2. 1. MELAKUKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
2. MENERAPKAN PRINSIP ETIKA-ETIKET DALAM KEPERAWATAN
3. MENERAPKAN PRINSIP INFEKSI NOSOKOMIAL
4. MELAKUKAN PERSONAL HYGINE KEPADA PASIEN
5. MELAKUKAN PERAWATAN PERINEUM
6. MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR SEBAGAI BAGIAN DARI ASUHAN KEPERAWATAN
7. MEMBERSIHKAN ALAT-ALAT PERAWATAN
8. MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN SETELAH MENINGGAL DUNIA
9. MEMASANG BULI-BULI PANAS
10.MEMASANG KIRBAT ES
11.MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL
12.MENOLONG PASIEN BAK DI TEMPAT TIDUR
13.MENOLONG PASIEN BAB DI TEMPAT TIDUR
14.MEMBERI KOMPRES DINGIN
15.MEMBERI KOMPRES HANGAT
16.MEMBANTU PASIEN DUDUK DI TEMPAT TIDUR
17.MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKARD DAN SEBALIKNYA
18.MOBILISASI PASIEN MIRING KANAN, KIRI, DAN BERBARING
18 UNIT KOMPETENSI
3. INTRUKSI KERJA 2
U.K 1 : MELAKUKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MELAKUKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
U.K 2 : MENERAPKAN PRINSIP ETIKA-ETIKET DALAM KEPERAWATAN
U.K 3 : MENERAPKAN PRINSIP INFEKSI NOSOKOMIAL
U.K 8 : MELAKUKAN PERAWATAN SETELAH PASIEN MENINGGAL DUNIA
U.K 9 : MEMASANG BULI-BULI PANAS
U.K 10 : MEMASANG KIRBAT ES
U.K 11 : MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL
U.K 14 : MEMBERI KOMPRES DINGIN
U.K 15 : MEMBERI KOMPRES HANGAT
4. MENGAPA HARUS MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL?
1. MENDETEKSI ATAU MEMANTAU MASALAH MEDIS
2. MERUPAKAN PENANDA KEADAAN PENYAKIT KRONIS, MISALNYA HIPERTENSI
3. MENGIDENTIFIKASI MASALAH MEDIS AKUT
4. MENGETAHUI DENYUT NADI
5. MENILAI KEMAMPUAN KARDIOVASKULER
6. MENGETAHUI FREKUENSI, IRAMA, DAN KEDALAMAN PERNAPASAN
7. MENILAI KEMAMPUAN FUNGSI PERNAPASAN
5. 1. Inspeksi (Melihat)
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan
untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
2. Palpasi (Meraba)
Merupakan bagian yang vital dalam pemeriksaan fisik. Banyak struktur tubuh
meskipun tidak terlihat, tetap dapat dicapai dengan tangan dan bisa dikaji dengan
sentuhan. Palpasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan/rabaan
3. Perkusi (Mengetuk)
Merupakan penerjemahan dari pembebanan tenaga fisik menjadi suara
4. Auskultasi (Mendengarkan)
Bunyi dapat dihasilkan dari dalam tubuh baik oleh gerakan udara melalui struktur
berongga atau oleh tekanan yang diakibatkan gerakan rongga udara atau cairan
yang mengakibatkan struktur sulit bergerak. Suara tersebut dapat didengar oleh
telinga, namun harus menggunakan bantuan stetoskop
Teknik pemeriksaan fisik
6.
7. TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding
arteri. Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa
dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri yang diukur dengan tensimeter
dan stetoskop. Tekanan darah berubah tergantung pada aktivitas, suhu,
makanan, keadaan emosi dan fisik, sikap, serta obat-obatan.
