SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
Teori Himpunan
Dosen: Ir. Sihar, M.T.
Fak. Teknologi Informasi
Bandung 2012
Referensi:
[1]. Chapman, S.J. Matlab Programming for Engineers. Bookware Companion Series.
Thomson-Engineering. 2001.
[2]. Hunt, B.R., etc. A Guide to Matlab for Beginners and Experienced Users.
Cambride University Press. 2001.
[3]. Shen, A., Vereschagin, N.K. Basic Set Theory. American Mathematical Society.
2002
[4]. Simangunsong, W. Matematika Dasar. Penerbit Erlangga. 1998.
[5]. Weinstein, G. Advanced Calculus. 1999.
Himpunan adalah sekumpulan elemen-elemen yang memiliki sifat yang sama.
Misalkan:
A = {a, e, i, o, u} disebutkan bahwa A adalah himpunan yang beranggotakan huruf
vokal.
Dalam script Matlab dituliskan sbb:
>> A=['a ' 'e ' 'i ' 'o ' 'u'];
>> A
A =
a e i o u
>>
Sepintas dapat disebutkan bahwa A merupakan larik yang berisikan elemen-
elemen data tipe karakter (‘char’); atau A juga dapat disebutkan matriks dengan
elemen 1 x 5, yakni 1-baris, 5-kolom.
Misalkan:
A1 = [1 2 3] A2 = ൥
1
2
3
൩
Maka,
Jika A1 x A2 didapatkan: [ሺ1‫1ݔ‬ሻ + ሺ2‫2ݔ‬ሻ + ሺ3‫3ݔ‬ሻ] = 14
Dituliskan dalam script Matlab sbb:
>> clear all
>> A1=[1 2 3];
>> A2=[1;2;3];
>> A1*A2
ans =
2
14
>>
Contoh himpunan yang lain:
mahasiswa = {‘Khoe Jie’,’Wita’,’Nora’,’Suze’}
Integer = {1,-1,4,10,31}
Larik (array) dinyatakan dalam dimensi-1 dan dimensi-2, jika dimensi-1 relatif
tergolong sebuah himpunan; sedangkan dimensi-2 disebut dengan matriks.
Misalkan:
Z = {1,3,5} ⇒ matriks dengan dimensi 1x3 yakni: 1-baris dan 3-kolom;
Jika dituliskan dalam script Matlab sbb:
>> Z=[1,3,5];
>> Z
Z =
1 3 5
Dengan kata lain, jika dituliskan sbb:
>> clc %hapus layar
>> clear all %hapus semua variabel
>> Z(1,2) %menampilkan baris-1, kolom-2
ans =
3
>>
Selanjutnya dapat dijelaskan juga melalui script berikut ini:
>> A1=[1;-1;2];
>> A1
A1 =
1
3
-1
2
>> size(A1) %mendapatkan informasi dimensi matriks A1
ans =
3 1
Hasilnya menjelaskan bahwa A1 matriks dengan dimensi 3x1, yakni: 3-baris, 1-
kolom.
>> A2=[1,-1,2];
>> A2
A2 =
1 -1 2
>> size(A2) %mendapatkan informasi dimensi matriks A2
ans =
1 3
>>
Hasilnya menjelaskan bahwa A2 matriks dengan dimensi 1x3, yakni: 1-baris, 3-
kolom.
Matriks yang terdiri dari single-column disebut dengan vector.
Misalkan:
A1 = ൥
1
−1
2
൩
Dalam script Matlab dapat dituliskan sbb:
>> A1=[1;-1;2];
>> A1
A1 =
1
-1
2
>>
Di sisi lain bisa disebutkan himpunan Z yang terdiri dari:
• n(Z) = 3
• jumlah himpunan bagian Z = 23 = 8, yaitu: ∅, {1}, {3}, {5}, {1,3}, {1,5}, {3,5},
{1,3,5}
Suatu array yang beranggotakan sbb:
Z[0] = 1;
Z[1] = 3;
Z[3] = 5;
Dituliskan dalam script Matlab sbb:
4
Misalkan:
Z1 = ൥
1.2 0.4 ߨ
1 −1 0
0 1.75 2
൩
Maka,
a) Untuk mendapatkan dimensi Z1:
>> Z1=[1.2,0.4,pi;1,-1,0;0,1.75,2];
>> Z1
Z1 =
1.2000 0.4000 3.1416
1.0000 -1.0000 0
0 1.7500 2.0000
>> size(Z1)
ans =
3 3
>>
b) Untuk mendapatkan nilai Z123
>> Z1(2,3)
ans =
0
>>
c) Jika 2.Z1, maka didapatkan:
>> 2*Z1
ans =
2.4000 0.8000 6.2832
2.0000 -2.0000 0
0 3.5000 4.0000
>>
Himpunan Semesta adalah himpunan yang terdiri dari sejumlah himpunan bagian
dan bersifat universal dalam hal kesamaan status, tempat, karakteristik, dan
tujuan. Disimbolkan dengan S atau U.
Misalkan diperlihatkan pada Diagram Venn berikut:
5
maka, S = A1 ∪ A2
dan
A1 ∈ S ; A2 ∈ S
Himpunan Bagian, merupakan sejumlah anggota kumpulan yang dikelompokkan
dalam sifat yang sama dan dituliskan dengan simbol ‘⊂’.
Misalkan:
A = {-1, 6,
గ
ଶ
, 4.5, -3} , maka yang dimaksud dengan himpunan bagian adalah:
{ } ⊂ A ; {-1} ⊂ A ; {6} ⊂ A ; {
గ
ଶ
} ⊂ A ; {4.5} ⊂ A ; {-3} ⊂ A ;
{-1,6} ⊂ A ; {-1,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {-1,4.5} ; {-1,-3} ⊂ A ;
{6,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {6,4.5} ⊂ A ; {6, -3} ⊂ A ;
{
గ
ଶ
,4.5} ⊂ A ; {
గ
ଶ
,-3} ⊂ A ;
{4.5-,3} ⊂ A ;
{-1,6,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {-1,6,4.5} ⊂ A ; {-1,6,-3} ⊂ A ;
dst.
Dirumuskan banyak himpunan bagian A sebanyak: 2n(A) dimana n(A) = jumlah
elemen A yakni 5.
