SlideShare a Scribd company logo
1 of 314
Metodologi Penelitian
DR. Victor P.K. Lengkong,SE,MS.i
Brief Contents of Research Method
• Pengantar (Tatap Muka I)
– Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi
– Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian
Dan Ilmu Pengetahuan
– Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Filasafat Ilmu , dan
– Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi dan Kegunaan Ilmu
– Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
– Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
– Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
– Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
– Tugas Individu /Kelompok
• Sistematika Penulisan TESIS
– Panduan Program MM UNSRAT (Tatap Muka II)
Brief Contents of Research Method
• Route Map Masalah Penelitian (Tatap Muka III)
– Latar Belakang Masalah
• Issue Gap; Empirical Gap; Research Gap; Theory Gap
– Rumusan Masalah
– Tujuan
• Tujuan Umum & Tujuan Khusus
– Manfaat Penelitian
• Manfaat Akademik & Manfaat Praktis
• Tinjauan Pustaka (Tatap Muka IV)
– Landasan Teori
– Penelitian Terdahulu
– Keterkaitan Antar Variabel
• Kerangka Konseptual dan Hipotesa
• Tolong ANDA bayangkan, pekerjaan apa yang
paling Eeuunaaaaaak baget di dunia ini ?
Energizer
PENJAGA PULAU
TESTER TEMPAT TIDUR
TESTER VIDEO GAME
EKSEKUTIF PALSU
TESTER KONDOM
TESTER PERMEN
TESTER LADY ESCORT
TESTER ANGGUR
FOTOGRAFER KELILING
Relevansi Metodologi Penelitian
Bagi Perguruan Tinggi
• Secara umum bahwa perguruan tinggi di Indonesia
menggemban tiga tugas (Tri Dharma), yaitu
(1) darma pendidikan,
(2) darma penelitian, dan
(3) darma pengabdian kepada masyarakat.
• Tenaga edukatif (pengajar) termasuk mahasiswa sebagai
unsur utama dalam kegiatan akademis di kampus,
sekaligus berperan sebagai penggemban ketiga darma
tersebut.
– Setiap tenaga pengajar (dosen) maupun mahasiswa harus
memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan
ketiga darma perguruan tinggi, seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi dan berbagai perubahan yang terjadi.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan
Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
• Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman
manusia akan alam yang dihadapannya, baik
alam besar (macro-cosmos) maupun alam
kecil (micra-cosmos).
• Manusia sebagai animal rational secara
kodratik dibekali hasrat ingin tahu, dimana
sifat ingin tahu telah ada sejak kanak-kanak.
• Pertanyaan seperti “ini apa? atau itu apa?” merupakan sifat
alamiah Mc untuk mencari tahu akan sesuatu hal.
• Dalam masa perkembangan selanjutnya muncul pula
pertanyaan-pertanyaan seperti “mengapa begini? atau
mengapa begitu?”, dan sampai pada pertanyaan “mengapa
hal itu terjadi? dan bagaimana memecahkannya?”.
• Bentuk-bentuk pertanyaan seperti ini, hadir sepanjang
kehidupan sejarah peradaban manusia sampai saat ini.
– Mc berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan
yang dihadapinya, dan dari dorongan hasrat ingin tahu,
untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang
dipertanyakannya, yaitu kebenaran.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan
Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
• Penelitian adalah pencaharian atas sesuatu
secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencarian ini dilakukan terhadap masalah-
masalah yang dapat dipecahkan (Parsons,
1946 dalam Nazir, 2003).
• Penelitian adalah sesuatu pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk
menemukan hubungan antara fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949
dalam Nazir, 2003).
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan
Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
• Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin
tahu manusia dalam taraf keilmuan.
– Dengan hasrat ingin tahu manusia, yang kuat dan
tidak pernah padam memacu kegiatan penelitian,
yang berakhir pada upaya pengembangan ilmu.
• Ilmu adalah pengertian yang bersifat umum dan
sistematik, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-
kkaidah yang umum.
– Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur
menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan
Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang
Filasafat Ilmu
• Pengetahuan tentang ontologi, yaitu tentang apanya
yang dipelajari.
– Apakah mempelajari sesuatu wujud yang nyata atau tidak,
atau meliputi bidang ilmu apa yang dikembangkan.
• Pengetahuan tentang epistimologi, yaitu
pengetahuan tentang bagaimana cara
mempelajarinya.
– Peranan metode penelitian sangat penting
(epistimologinya pengetahuan).
• Pengetahuan tentang aksiologi, yaitu pengetahuan
yang membahas mengenai tujuan/kegunaan
pengetahuan tersebut.
– Pembahasan tentang bagaimana manfaat suatu
pengetahuan yang akan dan sedang dipelajari.
• Etika, Agama dan Moral; suatu pengetahuan yang membahas tentang
permasalahan dari aspek baik dan buruk.
– Pengetahuan melihat sesuatu dan menilai apabila suatu pengetahuan
mengatakan sesuatu baik atau buruk.
• Estetika dan Seni; suatu pengetahuan yang membahas permasalahan dari
aspek keindahan dan kejelekan.
– Pengetahuan dari sudut estetika dan seni sangat bersifat subjektif, dimana
masing-masing individu akan memberikan penilaian yang berbeda-beda.
• Logika dan Ratio; suatu pengetahuan dari hasil pemikiran atas
pembahasan suatu masalah dari aspek benar dan salah.
– Dengan ratio, sesuatu yang dikatakan benar harus dapat dibuktikan
kebenarannya, demikian pula jika mengatakan salah harus dapat menujukan
titik kesalahannya.
– Ratio merupakan pengetahuan hasil pemikiran yang bersifat objektif dan
dapat diterima oleh setiap individu; dimana aspek inilah yang menjadi
telaahan ilmu, yaitu untuk mencari kebenaran.
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi
dan Kegunaan Ilmu
Rasa Ingin Tahu
?
JAWABAN = PENGETAHUAN
KEBENARAN
Non Ilmiah
Ilmiah
PENELITIAN
Masalah
– Akal Sehat,
– Prasangka,
– Intuisi,
– Penemuan Kebetulan,
• Pendekatan Ilmiah
– Skeptik (Sesuai Fakta, Data)
– Analitis (Proses)
– Kritis (Akal Sehat)
– Coba - Coba,
– Pendapat Otoritas Ilmiah,
– Pikiran Kritis
• Pendekatan Non-Ilmiah
• Koheren
• Korespondensi, dan
• Pragmatis
Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Koheren; suatu pernyataaan dianggap
benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten
dengan pernyatan sebelumnya yang dianggap benar.
– Misalnya, semua mahluk hidup butuh makan, dan karena
itu Mr. “X” akan lapar dan membutuhkan makan, sebab dia
adalah mahluk hidup, demikian juga dengan binatang dan
tumbuhan.
• Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku untuk
waktu-waktu mendatang selagi Mr. “X” sebagai mahluk
hidup. Hal dipercaya karena di masa lalu setiap mahluk
hidup membutuhkan makanan.
Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Korespondensi; suatu pernyataaan benar,
jika materi pengetahuan yang terkandung dalam
pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai
korespondensi dengan objek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
– Misalnya, “Andai” pegawai Bank BNI. Pernyataan ini benar
dikarenakan terdapat hubungan atau keterkaitan
(korespondensi) antara “Andai” yang berstatus pegawai
dengan BNI tempatnya bekerja, dengan bukti kartu
pegawai dan kontrak kerja, dan sejenisnya.
• Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku sampai
sejauhmana status kepegawaian “Andai” berakhir,
dikarenakan pensiun, berhenti, atau diberhentikan.
Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Pragmatis; suatu pernyataaan benar, karena
memiliki sifat fungsional dalam kehidupan praktis.
– Misalnya, pohon kina (daun sampai akarnya) secara kebetulan
ditemukan warga sebagai obat malaria, ketika pohon ini roboh
dan membentang dialiran sungai tempat warga mengambil air
minum. Pada waktu yang bersamaan, warga desa sedang
dilanda wabah malaria. Pada beberapa hari kemudian warga
desa ini terbebas dari penyakit malaria. Kenyataan ini membawa
pada satu kesimpulan bahwa pohon yang terbentang di sungai
adalah obat bagi penyakit malaria.
• Akhirnya, pernyataan kebenaran ini yang mengandung
manfaat diteliti dan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
• Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau memperoleh
pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya adalah
pengetahuan yang benar.
– Pengetahuan yang benar atau kebenaran, diperoleh melalui
pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.
• Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau
langkah-langkah tertentu dengan metode dan mekanisme
tertentu agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar.
– Dalam kenyataanya, tidak semua orang (peneliti) melewati
tertib pendekatan ilmiah untuk sampai pada pengetahuan yang
benar mengenai hal yang dipertanyakannya.
– Bahkan dikalangan masyarakat luas banyak menggunakan
pendekatan non-ilmiah untuk memenuhi hasrat ingin tahu atau
untuk memperoleh suatu kebenaran yang dipertanyakannya.
• Pendekatan Non-Ilmiah
– Penemuan Kebetulan
– Coba – Coba (Spekulatif)
– Prasangka
– Akal Sehat (Common Sense)
– Intuisi, dan Wahyu
– Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
• Pendekatan Ilmiah
– Pendekatan ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, yaitu
pengetahuan yang kebenaranya terbuka untuk diuji
kembali atau diteliti melalui kegiatan penelitian.
Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
• Pengetahuan berdasarkan pendekatan ilmiah diperoleh
melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu.
– Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang
sistimetik dan terkontrol berdasar atas data empiris.
– Teori dapat diuji (test). Artinya, jika penelitian ulang dilakukan orang
lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama
akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama.
• Langkah-langkah penelitian yang teratur dan terkontrol telah
terpolakan dan, sampai batas tertentu diakui umum.
– Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi
hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh
keyakinan pribadi, bias dan perasaan.
Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
• Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah
dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Kegiatan
ilmiah merupakan suatu proses berpikir ilmiah yang bersifat
skeptik, analitik dan kritik.
– Berpikir skeptik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada
bukti atau fakta untuk mendukung setiap pernyataan
tertentu.
– Berpikir analitik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada
daya analisis untuk membedakan mana yang relavan
ataupun yang utama terhadap setiap pertanyaan dan
persoalan yang dihadapinya.
– Berpikir kritis; suatu cara berpikir yang didasarkan pada
logika akal sehat (common sense) dan bertindak objektif.
Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
• Proses berpikir ilmiah menjadi dasar
pelaksanaan penelitian dengan karakteristik
kerja ilmiah yaitu:
– Bertujuan
– Sistematik
– Terkendali
– Objektif, dan
– Tahan Uji
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Memiliki Tujuan. Kegiatan penelitian tidak lepas dari kerangka
tujuan pemecahan permasalahan. Tujuan penelitian adalah
mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan
serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah.
• Sistematik. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh harus
terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang benar.
• Terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat
menetukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan
memisahkan dari fenomena lain yang dapat mengganggu.
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Objektif. Pengamatan yang dilakukan dan kesimpulan yang
diambl tidak dibenarkan didasari oleh subjektivitas
pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan tertentu.
• Tahan uji. Kesimpulan penelitian merupakan hasil telaah yang
didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar,
sehingga terdapat replikasi penelitian akan sampai pada
kesimpulan yang sama; namun demikian tidak berarti bahwa
kesimpulan suatu penelitian harus digeneralisasikan. Hasil
penelitian dapat diuji dan akan menghasilkan kesimpulan
yang sama.
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Penetapan Masalah
– Masalah terkait dengan berbagai aspek. Kemampuan mengidentifikasi
sejumlah masalah dan memilih satu atau beberapa batasan masalah diantara
sekian masalah menjadi pertimbangan utama.
• Setelah masalah diperoleh, pemilihan masalah dari sejumlah masalah
yang teridentifikasi berkaitan dengan topik atau isue strategis yang akan
diteliti, dengan pertimbangan;
– minat peneliti terhadap topik yang akan dipilih
– ketersediaan sumber referensi
– ketersediaan sumber daya dan kemampuan peneliti
– Duplikasi
• Penetapan Topik sebaiknya dalam bentuk kalimat pernyataan (dapat pula
berbentuk pertanyaan), jelas, singkat dan tepat (12 kata), mencakup
variabel-variabel penelitian, serta menggambarkan keseluruhan isi dan
kegiatan penelitian.
Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
• Pertimbangan lainnya, bahwa penelitian memiliki ciri
khas, diantaranya (Crawford, 1928)
– Penelitian berkisar masalah yang ingin dipecahkan;
– Memperhatikan aspek orisinalitas;
– Didasarkan pada hasrat ingin tahu;
– Didasarkan pada suatu asumsi (dugaan);
– Hasil dapat digeneralisasi;
– Mengandung aspek sebab akibat;
– Penggunaan ukuran yang akurat;
– Penggunaan teknik yang tepat dan dipahami.
Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
Tugas Individu /Kelompok
• Setiap mahasiswa menetapkan satu masalah
dalam kegiatan operasional BNI.
• Masalah yang ditetapkan, selanjutnya
identifikasi sejumlah penyebab masalah
tersebut.
• Berdasarkan sejumlah masalah yang
teridentifikasi, pilihlah satu atau beberapa
sumber masalah sebagai masalah penelitian.
• Tetapkan topik yang relevan.
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.2. Penelitian Terdahulu
2.3. Keterkaitan Antar Variabel
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3.1. Kerangka Konseptual
3.2. Hipotesa
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Jenis dan Sumber Data
4.3. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.5. Definisi Operasional Variabel
4.6. Teknik Analisis
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian
5.1.2. Deskripsi Responden
5.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian
5.1.4. Deskripsi Hasil Analisis
5.2. Pembahasan
5.3. Implikasi Managerial
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
DAFTAR PUSTAKA
Sistematika Penulisan TESIS
Program MM UNSRAT
DAFTAR LAMPIRAN
Route Map Masalah Penelitian
EMPIRICAL GAP:
Permasalahan bersumber dari
fenomena organisasi
(data lapangan)
RESEARCH GAP:
Permasalahan bersumber
dari beberapa hasil penelitian
sebelumnya
THEORY GAP:
Permasalahan bersumber
dari satu atau beberapa teori
ISSUE GAP:
Permasalahan bersumber
dari peristiwa-peristiwa aktual
lingkungan eksternal
Tujuan & Manfaat
Penelitian
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Masalah
Penelitian:
ISSUE GAP:
Permasalahan bersumber
dari peristiwa-peristiwa aktual
lingkungan eksternal
• Penerapan PP 53 tentang DISIPLIN
PNS
• Kelangkaan BBM, Krisis Energi,
Indonesia Non OPEC
• Pemberlakuan ACFTA 2010 dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
• MDGs, Kemiskinan, Kesehatan,
Pendidikan
• Pemanasan Global, Green Concept,
Sustainability Management
Program
• Krisis Moneter, Krisis Keuangan
Global
• Paradigma Birokrat Entrepreneur
• dll
Batasan Masalah
(Issue Gap)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana daya saing Indonesia dan
negara-negara ASEAN lainnya atas
penerapan ACFTA?
2. Apakah kualitas layanan berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran dan daya saing
perbankan?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
kinerja pemasaran dan daya saing
perbankan?
4. Apakah penetapan bebas bea masuk
mempengaruhi kinerja keuangan sektor
informal penerima kredit perbankan?
Implementasi dan Dampak
Penerapan ACFTA bagi MEA
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
TW1 TW2 TW3 TW4
PENJUALAN
TAHUN 2002
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
EMPIRICAL GAP:
Permasalahan bersumber dari
fenomena organisasi
(data lapangan)
Batasan Masalah
(Empirical Gap)
Rumusan Masalah
1. Mengapa terjadi penurunan penjualan?
2. Mengapa penurunan penjualan
berkepanjangan?
3. Bagaimana menghindari penurunan
penjualan?
4. Bagaimana menghindari penurunan yang
berkepanjangan?
5. Apa penyebab terjadinya titik balik
penurunan?
6. Dan Lainnya dipikirkan
lagi……………………Misalnya:
Terjadi penurunan penjualan
yang berkepanjangan selama
tahun 2002
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
Berdasarkan Analisis SWOT
(Mintzberg, 1994) bahwa kajian
terhadap ancaman lingkungan adalah
penting untuk merencanakan kinerja
organisasi.
Penelitian Ferdinand (2002)
menemukan bahwa tidak ada bukti
adanya pengaruh yang signifikan
antara kemampuan adaptasi ancaman
lingkungan terhadap kinerja
pemasaran.
Oleh karena itu sebuah penelitian
empirik lebih lanjut dibutuhkan untuk
meneliti kontroversi ini.
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
RESEARCH GAP:
Permasalahan bersumber
dari beberapa hasil penelitian
sebelumnya
Batasan Masalah
(Research Gap)
Rumusan Masalah
1. Mengapa Adaptasi ancaman
tidak selalu berpengaruh
2. Apa saja kharakteristik
adaptasi yang berpengaruh
3. Apa saja kharakteristik
adaptasi yang tidak
berpengaruh
4. Dan lainnya dipikirkan
lagi………………Misalnya:
Terdapat Kontroversi
pandangan Mengenai pengaruh
adaptasi ancaman
lingkungan
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
Research Gap
• Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Y?
• Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Z
• Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Y?
• Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Z?
• Apakah Y Berpengaruh Terhadap Z?
Teori Keunggulan Komparatif
Heckscher - Ohlin telah gagal
menjelaskan perubahan-perubahan
penting dalam posisi ekspor Amerika
dan Jepang selama periode tahun
1970 – 1980 an (Dudley dan Moenius,
2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mencari
jawaban apa yang menyebabkan Teori
Keunggulan Komparatif dari
Heckscher – Ohlin tidak berlaku dalam
menjelaskan kinerja ekspor Amerika
dan Jepang.
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
THEORY GAP:
Permasalahan bersumber
dari satu atau beberapa teori
Batasan Masalah
(Theory Gap)
Rumusan Masalah
1.Mengapa teori ini gagal?
2.Apa prasyarat yang
dibutuhkan?
3.Bagaimana mekanisme
peranan teori ini?
4.Dan lainnya dipikirkan
lagi……………………………..
Gagalnya teori Heckscher-Ohlin
Menjelaskan kinerja Ekspor
Negara Industri
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
TINJAUAN
PUSTAKA
APA
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Penelitian
SIAPA
DIMANA
BILAMANA
MENGAPA
BAGAIMANA
KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESA
METODE
PENELITIAN
Topik Penelitian
Identifikasi dan
Batasan Masalah
EMPIRICAL
GAP
RESEARCH
GAP
THEORY
GAP
I S S U E
GAP
Benang Merah Penelitian
Latar Belakang Masalah
• Penguraian latar belakang permasalahaan
dimaksudkan untuk mengantarkan dan
menjelaskan mengenai latar belakang mengapa
sesuatu dianggap sebagai permasalahaan,
fenomena apakah yang tampak atau yangterjadi
di lapangan sehingga harus diteliti.
• Pada dasarnya permasalahaan diuraikan sebagai
suatu kondisi kesenjangan atau ketidaksesuaian
antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen-
what should be) dan apa sesungguhnya terjadi
(das sein-what is happening).
• Pada uraian latar belakang sangat baik bila peneliti
menguraikan alasan mengapa topik atau permasalahan
yang diangkat adalah penting untuk diteliti.
– Hal ini akan membantu peneliti dalam memetakan
permasalahan yang diteliti sebagai sesuatu yang tidak
dapat ditunda dan untuk memenuhi aspek kekinian.
– Peneliti dapat menjelaskan aspek kekinian dan urgensinya
penelitian dengan menyertakan beberapa data atau
pendukung terkait dengan permasalahan atau topik yang
diteliti.
– Penyajian data atau fakta yang relevan dimaksudkan untuk
mendukung pentingnya permasalahaan yang akan diteliti.
Latar Belakang Masalah
• Penguraian latar belakang harus berangkat
dari latar belakang yang bersifat umum, yaitu
berada dalam kerangka pemikiran yang luas
dengan mengaitkan topik penelitian pada hal-
hal yang akan diteliti menuju ke pokok
permasalahaan.
– Walaupun berangkat dari kerangka referensi yang
luas, uraian latar belakang permasalahaan harus
secara sistematik membatasi permasalahaan yang
hendak diteliti.
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah (Contoh)
DR. Victor P.K. Lengkong,SE,M.Si
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
• Uraian Tinjauan Pustaka (25% dari
keseluruhan tulisan), dengan sistematika:
2.1. Landasan Teori
2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
2.3. Keterkaitan Antar Konsep
Landasan Teori
• Pada bagian ini diawali dengan teori-teori yang
relevan sebagai gran teori dari keseluruhan variabel
yang akan diteliti.
• Sub Bab berikutnya akan menguraikan satu per satu
variabel yang diteliti.
• Uraian pada Sub Bab terdiri dari 2 bagian utama,
yaitu:
– Definisi dan indikator pengukur , dan
– Dalam riset keuangan indikator pengukur diganti dengan
formula untuk mengukur variabel keuangan yang diteliti.
CONTOH
2.1. Landasan Teori
Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu
(2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan
(extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.
2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face):
The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar dari Teori Service Marketing
bahwahubungan langsung antar orang, antara pembeli dan penjual atau
antara klien dan provider merupakan kunci dari kesuksesan usaha-usaha
pemasaran di bidang jasa. Berdasarkan teori ini menyatakan bahwa dalam
suatu ”pure service situation”, dimana bukan tangible objek yang
diperdagangkan, maka kepuasan pelanggan dan repeat patronage akan
ditentukan oleh kualitas personal saja. Jadi kualitas personal yang menjadi
faktor utama dalam suatu pure service situation, kualitas ini ditentukan oleh
kualitas dari dyadic interaction oleh personal tersebut.
Teori ini menyatakan …
CONTOH
2.1. Landasan Teori
Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu
(2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan
(extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.
2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face):
The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar ….
Teori ini menyatakan bahwa service encounter adalah human
interaction dan service encounter adalah role performance. Dalam teori
peran, manusia menjadi sentral atau pusat dari bisnis jasa. Dalam hubungan
dengan perilaku peran ekstra karyawan, teori ini menerangkan bahwa
peran yang dimainkan oleh karyawan (baik in-role atau extra-role) adalah
dua peran yang penting dalam bisnis jasa, yaitu loyalitas maupun kualitas
layanan itu sendiri. Jadi kesuksesan proses penyampaian jasa yang
diberikan oleh penyedia jasa akan tergantung pada peran dan perilaku
karyawan atau anggota organisasi.
CONTOH
2.1.2. Beberapa Catatan Mengenai ....(Variabel dan Pengukuran Variabel)
2.1.2.1. Kepercayaan
Chu (2003) mendefenisikan trust sebagai one party’s
belief in the reliability and integrity of an exchange partner
and dependability. If there is no trust, it may be that no long
term relationship is possible. Jadi, kepercayaan dapat
didefinisikan sebagai sifat percaya yang didasari pada
integritas dan reliabilitas serta ketergantungan antara
konsumen dengan penyedia jasa.
Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan kepercayaan
sebagai keinginan untuk tetap mempertahankan pertukaran
karena dipercaya. Inti dari kepercayaan yaitu keyakinan.
Keyakinan ini timbul karena keduabelah pihak percaya bahwa
keduanya akan bersifat dapat dipercaya, memiliki integritas
tinggi, konsisten, kompeten, adil, bertanggungjawab, suka
membantu dan sifat positif lainnya.
CONTOH
Chu (2003) mengukur trust dengan menggunakan
pendapat dari Garbarino and Johnson (1999) dan menambah 5
item yang diadopsi dari Bruner et al., (2001), yaitu:
1). I can always trust the service of the store I am using to be
good (Garbarino and Johnson, 1999).
2). The store I am using is a reliable one (Garbarino and
Johnson, 1999).
3). The quality of the service of the store I am using is
consistently high (Garbarino and Johnson, 1999).
4). I am always sure that the outcomes of the service
represents a valuable one (Garbarino and Johnson, 1999).
5). I have complete faith in the integrity of employees in this
store (Bruner et al., 2001).
CONTOH
Anderson dan Srinivasan (2003) mengunakan indikator
dari trust dengan mengadopsi dari Dodds et al., (1991) and
Sirohi et al., (1998) yaitu:
1). The performance of this web-sites meets my expectation.
2). This web-sites can be counted on to successfully complete
the transaction.
3). I can trust the performance of this web-sites to be good.
4). This web site is reliable for online shopping.
2.1.2.2. Kepuasan Konsumen
2.1.2.3. Loyaitas Pelanggan
Penelitian Terdahulu
• Penelitian terdahulu (sebelumnya) akan menguraikan
ringkasan hasil-hasil penelitian yang akan menjadi
acuan bagi penelitian yang sedang dilakukan.
• Pada bagian akhir uraian akan diakhiri dengan
sebuah mapping of research dalam bentuk tabel.
Peneliti juga harus menjelaskan tabel tsb mengenai
posisi kajian yang sedang diteliti dibandingkan
dengan penelitian-penelitian terdahulu (persamaan
dan perbedaan).
• Jumlah penelitian terdahulu bervariasi tergantung
apakah semua konsep telah terwakili.
• Tabel mapping of research akan berisikan ringkasan
penelitian terdahulu, seperti:
– Tujuan Penelitiannya
– Variabel Penelitian
– Jenis Penelitian
– Obyek Penelitian, Responden (Informan), dan Teknik
Sampling
– Teknik Pengumpulan data, dan
– Metode Analisis
– Temuan, Kesimpulan, dan Rekomendasi
– dan lain-lain yang relevan dan penting untuk dikemukakan
Penelitian Terdahulu
2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
CONTOH
Secara empiris dalam studi ini
mengacu pada beberapa hasil studi
sebelumnya yang relevan, diantaranya
seperti studi dari Lee et al. (2006); Testa
(2001); Utomo (2002), dan studi dari
Brown III and Gaylor (2006). Relevansi
dari studi-studi sebelumnya dengan tesis
ini, yaitu menyangkut ......., ......., .......,
......., (sebut variabel yang akan diteliti) ......., ........
2.2.1. Penelitian Lee et al. (2006)
CONTOH
Lee et al. (2006) dalam studinya
berjudul “What factors influence
customer-oriented prosocial of customer-
contact employees?”, menggunakan
sample chief executive officers dari 301
hotel (tourism hotels) di Korea Selatan
sebagai responden. Klasifikasi hotel
terdiri dari five-star hotels sebanyak 43
hotel, four-star hotels sebanyak 63 hotel,
dan three-star hotels sebanyak 195 hotel).
CONTOH
Teknik analisis menggunakan teknik
Structural Equation Modeling. Keseluruhan
skala pengukuran adalah seven-point scoring
format. Untuk mengukur customer-contact
employees yang meliputi pengukuran
mengenai persepsi para pekerja mengenai role-
prescribed customer service dan extra-role
customer service menggunakan model
Customer-Oriented Prosocial Behavior
(Bettencourt and Brown (1997).
CONTOH
Lee et al. (2006) dalam studinya
menemukan hubungan penting antara
organizational personnel empowerment,
service training dan service reward dengan
prosocial behavior, yaitu perilaku formal atau
role-prescribed customer service dan perilaku
peran ekstra atau extra-role customer service
yang ditunjukkan oleh chief executive officers
dari 301 hotel di Korea Selatan.
CONTOH
2.2.2. Penelitian Testa (2001)
......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
2.2.3. Penelitian Utomo (2002)
......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
CONTOH
No
Peneliti
(Tahun)
Tujuan
Penelitian
Variabel
Penelitian
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1. Lee, et al., (2006). Menganalisis hubungan
struktural pemberdayaan,
service training, service
reward, terhadap job
attitudes (seperti
customer-oriented
prosocial behavior of
employees.
Pemberdayaan
Service training
Service reward
Role-prescibed
customer service
Extra-role customer
service
Menggunakan Structural
equation analysis.
Sampel penelitian
menggunakan karyawan
hotel di Korea.
3. Pemberdayaan
signifikan
terhadap ... dan
extra- role
customer
service.
2. Testa (2001)
3. Utomo (2002)
4.
5.
10. Lengkong (2012)
Tabel 2.1.
Mapping of Research (2006)
Hubungan Antar Variabel
• Sebuah penelitian yang baik, selain berlandaskan pada
landasan teori dan definisinya, haruslah menguraikan
keterkaitan antar variabel maupun teori yang dipakai.
• Prinsipnya, secara logika bahwa konsep-konsep
ataupun teori yang digunakan tidaklah berdiri sendiri,
melainkan memiliki keterkaitan yang telah dibuktikan
sebelumya. Keterkaitan antar konsep dalam sebuah
penelitian asosiatif atau bersifat eksplanatif merupakan
harga mati. Khusus pada jenis penelitian eksplorasi
malahan kemandirian sebuah konsep atau teori yang
harus ditonjolkan untuk mendapatkan konsep-konsep
lainnya yang mungkin memiliki keterkaitan dengan
konsep yang diteliti.
CONTOH
2.3. Hubungan Antar Variabel
2.3.1. Perilaku Peran Ekstra Karyawan dan Loyalitas
Pelanggan
Cameron et al. (2004), customer are more effectively
served and are more loyal to organization when employee
encounter positive experience at work such as various form of
virtuousness (to be more helpful-prosocial behavior to their
customer). Semakin efektif layanan bagi pelanggan maka
semakin loyal pelanggan kepada organisasi. Hal ini terjadi
ketika karyawan mengalami pengalaman menyenangkan dari
sikapnya yang suka membantu, diterima pelanggan.
2.3.2. …. Sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian ….
CONTOH
3.1. Kerangka Konseptual
Dasar penyusunan kerangka konseptual adalah
kerangka proses berpikir, yang dimaksudkan untuk
memberikan tuntunan berpikir deduktif maupun
induktif. Analisis deduktif didasarkan pada kajian-kajian
teoritik untuk menganalisis permasalahan studi dari
hal-hal yang bersifat umum kearah hal-hal yang bersifat
khusus, sedangkan analisis induktif didasarkan pada
kajian-kajian empirik untuk menganalisis permasalahan
studi dari hal-hal yang bersifat khusus kearah hal-hal
yang bersifat umum.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
CONTOH
Berdasarkan kajian teoritik dengan pendekatan deduktif
dan kajian empirik dengan pendekatan induktif yang saling
berhubungan dan saling melengkapi, dimaksudkan untuk
menetapkan variabel-variabel studi, yaitu: servicescape,
perilaku peran ekstra karyawan, kualitas komunikasi
karyawan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan, yang
selanjutnya disusunlah hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara atas rumusan masalah yang perlu dikaji
kebenarannya melalui uji statistik. Pengujian hipotesis
menghasilkan beberapa kesimpulan disertasi yang diharapkan
menghasilkan temuan-temuan teoritik yang mendukung atau
menolak keberadaan suatu teori yang sudah ada, atau
mengembangkan suatu teori yang baru untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Manajemen,
maupun menghasilkan temuan-temuan empirik untuk
pengambilan keputusan-keputusan secara praktis.
CONTOH
Dasar penyusunan kerangka konseptual diawali
dari pemikiran bahwa servicescape memiliki
pengaruh baik secara langsung maupun secara tidak
langsung terhadap loyalitas. Servicescape memiliki
pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan
dikarenakan dalam industri jasa seperti hotel,
servicescape atau lingkungan fisik buatan manusia
merupakan sarana atau tempat transaksi jasa
tersebut berlangsung, yang memiliki pengaruh
terhadap niat berperilaku pelanggan (Wakefield and
Blodgett, 1996). Servicescape yang disediakan
perusahaan dengan menarik dan artistik akan
menghasilkan image positif dan akan meningkatkan
evaluasi positif pelanggan, dalam bentuk kepuasan.
CONTOH
Servicescape memiliki pengaruh secara tidak
langsung terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan dikarenakan dalam industri jasa
seperti hotel, semakin menarik dan artistik
servicescape atau fasilitas fisik yang disediakan pihak
hotel akan membuat pelanggan merasa puas dan
senang dalam menerima layanan hotel, sehingga
akan memicu terciptanya kepuasan pelanggan
(Wakefield and Blodgett, 1996). Servicescape yang
lengkap, menarik dan memiliki nilai artistik akan
membuat pelanggan merasa senang dan puas.
Contoh-Contoh
Kerangka Konseptual:
PROPOSAL
CONTOHPemberdayaan
(X1)
Perilaku Peran Ekstra
(Y4)
H1
H3
H2
S
H6
H4
X1.3 Determinasi Diri
X1.4 Pengaruh
X1.1 Bermakna
X1.2 Kompetensi
Y3.1 Tanpa Pamrih
Y3.2 Bersikap Sportif
Y3.3 Disiplin Pada Waktu
Y3.4 Keterlibatan Diri
Y3.5 Inisiatif
Kerangka Konseptual
Komitmen Organisasi
(Y2)
Y2.2 Komitmen Normatif
Y2.3 Komitmen Kontinuan
Y2.1 Komitmen Afektif
Kepuasan Kerja
(Y1)
Y1.2 Kompensasi
Y1.3 Pengawasan
Y1.1 Pengakuan
Y1.4 Tantangan Pekerjaan
Y1.5 Kondisi KerjaX1.5 Peng. Keputusan
X1.6 Akses Y1.6 Rekan Kerja
S
S
S
H5
S
S
CONTOH
Kerangka Konseptual
Karakteristik
Pekerjaan
(X1)
Kepemimpinan
Transformasional
(X2)
Peluang Promosi
(X3)
Kepuasan Kerja
(Y1)
Komitmen Organisasi
(Y2)
Turnover Intention
(Y3)
Keanekaragaman
Tugas (X1.1)
Identitas
Tugas (X1.2)
Keberartian
Tugas (X1.3)
Otonomi
(X1.4)
Umpan Balik
(X1.5)
Status
Sosial (X3.1)
Wewenang
(X3.2)
Tanggung Jawab
(X3.3)
Penghasilan
(X3.4)
Pengakuan
(Y1.1)
Kompensasi
(Y1.2)
Pengawasan
(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan
Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)
Pengaruh
Individual (X2.1)
Motivasi
Inspiratif (X2.2)
Stimulasi
Intelektual (X2.3)
Pertimbangan
Individual (X2.4)
Affective Commitment
(Y2.1)
Continuan Commitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)
CONTOH
KERANGKA KONSEPTUAL
Servicescape
(X1)
Perilaku Peran Ekstra
Karyawan
(X2)
Kualitas Komunikasi
Karyawan
(X3)
Kepuasan Konsumen
(Y1)
Loyalitas Konsumen
(Y2)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
X1.1 X1.2 X1.3
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4
H3
H1
H2
Variable Laten =
KETERANGAN:
Indikator =
Pengaruh =
Dimensi =
H4
H5
H6
H7
Servicescape
(X1)
• Ambient conditions (temperature, air quality, noise,
music) sebagai (X1.1)
• Space/function (layout, equipment, furnishings, etc)
sebagai (X1.2)
• Signs, symbols and artifacts (personal artifacts, style of
decor) sebagai (X1.3)
Indikator pengukuran
Perilaku Peran Ekstra Karyawan
(X2)
• Helpful (X2.1)
• Sportsmanship (X2.2)
• Knowledgeable (X2.3)
• Constructive suggestion (X2.4)
• Altruism (X2.5)
Indikator pengukuran
Kualitas Komunikasi Personal
(X3)
• Easy (X3.1)
• Accuracy (X3.2)
• Superior Information (X3.3)
• Ekspresi (X3.4)
• Bahasa Tubuh (X3.5)
Indikator pengukuran
Kepuasan Konsumen (Y1)
• Persis seperti yang saya butuhkan (Y1.1)
• Telah bertindak dengan benar (Y1.2)
• Jasa terbaik (Y1.3)
• Pembanding (Y1.4)
• Bijaksana (Y1.5)
Indikator pengukuran
Loyalitas Konsumen
(Y2)
• Say positive things about them (Y2.1)
• Recommend them to other customers (Y2.2)
• Remain loyal to them sebagai (Y2.3)
• Spend more money with them (Y2.4)
Indikator pengukuran
CONTOH
Konsentrasi Kepemilikan
Saham (X1)
Pertumbuhan
Perusahaan
(Y2)
Resiko Sistimatis
Perusahaan
(X2)
Likuiditas Saham
(X3)
Struktur Modal
(Y1)
Nilai Perusahaan
Manufaktur
(Y4)
Diversifikasi Usaha
(X4) Arus Kas Bebas
(Y3)
H1a
H4aH2a
H4e
H1c
H1d
H4d
H4b
H4g
H3d
H2d
H3c
H4c
H1b
H4f
H3a
H2b
H3b
H2c
KERANGKA KONSEPTUAL
CONTOH
Konsentrasi Kepemilikan
Saham (X1)
Pertumbuhan
Perusahaan
(Y2)
Resiko Sistimatis
Perusahaan
(X2)
Likuiditas Saham
(X3)
Struktur Modal
(Y1)
Nilai Perusahaan
Manufaktur (Y4)
Diversifikasi Usaha
(X4) Arus Kas Bebas
(Y3)
+β4
+ψ5
H1a
H4aH2a
H4e
H1c
H1d
H4d
H4b
H4g
H3d
H2d
H3c
H4c
H1b
H4f
H3a
H2b
H3b
H2c
+α4
+α3
+α2
+α1
+β1
+β2
+β3
+δ4
+δ3
+δ1
+δ2
+ψ1
+ψ7
+ψ6
+ψ2
+ψ4
KERANGKA KONSEPTUAL
Contoh-Contoh
Kerangka Konseptual:
HASIL
CONTOH
Karakteristik
Pekerjaan
(X1)
Kepemimpinan
Transformasional
(X2)
Peluang Promosi
(X3)
Kepuasan Kerja
(Y1)
Komitmen Organisasi
(Y2)
Turnover Intention
(Y3)
Keanekaragaman
Tugas (X1.1)
Identitas
Tugas (X1.2)
Keberartian
Tugas (X1.3)
Otonomi
(X1.4)
Umpan Balik
(X1.5)
Status
Sosial (X3.1)
Wewenang
(X3.2)
Tanggung Jawab
(X3.3)
Penghasilan
(X3.4)
Pengakuan
(Y1.1)
Kompensasi
(Y1.2)
Pengawasan
(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan
Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)
Pengaruh
Individual (X2.1)
Motivasi
Inspiratif (X2.2)
Stimulasi
Intelektual (X2.3)
Pertimbangan
Individual (X2.4)
Affective Commitment
(Y2.1)
Continuan Commitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)
Penghasilan
(X3.4)
0,064
0,521
0,148
0,128
0,319
0,127
0,238
-0,557
-0,461
-0,648
-0,249
-0,299
3.2. Hipotesis
1. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
3. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
4. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
5. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
6. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
7. Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel Penelitian)
Jenis Data
Metode
Pengumpulan Data
Data BEI, BPS, Pubikasi,
Instansi Terkait
Sekunder, Eksternal Dokumentasi
Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi
Tanggapan Konsumen,
Respon Layanan Publik,
Persepsi Karyawan
Primer
NOIR
Angket, Wawancara
Pola Kehidupan Suatu
Masyarakat
Kategorik, Kualitatif,
Nominal, Ordinal
Pengamatan,
Wawancara, Focus
Group
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel Penelitian)
Jenis Data
Metode
Pengumpulan Data
Bagaimana Kepuasan Nasabah Bank “X”
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis, Teknik dan
Prosedur Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel Penelitian)
Jenis Data
Teknik dan Prosedur
Pengumpulan Data
Berapa Tarif Relevan Untuk
Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan di Kota Manado
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
TUGAS
• Tentukan Topik Penelitian
• Buatlah Uraian Masalah
• Metode Pengumpulan Data
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:
– 1
– 2
– 3
– 4
– 5
– 6
Pokok Bahasan (a)
• Metode Penelitian
–Jenis Penelitian
–Jenis Data
–Metode Pengumpulan Data
–Populasi dan Sampel
–Definisi Operasional Variabel
–Teknik Analisis
Pokok Bahasan (b)
• Hasil Penelitian dan Pembahasan
– Deskripsi Obyek (jika ada)
– Deskripsi Responden (jika ada)
– Deskripsi Variabel
– Deskripsi Hasil
– Pembahasan
• Temuan dan Implikasi Manajerial
• Keterbatasan, dan
• Penelitian Selanjutnya
Pokok Bahasan (c)
• Kesimpulan dan Saran
–Kesimpulan Teoritik
–Kesimpulan Integratif
–Saran Praktik
• Bila SAUDARA/I diperhadapkan dengan
beberapa judul proposal penelitian yang
diajukan oleh mahasiswa/i, adakah
pertanyaan:
–Apakah jenis penelitian dari proposal usulan
anda (mahasiswa/i) ?.
Beberapa contoh judul penelitian:
• Pengaruh Perdagangan Bebas ACFTA terhadap
Potensi Pembiayaan Daerah Di Kalimantan-Sulampua
(BI Cabang Manado, 2010).
• Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Tingkat
Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan
Pengangguran Melalui Investasi Swasta Dan Ekspor
Di Sulawesi Utara (Vekie A. Rumate, 2009).
• Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Saham, Resiko Sistematis
Perusahaan, Likuiditas Saham Dan Diversifikasi Usaha
Terhadap Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Arus
Kas Bebas Dan Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Go Public
Di Indonesia (Parengkuan Tommy, 2009).
• Analisis Value Enhancment Role Dan Komitmen Pejabat Dan
Pengelola Keuangan Terhadap Pelaksanaan Standar Akuntansi
Pemerintahan Dalam Rangka Meningkatkan Good
Governance Dan Kinerja Pada Pemerintah Propinsi Jawa Timur
(Diah Ekaningtias, 2010).
• Analisis Penetapan Tarif Pajak Hiburan, dan Dampaknya
Terhadap PAD Kota Manado.
Beberapa contoh judul penelitian:
• Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi,
Intensitas Persaingan, Strategi Bersaing, Dan Inovasi
Terhadap Kinerja Perusahaan Perhotelan Di Sulawesi
Utara (Bernhard Tewal, 2009).
• Pengaruh Kebanggaan, Kepercayaan, Kualitas
Layanan dan Nilai Konsumen Terhadap Kepuasan dan
Perilaku Membeli Ulang Wanita Karir Pada Pasar
Swalayan Di Manado (Altje L. Tumbel, 2009).
Beberapa contoh judul penelitian:
1. Jenis Penelitian
Tujuan Metode Eksplanasi Analisis
• Dasar
• Terapan
 Survey
 Ex Post
Facto
 Eksperimen
 Naturalistik
 Policy
Research
 Action
Research
 Evaluasi
 Sejarah
 Deskripsi
 Komparatif
 Asosiatif
 Kuantitatif
 Kualitatif
 Gabungan
Masa Lalu
Masa Sekarang
Masa Depan
Menurut Tujuan
• Penelitian Dasar
– Perhatian utama terletak pada kesinambungan
integritas dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
• Penelitian Terapan
– Perhatian utama terletak pada aplikasi kegunaan
penelitian (memecahkan masalah praktis).
– Dalam kasus bisnis, penelitian ini berguna untuk
memecahkan masalah yang dihadapi manajer,
seperti penjualan tidak sesuai yang diharapkan.
Menurut Metode (a)
• Penelitian Survey
– Penelitian yang mengambil sampel dari populasi
dengan menggunakan kuesioner.
• Penelitan Ex Post Facto
– Penelitian terhadap peristiwa yang telah terjadi
untuk mengetahui penyebab suatu masalah.
• Penelitan Eksperimen
– Penelitian yang menggunakan kelompok kontrol
Menurut Metode (b)
• Penelitian Naturalistik
– Pengukapan sebuah fenomena yang sementara
berlangsung secara alamiah.
• Policy Research
– Bertujuan untuk pengambilan kebijakan.
• Action Research
– Bertujuan untuk mengubah suatu situasi dan perilaku.
• Penelitian Sejarah
– Untuk merekronstruksi peristiwa masa lalu dengan
menekankan pada waktu terjadinya peristiwa tsb.
Menurut Eksplanasi
• Penelitian Deskriptif
– Untuk menjelaskan sebuah peristiwa dalam bentuk
uraian, tabel, gambar, dan grafik mengenai satu atau
beberapa variabel tanpa membandingkan atau
menghubungkan variabel-variabel tersebut.
• Penelitian Komparatif
– Bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih
variabel yang diteliti.
• Penelitian Asosiatif
– Bertujuan untuk mengetahui hubungan/pengaruh
antara dua atau lebih variabel.
Menurut Analisis
• Analisis Kuantitatif
– Penelitian yang menekankan hasil perhitungan
dalam bentuk angka atau kuantum.
• Analisis Kualitatif
– Penelitian bersifat deskriptif secara tertulis
maupun lisan dari obyek yang diamati.
• Analisis Gabungan
• Apakah uraian mengenai jenis penelitian
penting dikemukakan dalam sebuah laporan
penelitian ?.
• Selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan
penjelasan mengenai jenis penelitian ?.
BAB III
3.1. Jenis Penelitian
Studi ini ditinjau dari tingkat eksplanasinya
termasuk jenis penelitian asosiatif, dan ditinjau dari
pendekatan analisisnya diklasifikasikan ke dalam
metode kuantitatif. Menurut Anzwar (1998:5) studi
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Lebih
lanjut, dikatakan bahwa pendekatan kuantitatif
dilakukan pada studi inferensial (dalam rangka
pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan
hipotesis nihil (Anzwar, 1998:5).
Metode kuantitatif digunakan dengan pertimbangan
yang melandasi, yaitu studi ini berbentuk paradigma jalur,
dengan teknik analisis statistik yang dinamakan Structural
Equation Modeling (SEM). Menurut Hair et al. (2002:67)
dengan menggunakan SEM memungkinkan dilakukannya
analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan
sehingga memberikan efisiensi secara statistik.
Menurut Sugiyono (2002:11) studi asosiatif
merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antar dua variabel atau lebih. Pada jenis
penelitian ini, asosiatif dimaksudkan untuk menguji
pengaruh variabel X dan W terhadap Z melalui Y. …dstnya.
NEXT…
• Bila jenis penelitian mahasiswa… … (misal
asosiatif atau survei), maka jenis data apa
yang diperlukan mahasiswa ?.
2. Jenis Data
• Berdasarkan SUMBER
– Data Primer dan Sekunder
• Berdasarkan JENIS
– Data Numerik (kuantitatif) dan Kategorik (Kualitatif)
• Berdasarkan PENGUKURAN
– Data Diskrit dan Kontinyu
• Berdasarkan KETERSEDIAAN
– Data Internal dan Eksternal
• Berdasarkan SKALA
– Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Berdasarkan SUMBER
• Data Primer
– Data yang didapatkan atau dikumpulkan sendiri.
– Misalnya : dengan melakukan wawancara,
observasi atau pengukuran di lapangan.
• Data Sekunder
– Data yang didapatkan atau dikumpulkan dari
pihak lain (penyedia data).
– Misalnya: BPS, BEI, dll.
Berdasarkan JENIS
• Data Numerik (kuantitatif)
– Data dinyatakan dalam besaran numerik (angka).
– Misalnya: PDRB, Inflasi, dll.
• Data Kategorik (Kualitatif)
– Data diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu.
– Misalnya: Kategori Usaha (besar, sedang,kecil), dll.
• Catatan:
– Statistika mensyaratkan bentuk data numerik.
– Data kategorik terlebih dahulu harus diubah ke bentuk numerik
dengan memberi bobot pada setiap kategori.
Berdasarkan PENGUKURAN
• Data Diskrit
– Data yang dinyatakan dalam bilangan cacah.
– Misalnya: Banyak produk yang gagal: 128 unit
Banyak kesalahan yang dibuat: 77 kesalahan/halaman
program. Banyak pengunjung website: 24
orang/menit, dll.
• Data Kontinyu
– Data yang dinyatakan dalam bilangan pecahan.
Misalnya: Waktu produksi = 58.15 menit, Biaya
produksi = $396.49 Volume: 250 ml, Berat: 42.12 gr,
Jarak: 67.49 km, dll.
Berdasarkan KETERSEDIAAN
• Data Internal
– Data yang berasal dari obyek penelitian, baik
berupa informasi yang siap di analisis maupun
data mentah yang harus diolah.
– Misalnya: Data penjualan perusahaan
• Data Eksternal
– Data yang bukan berasal dari obyek penelitian.
– Misalnya: Data BPS, SUSENAS, BEI, dll
Berdasarkan Skala Pengukuran
• Berdasarkan Skala Pengukuran
– Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Membedakan Tingkatan Jarak Nol MutlakSkala
Nominal
Ordinal
Interval
Rasio
Data Nominal
• Data diperoleh dengan tujuan kategorisasi
obyek atau subyek yang diteliti.
• Angka atau huruf hanya bersifat kategori
untuk membedakan (dapat dibolak balik),
tidak mengandung tingkatan dan
jarak/interval.
• Contoh: gender (L/P), jenis pekerjaan, status
(menikah/bujang), dll.
Data Ordinal
• Selain melakukan kategorisasi, data dapat
diurutkan berdasarkan tingkatan.
• Bersifat tingkatan (urutan), tetapi jarak
(interval) antar kategori tidak ada/tidak sama.
• Misalnya: Sangat Puas
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
Data Interval
• Memiliki sifat seperti pada data nominal dan
ordinal.
• Jarak satu kategori dengan kategori lainnya
jelas, namun antar jarak/interval satu dengan
lainnya tidak dapat dibandingkan.
Data Interval (contoh 1)
• Below are the attributes used by many customers to
select a restaurant. Give rangking for each attribute
from 1 for the attribute that you consider as the
most important, to 7 for the attribute that you
consider as the least important, when you select a
restaurant.
Price …….
Service Speed …….
Location …….
Consistency of Food …….
Food Variation …….
Staff Friendliness …….
Portion Size …….
Data Interval (contoh 2)
• From the range 1 to 5 below, give rating on
the lates fast-food restaurant you visited,
where 1 for extremely unsatisfying to 5
extremely satisfying:
Price
Service Speed
Consistency of Food
Food Variation
Staff Friendliness
Unsatisfying Satisfying
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
Data Rasio
• Data yang memiliki sifat seperti pada data
nominal, ordinal, dan interval.
– Contoh: Umur, Pendapatan, Pengeluaran, dll.
• Data ini dapat dibandingkan secara absolut
– Pengeluaran/Bulan Ami sebesar Rp. 3 Juta, dan
Ima Rp. 6 Juta.
– Bila dibandingkan maka pengeluaran/bulan Ima
adalah 2x lebih besar dari Ami.
• Data ini memiliki angka nol mutlak.
NEXT…
• Bila data yang diperlukan telah diinventaris,
bagaimana mahasiswa/i memperoleh data
yang diperlukan ?.
3. Metode Pengumpulan Data
• Pengamatan Langsung: check list, video dan
kamera
• Eksperimen
• In-depth interview: tape recorder dan buku
catatan
• Kuisioner (Angket): daftar Pertanyaan
• Focus Group: diskusi dengan beberapa informan
dalam kelompok kecil
• Dokumentasi: arsip, catatan, laporan.
• Dll.
• Bila jenis data telah diketahui, dan metode
pengumpulan data telah ditetapkan, maka
selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan
penjelasan mengenai jenis dan metode
pengumpulan data ?.
BAB III
3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)
3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah
termasuk jenis data primer, yaitu data mengenai tanggapan/respon
pelanggan atas beberapa atribut produk, pelayanan, dan harga.
Ditinjau dari skala pengukuran, jenis data yang dibutuhkan
adalah data nominal dan interval. Data nominal mengenai identitas
pelanggan, dan data interval mengenai nilai atau skor tanggapan
pelanggan.
Untuk mendapatkan data mengenai tanggapan pelanggan,
pada penelitian ini akan menggunakan kuisioner. Informasi (data)
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain …
(sebutkan sumber data dan metode pengambilan data tersebut)
BAB III
3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)
3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan
sumbernya termasuk jenis data sekunder, dan
berdasarkan ketersedian data termasuk data eksternal.
Data yang dimaksud, yaitu Sulut Dalam Angka,
SUSENAS. Data ini diperoleh dari BPS Sulut melalui
metode dokumentasi.
Untuk mendapatkan data lainnya, peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa pimpinan
SKPD SULUT, antara lain, dinas kesehatan dan dinas
pedidikan.
Pertimbangan Pemilihan Metode
Pengumpulan Data
• Judul, Masalah, Tujuan penelitian
– Pada judul, masalah, dan tujuan penelitian
terkandung jenis dan macam variabel yang di teliti,
sehingga atas dasar variabel tersebut di rancang
instrumen yang sesuai.
• Jumlah sampel penelitian
– Apabila jumlah sampelnya besar, tentu saja peneliti
tidak mampu menggunakan metoda wawancara atau
observasi. Metoda angket mungkin yang lebih tepat
dengan instrumen angket.
• Lokasi penelitian
– Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, akan
lebih efektif jika menggunakan metoda angket.
• Tenaga pengumpul data
– Apabila tenaga pengumpul data banyak, dan responden
sedikit, maka dapat menggunakan wawancara atau
observasi. Tetapi jika tenaga pengumpul data kurang,
sebaiknya di pakai angket.
• Biaya dan waktu
– Apabila biaya dan waktu yang tersedia terbatas, sebaiknya
digunakan kuesioner atau angket.
Pertimbangan Pemilihan Metode
Pengumpulan Data
• Jenis data yang dikumpulkan
– Jika ingin mengorek data yang lebih dalam,
metoda wawancara dengan instrumen kuesioner
atau alat perekam.
• Dalam prakteknya, metoda pengumpulan data
dan instrumen pengumpul data yang di pakai
dalam suatu penelitian tidaklah tunggal tetapi
kombinasi dari beberapa metoda dan jenis
instrumen sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
Pertimbangan Pemilihan Metode
Pengumpulan Data
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan
Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel Penelitian)
Jenis Data
Metode
Pengumpulan Data
Data BEI, BPS, Pubikasi,
Instansi Terkait
Sekunder, Eksternal Dokumentasi
Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi
Tanggapan Konsumen,
Respon Layanan Publik,
Persepsi Karyawan
Primer
NOIR
Angket, Wawancara
Pola Kehidupan Suatu
Masyarakat
Kategorik, Kualitatif,
Nominal, Ordinal
Pengamatan,
Wawancara, Focus
Group
• Pengadaan Instrumen
– Apabila instrumen penelitian sudah tersedia,
peneliti dapat mempergunakannya untuk
pengumpulan data. Tetapi apabila instrumen
tersebut belum tersedia maka peneliti harus dapat
menyusun sendiri, dan melakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Pertimbangan Pemilihan Metode
Pengumpulan Data
• Selanjutnya, …
– siapakah unit analisis, populasi (populasi target
dan akses) ?, dan
– apa obyek dan subyek penelitian ini ?,
–siapakah respondennya (informan) atau
sumber informasi (data)?,
–teknik apa yang tepat untuk pengambilan
sampel?
4. Populasi dan Sampel
• Populasi dan Unit Analisis
• Obyek dan Subyek Penelitian
• Responden (Informan)
• Sampel dan Teknik Sampel
Populasi
• Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling
tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama
(Furqon, 2001:135).
• Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi
perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti
untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya
(Fraenkel, 1990:84).
• Wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003:55).
Populasi
• Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi,
karena satu orang mempunyai berbagai karateristik,
misalnya kepemimpinan , kepribadian, dan ciri-ciri
lainnya.
– Misalnya: penelitian mengenai kepribadian dan gaya
kepemimpinan seorang manajer atau kepala daerah, maka
yang menjadi samapel adalah semua karateristik yang
dimiliki manajer atau kelapa daerah tersebut.
• Dalam bidang kedokteran satu orang sering bertindak
sebagai populasi.
– Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi.
– Untuk pemeriksaan darah, cukup mengambil beberapa
tetes darah yang ada pada orang tersebut.
Sampel
• Idealnya, suatu penelitian dilakukan terhadap
populasi (sensus).
• Umumnya dalam penelitian survei, dapat
dilakuan pada sebagian dari unsur-unsur (unit
analisis) populasi yang akan diteliti.
• Penelitian pada sebagian dari unsur-unsur
populasi dinamakan sampel.
• Agar dapat dilakukan generalisasi, sampel harus
benar-benar dapat mewakili populasi.
• Karena itu, harus diperhatikan besaran sampel
dan teknik pengambilan sampel.
Sampel
• Besaran sampel dan teknik pengambilan
sampel sangat terkait dengan besaran jumlah
populasi: apakah finit (definite) atau infinit
(indefinite).
• Populasi finit adalah jumlah populasi yang
anggotanya dapat dihitung atau terbatas.
• Populasi infinit adalah jumlah populasi yang
anggotanya terlalu banyak atau tak
teridentifikasi dan tak dapat dihitung.
Membedakan Obyek, Subyek, Unit
Analisis, Responden, dan Sumber Data
(Informasi)
Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
hotel berbintang di Manado
• Untuk melaksanakan penelitian, seorang peneliti
membutuhkan informasi atau data.
• Sumber informasi (reponden/informan) berasal
dari:
• manajemen hotel
• karyawan
• konsumen atau pelanggan, dan
• pemerintah Kota Manado.
Sumber Informasi
• Manajemen hotel: pihak yang menetapkan
kebijakan hotel.
• Karyawan: pihak yang mengimplementasikan
bentuk layanan yang memuaskan konsumen.
• Konsumen atau pelanggan: pihak yang
merasakan layanan pihak hotel.
• Pemerintah Kota Surabaya: pihak yang membut
peraturan daerah mengenai perhotelan.
Responden # Subjek
• Pelanggan yang merupakan tempat variabel
melekat (kepuasan dan loyalitas) adalah
subjek penelitian.
• Pelanggan adalah responden karena dapat
memberikan informasi yang diperlukan.
• Pelanggan adalah sumber informasi karena
daripadanya dapat diperoleh data penelitian.
• Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah
kota surabaya bukan subjek penelitian, karena
bukan tempat variabel yang diteliti berada.
• Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah
kota surabaya merupakan responden karena
dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan, sekaligus sebagai sumber data.
Responden # Subjek
• Bila dalam judul yang muncul nama hotel “X”,
berarti pemerintah kota surabaya bukan
sebagai responden maupun sebagai sumber
data penelitian.
• Sumber data lainnya dapat berasal dari BPS,
Kantor Pariwisata Kota Surabaya, PHRI, dll.
Responden # Subjek
• Sumber-sumber informasi dinamakan
responden penelitian (pada penelitian
kualitatif atau alternatif disebut informan).
• Responden penelitian adalah sumber
informasi yang diperlukan dalam sebuah
penelitian.
• Subjek dan objek penelitian ini disebut
satuan analisis (units of analysis) atau
unsur-unsur populasi.
Responden Sumber Informasi
• Subjek Penelitian: benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel penelitian
melekat, dan yang dipermasalahkan.
• Responden Penelitian: orang yang dapat
merespons, memberikan informasi tentang
data penelitian.
• Sumber Informasi (Data): benda, hal atau
orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data.
Responden Sumber Informasi
Subjek, Objek Penelitian dan
Unit Analisis
• Dalam sebuah penelitian, subjek dapat lebih dari
satu. Misalnya, kepuasan kerja karyawan dan
manajer terhadap kinerja organisasi pada hotel
“X”.
• Unit analisis (unsur populasi) adalah satuan dari
obyek dan subjek yang dianalisis.
• Bila subjek penelitian adalah manajer hotel,
berarti unit analisisnya adalah manajer dan hotel.
• Tempat dimana subjek penelitian berada
dinamakan objek penelitian.
Besaran Sampel
• Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan
100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri.
• Keberadaan sampel diperlukan untuk menutupi
kendala waktu, tenaga, dan dana.
• Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil
dan sebaliknya.
• Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi yang
dikembangkan Isaac dan Michael.
– Misalnya: populasi sebanyak 200 orang sebagai subjek
penelitian dengan tingkat kesalahan 1% sebanyak 154
orang (Sugiyono, 2004).
• Untuk SEM, menurut Hair et al. (2002:23) bahwa
ukuran sampel yang sesuai adalah minimal 100-200.
Besaran Sampel
Populasi Tidak Diketahui
• Penentuan Jumlah Sampel :
– Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan
formula Zikmund :
• dimana :
n = jumlah sampel ;
Z = jumlah sampel yang sudah distandardisasi sesuai
derajat keyakinan ;
S = deviasi standar sampel atau estimasi deviasi
standar populasi;
E = tingkat kesalahan yang ditolerir.
n = (ZS)2
E
• Contoh : seorang peneliti, yang mempelajari
pengeluaran para wanita membeli produk kosmetik,
menginginkan derajat kepercayaan 95 % (berarti nilai
Z = 1,96), perkiraan deviasi standar $ 29 (S), dan
rentang kesalahan (E) kurang dari $ 2.
n = [(1,96)(29)]2
2
808=
n = (ZS)2
E
Populasi Tidak Diketahui
• Penentuan Jumlah Sampel :
– Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula
Slovin:
N = n/N(d)2 + 1
– n = sampel;
– N = populasi;
– d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
• Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan
tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
• N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Populasi Diketahui
Subjek Penelitian, Populasi, dan Sampel
• Total keseluruhan dari subjek penelitian
adalah populasi.
• Jumlah tertentu yang memiliki karakteristik
tertentu sebagai representatif dari populasi
disebut sampel.
• Teknik sampling adalah teknik untuk
pengambilan sampel penelitian.
• Jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan penting
manakala jenis penelitian yang dilakukan menggunakan
analisis kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, besaran sampel
bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan
kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya
akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
• Selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang
perlu memperoleh pertimbangan yaitu, (1) derajat
keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan
tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989).
Pertimbangan Besaran Sampel
• Selain tingkat kesalahan, yang perlu dipertimbangankan yaitu,
(1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu,
dan tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989).
• Makin tidak seragam karakter setiap elemen populasi, makin
banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya
mendetail maka jumlah sampelnya pun harus banyak.
Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen
terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud
mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat
pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya
harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU,
dan seterusnya.
Pertimbangan Besaran Sampel
• Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian
ada 400 buah. Pertanyaannya adalah, berapa bank yang
harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili
populasi?. 30?, 50? 100? 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada
yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000,
sampel sekitar 10 % sudah cukup, tetapi jika ukuran
populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan
kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.
• Menurut Gay dan Diehl (1992)
– Penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi,
– Penelitian korelasional, paling sedikit 30 sampel,
– Penelitian perbandingan kausal, 30 sampe per kelompok, dan
– Penelitian eksperimen 15 sampel per kelompok
Pertimbangan Besaran Sampel
Pertimbangan Besaran Sampel
• Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 – 500.
• Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (mis.korelasi, regresi ganda) maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti. Mis. Variabel penelitiannya ada 5
(independen+dependen) maka jumlah anggota sampel
= 10 X 5 = 50.
• Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 -20 (Roscoe dalam Sugiyono (2006:101).
• Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan
pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut:
– Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
– Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
(laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum
subsampel harus 30
– Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi
multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih
besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
– Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan
pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d
20 elemen.
Pertimbangan Besaran Sampel
• Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji
statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel.
Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif
jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau
dari 120 s/d 250. Bahkan jika sampelnya di atas 500, tidak
direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik. (Penjelasan
tentang ini dapat dibaca di Bab 7 dan 8 buku Basic Statistics
for Social Research, Second Edition).
• Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992)
membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah
sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) .
Pertimbangan Besaran Sampel
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
5. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling Techniques The Indefinite
Population
The Define
Population
Non Probability
Sampling Techniques
Probability
Sampling Techniques
Simple Random Systematic
Stratified Cluster
Convenience Judgmental
Quato Snowball
Bila jumlah populasi tidak diketahui
pilihlah teknik……
Convenience Sampling (a)
• Dengan teknik ini, peneliti berusaha memperoleh
data sampel dari elemen-elemen yang convenience,
yaitu mudah ditemui, dikenal, dan mau bekerjasama.
• Pertimbagan utama teknik ini adalah akses ke
sumber informasi (subyek penelitian)
• Dalam kasus tertentu, teknik ini juga dinamakan
accidental sampling,yaitu sampel yang dipilih secara
kebetulan (accedentally).
• Cross the mall sampling juga masuk kategori
convenience sampling, yaitu sampel diperoleh secara
kebetulan di beberapa tempat tertentu dimana
populasi berada, seperti mal (pusat pembelanjaan).
• Kelemahan dari convenience sampling terletak pada
derajad keterwakilan sampel atas populasi.
• Kesimpulan yang dibuat tidak dapat digeneralisasi.
Convenience Sampling (b)
• Consecutive sampling
– Pada cara ini semua subjek yang datang dan
memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam
penelitian sampai jumlah yg diperlukan terpenuhi.
– Cara ini merupakan jenis non probability sampling
yang paling baik dan sering digunakan di klinik
salon, nasabah bank, tamu hotel, dll.
Convenience Sampling (b)
Jugmental Sampling
• Elemen populasi dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti.
• Peneliti dituntut untuk mampu menilai
kriteria-kriteria (persyaratan) pertimbangan
yang tepat untuk sebuah sampel sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
• Teknik ini juga dinamakan purposive sampling.
Quota Sampling
• Pada tahap pertama, peneliti menentukan jumlah sampel dari suatu
populasi.
• Pada tahap kedua, peneliti mengklasifikasikan sampel berdasarkan
kebutuhan penelitian (control category atau kuota), dan menetapkan
quota pada masing-masing klasifikasi.
• Responden dipilih berdasarkan klasifikasi sampel sampai pada jumlah
sampel yang ditentukan.
• Proporsi sampel yang terambil harus sesuai kuota dari masing-masing
klasifikasi yang telah ditetapkan.
• Cara ini dipergunakan kalau peneliti memahami benar karakteristik
elemen populasi (termasuk situasi daerah) dimana penelitian akan
dilakukan.
• Jumlah pembaca Manado Post tidak diketahui, dan
berdasarkan informasi setiap hari + 200.000 orang
pembaca dari 50 .000 eksemplar yang terbit. Peneliti
menetapkan 10 % dari total pembaca sebagai sampel.
Quota Sampling
Klasifikasi Sex Sampel (%) Jumlah Sampel
Pria 55 1100
Wanita 45 900
Klasifikasi Pendapatan Sampel (%) Jumlah Sampel
< Rp. 2 Juta 15 300
Rp. 2-5 Juta 60 1200
> 5 Juta 25 500
Snawball Sampling
• Tahap pertama, peneliti memilih salah satu
sampel (awal). Setelah diwawancari, sampel awal
diminta untuk menunjuk (merekomendasikan)
orang lain yang memenuhi syarat untuk target
populasi berikutnya.
• Demikian seterusnya sampai pada jumlah sampel
tertentu terpenuhi.
• Peneliti dapat memastikan jumlah sampel telah
terpenuhi dengan mempertimbangkan
kecukupan informasi yang dibutuhkan.
Bila jumlah populasi diketahui pilihlah
teknik……
Simple Random Sampling
• Bila elemen populasi diketahui.
• Setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk
terpilih sebagai sampel.
• Secara sederhana dapat dilakukan seperti
pengambilan undian, namun sebelumnya peneliti
harus menetapkan besaran sampelnya.
• Umumnya peneliti menggunakan menggunakan
kerangka sampel atau tabel random.
• Dalam kasus tertentu, teknik ini sulit diterapkan,
terutama target populasinya dalam jumlah besar
dan tersebar secara geografis.
• Jadi, bila populasi kita penduduk Desa
Bojongsalam, maka kita harus memiliki daftar
penduduk Desa Bojongsalam yang lengkap, kita
harus menomori setiap orang dari 1 sampai N.
Berdasarkan kerangka sampling, ditarik sejumlah
orang, yang nanti menjadi sampel.
Simple Random Sampling
Systematic Sampling
• Pada tahap pertama peneliti membuat kerangka
sampel dengan mengurutkan semua target populasi
(sejumlah populasi yang diketahui), katakanlah 1000
orang, dan besaran sampel sebesar 400 (Tabel Isaac &
Michael).
• Tahap kedua, peneliti menetapkan interval dari nomor
