SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
NYERI
Oleh
Ilmiyatus Sa’diyah
1401460046
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-IV KEPERAWATAN MALANG
SEPTEMBER 2015
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
 Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya
diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Mc. Coffery, 1979)
 Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebablkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa
rangsangan (Arthur C. Curton,1983).
 Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,2006)
2. TEORI NYERI
Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara
C.Long, 1989):
 Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke
medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior,
kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan
berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
 Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke
medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons
yang merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi
menimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di
pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
 Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari
kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis.
Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang
mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat
langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam
medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T.
Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan
membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
 Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impuls-
implus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik.
Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut
besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system
supresif
3. KLASIFIKASI NYERI
a. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain
Yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
2) Steady pain
Yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama.
3) Paroxymal pain
Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.Nyeri tersebut menetap ±
10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
b. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :
1) Nyeri akut
Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam enam, bulan, sumber
dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka,
seperti luka operasi, atau pun pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri koroner.
2) Nyeri kronis
Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan
berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri
timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali dan
begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus
menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walau pun telah diberika
pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasma.
C. Nyeri berdasarkan berat ringannya :
1) Nyeri Ringan
Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias menjalankan aktivitasnya
seperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas).
2) Nyeri Sedang
Nyeri dengan intensitas sedang  menimbulkan reaksi (fisiologis maupun psikologis)
3) Nyeri Berat
Nyeri dengan inyensitas yang tinggi. Pada nyeri ini, seseorang sudah dapatmelakukan
aktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat dikendalikan oleh orang yang
mengalaminya. Penggunaan obat analgesic dapat membantu pada nyeri ini.
4. ETIOLOGI
1. Mekanis
a. Trauma jaringan tubuh Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor nyeri,
peradangan
b. Perubahan dalam jaringan misal:oedem Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin
merangsang reseptor nyeri
c. Sumbatan pada saluran tubuh distensi lumen saluran
d. Kejang otot Rangsangan pada reseptor nyeri
e. Tumor penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung – ujung saraf
2. Thermis
a. Panas/dingin yang berlebihan missal :luka bakar Kerusakan jaringan merangsang
thermo sensitive reseptor nyeri
3. Kimia
a. Iskemia jaringan mis: blok pada arteri coronary Rangsangan pada reseptor karena
tertumpunya asam laktat/bradikinin dijaringan
b. Kejang otot Sekunder dari rangsangan mekanis menyebabkan iskemia jaringan
5. PATOFISIOLOGI
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang
dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan
respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam asam yang dilepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa
termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut C.
serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada
dorsal horn. Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan.
Diantara lapisan dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran utama
impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT)
atau jalur spinothalamus tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri.
Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur
non-opiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur
spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal dari
sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin
merupakan neurotransmitter dalam impuls supresif. System supresif lebih mengaktifkan
stimulasi nociceptor yagn ditransmisikan oleh serabut A. Jalur non-opiate merupakan jalur
desendens yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui
mekanismenya. (Barbara C Long. 1989)
6. TANDA DAN GEJALA
 Gangguam tidur
 Posisi menghindari nyeri
 Gerakan meng hindari nyeri
 Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
 Perubahan nafsu makan
 Tekanan darah meningkat
 Nadi meningkat
 Pernafasan meningkat
 .Depresi,frustasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyer, misalnya keridakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, dan kelelahan
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tekhnik – tekhnik berikut ini
 Teknik latihan pengalihan : a. Menonton televisi
b. Berbincang – bincang dengan orang lain
c. Mendegarkan music
 Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru – paru dengan udara,
menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot – otot tangan, kaki, perut, dan
punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat
rasa nyaman, tenang dan rileks.
 Stimulasi kulit
- Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
- Menggosok punggung
- Menggompres dengan air hangat atau dingin
- Memijat dengan air mengalir
3. Pemberian obat analgesic
Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat ini memblok
transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal
terhadap nyeri. Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat
dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya analgesic dalam penanganan nyeri
karena informasi obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam menggunakan analgetik narkotik,
dan pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan.
Ada 3 jenis analgetik, yakni :
a. Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
b. Analgesik narkotik atau opiate
c. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik
4. Pemberian stimulator listrik
Yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang dirasakan.
Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi :
Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk ,engendalikan stimulus
manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode diluar.
 Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator
sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan dibawah kulit dengantransistor
timah penerima yang dimasukkan kedalam kulit pada daerah epidural dan columna
vertebrae.
 Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerimatransistor dicangkok melalui kantung kulit intraclavicula atau abdomen, yaitu
electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakan.
PATHWAY
Nyeri
Medulla spinalis
Nafsu makan
menurun
Gangguan rasa nyaman
Ansietas
Hipotalamus, thalamus dan sistem limbik
Otak
(kortrks somasensorik)
Dihantarkan
serabut tipe A
Serabut tipe c
Persepsi nyeri
Merangsang nosiseptor
Pelepasan mediator
nyeri (Histamin,
bradikinin,
prostaglandin,
serotonin, ion
kalium,dll)
Kerusakan sel
Intoleransi
aktivitas
Panas atau
dingin yang
berlebihan
Iskemia jaringan Kejang otot Perubahan
dalam jaringan
misalnya oedem
Trauma sel,
infeksi
Etiologi
Kerusakan
jaringan
Merangsang
thermo sensitive
reseptor
Blok pada arteri
coronary
Pemekaan pada
reseptor nyeri
bradikinin
Gangguan
mobilitas
fisk
Nyeri pada
ekstrimitas
Risiko
keetidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Intake berkurang Risiko
ketidakberdayaan
Nafsu makan
menurun
Intoleransi
aktivitas
Gangguan rasa
nyaman
Stress
berlebihan
Deficit
perawatan
diri
Risiko harga
diri rendah
situasional
Pengabaian
diri
Deficit
perawatan
diri
berpakaian
Deficit
perawatan
diri
mandi
Gangguan
pola tidur
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
Risiko
keterlambatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
kurus
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan
 Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
 Riwayat kesehatan keluarga
 Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
 Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan
waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST’ :
a) P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan tahanan
terhadap nyeri adalah alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang dapat
menurunkan tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri
yang tak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
b) Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.
Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil atau laserasi, dan lain-
lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu, dan lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan
bahasa yang dia ketahui ; nyeri kepala : ada yang membentur.
c) R (Region), daerah perjalanan nyeri.
Untuk mengetahui lokasi nyeri, perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yang
dirasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik,
perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri.
Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difusi (nyeri menyebar kesegala arah),
meliputi beberapa tempat atau melibatkan segmen terbesar tubuh.
d) S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.
Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri
tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan,
sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari
waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
e) T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi dan rangsangan nyeri.
Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri
yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali
kambuh?
 Macam skala nyeri
1) Skala Numerik Nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat ringannya rasa sakit atau
nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala
numerik, dari 0 hingga 10, di bawah ini , dikenal juga sebagai Visual Analog Scale
(VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) ,
suatu nyeri yang sangat hebat.
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
2) Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak tertahankan,
dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
Visual Analog Scale (VAS)
Tidak ada
rasa nyeri
______________________________________________
Sangat
Nyeri
3. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah bahagia
hingga wajah sedih, juga digunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat
dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi,
gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan
nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi
dan ibadah.
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
 Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,
turgor kulit, dan kebersihan diri.
 Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
 Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum, keadekuatan
sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara,
sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau suara
napas tambahan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang
3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri
4. Ansietas b.d ancaman peningkatan nyeri
5. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas
6. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pada tubuh
7. Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik
8. Risiko ketidakberdayaan b.d intoleransi aktivitas
9. Harga diri rendah b.d defisit perawatan diri
3. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri
teratasi dengan kriteria hasil :
a. Adanya penurunan intensitas nyeri
b. Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c.tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri
No. Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri dan skala pasien Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan
nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat
ringannya nyeri yang dirasakan.
Beri posisi nyaman pada pasien Meningkatkan relaksasi pada pasien
3. Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien Membantu mengurangi rasa nyeri pasien
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian
obat analgetik
Mengurangi rasa nyeri pasien
5. Observasi TTV Mengetahui keadaan umum pasien
2. Intoleransi Aktifitas b.d nyeri pada tubuh
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat teratasi
dengan KH sebagai berikut:
a. Pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
b. Pasien tanda – tanda vital normal
No. Intervensi Rasional
1. Monitor keterbatasan aktivitas dan
kelemahan saat aktivitas.
Merencanakan intervensi dengan tepat
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
sendiri.
Pasien dapat memilih dan merencanakannya
sendiri
3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah
aktivitas.
Mengkaji sejauh mana perbedaan
peningkatan selama aktivitas
4. Kolaborasi dengan dokter dan
fisioterapi dalam latihan aktivitas.
Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan
holistik
3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan tidur
tercukupi dengan KH sebagai berikut :
a. Kebutuhan tidur tercukupi
b.Pasien tampak segar
c.Tidak sering terbangun pada saat tidur
No. Intervensi Rasional
1. Kaji pola tidur pasien Untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien
2. Ciptakan lingkungan nyaman dan
tenang
Dengan lingkungan yang nyaman akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur
pasien
3. Batasi pengunjung Agar pasien tidur lebih nyaman dan
nyenyak
4. Monitor kebutuhan tidur pasien setiap
hari dan jam
Mengetahui perkembangan pola tidur pasien
5. Kolaborasikan dengan dokter
pemberian obat tidur
Agar pasien dapat tidur dengan nyenyak
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan AplikasiKebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-
2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC

More Related Content

Similar to LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx

Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriCepot Aldrin
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyerisisy bania
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriaditya romadhon
 
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptSistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptLISAINDRIYANI4
 
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)Sulistia Rini
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 

Similar to LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx (20)

Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeri
 
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptSistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 

Recently uploaded

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 

Recently uploaded (11)

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 

LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NYERI Oleh Ilmiyatus Sa’diyah 1401460046 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN D-IV KEPERAWATAN MALANG SEPTEMBER 2015
  • 2. A. KONSEP DASAR 1. PENGERTIAN  Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Mc. Coffery, 1979)  Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebablkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa rangsangan (Arthur C. Curton,1983).  Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,2006) 2. TEORI NYERI Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989):  Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.  Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.  Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat
  • 3. langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.  Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impuls- implus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif 3. KLASIFIKASI NYERI a. Nyeri berdasarkan sifatnya : 1) Incidental pain Yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. 2) Steady pain Yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. 3) Paroxymal pain Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.Nyeri tersebut menetap ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi. b. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan : 1) Nyeri akut Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam enam, bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi, atau pun pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri koroner. 2) Nyeri kronis Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali dan
  • 4. begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walau pun telah diberika pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasma. C. Nyeri berdasarkan berat ringannya : 1) Nyeri Ringan Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias menjalankan aktivitasnya seperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas). 2) Nyeri Sedang Nyeri dengan intensitas sedang menimbulkan reaksi (fisiologis maupun psikologis) 3) Nyeri Berat Nyeri dengan inyensitas yang tinggi. Pada nyeri ini, seseorang sudah dapatmelakukan aktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat dikendalikan oleh orang yang mengalaminya. Penggunaan obat analgesic dapat membantu pada nyeri ini. 4. ETIOLOGI 1. Mekanis a. Trauma jaringan tubuh Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor nyeri, peradangan b. Perubahan dalam jaringan misal:oedem Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin merangsang reseptor nyeri c. Sumbatan pada saluran tubuh distensi lumen saluran d. Kejang otot Rangsangan pada reseptor nyeri e. Tumor penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung – ujung saraf 2. Thermis a. Panas/dingin yang berlebihan missal :luka bakar Kerusakan jaringan merangsang thermo sensitive reseptor nyeri 3. Kimia a. Iskemia jaringan mis: blok pada arteri coronary Rangsangan pada reseptor karena tertumpunya asam laktat/bradikinin dijaringan b. Kejang otot Sekunder dari rangsangan mekanis menyebabkan iskemia jaringan
  • 5. 5. PATOFISIOLOGI Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis. Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut C. serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur non-opiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmitter dalam impuls supresif. System supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yagn ditransmisikan oleh serabut A. Jalur non-opiate merupakan jalur desendens yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya. (Barbara C Long. 1989) 6. TANDA DAN GEJALA  Gangguam tidur  Posisi menghindari nyeri  Gerakan meng hindari nyeri  Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)  Perubahan nafsu makan
  • 6.  Tekanan darah meningkat  Nadi meningkat  Pernafasan meningkat  .Depresi,frustasi 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak 8. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyer, misalnya keridakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, dan kelelahan 2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tekhnik – tekhnik berikut ini  Teknik latihan pengalihan : a. Menonton televisi b. Berbincang – bincang dengan orang lain c. Mendegarkan music  Teknik relaksasi Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru – paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot – otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.  Stimulasi kulit - Menggosok dengan halus pada daerah nyeri - Menggosok punggung - Menggompres dengan air hangat atau dingin - Memijat dengan air mengalir
  • 7. 3. Pemberian obat analgesic Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat ini memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya analgesic dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam menggunakan analgetik narkotik, dan pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan. Ada 3 jenis analgetik, yakni : a. Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) b. Analgesik narkotik atau opiate c. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik 4. Pemberian stimulator listrik Yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi : Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk ,engendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode diluar.  Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan dibawah kulit dengantransistor timah penerima yang dimasukkan kedalam kulit pada daerah epidural dan columna vertebrae.  Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerimatransistor dicangkok melalui kantung kulit intraclavicula atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakan.
