseorang dapat mendesain dan menganalisis
suatu permasalahan suatu aplikasi sistem informasi berdasarkan kebutuhan yang
ada.
Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil dan mampu mengatasi
masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat
ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau
mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi perusahaan.
Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha
pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai
akhir bisnis.
23. PERMASALAHAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Penerapan atau implementasi teknologi informasi yang sesuai di suatu perusahaan
bukanlah suatu hal yang mudah. Faktor yang harus diperhitungkan agar
penerapannya mempunyai nilai lebih adalah: manajemen perusahaan, budaya
perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras maupaun lunak, operator, perawatan
dan masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan adanya komputer untuk
membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah mangalokasikan dana yang
cukup besar untuk sistem informasi.
Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi tidak semestinya diukur hanya
melalui efisiensi dalam hal menimalkan biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya
informasi. Keberhasilan juga harus diukur dari efektifitas teknologi informasi dalam
mendukung strategi bisnis organisasi , memungkinkan proses bisnisnya,
meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan
dan bisnis perusahaan. Tantangan utama para manajer bisnis dan praktisi bisnis
adalah mengembangkan solusi sistem informasi yang mampu mengatasi masalah
bisnis.
Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang
aktifitas bisnisnya, namun penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali
penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT mengalami kegagalan
karena permasalahan teknis maupun non-teknis. Secara umum, ada 3 isu pokok /
hal yang paling mendasar dalam permasalahn kegagalan dan kesuksesan dalam
pengembangan teknologi informasi di suatu perusahaan, yakni :
1. Tenaga, waktu dan nilai investasi yang sudah ditanamkan perusahan-
perusahaan untuk membangun sistem TI sangat besar namun dalam
penerapannya selalu low utilization atau idle.
2. Penerapan TI yang tepat didunia bisnis akan membawa manfaat yang
signifikan. Terdapat Empat fase yang harus dilalui perusahaan dalam
pengelolaan manfaat TI :
v Tahap Visi, pada tahap ini perusahaan harus melihat kembali tujuan implementasi
TI. Untuk itu perusahaan dituntut membentuk arsitektur TI dan arsitektur bisnis agar
24. keduanya dapat berjalan menuju sasaran yang sama yaitu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
v Masa Investasi, pada fase ini perusahaan dituntut mampu memisahkan account TI
dengan account lainnya.
v Pengolahan, selain memonitor implementasi dan memperbaiki implementasi TI
yang belum berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasaran, perusahaan juga
harus membuat program change management untuk mempersiapkan SDM dari sisi
persepsi, pengetahuan maupun keahlian lewat program pelatihan, komunikasi
maupun team building.
v Saat memanen semua tahap yang telah dilalui, yang diperkirakan dapat terjadi
antara dua hingga tiga tahun.
1. Mulai menurunnya nilai investasi di bidang TI karena rendahnya pemahaman
TI dikalangan pemimpin perusahaan, keterbatasan pendanaan, langkanya
tenaga TI yang berpengalaman dan terampil, lemahnya infrastruktur
komunikasi, dan masih murahnya tenaga kerja manual, Marginal cost
cenderung meningkat sementara marginal revenue tetap (flat).
KINERJA SISTEM INFORMASI DAN EVALUASINYA
Penerapan sistem Informasi pada perusahaan bagaikan dua sisi mata uang. Bisa
berujung pada kesuksesan hingga kegagalan. Pengembangan dan pembangunan
sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dengan harapan yang tinggi namun
sering berakhir dengan kegagalan. Alat ukur keberhasilan sebuah proyek umumnya
menggunakan metode evaluasi proyek ekonomi standar untuk mengevaluasi
keberhasilan pelaksanaan proyek sistem informasi karena kompleksitas dari proses
pelaksanaan proyek sistem informasi dan dampak jangka panjang dari proyek pada
organisasi.
Evaluasi sistem informasi dapat dilakukan dengan metode kualitatif maupun
kuantitatif. Kinerja sistem informasi tidak dapat dinilai sebagai baik atau buruk tanpa
keberhasilan pelaksanaan proyek. Evaluasi proyek sistem informasi bisa sangat
bermasalah dan kadang-kadang bisa sangat subyektif dan tidak ada satu metode
evaluasi sistem informasi yang dapat diterapkan untuk semua situasi. Evaluasi
menjadi subyektif dan dapat bergantung pada keadaan termasuk waktu.