Sehingga jumlah himpunan bagian dari A = 32
Dalam script Matlab untuk mendapatkan jumlah elemen himpunan dapat dicari
sbb:
>> A=[-1,6,pi,4.5,-3];
>> A
A =
-1.0000 6.0000 3.1416 4.5000 -3.0000
>> length(A) %mendapatkan informasi jumlah anggota larik/himpunan
ans =
5
>>
Jika himpunan bagian sebanyak 3 anggota dari A, maka jumlahnya diketahui sbb:
{x,yz} ⇒
ହ!
ଷ!ሺହିଷሻ!
=
ହ!
ଷ!
=
ହ௫ସ௫ଷ
ଷ௫ଶ௫ଵ
= 10
Dirumuskan: ‫ܣ‬௠
௡
=
௡!
௠!ሺ௡ି௠ሻ!
; dimana n: jumlah elemen himpunan bagian dan m:
jumlah elemen dari himpunan bagian yang dicari/ditetapkan.
Contoh lain:
Z = {-3,2,4,12}
Jumlah elemen = n(Z) = 4
Jumlah himpunan bagian = 24 = 16
Jumlah himpunan
Misalkan: A={a,e,i,o,u} digambarkan dalam Diagram Venn sbb:
6
S merupakan himpunan semesta, dan A
merupakan himpunan bagian dari S, dan
a,e,i,o,u adalah anggota himpunan dari A.
Himpunan Ekivalen, jika jumlah anggota himpunan A sama dengan jumlah
anggota himpunan B, dan anggotanya masing-masing sama; maka disebutkan A
dan B adalah himpunan ekivalen, dan dapat dituliskan sbb: n(A) = n(B)
Contoh:
A={x,y,z}
B={x|3≤x≤5 ; x∈A}
C={x|1≤x≤3 ; x∈ℜ}
Maka, n(A) = n(B) → A ≅ B
Misalkan A,B,C, dst adalah himpunan; dan a,b,c, ... atau x,y,z... adalah
anggotanya,
maka:
b ∈ A jika b elemen dari A, dan B ∈ A, jika masing-masing A dan B adalah
himpunan dan B elemen dari A; dan disebutkan c ∉ A, jika c bukan elemen dari A,
dan merupakan ∅ ∈ A atau suatu himpunan.
Himpunan Ekivalen memenuhi kriteria apabila n(A) = n(B), misalkan:
A = {-1,6,5,4,1.2} dan B = {2x,π,-1,7,x3}
Maka, n(A) = n(B) = 5
Jika A, B, dan C adalah himpunan, maka dapat dibangun relasi sbb:
(A ∩ B) ∪ C
⇔ (A ∪ C) ∩ (B ∪ C)
Misalkan:
A = {1,-a,12}
B = {-1,12,-a,7}
C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
maka,
z = A ∩ B = {-a,12}
dan z ∪ C = {1,-1,3a,8,21,s1,12,-a}
z1 = A ∪ C = {1,-a,12,-1,3a,8,21,s1}
z2 = B ∪ C = {-1,12,-a,7,1,3a,8,21,s1}
sehingga, z1 ∩ z2 = {-a,12,-1,3a,21,s1,1,8}
Terbukti!
(A ∪ B) ∩ C
⇔ (A ∩ C) ∪ (B ∩ C)
Misalkan:
A = {1,-a,12,3}
B = {-1,12,-a,3,7}
C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
7
maka,
z = A ∪ B = {1,-1,-a,12,3,7}
dan z ∩ C = {1,-1,12}
z1 = A ∩ C = {1,12}
z2 = B ∩ C = {-1,12}
sehingga, z1 ∪ z2 = {1,12,-1}
Terbukti!
Pernyataan Notasi
Misalkan: {x|x adalah Bilangan Asli dan x<8}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan
bahwa x adalah Bilangan Asli dan x<8”
Contoh lain:
{x|x adalah karakter dari alpabetikal Jawa}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan
bahwa x adalah karakter dari alpabetikal Jawa”
Contoh yang lain:
{y|y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan y, disebutkan
bahwa y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.”
Oleh sebab itu jika dinyatakan dalam sebuah kasus sbb:
Asumsi bahwa y1 menyatakan umur dan y2 menyatakan mahasiswa UNIBBA
dimana angka 25 merepresentasikan ‘mahasiswa UNIBBA’.
Maka jika dituliskan dalam script MATLAB dapat ditunjukkan sbb:
y1=30;
y2=25; %asumsi nilai 25 menyatakan mhs UNIBBA
if(y1<=25&&y2==25)
disp('Himpunan y');
else
disp('Bukan himpunan y');
end
Hasilnya:
Bukan himpunan y
Jika diganti y1=20, maka hasilnya:
Himpunan y
Hint:
Tuliskan dalam M-files (editor Matlab), dan jalankan dengan meng-klik: Run pada
M-files, dan hasilnya ditampilkan pada command-line pada Matlab.
Aturan recursive
Misalkan Himpunan E beranggotakan bilangan genap lebih besar dari 3, maka
dapat disebutkan bahwa:
a) 4 ∈ E
b) Jika x ∈ E, maka x+2 ∈ E
c) Tidak ada satupun nilai anggota E
Artinya:
Statement a merupakan aturan pokok yang telah terdefinisikan sesuai dengan
rules; statement b merupakan derivatif dari a untuk pokok turunan berikutnya
8
dari rules pokok yang telah terdefinisi; sedangkan statement c merupakan kriteria
dan nilai lain di luar a dan b.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa himpunan pokok hasil adalah tiga
luaran, yakni: pokok uraian, turunan dari pokok uraian, dan nilai di luar pokok
uraian dan turunan dari pokok uraian.
Power sets
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa jika disebutkan Himpunan A={a,b}
