SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
NYERI
ABDUL RIVAI S. DUNGGIO
POKOK BAHASAN
 Konsep pengelolaan nyeri
 Tujuan pengelolaan nyeri
 Indikasi pengelolaan nyeri
 Prosedur pengelolaan nyeri
Konsep Nyeri; Pengertian
• Perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif (fisik maupun emosional) jaringan
rusak, cenderung rusak atau keadaan yg
tunjukan kerusakan jaringan.
• Mekanisme protektif bagi tubuh, timbul bila
jaringan rusak  reaksi untuk hilangkan
rangsangan nyeri.
Konsep Nyeri : Fisiologi
 Ujung-ujung saraf bebas (lapisan-lapisan
kulit & jaringan)  peran terima
rangsangan nyeri.
 Stimulasi nyeri (zat kimia, listrik, panas,
mekanik maupun mikroorganisme)
timbulkan respon nyeri.
 Inpuls dihantarkan ke SSP  2 sistem
serabut.
Konsep Nyeri : Fisiologi
 Dua sistem serabut  Serabut Delta A
bermeilin & serabut C tak bermeilin
 Inpuls capai SSP lalui serabut saraf
asenden  thalamus  rasakan sensasi
(pelajari lokasi & kekuatan)
 Capai korteks serebri  lebih terlibat dgn
sensasi nyeri  interpretasi & cari cara
hindari sensasi.
Konsep Nyeri : Fisiologi(TeorigateControl)
 Substansi Gelatinosa (SG)  area dr sel2
khusus pd bgian ujung dorsal serabut saraf
sumsum tulang blkg (spinal cord) punya
peran sbg mknisme pintu gerbang.
 Mekanisme pintu gerbang  modifikasi
dan rubah sensasi sblm capai korteks
serebri & timbulkan persepsi nyeri
Konsep Nyeri : Fisiologi
 Dua jenis serabut nyeri :
• Serabut reseptor dgn diameter kecil
(dikulit & struktur dalam)  transmisikan
sensasi yg keras
• Serabut reseptor dgn diameter besar
(struktur permukaan)  transmisikan
sensasi sentuhan, getaran, suhu hangat
dan tekanan halus.
Konsep Nyeri : Fisiologi
 Tiga gambaran yang membantu determinasi
seberapa jauh nyeri diterima seseorang:
• Input emosional dan kognitif yg terus menerus
berkaitan dengan stimulus nyeri
• Intensitas stimulus nyeri dlm arti jumlah serabut
yg trstimulasi dan frekwensi impuls.
• Keseimbangan relatif aktivitas serabut besar
terhadap serabut kecil.
Klasifikasi Nyeri : Serangannya
• Nyeri akut  nyeri yg terjadi mendadak
• Nyeri kronik  nyeri yg dirasakan timbul
secara perlahan-lahan
Klasifikasi Nyeri : Tempatnya
• Periferal pain  nyeri daerah perifer :
– Super ficial  permukaan kulit
– Deef pain  bagian dalam tubuh
– Reffered  nyeri alihan akibat pnykt organ
• Central pain  perangsangan susunan saraf
pusat.
• Phsychogenik pain  dirasakan tanpa sebab tp
akibat trauma
Klasifikasi Nyeri : Jenisnya
• Terusuk  dirasakan bila ada sesuatu yg
ditusukan dlm tubuh
• Terbakar  dirasakan bila kulit terbakar
• Pegal  dirasakan dipermukaan tubuh (nyeri
dalam) dengan berbagai tingkat gangguannya.
Klasifikasi Nyeri : Sifatnya
• Insidentil  timbul sewaktu-waktu
• Steady  timbul menetap dan dirasakan dlm
waktu yg lama
• Paroxymal  berintensitas tinggi dan kuat
sekali
SKALA NYERI
1
0 4 5 6 7 8 9
2 3 10
Tidak
Nyeri
Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
Nyeri
Tak
Tertahankan
• 0 :Tidak nyeri
• 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik.
• 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik.
Skala Nyeri : keterangannya
• 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon
terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
• 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu
lagi berkomunikasi, memukul.
Skala Nyeri : keterangannya
Faktor-faktor Pengaruhi Nyeri
 Lingkungan
 Umur
 Jenis kelamin
 Kelelahan
 Pengalaman yg lalu
 Kepercayaan agama
 Budaya
 Dukungan
Respon fisiologis terhadap nyeri
• Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan
superficial)
– Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
– Peningkatan heart rate
– Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
– Peningkatan nilai gula darah
– Diaphoresis
– Peningkatan kekuatan otot
– Dilatasi pupil
– Penurunan motilitas GI
Respon fisiologis terhadap nyeri
• Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan
dalam)
– Muka pucat
– Otot mengeras
– Penurunan HR dan BP
– Nafas cepat dan irreguler
– Nausea dan vomitus
– Kelelahan dan keletihan
Respon tingkah laku terhadap nyeri
• Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak
Nafas, Mendengkur)
• Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi,
Menggigit bibir)
• Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari & tangan
• Kontak dengan orang lain/interaksi sosial
(Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial,
Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas
menghilangkan nyeri)
Pengelolaan Nyeri
 Distraksi
 Relaksasi
 Plasebo
 Masase punggung
 Kompres hangat
 Kompres dingin
 Rendam panas/dingi
Pengelolaan Nyeri : Distraksi
 Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara alihkan
perhatian dgn tehnik :
Baca koran/majalah
Masase sambil napas
pelan-pelan
Mendengar lagu sambil tepuk jari tgn/kaki
Bayangkan hal-hal indah
sambil tutup mata
Pengelolaan Nyeri : relaksasi
 Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara latihan napas dalam
 Tiga hal utama dlm relaksasi :
 Posisi yg tepat  bagian tubuh disokong,
persendian fleksi, otot-otot tdk ditarik
 Pikiran beristirahat  pandangi sekeliling
ruangan (pikiran tenang), tersenyum (lestarikan
muka)
 Lingkungan yg tenang
Pengelolaan Nyeri : relaksasi
 Tehnik relaksasi :
 Pasien tarik napas dalam
 Perlahan-lahan udara dihembuskan
sambil biarkan tubuh menjadi kendor
dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
 Pasien bernapas beberapa kali dengan
irama normal
Pengelolaan Nyeri : relaksasi
 Tehnik relaksasi....)2 :
 Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan-
pelan, biarkan hanya kaki dan telapak kaki yg
kendor. Konsentrasikan pikiran pada kaki yg
terasa ringan dan hangat
 Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan-
pelan, biarkan hanya lengan, perut, punggung
dan otot-otot lain. Konsentrasikan pikiran pada
lengan, perut, punggung dan otot-otot lain.
