SlideShare a Scribd company logo
1 of 88
HIMPUNAN
   Pengertian
        Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang diterangkan dengan jelas.
   Notasi : Penulisan himpunan diawali dengan huruf capital.
   Elemen atauanggota suatu himpunan dituluis dalamtanda kurung kurawal
   { }.
   Contoh :
   1.Himpunana bilangan bulat yang lebih besar dari-3 dan lebih kecil dari
    3.Jikanama himpunannya dinptasikan dengan himpunan A,berarti himpunan
    tersebut dapat dituliskan : A={-2,-1,0,1,2}
   2,Himpunan B menyatakan seluruh nama siswa laki-laki di kelas VIII,maka
    himpunan B dapat dituliskan :B {nama-nama seluruh siswa di kelas VIII}
   3.Himpunan C menyatakan bilangan cacah yang lebih besar dari
    0,maka himpunan C dapat dituliskan : C={1,2,3,…}

   Keanggotaan Suatu Himpunan

      Untuk menyatakan anggota suatu himpunan digunakan notasi
    €.sedangkan untuk menyatakan bukan anggota digunakan notasi

   Contoh : Himpunan A={ nama-nama bulan dalam tahun
    masehi}maka jelas bahwa n(A)=12.
 Himpunan Bilangan Tertentu
    1.Jika G adalah himpunan bilangan genap → G= {2,4,6,…}
    2.Jika L adalah himpunan bilangan asli → L= {1,3,5,7..}
    3.Jika A adalah himpunan bilangan asli → A= {1,2,3,..}
    4.Jika P adalah himpunan bilangan prima → P={2,3,5,7,..}
    5.Jika C adalah himpunan bilangan cacah → C= {0,1,2,3,..}
 Menyatakan Suatu Himpunan
    a.Cara Deskripsi
    Dengan penjelasan sifat-sifatnya atau dengan notasi pembentuk
     himpunan
    b.Cara Tabulasi (roster)
    Dengan mendaftarkan anggota himpunan satu per satu
   Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta
      Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak memiliki
    anggota.Himpunan kosong dinotasikan dengan ǿ atau A={ }
   Contoh :X={bilangan ganjil yang habis dibagi 2},artinya X= ǿ atau
    X={ }
      Himpunan Semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua
    anggota dalam pembicaraan
   Contoh: Jika A={a,b,c,d,e} dan X={f,g,h,i}maka himpunan semesta
    dapat beruopa S={a,b,c,d,e,f,g,h,iu} atau S={a,b,c,d,e,f,g,h,i}
 Himpunan Bagian
    Jika setiap anggota dari himpunan A juga merupakan anggota
  dari himpunan B maka A adalah himpunan bagian atau subset
  dari B
 Contoh : Jika A ={bilangan asli}, Z={Bilangan Bulat} dan
  N={bilangan prima}
 Maka hubungan yang dapat dilihat dari ketiga himpunan tersebut
  adalah: A c Z dan N c Z

   Sifat: Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap
    himpunan dan setiap himpunan adalah himpunan bagian dari
    himpunan itu sendiri,yaitu untuk suatu himpunan A maka berlaku
    ǿ c A dan A c A
HIMPUNAN BAGIAN
1. Himpunan Bilangan Asli (A)
     secara tabulasi, himpunan ini ditulis : A={1,2,3,….} dengan
A adalah simbol himpunan bilangan asli.
2. Himpunan Bilangan Cacah (C)
     secara tabulasi, dapat ditulis : C={0,1,2,3,….} dengan C
simbol bilangan cacah.
3. Himpunan Bilangan Prima (P)
     bilangan prima adalah bilangan yang memiliki tepat 2
faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. P={2,3,4,5,7,….} dengan P
simbol bilangan prima.
4. Himpunan Bilangan Bulat (B)
    Himpunanbilangan                bulat
berangotakan: bilangan bulat positif, nol,
dan bulat negatif.
B={…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…} dengan B simbol
bilangan bulat
HIMPUNAN BAGIAN
HIMPUNAN KUASA
DIAGRAM VENN
Diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris pada tahun 1834-1923
bernama John Venn. Dalam membuat diagram Venn yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang huruf S
   diletakan di sudut kiri atas persegi panjang.
b. Setiap    himpunan        yang     dibicarakan  (selain himpunan
   kosong)ditunjukkan oleh kurva tertutup.
c. Setiap anggota ditunjukkan dengan noktah (titik).

d. Bila anggota suaatu himpunan banyak sekali, maka anggota-
   anggotanya tidak perlu dituliskan.
CONTOH DIAGRAM VENN
GABUNGAN [ᴜ]
Pengertian :
Gabungan dari dua buah himpunan akan menghasilkan suatu
himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota kedua
himpunan tersebut. Operasi gabungan pada himpunan
disimbolkan dengan “ ᴜ“.
Misalkan, P={2,3,4,5} dan Q={1,2,4,7}, maka PᴜQ= {1,2,3,4,5,7}.

Gabungan dari P dan Q adalah himpunan yang semua anggotanya
terdapat pada P dan Q, ditulis dengan notasi pembentuk
himpunan:
PᴜQ= {xIx ε P atau x ε Q}.
CONTOH GABUNGAN
IRISAN
Perhatikan dua himpunan dibawah ini .
 P = {a, b, c, d, e, f, g }, Q = {a, c, g, h, }
 Terlihat bahwa anggotapersekutuan P dan Q
 adalah a, c, e, dan g,. Hal ini berarti P dan Q
  beririsan ditulis P ∩ Q ={a, c, e,g }.
• Irisan P dan Q ditunjukkkan oleh daerah yang
• pada gambar dibawah ini...




                B
                       .a .c .e   .. h
                •D
                       .g
                •f
Contoh soal
1).Diberikan: A = {bilangan asli yang kurang dari 6}
                B = {2, 4, 6 }
     a) Tentukan A ∩ B!
      b) Tuliskan diagram Venn A ∩ B!
Jawab :
a). {1,2,3,4,5} B = {2,4,6} maka A ∩ B = {2, 4}
 b). Dagram venn A∩ B terlihat pada gambar disamping.



      1. 3. 5.
                 .2.4
                        .6
Selisih
 Penulisan komplemen A terehadap B sebagai B-A

 dan dibaca “ada di B tetapi tidak ada di A ̋ . Sedangkan

 komplemen B terhadap A di tulis A-B, dibaca “ada

 di A tetapi tidak ada di B”. Jadi, contoh di atas bila

 di dalam dalam notasi B-A dan A-B adalah:

   (i). B – A {7}
    (ii). A –B = {2, 3, 4,}
Contoh soal:

1). P =Himpunan huruf berbentuk kata “SANTO”dan
    Q= Himpunan huruf berbentuk kata”SANTOSA”
     P={ s,a,n,t,o) dan Q={s,a,n,t,o} berarti P= Q, maka
     P-Q =Ǿ = {}
•      Jawab:        - P-Q= {x I x € P dan x Є Q)
•                     - n (P-Q )= n (P) –n ( P∩Q)
•                     - P’ =S-P
•                      - n (S – P) = n(P’) = n(S) –n(S∩P
komplemen
   Komplemen dari sebuah himpunan A adalah himpunan dari elemen-
    elemen yang tidak termasuk A, yaitu, selisih dari himpunan semesta U
    dan A. Kita nyatakan komplemen dari A dengan komplemen A dapat
    didefinisikan secara ringkas oleh atau,secara singkat
   = { x | x ,x }
   ={x|x}
       Kita nyatakan beberapa pernyataan mengenai himpunan-himpunan
    yang merupakan akibat langsung dari definisi komplemen himpunan.
   Pernyataan:
   Penggabungan sembarang himpunan A dan komplemennya A’ adalah
    himpunan semesta, yaitu
   A U A’ =U
Contoh soal
1). Di berikan himpunan semesta S dan himpunan D sebagai berikut.
     S= { 3, 4, 7, 10, 15, 28}.
     D= {x x habis dibagi 4, x Є S}
     a. Tuliskan semua anggota adari D !
     b. Tunjukan himpunan S pada diaram venn

Jawab:
      S = {3, 4, 7, 10, 12, 15, 28, }
                                                         .3
                                         •4
      D = {4,12, 10, 15 }               •12
                                                 .7    .10 .
                                                         15
      D’ =. {3, 7, 10, 15)              •28
TEORIMA DALAM OPERASI HIMPUNAN
   Operasi-operasi perpaduan, perpotongan,selisih dan komplemen
    mempunyai sifat-sifat yang sederhana apabila himpunan-himpunan yang
    ditinjau dapat diperbandingkan. Teorema-teorema berikut dapat
    dibuktikan :
   TEOREMA I :Misalkan A subhimpunan B. Maka perpotongan A dan B
    adalah A, jadi,bila maka
   TEOREMA II : Misalkan A subhimpunan B. Maka perpaduan A dan B
    adalah B, jadi,bila maka
   TEOREMA III : Misalkan A sebuah subhimpunan B. Maka adalah
    subhimpunan , yaitu jika maka .
   TEOREMA IV : Misalkan A sebuah subhimpunan dari B. Maka perpaduan
    A dan (BA) adalah B, yaitu, bila maka AU(B-A)=B
Contoh Soal,
Misalkan A = {1,2,3,4}, B={2,4,6,8} dan
C={3,4,5,6}. Carilah ( a ) AUB , ( b ) AUC , (C) BUC
Jawab :
a)A={1, 2, 3, 4)
  B={2, 4, 6, 8}
  AUB = {1,2 ,3, 4, 6, 8)
 b) AUC
  A ={1, 2, 3, 4}
  C ={3, 4, 5, 6,}
  AUC ={1, 2, 3, 4, 5, 6, }
c) BUC
  B = {2. 4. 6, 8}
      C = {3, 4,5, 6 }
  BUC ={2, 3, 4, 5, 6, 8 }
HIMPUNAN
     Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan
secara jelas. Objek tersebut disebut elemen/anggota
himpunan,biasanya dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya
:a,b,p,q dll.sedangkan himpunan,biasanya dinyatakan dengan
huruf besar,misal:A,B,P,Q dll.
Jika a merupakan elemen dari himp A,sedangkan b bukan elemen
dari himp A,maka dapat ditulis sebagai a E A,
   Ada 2 bentuk dalam penulisan suatu himpunan,yaituL:
       Bentuk pendaftaran (tabular-form),yaitu dengan menuliskan
        semua elemen himpunan tersebut dalam kurung kurawal {} .
        contoh 1:
        A={jakarta,bandung,surabaya}
        B={…,-2,-1,0,1,2}
        C={1,2,3,…}
       Bentuk pencirian (set builder-form), yaitu dengan menuliskan
        sifat/ketentuan mengenai elemen himpunan tersebut.
        contoh 2 :
        Q= {x | x adalah bilangan rasional}
        R = {y | y adalah mahasiswa jurusan informatika}
MACAM MACAM HIMPUNAN
a. Himpunan kosong
 Adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan ini
  menggunakan notasi { }. Contoh :
    D = {orang indonesia yang tinggiaya 5 m}