maka:
Power sets A, atau jumlah himpunan bagian A adalah dinotasikan dengan ℘(A)
atau dituliskan juga dengan 2n(A).
Sehingga dapat disebutkan bahwa:
n(A) = 2, sehingga ℘(A) = 4, dibuktikan sbb:
Himpunan Bagian A, dituliskan ‘⊂’.
Bedakan ‘member-of’ dan ‘subset of’.
A={a,b}
℘(A) = {∅,{a},{b},{a,b}}
Sehingga:
a∈A ; {a}∈℘(A) ; {a}⊂A ; ∅⊂A ; ∅∉A ; ∅∈℘(A) ; ∅⊂℘(A)
Mendapatkan selisih
Jika A1 dan A2 masing-masing himpunan, maka:
A1 – A2 = {x|x∈A1 dan x∉A2}
sehingga, apabila diketahui masing-masing himpunan tsb adalah sbb:
A1 = {k,o,e}
A2 = {k,o,l,0,t}
maka, A1 – A2 = {e}
dan n(A1 – A2) = n(A1) – n(A1∩A2) ; n(A1∩A2) = 2
= 3 – 2
= 1
∴jika X ⊂ Y dan Y ⊂ Z, maka X ⊂ Z
Komplemen (Negasi)
Jika Z={-2,3,0,9,b2,z1,33} dan A={3,0,9} maka A ∈ Z dan sekaligus A ⊂ Z, sehingga
‫ܣ‬̅ = {-2,b2,z1,33}
A ∪ ‫ܣ‬̅ = Z ; dan A ∩ ‫ܣ‬̅ = ∅
Oleh sebab itu: A – ‫ܣ‬̅ = ‫ܣ‬̅ – A= ∅
Sehingga, n(A) + n(‫ܣ‬̅) = n(Z)
n(A), n(‫ܣ‬̅), n(Z) disebut Bilangan Kardinal
Kasus-1
Apabila X1={2,4} ; X2={2,4,11} ; X3={2,4,11,12,14}
maka, (X1∪X2)∩X3 adalah sbb:
Jika X = X1∪X2 = {2,4,11} ; X∩X3 = {2,4,11}
Kasus-2
Jika X1={x|-2 < x <10} dan X2={x|5 ≤ x ≤12} ; x∈ℜ
maka:
X1 = {-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} ; X2 = {5,6,7,8,9,10,11,12}
a) X1 – X2 = {-1,0,1,2,3,4}
9
b) X2 – X1 = {10,11,12}
c) X1 + X2 = {-1,0,1,2,3,4,10,11,12}
d) X1 ∩ X2 = {5,6,7,8,9}
e) n(X1) – n(X2) = 11 – 8 = 3
Kasus-3
A={1,2,3,4,5}
B={1,3,5,7,9}
C={6,7,8,9}
D={2,4,6,8}
Maka:
A ∩ D = {2,4}
Apakah A ∪ C = B ∪ D, dibuktikan sbb:
A ∪ C = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B ∪ D = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Terbukti ☺
Kasus-4
Jika S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} merupakan himpunan semesta
X1={x|x∈Bilangan Genap}
X2={ x|x∈Bilangan Prima}
A={2,3,4,5} ; jika A’ adalah komplemen A
Maka:
X1 = {2,4,6,8,10}
X2 = {2,3,5,7}
sehingga,
X1 ∩ X2 = bukan himpunan kosong
X2 ∩ A’ = {7}
(X2 ∪ A) = {2,3,4,5,7}
(X2 ∪ A)’ = {6,8,9,10}
Kasus-5
Jika diketahui X1={x|0≤x<1} dan X2={y|y<7 ; y∈Bilangan Bulat}
Maka: X1∩X2 = {0} dibuktikan sbb:
X1 = {0}
X2 = {...,-1,0,1,2,3,4,5,6}
Kasus-6
Apabila A={x|x2 – 2x – 3 ≤ 0} dan B={x| x2 – 2x > 0}, maka:
x2 – 2x – 3 = (x-3)(x+1) ; x=3 ∪ x=-1 ; -1≤ x ≤3
A = {-1,0,1,2,3}
x2 – 2x = x(x-2) ; x=0 ∪ x=2 ; x<0 ∪ x>2
B = {...-2,-1,3,4,5,...}
A – B = {0,1,2}
Kasus-7
Apabila S adalah himpunan Semesta, X1={x|x2 – 3x – 10 <0} dan X2={x||x|>2}
dimana B’ menyatakan komplemen B, maka:
x2 – 3x – 10 = (x-5)(x+2) ; x=5 ∪ x=-2 ; -2< x <5
X1 = {-1,0,1,2,3,4}
|x|>2 ; x<-2 ∪ x>2
10
X2 = {...,-5,-4,-3,3,4,5,...}
X2’ = {-2,-1,0,1,2}
X1 ∩ X2’ = {-1,0,1,2}
Bisa dinyatakan dengan:
a) -1 ≤ x ≤ 2
b) -2 < x ≤ 2
c) -2 < x < 3
d) -1 ≤ x < 3
Kasus-8
P = {0,1,2,3}
Q = {0,1,-1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5,5,5.5,6}
Maka:
a) P ⊂ Q dan P ≠ Q
b) P ∪ Q ≠ P
c) P ∩ Q ≠ Q
d) Q ⊄ (P ∩ Q)
Kasus-9
Jika X dan Y masing-masing adalah himpunan, dan X – Y = ∅, maka:
a) Kemungkinan X = Y
b) X ⊂ Y atau Y ⊃ X
Misalkan:
X = {-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3}
Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y
Namun jika: X = {-3,-2,-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3}
Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y atau Y ⊃ X
Kasus-10
Apabila X1 dan X2 adalah dua himpunan bagian dari suatu himpunan semesta S,
dimana X1’ dan X2’ adalah komplemen X1 dan X2, maka: [X1’∩(X1∪X2)]∪(X1∩X2)
= X2
Misalkan:
S = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
X1 = {-2,-1,2,3}
X2 = {2,3,4,5,6}
Maka: X1’ = {-7,-6,-5,-4,-3,0,1,4,5,6,7,8,9} dan
X2’ = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,7,8,9}
A = X1∩X2 = {2,3}
B = X1∪X2 = {-2,-1,2,3,4,5,6}
C = X1’∩B = {4,5,6}
Sehingga C ∪ A = A ∪ C = {2,3,4,5,6} adalah X2 ... ☺ terbukti!
Kasus-11
Apabila Himpunan semesta S={0,1,2,3,4,5,6,7,8}, X={1,3,5}, dan Y={2,4,6,8}, maka:
X’ = {0,2,4,6,7,8}
Y’ = {0,1,3,5,7}
Y’ – X = {0,7}
(X ∩ Y’) + X = ∅
(Y’ – X) ∩ Y = ∅
X’ ∩ Y’ = {0,7}

