Dokumen tersebut membahas tentang konsep, klasifikasi, faktor-faktor pengaruh, dan pengelolaan nyeri dengan berbagai metode seperti distraksi, relaksasi, masase, kompres hangat dan dingin.
2. POKOK BAHASAN
Konsep pengelolaan nyeri
Tujuan pengelolaan nyeri
Indikasi pengelolaan nyeri
Prosedur pengelolaan nyeri
3. Konsep Nyeri; Pengertian
• Perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif (fisik maupun emosional) jaringan
rusak, cenderung rusak atau keadaan yg
tunjukan kerusakan jaringan.
• Mekanisme protektif bagi tubuh, timbul bila
jaringan rusak reaksi untuk hilangkan
rangsangan nyeri.
4. Konsep Nyeri : Fisiologi
Ujung-ujung saraf bebas (lapisan-lapisan
kulit & jaringan) peran terima
rangsangan nyeri.
Stimulasi nyeri (zat kimia, listrik, panas,
mekanik maupun mikroorganisme)
timbulkan respon nyeri.
Inpuls dihantarkan ke SSP 2 sistem
serabut.
5. Konsep Nyeri : Fisiologi
Dua sistem serabut Serabut Delta A
bermeilin & serabut C tak bermeilin
Inpuls capai SSP lalui serabut saraf
asenden thalamus rasakan sensasi
(pelajari lokasi & kekuatan)
Capai korteks serebri lebih terlibat dgn
sensasi nyeri interpretasi & cari cara
hindari sensasi.
6. Konsep Nyeri : Fisiologi(TeorigateControl)
Substansi Gelatinosa (SG) area dr sel2
khusus pd bgian ujung dorsal serabut saraf
sumsum tulang blkg (spinal cord) punya
peran sbg mknisme pintu gerbang.
Mekanisme pintu gerbang modifikasi
dan rubah sensasi sblm capai korteks
serebri & timbulkan persepsi nyeri
7. Konsep Nyeri : Fisiologi
Dua jenis serabut nyeri :
• Serabut reseptor dgn diameter kecil
(dikulit & struktur dalam) transmisikan
sensasi yg keras
• Serabut reseptor dgn diameter besar
(struktur permukaan) transmisikan
sensasi sentuhan, getaran, suhu hangat
dan tekanan halus.
8. Konsep Nyeri : Fisiologi
Tiga gambaran yang membantu determinasi
seberapa jauh nyeri diterima seseorang:
• Input emosional dan kognitif yg terus menerus
berkaitan dengan stimulus nyeri
• Intensitas stimulus nyeri dlm arti jumlah serabut
yg trstimulasi dan frekwensi impuls.
• Keseimbangan relatif aktivitas serabut besar
terhadap serabut kecil.
10. Klasifikasi Nyeri : Tempatnya
• Periferal pain nyeri daerah perifer :
– Super ficial permukaan kulit
– Deef pain bagian dalam tubuh
– Reffered nyeri alihan akibat pnykt organ
• Central pain perangsangan susunan saraf
pusat.
• Phsychogenik pain dirasakan tanpa sebab tp
akibat trauma
11. Klasifikasi Nyeri : Jenisnya
• Terusuk dirasakan bila ada sesuatu yg
ditusukan dlm tubuh
• Terbakar dirasakan bila kulit terbakar
• Pegal dirasakan dipermukaan tubuh (nyeri
dalam) dengan berbagai tingkat gangguannya.
12. Klasifikasi Nyeri : Sifatnya
• Insidentil timbul sewaktu-waktu
• Steady timbul menetap dan dirasakan dlm
waktu yg lama
• Paroxymal berintensitas tinggi dan kuat
sekali
13. SKALA NYERI
1
0 4 5 6 7 8 9
2 3 10
Tidak
Nyeri
Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
Nyeri
Tak
Tertahankan
14. • 0 :Tidak nyeri
• 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik.
• 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik.
Skala Nyeri : keterangannya
15. • 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon
terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
• 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu
lagi berkomunikasi, memukul.