   E = {mahasiswa unindra umurnya > 100 tahun}
b. Himpunan semesta
 Adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota yang sedang
   dibicarakan. Sering disebut semesta pembicaraan atau set universum
   dilambangkan dengan “S” atau “U”.
c. Himpunan hingga dan tak hingga
   *Himpunan hingga adalah himpunan yang banyak anggotanya terhingga
   atau terbatas atau banyak anggotanya suatu bilangan tertentu atau
   pembilangan anggotanya merupakan suatu proses yang dapat berhenti.
   Contoh himpunan hingga :
    D = {0,1,2,3….99}→banyak anggota himpunan D adalah 100 atau
    bilangan kardinal D atau n(D) =100
    *Himpunan tak hingga adalah himpunan yang banyak anggotanya tidak
    terbatas atau tidak terhingga.
    Contoh Himpunan tak hingga :
 E = {1,2,3….}→ banyak anggota himpunan E tak terbatas dan bilangan
    kardinalnya atau n(E) =( tak hingga) karena anggota-anggotanya semua
    bilangan bulat positif atau bilangan asli sehingga tidak mungkin untuk
    menuliskannya.
d. Himpunan terbilang dan tak terbilang
    Terbilangi adalah sesuatu yang dapat ditunjukan satu persatu,sedangkan
     tak terbilang adalah sesuatu yang tidak dapat ditunjukan satu persatu.
    Contoh :
a.    A = {x,y,z}
      himpunan A ini merupakan contoh himpunan terhingga sebab n(A) = 3
    Dan termasuk himpunan terbilang karena anggotanya dapat ditunjukan
     satu persatu yaitu x,y,z.
    b. B = {1,3,5,7,…}
    Himpunan B termasuk termasuk himpunan terbilang karena anggotanya
     dapat ditunjukan satu persatu yaitu 1,3,5,7 dst tapi termasuk himpunan
     tak terhingga karena anggotanya tidak mungkin semuanya dituliskan
     satu-satu.
e. Himpunan terbatas dan tak terbatas
   Ruang lingkup pembicaraan himpunan terbatas dan himpunan tak
   terbatas biasanya beranggotakan bilangan.
   Himpunan yang memiliki batas bawah dan batas atas disebut
   himpunan terbatas.Himpunan yang hanya memiliki batas bawah
   /kiri saja disebut himpunan terbatas kiri .
 Begitu sebaliknya yang hanya memiliki batas atas,kanan saja
   disebut himpunan terbatas kanan. Himpunan yang tidak
   memilikibatas kiri dan batas kanan adalah himpunan tak terbatas.
 Contoh :
 P = {3,4,5,7}
 Himpunan p adalah termasuk himpunan terbatas. Karena memiliki
   batas kiri 3
PASANGAN TERURUT DAN PRODUKSI CARTESIUS

a. Dengan diagram cartesius

   Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan dengan diagram
   cartesius. Anggota-anggota himpunan A berada pada sumbu mendatar
   dan anggota-anggota himpunan B pada sumbu tegak.setiap pasangan
   anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota himpunan B
   dinyatakan dengan titik atau noktah.
Diagram Cartesius

         B. Inggris
               IPA
       Matematika
          Olahraga
       Kterampilan
          Kesenian
               IPS

                      Buyung

                               Doni

                                      Vita

                                             Putri
   b. Dengan himpunan pasangan berurut
      Himpunan pasangan berurutan dari data pada tabel sebagai berikut.

      {(buyung, IPS), (buyung, kesenian), (doni, ketrampilan),
    (doni, R), (vita, IPA), (putri, matematika), (putri, bahasa
    inggris)}.
   Contoh :
   Diketahui A ={1,2,3,3,5,6} ; B = {1,2,3,…,12} dan relasi dari A ke B
    adalah relasi” setengah dari “. Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk
   a.diagram panah
   b.diagram cartesius
   c.himpunan pasangan berurutan
DENGAN DIAGRAM PANAH
1                 1
                  2
2                 3
                  4
3                 5
                  6
4                 7
                  8
5                 9
                 10
6                11
                 12
DENGAN DIAGRAM CARTESIUS


12
11
10
 9
 8
 7
 6
 5
 4
 3
 2
 1
                          A
     1 2 3 4 5 6 7 8
IPS

Buyung   Kesenian

Doni     Keterampilan

Vita     Olahraga

Putri    Matematika

         IPA

         B. inggris
   2. Fungsi surjektif
   Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika
    dan hanya jika u
   ntuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a
    dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu
    kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).
   3. Fungsi bijektif
   Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika
    untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam
    domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak
    terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fun
PENGERTIAN FUNGSI

   Pandangan suatu relasi dengan setiap anggota himpunan A dikaitkan
    dengan satu dan hanya satu anggota himpunan B. Relasi tersebut
    disebut suatu fungsi dari A ke dalam B. Himpunan A disebut domain
    dan himpunan B disebut kodomain dari fungsi,yang biasa ditulis f:A →
    B.
   Jika a € A,maka anggota himpunan B yang merupakan kaitan dari a
    dapat ditulis sebagai f(a). Elemen f(a) tersebut dinamakan nilai fungsi
    dari a. himpunan semua fungsi disebut daerah nilai(range) dari fungsi f
    . Daerah nilai merupakan himpunan bagian dari kodomain.
   Istilah fungsi disebut juga pemetaan (mapping) atau transformasi.
 Contoh 1:
 A= {1,2,3,4}
 B= {a,b,c,d}
 F= {(1,a), (2,b), (3,c), (4,d)} merupakan fungsi dari
 A ke B
 G= {(1,a), (1,b), (2,a), (3,d), (4,a)} bukan
 fungsi,karena elemen 1 E A dipetakan ke a dan ke
 B
B. Jenis-jenis Fungsi
 1.   Fungsi injektif
 Fungsi    f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi
  injektif jika dan hanya jika untuk sebarang a1 dan a2
  dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak
  sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka
  f(a1) sama dengan f(a2).
   2. Fungsi surjektif
   Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan
    hanya jika u
   ntuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam
    domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain
    fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).
   3. Fungsi bijektif
   Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika
    untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam
    domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak
    terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fun
Fungsi Satu-Satu :

Suatu fungsi f: A→B disebut satu-satu bila setiap elemen yang berbeda
  dari mempunyai peta yang berbeda pula di B.

Grafik Fungsi / Pemetaan

Suatu pemetaan atau fungsi dari himpunan A ke himpunan B dapat dibuat
  grafik pemetaannya. Grafik suatu ) adalah bentuk diagram cartesius
  dari suatu pemetaan(fungsi).
Jenis – Jenis Fungsi :
1. Fungsi Konstan
    Didefinisikan sebagai fungsi yang memetakan setiap unsur di domain
    ke satu nilai yang sama (konstanta).
2. Fungsi Identitas
    Adalah fungsi yang memetakan setiap unsur didomain kedirinya
    sendiri
3. Fungsi Modulus / Fungsi Nilai Mutlak
    Adalah fungsi yang memetakan setiap unsur didomain ke satu nilai
    positif atau nol.
4. Fungsi Linear
    Adalah fungsi yang memetakan setiap x € R ke suatu bentuk ax + b,
    dengan a ≠ 0, a dan b konstanta.
5. Fungsi kuadrat
   Rumus umumnya adalah f(x) = ax” + bx + c, dengan a ≠ 0 dan x € R.
Invers atau Fungsi
Jika fungsi f : A → yang dinyatakan dengan pasangan terurut f = {( a,b) Ӏ
  a ϵ A dan b ϵ B}, maka invers f adalah g: B → yang dinyatakan dengan g
  = {(b,a) l b ϵ B dan a ϵ A}

Syarat Agar Invers Suatu Fungsi Merupakan Fungsi Invers
Fungsi f mempunyai fungsi invers f -1 jika dan hanya jika f merupakan
fungsi (korespondensi satu – satu).
Menentukan langkah-langkah rumus fungsi invers


1.   Mengubah persamaan y = f (x) dalam bentuk x
     sebagai fungsi y.
2.   Bentuk x sebagai fungsi y tersebut dinamakan f -1
     (y).
3.   Mengganti y pada f -1 (y) dengan x, sehinga
     diperoleh f -1 (x).
Contoh Soal :
1. Fungsi invers dari f (x) =   adalah…

Penyelesaian :
Jika              , maka

Untuk soal diatas f (x) = →
Pengertian Relasi Beberapa Himpunan

Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan
  B merupakan relasi khusus, yaitu relasi yang
  memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu
  anggota B.
  Misalkan F adalah satu fungsi dari himpunan A ke
  himpunan B, maka fungsi F di notasikan dengan:
        f:A→B
Contoh Soa:
Relasi dari himpunan A {a, b, c} ke himpunan B = {p, q, r}
  yang merupakan fungsi adalah…
(1) A            B (2) A               B
       a                p          a                 p

       b                q          b                 q

       c                r          c                 r
(3)   A           B    (4) A            B
      a                p            a               p

      b                q            b               q

      c                r            c               r

Pembahasan:
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B merupakan relasi yang
  memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
  Dengan demikian, relasi-relasi di atas yang merupakan fungsi
  adalah (1), (2), dan (3). Sedangkan (4) bukan fungsi, seebab ada
  anggota himpunan A yaitu a dan c tidak berpasangan dengan
  anggota B. selain itu ada anggota himpunan A yaitu b
  berpasangan dengan semua anggota himpunan B. jadi pilihan (1),
  (2) dan (3) bernilai benar.
FUNGSI KOMPOSISI

 Pengertian Fungsi Komposisi
Suatu fungsi dapat dikombinasikan atau
 digabungkan dengan fungsi lain, dengan
 syarat tertentu, sehingga menghasilkan
 fungsi baru. Fungsi baru hasil kombinasi
 fungsi-fungsi sebelumnya ini dinamakan
 fungsi kombinasi.
Sifat-sifat komposisi fungsi
1. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi umumn ya
   tidak komutatif
   (g o f) (x) ≠ (f o g) (x)
2. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi bersifat
   asosiatif
   (f o (g o a)) (x) = {(f o g) o h} (x)
3. Terdapat fungsi identitas I (x) = x sedemikian
   sehingga (f o i) (x) = (I o f) (x) = f (x)
•   Contoh soal:
    Diketahui fungsi f (x) = 6x – 3, g (x) = 5x + 4 dan (f o g) (a) = 81.
    nilai a = …
    Pembahasan:
    (f o g) (x) = f (g (x))
               = f (5x + 4)
               = 6 (5x + 4) – 3
               = 30x + 24 – 3
               = 30x + 21
    (f o g) (a) = 30a + 21 = 81
           30a = 81 – 21
              a=2
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN

1. Hukum komutatif :
a. AUB = BUA
b. A∩B = B∩A
2. Hukum Asosiatif
a. (AUB)UC = AU(BUC)
b. (A∩B)∩C = A∩(B∩C)
3. Hukum Distributif
a. AU(B∩C) = (AUB)∩ (AUC)
b. A∩(BUC) = (A∩B)U (A∩C)
   4. Hukum Idempoten :
   a. AUA = A
   b. A∩A = A
   5. Hukum Identitas :
   a. AUØ = A
   b. AUU= U
   c. A∩Ø = Ø
   d. A∩U = A
   6. (AC)C=A
   7. a. AUCC=U
      b. A∩CC=Ø
 8.a. Uc=Ø
    b. Øc=U
  9. Hukum De Morgan
    a. (AUB)c = Ac ∩ Bc
    b. (A∩B)c = Ac U Bc
   10. Hukum absorbsi :
    a. AU(A∩B)=A
     b. A∩(AUB)=A
PRINSIP DUALITAS

   Prinsip dualitas pada himpunan. Misalkan S adalah suatu
    kesamaan yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi
    seperti komplemen,U,∩.Jika S* diperoleh dari S dengan
    mengganti U→∩,∩→U,Ø→U,U→Ø maka kesamaan S* juga
    benar dan disebut dual dari kesamaan S.
   PrinsipDualitas merupakan prinsip yang penting dalam
   Aljabar himpunan, karena kita dapat menggunakan prinsip ini untuk
    menurunkan hukum yang lain atau membuktikan suatu kalimat
    himpunan.
   →Hukum identitas :AUØ=A
     Dualnya        :A∩U=A
    →Hukum null      :A∩Ø=Ø
      Dualnya        :AUU=U
    →Hukum Komplemen     :AUĀ=S
      Dualnya            :A∩Ā=Ø
HIMPUNAN INDEKS

 Misalkan   I adalah himpunan tidak kosong dan U
  himpunan semesta. Untuk setiap i ϵ I . I disebut
  himpunan indeks (atau himpunan dari indeks) dan setiap
  i ϵ I disebut indeks.
 ᴜ Ai = {x І x ϵ Ai untuk sekurang-kurangnya satu i ϵ I}
  dan
 ∩ Ai = {x І x ϵ Ai untuk setiap i ϵ I}
   Dapat ditulis menggunakan kuantor :





Jadi,
(i).



   artinya                jika dan hanya jika x Ai untuk
    setiap indeks i ϵ I.





Artinya
jika dan hanyax ϵ Ai unuk sekurang-kurangnya satu indeks i ϵ
I.
OPERASI PADA HIMPUNAN

   Apabila terdapat 2 himpunan sembarang S dan T dimana keduanya
    adalah subset dari U. Union (gabungan) dari S dan T dilambangkan
    dengan SUT, yang merupakan himpunan yang beranggotakan elemen
    dari S atau dari T. Notasi matematikanya adalah:

   S ᴜ T = { x : x ϵ S atau x ϵ T }
   Irisan (intersection) dari dua himpunan S dan T
    dilambangkan dengan S ∩ T, dimana      S ∩ T adalah
    himpunan yang terbentuk dari elemen yang
    terkandung pada S dan pada T. Atau notasi
    matematikanya:
   S ∩ T = { x : x ϵ S atau x ϵ T }
S




       Sedangkan dua buah himpunan disebut tidak beririsan apabila
        pada kedua himpunan tersebut tidak terdapat elemen yang sama.
       Dua buah himpunan S dan T tidak beririsan (disjoint) apabila S ∩
        T=Ø
       Sedangkan dua buah himpunan disebut tidak beririsan apabila
        pada kedua himpunan tersebut tidak terdapat elemen yang sama.
       Dua buah himpunan S dan T tidak beririsan (disjoint) apabila S ∩
        T=Ø
   Irisan dari himpunan bilangan positif dan himpunan
    bilangan negative adalah himpunan kosong.

   Apabila terdapat sembarang himpunan S dan T, komplemen
    relative (relative complement) T terhadap S dilambangkan S 
    T, adalah himpunan yang dibentuk dari seluruh elemen S
    yang bukan dari elemen T. Berikut adalah notasi
    matematikanya:

   S  T = { x : x ϵ S atau x T }
   Asumsikan U adalah himpunan semesta. Bila terdapat sembarang
    himpuanan S pada U, Komplement Absolut (absolute complement)
    dari S, dinotasikan dengan Sc,adalah U  S atau :
   Sc = U  S = { x ϵ S atau x S }
   Beda Simetris (symmetric different) dari 2 himpuanan S dan T,
    adalah himpunan S T yang didefinisikan dengan :
   S T= { x : x ϵ ( S ᴜ T )dan x }
       = {( S ᴜ T ) ( S ∩ T) }
       = ( S  T ) ᴜ ( T S)
   Jika terdapat dua himpunan S dan T dimana s ϵ S dan t ϵ T,
    maka pasangan berurutan (ordered pair) (s , t) adalah hasil
    kali (product, X) dari S dan T dimana :

   S X T ={ (s,t) : s ϵ S dan t ϵ T}

   Dua buah pasangan berurutan ( x , y) dan ( u , v ) adalah
    sama apabila :

   ( x , y ) = ( u , v ) jika dan hanya jika x = u dan y = c.
KARDINALITAS (URUTAN)
Kesamaan dua himpunan
Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan
sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A.
atau
Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan
B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian
buktikan bahwa B adalah subhimpunan A.
Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya
elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen himpunan
{apel,jeruk,mangga,pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} juga memiliki elemen
sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau
dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
KONSEP KARDINALITAS
 Konsep Kardinalitas
 Bila A ekuivalen dengan B, yaitu A ~ B maka dikatakan bahwa A dan B
 mempunyai bilangan kardinal yang sama atau kardinalitasnya sama.
 Untuk menyatakan bilangan kardinal dari A ditulis #(A). Jadi #(A) =
 #(B) bila dan hanya bila A ~ B. Bila A < B maka dikatakan A mempunyai
 kardinalitas lebih kecil dari B atau kardinalitas B lebih besar dari A,
 dengan kata lain :
 #(A) < #(B) bila dan hanya bila A < B
 #(A) > #(B) bila dan hanya bila A B
PENGERTIAN PROPOSISI
 Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai
 nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya.
 Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh
 mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
 Rumus ketentuannya :
 Q+ S + K + P
 Keterangan:
 Q : Pembilang/jumlah.
 (contohnya: sebuah,sesuatu, beberapa,semua,bagian, salah satu, bilangan satu s.d tak
 terhingga).
 Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilangnya sudah
 jelas berapa jumlahnya.
 S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat
 yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
 K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
 P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
CONTOH SOAL

1)   Buktikan bahwa proposisi berikut “TAUTOLOGI”!
     {(pvq) ⇒ r } ⇔ {(p ⇒ r) ∧ (q ⇒ r)}
     {p ⇒(q ∧ r)} ⇔ {(p ⇒ q) ∧ (p ⇒ r)}
     {(p ∧ q) ⇒ r } ⇔ {(p ∧ ∼ r) ⇒ ∼ q)}
     {(p ∧ q) ⇒ r} ⇔ {(p ⇒ r) v (q ⇒ r)}
     (p ⇒ r) ⇒ {(p ∧ q) ⇒ r} ∧ {p ⇒ (q ∧ r)} ⇒ (p ⇒ q)
2)   Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi berikut. Kemudian
     tentukan kebenarannya!
     Jika x=5, Maka x^2=25
     Jika x^2 bilangan asli, maka x bilangan asli
     Jika ∆ABC sama kaki, maka <A=<C
PENYELESAIAN
1)    Pembuktian “TAUTOLOGI”
                                     {(pvq)⇒r}⇔{(p⇒r)∧(q⇒r)}
                                             JAWAB:
     p q r { ( p v q ) ⇒ r } ⇔ { ( p ⇒r                          ) ∧   (q   ⇒   r   )   }
     B          B        B             B       B         B        B         B           B
     B          B         S            B        S         B       S         S           S
     B          S        B             B       B         B        B         B           B
     B          S        S             B        S        B        S         S           B
     S         B         B             B       B         B        B         B           B
     S          B        S             B        S        B        B         S           S
     S          S        B             S       B         B        B         B           B
     S      S      S       S       B       B      B     B    B
     Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
{p⇒(q∧r)}⇔{(p⇒q)∧(p⇒r)}
                        JAWAB:
p q r { p ⇒ (q ∧ r) } ⇔ { (p ⇒ q) ∧ ( p ⇒r          ) }
B     B      B      B        B     B    B    B        B
B     B      S      S        S     B    B     S       S
B     S      B      S        S     B    S     S       B
B     S      S      S        S     B     S    S       S
S     B      B      B        B     B    B    B        B
S     B      S      B        S     B    B    B        B
S     S      B      B        S     B    B    B        B
S    S      S     B        S     B    B    B    B
Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
{(p∧q)⇒r}⇔{(p∧∼r)⇒∼q)}
                        JAWAB:
p q r ∼q ∼r { (p ∧ q ) ⇒ r } ⇔ { (p ∧ ∼r) ⇒∼q     )}
B    B      B     S      S     B     B    B   S   B
B    B      S     S      B     B     S    B   B   S
B    S      B     B      S     S     B    B   S   B
B    S      S     B     B      S     B   B    B   B
S    B      B     S      S     S     B    B   S   B
S    B      S     S     B      S     B    B   S   B
S    S      B     B      S     S     B    B   S   B
S S S B           B      S     B     B   S  B
Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
{(p∧q)⇒r}⇔{(p⇒r)v(q⇒r)}
                           JAWAB:
p q r {(p ∧ q ) ⇒r } ⇔ {(p ⇒ r) v (q             ⇒ r )}
B      B      B      B        B      B    B     B    B
B      B      S      B         S      B   S     S     S
B      S      B      S        B      B    B     B    B
B      S      S      S        B      B    S     B    B
S     B       B      S        B      B    B     B    B
S     B       S      S        B      B    B     B     S
S     S       B      S        B      B    B     B    B
S    S      S     S       B      B      B  B    B
Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
(p⇒r)⇒{(p∧q)⇒r}∧{p⇒(q∧r)}⇒(p⇒q)
                         JAWAB:
  p q r (p⇒r) ⇒ { (p∧q) ⇒ r } ∧ { p ⇒ (q∧r)} ⇒ (p ⇒ q)
  B    B    B   B    B      B    B    B   B  B  B   B
  B    B    S   S    B      B    S    B   S  S  B   B
  B    S    B   B    B      S    B    B   B  S   B   S
  B    S    S   S    B     S     B    B   B  S  B    S
  S   B     B   B    B      S    B    B  B   B  B   B
  S   B     S   B    B      S    B    B   B  S  B   B
  S   S     B   B    B      S    B    B   B  S  B   B
  S S S           B B S B B              B S B B
  Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
2) Konvers, Invers, Kontraposisi dan Tabel
  Kebenaran
  Jika x=5 , Maka x^2=25
  Jawab :
  p : x =5
  q : x^2=25
  konvers (q ⇒p)
  Jika x^2=25 , maka x=5
  Invers (∼p⇒∼q)
  Jika x≠5 , maka x^2≠25
Kontraposisi (∼q⇒∼p)
 Jika x^2≠25 , maka x≠5
 Negasi (p∧∼q)
 x=5 , akan tetapi x^2≠25
 Tabel Kebenaran
 p q ∼p ∼q Implikasi
 ( p⇒q) Konvers
 (q ⇒p) Invers
 (∼p⇒∼q) Kontraposisi
 (∼q⇒∼p) Negasi
 (p∧∼q)
 BBSSBBBBS
 BSSBSBBSB
 SBBSBSSBS
 SSBBBBBBs
Jika x^2 bilangan asli, maka x bilangan asli.
Jawab:
P: x^2 bilangan asli.
q: x bilangan asli.
Konvers (q ⇒p)
Jika x bilangan asli, maka x^2 bilangan asli
Invers (∼p⇒∼q)
Jika x^2 bukan bilangan asli, maka x bukan bilangan asli.
Kontraposisi (∼q⇒∼p)
Jika x bukan bilangan asli, maka x^2 bukan bilangan asli.
Negasi (p∧∼q)
x^2 bilangan asli akan tetapi bukan bilangan asli
Tabel kebenaran:
p q ∼p ∼q Implikasi,
( p ⇒q ) Konvers,
(q ⇒p) Invers,
(∼p⇒∼q) Kontraposisi,
(∼q⇒∼p) Negasi,
(p∧∼q)
BBSSBBBBS
BSSBSBBSB
SBBSBSSBS
SSBBBBBBS
Jika ∆ ABC sama kaki, Maka ∠A= ∠C
Jawab :
p : ∆ ABC sama kaki
q : ∠A= ∠C
konvers (q ⇒p)
Jika ∠A= ∠C, maka ∆ ABC sama kaki
Invers (∼p⇒∼q)
Jika ∆ ABC bukan sama kaki , maka ∠A ≠∠C
Kontraposisi (∼q⇒∼p)
Jika ∠A ≠∠C, maka ∆ ABC bukan sama kaki
Negasi (p∧∼q)
∆ ABC sama kaki, akan tetapi ∠A ≠∠C
Tabel kebenaran:
p q ∼p ∼q Implikasi,
( p ⇒q ) Konvers,
(q ⇒p) Invers,
(∼p⇒∼q) Kontraposisi,
(∼q⇒∼p) Negasi,
(p∧∼q)
BBSSBBBBS
BSSBSBBSB
SBBSBSSBS
SSBBBBBBS
HIMPUNAN TERBILANG
    Himpunan A dikatakan himpunan terbilang bila anggota himpunan
    A tersebut dapat ditunjukkan atau dihitung satu persatu.
    Contoh :
   A=
    Himpunan A di atas merupakan contoh himpunan terbilang sebab
    dapat dihitung satu persatu, sekaligus contoh himpunan terhingga
    sebab n(A) = 3.
   B=
    Himpunan B di atas merupakan contoh himpunan terbilang, tetapi
    juga merupakan contoh himpunan tak hingga sebab n(B) = ~.
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
1)   Selidikilah apakah himpunan semua bilangan bulat adalah himpunan terbilang?
    Jawaban:
   N: 1       2    3 4 5 6 …
       |    |   |   | | |
   Z : 0 -1 1 -2 2 -3 ...
   Ternyata Z ekivalen dengan N, jadi Z himpunan terbilang.
2)   Misalkan K adalah himpunan semua bilangan kelipatan k, Selidikilah apakah K himpunan terbilang?
   Jawaban:

     N:   1           2   3 4 5 6 7…
          |  | | | | | |
     K : 0 -k       k -2k     2k -3k 3k ...
     Ternyata K ekivalen dengan N, jadi K himpunan terbilang.
HIMPUNAN TIDAK TERBILANG
 Himpunan A dikatakan tak terbilang bila anggota himpunan A
 tersebut tidak dapat dihitung satu persatu.
 Contoh :
 R=
 Himpunan R merupakan contoh himpunan tak terbilang,
 karena anggotanya tak dapat dihitung satu persatu. Himpunan
 R juga merupakan himpunan tak berhingga, karena n(R) = ~.
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
1)    Misalkan R himpunan semua hilangan real, maka R adalah himpunan
      tak terbilang, buktikanlah:
      Jawaban:
     Bukti:
     Misalkan R adalah himpunan yang dapat ditulis dengan pecahan desimal
     tanpa akhir, sedemikian hingga tidak terdapat digit c ≠ 0 yang diikuti
     oleh berhingga banyaknya digit nol.
     Jadi 0,5 atau    diganti 0,4999..., dan 7 diganti 6,999....
     Misalkan r menyatakan bilangan real, maka: r =k1k2k3 … kn, a1a2a3 … an
     …bagian bulat bagian desimal
Umpamakan R adalah himpunan terbilang, yang berarti ekivalen N. Jadi R
 dapat dibariskan sebagai berikut:
 r1 = B1, a11 a12 a13 a14 a15 …
 r2 = B2, a21 a22 a23 a24 a25 …
 r3 = B3, a31 a32 a33 a34 a35 …
 r4 =B4, a41 a42 a13 a44 a45 …
 r5 = B5, a51 a52 a53 0554 a55 …
 Perhatikanlah digit-digit yang terletak pada diagonal utama matriks di
 atas. Dibentuk suatu bilangan real r* sebagai berikut.
 r* = B*, b1 b2 b3 b4 b5 …
 dengan bi = 1 jika aii ≠ 1
             bi = 2 jika aii = 1
 Ini berarti bahwa bi = ai; iN.
 Juga r*≠ri iN.
2)Misalkan I adalah himpunan semua bilangan irasional, maka I
  adalah himpunan tak terbilang, buktikanlah!
  Jawaban:
  Bukti:
  Misalkan R adalah himpunan semua bilangan real, Q
  himpunan semua bilangan rasional, dan I himpunan semua
  bilangan rrasional, maka R = QI.
  Jelas bahwa Q dan I dua himpunan yang saling lepas. Misalkan
  I himpunan terbilang.
   Ini berarti R himpunan terbilang, hal ini suatu kontradiksi.
  Jadi haruslah I himpunan tak terbilang.
KOLEKSI HIMPUNAN TERBILANG
     Anggota-anggota dari suatu himpunan dapat merupakan himpunan.
     Misalnya, suatu gudang adalah himpunan dari beberapa peti
     rokok, setiap peti terdiri dari beberapa bungkus rokok. Jadi jelas bahwa
     suatu himpunan mungkin saja anggota-anggotanya merupakan
     himpunan pula. Kondisi seperti ini disebut sebagai koleksi himpunan
     atau himpunan dari himpunan.
     Contoh:
a)    A = {{a,b,c},{d},{e}}
b)    B = {{1,2},{3},{2,3,4},{Ø}}
FUNGSI KARAKTERISTIK
 Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah elemen terdapat dalam sebuah
 himpunan atau tidak.