More Related Content

What's hot

Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & LogaritmaBmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritmauniv
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonYuni Dwi Utami
 
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrikMatematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrikBeny Nugraha
 
18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukanisukani
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Titah Arsy
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulusVera Lake
 
Program linear bilingual
Program linear bilingualProgram linear bilingual
Program linear bilingualmentjirungkat
 
Materi ajar eksponensial
Materi ajar eksponensialMateri ajar eksponensial
Materi ajar eksponensialTrya Wulanabi
 
Fungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematikaFungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematikaekan candra
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanKia Hti
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpasFatimah Sitompul
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Irviana Rozi
 
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)Sulis Setiawati
 

What's hot (20)

Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & LogaritmaBmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
 
Makalah metode numerik
Makalah metode numerikMakalah metode numerik
Makalah metode numerik
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrikMatematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
 
Analisis matlab
Analisis matlabAnalisis matlab
Analisis matlab
 
18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulus
 
Program linear bilingual
Program linear bilingualProgram linear bilingual
Program linear bilingual
 
Modul turunan
Modul turunanModul turunan
Modul turunan
 
Materi ajar eksponensial
Materi ajar eksponensialMateri ajar eksponensial
Materi ajar eksponensial
 
Fungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematikaFungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematika
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
 
4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
 
Met num 5
Met num 5Met num 5
Met num 5
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)
 
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
 

Viewers also liked

introduction about computer systems
introduction about computer systemsintroduction about computer systems
introduction about computer systemsS N M P Simamora
 
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class CAddressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class CS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaS N M P Simamora
 
Number Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer SystemsNumber Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer SystemsS N M P Simamora
 
about Pulse Code Modulation
about Pulse Code Modulationabout Pulse Code Modulation
about Pulse Code ModulationS N M P Simamora
 
konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionS N M P Simamora
 
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNetImportance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNetAgence web AxeNet
 

Viewers also liked (14)

introduction about computer systems
introduction about computer systemsintroduction about computer systems
introduction about computer systems
 
