SlideShare a Scribd company logo
1 of 120
FILSAFAT ILMU 
SUJIYO MIRANTO
FILSAFAT ILMU 
• Bagian dari filsafat yang 
menjawab beberapa pertanyaan 
mengenai hakikat ilmu. 
• Mempelajari dasar-dasar filsafat, 
asumsi dan implikasi dari ilmu, 
yang termasuk di dalamnya antara 
lain ilmu alam dan ilmu sosial. 
• Filsafat ilmu sangat berkaitan erat 
dengan epistemologi dan ontologi.
Lanjutan…… 
Menjelaskan masalah-masalah seperti: 
• Apa dan bagaimana suatu konsep dan 
pernyataan dapat disebut sebagai 
ilmiah, 
• Bagaimana konsep tersebut dilahirkan, 
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, 
• Memperkirakan serta memanfaatkan 
alam melalui teknologi;
Lanjutan…… 
• Cara menentukan validitas dari sebuah 
informasi; 
• Formulasi dan penggunaan metode 
ilmiah; 
• Macam-macam penalaran yang dapat 
digunakan untuk mendapatkan 
kesimpulan; 
• Implikasi metode dan model ilmiah 
terhadap masyarakat dan terhadap ilmu 
pengetahuan itu sendiri.
KONSEP DAN PERNYATAAN ILMIAH 
• Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa 
dan bagaimana alam sebenarnya 
• Bagaimana teori ilmu pengetahuan 
dapat menjelaskan fenomena yang 
terjadi di alam. 
• Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan 
bukti dari eksperimen, deduksi logis 
serta pemikiran rasional untuk 
mengamati alam dan individual di 
dalam suatu masyarakat.
EMPIRISME 
(ketergantungan pada bukti) 
• Empirisme: cara pandang bahwa ilmu 
pengetahuan diturunkan dari 
pengalaman yang kita alami selama 
hidup kita. 
• Pernyataan ilmiah berarti harus 
berdasarkan dari pengamatan atau 
pengalaman. Hipotesa ilmiah 
dikembangkan dan diuji dengan metode 
empiris, melalui berbagai pengamatan 
dan eksperimentasi.
lanjutan EMPIRISME 
• Setelah pengamatan dan 
eksperimentasi ini dapat selalu diulang 
dan mendapatkan hasil yang konsisten, 
• hasil ini dapat dianggap sebagai bukti 
yang dapat digunakan untuk 
mengembangkan teori-teori yang 
bertujuan untuk menjelaskan fenomena 
alam.
FALSIFIABILITAS 
• Salah satu cara yang digunakan 
untuk membedakan antara ilmu 
dan bukan ilmu adalah konsep 
falsifiabilitas. 
• Konsep ini digagas oleh 
Karl Popper pada tahun 1919-20 
dan kemudian dikembangkan lagi 
pada tahun 1960-an.
lanjutan FALSIFIABILITAS 
• Prinsip dasar dari konsep ini adalah, 
sebuah pernyataan ilmiah harus 
memiliki metode yang jelas yang dapat 
digunakan untuk membantah atau 
menguji teori tersebut. 
• Misalkan dengan mendefinisikan 
kejadian atau fenomena apa yang tidak 
mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah 
tersebut memang benar
BIDANG TELAAH FILSAFAT ILMU 
• Pada tahap yang pertama filsafat 
membahas siapakah manusia itu? 
• Tahap yang kedua adalah 
pertanyaan tentang ada ? (tentang 
hidup dan eksistensi manusia)
CABANG-CABANG 
FILSAFAT ILMU 
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat 
mencakup tiga segi yaitu: 
• Logika; apa yang disebut benar dan apa 
yang disebut salah 
• Etika; mana yang dianggap baik dan 
mana yang dianggap buruk 
• Estetika; apa yang termasuk jelek dan 
apa yang termasuk indah
lanjutan …CABANG-CABANG 
FILSAFAT ILMU 
Ketiga cabang utama ini akhirnya 
bertambah lagi yaitu: 
• Metafisika; teori tentang ada (tentang 
hakikat keberadaan zat, tentang hakikat 
serta pikiran serta kaitan antara zat dan 
pikiran 
• Politik; kajian mengenai organisasi 
sosial/pemerintahan yang ideal
CABANG FILSAFAT SAAT INI 
• epistimologi (filsafat pengetahuan) 
• etika (filsafat moral) 
• estetika (filsafat seni) 
• metafisika 
• politik (filsafat pemerintahan) 
• filsafat agama 
• filsafat ilmu 
• filsafat pendidikan 
• filsafat hukum 
• filsafat sejarah 
• filsafat matematika
FILSAFAT ILMU 
• Filsafat Ilmu merupakan bagian dari 
epistimologi (filsafat pengetahuan) yang 
secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau 
pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang 
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri 
tertentu. 
• Meskipun secara metodologis ilmu tidak 
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan 
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan 
teknis yang bersifat khas, maka 
filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat 
ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial.
FILSAFAT ILMU 
• Pembagian ini lebih merupakan 
pembatasan bidang-bidang yang 
ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau 
ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan 
cabang filsafat yang bersifat otonom. 
• Ilmu memang berbeda dari 
pengetahuan-pengetahuan secara 
filsafat, namun tidak terdapat 
perbedaan yang prinsip antara ilmu-ilmu 
alam dan sosial, dimana keduanya 
mempunyai ciri-ciri keilmuan yang 
sama.
FILSAFAT ILMU 
Filsafat ilmu merupakan telaah secara 
filsafat yang ingin menjawab beberapa 
pertanyaan mengenai hakikat ilmu : 
• Obyek apa yang ditelaah ilmu? 
(Ontologis) 
• Bagaimana proses yang memungkinkan 
ditimbanya pengetahuan berupa ilmu? 
(epistemologis) 
• Untuk apa pengetahuan yang berupa 
ilmu itu digunakan? (aksiologis)
DASAR-DASAR 
PENGETAHUAN
PENALARAN 
Defenisi 
• Kemampuan menalar menyebabkan manusia 
mampu mengembangkan pengetahuan yang 
merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. 
• Secara simbolik manusia memakan buah 
pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan 
setelah itu manusia harus hidup berbekal 
pengetahuannya itu. 
• Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang 
salah, mana yang baik dan mana yang buruk, 
serta mana yang indah dan mana yang jelek. 
Secara terusmenerus dia selalu hidup dalam 
pilihan.
PENALARAN 
• Manusia adalah satu-satunya mahluk yang 
mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. 
• Binatang juga mempunyai pengetahuan, 
namun pengetahuan ini terbatas untuk 
kelangsungan hidupnya. 
• Manusia mengembangkan pengetahuannya 
mengatasi kebutuhan-kebutuhan 
kelangsungan hidup ini. 
• Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk 
baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk 
kelangsungan hidupnya,
PENALARAN 
• Manusia mengembangkan kebudayaan; 
memberi makna bagi kehidupan; 
• Manusia ‘memanusiakan” diri dalam 
dalam hidupnya. 
• Intinya adalah manusia di dalam 
hidupnya mempunyai tujuan tertentu 
yang lebih tinggi dari sekedar 
kelangsungan hidupnya. 
• Inilah yang membuat manusia 
mengembangkan pengetahuannya dan 
pengetahuan ini mendorong manusia 
menjadi makhluk yang bersifat khas.
PENGETAHUAN DAPAT 
DIKEMBANGKAN OLEH MANUSIA 
KARENA 2 HAL: 
a. Bahasa; manusia mempunyai bahasa 
yang mampu mengkomunikasikan 
informasi dan jalan pikiranyang melatar 
belakangi informasi tersebut. 
b. Kemampuan berpikir menurut suatu 
alur kerangka berpikir tertentu. Secara 
garis besar cara berpikir seperti ini 
disebut penalaran.
lanjutan PENGETAHUAN DAPAT 
DIKEMBANGKAN OLEH MANUSIA 
KARENA 2 HAL: 
• Dua kelebihan inilah yang 
memungkinkan manusia 
mengembangkan pengetahuannya 
yakni bahasa yang bersifat 
komunikatif dan pikiran yang 
mampu menalar.
HAKIKAT PENALARAN 
• Penalaran merupakan suatu proses 
berpikir dalam menarik sesuatu 
kesimpulan yang berupa pengetahuan. 
• Manusia pada hakikatnya merupakan 
mahluk yang berpikir, merasa, 
bersikap, dan bertindak. 
• Sikap dan tindakan yang bersumber 
pada pengetahuan yang didapatkan 
lewat kegiatan merasa atau berpikir.
lanjutan HAKIKAT PENALARAN 
• Penalaran menghasilkan pengetahuan 
yang dikaitkan dengan kegiatan merasa 
atau berpikir. 
• Penalaran menghasilkan pengetahuan 
yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir 
dan bukan dengan perasaan. 
• Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk 
menemukan pengetahuan yang benar.
lanjutan HAKIKAT PENALARAN 
• Apa yang disebut benar bagi tiap orang 
adalah tidak sama oleh sebab itu 
kegiatan proses berpikir untuk 
menghasilkan pengetahuan yang benar 
itupun berbeda-beda dapat dikatakan 
bahwa tiap jalan pikiran mempunyai 
apa yang disebut sebagai kriteria 
kebenaran, dan kriteria kebenaran ini 
merupakan landasan bagi proses 
kebenaran tersebut.
lanjutan HAKIKAT PENALARAN 
• Penalaran merupakan suatu proses 
penemuan kebenaran di mana tiap-tiap 
jenis penalaran mempunyai kriteria 
kebenaran masing-masing. 
• Sebagai suatu kegiatan berpikir maka 
penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu 
• Ciri yang pertama ialah adanya suatu 
pola berpikir yang secara luas dapat 
disebut logika.
lanjutan HAKIKAT PENALARAN 
• Tiap penalaran mempunyai logika 
tersendiri atau dapat juga disimpulkan 
bahwa kegiatan penalaranmerupakan 
suatu kegiatan berpikir logis, dimana 
berpikir logis di sini harus diartikan 
sebagai kegiatan berpikir menurut 
suatu pola tertentu atau logika tertentu.
LOGIKA 
• Penalaran merupakan suatu proses 
berpikir yang membuahkan 
pengetahuan. 
• Agar pengetahuan yang dihasilkan 
penalaran itu mempunyai dasar 
kebenaran maka proses berpikir 
ituharus dilakukan cara tertentu. 
• Suatu penarikan kesimpulan baru 
dianggap sahih (valid) kalau proses 
penarikan kesimpulan tersebut 
dilakukan menurut cara.
LOGIKA 
• Cara penarikan kesimpulan ini disebut 
logika, 
• Logika secara luas dapat didefenisikan 
sebagai “pengkajian untuk berpikir 
secara sahih.”
LOGIKA 
Terdapat bermacam-macam cara 
penarikan kesimpulan, namun 
untuk sesuai dengan dengan 
tujuan studi yang memusatkan diri 
kepada penalaran maka hanya 
difokuskan kepada dua jenis 
penarikan kesimpulan, yakni logika 
induktif dan logika deduktif.
LOGIKA 
• Logika induktif erat hubungannya 
dengan penarikan kesimpulan dari 
kasus-kasus individual nyata menjadi 
kesimpulan bersifat umum. 
• Sedangkan logika deduktif, menarik 
kesimpulan dari hal yang bersifat umu 
menjadi kasus yang bersifat individual 
(khusus).
a. Induksi 
• Induksi merupakan cara berpikir di 
mana ditarik dari suatau kesimpulan 
yang bersifat umum dari berbagai kasus 
• yang bersifat individu. Penalaran secara 
induktif dimulai dengan mengemukakan 
pernyataan-pernyataan yang 
• bersifat khas dan dan terbatas dalam 
menyusun argumentasi yang diakhiri 
dengan pernyataan yang bersifat 
• umum. Kesimpulan yang bersifat umum 
ini penting artinya karena mempunyai 
dua keuntungan.
b. Deduksi 
• Penalaran deduktif adalah kegiatan 
berpikir yang sebalikny dari penalaran 
induktif. Deduksi adalah cara berpikir 
• dimana dari pernyataan yang bersifat 
umum ditarik kesimpulan yang bersifat 
khusus. Penarikan kesimpulan 
• secara deduktif biasanya menggunakan 
pola berpikir yang dinamakan 
silogismus. Silogismus disusun dari dua 
• buah pertanyaan dan satu kesimpulan. 
Pernyataan yang mendukung silogismus 
ini disebut premis yang kemudian
• Jadi ketepatan penarikan kesimpulan 
tergantung pada tiga hal yakni 
kebenaran premis mayor, kebenaran 
• premis minor, dan keabsahan penarikan 
kesimpulan. Sekiranya salah satu dari 
ketiga unsur tersebut 
• persyaratannya tidak dipenuhi maka 
kesimpulan yang akan ditariknya akan 
salah. Matematika adalah 
• pengetahuan yang disusun secara 
deduktif.
4. Sumber Pengetahuan 
• Kebenaran adalah pernyataan tanpa 
ragu! Baik logika deduktif maupun 
logika induktif, dalam proses 
• penalarannya, mempergunakan premis-premis 
yang berupa pengetahuan yang 
dianggapnya benar. Kenyataan 
• ini membawa kita kepada pertanyaan; 
bagaimana kita mendapatkan 
pengetahuan yang benar itu? Pada 
dasarnya 
• terdapat dua cara pokok bagi manusia 
untuk mendapatkan pengetahuan yang 
benar. Yang pertama adalah
• Kaum rasionalis 
• mendasarkan diri kepada rasio dan 
kaum empirisme mendasarkan diri 
kepada pengalaman. 
• Kaum rasionalis mempergunakan 
metode deduktif dalam menyusun 
pengetahuannya. Premis yang dipakai 
• dalam penalarannya didapatkan dari ide 
yang dianggapnya jelas dan dapat 
diterima. Ide ini menurut mereka 
• bukanlah ciptaan pikiran manusia.
• Prinsip itu sendiri sudah ada jauh 
sebelum manusia memikirkannya. 
Paham 
• ini dikenal dengan nama idealisme. 
Fungsi pikiran manusia hanyalah 
mengenali prinsip tersebut yang lalu 
menjadi 
• pengetahuannya. Prinsip itu sendiri 
sudah ada dan bersifat apriori dan 
dapat diketahui manusia lewat 
kemampuan 
• berpikir rasionalnya.
• Pengalaman tidaklah membuahkan 
prinsip justru sebaliknya, hanya dengan 
mengetahui 
• prinsip yang didapat lewat penalaran 
rasionil itulah maka kita dapat mengerti 
kejadian-kejadian yang berlaku 
• dalam alam sekitar kita. 
• Secara singkat dapat dikatakan bahwa 
ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat 
apriori 
• dan pengalaman yang didapatkan 
manusia lewat penalaran rasional.
• Berlainan dengan kaum rasionalis maka 
kaum empiris berpendapat bahwa 
pengetahuan manusia itu bukan 
• didapatkan lewat penalaran yang 
abstrak namun lewat penalaran yang 
konkret dan dapat dinyatakan lewat 
• tangkapan panca indra.
• Disamping rasionalisme dan empirisme 
masih terdapat cara untuk 
mendapatkan pengetahuan yang lain. 
• Yang penting untuk kita ketahui adalah 
intuisi dan wahyu. Sampai sejauh ini, 
pengetahuan yang didapatkan 
• secara rasional dan empiris, kedua-duanya 
merupakan induk produk dari 
sebauh rangkaian penalaran.
Intuisi
• merupakan pengetahuan yang 
didapatkan tanpa melalui proses 
penalaran tertentu. Seseorang yang 
sedang 
• terpusat pemikirannya pada suatu 
masalah tiba-tiba mendapat jawaban 
atas permasalah tersebut. Tanpa melaui 
• proses berliku-liku dia sudah 
mendapatkan jawabannya.. intuisi juga 
bisa bekerja dalam keadaan tidak 
• sepenuhnya sadar, artinya jawaban 
atas suatu permasalahan ditemukan 
jawabannya tidak pada saat sesorang
• 
• Intuisi bersifat personal dan tidak bisa 
diramalkan. Sebagai dasar untuk 
• menyusun pengetahuan secara teratur 
maka intuisi ini tidak dapat diandalkan. 
Pengetahuan inuitif dapat digunakan 
• sebagai hipotesa bagi analisis 
selanjutnya dalam menentukan benar 
atau tidaknya suatu penalaran.
• Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan 
oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini 
disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya 
sepanjang zaman. Agama merupakan 
pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan 
sekarang yang terjangkau pengalaman, namun 
juga mencakup masalah yang bersifat 
transedental kepercayaan kepada Tuhan yang 
merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan 
kepada nabi sebagai suatu pengantara dan 
kepercayaan terhadap suatu wahyu sebagai cara 
penyampaian merupakan titik dasar dari 
penyusunan pengetahuan ini.. kepercayaan 
merupakan titik tolak dalam agama.
• Suatau pernyataan harus dipercaya 
dulu baru bisa diterima. Dan 
pernyataan ini bisa saja dikaji lewat 
metode lain. Secara rasional bisa 
dikaji umpamanya apakah 
pernyataan-pernyataan yang 
terkandung didalamnya konsisten 
atau tidak.di pihak lain secara 
empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta 
yang mendukung pernyataan 
tersebut. 
•
Kriteria Kebenaran 
• Tidak semua manusia mempunyai 
persyaratan yang sama terhadap apa 
yang dianggapnya benar. Oleh sebab itu 
ada beberapa teori yang dicetuskan 
dalam melihat kriteria kebenaran. 
• Yang pertama adalah teori koherensi. 
Teori ini merupakan menyatakan bahwa 
pernyataan dan kesimpulan yang ditarik 
harus konsinten dengan pernyataan dan 
kesimpulan terdahulu yang dianggap 
benar. Secara sederhana dapat 