Sistolik :
Tekanan arteri ketika jantung berkontraksi
memompa darah ke seluruh tubuh
Diastolik:
Tekanan arteri ketika jantung relaksasi pada
pengisian darah
9. PELAKSANAAN
1. Alat dan Bahan (Tensimeter, Stetoskop, catatan, pulpen, APD,Troli, Baki, Handrub)
2. Cara Kerja
Memberikan informasikan kepada klien dan menjelaskan tujuan tindakan
Mencuci tangn dan menyiapkan alat dan bahan
Membawa alat ke dekat pasien dan menutup tirai sebagai privasi
Mencuci tangan dan memakai APD (HANDSCOON, APRON, MASKER)
Memasangkan manset ke lengan pasien, mencari nadi brakhialis dan memasang stetoskop,
mencari nadi radialis, Memopa pump, menecilkan volume tensimeter,
Mendengarkan sistol dan diastol menggunka stetoskop, mencatat hasil ddi catatan
10. SUHU
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, di mana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu
diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena
dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.
Alat dan Bahan (Thermemoter, catatan, pulen, tisu/alkohol swab, bengkok, APD)
Cara Kerja
Menjelaskan prosedur kepada klien, mencuci tangan dan menyiapkan alat, Membawa alat
kedekat pasien dan menutup tirai, mencuci tangan dan memakai APD, Membersihkan
thermometer dan aksila menggunakan alkohol swab/tisu, Menaruh thermometer di aksila 2-5
menit (air raksa), mencatat hasil, membersihkan dan merapihkan alat, mencuci tangan
12. NADI
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri berdasarkan sistol
dan diastol dari jantung.
Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung atau beberapa kali jantung berdetak per-menit.
Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji
irama jantung dan kekuatan denyut jantung.
Denyut nadi diukur melalui beberapa titik, seperti arteri radialis, arteri brakhialis, arteri karotis,
arteri poplitea, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis . Denyut nadi dapat meningkat pada saat
berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.
BBLR (Bayi Baru Lahir) : 140x/menit
Remaja- Dewasa : 60-100x/menit
13. PELAKSANAAN
1. Alat dan Bahan (stopwatch/oxymeter, catatan, APD)
2. Cara Kerja
Memberikan penjelasan prosedur kepada klien, Mencuci tangan dan menyiapkan alat,
menutup tirai, mencuci tangan dan menggnakan APD, Mencari nadi/arteri radialis, merapihkan
alat dan mencuci tangan, mencatat hasil
14. PERNAPASAN
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman, dan pola pernapasan.
Biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan dihitung jumlah napas selama satu menit dengan
menghitung berapa kali dada meningkat. Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, dan
emosi.
15. PELAKSANAAN
1. Alat dan Bahan : jam tangan/stopwatch, catatan, pulpen, APD
2. Cara Kerja
1. Memberikan infrmasi terkait tindakan
2. Mencuci tangan dan menyiapkan alat
3. Mendekatkan alat ke pasien dan menutup tirai sebagai privasi
4. Mencuci tangan dengan handrub dan Memakai APD
5. Mulai menghitung pernapasan selama satu menit
6. Mencatat di buku catatan
7. Merapihkan alat dan mencuci tangan dengan air bersih
8. Melakukan dokumentasi
16. KOMPRES DINGIN
Kompres dingin merupakan salah satu cara yang sering dilakukan untuk meredakan rasa sakit
saat cedera, memar, mengobati luka akibat peradangan dalamwaktu 24-48 jam setelah
terjadinya cedera. Pada daerah cedera, terjadi proses peradangan dan kerusakan pembuluh
darah yang akan menyebabkan sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan
kulit bewarna merah kebiruan. Es atau air dingin menurunkan jumlah darah yang keluar karena
memiliki suhu yang rendah untuk merangsang ukuran pembuluh darah menyempit dan
memperlambat aliran darah pada lokasi cedera.
Tujuan :
1. Mengurangi peradangan
2. Mengurangi kejang otot/nyeri setempat
3. Mengurangi perdarahan setempat
4. Menurunkan suhu tubuh
17. PELAKSANAAN
1. Alat dan Bahan (baskom berisi air dingin atau air biasa, Washlap/kain, APD)
2. Cara Kerja
1. Memberikan informasi terkait informasi
2. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan menyiapkan alat
3. Mendekatkan alat kepasien dan menutup tirai
4. Mencuci tangan menggunakan handrub dan memakai APD
5. Palpasi ulang unutk memastikan area luka
6. Meletakan waslahp basah yang sudah diperas ke bagian tubuh yang terluka selam 2-5 menit
7. Mengevaluasi hasil
8. Mencuci tangan dan merapihkan alat
9. Melakukan dokumentasi
19. Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Wardiyah, 2016).