Manajemen Teknologi-1
Manajemen Teknologi-1Manajemen Teknologi-1
Manajemen Teknologi-1
 
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class CAddressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class C
 
Tutor Tasm2
Tutor Tasm2Tutor Tasm2
Tutor Tasm2
 
Resistor dan Kapasitor
Resistor dan KapasitorResistor dan Kapasitor
Resistor dan Kapasitor
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
Graph theory
Graph theoryGraph theory
Graph theory
 
Silabus konsep teknologi
Silabus konsep teknologiSilabus konsep teknologi
Silabus konsep teknologi
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan Logaritma
 
Number Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer SystemsNumber Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer Systems
 
about Pulse Code Modulation
about Pulse Code Modulationabout Pulse Code Modulation
about Pulse Code Modulation
 
Exercise Course
Exercise CourseExercise Course
Exercise Course
 
konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instruction
 
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNetImportance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
 

Similar to Teori himpunan (20)

Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Matematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaMatematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijaya
 
Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)
 
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Matematika matriks
Matematika matriksMatematika matriks
Matematika matriks
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Matriks Kelas X
Matriks Kelas XMatriks Kelas X
Matriks Kelas X
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Operasi matriks
Operasi matriksOperasi matriks
Operasi matriks
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 

More from S N M P Simamora

Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1S N M P Simamora
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonS N M P Simamora
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerS N M P Simamora
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerS N M P Simamora
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiS N M P Simamora
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaS N M P Simamora
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksS N M P Simamora
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiS N M P Simamora
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganS N M P Simamora
 
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi InformasiSilabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi InformasiS N M P Simamora
 

More from S N M P Simamora (20)

Power over-ethernet
Power over-ethernetPower over-ethernet
Power over-ethernet
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma Symboolon
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
 
Wireless Sensor Network
Wireless Sensor NetworkWireless Sensor Network
Wireless Sensor Network
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem Komputer
 
ADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 PresentationADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 Presentation
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
 
Formula Matematika
Formula MatematikaFormula Matematika
Formula Matematika
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan Matriks
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 
KOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan KomputerKOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan Komputer
 
Modul Mikroelektronika
Modul Mikroelektronika Modul Mikroelektronika
Modul Mikroelektronika
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi InformasiSilabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 
teori informasi
teori informasiteori informasi
teori informasi
 