25. Meskipun demikian, peneliti manajemen sistem informasi telah melihat seperangkat
ukuran formal untuk menilai sistem. Berikut merupakan ukuran kesuksesan sebuah
sistem informasi yang dianggap paling penting
1. Penggunaan sistem level tinggi, sebagaimana diukur dengan polling
pengguna, memberikan kuesioner, atau memantau parameter-parameter
seperti volume transaksi.
2. Kepuasan pengguna pada sistem, sebagaimana diukur oleh kuesioner atau
wawancara. Hal ini mungkin termasuk pendapat pengguna pada akurasi,
aktualitas, dan kerelevanan informasi, kualitas servis, dan mungkin pada
jadwal operasinya. Yang paling penting adalah perilaku manajer pada sejauh
mana tingkat kepuasannya terhadap informasi yang dibutuhkannya dan
pendapat pengguna tentang bagaimana sistem meningkatkan kinerja mereka
3. Perilaku menguntungkan dari pengguna sistem informasi dan staf sistem
informasi.
4. Tercapainya tujuan sistem, tingkat di mana sistem dapat mencapai tujuan
tertentu, sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan kinerja organisasi dan
pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh sistem.
5. Pembayaran finansial kepada organisasi, baik dengan mengurangi biaya atau
meningkatkan penjualan atau keuntungan.
kelima ukuran dianggap menjadi nilai batas walaupun analisis keuntungan biaya
mungkin digambarkan dengan berat di dalam keputusan untuk membangun sebuah
sistem tertentu. Keuntungan dari sebuah sistem informasi mungkin tidak secara
keseluruhan dapat diperhitungkan. Terlebih lagi keuntungan nyata tidak dapat
dengan mudah ditunjukkan untuk aplikasi sistem pendukung keputusan tingkat
lanjut. Dan meskipun metodologi keuntungan telah diikuti secara akurat , sejarah
banyak proyek pengembangan sistem telah
menunjukkan perkiraan nyata ini selalu sulit untuk diformulasikan. Peneliti
manajemen sistem informasi lebih berkonsentrasi pada ukuran manusia dan
organisasi pada kesuksesan sistem seperti kualitas informasi, kualitas sistem, dan
pengaruh sistem pada kinerja organisasi.
26. PendanaanpadaIndustri Aplikasi
Beberapa hari lalu saya diminta untuk presentasi di acara BFC (Bekraf Financial
Club) terkait kebutuhan pendanaan subsektor aplikasi (salah satu subsektor yang
menjadi cakupan kerja Bekraf). Di bawah ini adalah intisari dari presentasi tersebut.
Industri aplikasi, apabila dilihat dari tipe pelanggan, akan terbagi menjadi dua, yaitu
jasa / service / consulting / B2B, yaitu aplikasi yang dibuat untuk kebutuhan klien
tertentu (biasanya perusahaan atau korporasi), serta produk / B2C, yaitu aplikasi
yang dibuat tidak berdasarkan kebutuhan klien tertentu, tetapi dapat dijual/digunakan
oleh banyak pihak. Masing-masing memiliki karakteristik keuangan yang berbeda
yang pada akhirnya berujung pada jenis kebutuhan pendanaan yang berbeda pula.
Aplikasi berbasis jasa / service / consulting / B2B
Pada aplikasi berbasis jasa, perusahaan mengembangkan suatu aplikasi
berdasarkan kebutuhan spesifik dari suatu klien. Dalam hal ini, klien membayar
sejumlah uang akan aplikasi tersebut. Dengan demikian, dalam aplikasi berbasis
jasa, revenue model sudah jelas, yakni pendapatan proyek. Perusahaan akan
mengestimasi biaya yang diperlukan untuk membuat aplikasi tersebut, khususnya
biaya manpower. Misalnya, diperlukan 4 orang engineer, 1 orang analis, 1 orang
project manager, dan 1 orang desainer untuk membuat aplikasi tertentu selama
enam bulan. Dari perkiraan biaya ini, ditambah biaya lain-lain dan margin yang
diharapkan, perusahaan dapat mengestimasi harga yang perlu dibayar oleh klien dan
pada akhirnya mengestimasi laba yang akan diperoleh.