 Jika                       maka:
Terdapat korespondensi satu-satu antara
himpunan kuasa dengan himpunan dari
semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini
mengakibatkan kita dapat menuliskan
himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan
1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah
elemen dalam himpunan tersebut.
PENGANTAR DASAR MATEMATIKA
                     DI SUSUN OLEH:
                        Kelompok 3
 Hana Putri Kriscita           (201013500023)
 Juni Triastuti                (201013500007)
 Jasni                         (201013500030)
 Mursiti                       (201013500025)
 Melysa Natalia                (201013500106)
 Muhammad Irwansyah Akbar      (2010135000 )
 Durahi                        (2010135     )

More Related Content

What's hot (20)

Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
 
Pengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematikaPengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematika
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Himpunan bahan ajar
Himpunan bahan ajarHimpunan bahan ajar
Himpunan bahan ajar
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
R5 b kel 6
R5 b kel 6R5 b kel 6
R5 b kel 6
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Teori otomata dan bahasa
Teori otomata dan bahasa Teori otomata dan bahasa
Teori otomata dan bahasa
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Kalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 HimpunanKalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 Himpunan
 
Matematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : HimpunanMatematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : Himpunan
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
 

Similar to HIMPUNAN BAGIAN (20)

R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Rangkuman himpunan
Rangkuman himpunanRangkuman himpunan
Rangkuman himpunan
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
 
1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Modul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunanModul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunan
 
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptxPERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
 
Pertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunanPertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunan
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
 
Himpunan
Himpunan Himpunan
Himpunan
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan ok
 
Pertemuan ke iii himpunan
Pertemuan ke iii himpunanPertemuan ke iii himpunan
Pertemuan ke iii himpunan
 
Matematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.pptMatematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.ppt
 