  • 8. PATHWAY Nyeri Medulla spinalis Nafsu makan menurun Gangguan rasa nyaman Ansietas Hipotalamus, thalamus dan sistem limbik Otak (kortrks somasensorik) Dihantarkan serabut tipe A Serabut tipe c Persepsi nyeri Merangsang nosiseptor Pelepasan mediator nyeri (Histamin, bradikinin, prostaglandin, serotonin, ion kalium,dll) Kerusakan sel Intoleransi aktivitas Panas atau dingin yang berlebihan Iskemia jaringan Kejang otot Perubahan dalam jaringan misalnya oedem Trauma sel, infeksi Etiologi Kerusakan jaringan Merangsang thermo sensitive reseptor Blok pada arteri coronary Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin Gangguan mobilitas fisk Nyeri pada ekstrimitas
  • 9. Risiko keetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Intake berkurang Risiko ketidakberdayaan Nafsu makan menurun Intoleransi aktivitas Gangguan rasa nyaman Stress berlebihan Deficit perawatan diri Risiko harga diri rendah situasional Pengabaian diri Deficit perawatan diri berpakaian Deficit perawatan diri mandi Gangguan pola tidur Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan kurus
  • 10. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis. b. Riwayat kesehatan  Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan  Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang  Riwayat penyakit dahulu  Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah  Riwayat kesehatan keluarga  Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular  Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST’ : a) P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan tahanan terhadap nyeri adalah alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang dapat menurunkan tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain. b) Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat. Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil atau laserasi, dan lain- lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu, dan lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui ; nyeri kepala : ada yang membentur. c) R (Region), daerah perjalanan nyeri. Untuk mengetahui lokasi nyeri, perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik, perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri.
  • 11. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difusi (nyeri menyebar kesegala arah), meliputi beberapa tempat atau melibatkan segmen terbesar tubuh. d) S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri. Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. e) T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri. Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi dan rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali kambuh?  Macam skala nyeri 1) Skala Numerik Nyeri Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0 hingga 10, di bawah ini , dikenal juga sebagai Visual Analog Scale (VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat. Keterangan : 0 : tidak nyeri 1-3 : nyeri ringan 4-6 : nyeri sedang 7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol 10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
  • 12. 2) Visual Analog Scale Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang. Visual Analog Scale (VAS) Tidak ada rasa nyeri ______________________________________________ Sangat Nyeri 3. Skala Wajah Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun. c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah. d. Pemeriksaan fisik
  • 13. Keadaan Umum  Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.  Gejala Kardinal Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.  Keadaan Fisik Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah. 1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum, keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada. 2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler. 3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma. 4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau suara napas tambahan. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang 3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri 4. Ansietas b.d ancaman peningkatan nyeri 5. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas 6. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pada tubuh 7. Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik 8. Risiko ketidakberdayaan b.d intoleransi aktivitas 9. Harga diri rendah b.d defisit perawatan diri 3. Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : a. Adanya penurunan intensitas nyeri
  • 14. b. Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang c.tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri No. Intervensi Rasional 1. Kaji nyeri dan skala pasien Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan. Beri posisi nyaman pada pasien Meningkatkan relaksasi pada pasien 3. Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien Membantu mengurangi rasa nyeri pasien 4. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik Mengurangi rasa nyeri pasien 5. Observasi TTV Mengetahui keadaan umum pasien 2. Intoleransi Aktifitas b.d nyeri pada tubuh Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat teratasi dengan KH sebagai berikut: a. Pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri b. Pasien tanda – tanda vital normal No. Intervensi Rasional 1. Monitor keterbatasan aktivitas dan kelemahan saat aktivitas. Merencanakan intervensi dengan tepat 2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri 3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas 4. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktivitas. Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistik
  • 15. 3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan tidur tercukupi dengan KH sebagai berikut : a. Kebutuhan tidur tercukupi b.Pasien tampak segar c.Tidak sering terbangun pada saat tidur No. Intervensi Rasional 1. Kaji pola tidur pasien Untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien 2. Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang Dengan lingkungan yang nyaman akan meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur pasien 3. Batasi pengunjung Agar pasien tidur lebih nyaman dan nyenyak 4. Monitor kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam Mengetahui perkembangan pola tidur pasien 5. Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat tidur Agar pasien dapat tidur dengan nyenyak
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan AplikasiKebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012- 2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC