SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
KELOMPOK 1
ADI NUGRAHA
ENDAHKURNIA SARI
NEFVI MARDALENA
PERZA RAMADHAN
Himpunan (set) merupakan sekumpulan objek-
objek yang berbeda yang dapat didefinisikan
dengan jelas. Objek di dalam himpunan di
namakan unsur atau anggota himpunan.
Contoh 1 : A = {x, y, z}
x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A.
w ∉ A : w bukan merupakan anggota himpunan
A.
a. Mencacahkan anggotanya (enumerasi) Dengan cara ini,
himpunan tersebut dinyatakan dengan menyebutkan semua
anggota himpunannya di dalam suatu kurung kurawal. Contoh
2 : - Himpunan empat bilangan ganjil pertama: A = {1, 3, 5, 7}.
- Himpunan lima bilangan prima pertama: B = {2, 3, 5, 7, 11}.
- Himpunan bilangan asli yang kurang dari 50 : C = {1, 2, ..., 50}
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
b. Menggunakan simbol standar (baku) Suatu himpunan dapat
dinyatakan dalam suatu simbol standar (baku) yang telah
diketahui secara umum oleh masyarakat (ilmiah). Contoh 3 : N
= himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... } Z = himpunan
bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... } Q = himpunan bilangan
rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan
kompleks Himpunan yang universal (semesta pembicaraan)
dinotasikan dengan U.
c. Menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara
menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan himpunan
tersebut. Himpunan ini dinotasinya sebagai berikut : { x ⎥
syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh 5 :
(i) A adalah himpunan bilangan asli yang kecil dari 10
A = { x | x ≤ 10 dan x ∈ N } atau A = { x ∈ N | x ≤ 10 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
(ii) (ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil
kuliah matematika diskrit}
d. Menggunakan Diagram Venn Suatu himpunan dapat
dinyatakan dengan cara menuliskan anggotanya dalam
suatu gambar (diagram) yang dinamakan diagram venn.
Jumlah unsur dalam suatu himpunan dinamakan
kardinalitas dari himpunan tersebut. Misalkan,
untuk menyatakan kardinalitas himpunan A
ditulis dengan notasi:
n(A) atau ⎢A ⎢
Contoh 8 :
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang
lebih kecil dari 10 }, atau B = {2, 3, 5, 7 } maka
⏐B⏐ = 4
(ii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka ⏐A⏐ = 3
Jika suatu himpunan tidak mempunyai anggota,
dengan kata lain dengan kardinalitas himpunan
tersebut sama dengan nol maka himpunan tersebut
dinamakan himpunan kosong (null set). Notasi dari
suatu himpunan kosong adalah : ∅ atau {}
Contoh 9 :
(i) P = {Mahasiswa Teknik Industri STT Telkom yang
pernah ke Mars},
maka n(P) = 0 Jadi P = ∅
(ii) A = {x | akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 dan x
∈ R}, maka n(A) = 0
Jadi A = {}
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset)
dari himpunan B jika dan hanya jika setiap unsur
A merupakan unsur dari B. Dalam hal ini, B
dikatakan superset dari A. Notasi himpunan
bagian : A ⊆ B atau A ⊂ B ,
Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika
setiap elemen himpunan B dan sebaliknya jika
himpunan A sama dengan himpunan B, maka
banyaknya elemen dan himpunan A selalu sama
dengan banyaknya elemen himpunan B. urutan
tidak diperhatikan.
Contoh :
Jika A= {a,b,c,d} dan B= {b,d,c,a}
Maka himpunan A=B
Dua buah himpunan dikatakan ekivalen jika
masing-masing mempunyai kardinalitas yang
sama. Misalkan, himpunan A adalah ekivalen
dengan himpunan B berarti kardinal dari
himpunan A dan himpunan B adalah sama, notasi
yang digunakan adalah : A ~ B
Contoh :
Misalkan A = { 2, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d },
maka A ~ B sebab ⏐A⏐ = ⏐B⏐ = 4
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas
(disjoint) jika keduanya tidak memiliki unsur yang
sama. Notasi yang digunakan adalah A // B .
Contoh :
Jika A = { x | x ∈ N, x < 10 } dan B = { 11, 12, 13, 14,
15 }, maka A // B.
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A
merupakan suatu himpunan yang unsurunsurnya
merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A
sendiri. Himpunan kuasa dinotasikan oleh P(A).
Jumlah anggota (kardinal) dari suatu himpunan
kuasa bergantung pada kardinal himpunan asal.
Misalkan, kardinalitas himpunan A adalah m,
maka ⏐P(A)⏐ = 2m.
Contoh :
Jika A = { x, y }, maka P(A) = { ∅, { x }, { y }, { x, y }}
a. Irisan (intersection)
Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∩ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak sa
ling lepas, maka A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }
Contoh ;
1. Misalkan A = {2, 3, 5, 7, 11} dan B = {3, 6, 9, 12},
maka A ∩ B = {3}
b. Gabungan (union)
Gabungan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∪‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka A ∪ B = { x | x ∈ A atau x
∈ B }
Contoh :
(i) Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A ∪ B = { 1, 2, 3, 4,
5, 7}