Recently uploaded

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

Teori himpunan

  • 1. 1 Teori Himpunan Dosen: Ir. Sihar, M.T. Fak. Teknologi Informasi Bandung 2012 Referensi: [1]. Chapman, S.J. Matlab Programming for Engineers. Bookware Companion Series. Thomson-Engineering. 2001. [2]. Hunt, B.R., etc. A Guide to Matlab for Beginners and Experienced Users. Cambride University Press. 2001. [3]. Shen, A., Vereschagin, N.K. Basic Set Theory. American Mathematical Society. 2002 [4]. Simangunsong, W. Matematika Dasar. Penerbit Erlangga. 1998. [5]. Weinstein, G. Advanced Calculus. 1999. Himpunan adalah sekumpulan elemen-elemen yang memiliki sifat yang sama. Misalkan: A = {a, e, i, o, u} disebutkan bahwa A adalah himpunan yang beranggotakan huruf vokal. Dalam script Matlab dituliskan sbb: >> A=['a ' 'e ' 'i ' 'o ' 'u']; >> A A = a e i o u >> Sepintas dapat disebutkan bahwa A merupakan larik yang berisikan elemen- elemen data tipe karakter (‘char’); atau A juga dapat disebutkan matriks dengan elemen 1 x 5, yakni 1-baris, 5-kolom. Misalkan: A1 = [1 2 3] A2 = ൥ 1 2 3 ൩ Maka, Jika A1 x A2 didapatkan: [ሺ1‫1ݔ‬ሻ + ሺ2‫2ݔ‬ሻ + ሺ3‫3ݔ‬ሻ] = 14 Dituliskan dalam script Matlab sbb: >> clear all >> A1=[1 2 3]; >> A2=[1;2;3]; >> A1*A2 ans =
  • 2. 2 14 >> Contoh himpunan yang lain: mahasiswa = {‘Khoe Jie’,’Wita’,’Nora’,’Suze’} Integer = {1,-1,4,10,31} Larik (array) dinyatakan dalam dimensi-1 dan dimensi-2, jika dimensi-1 relatif tergolong sebuah himpunan; sedangkan dimensi-2 disebut dengan matriks. Misalkan: Z = {1,3,5} ⇒ matriks dengan dimensi 1x3 yakni: 1-baris dan 3-kolom; Jika dituliskan dalam script Matlab sbb: >> Z=[1,3,5]; >> Z Z = 1 3 5 Dengan kata lain, jika dituliskan sbb: >> clc %hapus layar >> clear all %hapus semua variabel >> Z(1,2) %menampilkan baris-1, kolom-2 ans = 3 >> Selanjutnya dapat dijelaskan juga melalui script berikut ini: >> A1=[1;-1;2]; >> A1 A1 = 1
  • 3. 3 -1 2 >> size(A1) %mendapatkan informasi dimensi matriks A1 ans = 3 1 Hasilnya menjelaskan bahwa A1 matriks dengan dimensi 3x1, yakni: 3-baris, 1- kolom. >> A2=[1,-1,2]; >> A2 A2 = 1 -1 2 >> size(A2) %mendapatkan informasi dimensi matriks A2 ans = 1 3 >> Hasilnya menjelaskan bahwa A2 matriks dengan dimensi 1x3, yakni: 1-baris, 3- kolom. Matriks yang terdiri dari single-column disebut dengan vector. Misalkan: A1 = ൥ 1 −1 2 ൩ Dalam script Matlab dapat dituliskan sbb: >> A1=[1;-1;2]; >> A1 A1 = 1 -1 2 >> Di sisi lain bisa disebutkan himpunan Z yang terdiri dari: • n(Z) = 3 • jumlah himpunan bagian Z = 23 = 8, yaitu: ∅, {1}, {3}, {5}, {1,3}, {1,5}, {3,5}, {1,3,5} Suatu array yang beranggotakan sbb: Z[0] = 1; Z[1] = 3; Z[3] = 5; Dituliskan dalam script Matlab sbb:
  • 4. 4 Misalkan: Z1 = ൥ 1.2 0.4 ߨ 1 −1 0 0 1.75 2 ൩ Maka, a) Untuk mendapatkan dimensi Z1: >> Z1=[1.2,0.4,pi;1,-1,0;0,1.75,2]; >> Z1 Z1 = 1.2000 0.4000 3.1416 1.0000 -1.0000 0 0 1.7500 2.0000 >> size(Z1) ans = 3 3 >> b) Untuk mendapatkan nilai Z123 >> Z1(2,3) ans = 0 >> c) Jika 2.Z1, maka didapatkan: >> 2*Z1 ans = 2.4000 0.8000 6.2832 2.0000 -2.0000 0 0 3.5000 4.0000 >> Himpunan Semesta adalah himpunan yang terdiri dari sejumlah himpunan bagian dan bersifat universal dalam hal kesamaan status, tempat, karakteristik, dan tujuan. Disimbolkan dengan S atau U. Misalkan diperlihatkan pada Diagram Venn berikut:
  • 5. 5 maka, S = A1 ∪ A2 dan A1 ∈ S ; A2 ∈ S Himpunan Bagian, merupakan sejumlah anggota kumpulan yang dikelompokkan dalam sifat yang sama dan dituliskan dengan simbol ‘⊂’. Misalkan: A = {-1, 6, గ ଶ , 4.5, -3} , maka yang dimaksud dengan himpunan bagian adalah: { } ⊂ A ; {-1} ⊂ A ; {6} ⊂ A ; { గ ଶ } ⊂ A ; {4.5} ⊂ A ; {-3} ⊂ A ; {-1,6} ⊂ A ; {-1, గ ଶ } ⊂ A ; {-1,4.5} ; {-1,-3} ⊂ A ; {6, గ ଶ } ⊂ A ; {6,4.5} ⊂ A ; {6, -3} ⊂ A ; { గ ଶ ,4.5} ⊂ A ; { గ ଶ ,-3} ⊂ A ; {4.5-,3} ⊂ A ; {-1,6, గ ଶ } ⊂ A ; {-1,6,4.5} ⊂ A ; {-1,6,-3} ⊂ A ; dst. Dirumuskan banyak himpunan bagian A sebanyak: 2n(A) dimana n(A) = jumlah elemen A yakni 5. Sehingga jumlah himpunan bagian dari A = 32 Dalam script Matlab untuk mendapatkan jumlah elemen himpunan dapat dicari sbb: >> A=[-1,6,pi,4.5,-3]; >> A A = -1.0000 6.0000 3.1416 4.5000 -3.0000 >> length(A) %mendapatkan informasi jumlah anggota larik/himpunan ans = 5 >> Jika himpunan bagian sebanyak 3 anggota dari A, maka jumlahnya diketahui sbb: {x,yz} ⇒ ହ! ଷ!