HIMPUNAN BAGIAN

  • 1. HIMPUNAN  Pengertian  Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang diterangkan dengan jelas.  Notasi : Penulisan himpunan diawali dengan huruf capital.  Elemen atauanggota suatu himpunan dituluis dalamtanda kurung kurawal  { }.  Contoh :  1.Himpunana bilangan bulat yang lebih besar dari-3 dan lebih kecil dari 3.Jikanama himpunannya dinptasikan dengan himpunan A,berarti himpunan tersebut dapat dituliskan : A={-2,-1,0,1,2}  2,Himpunan B menyatakan seluruh nama siswa laki-laki di kelas VIII,maka himpunan B dapat dituliskan :B {nama-nama seluruh siswa di kelas VIII}
  • 2. 3.Himpunan C menyatakan bilangan cacah yang lebih besar dari 0,maka himpunan C dapat dituliskan : C={1,2,3,…}  Keanggotaan Suatu Himpunan  Untuk menyatakan anggota suatu himpunan digunakan notasi €.sedangkan untuk menyatakan bukan anggota digunakan notasi  Contoh : Himpunan A={ nama-nama bulan dalam tahun masehi}maka jelas bahwa n(A)=12.
  • 3.  Himpunan Bilangan Tertentu  1.Jika G adalah himpunan bilangan genap → G= {2,4,6,…}  2.Jika L adalah himpunan bilangan asli → L= {1,3,5,7..}  3.Jika A adalah himpunan bilangan asli → A= {1,2,3,..}  4.Jika P adalah himpunan bilangan prima → P={2,3,5,7,..}  5.Jika C adalah himpunan bilangan cacah → C= {0,1,2,3,..}  Menyatakan Suatu Himpunan  a.Cara Deskripsi  Dengan penjelasan sifat-sifatnya atau dengan notasi pembentuk himpunan  b.Cara Tabulasi (roster)  Dengan mendaftarkan anggota himpunan satu per satu
  • 4. Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta  Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.Himpunan kosong dinotasikan dengan ǿ atau A={ }  Contoh :X={bilangan ganjil yang habis dibagi 2},artinya X= ǿ atau X={ }  Himpunan Semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota dalam pembicaraan  Contoh: Jika A={a,b,c,d,e} dan X={f,g,h,i}maka himpunan semesta dapat beruopa S={a,b,c,d,e,f,g,h,iu} atau S={a,b,c,d,e,f,g,h,i}
  • 5.  Himpunan Bagian  Jika setiap anggota dari himpunan A juga merupakan anggota dari himpunan B maka A adalah himpunan bagian atau subset dari B  Contoh : Jika A ={bilangan asli}, Z={Bilangan Bulat} dan N={bilangan prima}  Maka hubungan yang dapat dilihat dari ketiga himpunan tersebut adalah: A c Z dan N c Z   Sifat: Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan dan setiap himpunan adalah himpunan bagian dari himpunan itu sendiri,yaitu untuk suatu himpunan A maka berlaku ǿ c A dan A c A
  • 6. HIMPUNAN BAGIAN 1. Himpunan Bilangan Asli (A) secara tabulasi, himpunan ini ditulis : A={1,2,3,….} dengan A adalah simbol himpunan bilangan asli. 2. Himpunan Bilangan Cacah (C) secara tabulasi, dapat ditulis : C={0,1,2,3,….} dengan C simbol bilangan cacah. 3. Himpunan Bilangan Prima (P) bilangan prima adalah bilangan yang memiliki tepat 2 faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. P={2,3,4,5,7,….} dengan P simbol bilangan prima.
  • 7. 4. Himpunan Bilangan Bulat (B) Himpunanbilangan bulat berangotakan: bilangan bulat positif, nol, dan bulat negatif. B={…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…} dengan B simbol bilangan bulat
  • 10. DIAGRAM VENN Diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris pada tahun 1834-1923 bernama John Venn. Dalam membuat diagram Venn yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang huruf S diletakan di sudut kiri atas persegi panjang. b. Setiap himpunan yang dibicarakan (selain himpunan kosong)ditunjukkan oleh kurva tertutup. c. Setiap anggota ditunjukkan dengan noktah (titik). d. Bila anggota suaatu himpunan banyak sekali, maka anggota- anggotanya tidak perlu dituliskan.
  • 12. GABUNGAN [ᴜ] Pengertian : Gabungan dari dua buah himpunan akan menghasilkan suatu himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota kedua himpunan tersebut. Operasi gabungan pada himpunan disimbolkan dengan “ ᴜ“. Misalkan, P={2,3,4,5} dan Q={1,2,4,7}, maka PᴜQ= {1,2,3,4,5,7}. Gabungan dari P dan Q adalah himpunan yang semua anggotanya terdapat pada P dan Q, ditulis dengan notasi pembentuk himpunan: PᴜQ= {xIx ε P atau x ε Q}.
  • 14. IRISAN Perhatikan dua himpunan dibawah ini . P = {a, b, c, d, e, f, g }, Q = {a, c, g, h, } Terlihat bahwa anggotapersekutuan P dan Q adalah a, c, e, dan g,. Hal ini berarti P dan Q beririsan ditulis P ∩ Q ={a, c, e,g }. • Irisan P dan Q ditunjukkkan oleh daerah yang • pada gambar dibawah ini... B .a .c .e .. h •D .g •f
  • 15. Contoh soal 1).Diberikan: A = {bilangan asli yang kurang dari 6} B = {2, 4, 6 } a) Tentukan A ∩ B! b) Tuliskan diagram Venn A ∩ B! Jawab : a). {1,2,3,4,5} B = {2,4,6} maka A ∩ B = {2, 4} b). Dagram venn A∩ B terlihat pada gambar disamping. 1. 3. 5. .2.4 .6
  • 16. Selisih  Penulisan komplemen A terehadap B sebagai B-A  dan dibaca “ada di B tetapi tidak ada di A ̋ . Sedangkan  komplemen B terhadap A di tulis A-B, dibaca “ada  di A tetapi tidak ada di B”. Jadi, contoh di atas bila  di dalam dalam notasi B-A dan A-B adalah: (i). B – A {7} (ii). A –B = {2, 3, 4,}
  • 17. Contoh soal: 1). P =Himpunan huruf berbentuk kata “SANTO”dan Q= Himpunan huruf berbentuk kata”SANTOSA” P={ s,a,n,t,o) dan Q={s,a,n,t,o} berarti P= Q, maka P-Q =Ǿ = {} • Jawab: - P-Q= {x I x € P dan x Є Q) • - n (P-Q )= n (P) –n ( P∩Q) • - P’ =S-P • - n (S – P) = n(P’) = n(S) –n(S∩P
  • 18. komplemen  Komplemen dari sebuah himpunan A adalah himpunan dari elemen- elemen yang tidak termasuk A, yaitu, selisih dari himpunan semesta U dan A. Kita nyatakan komplemen dari A dengan komplemen A dapat didefinisikan secara ringkas oleh atau,secara singkat  = { x | x ,x }  ={x|x}  Kita nyatakan beberapa pernyataan mengenai himpunan-himpunan yang merupakan akibat langsung dari definisi komplemen himpunan.  Pernyataan:  Penggabungan sembarang himpunan A dan komplemennya A’ adalah himpunan semesta, yaitu  A U A’ =U
  • 19. Contoh soal 1). Di berikan himpunan semesta S dan himpunan D sebagai berikut. S= { 3, 4, 7, 10, 15, 28}. D= {x x habis dibagi 4, x Є S} a. Tuliskan semua anggota adari D ! b. Tunjukan himpunan S pada diaram venn Jawab: S = {3, 4, 7, 10, 12, 15, 28, } .3 •4 D = {4,12, 10, 15 } •12 .7 .10 . 15 D’ =. {3, 7, 10, 15) •28
  • 20. TEORIMA DALAM OPERASI HIMPUNAN  Operasi-operasi perpaduan, perpotongan,selisih dan komplemen mempunyai sifat-sifat yang sederhana apabila himpunan-himpunan yang ditinjau dapat diperbandingkan. Teorema-teorema berikut dapat dibuktikan :  TEOREMA I :Misalkan A subhimpunan B. Maka perpotongan A dan B adalah A, jadi,bila maka  TEOREMA II : Misalkan A subhimpunan B. Maka perpaduan A dan B adalah B, jadi,bila maka  TEOREMA III : Misalkan A sebuah subhimpunan B. Maka adalah subhimpunan , yaitu jika maka .  TEOREMA IV : Misalkan A sebuah subhimpunan dari B. Maka perpaduan A dan (BA) adalah B, yaitu, bila maka AU(B-A)=B
  • 21. Contoh Soal, Misalkan A = {1,2,3,4}, B={2,4,6,8} dan C={3,4,5,6}. Carilah ( a ) AUB , ( b ) AUC , (C) BUC Jawab : a)A={1, 2, 3, 4) B={2, 4, 6, 8} AUB = {1,2 ,3, 4, 6, 8) b) AUC A ={1, 2, 3, 4} C ={3, 4, 5, 6,} AUC ={1, 2, 3, 4, 5, 6, } c) BUC B = {2. 4. 6, 8}  C = {3, 4,5, 6 } BUC ={2, 3, 4, 5, 6, 8 }
  • 22. HIMPUNAN Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan secara jelas. Objek tersebut disebut elemen/anggota himpunan,biasanya dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya :a,b,p,q dll.sedangkan himpunan,biasanya dinyatakan dengan huruf besar,misal:A,B,P,Q dll. Jika a merupakan elemen dari himp A,sedangkan b bukan elemen dari himp A,maka dapat ditulis sebagai a E A,
  • 23. Ada 2 bentuk dalam penulisan suatu himpunan,yaituL:  Bentuk pendaftaran (tabular-form),yaitu dengan menuliskan semua elemen himpunan tersebut dalam kurung kurawal {} . contoh 1: A={jakarta,bandung,surabaya} B={…,-2,-1,0,1,2} C={1,2,3,…}  Bentuk pencirian (set builder-form), yaitu dengan menuliskan sifat/ketentuan mengenai elemen himpunan tersebut. contoh 2 : Q= {x | x adalah bilangan rasional} R = {y | y adalah mahasiswa jurusan informatika}
  • 24. MACAM MACAM HIMPUNAN a. Himpunan kosong  Adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan ini menggunakan notasi { }. Contoh :  D = {orang indonesia yang tinggiaya 5 m}  E = {mahasiswa unindra umurnya > 100 tahun} b. Himpunan semesta  Adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan. Sering disebut semesta pembicaraan atau set universum dilambangkan dengan “S” atau “U”.
  • 25. c. Himpunan hingga dan tak hingga *Himpunan hingga adalah himpunan yang banyak anggotanya terhingga atau terbatas atau banyak anggotanya suatu bilangan tertentu atau pembilangan anggotanya merupakan suatu proses yang dapat berhenti. Contoh himpunan hingga : D = {0,1,2,3….99}→banyak anggota himpunan D adalah 100 atau bilangan kardinal D atau n(D) =100 *Himpunan tak hingga adalah himpunan yang banyak anggotanya tidak terbatas atau tidak terhingga. Contoh Himpunan tak hingga :  E = {1,2,3….}→ banyak anggota himpunan E tak terbatas dan bilangan kardinalnya atau n(E) =( tak hingga) karena anggota-anggotanya semua bilangan bulat positif atau bilangan asli sehingga tidak mungkin untuk menuliskannya.
  • 26. d. Himpunan terbilang dan tak terbilang  Terbilangi adalah sesuatu yang dapat ditunjukan satu persatu,sedangkan tak terbilang adalah sesuatu yang tidak dapat ditunjukan satu persatu.  Contoh : a. A = {x,y,z} himpunan A ini merupakan contoh himpunan terhingga sebab n(A) = 3  Dan termasuk himpunan terbilang karena anggotanya dapat ditunjukan satu persatu yaitu x,y,z.  b. B = {1,3,5,7,…}  Himpunan B termasuk termasuk himpunan terbilang karena anggotanya dapat ditunjukan satu persatu yaitu 1,3,5,7 dst tapi termasuk himpunan tak terhingga karena anggotanya tidak mungkin semuanya dituliskan satu-satu.