disimpulkan bahwa berdsarkan teori 
koherensi suatu pernyatan dianggap
• Matematika adalah bentuk 
pengetahuan yang penyusunannya 
dilakukan pembuktian berdsarkan teori 
koheren 
• Paham lain adalah kebenaran yang 
didasarkan pada teori korespondensi. 
Bagi penganut teori korespondensi, 
suatu pernyataan adalah benar jika 
materi pengetahuan yang dikandung 
pernyataan itu berkorespondensi 
(berhubungan) dengan obyek yang 
dituju oleh pernyataan tersebut. 
Maksudnya jika seseorang menyatakan
• Teori Pragmatis dicetuskan oleh 
Charles S. Peirce (1839-1924) dalam 
sebuah makalah yang terbit tahun 1878 
yang berjudul “How to make Our Ideas 
Clear.” Teori ini kemudian 
dikembangkan oleh para filsuf Amerika. 
Bagi seorang pragmatis, kebenaran 
suatau pernyataan diukur dengan 
kriteria apakah pernyataan tersebut 
bersifat fungisional dalam kehidupan 
praktis.
• Artinya, suatu pernyataan adalah 
benar, jika pernyataan 
• itu atau konsekuensi dari pernyataan itu 
mempunyai kegunaan praktis dalam 
kehidupan umat manusia. Kaum 
pragmatis berpaling kepada metode 
ilmiah sebagai metode untuk mencari 
pengetahuan tentang alam ini yang 
dianggapnya fungisional dan berguna 
dalam menafsirkan gejala-gejala 
alamiah. Kriteria pragmatisme ini juga 
• dipergunakan oleh ilmuwan dalam 
menentukan kebenaran dilihat dari
SEJARAH DAN SUMBER 
FILSAFAT ILMU
SEJARAH DAN SUMBER 
FILSAFAT ILMU 
• Filsafat dan ilmu yang dikenal didunia 
barat dewasa ini berasal dari zaman 
Yunani kuno. Pada zaman 
• itu filsafat dan ilmu jalin menjalin 
menjadi satu dan orang tidak 
memisahkannya sebagai dua hal yang 
berlainan. 
• Keduanya termasuk ke dalam 
pengertian episteme. Kata philisophia 
merupakan suatu padanan kata dari 
• episteme.
• Menurut konsepsi filsuf besar Yunani 
kuno Aristoteles, episteme adalah 
“suatu kumpulan yang teratur 
• dari pengetahuan rasional dengan 
objeknya sendiri yang tepat.” Jadi, 
filsafat dan ilmu tergolong sebagai 
• pengetahuan rasional, yakni 
pengetahuan yang diperoleh dari 
pemikiran atau rasio manusia. 
• Dalam pemikiran Aristoteles 
selanjutnya, episteme atau 
pengetahuan rasional itu dapat dibagi 
menjadi
kelompok dengan sebutan 
:1. Mathematike (pengetahuan 
matematika) 
2. Physike (pengetahuan fisika) 
3. Prote philosophia (filsafat Pertama) 
Filsafat pertama adalah pengetahuan 
yang menelaah peradaban yang abadi, 
tidak berubah, dan terpisah 
dari materi. Aristoteles mendefinisikannya 
sebagai ilmu tentang asas-asas pertama 
atau yang dikenal sebagai 
metafisika.
Theoritike atau pengetahuan teoritis oleh 
Aristoteles dibedakan pula menjadi tiga 
Matematika, fisika, dan metafisika telah 
cukup berkembang pada masa hidup 
Aristoteles. Sekitar dua ratus tahun 
sebelumnya telah lahir pemikir yang 
mempelajari bidang-bidang tersebut. 
Seorang pemikir pertama yang dikenal 
sebagai Bapak Filsafat yaitu Thales. 
Sebagian sarjana kemudian 
mengakuinya pula sebagai ilmuawan 
pertama di dunia. Bangsa Yunani 
menyebutkan bahwa dia adalah salah
Menurutnya semua berasal dari air 
sebagai dasar materi kosmis. Sebagai 
ilmuawan ia mempelajari magnetisme 
dan listrik yang merupakan pokok soal 
fisika. Ia juga berusaha 
mengembangkan astronomi dan 
matematika dengan antara lain 
mengemukakan pendapat bahwa bulan 
bersinar karena memantulkan cahaya 
matahari, menghitung terjadinya 
gerhana matahari, dan membuktikan 
dalil-dalil 
geometri.
Salah satu yang dibuktikannya ialah 
dalil bahwa kedua sudut alas dari 
suatu segitiga sama kaki adalah 
sama besarnya. Dengan demikian, 
ia merupakan ahli matematika 
Yunani yang pertama dan oleh 
penulis yang sekarang dinyatakan 
sebagai Bapak dari penalaran 
deduktif.
Selanjutnya muncullah Pythagoras. 
Pemikir dan tokoh matematik ini 
mengemukakan sebuah ajaran 
metafisika bahwa bilangan-bilangan 
merupakan intisari semua benda serta 
dasar pokok dari sifat-sifat benda. 
Dalilnya berbunyi,”bilangan memerintah 
jagad raya ini” Menurut Pythagoras, 
kearifan yang sesungguhnya itu 
hanyalah dimiliki semata-mata oleh 
Tuhan. Oleh karena itu, ia tidak mau 
disebut sebagai orang arif sebagaimana 
halnya Thales, melainkan menganggap
Dengan demikian sampai sekarang secara 
etimologi dan singkat sederhana filsafat 
masih diartikan sebagai cinta kearifan. 
Pythagoras berpendapat bahwa 
matematika merupakan suatu sarana 
atau alat bagi pengetahuan 
filasafati. Pendapat ini kemudian 
memperoleh pengukuhan dari Plato. Ia 
menegaskan bahwa filsuf adalah 
pencinta pandangan tentang kebenaran, 
sedang filsafat merupakan pencarian 
yang bersifat perekaan terhadap 
pandangan seluruh kebenaran. Filsafat
• Menurut pendapat Plato, geometri 
sebagai engetahuan rasional 
berdasarkan akal murni menjadi kunci 
kearah pengetahuan dan kebenaran 
filasafati serta bagi pemahaman 
mengenai sifat dasar dari kenyataan 
terakhir. Geometri merupakan suatu 
ilmu dengan akal murni membuktikan 
posisi-posisi abstrak mengenai halhal 
yang abstrak seperti garis lurus 
sempurna, lingkaran sempurna atau 
segitiga sempurna.
• Salah satu murid plato yang paling 
cemerlang yang belajar di akademinya 
adalah Aristoteles. Tokoh pemikir ini 
menyusun konsepsinya tentang 
pembagian pengetahuan rasional 
seperti yang telah diuraikan diatas. 
Mengenai peranannya dalam filsafat 
yang berkaitan dengan ilmu Aristoteles 
merupakan seorang filsuf ilmu yang 
pertama. Ia menciptakan cabang 
pengetahuan itu dengan menganalisis 
problem-problem tertentu yang timbul 
dalam hubungannya dengan penjelasan
• Dari selintas perkembangan filsafat dan 
ilmu yang telah diuraikan ternyata sejak 
zaman Yunani kuno sesungguhnya 
berkembang tidak hanya dua melainkan 
empat bidang pengetahuan yaitu, 
filsafat, ilmu, matematika dan logika. 
Masing-masing kemudian mengalami 
perkembangan kearah yang lebih luas.
1. Filsafat 
• Filsafat dimulai oleh Thales sebagai 
filsafat jagad raya yang selanjutnya 
berkembang ke arah kosmologi. Filsafat 
ini kemudian menjurus pada filsafat 
spekulatif pada Plato dan metafisika 
pada Aristoteles. Setelah mulai beralih 
memasuki zaman Romawi kuno, para 
pemikir mencari keselarasan antara 
manusia dan alam semesta. 
Keselarasan itu dapat tercapai bilamana 
manusia hidup sesuai dengan alam 
dalam arti mengikuti petunjuk akal 
(sebagai asas tertinggi sifat manusiawi)
• Dalam abad pertengahan, filsafat 
dianggap sebagai pengetahuan yang 
tertinggi. Namun kedudukan dan 
perannya adalah sebagai pelayan dari 
teologi. Kebenaran yang diterima oleh 
kepercayaan kepercayaan melalui 
wahyu tidak dapat ditentang oleh 
kebenaran filasafati yang diperoleh dari 
akal manusia. Filsafat merupakan 
• sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenran 
tentang Tuhan yang dapat 
dicapai oleh akal manusia itu. Dalam 
abad-abad selanjutnya filsafat
• Sesudah memasuki abad XX filsafat 
dalam garis besarnya dibedakan 
menjadi dua ragam, yakni filsafat kritis 
dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis itu 
kemudian oleh sebagian filsuf disebut 
filsafat analitik. Ragam filsafat analitik 
membahas pertanyaan-pertanyaan 
tentang arti (meaning) dari pengertian-pengertian 
yang digunakan dalam 
filsafat. Dengan perkataan lain, filsafat 
analitis terutama memusatkan 
perhatian pada analisis secara cermat 
terhadap makna pengertian yang
2. Ilmu 
• Pada zaman Yunani kuno episteme atau 
pengetahuan rasional mencakup filsafat 
maupun ilmu. Tidak terdapat masalah 
besar atau kebutuhan penting untuk 
membedakan kedua jenis pengetahuan 
itu. Thales sebagai seorang filsuf juga 
mempelajari astronomi, dan topik-topik 
pengetahuan yang termasuk fisika. 
Fisika adalah pengetahuan 
• teoritis yang mempelajari alam. 
Pengetahuan ini kemudian lebih banyak 
disebut filsafat Alam.
• Tetapi, pada zaman Renaissance sejak 
abad XIV sampai abad XVI terjadi 
perkembangan baru. Tokoh-tokoh 
pembaharu dan pemikir seperti Galileo 
Galilei, Francis Bacon dan pada abad 
berikutnya Rene Descartes, dan Isaac 
Newton memperkenalkan metode 
matematik dan metode eksperimental 
untuk mempelajari alam. Dengan 
demikian. Pengertian filsafat Alam 
memperoleh arti khusus sebagai 
“penelahaan sistematis terhadap 
• alam melalui pemakaian metode-metode
• Jadi, sejak abad XVII filsafat Alam 
sesungguhnya bukanlah pengetahuan 
filsafat, melainkan pengetahuan yang 
kini dikenal sebagai Ilmu Alam. 
Perkembangan ilmu itu mencapai 
puncak kejayaan di tangan Newton. 
Ilmuwan Inggris ini antara lain 
merumuskan teori gaya berat dan 
kaidah-kaidah mekanika dalam karya 
tulis 
• yang diberi judul Philosophiae Naturalis 
Principa (azas-azas mekanik dari 
Filsafat Alam), terbit tahun 1687.
Dalam perkembangan selanjutnya pada 
abad XVIII, philosophia naturalis 
memisahkan diri dari filsafat dan para 
ahli menyebutnya kembali dengan 
nama fisika. 
Cabang-cabang lainnya yang tercakup 
dalam pengertian ilmu modern juga 
berkembang pesat berkat penerapan 
metode empiris yang makin cermat, 
pemakaian alat keilmuan yang lebih 
lengkap, dan komunikasi antar ilmuwan 
yang senantiasa meningkat. James 
Conat menyatakan bahwa ilmu modern
• Cabangcabang ilmu lainnya seperti 
Sosiologi, Antropologi, Ilmu ekonomi 
dan Ilmu politik kemudian juga tegas-tegas 
terpisah dari filsafat. Seterusnya 
menurut pengamatan Henry Aiken, 
dalam abad XX filsafat memberikan 
kelahiran pada ilmu-ilmu yang 
tampaknya juga bebas berupa Logika 
Formal, Linguistik, dan Teori tanda. 
Dalam pertengahan abad ini dapat pula 
disaksikan lahirnya serangkaian ilmu 
antar displin seperti misalnya ilmu 
prilaku yang menggabungkan psikologi
• Jadi dalam zaman modern timbul 
kebutuhan untuk memisahkan secara 
nyata kelompok ilmu-ilmu modern dari 
filsafat karena perbedaan ciri-cirinya 
yang sangat mencolok. Filsafat 
kebanyakan masih bercorak spekulatif, 
sedang ilmu-ilmu modern telah 
menetapkan metode-metode empiris, 
eksperimental, dan induktif. Kini secara 
pasti semua cabang ilmu dinyatakan 
sebagai ilmu-ilmu empiris. Sifat empiris 
inilah yang membentuk 
• ciri umum dari kelompok ilmu modern
3. Matematika 
• Bidang pengetahuan yang ketiga 
setelah filsafat dan ilmu yang 
berkembang sejak zaman Yunani kuno 
ialah matematika. Oleh karena 
tergolong rumpun pengetahuan teoritis 
yang sama, sudah barang tentu 
matematika mempunyai hubungan yang 
cukup erat dengan kedua bidang 
pengetahuan yang terdahulu itu. 
Matematika sejak dahulu menjadi 
pendorong bagi perkembangan filsafat. 
J.B. Burnet misalnya menyatakan 
bahwa perkembangan filsafat Yunani
• Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti 
jika seseorang tidak terlebih dahulu 
belajar memahami bahas dan membaca 
huruf-huruf yang dipakai untuk 
menyusunnya. Buku itu ditulis dalam 
bahasa matematika….” Sejak 
permulaan hingga dewasa ini filsafat 
dan metematika terus menerus saling 
mempengaruhi. Filsafat mendorong 
perkembangan matematika dan 
sebaliknya metem atika juga memacu 
pertumbuhan filsafat. 
• Perbincangan-perbincangan paradoks
Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti 
jika seseorang tidak terlebih dahulu 
belajar memahami bahas dan membaca 
huruf-huruf yang dipakai untuk 
menyusunnya. Buku itu ditulis dalam 
bahasa matematika….” Sejak 
permulaan hingga dewasa ini filsafat 
dan metematika terus menerus saling 
mempengaruhi. Filsafat mendorong 
perkembangan matematika dan 
sebaliknya metem atika juga memacu 
pertumbuhan filsafat. 
Perbincangan-perbincangan paradoks
• Sejak zaman kuno hingga abad XX ini, 
filsafat dan matematika berkembang 
terus-menerus melalui pemikiran tokoh-tokoh 
yang sekaligus merupakan 
seorang filsuf juga ahli matematika 
seperti misalnya Descartes, Gottfried 
Wilhelm von Leibinz, Auguste Comte, 
Whitehead dan Bertrand Russell. Kaitan 
erat antara matematika dengan ilmu-ilmu 
modern kiranya tidak perlu 
doipersoalkan lagi. Pada abad XVII 
metematik menjadi perintis dari bagian 
yang terpenting dari ilmu alam. Newton
Logika 
Logika adalah bidang pengetahuan yang 
mempelajari segenap asas, aturan dan 
tata cara penalaran yang benar. 
Penalaran adalah proses pemikiran 
manusia yang berusaha tiba pada 
pernyataan baru yang merupakan 
kelanjutan runtut dari pernyataan lain 
yang diketahui. Pernyataan lain yang 
telah diketahui itu disebut pangkal pikir 
(premise), sedangkan pernyataan baru 
yang diturunkan dinamakan 
kesimpulan.
• Walaupun tidak disebutkan sebagai 
pengetahuan rasional yang termasuk 
dalam episteme, logika adalah 
sepenuhnya suatu jenis pengetahuan 
rasional. Menurut yang Aristoteles 
mempelopori pengetahuan jenis 
keempat ini, logika (waktu itu masih 
disebutnya sebagai analytika) 
merupakan suatu alat ilmu (instrumen 
of science) 
• di luar epistemi yang justru diperlukan 
untuk mempelajari kumpulan 
pengetahuan rasional itu.
• Dalam abad pertengahan, wibawa 
Aristoteles diakui sedemikan tinggi 
sehingga pengetahuan logikanya 
dijadikan mata pelajaran wajib dalam 
pendidikan untuk warga bebas. Para 
pendeta dan guru mengajarkan filsafat 
sebagai pengetahuan tertinggi 
bersama-sama dengan logika 
Aristoteles. Logika yang dikembangkan 
oleh Aristoteles dan selanjutnya 
diperlengkapi oleh ahli-ahli logika abad 
pertengahan dan masa berikutnya 
kemudian terkenal dengan sebutan
• Tetapi, mulai pertengahan kedua abad 
XIX dikembangkan logika yang 
kemudian tergolong sebagai logika 
modern oleh ahli-ahli matematika 
seperti George Boole, Auguste De 
Morgan, dan Gottlob Frege. Pada 
dewasa ini logika telah menjadi bidang 
pengetahuan yang amat luas dan tidak 
lagi senata-mata bersifat filasafati, 
melainkan juga bercorak sangat tehnis 
dan ilmiah.
• Lebih-lebih logika modern telah tumbuh 
begitu pesat dan demikian beragam 
sehingga mendesak logika tradisional ke 
samping dan menjadi bagian kecil yang 
kurang berarti. Logika modern yang 
semula hanya mencakup logika 
perlambang kini meliputi antara lain 
logika kewajiban, logika ganda-nilai, 
logika intusionistik, dan berbagai 
system logika tata baku.
• 
• Selain hubungannya yang erat dengan 
filsafat dan matematik, logika dewasa 
ini juga telah mengembangkan berbagai 
metode logis yang banyak sekali 
pemakaiannya dalam ilmu-ilmu. Kini 
selain deduksi dan induksi yang 
merupakan metode-metode pokok, juga 
dikenal berbagai metode lainnya seperti 
analisi logika, abstraksi, analogi, serta 
pembagian dan penggolongan logis.
• Sebagai misal, metode yang umumnya pertama dipakai oleh 
sesuatu ilmu ialah penggolongan logis. Ilmu-ilmu yang banyak 
memakai grafik dalam penjelasannya pada dasarnya 
menetapkan metode analogi. Selain itu, logika modern 
(terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian 
cermat, lambing yang abstrak, dan aturan yang diformalkan 
untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat 
menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam 
suatu bidang ilmu, melainkan ternyata mempunyai pula 
penerapan misalnya dalam penyusunan program komputer 
dan pengaturan arus listrik yang tiadak mempunyai kaitan 
dengan argumen. 
• Demikianlah pertumbuhan empat jenis pengetahuan rasional 
yang telah dipaparkan secara singkat diatas yang pada 
akhirnya dalam dewasa ini bermuara pada suatu bidang 
pengetahuan rumit yang dinamakan filsafat ilmu.
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu

More Related Content

What's hot

Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Lukman Hakkim
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMuhammad Ridwan
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang BenarFilsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benarnoussevarenna
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamBusiness idea
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologiriskaramadhanti
 
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Reins Tangkowit
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Hakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanHakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanAbdul H-u
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiBram Ibrahim
 

What's hot (19)

Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiah
 
Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 
Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1
 
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang BenarFilsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islam
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Hakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanHakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuan
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 

Viewers also liked

Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiAbdi Az
 
Cosas que debería mejorar mi cole
Cosas que debería mejorar mi coleCosas que debería mejorar mi cole
Cosas que debería mejorar mi colevalensaenz
 
C24 Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)
C24   Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)C24   Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)
C24 Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)Pw Carey
 
Orangeblader
OrangebladerOrangeblader
Orangebladersigridaa
 
Technologyinthe classroom
Technologyinthe classroomTechnologyinthe classroom
Technologyinthe classroombaudjamesbaud
 
พลังแห่งจักรวาล
พลังแห่งจักรวาลพลังแห่งจักรวาล
พลังแห่งจักรวาลanong
 
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expo
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expoMetodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expo
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expoCarlos Marte
 
Digiconta Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders Pt
Digiconta   Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders PtDigiconta   Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders Pt
Digiconta Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders PtAlexandre Sequeira
 
Actions during amidah
Actions during  amidahActions during  amidah
Actions during amidahtorahteachers
 
Serious about SEO - 06 October 2011
Serious about SEO - 06 October 2011Serious about SEO - 06 October 2011
Serious about SEO - 06 October 2011lwscreative
 
Linkedin Presentation
Linkedin PresentationLinkedin Presentation
Linkedin Presentationdlorriman
 
Best Driving Instructor School
Best Driving Instructor SchoolBest Driving Instructor School
Best Driving Instructor SchoolDriving 101
 

Viewers also liked (20)

Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Cosas que debería mejorar mi cole
Cosas que debería mejorar mi coleCosas que debería mejorar mi cole
Cosas que debería mejorar mi cole
 
C24 Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)
C24   Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)C24   Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)
C24 Fraud In The Workplace (3 Mock Trials)
 
Orangeblader
OrangebladerOrangeblader
Orangeblader
 
TCD2011 - Leadership Compliance v/Stig Stellberg, Statoil
TCD2011 - Leadership Compliance v/Stig Stellberg, StatoilTCD2011 - Leadership Compliance v/Stig Stellberg, Statoil
TCD2011 - Leadership Compliance v/Stig Stellberg, Statoil
 
Trainingportal Competence Days 2013 - Bjarte Bøe - Proactima
Trainingportal Competence Days 2013 - Bjarte Bøe - ProactimaTrainingportal Competence Days 2013 - Bjarte Bøe - Proactima
Trainingportal Competence Days 2013 - Bjarte Bøe - Proactima
 
Principles of web 2.0
Principles of web 2.0Principles of web 2.0
Principles of web 2.0
 
Technologyinthe classroom
Technologyinthe classroomTechnologyinthe classroom
Technologyinthe classroom
 