ሺହିଷሻ! = ହ! ଷ! = ହ௫ସ௫ଷ ଷ௫ଶ௫ଵ = 10 Dirumuskan: ‫ܣ‬௠ ௡ = ௡! ௠!ሺ௡ି௠ሻ! ; dimana n: jumlah elemen himpunan bagian dan m: jumlah elemen dari himpunan bagian yang dicari/ditetapkan. Contoh lain: Z = {-3,2,4,12} Jumlah elemen = n(Z) = 4 Jumlah himpunan bagian = 24 = 16 Jumlah himpunan Misalkan: A={a,e,i,o,u} digambarkan dalam Diagram Venn sbb:
  • 6. 6 S merupakan himpunan semesta, dan A merupakan himpunan bagian dari S, dan a,e,i,o,u adalah anggota himpunan dari A. Himpunan Ekivalen, jika jumlah anggota himpunan A sama dengan jumlah anggota himpunan B, dan anggotanya masing-masing sama; maka disebutkan A dan B adalah himpunan ekivalen, dan dapat dituliskan sbb: n(A) = n(B) Contoh: A={x,y,z} B={x|3≤x≤5 ; x∈A} C={x|1≤x≤3 ; x∈ℜ} Maka, n(A) = n(B) → A ≅ B Misalkan A,B,C, dst adalah himpunan; dan a,b,c, ... atau x,y,z... adalah anggotanya, maka: b ∈ A jika b elemen dari A, dan B ∈ A, jika masing-masing A dan B adalah himpunan dan B elemen dari A; dan disebutkan c ∉ A, jika c bukan elemen dari A, dan merupakan ∅ ∈ A atau suatu himpunan. Himpunan Ekivalen memenuhi kriteria apabila n(A) = n(B), misalkan: A = {-1,6,5,4,1.2} dan B = {2x,π,-1,7,x3} Maka, n(A) = n(B) = 5 Jika A, B, dan C adalah himpunan, maka dapat dibangun relasi sbb: (A ∩ B) ∪ C ⇔ (A ∪ C) ∩ (B ∪ C) Misalkan: A = {1,-a,12} B = {-1,12,-a,7} C = {1,-1,3a,8,21,s1,12} maka, z = A ∩ B = {-a,12} dan z ∪ C = {1,-1,3a,8,21,s1,12,-a} z1 = A ∪ C = {1,-a,12,-1,3a,8,21,s1} z2 = B ∪ C = {-1,12,-a,7,1,3a,8,21,s1} sehingga, z1 ∩ z2 = {-a,12,-1,3a,21,s1,1,8} Terbukti! (A ∪ B) ∩ C ⇔ (A ∩ C) ∪ (B ∩ C) Misalkan: A = {1,-a,12,3} B = {-1,12,-a,3,7} C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
  • 7. 7 maka, z = A ∪ B = {1,-1,-a,12,3,7} dan z ∩ C = {1,-1,12} z1 = A ∩ C = {1,12} z2 = B ∩ C = {-1,12} sehingga, z1 ∪ z2 = {1,12,-1} Terbukti! Pernyataan Notasi Misalkan: {x|x adalah Bilangan Asli dan x<8} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan bahwa x adalah Bilangan Asli dan x<8” Contoh lain: {x|x adalah karakter dari alpabetikal Jawa} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan bahwa x adalah karakter dari alpabetikal Jawa” Contoh yang lain: {y|y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan y, disebutkan bahwa y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.” Oleh sebab itu jika dinyatakan dalam sebuah kasus sbb: Asumsi bahwa y1 menyatakan umur dan y2 menyatakan mahasiswa UNIBBA dimana angka 25 merepresentasikan ‘mahasiswa UNIBBA’. Maka jika dituliskan dalam script MATLAB dapat ditunjukkan sbb: y1=30; y2=25; %asumsi nilai 25 menyatakan mhs UNIBBA if(y1<=25&&y2==25) disp('Himpunan y'); else disp('Bukan himpunan y'); end Hasilnya: Bukan himpunan y Jika diganti y1=20, maka hasilnya: Himpunan y Hint: Tuliskan dalam M-files (editor Matlab), dan jalankan dengan meng-klik: Run pada M-files, dan hasilnya ditampilkan pada command-line pada Matlab. Aturan recursive Misalkan Himpunan E beranggotakan bilangan genap lebih besar dari 3, maka dapat disebutkan bahwa: a) 4 ∈ E b) Jika x ∈ E, maka x+2 ∈ E c) Tidak ada satupun nilai anggota E Artinya: Statement a merupakan aturan pokok yang telah terdefinisikan sesuai dengan rules; statement b merupakan derivatif dari a untuk pokok turunan berikutnya