  • 27. e. Himpunan terbatas dan tak terbatas Ruang lingkup pembicaraan himpunan terbatas dan himpunan tak terbatas biasanya beranggotakan bilangan. Himpunan yang memiliki batas bawah dan batas atas disebut himpunan terbatas.Himpunan yang hanya memiliki batas bawah /kiri saja disebut himpunan terbatas kiri .  Begitu sebaliknya yang hanya memiliki batas atas,kanan saja disebut himpunan terbatas kanan. Himpunan yang tidak memilikibatas kiri dan batas kanan adalah himpunan tak terbatas.  Contoh :  P = {3,4,5,7}  Himpunan p adalah termasuk himpunan terbatas. Karena memiliki batas kiri 3
  • 28. PASANGAN TERURUT DAN PRODUKSI CARTESIUS a. Dengan diagram cartesius Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan dengan diagram cartesius. Anggota-anggota himpunan A berada pada sumbu mendatar dan anggota-anggota himpunan B pada sumbu tegak.setiap pasangan anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota himpunan B dinyatakan dengan titik atau noktah.
  • 29. Diagram Cartesius B. Inggris IPA Matematika Olahraga Kterampilan Kesenian IPS Buyung Doni Vita Putri
  • 30. b. Dengan himpunan pasangan berurut  Himpunan pasangan berurutan dari data pada tabel sebagai berikut.  {(buyung, IPS), (buyung, kesenian), (doni, ketrampilan), (doni, R), (vita, IPA), (putri, matematika), (putri, bahasa inggris)}.  Contoh :  Diketahui A ={1,2,3,3,5,6} ; B = {1,2,3,…,12} dan relasi dari A ke B adalah relasi” setengah dari “. Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk  a.diagram panah  b.diagram cartesius  c.himpunan pasangan berurutan
  • 31. DENGAN DIAGRAM PANAH 1 1 2 2 3 4 3 5 6 4 7 8 5 9 10 6 11 12
  • 32. DENGAN DIAGRAM CARTESIUS 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 33. IPS Buyung Kesenian Doni Keterampilan Vita Olahraga Putri Matematika IPA B. inggris
  • 34. 2. Fungsi surjektif  Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika u  ntuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).  3. Fungsi bijektif  Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fun
  • 35. PENGERTIAN FUNGSI  Pandangan suatu relasi dengan setiap anggota himpunan A dikaitkan dengan satu dan hanya satu anggota himpunan B. Relasi tersebut disebut suatu fungsi dari A ke dalam B. Himpunan A disebut domain dan himpunan B disebut kodomain dari fungsi,yang biasa ditulis f:A → B.  Jika a € A,maka anggota himpunan B yang merupakan kaitan dari a dapat ditulis sebagai f(a). Elemen f(a) tersebut dinamakan nilai fungsi dari a. himpunan semua fungsi disebut daerah nilai(range) dari fungsi f . Daerah nilai merupakan himpunan bagian dari kodomain.  Istilah fungsi disebut juga pemetaan (mapping) atau transformasi.
  • 36.  Contoh 1: A= {1,2,3,4} B= {a,b,c,d} F= {(1,a), (2,b), (3,c), (4,d)} merupakan fungsi dari A ke B G= {(1,a), (1,b), (2,a), (3,d), (4,a)} bukan fungsi,karena elemen 1 E A dipetakan ke a dan ke B
  • 37. B. Jenis-jenis Fungsi  1. Fungsi injektif  Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya jika untuk sebarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
  • 38. 2. Fungsi surjektif  Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika u  ntuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).  3. Fungsi bijektif  Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fun
  • 39. Fungsi Satu-Satu : Suatu fungsi f: A→B disebut satu-satu bila setiap elemen yang berbeda dari mempunyai peta yang berbeda pula di B. Grafik Fungsi / Pemetaan Suatu pemetaan atau fungsi dari himpunan A ke himpunan B dapat dibuat grafik pemetaannya. Grafik suatu ) adalah bentuk diagram cartesius dari suatu pemetaan(fungsi).
  • 40. Jenis – Jenis Fungsi : 1. Fungsi Konstan Didefinisikan sebagai fungsi yang memetakan setiap unsur di domain ke satu nilai yang sama (konstanta). 2. Fungsi Identitas Adalah fungsi yang memetakan setiap unsur didomain kedirinya sendiri 3. Fungsi Modulus / Fungsi Nilai Mutlak Adalah fungsi yang memetakan setiap unsur didomain ke satu nilai positif atau nol. 4. Fungsi Linear Adalah fungsi yang memetakan setiap x € R ke suatu bentuk ax + b, dengan a ≠ 0, a dan b konstanta.
  • 41. 5. Fungsi kuadrat Rumus umumnya adalah f(x) = ax” + bx + c, dengan a ≠ 0 dan x € R. Invers atau Fungsi Jika fungsi f : A → yang dinyatakan dengan pasangan terurut f = {( a,b) Ӏ a ϵ A dan b ϵ B}, maka invers f adalah g: B → yang dinyatakan dengan g = {(b,a) l b ϵ B dan a ϵ A} Syarat Agar Invers Suatu Fungsi Merupakan Fungsi Invers Fungsi f mempunyai fungsi invers f -1 jika dan hanya jika f merupakan fungsi (korespondensi satu – satu).
  • 42. Menentukan langkah-langkah rumus fungsi invers 1. Mengubah persamaan y = f (x) dalam bentuk x sebagai fungsi y. 2. Bentuk x sebagai fungsi y tersebut dinamakan f -1 (y). 3. Mengganti y pada f -1 (y) dengan x, sehinga diperoleh f -1 (x).
  • 43. Contoh Soal : 1. Fungsi invers dari f (x) = adalah… Penyelesaian : Jika , maka Untuk soal diatas f (x) = →
  • 44. Pengertian Relasi Beberapa Himpunan Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan B merupakan relasi khusus, yaitu relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Misalkan F adalah satu fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka fungsi F di notasikan dengan: f:A→B
  • 45. Contoh Soa: Relasi dari himpunan A {a, b, c} ke himpunan B = {p, q, r} yang merupakan fungsi adalah… (1) A B (2) A B a p a p b q b q c r c r
  • 46. (3) A B (4) A B a p a p b q b q c r c r Pembahasan: Fungsi dari himpunan A ke himpunan B merupakan relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Dengan demikian, relasi-relasi di atas yang merupakan fungsi adalah (1), (2), dan (3). Sedangkan (4) bukan fungsi, seebab ada anggota himpunan A yaitu a dan c tidak berpasangan dengan anggota B. selain itu ada anggota himpunan A yaitu b berpasangan dengan semua anggota himpunan B. jadi pilihan (1), (2) dan (3) bernilai benar.
  • 47. FUNGSI KOMPOSISI  Pengertian Fungsi Komposisi Suatu fungsi dapat dikombinasikan atau digabungkan dengan fungsi lain, dengan syarat tertentu, sehingga menghasilkan fungsi baru. Fungsi baru hasil kombinasi fungsi-fungsi sebelumnya ini dinamakan fungsi kombinasi.
  • 48. Sifat-sifat komposisi fungsi 1. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi umumn ya tidak komutatif (g o f) (x) ≠ (f o g) (x) 2. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi bersifat asosiatif (f o (g o a)) (x) = {(f o g) o h} (x) 3. Terdapat fungsi identitas I (x) = x sedemikian sehingga (f o i) (x) = (I o f) (x) = f (x)
  • 49. Contoh soal: Diketahui fungsi f (x) = 6x – 3, g (x) = 5x + 4 dan (f o g) (a) = 81. nilai a = … Pembahasan: (f o g) (x) = f (g (x)) = f (5x + 4) = 6 (5x + 4) – 3 = 30x + 24 – 3 = 30x + 21 (f o g) (a) = 30a + 21 = 81 30a = 81 – 21 a=2
  • 50. HUKUM-HUKUM HIMPUNAN 1. Hukum komutatif : a. AUB = BUA b. A∩B = B∩A 2. Hukum Asosiatif a. (AUB)UC = AU(BUC) b. (A∩B)∩C = A∩(B∩C) 3. Hukum Distributif a. AU(B∩C) = (AUB)∩ (AUC) b. A∩(BUC) = (A∩B)U (A∩C)
  • 51. 4. Hukum Idempoten :  a. AUA = A  b. A∩A = A  5. Hukum Identitas :  a. AUØ = A  b. AUU= U  c. A∩Ø = Ø  d. A∩U = A  6. (AC)C=A  7. a. AUCC=U  b. A∩CC=Ø
  • 52.  8.a. Uc=Ø b. Øc=U 9. Hukum De Morgan a. (AUB)c = Ac ∩ Bc b. (A∩B)c = Ac U Bc 10. Hukum absorbsi : a. AU(A∩B)=A b. A∩(AUB)=A
  • 53. PRINSIP DUALITAS  Prinsip dualitas pada himpunan. Misalkan S adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti komplemen,U,∩.Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti U→∩,∩→U,Ø→U,U→Ø maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.  PrinsipDualitas merupakan prinsip yang penting dalam
  • 54. Aljabar himpunan, karena kita dapat menggunakan prinsip ini untuk menurunkan hukum yang lain atau membuktikan suatu kalimat himpunan.  →Hukum identitas :AUØ=A  Dualnya :A∩U=A →Hukum null :A∩Ø=Ø Dualnya :AUU=U →Hukum Komplemen :AUĀ=S Dualnya :A∩Ā=Ø
  • 55. HIMPUNAN INDEKS  Misalkan I adalah himpunan tidak kosong dan U himpunan semesta. Untuk setiap i ϵ I . I disebut himpunan indeks (atau himpunan dari indeks) dan setiap i ϵ I disebut indeks.  ᴜ Ai = {x І x ϵ Ai untuk sekurang-kurangnya satu i ϵ I} dan  ∩ Ai = {x І x ϵ Ai untuk setiap i ϵ I}
  • 56. Dapat ditulis menggunakan kuantor :  Jadi, (i).  artinya jika dan hanya jika x Ai untuk setiap indeks i ϵ I.
  • 57.  Artinya jika dan hanyax ϵ Ai unuk sekurang-kurangnya satu indeks i ϵ I.
  • 58. OPERASI PADA HIMPUNAN  Apabila terdapat 2 himpunan sembarang S dan T dimana keduanya adalah subset dari U. Union (gabungan) dari S dan T dilambangkan dengan SUT, yang merupakan himpunan yang beranggotakan elemen dari S atau dari T. Notasi matematikanya adalah:  S ᴜ T = { x : x ϵ S atau x ϵ T }
  • 59. Irisan (intersection) dari dua himpunan S dan T dilambangkan dengan S ∩ T, dimana S ∩ T adalah himpunan yang terbentuk dari elemen yang terkandung pada S dan pada T. Atau notasi matematikanya:  S ∩ T = { x : x ϵ S atau x ϵ T }
  • 60. S  Sedangkan dua buah himpunan disebut tidak beririsan apabila pada kedua himpunan tersebut tidak terdapat elemen yang sama.  Dua buah himpunan S dan T tidak beririsan (disjoint) apabila S ∩ T=Ø  Sedangkan dua buah himpunan disebut tidak beririsan apabila pada kedua himpunan tersebut tidak terdapat elemen yang sama.  Dua buah himpunan S dan T tidak beririsan (disjoint) apabila S ∩ T=Ø