urut target populasi, misal 8 secara acak.
• Tahap ketiga, peneliti mengambil secara acak salah satu
nomor urut misal terambil 5, dan seterusnya
mengambil elemen sampel berikutnya berdasarkan
interval yang telah ditetapkan, yaitu: 5, 13,21,29,37,
dstnya sampai pada jumlah sampel sebesar 500.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
…
…
991
992
993
994
995
996
997
998
999
1000
Systematic Sampling (Contoh)
Stratified Sampling
• Teknik ini dipakai bila target populasi berstrata
atau menyebar (merata atau tidak merata) pada
masing-masing kelompok/bagian/wilayah.
• Pada kasus tertetu peneliti sendiri yang
mengklasifikasikan atau mengelompokkannya.
• Setelah besaran sampel diketahui peneliti
mengambil sampel secara random pada masing-
masing kelompok, baik secara proporsional atau
tidak.
• Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya,
melibatkan pembagian populasi dalam kelas, kategori,
atau kelompok yang disebut strata. Karakteristik strata
boleh jadi kota, daerah, suku bangsa, jenis kelamin,
status, usia, dan sebagainya.
• Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan
disproporsional.
• Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata
diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap
strata, sebaliknya disproporsional tidak.
Stratified Sampling
Stratified Sampling (contoh)
Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III
• Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen.
• Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.
• Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut.
Sampel
Stratified Sampling (contoh)
Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III
• Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen.
• Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.
• Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut.
Sampel
Suku Bangsa Populasi
% Dalam
Populasi
Pecahan
Sampel
Sampel
% Dalam
Sampel
Jawa 10.000 40% 0,10 1.000
Sundah 8.000 32% 0,10 800
Minang 5.000 20% 0,10 500
Batak 2.000 8% 0,10 200
25.000 100% 2.500
40%
32%
20%
8%
100%
Stratified Sampling (contoh)
• Ditentukan jumlah sampel 2.500 dari jumlah populasi 25.000 atau
10 % dari total populasi.
• Pecahan sampling untuk setiap strata adalah 2.500/25.000 = 0,10.
• Sampel setiap strata (suku bangsa) secara proporsional.
Suku Bangsa Populasi
% Dalam
Populasi
Pecahan
Sampel
Sampel
Jawa 10.000 40% 0,063 625
Sundah 8.000 32% 0,078 625
Minang 5.000 20% 0,125 625
Batak 2.000 8% 0,313 625
25.000 100% 2.500
Stratified Sampling (contoh)
• Besaran sampel untuk setiap strata dibagi rata pada setiap strata
sebesar 625. Pecahan sampel berbeda pada setiap strata, mis:
Jawa 625/10.000 = 0,063.
• Sampel setiap strata (suku bangsa) secara disproporsional.
Departemen PT. ABC Proporsional
MSDM 100
Produksi 800
Keuangan 10
Pemasaran 90
1.000
Stratified Sampling (contoh)
• Jika populasi diketahui, misal 1.000 karyawan PT. ABC.
• Berdasarkan Tabel Krejcie dan Morgan (1970), N = 1000 maka
jumlah sampel = 278.
• Jika penyebaran sampel yang tidak merata, dan karena itu
sebaiknya sampel diambil secara disproporsional
(100/1.000) x 278
(800/1.000) x 278
(10/1.000) x 278
(90/1.000) x 278
Sampel
27,8
222,4
2,78
25,20
278
Cluster Sampling
• Pertama, populasi harus dibagi dalam klaster
(umumnya adalah wilayah suatu daerah ).
• Kebalikan dari stratified sampling, elemen
dalam cluster (klasifikasi) harus heterogen,
sebaliknya antar cluster harus homogen.
• Peneliti dapat memilih satu atau beberapa
klaster (daerah) tertentu untuk pengambilan
sampel. Jadi tidak mengharuskan semua
klaster atau daerah.
Target Populasi Daerah I Daerah II Daerah III
Cluster Sampling (contoh)
• Tiap kluster atau daerah, elemen memiliki ciri yang heterogen.
• Antar daerah (klaster) memiliki ciri yang homogen.
• Peneliti dapat memilih satu atau beberapa daerah sebagai klaster untuk
pengambilan sampel.
Sampel
Cluster Sampling
Cluster
Sampling
One-Stage Sampling: pilih salah
satu atau beberapa klaster, kemudian
semua elemen dalam klaster dijadikan
sampel
Two-Stage Sampling: pilih salah
satu atau beberapa klaster, kemudian
sampel diambil secara random pada
klaster terpilih.
Multi-Stage Sampling: salah satu
atau beberapa klaster dibagi lagi dalam
beberapa klasifikasi , selanjutnya sampel
diambil secara random
• Misalnya, kita ingin meneliti anak-anak SD Kota
Manado. Tidak mungkin kita menghimpun semua
anak SD dalam daftar. Selain mungkin daftar itu
akan terlalu panjang, data tentang itu sukar
diperoleh.
• Bila daftar nama anak SD sukar kita buat,
kelompok anak berdasarkan nama sekolahnya
mudah kita buat. Kelompok anak itu disebut
klaster yang dapat berupa sekolah, kelas,
kecamatan, desa, RW, RT, dsb.
Cluster Sampling
• Bila klaster itu bersifat geografis, sampling klaster
dapat dilakukan satu tahap (single stage).
Misalnya, kita ingin meneliti penduduk Desa
Bojongsalam. Desa ini terdiri dari 12 RK. Dari
daftar RK, kita pilih secara random 3 RK.
• Semua penduduk pada 3 RK itu kita jadikan
sampel. Bila pada setiap RK kita memilih hanya 4
RT saja secara random, kita melakukan sampel
klaster banyak tahap (multistage).
Cluster Sampling
6. Definisi Operasional Variabel
• Variabel harus didefinisikan secara operasional
agar lebih mudah dicari hubungannya antara
satu variable dengan lainnya dan
pengukurannya.
• Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menentukan
pengukuran hubungan antar variable yang
masih bersifat konseptual.
Operasionalisasi Variabel
• Definisi operasional ialah suatu definisi yang
didasarkan pada karakteristik yang dapat
diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan
atau “mengubah konsep-konsep yang berupa
konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diamati dan yang dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain”
• mengidentifikasi criteria yang dapat
diobservasi yang sedang didefinisikan;
• menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek
mungkin mempunyai lebih dari satu definisi
operasional;
• mengetahui bahwa definisi operasional
bersifat unik dalam situasi dimana definisi
tersebut harus digunakan.
Manfaat Operasionalisasi Variabel
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
• Definisi operasional Tipe A dapat disusun
didasarkan pada kegiatan/prosedur yang
harus dilakukan, sehingga menyebabkan
gejala atau keadaan yang didefinisikan
menjadi nyata atau dapat terjadi.
• Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai
keadaan yang dihasilkan dengan
menempatkan dua orang atau lebih pada
situasi dimana masing-masing orang
mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya
satu orang yang akan dapat mencapainya.
• Definisi operasional Tipe B dapat disusun
didasarkan pada bagaimana obyek tertentu
yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang
diperoleh dari karaktersitik tertentu.
• Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat
didefinisikan sebagai seorang yang
mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
• Definisi operasional Tipe C dapat disusun
didasarkan pada penampakan seperti apa obyek
atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa
saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik
tertentu.
• Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat
didefinisikan sebagai orang yang mempunyai
ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing,
kemampuan berpikir baik, sistematis dan
mempunyai kemampuan menghitung secara
cepat.
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
Tabel Variabel Penelitian, Indikator,
dan Pertanyaan
Variabel Penelitian Indikator Pertanyaan
Niat Berperilaku (Y)
Y1.1
Y1.11
Y1.12
Y1.13
Manfaat Produk (X1) X1.1
X1.11
X1.12
X1.13
Y1.2 Seperti Di Atas
Harga Produk (X2) Seperti Di Atas Seperti Di Atas
X1.14
UJI RELIABILITAS & VALIDITAS
DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
Pengantar
• Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti
manajemen, variabel-variabel penelitiannya
dirumuskan sebagai suatu variabel laten atau
unobserved (konstruk), yaitu:
– variabel yang tidak dapat diukur secara langsung,
tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi yang
diamati atau indikator-indikator yang diamati.
• Biasanya indikator yang diamati dengan
menggunakan kuisioner atau angket yang
bertujuan untuk mengetahui pendapat
responden mengenai sesuatu hal.
• Skala Data yang sering dipakai dalam
penyusunan kuisioner adalah skala ordinal
atau sering disebut Skala LIKERT, yaitu skala
yang berisi lima tingkatan preferensi jawaban;
1 (Sangat Tidak Setuju)
2 (Tidak Setuju)
3 (Ragu-Ragu atau Netral)
4 (Setuju)
5 (Sangat Setuju)
Pengantar
• Uji Reliabilitas
– Alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawabannya adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
• Repeated Measure (pengukuran ulang)
• One Shot with Alpha Cronbach > 0.60
• Dilakukan pada pra penelitian 10-30% TOTAL POPULASI
• Kuisioner dapat diperlihatkan pada ujian proposal disertai
hasil pengujian reliabilitas (termasuk validitas)
• Pertanyaan jangan membingungkan dan bermakna ganda
Pengantar
• Uji Validitas
– Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
diukur.
– Mis. Mengukur kecantikan seorang gadis, maka
pertanyaannya/pernyataan:
• Kecantikan dapat dilihat dari pintar memasak (X)
• Kecantikan dapat dilihat dari hewan kesayangannya (X)
• Kecantikan dapat dilihat dari ....................................()
• Justifikasi dengan menggunakan teori atau instrumen
pengukuran yang telah teruji.
Pengantar
BAB IV
METODE ANALISIS
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Jenis Data
4.3. Metode Pengumpulan Data
4.4. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling
4.5. Definisi Operasional Variabel
4.6. Pengujian Instrumen Penelitian
4.6.1. Uji Validitas
4.6.2. Uji Reliabilitas
4.6.1. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki
nilai correlation sperman signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang
digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji
Insentif
Bonus
Penerangan
Temperatur
Kebersihan
IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem
Aktualisasi
4.6.1. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations
GAJI
INSEN
TIF BONUS
KEPUA
SAN
GAJI Pearson
Correlation
1 .521** .526** .788**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
INSENT
IF
Pearson
Correlation
.521** 1 .693** .874**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
BONUS Pearson
Correlation
.526** .693** 1 .883**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
KEPUA
SAN
Pearson
Correlation
.788** .874** .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788
Insentif 0.874
Bonus 0.883
Penerangan
Temperatur
Kebersihan
IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem
Aktualisasi
4.6.1. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations
PENER
ANGAN
TEMPE
RATUR
KEBER
SIHAN
LING_K
ERJA
PENERAN
GAN
Pearson
Correlation
1 .163 .146 .642**
Sig. (2-
tailed)
.163 .211 .000
N 75 75 75 75
TEMPERA
TUR
Pearson
Correlation
.163 1 .593** .771**
Sig. (2-
tailed)
.163 .000 .000
N 75 75 75 75
KEBERSIH
AN
Pearson
Correlation
.146 .593** 1 .775**
Sig. (2-
tailed)
.211 .000 .000
N 75 75 75 75
LING_KER
JA
Pearson
Correlation
.642** .771** .775** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788
Insentif 0.874
Bonus 0.883
Penerangan 0.642
Temperatur 0.771
Kebersihan 0.775
IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem
Aktualisasi
4.6.1. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations
IQ SQ EMQ
KECERDA
SAN
IQ Pearson
Correlation
1 .427** .432** .745**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
SQ Pearson
Correlation
.427** 1 .459** .836**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
EMQ Pearson
Correlation
.432** .459** 1 .786**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
KECERDASA
N
Pearson
Correlation
.745** .836** .786** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788
Insentif 0.874
Bonus 0.883
Penerangan 0.642
Temperatur 0.771
Kebersihan 0.775
IQ 0.745
SQ 0.836
EMQ 0.786
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem
Aktualisasi
4.6.2. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations
OTONO
MI
KESEMP
ATAN
KETERLI
BATAN
PEMBER
DAYAAN
OTONOMI Pearson
Correlation
1 .430** .581** .776**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
KESEMPATA
N
Pearson
Correlation
.430** 1 .418** .783**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
KETERLIBA
TAN
Pearson
Correlation
.581** .418** 1 .851**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
PEMBERDA
YAAN
Pearson
Correlation
.776** .783** .851** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788
Insentif 0.874
Bonus 0.883
Penerangan 0.642
Temperatur 0.771
Kebersihan 0.775
IQ 0.745
SQ 0.836
EMQ 0.786
Otonomi 0.776
Kesempatan 0.783
Keterlibatan 0.851
Sosial
Esteem
Aktualisasi
4.6.2. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations
SOSI
AL
ESTEE
M
AKTUAL
ISASI
MOTI
VASI
SOSIAL Pearson
Correlation
1 .595** .727** .896**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
ESTEEM Pearson
Correlation
.595** 1 .575** .803**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
AKTUALISA
SI
Pearson
Correlation
.727** .575** 1 .903**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
MOTIVASI Pearson
Correlation
.896** .803** .903** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788
Insentif 0.874
Bonus 0.883
Penerangan 0.642
Temperatur 0.771
Kebersihan 0.775
IQ 0.745
SQ 0.836
EMQ 0.786
Otonomi 0.776
Kesempatan 0.783
Keterlibatan 0.851
Sosial 0.898
Esteem 0.803
Aktualisasi 0.903
4.6.2. Pengujian Validitas
Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai pearson
correlation signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen
pengukur variabel adalah valid.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788 Signifikan/Valid
Insentif 0.874 Signifikan/Valid
Bonus 0.883 Signifikan/Valid
Penerangan 0.642 Signifikan/Valid
Temperatur 0.771 Signifikan/Valid
Kebersihan 0.775 Signifikan/Valid
IQ 0.745 Signifikan/Valid
SQ 0.836 Signifikan/Valid
EMQ 0.786 Signifikan/Valid
Otonomi 0.776 Signifikan/Valid
Kesempatan 0.783 Signifikan/Valid
Keterlibatan 0.851 Signifikan/Valid
Sosial 0.898 Signifikan/Valid
Esteem 0.803 Signifikan/Valid
Aktualisasi 0.903 Signifikan/Valid
4.6.2. Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.....................................................
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Nilai Alfa
Cronbach
Keterangan
Kepuasan Kerja ... ... ... ... ... ...
Lingkungan Kerja ... ... ... ... ... ...
Kecerdasan Karyawan ... ... ... ... ... ...
Pembedayaan Karyawan ... ... ... ... ... ...
Motivasi Kerja ... ... ... ... ... ...
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Nilai Alfa
Cronbach
Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel
Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel
Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel
Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel
Motivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardize
d Items
N of
Items
.807 .806 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardize
d Items
N of
Items
.542 .563 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardiz
ed Items
N of
Items
.692 .702 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach'
s Alpha
Based on
Standardi
zed Items
N of
Items
.704 .732 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach'
s Alpha
Based on
Standardiz
ed Items
N of
Items
.833 .838 3
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Nilai Alfa
Cronbach
Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel
Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel
Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel
Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel
Motivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan terdapat satu variabel yaitu lingkungan kerja
memiliki nilai Alpha Cronbach kurang dari 0.60. Berdasarkan nilai
tersebut, berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur
variabel adalah tidak reliabel atau inkonsisten.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Nilai Alfa
Cronbach
Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel
Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel
Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel
Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel
Motivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai
Alpha Cronbach > 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner yang
digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah reliabel atau
konsisten.
Asumsi > 0.60
ANALISIS REGRESI BERGANDA
DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Obyek Penelitian
5.2. Deskripsi Responden
5.3. Deskripsi Variabel
5.4. Deskripsi Hasil Analisis Regresi Berganda
5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)
5.4.2. Koefisien Determinasi (R2)
5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
5.4.5. Uji Asumsi Klasik
5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)
Koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan keeratan hubungan antara
variabel bebas secara serentak (simultan) terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai R sebesar 0.537. Nilai korelasi
ini dapat dikatakan terdapat hubungan antara pemberdayaan, kepuasan, dan
kecerdasan dengan motivasi kerja sekalipun hubungannya tidak kuat (kurang
dari 0.60).
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .537a .288 .274 2.40320 1.589
a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1),
KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
5.4.2. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil menunjukkan nilai
koefisien determinasi (R2Adjusted ) sebesar 0.274. Nilai ini jauh dari angka 1,
yang berarti model regresi kurang baik. Sekalipun demikian analisis regresi
dapat dilanjutkan dengan melihat asumsi klasik.
5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi Uji F menunjukkan pengaruh variabel-variabel
bebas terhdap variabel terikat secara simultan. Hasil menunjukkan
bahwa nilai Uji F sebesar 19.732 adalah signifikan, dengan demikian
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberdayaan,
kepuasan, dan kecerdasan terhadap motivasi kerja.
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 341.870 3 113.957 19.732 .000a
Residual 843.203 146 5.775
Total 1185.073 149
a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1),
KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kepuasan (X1),
kecerdasan (X3), dan pemberdayaan (X4) terhadap motivasi kerja.
Hasil analisis menghasilkan persamaan regresi , yaitu:
Y = b0+b1X1+b2X2+ b4X4 + ei
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197
KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322
KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485
PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606
a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi kepuasan kerja sebesar -0.014. Tanda negatif
menunjukkan arah berlawanan dengan motivasi kerja. Artinya,
peningkatan kepuasan kerja karyawan tidak serta merta meningkatkan
motivasi kerja, namun justru sebaliknya akan mengurangi motivasi
karyawan untuk bekerja, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.014.
Semakin karyawan dipuaskan justru motivasi mereka untuk bekerja
semakin berkurang. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan
pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap motivasi kerja tidak
signifikan atau hipotesa (ha) ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
probabilitas atau signifikansi sebesar 0.896.
Peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui peningkatan gaji,
insentif, dan bonus yang bersifat ekstrinsik ternyata tidak baik bagi
motivasi mereka dalam bekerja. Penting juga memikirkan cara lain
meningkatkan kepuasan kerja yang berorientasi pada pekerjaan dan
kepuasan secara intrinsik, seperti penghargaan, pengakuan.
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi kecerdasan karyawan sebesar 0.322.
Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja.
Artinya, peningkatan kecerdasan karyawan akan meningkatkan
motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.322.
Semakin cerdas karyawan mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan
pengaruh kecerdasan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan
atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
probabilitas atau signifikansi sebesar 0.005.
Karyawan yang memiliki intelektual, spriritual, dan emosional
yang baik akan tercermin dari cara mereka bekerja. Mereka akan
menunjukkan perilaku dan sikap kerja yang baik pula. Kecerdasan
akan mengurangi pengerjaan pekerjaan berulang-ulang sehingga
tindak membosankan, sebaliknya selalu termotivasi untuk bekerja.
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi pemberdayaan karyawan sebesar 0.510.
Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja.
Artinya, peningkatan pemberdayaan karyawan akan meningkatkan
motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.510.
Karyawan semakin diberdayakan, semakin termotivasi mereka
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil
pengujian Uji t menunjukkan pengaruh pemberdayaan karyawan
terhadap motivasi kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar
0.000.
Pemberdayaan merupakan hal yang paling pokok (dominan)
dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Karyawan yang
merasa diberdayakan dengan adanya otonomi, kesempatan, dan
keterlibatan akan lebih termotivasi untuk bekerja.
5.4.5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik, diantaranya uji multikolineritas, Uji Heteroskedasitas,
dan uji autokorelasi.
Uji Multikolineritas
Pengujian multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Deteksi ada
tidaknya multikolineritas dengan melihat variance inflation factor (VIF)
< 10 atau tolerance < 0.10, atau dengan melihat matriks korelasi > 0.90.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197
KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322
KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485
PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606
a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012