พลังแห่งจักรวาล
พลังแห่งจักรวาลพลังแห่งจักรวาล
พลังแห่งจักรวาล
 
Slideshare
SlideshareSlideshare
Slideshare
 
Tcd 2014 pecha_kucha 02 mintra tp_lessonlearn_1
Tcd 2014 pecha_kucha 02 mintra tp_lessonlearn_1Tcd 2014 pecha_kucha 02 mintra tp_lessonlearn_1
Tcd 2014 pecha_kucha 02 mintra tp_lessonlearn_1
 
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expo
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expoMetodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expo
Metodo de-estudios-y-modelo-de-aprendizaje-expo
 
Digiconta Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders Pt
Digiconta   Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders PtDigiconta   Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders Pt
Digiconta Kobra Guide To Choose Your Kobra Shredders Pt
 
ระบบสารสนเทศ
ระบบสารสนเทศระบบสารสนเทศ
ระบบสารสนเทศ
 
Trainingportal Breakfast Club januar 2014 - nye funksjonalitet
Trainingportal Breakfast Club januar 2014  - nye funksjonalitet Trainingportal Breakfast Club januar 2014  - nye funksjonalitet
Trainingportal Breakfast Club januar 2014 - nye funksjonalitet
 
Actions during amidah
Actions during  amidahActions during  amidah
Actions during amidah
 
Serious about SEO - 06 October 2011
Serious about SEO - 06 October 2011Serious about SEO - 06 October 2011
Serious about SEO - 06 October 2011
 
Linkedin Presentation
Linkedin PresentationLinkedin Presentation
Linkedin Presentation
 
Best Driving Instructor School
Best Driving Instructor SchoolBest Driving Instructor School
Best Driving Instructor School
 

Similar to Filsafat Ilmu

Minggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septMinggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septcolleges
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxArsyulMunir1
 
Falsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanFalsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanSiti Zulaikha
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxunknownmukti
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxmely
 
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.ppt
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.pptTOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.ppt
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.pptssuserc76bbd
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSISUFINA SHUKRI
 
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptx
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptxMPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptx
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptxMohamedAziziOmarIPGK
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialSyahremie Teja
 
filsafat 2021.pptx
filsafat 2021.pptxfilsafat 2021.pptx
filsafat 2021.pptxavayna
 
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf r
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf  r#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf  r
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf rteguhsains13
 
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxOntologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxSriCloverGinting
 

Similar to Filsafat Ilmu (20)

Filsafat
Filsafat Filsafat
Filsafat
 
Minggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septMinggu 3 25 sept
Minggu 3 25 sept
 
Ringkasan filsafat ilmu
Ringkasan filsafat ilmuRingkasan filsafat ilmu
Ringkasan filsafat ilmu
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
Falsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanFalsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalan
 
bab1 falsafah.pdf
bab1 falsafah.pdfbab1 falsafah.pdf
bab1 falsafah.pdf
 
bab1 falsafah.pdf
bab1 falsafah.pdfbab1 falsafah.pdf
bab1 falsafah.pdf
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
 
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.ppt
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.pptTOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.ppt
TOPIK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN.ppt
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
 
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptx
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptxMPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptx
MPU3132 2. Falsafah dalam Kehidupan.pptx
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosial
 
Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2
 
filsafat 2021.pptx
filsafat 2021.pptxfilsafat 2021.pptx
filsafat 2021.pptx
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf r
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf  r#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf  r
#2 Pengantar Filsafat Ilmu.pdfddddddfdf r
 
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxOntologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Filsafat Ilmu