Pengelolaan Nyeri : relaksasi
 Tehnik relaksasi....)3 :
 Setelah relaks,
dianjurkan bernapas
secara pelan-pelan.
Bila nyeri jadi hebat,
pasien dpt bernapas
dangkal dan cepat.
Pengelolaan Nyeri : Plasebo
 Pengobatan atau tindakan
yg mempunyai efek pada
pasien akibat sugesti drpd
kandungan fisik atau kimia
 Obat yg tdk berisi analgetika
tp gula, air atau saline
Masase Punggung....)1
 Pengertian
Pemijatan, pengurutan, dsb pd bagian badan ter-tentu
dng tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan
peredaran darah sbg cara pengobatan atau untuk
menghilangkan rasa capai
 Tujuan :
 Meningkatkan relaksasi
 Meningkatkan sirkulasi pada area yg distimulasi
 Bahan dan Alat
 Pelumas (body lotion)
 Handuk
Masase Punggung...)2
 Prosedur
 Siapkan peralatan yg diperlukan
 Identifikasi pasien
 Beritahu pasien tentang tindakan
 Cuci tangan
 Atur posisi tidur pasien
 Letakkan bantal kecil dibawah perut pasien
 Tuangkan sedikit lotion ditangan anda, usap dengan
kedua tangan.
Masase Punggung...)3
 Prosedur
 Lakukan masase pada punggung 
gunakan telapak tangan dan jari-jari
dgn tekanan halus yg
bersambungan
 Selang-seling tangan  tekanan
pendek, cepat dan bergantian
 Remasan  usap bahu dgn setiap
tangan anda yg dikerjakan secara
bersama
Tehnik selang-seling
Tehnik Remasan
Masase Punggung...)4
 Prosedur
 Gesekan  masase dgn ibu jari dengan gerakan
memutar spnjg tlg punggung dari sakrum ke bahu
. Geser ke luar merata ke semua punggung.
 Eflurasi  masase dgn kedua tangan dgn
gunakan tekanan halus dgn gerakan ke atas
untuk bantu aliran balik vena
Tehnik Gesekan Tehnik Eflurasi
Masase Punggung...)4
 Prosedur
 Petrisasi  Tekan punggung secara horisontal.
Pindah tangan anda dgn arah yg berlawanan
dengan gunakan gerakan meremas
 Tekanan menyikat  Secara halus tekan
punggung dengan ujung-ujung jari untuk akhiri
masase.
Tehnik Petriase
Tehnik Menyikat
Masase Punggung...)5
 Hal-hal yg perlu diperhatikan
 Masase dikerjakan selama 5-10 menit
 Pasien alergi atau kulit mudah terangsang
 Hindari masase pada daerah kemerahan, kecuali
hilang disaat masase
 Kontraindikasi pada pasien imobilitas tertentu yg
dicurigai punya gangguan pengumpalan darah.
Kompres Hangat...)1
• Tujuan
– Membebaskan nyeri, spasme otot,
peradangan atau kongesti
• Bahan dan Alat
– Botol berisi air panas
– Temometer air
– Kain pembungkus
Kompres Hangat...)2
• Prosedur
– Siapkan peralatan
– Periksa botol apakah ada kebocoran
– Lakukan pemanasan pendahuluan pada botol
dgn cara isi air, kecangkan penutup, balikkan
berulang kali kmudian kosongkan.
– Siapkan air panas, dan diukur suhunya sampai
didapat suhu yg diinginkan
– Isikan pada botol sampai 1/3 atau 1/4
Kompres Hangat...)3
• Prosedur
– Kencangkan penutup dan keringkan
– Masukan botol kedalam kantong kain
– Identifikasi pasien
– Beritahu pasien
– Pasang botol air pada area yg dikehendaki
– Kaji pasien (tanda kemerahan atau tidak
nyaman)
Kompres Hangat...)4
• Prosedur