More Related Content

What's hot

Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)
Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)
Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)Ninnasi Muttaqiin
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialMuchlis Soleiman
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publikIhsanFarhan
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...Ely Goro Leba
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasionaldina febriana
 
Teori oligarki
Teori oligarki Teori oligarki
Teori oligarki Launa Usni
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiafadylirma.blogspot.com
 

What's hot (20)

Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)
Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)
Perkembangan Ilmu Manajemen (Pengantar Manajemen)
 
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.pptPancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publik
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasional
 
Anti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasiAnti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasi
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 
Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai
 
Teori oligarki
Teori oligarki Teori oligarki
Teori oligarki
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
negara hukum dan ham
negara hukum dan hamnegara hukum dan ham
negara hukum dan ham
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
 

Viewers also liked

Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaan
Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaanContoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaan
Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaanBrian Tri Hartanto
 
Tugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikirTugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikirAdy Setiawan
 
Managing customer service
Managing customer serviceManaging customer service
Managing customer serviceUjang Gumilar
 
Rancangan penelitian
Rancangan penelitianRancangan penelitian
Rancangan penelitianconesti08com
 
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...Juhaeri Susanto
 
jenis rancangan penelitian
 jenis rancangan penelitian jenis rancangan penelitian
jenis rancangan penelitianRiska sasaka
 
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...indriaminati
 
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifLangkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifYaser Lopekabausirah
 
Metode penelitian desain_2
Metode penelitian desain_2Metode penelitian desain_2
Metode penelitian desain_2Rolip Saptamaji
 
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur AkuntansiPedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur Akuntansiamaen
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatifocwunj_fip
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASUofa_Unsada
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifRuyung Movia
 

Viewers also liked (16)

Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaan
Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaanContoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaan
Contoh Makalah masalah dan perencanaan dalam sebuah perusahaan
 
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
 
Tugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikirTugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikir
 
Managing customer service
Managing customer serviceManaging customer service
Managing customer service
 
Rancangan penelitian
Rancangan penelitianRancangan penelitian
Rancangan penelitian
 
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
 
jenis rancangan penelitian
 jenis rancangan penelitian jenis rancangan penelitian
jenis rancangan penelitian
 
Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)
 
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
 
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
 
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifLangkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
 
Metode penelitian desain_2
Metode penelitian desain_2Metode penelitian desain_2
Metode penelitian desain_2
 
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur AkuntansiPedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 

Similar to Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012

Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmuoktavianidiann
 
Minggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septMinggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septcolleges
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanYeasy Agustina
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanYeasy Agustina
 
metodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfmetodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfssuser7c01e3
 
metodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfmetodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfssuser7c01e3
 
Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Budionno Abdulloh
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptvalentinoromli
 
PENDIDIKAN IPA di SD hakikat pembelajaran sains.pptx
PENDIDIKAN IPA  di SD hakikat pembelajaran sains.pptxPENDIDIKAN IPA  di SD hakikat pembelajaran sains.pptx
PENDIDIKAN IPA di SD hakikat pembelajaran sains.pptxmuhammadikhsan585617
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer PointTrisna2013
 
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdfUcuJulita3
 
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptx
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptxPRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptx
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptxWindaAnnishaBertiliy
 
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)cabang cabang filsafat (strutur filsafat)
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)Cecep Kustandi
 
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxOntologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxSriCloverGinting
 

Similar to Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012 (20)

Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
 
Minggu 3 25 sept
Minggu 3 25 septMinggu 3 25 sept
Minggu 3 25 sept
 
METLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdfMETLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdf
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuan
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuan
 
PPT IAD KEL 2.pptx
PPT IAD KEL 2.pptxPPT IAD KEL 2.pptx
PPT IAD KEL 2.pptx
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 
metodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfmetodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdf
 
metodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdfmetodologipenelitian-.pdf
metodologipenelitian-.pdf
 
Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
 
PENDIDIKAN IPA di SD hakikat pembelajaran sains.pptx
PENDIDIKAN IPA  di SD hakikat pembelajaran sains.pptxPENDIDIKAN IPA  di SD hakikat pembelajaran sains.pptx
PENDIDIKAN IPA di SD hakikat pembelajaran sains.pptx
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer Point
 
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf
1 Pengantar dan Dasar-dasar FS.pdf
 
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptx
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptxPRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptx
PRESENTASI ARTI ILMU DAN FILSAFAT ILMU GABUNGAN.pptx
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)cabang cabang filsafat (strutur filsafat)
cabang cabang filsafat (strutur filsafat)
 
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxOntologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
 

Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012

  • 1. Metodologi Penelitian DR. Victor P.K. Lengkong,SE,MS.i
  • 2. Brief Contents of Research Method • Pengantar (Tatap Muka I) – Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi – Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan – Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Filasafat Ilmu , dan – Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi dan Kegunaan Ilmu – Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran – Pendekatan Ilmiah dan Penelitian – Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian – Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian – Tugas Individu /Kelompok • Sistematika Penulisan TESIS – Panduan Program MM UNSRAT (Tatap Muka II)
  • 3. Brief Contents of Research Method • Route Map Masalah Penelitian (Tatap Muka III) – Latar Belakang Masalah • Issue Gap; Empirical Gap; Research Gap; Theory Gap – Rumusan Masalah – Tujuan • Tujuan Umum & Tujuan Khusus – Manfaat Penelitian • Manfaat Akademik & Manfaat Praktis • Tinjauan Pustaka (Tatap Muka IV) – Landasan Teori – Penelitian Terdahulu – Keterkaitan Antar Variabel • Kerangka Konseptual dan Hipotesa
  • 4. • Tolong ANDA bayangkan, pekerjaan apa yang paling Eeuunaaaaaak baget di dunia ini ? Energizer
  • 5. PENJAGA PULAU TESTER TEMPAT TIDUR TESTER VIDEO GAME
  • 6. EKSEKUTIF PALSU TESTER KONDOM TESTER PERMEN TESTER LADY ESCORT TESTER ANGGUR FOTOGRAFER KELILING
  • 7. Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi • Secara umum bahwa perguruan tinggi di Indonesia menggemban tiga tugas (Tri Dharma), yaitu (1) darma pendidikan, (2) darma penelitian, dan (3) darma pengabdian kepada masyarakat. • Tenaga edukatif (pengajar) termasuk mahasiswa sebagai unsur utama dalam kegiatan akademis di kampus, sekaligus berperan sebagai penggemban ketiga darma tersebut. – Setiap tenaga pengajar (dosen) maupun mahasiswa harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan berbagai perubahan yang terjadi.
  • 8. Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan • Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapannya, baik alam besar (macro-cosmos) maupun alam kecil (micra-cosmos). • Manusia sebagai animal rational secara kodratik dibekali hasrat ingin tahu, dimana sifat ingin tahu telah ada sejak kanak-kanak.
  • 9. • Pertanyaan seperti “ini apa? atau itu apa?” merupakan sifat alamiah Mc untuk mencari tahu akan sesuatu hal. • Dalam masa perkembangan selanjutnya muncul pula pertanyaan-pertanyaan seperti “mengapa begini? atau mengapa begitu?”, dan sampai pada pertanyaan “mengapa hal itu terjadi? dan bagaimana memecahkannya?”. • Bentuk-bentuk pertanyaan seperti ini, hadir sepanjang kehidupan sejarah peradaban manusia sampai saat ini. – Mc berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang dihadapinya, dan dari dorongan hasrat ingin tahu, untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya, yaitu kebenaran. Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
  • 10. • Penelitian adalah pencaharian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah- masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946 dalam Nazir, 2003). • Penelitian adalah sesuatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949 dalam Nazir, 2003). Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
  • 11. • Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. – Dengan hasrat ingin tahu manusia, yang kuat dan tidak pernah padam memacu kegiatan penelitian, yang berakhir pada upaya pengembangan ilmu. • Ilmu adalah pengertian yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah- kkaidah yang umum. – Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis. Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
  • 12. Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Filasafat Ilmu • Pengetahuan tentang ontologi, yaitu tentang apanya yang dipelajari. – Apakah mempelajari sesuatu wujud yang nyata atau tidak, atau meliputi bidang ilmu apa yang dikembangkan. • Pengetahuan tentang epistimologi, yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara mempelajarinya. – Peranan metode penelitian sangat penting (epistimologinya pengetahuan). • Pengetahuan tentang aksiologi, yaitu pengetahuan yang membahas mengenai tujuan/kegunaan pengetahuan tersebut. – Pembahasan tentang bagaimana manfaat suatu pengetahuan yang akan dan sedang dipelajari.
  • 13. • Etika, Agama dan Moral; suatu pengetahuan yang membahas tentang permasalahan dari aspek baik dan buruk. – Pengetahuan melihat sesuatu dan menilai apabila suatu pengetahuan mengatakan sesuatu baik atau buruk. • Estetika dan Seni; suatu pengetahuan yang membahas permasalahan dari aspek keindahan dan kejelekan. – Pengetahuan dari sudut estetika dan seni sangat bersifat subjektif, dimana masing-masing individu akan memberikan penilaian yang berbeda-beda. • Logika dan Ratio; suatu pengetahuan dari hasil pemikiran atas pembahasan suatu masalah dari aspek benar dan salah. – Dengan ratio, sesuatu yang dikatakan benar harus dapat dibuktikan kebenarannya, demikian pula jika mengatakan salah harus dapat menujukan titik kesalahannya. – Ratio merupakan pengetahuan hasil pemikiran yang bersifat objektif dan dapat diterima oleh setiap individu; dimana aspek inilah yang menjadi telaahan ilmu, yaitu untuk mencari kebenaran. Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi dan Kegunaan Ilmu
  • 14. Rasa Ingin Tahu ? JAWABAN = PENGETAHUAN KEBENARAN Non Ilmiah Ilmiah PENELITIAN Masalah – Akal Sehat, – Prasangka, – Intuisi, – Penemuan Kebetulan, • Pendekatan Ilmiah – Skeptik (Sesuai Fakta, Data) – Analitis (Proses) – Kritis (Akal Sehat) – Coba - Coba, – Pendapat Otoritas Ilmiah, – Pikiran Kritis • Pendekatan Non-Ilmiah • Koheren • Korespondensi, dan • Pragmatis
  • 15. Kebenaran Ilmiah: koheren, korespondensi, pragmatis • Kebenaran Koheren; suatu pernyataaan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyatan sebelumnya yang dianggap benar. – Misalnya, semua mahluk hidup butuh makan, dan karena itu Mr. “X” akan lapar dan membutuhkan makan, sebab dia adalah mahluk hidup, demikian juga dengan binatang dan tumbuhan. • Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku untuk waktu-waktu mendatang selagi Mr. “X” sebagai mahluk hidup. Hal dipercaya karena di masa lalu setiap mahluk hidup membutuhkan makanan.
  • 16. Kebenaran Ilmiah: koheren, korespondensi, pragmatis • Kebenaran Korespondensi; suatu pernyataaan benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. – Misalnya, “Andai” pegawai Bank BNI. Pernyataan ini benar dikarenakan terdapat hubungan atau keterkaitan (korespondensi) antara “Andai” yang berstatus pegawai dengan BNI tempatnya bekerja, dengan bukti kartu pegawai dan kontrak kerja, dan sejenisnya. • Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku sampai sejauhmana status kepegawaian “Andai” berakhir, dikarenakan pensiun, berhenti, atau diberhentikan.
  • 17. Kebenaran Ilmiah: koheren, korespondensi, pragmatis • Kebenaran Pragmatis; suatu pernyataaan benar, karena memiliki sifat fungsional dalam kehidupan praktis. – Misalnya, pohon kina (daun sampai akarnya) secara kebetulan ditemukan warga sebagai obat malaria, ketika pohon ini roboh dan membentang dialiran sungai tempat warga mengambil air minum. Pada waktu yang bersamaan, warga desa sedang dilanda wabah malaria. Pada beberapa hari kemudian warga desa ini terbebas dari penyakit malaria. Kenyataan ini membawa pada satu kesimpulan bahwa pohon yang terbentang di sungai adalah obat bagi penyakit malaria. • Akhirnya, pernyataan kebenaran ini yang mengandung manfaat diteliti dan menghasilkan kesimpulan yang sama.
  • 18. Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran • Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya adalah pengetahuan yang benar. – Pengetahuan yang benar atau kebenaran, diperoleh melalui pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah. • Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan metode dan mekanisme tertentu agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar. – Dalam kenyataanya, tidak semua orang (peneliti) melewati tertib pendekatan ilmiah untuk sampai pada pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya. – Bahkan dikalangan masyarakat luas banyak menggunakan pendekatan non-ilmiah untuk memenuhi hasrat ingin tahu atau untuk memperoleh suatu kebenaran yang dipertanyakannya.
  • 19. • Pendekatan Non-Ilmiah – Penemuan Kebetulan – Coba – Coba (Spekulatif) – Prasangka – Akal Sehat (Common Sense) – Intuisi, dan Wahyu – Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis • Pendekatan Ilmiah – Pendekatan ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan yang kebenaranya terbuka untuk diuji kembali atau diteliti melalui kegiatan penelitian. Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
  • 20. • Pengetahuan berdasarkan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu. – Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistimetik dan terkontrol berdasar atas data empiris. – Teori dapat diuji (test). Artinya, jika penelitian ulang dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama. • Langkah-langkah penelitian yang teratur dan terkontrol telah terpolakan dan, sampai batas tertentu diakui umum. – Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan. Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
  • 21. • Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Kegiatan ilmiah merupakan suatu proses berpikir ilmiah yang bersifat skeptik, analitik dan kritik. – Berpikir skeptik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada bukti atau fakta untuk mendukung setiap pernyataan tertentu. – Berpikir analitik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada daya analisis untuk membedakan mana yang relavan ataupun yang utama terhadap setiap pertanyaan dan persoalan yang dihadapinya. – Berpikir kritis; suatu cara berpikir yang didasarkan pada logika akal sehat (common sense) dan bertindak objektif. Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
  • 22. • Proses berpikir ilmiah menjadi dasar pelaksanaan penelitian dengan karakteristik kerja ilmiah yaitu: – Bertujuan – Sistematik – Terkendali – Objektif, dan – Tahan Uji Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
  • 23. • Memiliki Tujuan. Kegiatan penelitian tidak lepas dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Tujuan penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. • Sistematik. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh harus terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang benar. • Terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menetukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkan dari fenomena lain yang dapat mengganggu. Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
  • 24. • Objektif. Pengamatan yang dilakukan dan kesimpulan yang diambl tidak dibenarkan didasari oleh subjektivitas pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan tertentu. • Tahan uji. Kesimpulan penelitian merupakan hasil telaah yang didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar, sehingga terdapat replikasi penelitian akan sampai pada kesimpulan yang sama; namun demikian tidak berarti bahwa kesimpulan suatu penelitian harus digeneralisasikan. Hasil penelitian dapat diuji dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
  • 25. • Penetapan Masalah – Masalah terkait dengan berbagai aspek. Kemampuan mengidentifikasi sejumlah masalah dan memilih satu atau beberapa batasan masalah diantara sekian masalah menjadi pertimbangan utama. • Setelah masalah diperoleh, pemilihan masalah dari sejumlah masalah yang teridentifikasi berkaitan dengan topik atau isue strategis yang akan diteliti, dengan pertimbangan; – minat peneliti terhadap topik yang akan dipilih – ketersediaan sumber referensi – ketersediaan sumber daya dan kemampuan peneliti – Duplikasi • Penetapan Topik sebaiknya dalam bentuk kalimat pernyataan (dapat pula berbentuk pertanyaan), jelas, singkat dan tepat (12 kata), mencakup variabel-variabel penelitian, serta menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian. Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
  • 26. • Pertimbangan lainnya, bahwa penelitian memiliki ciri khas, diantaranya (Crawford, 1928) – Penelitian berkisar masalah yang ingin dipecahkan; – Memperhatikan aspek orisinalitas; – Didasarkan pada hasrat ingin tahu; – Didasarkan pada suatu asumsi (dugaan); – Hasil dapat digeneralisasi; – Mengandung aspek sebab akibat; – Penggunaan ukuran yang akurat; – Penggunaan teknik yang tepat dan dipahami. Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
  • 27. Tugas Individu /Kelompok • Setiap mahasiswa menetapkan satu masalah dalam kegiatan operasional BNI. • Masalah yang ditetapkan, selanjutnya identifikasi sejumlah penyebab masalah tersebut. • Berdasarkan sejumlah masalah yang teridentifikasi, pilihlah satu atau beberapa sumber masalah sebagai masalah penelitian. • Tetapkan topik yang relevan.
  • 28. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1.2. Rumusan Masalah Penelitian 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian
  • 29. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2. Penelitian Terdahulu 2.3. Keterkaitan Antar Variabel
  • 30. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA 3.1. Kerangka Konseptual 3.2. Hipotesa
  • 31. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling 4.4. Metode Pengumpulan Data 4.5. Definisi Operasional Variabel 4.6. Teknik Analisis
  • 32. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian 5.1.2. Deskripsi Responden 5.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian 5.1.4. Deskripsi Hasil Analisis 5.2. Pembahasan 5.3. Implikasi Managerial
  • 33. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 6.2. Saran
  • 34. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT DAFTAR PUSTAKA
  • 35. Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT DAFTAR LAMPIRAN
  • 36. Route Map Masalah Penelitian EMPIRICAL GAP: Permasalahan bersumber dari fenomena organisasi (data lapangan) RESEARCH GAP: Permasalahan bersumber dari beberapa hasil penelitian sebelumnya THEORY GAP: Permasalahan bersumber dari satu atau beberapa teori ISSUE GAP: Permasalahan bersumber dari peristiwa-peristiwa aktual lingkungan eksternal Tujuan & Manfaat Penelitian Latar Belakang Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Masalah Penelitian:
  • 37. ISSUE GAP: Permasalahan bersumber dari peristiwa-peristiwa aktual lingkungan eksternal • Penerapan PP 53 tentang DISIPLIN PNS • Kelangkaan BBM, Krisis Energi, Indonesia Non OPEC • Pemberlakuan ACFTA 2010 dan Masyarakat Ekonomi ASEAN • MDGs, Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan • Pemanasan Global, Green Concept, Sustainability Management Program • Krisis Moneter, Krisis Keuangan Global • Paradigma Birokrat Entrepreneur • dll
  • 38.
  • 39. Batasan Masalah (Issue Gap) Rumusan Masalah 1. Bagaimana daya saing Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya atas penerapan ACFTA? 2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dan daya saing perbankan? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja pemasaran dan daya saing perbankan? 4. Apakah penetapan bebas bea masuk mempengaruhi kinerja keuangan sektor informal penerima kredit perbankan? Implementasi dan Dampak Penerapan ACFTA bagi MEA
  • 40. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 TW1 TW2 TW3 TW4 PENJUALAN TAHUN 2002 Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA EMPIRICAL GAP: Permasalahan bersumber dari fenomena organisasi (data lapangan)
  • 41.
  • 42.
  • 43. Batasan Masalah (Empirical Gap) Rumusan Masalah 1. Mengapa terjadi penurunan penjualan? 2. Mengapa penurunan penjualan berkepanjangan? 3. Bagaimana menghindari penurunan penjualan? 4. Bagaimana menghindari penurunan yang berkepanjangan? 5. Apa penyebab terjadinya titik balik penurunan? 6. Dan Lainnya dipikirkan lagi……………………Misalnya: Terjadi penurunan penjualan yang berkepanjangan selama tahun 2002 Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
  • 44. Berdasarkan Analisis SWOT (Mintzberg, 1994) bahwa kajian terhadap ancaman lingkungan adalah penting untuk merencanakan kinerja organisasi. Penelitian Ferdinand (2002) menemukan bahwa tidak ada bukti adanya pengaruh yang signifikan antara kemampuan adaptasi ancaman lingkungan terhadap kinerja pemasaran. Oleh karena itu sebuah penelitian empirik lebih lanjut dibutuhkan untuk meneliti kontroversi ini. Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA RESEARCH GAP: Permasalahan bersumber dari beberapa hasil penelitian sebelumnya
  • 45.
  • 46. Batasan Masalah (Research Gap) Rumusan Masalah 1. Mengapa Adaptasi ancaman tidak selalu berpengaruh 2. Apa saja kharakteristik adaptasi yang berpengaruh 3. Apa saja kharakteristik adaptasi yang tidak berpengaruh 4. Dan lainnya dipikirkan lagi………………Misalnya: Terdapat Kontroversi pandangan Mengenai pengaruh adaptasi ancaman lingkungan Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
  • 47. Research Gap • Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Y? • Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Z • Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Y? • Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Z? • Apakah Y Berpengaruh Terhadap Z?
  • 48. Teori Keunggulan Komparatif Heckscher - Ohlin telah gagal menjelaskan perubahan-perubahan penting dalam posisi ekspor Amerika dan Jepang selama periode tahun 1970 – 1980 an (Dudley dan Moenius, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban apa yang menyebabkan Teori Keunggulan Komparatif dari Heckscher – Ohlin tidak berlaku dalam menjelaskan kinerja ekspor Amerika dan Jepang. Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA THEORY GAP: Permasalahan bersumber dari satu atau beberapa teori
  • 49. Batasan Masalah (Theory Gap) Rumusan Masalah 1.Mengapa teori ini gagal? 2.Apa prasyarat yang dibutuhkan? 3.Bagaimana mekanisme peranan teori ini? 4.Dan lainnya dipikirkan lagi…………………………….. Gagalnya teori Heckscher-Ohlin Menjelaskan kinerja Ekspor Negara Industri Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
  • 50.
  • 51. TINJAUAN PUSTAKA APA PENDAHULUAN Rumusan Masalah Penelitian SIAPA DIMANA BILAMANA MENGAPA BAGAIMANA KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA METODE PENELITIAN Topik Penelitian Identifikasi dan Batasan Masalah EMPIRICAL GAP RESEARCH GAP THEORY GAP I S S U E GAP Benang Merah Penelitian
  • 52. Latar Belakang Masalah • Penguraian latar belakang permasalahaan dimaksudkan untuk mengantarkan dan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa sesuatu dianggap sebagai permasalahaan, fenomena apakah yang tampak atau yangterjadi di lapangan sehingga harus diteliti. • Pada dasarnya permasalahaan diuraikan sebagai suatu kondisi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen- what should be) dan apa sesungguhnya terjadi (das sein-what is happening).