Skala Nyeri : keterangannya
16. Faktor-faktor Pengaruhi Nyeri
Lingkungan
Umur
Jenis kelamin
Kelelahan
Pengalaman yg lalu
Kepercayaan agama
Budaya
Dukungan
17. Respon fisiologis terhadap nyeri
• Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan
superficial)
– Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
– Peningkatan heart rate
– Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
– Peningkatan nilai gula darah
– Diaphoresis
– Peningkatan kekuatan otot
– Dilatasi pupil
– Penurunan motilitas GI
18. Respon fisiologis terhadap nyeri
• Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan
dalam)
– Muka pucat
– Otot mengeras
– Penurunan HR dan BP
– Nafas cepat dan irreguler
– Nausea dan vomitus
– Kelelahan dan keletihan
19. Respon tingkah laku terhadap nyeri
• Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak
Nafas, Mendengkur)
• Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi,
Menggigit bibir)
• Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari & tangan
• Kontak dengan orang lain/interaksi sosial
(Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial,
Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas
menghilangkan nyeri)
21. Pengelolaan Nyeri : Distraksi
Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara alihkan
perhatian dgn tehnik :
Baca koran/majalah
Masase sambil napas
pelan-pelan
Mendengar lagu sambil tepuk jari tgn/kaki
Bayangkan hal-hal indah
sambil tutup mata
22. Pengelolaan Nyeri : relaksasi
Metode untuk hilangkan nyeri dgn cara latihan napas dalam
Tiga hal utama dlm relaksasi :
Posisi yg tepat bagian tubuh disokong,
persendian fleksi, otot-otot tdk ditarik
Pikiran beristirahat pandangi sekeliling
ruangan (pikiran tenang), tersenyum (lestarikan
muka)
Lingkungan yg tenang
23. Pengelolaan Nyeri : relaksasi
Tehnik relaksasi :
Pasien tarik napas dalam
Perlahan-lahan udara dihembuskan
sambil biarkan tubuh menjadi kendor
dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
Pasien bernapas beberapa kali dengan
irama normal
24. Pengelolaan Nyeri : relaksasi
Tehnik relaksasi....)2 :
Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan-
pelan, biarkan hanya kaki dan telapak kaki yg
kendor. Konsentrasikan pikiran pada kaki yg
terasa ringan dan hangat
Tarik napas dalam lagi dan hembuskan pelan-
pelan, biarkan hanya lengan, perut, punggung
dan otot-otot lain. Konsentrasikan pikiran pada
lengan, perut, punggung dan otot-otot lain.
25. Pengelolaan Nyeri : relaksasi
Tehnik relaksasi....)3 :
Setelah relaks,
dianjurkan bernapas
secara pelan-pelan.
Bila nyeri jadi hebat,
pasien dpt bernapas
dangkal dan cepat.
26. Pengelolaan Nyeri : Plasebo
Pengobatan atau tindakan
yg mempunyai efek pada
pasien akibat sugesti drpd
kandungan fisik atau kimia
Obat yg tdk berisi analgetika
tp gula, air atau saline
27. Masase Punggung....)1
Pengertian
Pemijatan, pengurutan, dsb pd bagian badan ter-tentu
dng tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan
peredaran darah sbg cara pengobatan atau untuk
menghilangkan rasa capai
Tujuan :
Meningkatkan relaksasi
Meningkatkan sirkulasi pada area yg distimulasi
Bahan dan Alat
Pelumas (body lotion)
Handuk
28. Masase Punggung...)2
Prosedur
Siapkan peralatan yg diperlukan
Identifikasi pasien
Beritahu pasien tentang tindakan
Cuci tangan
Atur posisi tidur pasien
Letakkan bantal kecil dibawah perut pasien
Tuangkan sedikit lotion ditangan anda, usap dengan
kedua tangan.
29. Masase Punggung...)3
Prosedur
Lakukan masase pada punggung
gunakan telapak tangan dan jari-jari
dgn tekanan halus yg
bersambungan
Selang-seling tangan tekanan
pendek, cepat dan bergantian
Remasan usap bahu dgn setiap
tangan anda yg dikerjakan secara
bersama
Tehnik selang-seling
31. Masase Punggung...)4
Prosedur
Gesekan masase dgn ibu jari dengan gerakan
memutar spnjg tlg punggung dari sakrum ke bahu
. Geser ke luar merata ke semua punggung.
Eflurasi masase dgn kedua tangan dgn
gunakan tekanan halus dgn gerakan ke atas
untuk bantu aliran balik vena
33. Masase Punggung...)4
Prosedur
Petrisasi Tekan punggung secara horisontal.
Pindah tangan anda dgn arah yg berlawanan
dengan gunakan gerakan meremas
Tekanan menyikat Secara halus tekan
punggung dengan ujung-ujung jari untuk akhiri
masase.
36. Masase Punggung...)5
Hal-hal yg perlu diperhatikan
Masase dikerjakan selama 5-10 menit
Pasien alergi atau kulit mudah terangsang
Hindari masase pada daerah kemerahan, kecuali
hilang disaat masase
Kontraindikasi pada pasien imobilitas tertentu yg
dicurigai punya gangguan pengumpalan darah.