– Angkat botol setelah 20 menit, isi air lagi
sesuai keinginan
– Kembalikan semua peralatan pada tempatnya
• Hal-hal yang perlu diperhatikan
– Suhu air untuk orang dewasa 46oC -51,5 oC
– Jgn gunakan botol air panas pada pasien tdk
sadar atau pasien paralisis
Kompres Dingin ...)1
• Tujuan
– Kurangi nyeri
– Cegah edema
– Turunkan suhu
• Bahan dan Alat
– Kantong es, kerah es, tas es, pak es disposible
– Kantong pelindung
– Es, bila diperlukan
– Termometer air
Kompres Dingin ....)2
• Prosedur
– Siapkan semua peralatan
– Cuci tangan
– Isi kantong es dgn kepingan es sesuai kebutuhan
– Keluarkan udaranya dan kencangkan penutupnya
– Keringkan bagian luarnya dan periksa kebocoran
Kompres Dingin ....)3
• Prosedur
– Masukan ke dalam kantong pengaman
– Beritahu pasien
– Jaga Privasi
– Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
– Buka area yang akan dipasang kompres
– Letakkan kantong es pada area yg dikehendaki,
ikat bila perlu
– Kaji keadaan kulit setiap 20 menit (nyeri, mati
rasa) dan kaji suhu tubuh pasien)
Kompres Dingin ....)4
• Prosedur
– Angkat kantong es bila sudah selesai
– Bantu pasien mengatur posisi yg nyaman
– Rapikan alat-alat
• Hal-hal yg perlu diperhatikan
– Tidak boleh diberikan pada area yg sudah terjadi edema
– Tidak boleh diteruskan jika nyeri semakin bertambah atau
edema meningkat
– Kompres dingin dilakukan selama 1 jam.
Rendam Panas/Dingin....)1
 Tujuan
 Hilangkan nyeri,
peradangan, dan kongesti
 Batasi infeksi
 Lancarkan aliran
 Percepat penyembuhan
jaringan
 Kendorkan otot, tendon,
dan ligamen
Rendam Panas/Dingin....)2
 Bahan dan alat
 Waskom
 Selimut mandi 2 buah
 Larutan sesuai dgn kebutuhan
 Termometer air
 Peralatan pembalutan bila perlu
Rendam Panas/Dingin....)3
 Prosedur
 Siapkan peralatan
 Identifikasi pasien
 Beritahu pasien
 Pasien dibantu kenakan baju mandi
 Atur posisi pasien (ditempat tidur/duduk)
 Jaga privasi pasien
 Cuci tangan
Rendam Panas/Dingin....)4
 Prosedur
 Isi waskom dgn cairan yg diperlukan,
dinginkan/panaskan sesuai suhu yg
dibutuhkan
 Lepas pembalut (tergantung situasi)
 Letakkan pengalas tahan air dibawah
waskom
 Taruh bagian tubuh pasien yang sakit dlm
waskom dgn nyaman. Letakkan handuk
dipinggiran waskom.
Rendam Panas/Dingin....)5
 Prosedur
 Tutupi waskom dengan selimut mandi untuk jaga
suhu tetap hangat
 Angkat bagian tubuh yg dimasukkan ke waskom
sewaktu menambah cairan hangat atau dingin.
 Lanjutkan perendaman sekitar 15-20 menit atau
sesuai kebutuhan
 Bila selesai, angkat anggota tubuh pasien dari cairan,
letakkan pada handuk dan keringkan. Bila digunakan
tehnik aseptik gunakan handuk steril
Rendam Panas/Dingin....)6
 Prosedur
 Pasang pembalut/penutup luka bila perlu
 Atur posisi pasien yg nyaman
 Rapikan alat-alat
 Hal-hal yg perlu diperhatikan
 Rendam hangat suhu 40,5oC-43oC, Rendam dingin
suhu 15oC
 Tehnik steril (rendam luka) dgn gunakanperalatan
steril
Makan Durian
Bareng Aura Kasih
Cukup Sekian dan
Terima kasih