  • 2. FILSAFAT ILMU • Bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. • Mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. • Filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
  • 3. Lanjutan…… Menjelaskan masalah-masalah seperti: • Apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, • Bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, • Memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi;
  • 4. Lanjutan…… • Cara menentukan validitas dari sebuah informasi; • Formulasi dan penggunaan metode ilmiah; • Macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; • Implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
  • 5. KONSEP DAN PERNYATAAN ILMIAH • Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya • Bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. • Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
  • 6. EMPIRISME (ketergantungan pada bukti) • Empirisme: cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita. • Pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan eksperimentasi.
  • 7. lanjutan EMPIRISME • Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, • hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.
  • 8. FALSIFIABILITAS • Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu adalah konsep falsifiabilitas. • Konsep ini digagas oleh Karl Popper pada tahun 1919-20 dan kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1960-an.
  • 9. lanjutan FALSIFIABILITAS • Prinsip dasar dari konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki metode yang jelas yang dapat digunakan untuk membantah atau menguji teori tersebut. • Misalkan dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar
  • 10. BIDANG TELAAH FILSAFAT ILMU • Pada tahap yang pertama filsafat membahas siapakah manusia itu? • Tahap yang kedua adalah pertanyaan tentang ada ? (tentang hidup dan eksistensi manusia)
  • 11. CABANG-CABANG FILSAFAT ILMU Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yaitu: • Logika; apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah • Etika; mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk • Estetika; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah
  • 12. lanjutan …CABANG-CABANG FILSAFAT ILMU Ketiga cabang utama ini akhirnya bertambah lagi yaitu: • Metafisika; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran • Politik; kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal
  • 13. CABANG FILSAFAT SAAT INI • epistimologi (filsafat pengetahuan) • etika (filsafat moral) • estetika (filsafat seni) • metafisika • politik (filsafat pemerintahan) • filsafat agama • filsafat ilmu • filsafat pendidikan • filsafat hukum • filsafat sejarah • filsafat matematika
  • 14. FILSAFAT ILMU • Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. • Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial.
  • 15. FILSAFAT ILMU • Pembagian ini lebih merupakan pembatasan bidang-bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. • Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsip antara ilmu-ilmu alam dan sosial, dimana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.
  • 16. FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu : • Obyek apa yang ditelaah ilmu? (Ontologis) • Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu? (epistemologis) • Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan? (aksiologis)
  • 18. PENALARAN Defenisi • Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. • Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. • Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terusmenerus dia selalu hidup dalam pilihan.
  • 19. PENALARAN • Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. • Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya. • Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. • Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya,
  • 20. PENALARAN • Manusia mengembangkan kebudayaan; memberi makna bagi kehidupan; • Manusia ‘memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. • Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. • Inilah yang membuat manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas.
  • 21. PENGETAHUAN DAPAT DIKEMBANGKAN OLEH MANUSIA KARENA 2 HAL: a. Bahasa; manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiranyang melatar belakangi informasi tersebut. b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
  • 22. lanjutan PENGETAHUAN DAPAT DIKEMBANGKAN OLEH MANUSIA KARENA 2 HAL: • Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar.
  • 23. HAKIKAT PENALARAN • Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. • Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. • Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir.
  • 24. lanjutan HAKIKAT PENALARAN • Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. • Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. • Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
  • 25. lanjutan HAKIKAT PENALARAN • Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itupun berbeda-beda dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses kebenaran tersebut.
  • 26. lanjutan HAKIKAT PENALARAN • Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran masing-masing. • Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu • Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
  • 27. lanjutan HAKIKAT PENALARAN • Tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaranmerupakan suatu kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
  • 28. LOGIKA • Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. • Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir ituharus dilakukan cara tertentu. • Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara.
  • 29. LOGIKA • Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, • Logika secara luas dapat didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”
  • 30. LOGIKA Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, namun untuk sesuai dengan dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif.
  • 31. LOGIKA • Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan bersifat umum. • Sedangkan logika deduktif, menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umu menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
  • 32. a. Induksi • Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus • yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang • bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat • umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan.
  • 33. b. Deduksi • Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir • dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan • secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua • buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian
  • 34. • Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran • premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut • persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah • pengetahuan yang disusun secara deduktif.
  • 35. 4. Sumber Pengetahuan • Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu! Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses • penalarannya, mempergunakan premis-premis yang berupa pengetahuan yang dianggapnya benar. Kenyataan • ini membawa kita kepada pertanyaan; bagaimana kita mendapatkan pengetahuan yang benar itu? Pada dasarnya • terdapat dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah
  • 36. • Kaum rasionalis • mendasarkan diri kepada rasio dan kaum empirisme mendasarkan diri kepada pengalaman. • Kaum rasionalis mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai • dalam penalarannya didapatkan dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka • bukanlah ciptaan pikiran manusia.
  • 37. • Prinsip itu sendiri sudah ada jauh sebelum manusia memikirkannya. Paham • ini dikenal dengan nama idealisme. Fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut yang lalu menjadi • pengetahuannya. Prinsip itu sendiri sudah ada dan bersifat apriori dan dapat diketahui manusia lewat kemampuan • berpikir rasionalnya.
  • 38. • Pengalaman tidaklah membuahkan prinsip justru sebaliknya, hanya dengan mengetahui • prinsip yang didapat lewat penalaran rasionil itulah maka kita dapat mengerti kejadian-kejadian yang berlaku • dalam alam sekitar kita. • Secara singkat dapat dikatakan bahwa ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat apriori • dan pengalaman yang didapatkan manusia lewat penalaran rasional.
  • 39. • Berlainan dengan kaum rasionalis maka kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan • didapatkan lewat penalaran yang abstrak namun lewat penalaran yang konkret dan dapat dinyatakan lewat • tangkapan panca indra.
  • 40. • Disamping rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain. • Yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu. Sampai sejauh ini, pengetahuan yang didapatkan • secara rasional dan empiris, kedua-duanya merupakan induk produk dari sebauh rangkaian penalaran.
  • 42. • merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang • terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba mendapat jawaban atas permasalah tersebut. Tanpa melaui • proses berliku-liku dia sudah mendapatkan jawabannya.. intuisi juga bisa bekerja dalam keadaan tidak • sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan jawabannya tidak pada saat sesorang
  • 43. • • Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk • menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak dapat diandalkan. Pengetahuan inuitif dapat digunakan • sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar atau tidaknya suatu penalaran.
  • 44. • Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah yang bersifat transedental kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai suatu pengantara dan kepercayaan terhadap suatu wahyu sebagai cara penyampaian merupakan titik dasar dari penyusunan pengetahuan ini.. kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama.
  • 45. • Suatau pernyataan harus dipercaya dulu baru bisa diterima. Dan pernyataan ini bisa saja dikaji lewat metode lain. Secara rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung didalamnya konsisten atau tidak.di pihak lain secara empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut. •
  • 46. Kriteria Kebenaran • Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Oleh sebab itu ada beberapa teori yang dicetuskan dalam melihat kriteria kebenaran. • Yang pertama adalah teori koherensi. Teori ini merupakan menyatakan bahwa pernyataan dan kesimpulan yang ditarik harus konsinten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdsarkan teori koherensi suatu pernyatan dianggap
  • 47. • Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdsarkan teori koheren • Paham lain adalah kebenaran yang didasarkan pada teori korespondensi. Bagi penganut teori korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Maksudnya jika seseorang menyatakan
  • 48. • Teori Pragmatis dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1924) dalam sebuah makalah yang terbit tahun 1878 yang berjudul “How to make Our Ideas Clear.” Teori ini kemudian dikembangkan oleh para filsuf Amerika. Bagi seorang pragmatis, kebenaran suatau pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungisional dalam kehidupan praktis.
  • 49. • Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan • itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan umat manusia. Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang dianggapnya fungisional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala alamiah. Kriteria pragmatisme ini juga • dipergunakan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran dilihat dari
  • 50. SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU
  • 51. SEJARAH DAN SUMBER FILSAFAT ILMU • Filsafat dan ilmu yang dikenal didunia barat dewasa ini berasal dari zaman Yunani kuno. Pada zaman • itu filsafat dan ilmu jalin menjalin menjadi satu dan orang tidak memisahkannya sebagai dua hal yang berlainan. • Keduanya termasuk ke dalam pengertian episteme. Kata philisophia merupakan suatu padanan kata dari • episteme.
  • 52. • Menurut konsepsi filsuf besar Yunani kuno Aristoteles, episteme adalah “suatu kumpulan yang teratur • dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat.” Jadi, filsafat dan ilmu tergolong sebagai • pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran atau rasio manusia. • Dalam pemikiran Aristoteles selanjutnya, episteme atau pengetahuan rasional itu dapat dibagi menjadi