c. Komplemen (complement)
Komplemen dari suatu himpunan merupakan unsur -unsur yang ada pada himpunan
universal (semesta pembicaraan ) kecuali anggota himpunan tersebut.
Misalkan A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka
komplemen dari himpunan A dinotasikan oleh :
A = { x | x ∈ U dan x ∉ A }
Contoh :
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }, jika A = {1, 3, 7, 9},
maka A = {2, 4, 5, 6, 8}
d. Selisih (difference)
Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘. Misalkan A dan B adalah
himpunan, maka selisih A dan B dinotasikan oleh
A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B
Contoh :
Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 3, 5, 7},
maka A – B = { 1, 4, 6, 8, 9 } dan B – A = ∅
e. Beda Setangkup (Symmetric Difference) Beda setangkup antara dua
buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ⊕ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka beda setangkup antara A dan B
dinotasikan
oleh :
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A)
Contoh :
Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A ⊕ B = { 1, 4, 7 }
f. Perkalian Kartesian (cartesian product)
Perkalian kartesian antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘× ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka perkalian kartesian antara A dan B
dinotasikan oleh : A × B = {(a, b) ⏐ a ∈ A dan b ∈ B }
Contoh :
(i) Misalkan C = {1, 2, 3}, dan D = { a, b },
maka C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
 Notasi perampatan dapat mempermudah
penulisan ekspresi yang panjang.
Contoh : A ∩ ( B1 U B2 U ... U Bn ) = (A ∩ B1) U
(A ∩ B2) U ... U (A ∩ Bn)
menjadi :
A ∩ ( U Bi ) = U ( A ∩ Bi ) n i = 1 n i = 1
1. Hukum identitas:
− A ∪ ∅ = A
− A ∩ U = A
2. Hukum null/dominasi:
− A ∩ ∅ = ∅
− A ∪ U = U
3. Hukum komplemen:
− A ∪ A = U
− A ∩ A = ∅
4. Hukum idempoten:
− A ∪ A = A
− A ∩ A = A
5. Hukum involusi:
( ) A = A
6. Hukum penyerapan (absorpsi):
− A ∪ (A ∩ B) = A
− A ∩ (A ∪ B) = A
7. Hukum komutatif:
− A ∪ B = B ∪ A
− A ∩ B = B ∩ A
8. Hukum asosiatif:
− A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
− A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
9. Hukum distributif:
− A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
− A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
10. Hukum De Morgan:
− B A∩ = B A∪
− B A∪ = B A∩
11. Hukum komplemen
− ∅ = U
− U = ∅
Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua
konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun
tetap memberikan jawaban yang benar.
Contoh :
AS → kemudi mobil di kiri depan
Indonesia→ kemudi mobil di kanan depan
Penggabungan himpunan A dan B membentuk suatu himpunan baru yang tentu saja
anggotanya berasal dari himpunan A dan himpunan B. Prinsip yang digunakan ketika
bertemu kasus ini disebut prinsip inklusi-eksklusi. Rumusnya :
|A B| = |A|+|B| - |A B|
Contoh :
Berapa banyak bilangan bulat antara 1-100 yang habis dibagi 3 dan 5 ?
Jawab :
Misalkan :
A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5 A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
dan 5, dapat dihitung dari
KPK dari 3 dan 5 adalah 15
Maka untuk mencari jumlah bilangan yang habis dibagi 3 dan 5 dari range 1-100 (A
B)
dapat dilakukan dengan cara : 1. Menghitung |A|, |B| dan | A B| |A| = 100/3
=33
|B| = 100/5
= 20
| A B|=100/15
= 6 2. Masukan ke dalam rumus : |A B| = |A|+|B| - |A B| |A B| = |33|+|20| - |6| =
47
Sehingga diperoleh jumlah bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 untuk range 1-100
adalah 47 buah.
Partisi dari sebuah himpunan A adalah
sekumpulan himpunan bagian tidak kosong
A1,A2….dari A.
Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Terdapat
beberapa metode untuk membuktikan kebenaran proposisi himpunan, yaitu :
1. Pembuktian menggunakan diagram Venn
Pembuktian menggunakan diagram venn dapat dilakukan dengan membuat bentuk
diagram venn dari kedua ruas, yaitu ruas kanan dan ruas kiri. Apabila setelah
digambarkan kedalam bentuk diagram venn keduanya sama, maka dapat disimpulkan
bahwa kesamaan tersebut bernilai benar
2. Pembuktian menggunakan table keanggotaan
Jika pembuktian menggunakan table keanggotaan, maka dapat direpresentasikan
menggunakan 0 dan 1. Dimana 0 merepresentasikan bahwa suatu elemen adalah
anggota himpunan dan 1 merepresentasikan bahwa suatu elemen bukan anggota
himpunan.
3. Pembuktian menggunakan aljabar himpunan
 Himpunan ganda adalah himpunan yang
elemenya boleh berulang
Contoh
: M = { 1, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 3, 1 },
multiplisitas 1 adalah 4 dan multiplisitas 2
adalah 3, sementara itu multiplisitas 3 adalah 2.
Misalkan, U merupakan himpunan semesta
pembicaraan (Universal Set). Crisp Set
merupakan himpunan bagian dari U yang
membedakan antara anggota dan bukan
anggotanya dengan batasan yang jelas (pasti).
Contoh :
A = {x | x ∈ Z dan x > 2} atau A = {3, 4, 5, …}
Jelas bahwa 3 ∈ A dan 1∉ A