  • 53. • Pada uraian latar belakang sangat baik bila peneliti menguraikan alasan mengapa topik atau permasalahan yang diangkat adalah penting untuk diteliti. – Hal ini akan membantu peneliti dalam memetakan permasalahan yang diteliti sebagai sesuatu yang tidak dapat ditunda dan untuk memenuhi aspek kekinian. – Peneliti dapat menjelaskan aspek kekinian dan urgensinya penelitian dengan menyertakan beberapa data atau pendukung terkait dengan permasalahan atau topik yang diteliti. – Penyajian data atau fakta yang relevan dimaksudkan untuk mendukung pentingnya permasalahaan yang akan diteliti. Latar Belakang Masalah
  • 54. • Penguraian latar belakang harus berangkat dari latar belakang yang bersifat umum, yaitu berada dalam kerangka pemikiran yang luas dengan mengaitkan topik penelitian pada hal- hal yang akan diteliti menuju ke pokok permasalahaan. – Walaupun berangkat dari kerangka referensi yang luas, uraian latar belakang permasalahaan harus secara sistematik membatasi permasalahaan yang hendak diteliti. Latar Belakang Masalah
  • 56. DR. Victor P.K. Lengkong,SE,M.Si
  • 57. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA • Uraian Tinjauan Pustaka (25% dari keseluruhan tulisan), dengan sistematika: 2.1. Landasan Teori 2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 2.3. Keterkaitan Antar Konsep
  • 58. Landasan Teori • Pada bagian ini diawali dengan teori-teori yang relevan sebagai gran teori dari keseluruhan variabel yang akan diteliti. • Sub Bab berikutnya akan menguraikan satu per satu variabel yang diteliti. • Uraian pada Sub Bab terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: – Definisi dan indikator pengukur , dan – Dalam riset keuangan indikator pengukur diganti dengan formula untuk mengukur variabel keuangan yang diteliti.
  • 59. CONTOH 2.1. Landasan Teori Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu (2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan (extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan. 2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face): The Service Encounter (Salomon et al., 1986) Teori ini merupakan dasar dari Teori Service Marketing bahwahubungan langsung antar orang, antara pembeli dan penjual atau antara klien dan provider merupakan kunci dari kesuksesan usaha-usaha pemasaran di bidang jasa. Berdasarkan teori ini menyatakan bahwa dalam suatu ”pure service situation”, dimana bukan tangible objek yang diperdagangkan, maka kepuasan pelanggan dan repeat patronage akan ditentukan oleh kualitas personal saja. Jadi kualitas personal yang menjadi faktor utama dalam suatu pure service situation, kualitas ini ditentukan oleh kualitas dari dyadic interaction oleh personal tersebut. Teori ini menyatakan …
  • 60. CONTOH 2.1. Landasan Teori Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu (2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan (extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan. 2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face): The Service Encounter (Salomon et al., 1986) Teori ini merupakan dasar …. Teori ini menyatakan bahwa service encounter adalah human interaction dan service encounter adalah role performance. Dalam teori peran, manusia menjadi sentral atau pusat dari bisnis jasa. Dalam hubungan dengan perilaku peran ekstra karyawan, teori ini menerangkan bahwa peran yang dimainkan oleh karyawan (baik in-role atau extra-role) adalah dua peran yang penting dalam bisnis jasa, yaitu loyalitas maupun kualitas layanan itu sendiri. Jadi kesuksesan proses penyampaian jasa yang diberikan oleh penyedia jasa akan tergantung pada peran dan perilaku karyawan atau anggota organisasi.
  • 61. CONTOH 2.1.2. Beberapa Catatan Mengenai ....(Variabel dan Pengukuran Variabel) 2.1.2.1. Kepercayaan Chu (2003) mendefenisikan trust sebagai one party’s belief in the reliability and integrity of an exchange partner and dependability. If there is no trust, it may be that no long term relationship is possible. Jadi, kepercayaan dapat didefinisikan sebagai sifat percaya yang didasari pada integritas dan reliabilitas serta ketergantungan antara konsumen dengan penyedia jasa. Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan untuk tetap mempertahankan pertukaran karena dipercaya. Inti dari kepercayaan yaitu keyakinan. Keyakinan ini timbul karena keduabelah pihak percaya bahwa keduanya akan bersifat dapat dipercaya, memiliki integritas tinggi, konsisten, kompeten, adil, bertanggungjawab, suka membantu dan sifat positif lainnya.
  • 62. CONTOH Chu (2003) mengukur trust dengan menggunakan pendapat dari Garbarino and Johnson (1999) dan menambah 5 item yang diadopsi dari Bruner et al., (2001), yaitu: 1). I can always trust the service of the store I am using to be good (Garbarino and Johnson, 1999). 2). The store I am using is a reliable one (Garbarino and Johnson, 1999). 3). The quality of the service of the store I am using is consistently high (Garbarino and Johnson, 1999). 4). I am always sure that the outcomes of the service represents a valuable one (Garbarino and Johnson, 1999). 5). I have complete faith in the integrity of employees in this store (Bruner et al., 2001).
  • 63. CONTOH Anderson dan Srinivasan (2003) mengunakan indikator dari trust dengan mengadopsi dari Dodds et al., (1991) and Sirohi et al., (1998) yaitu: 1). The performance of this web-sites meets my expectation. 2). This web-sites can be counted on to successfully complete the transaction. 3). I can trust the performance of this web-sites to be good. 4). This web site is reliable for online shopping. 2.1.2.2. Kepuasan Konsumen 2.1.2.3. Loyaitas Pelanggan
  • 64. Penelitian Terdahulu • Penelitian terdahulu (sebelumnya) akan menguraikan ringkasan hasil-hasil penelitian yang akan menjadi acuan bagi penelitian yang sedang dilakukan. • Pada bagian akhir uraian akan diakhiri dengan sebuah mapping of research dalam bentuk tabel. Peneliti juga harus menjelaskan tabel tsb mengenai posisi kajian yang sedang diteliti dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu (persamaan dan perbedaan). • Jumlah penelitian terdahulu bervariasi tergantung apakah semua konsep telah terwakili.
  • 65. • Tabel mapping of research akan berisikan ringkasan penelitian terdahulu, seperti: – Tujuan Penelitiannya – Variabel Penelitian – Jenis Penelitian – Obyek Penelitian, Responden (Informan), dan Teknik Sampling – Teknik Pengumpulan data, dan – Metode Analisis – Temuan, Kesimpulan, dan Rekomendasi – dan lain-lain yang relevan dan penting untuk dikemukakan Penelitian Terdahulu
  • 66. 2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu CONTOH Secara empiris dalam studi ini mengacu pada beberapa hasil studi sebelumnya yang relevan, diantaranya seperti studi dari Lee et al. (2006); Testa (2001); Utomo (2002), dan studi dari Brown III and Gaylor (2006). Relevansi dari studi-studi sebelumnya dengan tesis ini, yaitu menyangkut ......., ......., ......., ......., (sebut variabel yang akan diteliti) ......., ........
  • 67. 2.2.1. Penelitian Lee et al. (2006) CONTOH Lee et al. (2006) dalam studinya berjudul “What factors influence customer-oriented prosocial of customer- contact employees?”, menggunakan sample chief executive officers dari 301 hotel (tourism hotels) di Korea Selatan sebagai responden. Klasifikasi hotel terdiri dari five-star hotels sebanyak 43 hotel, four-star hotels sebanyak 63 hotel, dan three-star hotels sebanyak 195 hotel).
  • 68. CONTOH Teknik analisis menggunakan teknik Structural Equation Modeling. Keseluruhan skala pengukuran adalah seven-point scoring format. Untuk mengukur customer-contact employees yang meliputi pengukuran mengenai persepsi para pekerja mengenai role- prescribed customer service dan extra-role customer service menggunakan model Customer-Oriented Prosocial Behavior (Bettencourt and Brown (1997).
  • 69. CONTOH Lee et al. (2006) dalam studinya menemukan hubungan penting antara organizational personnel empowerment, service training dan service reward dengan prosocial behavior, yaitu perilaku formal atau role-prescribed customer service dan perilaku peran ekstra atau extra-role customer service yang ditunjukkan oleh chief executive officers dari 301 hotel di Korea Selatan.
  • 70. CONTOH 2.2.2. Penelitian Testa (2001) ...................................................................... ........................................................................... ........................................................................... ........................................................................... 2.2.3. Penelitian Utomo (2002) ...................................................................... ........................................................................... ........................................................................... ...........................................................................
  • 71. CONTOH No Peneliti (Tahun) Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian 1. Lee, et al., (2006). Menganalisis hubungan struktural pemberdayaan, service training, service reward, terhadap job attitudes (seperti customer-oriented prosocial behavior of employees. Pemberdayaan Service training Service reward Role-prescibed customer service Extra-role customer service Menggunakan Structural equation analysis. Sampel penelitian menggunakan karyawan hotel di Korea. 3. Pemberdayaan signifikan terhadap ... dan extra- role customer service. 2. Testa (2001) 3. Utomo (2002) 4. 5. 10. Lengkong (2012) Tabel 2.1. Mapping of Research (2006)
  • 72. Hubungan Antar Variabel • Sebuah penelitian yang baik, selain berlandaskan pada landasan teori dan definisinya, haruslah menguraikan keterkaitan antar variabel maupun teori yang dipakai. • Prinsipnya, secara logika bahwa konsep-konsep ataupun teori yang digunakan tidaklah berdiri sendiri, melainkan memiliki keterkaitan yang telah dibuktikan sebelumya. Keterkaitan antar konsep dalam sebuah penelitian asosiatif atau bersifat eksplanatif merupakan harga mati. Khusus pada jenis penelitian eksplorasi malahan kemandirian sebuah konsep atau teori yang harus ditonjolkan untuk mendapatkan konsep-konsep lainnya yang mungkin memiliki keterkaitan dengan konsep yang diteliti.
  • 73. CONTOH 2.3. Hubungan Antar Variabel 2.3.1. Perilaku Peran Ekstra Karyawan dan Loyalitas Pelanggan Cameron et al. (2004), customer are more effectively served and are more loyal to organization when employee encounter positive experience at work such as various form of virtuousness (to be more helpful-prosocial behavior to their customer). Semakin efektif layanan bagi pelanggan maka semakin loyal pelanggan kepada organisasi. Hal ini terjadi ketika karyawan mengalami pengalaman menyenangkan dari sikapnya yang suka membantu, diterima pelanggan. 2.3.2. …. Sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian ….
  • 74. CONTOH 3.1. Kerangka Konseptual Dasar penyusunan kerangka konseptual adalah kerangka proses berpikir, yang dimaksudkan untuk memberikan tuntunan berpikir deduktif maupun induktif. Analisis deduktif didasarkan pada kajian-kajian teoritik untuk menganalisis permasalahan studi dari hal-hal yang bersifat umum kearah hal-hal yang bersifat khusus, sedangkan analisis induktif didasarkan pada kajian-kajian empirik untuk menganalisis permasalahan studi dari hal-hal yang bersifat khusus kearah hal-hal yang bersifat umum. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
  • 75. CONTOH Berdasarkan kajian teoritik dengan pendekatan deduktif dan kajian empirik dengan pendekatan induktif yang saling berhubungan dan saling melengkapi, dimaksudkan untuk menetapkan variabel-variabel studi, yaitu: servicescape, perilaku peran ekstra karyawan, kualitas komunikasi karyawan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan, yang selanjutnya disusunlah hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang perlu dikaji kebenarannya melalui uji statistik. Pengujian hipotesis menghasilkan beberapa kesimpulan disertasi yang diharapkan menghasilkan temuan-temuan teoritik yang mendukung atau menolak keberadaan suatu teori yang sudah ada, atau mengembangkan suatu teori yang baru untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Manajemen, maupun menghasilkan temuan-temuan empirik untuk pengambilan keputusan-keputusan secara praktis.
  • 76. CONTOH Dasar penyusunan kerangka konseptual diawali dari pemikiran bahwa servicescape memiliki pengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap loyalitas. Servicescape memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan dikarenakan dalam industri jasa seperti hotel, servicescape atau lingkungan fisik buatan manusia merupakan sarana atau tempat transaksi jasa tersebut berlangsung, yang memiliki pengaruh terhadap niat berperilaku pelanggan (Wakefield and Blodgett, 1996). Servicescape yang disediakan perusahaan dengan menarik dan artistik akan menghasilkan image positif dan akan meningkatkan evaluasi positif pelanggan, dalam bentuk kepuasan.
  • 77. CONTOH Servicescape memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan dikarenakan dalam industri jasa seperti hotel, semakin menarik dan artistik servicescape atau fasilitas fisik yang disediakan pihak hotel akan membuat pelanggan merasa puas dan senang dalam menerima layanan hotel, sehingga akan memicu terciptanya kepuasan pelanggan (Wakefield and Blodgett, 1996). Servicescape yang lengkap, menarik dan memiliki nilai artistik akan membuat pelanggan merasa senang dan puas.
  • 79. CONTOHPemberdayaan (X1) Perilaku Peran Ekstra (Y4) H1 H3 H2 S H6 H4 X1.3 Determinasi Diri X1.4 Pengaruh X1.1 Bermakna X1.2 Kompetensi Y3.1 Tanpa Pamrih Y3.2 Bersikap Sportif Y3.3 Disiplin Pada Waktu Y3.4 Keterlibatan Diri Y3.5 Inisiatif Kerangka Konseptual Komitmen Organisasi (Y2) Y2.2 Komitmen Normatif Y2.3 Komitmen Kontinuan Y2.1 Komitmen Afektif Kepuasan Kerja (Y1) Y1.2 Kompensasi Y1.3 Pengawasan Y1.1 Pengakuan Y1.4 Tantangan Pekerjaan Y1.5 Kondisi KerjaX1.5 Peng. Keputusan X1.6 Akses Y1.6 Rekan Kerja S S S H5 S S
  • 80. CONTOH Kerangka Konseptual Karakteristik Pekerjaan (X1) Kepemimpinan Transformasional (X2) Peluang Promosi (X3) Kepuasan Kerja (Y1) Komitmen Organisasi (Y2) Turnover Intention (Y3) Keanekaragaman Tugas (X1.1) Identitas Tugas (X1.2) Keberartian Tugas (X1.3) Otonomi (X1.4) Umpan Balik (X1.5) Status Sosial (X3.1) Wewenang (X3.2) Tanggung Jawab (X3.3) Penghasilan (X3.4) Pengakuan (Y1.1) Kompensasi (Y1.2) Pengawasan (Y1.3) Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1) Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2) Pengaruh Individual (X2.1) Motivasi Inspiratif (X2.2) Stimulasi Intelektual (X2.3) Pertimbangan Individual (X2.4) Affective Commitment (Y2.1) Continuan Commitment (Y2.2) Normative Commitment (Y2.3)
  • 81. CONTOH KERANGKA KONSEPTUAL Servicescape (X1) Perilaku Peran Ekstra Karyawan (X2) Kualitas Komunikasi Karyawan (X3) Kepuasan Konsumen (Y1) Loyalitas Konsumen (Y2) X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X1.1 X1.2 X1.3 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 H3 H1 H2 Variable Laten = KETERANGAN: Indikator = Pengaruh = Dimensi = H4 H5 H6 H7
  • 82. Servicescape (X1) • Ambient conditions (temperature, air quality, noise, music) sebagai (X1.1) • Space/function (layout, equipment, furnishings, etc) sebagai (X1.2) • Signs, symbols and artifacts (personal artifacts, style of decor) sebagai (X1.3) Indikator pengukuran
  • 83. Perilaku Peran Ekstra Karyawan (X2) • Helpful (X2.1) • Sportsmanship (X2.2) • Knowledgeable (X2.3) • Constructive suggestion (X2.4) • Altruism (X2.5) Indikator pengukuran
  • 84. Kualitas Komunikasi Personal (X3) • Easy (X3.1) • Accuracy (X3.2) • Superior Information (X3.3) • Ekspresi (X3.4) • Bahasa Tubuh (X3.5) Indikator pengukuran
  • 85. Kepuasan Konsumen (Y1) • Persis seperti yang saya butuhkan (Y1.1) • Telah bertindak dengan benar (Y1.2) • Jasa terbaik (Y1.3) • Pembanding (Y1.4) • Bijaksana (Y1.5) Indikator pengukuran
  • 86. Loyalitas Konsumen (Y2) • Say positive things about them (Y2.1) • Recommend them to other customers (Y2.2) • Remain loyal to them sebagai (Y2.3) • Spend more money with them (Y2.4) Indikator pengukuran
  • 87. CONTOH Konsentrasi Kepemilikan Saham (X1) Pertumbuhan Perusahaan (Y2) Resiko Sistimatis Perusahaan (X2) Likuiditas Saham (X3) Struktur Modal (Y1) Nilai Perusahaan Manufaktur (Y4) Diversifikasi Usaha (X4) Arus Kas Bebas (Y3) H1a H4aH2a H4e H1c H1d H4d H4b H4g H3d H2d H3c H4c H1b H4f H3a H2b H3b H2c KERANGKA KONSEPTUAL
  • 88. CONTOH Konsentrasi Kepemilikan Saham (X1) Pertumbuhan Perusahaan (Y2) Resiko Sistimatis Perusahaan (X2) Likuiditas Saham (X3) Struktur Modal (Y1) Nilai Perusahaan Manufaktur (Y4) Diversifikasi Usaha (X4) Arus Kas Bebas (Y3) +β4 +ψ5 H1a H4aH2a H4e H1c H1d H4d H4b H4g H3d H2d H3c H4c H1b H4f H3a H2b H3b H2c +α4 +α3 +α2 +α1 +β1 +β2 +β3 +δ4 +δ3 +δ1 +δ2 +ψ1 +ψ7 +ψ6 +ψ2 +ψ4 KERANGKA KONSEPTUAL
  • 90. CONTOH Karakteristik Pekerjaan (X1) Kepemimpinan Transformasional (X2) Peluang Promosi (X3) Kepuasan Kerja (Y1) Komitmen Organisasi (Y2) Turnover Intention (Y3) Keanekaragaman Tugas (X1.1) Identitas Tugas (X1.2) Keberartian Tugas (X1.3) Otonomi (X1.4) Umpan Balik (X1.5) Status Sosial (X3.1) Wewenang (X3.2) Tanggung Jawab (X3.3) Penghasilan (X3.4) Pengakuan (Y1.1) Kompensasi (Y1.2) Pengawasan (Y1.3) Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1) Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2) Pengaruh Individual (X2.1) Motivasi Inspiratif (X2.2) Stimulasi Intelektual (X2.3) Pertimbangan Individual (X2.4) Affective Commitment (Y2.1) Continuan Commitment (Y2.2) Normative Commitment (Y2.3) Penghasilan (X3.4) 0,064 0,521 0,148 0,128 0,319 0,127 0,238 -0,557 -0,461 -0,648 -0,249 -0,299
  • 91. 3.2. Hipotesis 1. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 2. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 3. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 4. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 5. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 6. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 7. Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
  • 92. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data Dibutuhkan (Variabel Penelitian) Jenis Data Metode Pengumpulan Data Data BEI, BPS, Pubikasi, Instansi Terkait Sekunder, Eksternal Dokumentasi Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi Tanggapan Konsumen, Respon Layanan Publik, Persepsi Karyawan Primer NOIR Angket, Wawancara Pola Kehidupan Suatu Masyarakat Kategorik, Kualitatif, Nominal, Ordinal Pengamatan, Wawancara, Focus Group