  • 53. kelompok dengan sebutan :1. Mathematike (pengetahuan matematika) 2. Physike (pengetahuan fisika) 3. Prote philosophia (filsafat Pertama) Filsafat pertama adalah pengetahuan yang menelaah peradaban yang abadi, tidak berubah, dan terpisah dari materi. Aristoteles mendefinisikannya sebagai ilmu tentang asas-asas pertama atau yang dikenal sebagai metafisika.
  • 54. Theoritike atau pengetahuan teoritis oleh Aristoteles dibedakan pula menjadi tiga Matematika, fisika, dan metafisika telah cukup berkembang pada masa hidup Aristoteles. Sekitar dua ratus tahun sebelumnya telah lahir pemikir yang mempelajari bidang-bidang tersebut. Seorang pemikir pertama yang dikenal sebagai Bapak Filsafat yaitu Thales. Sebagian sarjana kemudian mengakuinya pula sebagai ilmuawan pertama di dunia. Bangsa Yunani menyebutkan bahwa dia adalah salah
  • 55. Menurutnya semua berasal dari air sebagai dasar materi kosmis. Sebagai ilmuawan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga berusaha mengembangkan astronomi dan matematika dengan antara lain mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan membuktikan dalil-dalil geometri.
  • 56. Salah satu yang dibuktikannya ialah dalil bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya. Dengan demikian, ia merupakan ahli matematika Yunani yang pertama dan oleh penulis yang sekarang dinyatakan sebagai Bapak dari penalaran deduktif.
  • 57. Selanjutnya muncullah Pythagoras. Pemikir dan tokoh matematik ini mengemukakan sebuah ajaran metafisika bahwa bilangan-bilangan merupakan intisari semua benda serta dasar pokok dari sifat-sifat benda. Dalilnya berbunyi,”bilangan memerintah jagad raya ini” Menurut Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya itu hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Oleh karena itu, ia tidak mau disebut sebagai orang arif sebagaimana halnya Thales, melainkan menganggap
  • 58. Dengan demikian sampai sekarang secara etimologi dan singkat sederhana filsafat masih diartikan sebagai cinta kearifan. Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pengetahuan filasafati. Pendapat ini kemudian memperoleh pengukuhan dari Plato. Ia menegaskan bahwa filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran, sedang filsafat merupakan pencarian yang bersifat perekaan terhadap pandangan seluruh kebenaran. Filsafat
  • 59. • Menurut pendapat Plato, geometri sebagai engetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci kearah pengetahuan dan kebenaran filasafati serta bagi pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan terakhir. Geometri merupakan suatu ilmu dengan akal murni membuktikan posisi-posisi abstrak mengenai halhal yang abstrak seperti garis lurus sempurna, lingkaran sempurna atau segitiga sempurna.
  • 60. • Salah satu murid plato yang paling cemerlang yang belajar di akademinya adalah Aristoteles. Tokoh pemikir ini menyusun konsepsinya tentang pembagian pengetahuan rasional seperti yang telah diuraikan diatas. Mengenai peranannya dalam filsafat yang berkaitan dengan ilmu Aristoteles merupakan seorang filsuf ilmu yang pertama. Ia menciptakan cabang pengetahuan itu dengan menganalisis problem-problem tertentu yang timbul dalam hubungannya dengan penjelasan
  • 61. • Dari selintas perkembangan filsafat dan ilmu yang telah diuraikan ternyata sejak zaman Yunani kuno sesungguhnya berkembang tidak hanya dua melainkan empat bidang pengetahuan yaitu, filsafat, ilmu, matematika dan logika. Masing-masing kemudian mengalami perkembangan kearah yang lebih luas.
  • 62. 1. Filsafat • Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagad raya yang selanjutnya berkembang ke arah kosmologi. Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat spekulatif pada Plato dan metafisika pada Aristoteles. Setelah mulai beralih memasuki zaman Romawi kuno, para pemikir mencari keselarasan antara manusia dan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal (sebagai asas tertinggi sifat manusiawi)
  • 63. • Dalam abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai pengetahuan yang tertinggi. Namun kedudukan dan perannya adalah sebagai pelayan dari teologi. Kebenaran yang diterima oleh kepercayaan kepercayaan melalui wahyu tidak dapat ditentang oleh kebenaran filasafati yang diperoleh dari akal manusia. Filsafat merupakan • sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenran tentang Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia itu. Dalam abad-abad selanjutnya filsafat
  • 64. • Sesudah memasuki abad XX filsafat dalam garis besarnya dibedakan menjadi dua ragam, yakni filsafat kritis dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis itu kemudian oleh sebagian filsuf disebut filsafat analitik. Ragam filsafat analitik membahas pertanyaan-pertanyaan tentang arti (meaning) dari pengertian-pengertian yang digunakan dalam filsafat. Dengan perkataan lain, filsafat analitis terutama memusatkan perhatian pada analisis secara cermat terhadap makna pengertian yang
  • 65. 2. Ilmu • Pada zaman Yunani kuno episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat maupun ilmu. Tidak terdapat masalah besar atau kebutuhan penting untuk membedakan kedua jenis pengetahuan itu. Thales sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi, dan topik-topik pengetahuan yang termasuk fisika. Fisika adalah pengetahuan • teoritis yang mempelajari alam. Pengetahuan ini kemudian lebih banyak disebut filsafat Alam.
  • 66. • Tetapi, pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru. Tokoh-tokoh pembaharu dan pemikir seperti Galileo Galilei, Francis Bacon dan pada abad berikutnya Rene Descartes, dan Isaac Newton memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk mempelajari alam. Dengan demikian. Pengertian filsafat Alam memperoleh arti khusus sebagai “penelahaan sistematis terhadap • alam melalui pemakaian metode-metode
  • 67. • Jadi, sejak abad XVII filsafat Alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai Ilmu Alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton. Ilmuwan Inggris ini antara lain merumuskan teori gaya berat dan kaidah-kaidah mekanika dalam karya tulis • yang diberi judul Philosophiae Naturalis Principa (azas-azas mekanik dari Filsafat Alam), terbit tahun 1687.
  • 68. Dalam perkembangan selanjutnya pada abad XVIII, philosophia naturalis memisahkan diri dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali dengan nama fisika. Cabang-cabang lainnya yang tercakup dalam pengertian ilmu modern juga berkembang pesat berkat penerapan metode empiris yang makin cermat, pemakaian alat keilmuan yang lebih lengkap, dan komunikasi antar ilmuwan yang senantiasa meningkat. James Conat menyatakan bahwa ilmu modern
  • 69. • Cabangcabang ilmu lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Ilmu ekonomi dan Ilmu politik kemudian juga tegas-tegas terpisah dari filsafat. Seterusnya menurut pengamatan Henry Aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran pada ilmu-ilmu yang tampaknya juga bebas berupa Logika Formal, Linguistik, dan Teori tanda. Dalam pertengahan abad ini dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar displin seperti misalnya ilmu prilaku yang menggabungkan psikologi
  • 70. • Jadi dalam zaman modern timbul kebutuhan untuk memisahkan secara nyata kelompok ilmu-ilmu modern dari filsafat karena perbedaan ciri-cirinya yang sangat mencolok. Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif, sedang ilmu-ilmu modern telah menetapkan metode-metode empiris, eksperimental, dan induktif. Kini secara pasti semua cabang ilmu dinyatakan sebagai ilmu-ilmu empiris. Sifat empiris inilah yang membentuk • ciri umum dari kelompok ilmu modern
  • 71. 3. Matematika • Bidang pengetahuan yang ketiga setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak zaman Yunani kuno ialah matematika. Oleh karena tergolong rumpun pengetahuan teoritis yang sama, sudah barang tentu matematika mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kedua bidang pengetahuan yang terdahulu itu. Matematika sejak dahulu menjadi pendorong bagi perkembangan filsafat. J.B. Burnet misalnya menyatakan bahwa perkembangan filsafat Yunani
  • 72. • Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih dahulu belajar memahami bahas dan membaca huruf-huruf yang dipakai untuk menyusunnya. Buku itu ditulis dalam bahasa matematika….” Sejak permulaan hingga dewasa ini filsafat dan metematika terus menerus saling mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya metem atika juga memacu pertumbuhan filsafat. • Perbincangan-perbincangan paradoks
  • 73. Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih dahulu belajar memahami bahas dan membaca huruf-huruf yang dipakai untuk menyusunnya. Buku itu ditulis dalam bahasa matematika….” Sejak permulaan hingga dewasa ini filsafat dan metematika terus menerus saling mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya metem atika juga memacu pertumbuhan filsafat. Perbincangan-perbincangan paradoks
  • 74. • Sejak zaman kuno hingga abad XX ini, filsafat dan matematika berkembang terus-menerus melalui pemikiran tokoh-tokoh yang sekaligus merupakan seorang filsuf juga ahli matematika seperti misalnya Descartes, Gottfried Wilhelm von Leibinz, Auguste Comte, Whitehead dan Bertrand Russell. Kaitan erat antara matematika dengan ilmu-ilmu modern kiranya tidak perlu doipersoalkan lagi. Pada abad XVII metematik menjadi perintis dari bagian yang terpenting dari ilmu alam. Newton
  • 75. Logika Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tata cara penalaran yang benar. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang diketahui. Pernyataan lain yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premise), sedangkan pernyataan baru yang diturunkan dinamakan kesimpulan.
  • 76. • Walaupun tidak disebutkan sebagai pengetahuan rasional yang termasuk dalam episteme, logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional. Menurut yang Aristoteles mempelopori pengetahuan jenis keempat ini, logika (waktu itu masih disebutnya sebagai analytika) merupakan suatu alat ilmu (instrumen of science) • di luar epistemi yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan pengetahuan rasional itu.
  • 77. • Dalam abad pertengahan, wibawa Aristoteles diakui sedemikan tinggi sehingga pengetahuan logikanya dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas. Para pendeta dan guru mengajarkan filsafat sebagai pengetahuan tertinggi bersama-sama dengan logika Aristoteles. Logika yang dikembangkan oleh Aristoteles dan selanjutnya diperlengkapi oleh ahli-ahli logika abad pertengahan dan masa berikutnya kemudian terkenal dengan sebutan
  • 78. • Tetapi, mulai pertengahan kedua abad XIX dikembangkan logika yang kemudian tergolong sebagai logika modern oleh ahli-ahli matematika seperti George Boole, Auguste De Morgan, dan Gottlob Frege. Pada dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan tidak lagi senata-mata bersifat filasafati, melainkan juga bercorak sangat tehnis dan ilmiah.
  • 79. • Lebih-lebih logika modern telah tumbuh begitu pesat dan demikian beragam sehingga mendesak logika tradisional ke samping dan menjadi bagian kecil yang kurang berarti. Logika modern yang semula hanya mencakup logika perlambang kini meliputi antara lain logika kewajiban, logika ganda-nilai, logika intusionistik, dan berbagai system logika tata baku.
  • 80. • • Selain hubungannya yang erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu. Kini selain deduksi dan induksi yang merupakan metode-metode pokok, juga dikenal berbagai metode lainnya seperti analisi logika, abstraksi, analogi, serta pembagian dan penggolongan logis.
  • 81. • Sebagai misal, metode yang umumnya pertama dipakai oleh sesuatu ilmu ialah penggolongan logis. Ilmu-ilmu yang banyak memakai grafik dalam penjelasannya pada dasarnya menetapkan metode analogi. Selain itu, logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian cermat, lambing yang abstrak, dan aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata mempunyai pula penerapan misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik yang tiadak mempunyai kaitan dengan argumen. • Demikianlah pertumbuhan empat jenis pengetahuan rasional yang telah dipaparkan secara singkat diatas yang pada akhirnya dalam dewasa ini bermuara pada suatu bidang pengetahuan rumit yang dinamakan filsafat ilmu.