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Pengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematikaPengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematika
 
Operasi operasi himpunan
Operasi operasi himpunanOperasi operasi himpunan
Operasi operasi himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
 
Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14
 
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanPengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
 
Matematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : HimpunanMatematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Kalkulus modul i himpunan
Kalkulus modul i himpunanKalkulus modul i himpunan
Kalkulus modul i himpunan
 
Matematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaMatematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijaya
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Matematika himpunan
Matematika himpunanMatematika himpunan
Matematika himpunan
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Kalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 HimpunanKalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 Himpunan
 

Similar to Ppt himpunan

Similar to Ppt himpunan (20)

Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Matematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.pptMatematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.ppt
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Soal himpunn
Soal himpunnSoal himpunn
Soal himpunn
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
 
3 himpunan
3 himpunan3 himpunan
3 himpunan
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
 

More from endah kurnia

More from endah kurnia (6)

Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Matriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_smaMatriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_sma
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Ppt himpunan

  • 1. KELOMPOK 1 ADI NUGRAHA ENDAHKURNIA SARI NEFVI MARDALENA PERZA RAMADHAN
  • 2. Himpunan (set) merupakan sekumpulan objek- objek yang berbeda yang dapat didefinisikan dengan jelas. Objek di dalam himpunan di namakan unsur atau anggota himpunan. Contoh 1 : A = {x, y, z} x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A. w ∉ A : w bukan merupakan anggota himpunan A.
  • 3. a. Mencacahkan anggotanya (enumerasi) Dengan cara ini, himpunan tersebut dinyatakan dengan menyebutkan semua anggota himpunannya di dalam suatu kurung kurawal. Contoh 2 : - Himpunan empat bilangan ganjil pertama: A = {1, 3, 5, 7}. - Himpunan lima bilangan prima pertama: B = {2, 3, 5, 7, 11}. - Himpunan bilangan asli yang kurang dari 50 : C = {1, 2, ..., 50} - Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}. b. Menggunakan simbol standar (baku) Suatu himpunan dapat dinyatakan dalam suatu simbol standar (baku) yang telah diketahui secara umum oleh masyarakat (ilmiah). Contoh 3 : N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... } Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... } Q = himpunan bilangan rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks Himpunan yang universal (semesta pembicaraan) dinotasikan dengan U.
  • 4. c. Menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan himpunan Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan himpunan tersebut. Himpunan ini dinotasinya sebagai berikut : { x ⎥ syarat yang harus dipenuhi oleh x } Contoh 5 : (i) A adalah himpunan bilangan asli yang kecil dari 10 A = { x | x ≤ 10 dan x ∈ N } atau A = { x ∈ N | x ≤ 10 } yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} (ii) (ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah matematika diskrit} d. Menggunakan Diagram Venn Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang dinamakan diagram venn.