Adapun tantangan finansial yang paling sering dihadapi oleh perusahaan aplikasi
berbasis jasa adalah cash flow. Meskipun revenue dan profit terdefinisi dengan baik,
tidak lantas menjadikan perusahaan beroperasi dengan lancar. Hal ini disebabkan
klien atau pelanggan dari perusahaan aplikasi berbasis jasa biasanya berupa
perusahaan atau korporasi besar yang membutuhkan waktu untuk dapat membayar
vendor (dalam hal ini, perusahaan berbasis jasa tersebut). Waktu yang dimaksud di
sini bisa bervariasi antara 1–6 bulan.
27. Dengan demikian, biasanya terjadi ketimpangan cash flow di mana ketika
perusahaan mulai membuat aplikasi tersebut, perusahaan sudah mengeluarkan
biaya (terutama gaji tim yang diperlukan), namun saat itu bisa jadi pendapatan belum
diperoleh. Apabila ini berlanjut lama, cash flow bisa terganggu yang jika berlanjut
akan mengganggu operasional perusahaan pula.
Dengan situasi di atas, salah satu model pendanaan yang barangkali cocok adalah
pembiayaan berbasis piutang/tagihan. Dalam hal ini, ketika perusahaan membuat
perjanjian kerjasama (PKS) dengan klien, PKS ini dijadikan jaminan karena di sana
dicantumkan nilai proyek terkait pembangunan aplikasi tersebut (misal 1 miliar
rupiah) yang menandakan bahwa perusahaan tersebut memang nantinya akan
memperoleh dana senilai tersebut (tentunya sesuai dengan ketentuan yang
tercantum di PKS).
Bank ataupun lembaga keuangan lainnya kemudian dapat memberikan dana
talangan terlebih dahulu kepada perusahaan pembuat aplikasi tersebut, sehingga
ketika dana dari klien datang, bank atau lembaga keuangan tadi dapat memperoleh
kembali dana yang semula dipinjamkan (ditambah margin atau bagi hasil yang sudah
disepakati). Dengan demikian, masalah cashflow perusahaan akan teratasi karena
perusahaan akan langsung memperoleh dana di awal yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aplikasi tersebut.
Ketika saya masih terlibat langsung di Suitmedia (salah satu perusahaan aplikasi
berbasis jasa berbasis di Jakarta) beberapa tahun lalu, saya pernah mencoba
mencari pendanaan tersebut, namun sayangnya dari beberapa bank yang saya
datangi, belum ada yang bersedia untuk memberikan pendanaan seperti itu. Ada
satu bank yang bersedia, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami harus
menjadi nasabah dari bank tersebut, yang berarti kami harus menaruh dana cukup
besar di bank tersebut (yang jelas tidak mungkin karena justru kami sedang mencari
dana). Namun, saya kurang update akan situasi terkini, mungkin saja ternyata saat
ini sudah semakin banyak bank yang terbuka akan pendanaan seperti ini.
28. Bagaimana dengan seed / venture capital? Salah satu pandangan umum akan
karakteristik aplikasi berbasis jasa adalah kurang scalable. Hal ini disebabkan untuk
bertumbuh dua kali lipat, besar kemungkinan biaya yang terkait juga akan bertumbuh
dua kali lipat. Sebagai contoh, apabila sebelumnya diperlukan 7 orang untuk
mengembangkan aplikasi untuk 1 klien bernilai 1 miliar rupiah selama 6 bulan, maka
kemungkinan besar diperlukan 14 orang untuk mengembangkan aplikasi untuk 2
klien dalam waktu yang sama. Selain itu, karena menargetkan perusahaan atau
korporasi besar, lebih sulit untuk menargetkan banyak pelanggan karena
keterbatasan jumlah perusahaan yang berpotensi menjadi klien. Karena hal tersebut,
jarang venture capital tertarik untuk mendanai perusahaan berbasis jasa.