More Related Content

Similar to Nyeri

Similar to Nyeri (20)

Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
 
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
409325669-saraf-kejepit-ppt.pptx
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
V. jurnal
V. jurnalV. jurnal
V. jurnal
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptxASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
Sport Massage Adit.pptx
Sport Massage Adit.pptxSport Massage Adit.pptx
Sport Massage Adit.pptx
 
Intruksi kerja
Intruksi kerja Intruksi kerja
Intruksi kerja
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio (17)

INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIANINSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
 
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdfKONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPANCONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
 
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENProsedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif
 
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATANSTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
MPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMAMPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMA
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Konsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelangganKonsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan
 
#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasanPertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 

Nyeri

  • 2. POKOK BAHASAN  Konsep pengelolaan nyeri  Tujuan pengelolaan nyeri  Indikasi pengelolaan nyeri  Prosedur pengelolaan nyeri
  • 3. Konsep Nyeri; Pengertian • Perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif (fisik maupun emosional) jaringan rusak, cenderung rusak atau keadaan yg tunjukan kerusakan jaringan. • Mekanisme protektif bagi tubuh, timbul bila jaringan rusak  reaksi untuk hilangkan rangsangan nyeri.
  • 4. Konsep Nyeri : Fisiologi  Ujung-ujung saraf bebas (lapisan-lapisan kulit & jaringan)  peran terima rangsangan nyeri.  Stimulasi nyeri (zat kimia, listrik, panas, mekanik maupun mikroorganisme) timbulkan respon nyeri.  Inpuls dihantarkan ke SSP  2 sistem serabut.
  • 5. Konsep Nyeri : Fisiologi  Dua sistem serabut  Serabut Delta A bermeilin & serabut C tak bermeilin  Inpuls capai SSP lalui serabut saraf asenden  thalamus  rasakan sensasi (pelajari lokasi & kekuatan)  Capai korteks serebri  lebih terlibat dgn sensasi nyeri  interpretasi & cari cara hindari sensasi.
  • 6. Konsep Nyeri : Fisiologi(TeorigateControl)  Substansi Gelatinosa (SG)  area dr sel2 khusus pd bgian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang blkg (spinal cord) punya peran sbg mknisme pintu gerbang.  Mekanisme pintu gerbang  modifikasi dan rubah sensasi sblm capai korteks serebri & timbulkan persepsi nyeri
  • 7. Konsep Nyeri : Fisiologi  Dua jenis serabut nyeri : • Serabut reseptor dgn diameter kecil (dikulit & struktur dalam)  transmisikan sensasi yg keras • Serabut reseptor dgn diameter besar (struktur permukaan)  transmisikan sensasi sentuhan, getaran, suhu hangat dan tekanan halus.
  • 8. Konsep Nyeri : Fisiologi  Tiga gambaran yang membantu determinasi seberapa jauh nyeri diterima seseorang: • Input emosional dan kognitif yg terus menerus berkaitan dengan stimulus nyeri • Intensitas stimulus nyeri dlm arti jumlah serabut yg trstimulasi dan frekwensi impuls. • Keseimbangan relatif aktivitas serabut besar terhadap serabut kecil.
  • 9. Klasifikasi Nyeri : Serangannya • Nyeri akut  nyeri yg terjadi mendadak • Nyeri kronik  nyeri yg dirasakan timbul secara perlahan-lahan
  • 10. Klasifikasi Nyeri : Tempatnya • Periferal pain  nyeri daerah perifer : – Super ficial  permukaan kulit – Deef pain  bagian dalam tubuh – Reffered  nyeri alihan akibat pnykt organ • Central pain  perangsangan susunan saraf pusat. • Phsychogenik pain  dirasakan tanpa sebab tp akibat trauma
  • 11. Klasifikasi Nyeri : Jenisnya • Terusuk  dirasakan bila ada sesuatu yg ditusukan dlm tubuh • Terbakar  dirasakan bila kulit terbakar • Pegal  dirasakan dipermukaan tubuh (nyeri dalam) dengan berbagai tingkat gangguannya.
  • 12. Klasifikasi Nyeri : Sifatnya • Insidentil  timbul sewaktu-waktu • Steady  timbul menetap dan dirasakan dlm waktu yg lama • Paroxymal  berintensitas tinggi dan kuat sekali