  • 61. Irisan dari himpunan bilangan positif dan himpunan bilangan negative adalah himpunan kosong.  Apabila terdapat sembarang himpunan S dan T, komplemen relative (relative complement) T terhadap S dilambangkan S T, adalah himpunan yang dibentuk dari seluruh elemen S yang bukan dari elemen T. Berikut adalah notasi matematikanya:  S T = { x : x ϵ S atau x T }
  • 62. Asumsikan U adalah himpunan semesta. Bila terdapat sembarang himpuanan S pada U, Komplement Absolut (absolute complement) dari S, dinotasikan dengan Sc,adalah U S atau :  Sc = U S = { x ϵ S atau x S }  Beda Simetris (symmetric different) dari 2 himpuanan S dan T, adalah himpunan S T yang didefinisikan dengan :  S T= { x : x ϵ ( S ᴜ T )dan x }  = {( S ᴜ T ) ( S ∩ T) }  = ( S T ) ᴜ ( T S)
  • 63. Jika terdapat dua himpunan S dan T dimana s ϵ S dan t ϵ T, maka pasangan berurutan (ordered pair) (s , t) adalah hasil kali (product, X) dari S dan T dimana :  S X T ={ (s,t) : s ϵ S dan t ϵ T}  Dua buah pasangan berurutan ( x , y) dan ( u , v ) adalah sama apabila :  ( x , y ) = ( u , v ) jika dan hanya jika x = u dan y = c.
  • 64. KARDINALITAS (URUTAN) Kesamaan dua himpunan Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A. atau Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa B adalah subhimpunan A. Kardinalitas Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen himpunan {apel,jeruk,mangga,pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} juga memiliki elemen sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
  • 65. KONSEP KARDINALITAS Konsep Kardinalitas Bila A ekuivalen dengan B, yaitu A ~ B maka dikatakan bahwa A dan B mempunyai bilangan kardinal yang sama atau kardinalitasnya sama. Untuk menyatakan bilangan kardinal dari A ditulis #(A). Jadi #(A) = #(B) bila dan hanya bila A ~ B. Bila A < B maka dikatakan A mempunyai kardinalitas lebih kecil dari B atau kardinalitas B lebih besar dari A, dengan kata lain : #(A) < #(B) bila dan hanya bila A < B #(A) > #(B) bila dan hanya bila A B
  • 66. PENGERTIAN PROPOSISI Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya. Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus. Rumus ketentuannya : Q+ S + K + P Keterangan: Q : Pembilang/jumlah. (contohnya: sebuah,sesuatu, beberapa,semua,bagian, salah satu, bilangan satu s.d tak terhingga). Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilangnya sudah jelas berapa jumlahnya. S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung). K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan. P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
  • 67. CONTOH SOAL 1) Buktikan bahwa proposisi berikut “TAUTOLOGI”! {(pvq) ⇒ r } ⇔ {(p ⇒ r) ∧ (q ⇒ r)} {p ⇒(q ∧ r)} ⇔ {(p ⇒ q) ∧ (p ⇒ r)} {(p ∧ q) ⇒ r } ⇔ {(p ∧ ∼ r) ⇒ ∼ q)} {(p ∧ q) ⇒ r} ⇔ {(p ⇒ r) v (q ⇒ r)} (p ⇒ r) ⇒ {(p ∧ q) ⇒ r} ∧ {p ⇒ (q ∧ r)} ⇒ (p ⇒ q) 2) Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi berikut. Kemudian tentukan kebenarannya! Jika x=5, Maka x^2=25 Jika x^2 bilangan asli, maka x bilangan asli Jika ∆ABC sama kaki, maka <A=<C
  • 68. PENYELESAIAN 1) Pembuktian “TAUTOLOGI” {(pvq)⇒r}⇔{(p⇒r)∧(q⇒r)} JAWAB: p q r { ( p v q ) ⇒ r } ⇔ { ( p ⇒r ) ∧ (q ⇒ r ) } B B B B B B B B B B B S B S B S S S B S B B B B B B B B S S B S B S S B S B B B B B B B B S B S B S B B S S S S B S B B B B B S S S S B B B B B Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
  • 69. {p⇒(q∧r)}⇔{(p⇒q)∧(p⇒r)} JAWAB: p q r { p ⇒ (q ∧ r) } ⇔ { (p ⇒ q) ∧ ( p ⇒r ) } B B B B B B B B B B B S S S B B S S B S B S S B S S B B S S S S B S S S S B B B B B B B B S B S B S B B B B S S B B S B B B B S S S B S B B B B Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
  • 70. {(p∧q)⇒r}⇔{(p∧∼r)⇒∼q)} JAWAB: p q r ∼q ∼r { (p ∧ q ) ⇒ r } ⇔ { (p ∧ ∼r) ⇒∼q )} B B B S S B B B S B B B S S B B S B B S B S B B S S B B S B B S S B B S B B B B S B B S S S B B S B S B S S B S B B S B S S B B S S B B S B S S S B B S B B S B Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
  • 71. {(p∧q)⇒r}⇔{(p⇒r)v(q⇒r)} JAWAB: p q r {(p ∧ q ) ⇒r } ⇔ {(p ⇒ r) v (q ⇒ r )} B B B B B B B B B B B S B S B S S S B S B S B B B B B B S S S B B S B B S B B S B B B B B S B S S B B B B S S S B S B B B B B S S S S B B B B B Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
  • 72. (p⇒r)⇒{(p∧q)⇒r}∧{p⇒(q∧r)}⇒(p⇒q) JAWAB: p q r (p⇒r) ⇒ { (p∧q) ⇒ r } ∧ { p ⇒ (q∧r)} ⇒ (p ⇒ q) B B B B B B B B B B B B B B S S B B S B S S B B B S B B B S B B B S B S B S S S B S B B B S B S S B B B B S B B B B B B S B S B B S B B B S B B S S B B B S B B B S B B S S S B B S B B B S B B Terbukti bahwa proposisi tsb adalah TAUTOLOGI
  • 73. 2) Konvers, Invers, Kontraposisi dan Tabel Kebenaran Jika x=5 , Maka x^2=25 Jawab : p : x =5 q : x^2=25 konvers (q ⇒p) Jika x^2=25 , maka x=5 Invers (∼p⇒∼q) Jika x≠5 , maka x^2≠25
  • 74. Kontraposisi (∼q⇒∼p) Jika x^2≠25 , maka x≠5 Negasi (p∧∼q) x=5 , akan tetapi x^2≠25 Tabel Kebenaran p q ∼p ∼q Implikasi ( p⇒q) Konvers (q ⇒p) Invers (∼p⇒∼q) Kontraposisi (∼q⇒∼p) Negasi (p∧∼q) BBSSBBBBS BSSBSBBSB SBBSBSSBS SSBBBBBBs
  • 75. Jika x^2 bilangan asli, maka x bilangan asli. Jawab: P: x^2 bilangan asli. q: x bilangan asli. Konvers (q ⇒p) Jika x bilangan asli, maka x^2 bilangan asli Invers (∼p⇒∼q) Jika x^2 bukan bilangan asli, maka x bukan bilangan asli. Kontraposisi (∼q⇒∼p) Jika x bukan bilangan asli, maka x^2 bukan bilangan asli. Negasi (p∧∼q) x^2 bilangan asli akan tetapi bukan bilangan asli
  • 76. Tabel kebenaran: p q ∼p ∼q Implikasi, ( p ⇒q ) Konvers, (q ⇒p) Invers, (∼p⇒∼q) Kontraposisi, (∼q⇒∼p) Negasi, (p∧∼q) BBSSBBBBS BSSBSBBSB SBBSBSSBS SSBBBBBBS
  • 77. Jika ∆ ABC sama kaki, Maka ∠A= ∠C Jawab : p : ∆ ABC sama kaki q : ∠A= ∠C konvers (q ⇒p) Jika ∠A= ∠C, maka ∆ ABC sama kaki Invers (∼p⇒∼q) Jika ∆ ABC bukan sama kaki , maka ∠A ≠∠C Kontraposisi (∼q⇒∼p) Jika ∠A ≠∠C, maka ∆ ABC bukan sama kaki Negasi (p∧∼q) ∆ ABC sama kaki, akan tetapi ∠A ≠∠C
  • 78. Tabel kebenaran: p q ∼p ∼q Implikasi, ( p ⇒q ) Konvers, (q ⇒p) Invers, (∼p⇒∼q) Kontraposisi, (∼q⇒∼p) Negasi, (p∧∼q) BBSSBBBBS BSSBSBBSB SBBSBSSBS SSBBBBBBS
  • 79. HIMPUNAN TERBILANG Himpunan A dikatakan himpunan terbilang bila anggota himpunan A tersebut dapat ditunjukkan atau dihitung satu persatu. Contoh :  A= Himpunan A di atas merupakan contoh himpunan terbilang sebab dapat dihitung satu persatu, sekaligus contoh himpunan terhingga sebab n(A) = 3.  B= Himpunan B di atas merupakan contoh himpunan terbilang, tetapi juga merupakan contoh himpunan tak hingga sebab n(B) = ~.
  • 80. CONTOH SOAL DAN JAWABAN 1) Selidikilah apakah himpunan semua bilangan bulat adalah himpunan terbilang? Jawaban: N: 1 2 3 4 5 6 … | | | | | | Z : 0 -1 1 -2 2 -3 ... Ternyata Z ekivalen dengan N, jadi Z himpunan terbilang. 2) Misalkan K adalah himpunan semua bilangan kelipatan k, Selidikilah apakah K himpunan terbilang? Jawaban: N: 1 2 3 4 5 6 7… | | | | | | | K : 0 -k k -2k 2k -3k 3k ... Ternyata K ekivalen dengan N, jadi K himpunan terbilang.
  • 81. HIMPUNAN TIDAK TERBILANG Himpunan A dikatakan tak terbilang bila anggota himpunan A tersebut tidak dapat dihitung satu persatu. Contoh : R= Himpunan R merupakan contoh himpunan tak terbilang, karena anggotanya tak dapat dihitung satu persatu. Himpunan R juga merupakan himpunan tak berhingga, karena n(R) = ~.
  • 82. CONTOH SOAL DAN JAWABAN 1) Misalkan R himpunan semua hilangan real, maka R adalah himpunan tak terbilang, buktikanlah: Jawaban: Bukti: Misalkan R adalah himpunan yang dapat ditulis dengan pecahan desimal tanpa akhir, sedemikian hingga tidak terdapat digit c ≠ 0 yang diikuti oleh berhingga banyaknya digit nol. Jadi 0,5 atau diganti 0,4999..., dan 7 diganti 6,999.... Misalkan r menyatakan bilangan real, maka: r =k1k2k3 … kn, a1a2a3 … an …bagian bulat bagian desimal
  • 83. Umpamakan R adalah himpunan terbilang, yang berarti ekivalen N. Jadi R dapat dibariskan sebagai berikut: r1 = B1, a11 a12 a13 a14 a15 … r2 = B2, a21 a22 a23 a24 a25 … r3 = B3, a31 a32 a33 a34 a35 … r4 =B4, a41 a42 a13 a44 a45 … r5 = B5, a51 a52 a53 0554 a55 … Perhatikanlah digit-digit yang terletak pada diagonal utama matriks di atas. Dibentuk suatu bilangan real r* sebagai berikut. r* = B*, b1 b2 b3 b4 b5 … dengan bi = 1 jika aii ≠ 1 bi = 2 jika aii = 1 Ini berarti bahwa bi = ai; iN. Juga r*≠ri iN.
  • 84. 2)Misalkan I adalah himpunan semua bilangan irasional, maka I adalah himpunan tak terbilang, buktikanlah! Jawaban: Bukti: Misalkan R adalah himpunan semua bilangan real, Q himpunan semua bilangan rasional, dan I himpunan semua bilangan rrasional, maka R = QI. Jelas bahwa Q dan I dua himpunan yang saling lepas. Misalkan I himpunan terbilang. Ini berarti R himpunan terbilang, hal ini suatu kontradiksi. Jadi haruslah I himpunan tak terbilang.
  • 85. KOLEKSI HIMPUNAN TERBILANG Anggota-anggota dari suatu himpunan dapat merupakan himpunan. Misalnya, suatu gudang adalah himpunan dari beberapa peti rokok, setiap peti terdiri dari beberapa bungkus rokok. Jadi jelas bahwa suatu himpunan mungkin saja anggota-anggotanya merupakan himpunan pula. Kondisi seperti ini disebut sebagai koleksi himpunan atau himpunan dari himpunan. Contoh: a) A = {{a,b,c},{d},{e}} b) B = {{1,2},{3},{2,3,4},{Ø}}
  • 86. FUNGSI KARAKTERISTIK Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah elemen terdapat dalam sebuah himpunan atau tidak. Jika maka:
  • 87. Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa dengan himpunan dari semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah elemen dalam himpunan tersebut.
  • 88. PENGANTAR DASAR MATEMATIKA  DI SUSUN OLEH:  Kelompok 3  Hana Putri Kriscita (201013500023)  Juni Triastuti (201013500007)  Jasni (201013500030)  Mursiti (201013500025)  Melysa Natalia (201013500106)  Muhammad Irwansyah Akbar (2010135000 )  Durahi (2010135 )