Salah satu perkecualian adalah apabila perusahaan tersebut dapat mereplikasi
aplikasi yang dikembangkan untuk klien tertentu menjadi sebuah platform produk
yang kemudian dapat digunakan oleh banyak pihak, sehingga tidak banyak (atau
bahkan tidak ada) kebutuhan pengembangan dalam bentuk sumber daya maupun
dana yang diperlukan untuk menjual produk tersebut kepada banyak pihak. Apabila
berhasil, maka perusahaan tersebut boleh dibilang bertransformasi menjadi aplikasi
berbasis produk juga. Adapun produk yang bersangkutan dapat dijual secara on
premiseataupun subscription — disebut sebagai Software as a Service (SaaS).
Aplikasi berbasis produk / B2C
Pada aplikasi berbasis produk, perusahaan mengembangkan aplikasi bukan
berdasarkan permintaan satu klien/pihak tertentu, melainkan berdasarkan pemikiran
bahwa aplikasi tersebut akan/dapat digunakan oleh banyak pihak (B2C). Dalam hal
ini, tidak ada jaminan bahwa akan ada yang menggunakan produk tersebut saat
produk tersebut diluncurkan, sehingga tidak ada jaminan juga bahwa perusahaan
akan langsung memperoleh revenue — berbeda dengan aplikasi B2B yang dapat
menggunakan PKS sebagai jaminan.
Di sisi lain, aplikasi B2C memiliki kelebihan yaitu potensi pertumbuhan yang luar
biasa, khususnya aplikasi B2C yang menyasar masyarakat banyak dan memiliki efek
jejaring, yakni suatu fenomena yang terjadi pada suatu platform/produk di mana
29. semakin banyak user yang menggunakan suatu aplikasi, maka aplikasi tersebut akan
semakin bernilai karena akan mendorong orang lain yang belum menjadi user untuk
turut menggunakan aplikasi tersebut. Sebagai contoh:
Semakin banyak orang yang menggunakan suatu aplikasi chatting di dalam
suatu komunitas, akan mendorong orang lain di komunitas tersebut untuk juga
menggunakan aplikasi tersebut agar tidak merasa tertinggal atau FOMO (Fear of
Missing Out)
Semakin banyak penjual di suatu platform marketplace, akan semakin banyak
pembeli yang datang (karena harga semakin kompetitif), yang berujung pada
semakin banyak penjual yang datang (karena demand dari pembeli meningkat)
Semakin banyak driver di suatu aplikasi transportasi online, akan semakin
banyak customer, yang berujung pada semakin banyak driver
Potensi pertumbuhan luar biasa inilah yang menyebabkan banyak angel / seed /
venture capital tertarik untuk berinvestasi di perusahaan aplikasi B2C. Ketika
Whatsapp dibeli oleh Facebook, salah satu investor Whatsapp yakni Sequoia
memperoleh return sebesar sekitar 5000%, yaitu investasi yang mereka tanam
sebesar 60 juta dolar menjadi bernilai sekitar 3 miliar dolar. Apabila Snap sukses IPO
(ketika tulisan ini ditulis, Snap sedang dalam proses IPO dengan valuasi 25 miliar
dolar), maka investor awal mereka yakni Lightspeed Venture Partners memperoleh
return sebesar 430000% dari 500 ribu dolar menjadi 2,1 miliar dolar.
Namun, seperti kaidah investasi pada umumnya, high risk high return. Potensi
aplikasi B2C yang besar juga diiringi fakta bahwa lebih dari 90% aplikasi B2C yang
dikembangkan berakhir dengan kegagalan. Oleh karena itu kita mengenal
istilah startup, yang memiliki berbagai definisi namun satu yang saya sukai yakni,
bisnis yang berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah dengan solusi yang belum
teruji, belum scalable, atau belum terbukti sustainable secara finansial.