  • 13. SKALA NYERI 1 0 4 5 6 7 8 9 2 3 10 Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Tak Tertahankan
  • 14. • 0 :Tidak nyeri • 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. • 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Skala Nyeri : keterangannya
  • 15. • 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi • 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. Skala Nyeri : keterangannya
  • 16. Faktor-faktor Pengaruhi Nyeri  Lingkungan  Umur  Jenis kelamin  Kelelahan  Pengalaman yg lalu  Kepercayaan agama  Budaya  Dukungan
  • 17. Respon fisiologis terhadap nyeri • Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial) – Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate – Peningkatan heart rate – Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP – Peningkatan nilai gula darah – Diaphoresis – Peningkatan kekuatan otot – Dilatasi pupil – Penurunan motilitas GI
  • 18. Respon fisiologis terhadap nyeri • Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam) – Muka pucat – Otot mengeras – Penurunan HR dan BP – Nafas cepat dan irreguler – Nausea dan vomitus – Kelelahan dan keletihan
  • 19. Respon tingkah laku terhadap nyeri • Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur) • Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir) • Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan • Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)
  • 20. Pengelolaan Nyeri  Distraksi  Relaksasi  Plasebo  Masase punggung  Kompres hangat  Kompres dingin  Rendam panas/dingi
  • 21. Pengelolaan Nyeri : Distraksi  Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara alihkan perhatian dgn tehnik : Baca koran/majalah Masase sambil napas pelan-pelan Mendengar lagu sambil tepuk jari tgn/kaki Bayangkan hal-hal indah sambil tutup mata
  • 22. Pengelolaan Nyeri : relaksasi  Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara latihan napas dalam  Tiga hal utama dlm relaksasi :  Posisi yg tepat  bagian tubuh disokong, persendian fleksi, otot-otot tdk ditarik  Pikiran beristirahat  pandangi sekeliling ruangan (pikiran tenang), tersenyum (lestarikan muka)  Lingkungan yg tenang
  • 23. Pengelolaan Nyeri : relaksasi  Tehnik relaksasi :  Pasien tarik napas dalam  Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil biarkan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut  Pasien bernapas beberapa kali dengan irama normal
  • 24. Pengelolaan Nyeri : relaksasi  Tehnik relaksasi....)2 :  Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan- pelan, biarkan hanya kaki dan telapak kaki yg kendor. Konsentrasikan pikiran pada kaki yg terasa ringan dan hangat  Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan- pelan, biarkan hanya lengan, perut, punggung dan otot-otot lain. Konsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan otot-otot lain.
  • 25. Pengelolaan Nyeri : relaksasi  Tehnik relaksasi....)3 :  Setelah relaks, dianjurkan bernapas secara pelan-pelan. Bila nyeri jadi hebat, pasien dpt bernapas dangkal dan cepat.
  • 26. Pengelolaan Nyeri : Plasebo  Pengobatan atau tindakan yg mempunyai efek pada pasien akibat sugesti drpd kandungan fisik atau kimia  Obat yg tdk berisi analgetika tp gula, air atau saline
  • 27. Masase Punggung....)1  Pengertian Pemijatan, pengurutan, dsb pd bagian badan ter-tentu dng tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sbg cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa capai  Tujuan :  Meningkatkan relaksasi  Meningkatkan sirkulasi pada area yg distimulasi  Bahan dan Alat  Pelumas (body lotion)  Handuk
  • 28. Masase Punggung...)2  Prosedur  Siapkan peralatan yg diperlukan  Identifikasi pasien  Beritahu pasien tentang tindakan  Cuci tangan  Atur posisi tidur pasien  Letakkan bantal kecil dibawah perut pasien  Tuangkan sedikit lotion ditangan anda, usap dengan kedua tangan.
  • 29. Masase Punggung...)3  Prosedur  Lakukan masase pada punggung  gunakan telapak tangan dan jari-jari dgn tekanan halus yg bersambungan  Selang-seling tangan  tekanan pendek, cepat dan bergantian  Remasan  usap bahu dgn setiap tangan anda yg dikerjakan secara bersama Tehnik selang-seling
  • 31. Masase Punggung...)4  Prosedur  Gesekan  masase dgn ibu jari dengan gerakan memutar spnjg tlg punggung dari sakrum ke bahu . Geser ke luar merata ke semua punggung.  Eflurasi  masase dgn kedua tangan dgn gunakan tekanan halus dgn gerakan ke atas untuk bantu aliran balik vena
  • 33. Masase Punggung...)4  Prosedur  Petrisasi  Tekan punggung secara horisontal. Pindah tangan anda dgn arah yg berlawanan dengan gunakan gerakan meremas  Tekanan menyikat  Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk akhiri masase.
  • 36. Masase Punggung...)5  Hal-hal yg perlu diperhatikan  Masase dikerjakan selama 5-10 menit  Pasien alergi atau kulit mudah terangsang  Hindari masase pada daerah kemerahan, kecuali hilang disaat masase  Kontraindikasi pada pasien imobilitas tertentu yg dicurigai punya gangguan pengumpalan darah.
  • 37. Kompres Hangat...)1 • Tujuan – Membebaskan nyeri, spasme otot, peradangan atau kongesti • Bahan dan Alat – Botol berisi air panas – Temometer air – Kain pembungkus
  • 38. Kompres Hangat...)2 • Prosedur – Siapkan peralatan – Periksa botol apakah ada kebocoran – Lakukan pemanasan pendahuluan pada botol dgn cara isi air, kecangkan penutup, balikkan berulang kali kmudian kosongkan. – Siapkan air panas, dan diukur suhunya sampai didapat suhu yg diinginkan – Isikan pada botol sampai 1/3 atau 1/4
  • 39. Kompres Hangat...)3 • Prosedur – Kencangkan penutup dan keringkan – Masukan botol kedalam kantong kain – Identifikasi pasien – Beritahu pasien – Pasang botol air pada area yg dikehendaki – Kaji pasien (tanda kemerahan atau tidak nyaman)
  • 40. Kompres Hangat...)4 • Prosedur – Angkat botol setelah 20 menit, isi air lagi sesuai keinginan – Kembalikan semua peralatan pada tempatnya • Hal-hal yang perlu diperhatikan – Suhu air untuk orang dewasa 46oC -51,5 oC – Jgn gunakan botol air panas pada pasien tdk sadar atau pasien paralisis
  • 41. Kompres Dingin ...)1 • Tujuan – Kurangi nyeri – Cegah edema – Turunkan suhu • Bahan dan Alat – Kantong es, kerah es, tas es, pak es disposible – Kantong pelindung – Es, bila diperlukan – Termometer air
  • 42. Kompres Dingin ....)2 • Prosedur – Siapkan semua peralatan – Cuci tangan – Isi kantong es dgn kepingan es sesuai kebutuhan – Keluarkan udaranya dan kencangkan penutupnya – Keringkan bagian luarnya dan periksa kebocoran
  • 43. Kompres Dingin ....)3 • Prosedur – Masukan ke dalam kantong pengaman – Beritahu pasien – Jaga Privasi – Atur posisi pasien sesuai kebutuhan – Buka area yang akan dipasang kompres – Letakkan kantong es pada area yg dikehendaki, ikat bila perlu – Kaji keadaan kulit setiap 20 menit (nyeri, mati rasa) dan kaji suhu tubuh pasien)
  • 44. Kompres Dingin ....)4 • Prosedur – Angkat kantong es bila sudah selesai – Bantu pasien mengatur posisi yg nyaman – Rapikan alat-alat • Hal-hal yg perlu diperhatikan – Tidak boleh diberikan pada area yg sudah terjadi edema – Tidak boleh diteruskan jika nyeri semakin bertambah atau edema meningkat – Kompres dingin dilakukan selama 1 jam.
  • 45. Rendam Panas/Dingin....)1  Tujuan  Hilangkan nyeri, peradangan, dan kongesti  Batasi infeksi  Lancarkan aliran  Percepat penyembuhan jaringan  Kendorkan otot, tendon, dan ligamen
  • 46. Rendam Panas/Dingin....)2  Bahan dan alat  Waskom  Selimut mandi 2 buah  Larutan sesuai dgn kebutuhan  Termometer air  Peralatan pembalutan bila perlu
  • 47. Rendam Panas/Dingin....)3  Prosedur  Siapkan peralatan  Identifikasi pasien  Beritahu pasien  Pasien dibantu kenakan baju mandi  Atur posisi pasien (ditempat tidur/duduk)  Jaga privasi pasien  Cuci tangan
  • 48. Rendam Panas/Dingin....)4  Prosedur  Isi waskom dgn cairan yg diperlukan, dinginkan/panaskan sesuai suhu yg dibutuhkan  Lepas pembalut (tergantung situasi)  Letakkan pengalas tahan air dibawah waskom  Taruh bagian tubuh pasien yang sakit dlm waskom dgn nyaman. Letakkan handuk dipinggiran waskom.
  • 49. Rendam Panas/Dingin....)5  Prosedur  Tutupi waskom dengan selimut mandi untuk jaga suhu tetap hangat  Angkat bagian tubuh yg dimasukkan ke waskom sewaktu menambah cairan hangat atau dingin.  Lanjutkan perendaman sekitar 15-20 menit atau sesuai kebutuhan  Bila selesai, angkat anggota tubuh pasien dari cairan, letakkan pada handuk dan keringkan. Bila digunakan tehnik aseptik gunakan handuk steril
  • 50. Rendam Panas/Dingin....)6  Prosedur  Pasang pembalut/penutup luka bila perlu  Atur posisi pasien yg nyaman  Rapikan alat-alat  Hal-hal yg perlu diperhatikan  Rendam hangat suhu 40,5oC-43oC, Rendam dingin suhu 15oC  Tehnik steril (rendam luka) dgn gunakanperalatan steril
  • 51. Makan Durian Bareng Aura Kasih Cukup Sekian dan Terima kasih