  • 5. Jumlah unsur dalam suatu himpunan dinamakan kardinalitas dari himpunan tersebut. Misalkan, untuk menyatakan kardinalitas himpunan A ditulis dengan notasi: n(A) atau ⎢A ⎢ Contoh 8 : (i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 10 }, atau B = {2, 3, 5, 7 } maka ⏐B⏐ = 4 (ii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka ⏐A⏐ = 3
  • 6. Jika suatu himpunan tidak mempunyai anggota, dengan kata lain dengan kardinalitas himpunan tersebut sama dengan nol maka himpunan tersebut dinamakan himpunan kosong (null set). Notasi dari suatu himpunan kosong adalah : ∅ atau {} Contoh 9 : (i) P = {Mahasiswa Teknik Industri STT Telkom yang pernah ke Mars}, maka n(P) = 0 Jadi P = ∅ (ii) A = {x | akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 dan x ∈ R}, maka n(A) = 0 Jadi A = {}
  • 7. Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap unsur A merupakan unsur dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A. Notasi himpunan bagian : A ⊆ B atau A ⊂ B ,
  • 8. Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika setiap elemen himpunan B dan sebaliknya jika himpunan A sama dengan himpunan B, maka banyaknya elemen dan himpunan A selalu sama dengan banyaknya elemen himpunan B. urutan tidak diperhatikan. Contoh : Jika A= {a,b,c,d} dan B= {b,d,c,a} Maka himpunan A=B
  • 9. Dua buah himpunan dikatakan ekivalen jika masing-masing mempunyai kardinalitas yang sama. Misalkan, himpunan A adalah ekivalen dengan himpunan B berarti kardinal dari himpunan A dan himpunan B adalah sama, notasi yang digunakan adalah : A ~ B Contoh : Misalkan A = { 2, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab ⏐A⏐ = ⏐B⏐ = 4
  • 10. Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki unsur yang sama. Notasi yang digunakan adalah A // B . Contoh : Jika A = { x | x ∈ N, x < 10 } dan B = { 11, 12, 13, 14, 15 }, maka A // B.
  • 11. Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A merupakan suatu himpunan yang unsurunsurnya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Himpunan kuasa dinotasikan oleh P(A). Jumlah anggota (kardinal) dari suatu himpunan kuasa bergantung pada kardinal himpunan asal. Misalkan, kardinalitas himpunan A adalah m, maka ⏐P(A)⏐ = 2m. Contoh : Jika A = { x, y }, maka P(A) = { ∅, { x }, { y }, { x, y }}
  • 12. a. Irisan (intersection) Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∩ ‘. Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak sa ling lepas, maka A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B } Contoh ; 1. Misalkan A = {2, 3, 5, 7, 11} dan B = {3, 6, 9, 12}, maka A ∩ B = {3} b. Gabungan (union) Gabungan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∪‘. Misalkan A dan B adalah himpunan, maka A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B } Contoh : (i) Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A ∪ B = { 1, 2, 3, 4, 5, 7}
  • 13. c. Komplemen (complement) Komplemen dari suatu himpunan merupakan unsur -unsur yang ada pada himpunan universal (semesta pembicaraan ) kecuali anggota himpunan tersebut. Misalkan A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka komplemen dari himpunan A dinotasikan oleh : A = { x | x ∈ U dan x ∉ A } Contoh : Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }, jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 5, 6, 8} d. Selisih (difference) Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘. Misalkan A dan B adalah himpunan, maka selisih A dan B dinotasikan oleh A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B Contoh : Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 3, 5, 7}, maka A – B = { 1, 4, 6, 8, 9 } dan B – A = ∅