30. Mengurangi risiko investasi
Apabila pendanaan terhadap aplikasi B2B menggunakan PKS sebagai agunan atau
alat untuk mengurangi risiko, bagaimana caranya mengurangi risiko ketika
berinvestasi di aplikasi B2C? Selain tentunya dengan menganalisis track record,
rencana, dan eksekusi dari pengembang aplikasi B2C, biasanya investor akan
meminta perlakuan khusus yang dituangkan dalam dokumen perjanjian antara
pengembang dengan investor atau Shareholders Agreement (SHA), sehingga
meskipun investor hanya memiliki saham minoritas, tetapi ada hak-hak tambahan
yang dapat dimiliki, yang secara umum terbagi akan dua bagian:
1. Hak keikutsertaan dalam kegiatan operasional
Termasuk hal ini misalnya memiliki hak untuk mengangkat satu atau beberapa orang
untuk duduk di dewan direksi atau dewan komisaris, serta memiliki hak untuk
memberi izin terhadap kegiatan operasional perusahaan yang bersifat strategis,
misalnya pengeluaran besar atau pengeluaran non rutin termasuk investasi ke
bidang usaha lain atau akuisisi perusahaan lain.
Dengan hak ini, investor dapat meminimalisasi kemungkinan penggunaan dana yang
dirasa kurang baik. Tentu saja, investor tidak harus ikut serta dalam keseluruhan
operasional perusahaan karena waktu dan sumber daya yang terbatas. Investor
dapat menentukan batasan yang dirasakan nyaman.
2. Hak terkait dengan pendanaan/aksi korporasi di masa yang akan datang
Termasuk hal ini misalnya liquidation preference, yakni klausul yang mengatur bahwa
apabila di kemudian hari perusahaan mengalami likuidasi, entah itu karena tutup,
bangkrut, diakuisisi perusahaan lain, maupun penyebab lainnya, maka investor akan
menerima terlebih dahulu aset senilai dana yang sudah diinvestasikan, sebelum aset
tersebut dibagi sesuai persentase seluruh pemegang saham.
31. Sebagai contoh, apabila investor menginvestasikan dana 1 miliar rupiah untuk 20%
saham (sisa 80% dimiliki pengusaha) di suatu perusahaan dengan klausul liquidation
preference sebanyak 1x, dan di kemudian hari perusahaan tersebut diakuisisi dengan
nilai 10 miliar rupiah, maka dari nilai ini, 1 miliar rupiah akan diberikanterlebih dahulu
kepada investor, sedangkan sisanya 9 miliar rupiah akan dibagikansbb: 20% (1,8
miliar rupiah) menjadi milik investor, sedangkan 80% (7,2 miliar rupiah) menjadi milik
pengusaha. Dengan demikian, total yang diperoleh investor sebesar 2,8 miliar rupiah.
Contoh lain hak yang termasuk kategori ini yaitu right of first refusal yaitu hak untuk
berinvestasi terlebih dahulu sebelum pihak lain apabila perusahaan ingin
memperoleh pendanaan lagi di kemudian hari, dan banyak lagi contoh lainnya. Pada
dasarnya hak ini didasarkan kepentingan agar return yang diperoleh investor
semaksimal mungkin untuk setiap aksi korporasi yang terjadi dengan risiko yang
diusahakan untuk dikurangi.
Apakah hak-hak di atas merugikan pengusaha? Dalam hal ini, antara investor dan
pengusaha sebaiknya mencari titik temu yang dirasakan nyaman bagi kedua belah
pihak — tidak terlalu ketat sehingga pengusaha dapat tetap berkreasi, namun tidak
terlalu longgar sehingga masukan dari investor yang barangkali memiliki pengalaman
lebih banyak dapat tetap dijalankan.
Pendanaan terhadap stakeholder aplikasi B2C
Berbicara tentang aplikasi B2C, kemungkinan pendanaan yang terjadi tidak hanya
terbatas pada aplikasi tersebut, tetapi juga stakeholder yang terkait dengan aplikasi
tersebut. Sebagai contoh, Bukalapak memiliki jutaan pelapak yang kebanyakan
berupa UKM atau individu yang barangkali sulit untuk memperoleh pinjaman secara
konvensional karena tidak memiliki legalitas maupun persyaratan lainnya. Namun,
melalui Bukalapak, pelapak tersebut sebenarnya berpotensi karena Bukalapak
memiliki data lengkap terkait histori sales pelapak tersebut yang dapat menjadi salah
satu parameter bagi credit scoring yang dilakukan bank atau lembaga keuangan
lainnya ketika hendak memberikan pinjaman kepada pelapak tersebut.