  • 8. 8 dari rules pokok yang telah terdefinisi; sedangkan statement c merupakan kriteria dan nilai lain di luar a dan b. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa himpunan pokok hasil adalah tiga luaran, yakni: pokok uraian, turunan dari pokok uraian, dan nilai di luar pokok uraian dan turunan dari pokok uraian. Power sets Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa jika disebutkan Himpunan A={a,b} maka: Power sets A, atau jumlah himpunan bagian A adalah dinotasikan dengan ℘(A) atau dituliskan juga dengan 2n(A). Sehingga dapat disebutkan bahwa: n(A) = 2, sehingga ℘(A) = 4, dibuktikan sbb: Himpunan Bagian A, dituliskan ‘⊂’. Bedakan ‘member-of’ dan ‘subset of’. A={a,b} ℘(A) = {∅,{a},{b},{a,b}} Sehingga: a∈A ; {a}∈℘(A) ; {a}⊂A ; ∅⊂A ; ∅∉A ; ∅∈℘(A) ; ∅⊂℘(A) Mendapatkan selisih Jika A1 dan A2 masing-masing himpunan, maka: A1 – A2 = {x|x∈A1 dan x∉A2} sehingga, apabila diketahui masing-masing himpunan tsb adalah sbb: A1 = {k,o,e} A2 = {k,o,l,0,t} maka, A1 – A2 = {e} dan n(A1 – A2) = n(A1) – n(A1∩A2) ; n(A1∩A2) = 2 = 3 – 2 = 1 ∴jika X ⊂ Y dan Y ⊂ Z, maka X ⊂ Z Komplemen (Negasi) Jika Z={-2,3,0,9,b2,z1,33} dan A={3,0,9} maka A ∈ Z dan sekaligus A ⊂ Z, sehingga ‫ܣ‬̅ = {-2,b2,z1,33} A ∪ ‫ܣ‬̅ = Z ; dan A ∩ ‫ܣ‬̅ = ∅ Oleh sebab itu: A – ‫ܣ‬̅ = ‫ܣ‬̅ – A= ∅ Sehingga, n(A) + n(‫ܣ‬̅) = n(Z) n(A), n(‫ܣ‬̅), n(Z) disebut Bilangan Kardinal Kasus-1 Apabila X1={2,4} ; X2={2,4,11} ; X3={2,4,11,12,14} maka, (X1∪X2)∩X3 adalah sbb: Jika X = X1∪X2 = {2,4,11} ; X∩X3 = {2,4,11} Kasus-2 Jika X1={x|-2 < x <10} dan X2={x|5 ≤ x ≤12} ; x∈ℜ maka: X1 = {-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} ; X2 = {5,6,7,8,9,10,11,12} a) X1 – X2 = {-1,0,1,2,3,4}
  • 9. 9 b) X2 – X1 = {10,11,12} c) X1 + X2 = {-1,0,1,2,3,4,10,11,12} d) X1 ∩ X2 = {5,6,7,8,9} e) n(X1) – n(X2) = 11 – 8 = 3 Kasus-3 A={1,2,3,4,5} B={1,3,5,7,9} C={6,7,8,9} D={2,4,6,8} Maka: A ∩ D = {2,4} Apakah A ∪ C = B ∪ D, dibuktikan sbb: A ∪ C = {1,2,3,4,5,6,7,8,9} B ∪ D = {1,2,3,4,5,6,7,8,9} Terbukti ☺ Kasus-4 Jika S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} merupakan himpunan semesta X1={x|x∈Bilangan Genap} X2={ x|x∈Bilangan Prima} A={2,3,4,5} ; jika A’ adalah komplemen A Maka: X1 = {2,4,6,8,10} X2 = {2,3,5,7} sehingga, X1 ∩ X2 = bukan himpunan kosong X2 ∩ A’ = {7} (X2 ∪ A) = {2,3,4,5,7} (X2 ∪ A)’ = {6,8,9,10} Kasus-5 Jika diketahui X1={x|0≤x<1} dan X2={y|y<7 ; y∈Bilangan Bulat} Maka: X1∩X2 = {0} dibuktikan sbb: X1 = {0} X2 = {...,-1,0,1,2,3,4,5,6} Kasus-6 Apabila A={x|x2 – 2x – 3 ≤ 0} dan B={x| x2 – 2x > 0}, maka: x2 – 2x – 3 = (x-3)(x+1) ; x=3 ∪ x=-1 ; -1≤ x ≤3 A = {-1,0,1,2,3} x2 – 2x = x(x-2) ; x=0 ∪ x=2 ; x<0 ∪ x>2 B = {...-2,-1,3,4,5,...} A – B = {0,1,2} Kasus-7 Apabila S adalah himpunan Semesta, X1={x|x2 – 3x – 10 <0} dan X2={x||x|>2} dimana B’ menyatakan komplemen B, maka: x2 – 3x – 10 = (x-5)(x+2) ; x=5 ∪ x=-2 ; -2< x <5 X1 = {-1,0,1,2,3,4} |x|>2 ; x<-2 ∪ x>2
  • 10. 10 X2 = {...,-5,-4,-3,3,4,5,...} X2’ = {-2,-1,0,1,2} X1 ∩ X2’ = {-1,0,1,2} Bisa dinyatakan dengan: a) -1 ≤ x ≤ 2 b) -2 < x ≤ 2 c) -2 < x < 3 d) -1 ≤ x < 3 Kasus-8 P = {0,1,2,3} Q = {0,1,-1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5,5,5.5,6} Maka: a) P ⊂ Q dan P ≠ Q b) P ∪ Q ≠ P c) P ∩ Q ≠ Q d) Q ⊄ (P ∩ Q) Kasus-9 Jika X dan Y masing-masing adalah himpunan, dan X – Y = ∅, maka: a) Kemungkinan X = Y b) X ⊂ Y atau Y ⊃ X Misalkan: X = {-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3} Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y Namun jika: X = {-3,-2,-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3} Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y atau Y ⊃ X Kasus-10 Apabila X1 dan X2 adalah dua himpunan bagian dari suatu himpunan semesta S, dimana X1’ dan X2’ adalah komplemen X1 dan X2, maka: [X1’∩(X1∪X2)]∪(X1∩X2) = X2 Misalkan: S = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} X1 = {-2,-1,2,3} X2 = {2,3,4,5,6} Maka: X1’ = {-7,-6,-5,-4,-3,0,1,4,5,6,7,8,9} dan X2’ = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,7,8,9} A = X1∩X2 = {2,3} B = X1∪X2 = {-2,-1,2,3,4,5,6} C = X1’∩B = {4,5,6} Sehingga C ∪ A = A ∪ C = {2,3,4,5,6} adalah X2 ... ☺ terbukti! Kasus-11 Apabila Himpunan semesta S={0,1,2,3,4,5,6,7,8}, X={1,3,5}, dan Y={2,4,6,8}, maka: X’ = {0,2,4,6,7,8} Y’ = {0,1,3,5,7} Y’ – X = {0,7} (X ∩ Y’) + X = ∅ (Y’ – X) ∩ Y = ∅ X’ ∩ Y’ = {0,7}