Kompres hangat menghasilkan suhu hangat yang merangsang termoreseptor pada kulit
untuk mengirim sinyal ke Hipothalamus yang akan bereaksi dan menghasilkan respon
vasodilatasi. Vasodilatasi akan melebarkan pembuluh darah sehingga darah akan mengalir lancar
dan peningkatan suhu terjadi lebih cepat. Akibatnya panas dapat membuat otot lebih rileks dan
otak juga akan menurunkan suhu tubuh menjadi normal.
Fungsi :
1. Memperlancar sirkulasi darah 4. Memberi rasa nyaman
2. Mengurangi rasa sakit 5. Menurunkan demam
3. Merangsang peristaltic usus 6. Menghilangkan kaku sendi dan otot
KOMPRES HANGAT
21. Buli-buli panas adalah tindakan memberikan kompres panas kering dengan menggunakan buli-
buli panas atau Wram Water Zak (WWZ).
Tujuan ;
Mengurangi/membebaskan rasa nyeri, spasme otot (kram otot), peradangan,dan memberikan
rasa nyaman terhadap rasa hangat
alat
(buli-buli panas dan srungnya, APD, air panas/hangat 750 cc)
Cara Kerja
BULI-BULI PANAS
4 5 6
22. KIRBAT ES
Alat dan Bahan (kirbat es dan sarungnya, es batu sebanyak 350 ml,APD, trolli, baki)
Cara Kerja
23. PERAWATAN PASIEN MENINGGAL DUNIA
Alat dan Bahan
Double waskom berisi air bersih dan standng waskom
, washlap, kain jarik, 4 tali dan 1 tali label jenazah, kassa 2 buah, kapas 4 buah, plastik kuning,
bengkok
Cara Kerja
24. Denial (penolakan)
Reaksi pertama adalah penolakan. Pada tahap ini, individu percaya bahwa diagnosis entah bagaimana salah, dan berpegang
teguh pada kenyataan yang salah dan lebih disukai.
5 tahapan kehilangan/berduka
Anger (marah)
Ketika individu menyadari bahwa penolakan tidak dapat berlanjut, mereka menjadi frustrasi, terutama pada individu
terdekat. Respon psikologis tertentu dari seseorang yang menjalani fase ini adalah: "Mengapa saya? Ini tidak
adil!"; "Bagaimana ini bisa terjadi pada saya?"; "Siapa yang harus disalahkan?"; "Mengapa ini bisa terjadi?
Bergaining (tawar menawar)
Tahap ketiga melibatkan harapan bahwa individu dapat menghindari penyebab kesedihan. Biasanya, negosiasi untuk
perpanjangan hidup dilakukan dengan imbalan gaya hidup yang direformasi. Orang yang menghadapi trauma yang tidak
terlalu serius dapat menawar atau mencari kompromi. Contohnya termasuk orang yang sakit parah yang "bernegosiasi
dengan Tuhan" untuk menghadiri pernikahan anak perempuan, upaya untuk menawar lebih banyak waktu untuk hidup
dengan imbalan gaya hidup yang direformasi atau ungkapan seperti "Jika saya bisa menukar hidup mereka untuk saya"
Depression (depresi)
Saya sangat sedih, mengapa repot-repot dengan apa pun?"; "Aku akan segera mati, jadi apa gunanya?"; "Aku merindukan
kekasihku; kenapa terus?"
Selama tahap keempat, individu putus asa pada pengakuan kematian mereka. Dalam keadaan ini, individu mungkin
menjadi pendiam, menolak pengunjung dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan sedih dan cemberut.
Acceptance (menerima)
Ini akan baik-baik saja."; "Aku tidak bisa melawannya; aku mungkin juga bersiap untuk itu."
Pada tahap terakhir ini, individu merangkul kematian atau masa depan yang tak terhindarkan, atau kematian orang yang
dicintai, atau peristiwa tragis lainnya. Orang yang sekarat mungkin mendahului orang yang selamat dalam keadaan ini,
yang biasanya datang dengan pandangan yang tenang, retrospektif untuk individu, dan kondisi emosi yang stabil.