32. Inisiatif ini dimulai sejak beberapa bulan lalu di Bukalapak dengan nama BukaModal.
Dengan BukaModal, pelapak yang ingin mengajukan pinjaman dapat mengisi form
pengajuan pinjaman. Selanjutnya, form yang sudah diisi, beserta histori transaksi
pelapak tersebut, akan dikirimkan oleh Bukalapak kepada rekanan lembaga finansial
yang akan memeriksa sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman.
Beberapa contoh lainnya adalah kredit kendaraan bagi driver aplikasi transportasi
online, ataupun KTA bagi freelancer dan pekerja nonformal yang terdaftar di aplikasi
marketplace freelance atau marketplace jasa/on demand. Hal ini merupakan
efek multiplier yang ditumbuhkan oleh aplikasi B2C, yakni ekosistem industri lain
yang terkena efek positif dengan semakin membesarnya aplikasi tersebut, yang
tentunya dapat juga dipantau oleh investor atau lembaga keuangan.
Prospek ke depan
Bagaimana prospek aplikasi ke depannya? Berhubung saya sekarang menggeluti
aplikasi B2C, mungkin saya akan lebih banyak berbicara terkait bidang ini. Saat ini
muncul anggapan bahwa aplikasi B2C itu cenderung bubble karena meskipun
memiliki omzet atau jumlah user besar tetapi banyak yang belum berhasil
memperoleh pendapatan apalagi keuntungan. Saya pikir ini adalah opini kritis yang
baik, meskipun saya sendiri percaya bahwa kecil kemungkinan terjadi bubble. Yang
lebih mungkin terjadi adalah kegagalan sebagianstartup yang berpotensi
memberikan koreksi terhadap valuasi industri secara keseluruhan.
Bubble terjadi apabila fundamental bisnis lemah. Saat ini di Indonesia, pengguna
internet masih tumbuh dengan pesat. Apalagi jika kita berbicara pengguna internet
yang pernah berbelanja online menurut riset yang pernah saya baca berkisar 15 juta.
Dengan demikian, masih sangat besar potensi yang dapat digarap jika dibandingkan
dengan total penduduk Indonesia yang berkisar 260 juta. Mengacu kepada kurva S,
saat ini adalah fase yang baru beranjak naik. Google dan Temasek memperkirakan
bahwa e-commerce market di Indonesia akan tumbuh 30 kali lipat dalam 10 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa fundamental bisnis kuat.
33. Lantas, mengapa terjadi koreksi? Saya melihat beberapa tahun terakhir ada
kecenderungan banyak pelaku yang ingin bertumbuh secepat mungkin sehingga
melakukan segala cara termasuk cara yang saya pikir kurang sehat /
kurang sustainable. Apabila cara-cara ini terus berlanjut, hal ini berisiko berujung
pada kegagalan atau penurunan bisnis dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian,
koreksi mungkin terjadi untuk mengembalikan nilai yang semula inflated ke nilai
sebenarnya.
Namun, dalam jangka panjang saya percaya bahwa industri aplikasi B2C memiliki
masa depan yang cerah. Kalangan dari industri tradisional pun banyak yang ingin
memasuki industri ini, entah dengan membuat aplikasi sendiri, atau dengan
mengambil langkah yang lebih cepat meski mahal, yakni dengan berinvestasi atau
mengakuisisi perusahaan aplikasi B2C, seperti yang dilakukan oleh Walmart yang
mengakuisisi Jet.com, Unilever yang mengakuisisi Dollar Shave Club, Honda yang
berinvestasi di Grab, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tradisional
tersebut antusias untuk memasuki dunia ini untuk (barangkali) menyelamatkan masa
depan mereka.
Daftar Pustaka
referensi modul kuliah mata kuliah SIM yaitu: Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem
Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas
Mercu Buana: Jakarta.
http://www.fellyadr.tech/2016/12/penjelasan-dan-conrtoh-penerapan.html?m=1
https://milaminora.wordpress.com/2016/02/13/sistem-informasi-manajemen-studi-kasus-go-
jek-2/
http://hastiahak409.blogspot.com/2011/01/sistem-manajemen-basis-data.html?m=1
http://heri49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2013/11/23/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
kegagalan-dan-keberhasilan-sistem-informasi-pada-sebuah-perusahaan/
https://medium.com/@fajrinrasyid/pendanaan-pada-industri-aplikasi-aac706498b8e