37. Kompres Hangat...)1
• Tujuan
– Membebaskan nyeri, spasme otot,
peradangan atau kongesti
• Bahan dan Alat
– Botol berisi air panas
– Temometer air
– Kain pembungkus
38. Kompres Hangat...)2
• Prosedur
– Siapkan peralatan
– Periksa botol apakah ada kebocoran
– Lakukan pemanasan pendahuluan pada botol
dgn cara isi air, kecangkan penutup, balikkan
berulang kali kmudian kosongkan.
– Siapkan air panas, dan diukur suhunya sampai
didapat suhu yg diinginkan
– Isikan pada botol sampai 1/3 atau 1/4
39. Kompres Hangat...)3
• Prosedur
– Kencangkan penutup dan keringkan
– Masukan botol kedalam kantong kain
– Identifikasi pasien
– Beritahu pasien
– Pasang botol air pada area yg dikehendaki
– Kaji pasien (tanda kemerahan atau tidak
nyaman)
40. Kompres Hangat...)4
• Prosedur
– Angkat botol setelah 20 menit, isi air lagi
sesuai keinginan
– Kembalikan semua peralatan pada tempatnya
• Hal-hal yang perlu diperhatikan
– Suhu air untuk orang dewasa 46oC -51,5 oC
– Jgn gunakan botol air panas pada pasien tdk
sadar atau pasien paralisis
41. Kompres Dingin ...)1
• Tujuan
– Kurangi nyeri
– Cegah edema
– Turunkan suhu
• Bahan dan Alat
– Kantong es, kerah es, tas es, pak es disposible
– Kantong pelindung
– Es, bila diperlukan
– Termometer air
42. Kompres Dingin ....)2
• Prosedur
– Siapkan semua peralatan
– Cuci tangan
– Isi kantong es dgn kepingan es sesuai kebutuhan
– Keluarkan udaranya dan kencangkan penutupnya
– Keringkan bagian luarnya dan periksa kebocoran
43. Kompres Dingin ....)3
• Prosedur
– Masukan ke dalam kantong pengaman
– Beritahu pasien
– Jaga Privasi
– Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
– Buka area yang akan dipasang kompres
– Letakkan kantong es pada area yg dikehendaki,
ikat bila perlu
– Kaji keadaan kulit setiap 20 menit (nyeri, mati
rasa) dan kaji suhu tubuh pasien)
44. Kompres Dingin ....)4
• Prosedur
– Angkat kantong es bila sudah selesai
– Bantu pasien mengatur posisi yg nyaman
– Rapikan alat-alat
• Hal-hal yg perlu diperhatikan
– Tidak boleh diberikan pada area yg sudah terjadi edema
– Tidak boleh diteruskan jika nyeri semakin bertambah atau
edema meningkat
– Kompres dingin dilakukan selama 1 jam.
45. Rendam Panas/Dingin....)1
Tujuan
Hilangkan nyeri,
peradangan, dan kongesti
Batasi infeksi
Lancarkan aliran
Percepat penyembuhan
jaringan
Kendorkan otot, tendon,
dan ligamen
46. Rendam Panas/Dingin....)2
Bahan dan alat
Waskom
Selimut mandi 2 buah
Larutan sesuai dgn kebutuhan
Termometer air
Peralatan pembalutan bila perlu
48. Rendam Panas/Dingin....)4
Prosedur
Isi waskom dgn cairan yg diperlukan,
dinginkan/panaskan sesuai suhu yg
dibutuhkan
Lepas pembalut (tergantung situasi)
Letakkan pengalas tahan air dibawah
waskom
Taruh bagian tubuh pasien yang sakit dlm
waskom dgn nyaman. Letakkan handuk
dipinggiran waskom.
49. Rendam Panas/Dingin....)5
Prosedur
Tutupi waskom dengan selimut mandi untuk jaga
suhu tetap hangat
Angkat bagian tubuh yg dimasukkan ke waskom
sewaktu menambah cairan hangat atau dingin.
Lanjutkan perendaman sekitar 15-20 menit atau
sesuai kebutuhan
Bila selesai, angkat anggota tubuh pasien dari cairan,
letakkan pada handuk dan keringkan. Bila digunakan
tehnik aseptik gunakan handuk steril
50. Rendam Panas/Dingin....)6
Prosedur
Pasang pembalut/penutup luka bila perlu
Atur posisi pasien yg nyaman
Rapikan alat-alat
Hal-hal yg perlu diperhatikan
Rendam hangat suhu 40,5oC-43oC, Rendam dingin
suhu 15oC
Tehnik steril (rendam luka) dgn gunakanperalatan
steril