  • 14. e. Beda Setangkup (Symmetric Difference) Beda setangkup antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ⊕ ‘. Misalkan A dan B adalah himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan oleh : A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A) Contoh : Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A ⊕ B = { 1, 4, 7 } f. Perkalian Kartesian (cartesian product) Perkalian kartesian antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘× ‘. Misalkan A dan B adalah himpunan, maka perkalian kartesian antara A dan B dinotasikan oleh : A × B = {(a, b) ⏐ a ∈ A dan b ∈ B } Contoh : (i) Misalkan C = {1, 2, 3}, dan D = { a, b }, maka C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
  • 15.  Notasi perampatan dapat mempermudah penulisan ekspresi yang panjang. Contoh : A ∩ ( B1 U B2 U ... U Bn ) = (A ∩ B1) U (A ∩ B2) U ... U (A ∩ Bn) menjadi : A ∩ ( U Bi ) = U ( A ∩ Bi ) n i = 1 n i = 1
  • 16. 1. Hukum identitas: − A ∪ ∅ = A − A ∩ U = A 2. Hukum null/dominasi: − A ∩ ∅ = ∅ − A ∪ U = U 3. Hukum komplemen: − A ∪ A = U − A ∩ A = ∅ 4. Hukum idempoten: − A ∪ A = A − A ∩ A = A 5. Hukum involusi: ( ) A = A 6. Hukum penyerapan (absorpsi): − A ∪ (A ∩ B) = A − A ∩ (A ∪ B) = A 7. Hukum komutatif: − A ∪ B = B ∪ A − A ∩ B = B ∩ A
  • 17. 8. Hukum asosiatif: − A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C − A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C 9. Hukum distributif: − A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) − A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) 10. Hukum De Morgan: − B A∩ = B A∪ − B A∪ = B A∩ 11. Hukum komplemen − ∅ = U − U = ∅
  • 18. Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar. Contoh : AS → kemudi mobil di kiri depan Indonesia→ kemudi mobil di kanan depan
  • 19. Penggabungan himpunan A dan B membentuk suatu himpunan baru yang tentu saja anggotanya berasal dari himpunan A dan himpunan B. Prinsip yang digunakan ketika bertemu kasus ini disebut prinsip inklusi-eksklusi. Rumusnya : |A B| = |A|+|B| - |A B| Contoh : Berapa banyak bilangan bulat antara 1-100 yang habis dibagi 3 dan 5 ? Jawab : Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5 A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5, dapat dihitung dari KPK dari 3 dan 5 adalah 15 Maka untuk mencari jumlah bilangan yang habis dibagi 3 dan 5 dari range 1-100 (A B) dapat dilakukan dengan cara : 1. Menghitung |A|, |B| dan | A B| |A| = 100/3 =33 |B| = 100/5 = 20 | A B|=100/15 = 6 2. Masukan ke dalam rumus : |A B| = |A|+|B| - |A B| |A B| = |33|+|20| - |6| = 47 Sehingga diperoleh jumlah bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 untuk range 1-100 adalah 47 buah.
  • 20. Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2….dari A.
  • 21. Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Terdapat beberapa metode untuk membuktikan kebenaran proposisi himpunan, yaitu : 1. Pembuktian menggunakan diagram Venn Pembuktian menggunakan diagram venn dapat dilakukan dengan membuat bentuk diagram venn dari kedua ruas, yaitu ruas kanan dan ruas kiri. Apabila setelah digambarkan kedalam bentuk diagram venn keduanya sama, maka dapat disimpulkan bahwa kesamaan tersebut bernilai benar 2. Pembuktian menggunakan table keanggotaan Jika pembuktian menggunakan table keanggotaan, maka dapat direpresentasikan menggunakan 0 dan 1. Dimana 0 merepresentasikan bahwa suatu elemen adalah anggota himpunan dan 1 merepresentasikan bahwa suatu elemen bukan anggota himpunan. 3. Pembuktian menggunakan aljabar himpunan
  • 22.  Himpunan ganda adalah himpunan yang elemenya boleh berulang Contoh : M = { 1, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 3, 1 }, multiplisitas 1 adalah 4 dan multiplisitas 2 adalah 3, sementara itu multiplisitas 3 adalah 2.
  • 23. Misalkan, U merupakan himpunan semesta pembicaraan (Universal Set). Crisp Set merupakan himpunan bagian dari U yang membedakan antara anggota dan bukan anggotanya dengan batasan yang jelas (pasti). Contoh : A = {x | x ∈ Z dan x > 2} atau A = {3, 4, 5, …} Jelas bahwa 3 ∈ A dan 1∉ A