  • 93. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data Dibutuhkan (Variabel Penelitian) Jenis Data Metode Pengumpulan Data Bagaimana Kepuasan Nasabah Bank “X”
  • 94. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Data Yang Dibutuhkan: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 95. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Jenis Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 96. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Metode Pengumpulan Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 97. Tabel Kebutuhan Data, Jenis, Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Data Dibutuhkan (Variabel Penelitian) Jenis Data Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Berapa Tarif Relevan Untuk Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan di Kota Manado
  • 98. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Data Yang Dibutuhkan: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 99. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Jenis Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 100. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Metode Pengumpulan Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 101. TUGAS • Tentukan Topik Penelitian • Buatlah Uraian Masalah • Metode Pengumpulan Data
  • 102. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Data Yang Dibutuhkan: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 103. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Jenis Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 104. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data • Metode Pengumpulan Data: – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
  • 105. Pokok Bahasan (a) • Metode Penelitian –Jenis Penelitian –Jenis Data –Metode Pengumpulan Data –Populasi dan Sampel –Definisi Operasional Variabel –Teknik Analisis
  • 106. Pokok Bahasan (b) • Hasil Penelitian dan Pembahasan – Deskripsi Obyek (jika ada) – Deskripsi Responden (jika ada) – Deskripsi Variabel – Deskripsi Hasil – Pembahasan • Temuan dan Implikasi Manajerial • Keterbatasan, dan • Penelitian Selanjutnya
  • 107. Pokok Bahasan (c) • Kesimpulan dan Saran –Kesimpulan Teoritik –Kesimpulan Integratif –Saran Praktik
  • 108. • Bila SAUDARA/I diperhadapkan dengan beberapa judul proposal penelitian yang diajukan oleh mahasiswa/i, adakah pertanyaan: –Apakah jenis penelitian dari proposal usulan anda (mahasiswa/i) ?.
  • 109. Beberapa contoh judul penelitian: • Pengaruh Perdagangan Bebas ACFTA terhadap Potensi Pembiayaan Daerah Di Kalimantan-Sulampua (BI Cabang Manado, 2010). • Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Tingkat Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Melalui Investasi Swasta Dan Ekspor Di Sulawesi Utara (Vekie A. Rumate, 2009).
  • 110. • Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Saham, Resiko Sistematis Perusahaan, Likuiditas Saham Dan Diversifikasi Usaha Terhadap Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Arus Kas Bebas Dan Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia (Parengkuan Tommy, 2009). • Analisis Value Enhancment Role Dan Komitmen Pejabat Dan Pengelola Keuangan Terhadap Pelaksanaan Standar Akuntansi Pemerintahan Dalam Rangka Meningkatkan Good Governance Dan Kinerja Pada Pemerintah Propinsi Jawa Timur (Diah Ekaningtias, 2010). • Analisis Penetapan Tarif Pajak Hiburan, dan Dampaknya Terhadap PAD Kota Manado. Beberapa contoh judul penelitian:
  • 111. • Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi, Intensitas Persaingan, Strategi Bersaing, Dan Inovasi Terhadap Kinerja Perusahaan Perhotelan Di Sulawesi Utara (Bernhard Tewal, 2009). • Pengaruh Kebanggaan, Kepercayaan, Kualitas Layanan dan Nilai Konsumen Terhadap Kepuasan dan Perilaku Membeli Ulang Wanita Karir Pada Pasar Swalayan Di Manado (Altje L. Tumbel, 2009). Beberapa contoh judul penelitian:
  • 112. 1. Jenis Penelitian Tujuan Metode Eksplanasi Analisis • Dasar • Terapan  Survey  Ex Post Facto  Eksperimen  Naturalistik  Policy Research  Action Research  Evaluasi  Sejarah  Deskripsi  Komparatif  Asosiatif  Kuantitatif  Kualitatif  Gabungan Masa Lalu Masa Sekarang Masa Depan
  • 113. Menurut Tujuan • Penelitian Dasar – Perhatian utama terletak pada kesinambungan integritas dari ilmu pengetahuan itu sendiri. • Penelitian Terapan – Perhatian utama terletak pada aplikasi kegunaan penelitian (memecahkan masalah praktis). – Dalam kasus bisnis, penelitian ini berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi manajer, seperti penjualan tidak sesuai yang diharapkan.
  • 114. Menurut Metode (a) • Penelitian Survey – Penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner. • Penelitan Ex Post Facto – Penelitian terhadap peristiwa yang telah terjadi untuk mengetahui penyebab suatu masalah. • Penelitan Eksperimen – Penelitian yang menggunakan kelompok kontrol
  • 115. Menurut Metode (b) • Penelitian Naturalistik – Pengukapan sebuah fenomena yang sementara berlangsung secara alamiah. • Policy Research – Bertujuan untuk pengambilan kebijakan. • Action Research – Bertujuan untuk mengubah suatu situasi dan perilaku. • Penelitian Sejarah – Untuk merekronstruksi peristiwa masa lalu dengan menekankan pada waktu terjadinya peristiwa tsb.
  • 116. Menurut Eksplanasi • Penelitian Deskriptif – Untuk menjelaskan sebuah peristiwa dalam bentuk uraian, tabel, gambar, dan grafik mengenai satu atau beberapa variabel tanpa membandingkan atau menghubungkan variabel-variabel tersebut. • Penelitian Komparatif – Bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih variabel yang diteliti. • Penelitian Asosiatif – Bertujuan untuk mengetahui hubungan/pengaruh antara dua atau lebih variabel.
  • 117. Menurut Analisis • Analisis Kuantitatif – Penelitian yang menekankan hasil perhitungan dalam bentuk angka atau kuantum. • Analisis Kualitatif – Penelitian bersifat deskriptif secara tertulis maupun lisan dari obyek yang diamati. • Analisis Gabungan
  • 118. • Apakah uraian mengenai jenis penelitian penting dikemukakan dalam sebuah laporan penelitian ?. • Selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan penjelasan mengenai jenis penelitian ?.
  • 119. BAB III 3.1. Jenis Penelitian Studi ini ditinjau dari tingkat eksplanasinya termasuk jenis penelitian asosiatif, dan ditinjau dari pendekatan analisisnya diklasifikasikan ke dalam metode kuantitatif. Menurut Anzwar (1998:5) studi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Lebih lanjut, dikatakan bahwa pendekatan kuantitatif dilakukan pada studi inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil (Anzwar, 1998:5).
  • 120. Metode kuantitatif digunakan dengan pertimbangan yang melandasi, yaitu studi ini berbentuk paradigma jalur, dengan teknik analisis statistik yang dinamakan Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Hair et al. (2002:67) dengan menggunakan SEM memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik. Menurut Sugiyono (2002:11) studi asosiatif merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Pada jenis penelitian ini, asosiatif dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel X dan W terhadap Z melalui Y. …dstnya. NEXT…
  • 121. • Bila jenis penelitian mahasiswa… … (misal asosiatif atau survei), maka jenis data apa yang diperlukan mahasiswa ?.
  • 122. 2. Jenis Data • Berdasarkan SUMBER – Data Primer dan Sekunder • Berdasarkan JENIS – Data Numerik (kuantitatif) dan Kategorik (Kualitatif) • Berdasarkan PENGUKURAN – Data Diskrit dan Kontinyu • Berdasarkan KETERSEDIAAN – Data Internal dan Eksternal • Berdasarkan SKALA – Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
  • 123. Berdasarkan SUMBER • Data Primer – Data yang didapatkan atau dikumpulkan sendiri. – Misalnya : dengan melakukan wawancara, observasi atau pengukuran di lapangan. • Data Sekunder – Data yang didapatkan atau dikumpulkan dari pihak lain (penyedia data). – Misalnya: BPS, BEI, dll.
  • 124. Berdasarkan JENIS • Data Numerik (kuantitatif) – Data dinyatakan dalam besaran numerik (angka). – Misalnya: PDRB, Inflasi, dll. • Data Kategorik (Kualitatif) – Data diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu. – Misalnya: Kategori Usaha (besar, sedang,kecil), dll. • Catatan: – Statistika mensyaratkan bentuk data numerik. – Data kategorik terlebih dahulu harus diubah ke bentuk numerik dengan memberi bobot pada setiap kategori.
  • 125. Berdasarkan PENGUKURAN • Data Diskrit – Data yang dinyatakan dalam bilangan cacah. – Misalnya: Banyak produk yang gagal: 128 unit Banyak kesalahan yang dibuat: 77 kesalahan/halaman program. Banyak pengunjung website: 24 orang/menit, dll. • Data Kontinyu – Data yang dinyatakan dalam bilangan pecahan. Misalnya: Waktu produksi = 58.15 menit, Biaya produksi = $396.49 Volume: 250 ml, Berat: 42.12 gr, Jarak: 67.49 km, dll.
  • 126. Berdasarkan KETERSEDIAAN • Data Internal – Data yang berasal dari obyek penelitian, baik berupa informasi yang siap di analisis maupun data mentah yang harus diolah. – Misalnya: Data penjualan perusahaan • Data Eksternal – Data yang bukan berasal dari obyek penelitian. – Misalnya: Data BPS, SUSENAS, BEI, dll
  • 127. Berdasarkan Skala Pengukuran • Berdasarkan Skala Pengukuran – Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio Membedakan Tingkatan Jarak Nol MutlakSkala Nominal Ordinal Interval Rasio
  • 128. Data Nominal • Data diperoleh dengan tujuan kategorisasi obyek atau subyek yang diteliti. • Angka atau huruf hanya bersifat kategori untuk membedakan (dapat dibolak balik), tidak mengandung tingkatan dan jarak/interval. • Contoh: gender (L/P), jenis pekerjaan, status (menikah/bujang), dll.
  • 129. Data Ordinal • Selain melakukan kategorisasi, data dapat diurutkan berdasarkan tingkatan. • Bersifat tingkatan (urutan), tetapi jarak (interval) antar kategori tidak ada/tidak sama. • Misalnya: Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
  • 130. Data Interval • Memiliki sifat seperti pada data nominal dan ordinal. • Jarak satu kategori dengan kategori lainnya jelas, namun antar jarak/interval satu dengan lainnya tidak dapat dibandingkan.
  • 131. Data Interval (contoh 1) • Below are the attributes used by many customers to select a restaurant. Give rangking for each attribute from 1 for the attribute that you consider as the most important, to 7 for the attribute that you consider as the least important, when you select a restaurant. Price ……. Service Speed ……. Location ……. Consistency of Food ……. Food Variation ……. Staff Friendliness ……. Portion Size …….
  • 132. Data Interval (contoh 2) • From the range 1 to 5 below, give rating on the lates fast-food restaurant you visited, where 1 for extremely unsatisfying to 5 extremely satisfying: Price Service Speed Consistency of Food Food Variation Staff Friendliness Unsatisfying Satisfying 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
  • 133. Data Rasio • Data yang memiliki sifat seperti pada data nominal, ordinal, dan interval. – Contoh: Umur, Pendapatan, Pengeluaran, dll. • Data ini dapat dibandingkan secara absolut – Pengeluaran/Bulan Ami sebesar Rp. 3 Juta, dan Ima Rp. 6 Juta. – Bila dibandingkan maka pengeluaran/bulan Ima adalah 2x lebih besar dari Ami. • Data ini memiliki angka nol mutlak. NEXT…
  • 134. • Bila data yang diperlukan telah diinventaris, bagaimana mahasiswa/i memperoleh data yang diperlukan ?.
  • 135. 3. Metode Pengumpulan Data • Pengamatan Langsung: check list, video dan kamera • Eksperimen • In-depth interview: tape recorder dan buku catatan • Kuisioner (Angket): daftar Pertanyaan • Focus Group: diskusi dengan beberapa informan dalam kelompok kecil • Dokumentasi: arsip, catatan, laporan. • Dll.
  • 136. • Bila jenis data telah diketahui, dan metode pengumpulan data telah ditetapkan, maka selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan penjelasan mengenai jenis dan metode pengumpulan data ?.
  • 137. BAB III 3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian) 3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah termasuk jenis data primer, yaitu data mengenai tanggapan/respon pelanggan atas beberapa atribut produk, pelayanan, dan harga. Ditinjau dari skala pengukuran, jenis data yang dibutuhkan adalah data nominal dan interval. Data nominal mengenai identitas pelanggan, dan data interval mengenai nilai atau skor tanggapan pelanggan. Untuk mendapatkan data mengenai tanggapan pelanggan, pada penelitian ini akan menggunakan kuisioner. Informasi (data) lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain … (sebutkan sumber data dan metode pengambilan data tersebut)
  • 138. BAB III 3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian) 3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya termasuk jenis data sekunder, dan berdasarkan ketersedian data termasuk data eksternal. Data yang dimaksud, yaitu Sulut Dalam Angka, SUSENAS. Data ini diperoleh dari BPS Sulut melalui metode dokumentasi. Untuk mendapatkan data lainnya, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pimpinan SKPD SULUT, antara lain, dinas kesehatan dan dinas pedidikan.
  • 139. Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data • Judul, Masalah, Tujuan penelitian – Pada judul, masalah, dan tujuan penelitian terkandung jenis dan macam variabel yang di teliti, sehingga atas dasar variabel tersebut di rancang instrumen yang sesuai. • Jumlah sampel penelitian – Apabila jumlah sampelnya besar, tentu saja peneliti tidak mampu menggunakan metoda wawancara atau observasi. Metoda angket mungkin yang lebih tepat dengan instrumen angket.
  • 140. • Lokasi penelitian – Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, akan lebih efektif jika menggunakan metoda angket. • Tenaga pengumpul data – Apabila tenaga pengumpul data banyak, dan responden sedikit, maka dapat menggunakan wawancara atau observasi. Tetapi jika tenaga pengumpul data kurang, sebaiknya di pakai angket. • Biaya dan waktu – Apabila biaya dan waktu yang tersedia terbatas, sebaiknya digunakan kuesioner atau angket. Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
  • 141. • Jenis data yang dikumpulkan – Jika ingin mengorek data yang lebih dalam, metoda wawancara dengan instrumen kuesioner atau alat perekam. • Dalam prakteknya, metoda pengumpulan data dan instrumen pengumpul data yang di pakai dalam suatu penelitian tidaklah tunggal tetapi kombinasi dari beberapa metoda dan jenis instrumen sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
  • 142. Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data Dibutuhkan (Variabel Penelitian) Jenis Data Metode Pengumpulan Data Data BEI, BPS, Pubikasi, Instansi Terkait Sekunder, Eksternal Dokumentasi Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi Tanggapan Konsumen, Respon Layanan Publik, Persepsi Karyawan Primer NOIR Angket, Wawancara Pola Kehidupan Suatu Masyarakat Kategorik, Kualitatif, Nominal, Ordinal Pengamatan, Wawancara, Focus Group
  • 143. • Pengadaan Instrumen – Apabila instrumen penelitian sudah tersedia, peneliti dapat mempergunakannya untuk pengumpulan data. Tetapi apabila instrumen tersebut belum tersedia maka peneliti harus dapat menyusun sendiri, dan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
  • 144. • Selanjutnya, … – siapakah unit analisis, populasi (populasi target dan akses) ?, dan – apa obyek dan subyek penelitian ini ?, –siapakah respondennya (informan) atau sumber informasi (data)?, –teknik apa yang tepat untuk pengambilan sampel?
  • 145. 4. Populasi dan Sampel • Populasi dan Unit Analisis • Obyek dan Subyek Penelitian • Responden (Informan) • Sampel dan Teknik Sampel
  • 146. Populasi • Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama (Furqon, 2001:135). • Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya (Fraenkel, 1990:84). • Wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003:55).
  • 147. Populasi • Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang mempunyai berbagai karateristik, misalnya kepemimpinan , kepribadian, dan ciri-ciri lainnya. – Misalnya: penelitian mengenai kepribadian dan gaya kepemimpinan seorang manajer atau kepala daerah, maka yang menjadi samapel adalah semua karateristik yang dimiliki manajer atau kelapa daerah tersebut. • Dalam bidang kedokteran satu orang sering bertindak sebagai populasi. – Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi. – Untuk pemeriksaan darah, cukup mengambil beberapa tetes darah yang ada pada orang tersebut.
  • 148. Sampel • Idealnya, suatu penelitian dilakukan terhadap populasi (sensus). • Umumnya dalam penelitian survei, dapat dilakuan pada sebagian dari unsur-unsur (unit analisis) populasi yang akan diteliti. • Penelitian pada sebagian dari unsur-unsur populasi dinamakan sampel. • Agar dapat dilakukan generalisasi, sampel harus benar-benar dapat mewakili populasi. • Karena itu, harus diperhatikan besaran sampel dan teknik pengambilan sampel.
  • 149. Sampel • Besaran sampel dan teknik pengambilan sampel sangat terkait dengan besaran jumlah populasi: apakah finit (definite) atau infinit (indefinite). • Populasi finit adalah jumlah populasi yang anggotanya dapat dihitung atau terbatas. • Populasi infinit adalah jumlah populasi yang anggotanya terlalu banyak atau tak teridentifikasi dan tak dapat dihitung.
  • 150. Membedakan Obyek, Subyek, Unit Analisis, Responden, dan Sumber Data (Informasi)
  • 151. Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan hotel berbintang di Manado • Untuk melaksanakan penelitian, seorang peneliti membutuhkan informasi atau data. • Sumber informasi (reponden/informan) berasal dari: • manajemen hotel • karyawan • konsumen atau pelanggan, dan • pemerintah Kota Manado.
  • 152. Sumber Informasi • Manajemen hotel: pihak yang menetapkan kebijakan hotel. • Karyawan: pihak yang mengimplementasikan bentuk layanan yang memuaskan konsumen. • Konsumen atau pelanggan: pihak yang merasakan layanan pihak hotel. • Pemerintah Kota Surabaya: pihak yang membut peraturan daerah mengenai perhotelan.
  • 153. Responden # Subjek • Pelanggan yang merupakan tempat variabel melekat (kepuasan dan loyalitas) adalah subjek penelitian. • Pelanggan adalah responden karena dapat memberikan informasi yang diperlukan. • Pelanggan adalah sumber informasi karena daripadanya dapat diperoleh data penelitian.
  • 154. • Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah kota surabaya bukan subjek penelitian, karena bukan tempat variabel yang diteliti berada. • Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah kota surabaya merupakan responden karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan, sekaligus sebagai sumber data. Responden # Subjek
  • 155. • Bila dalam judul yang muncul nama hotel “X”, berarti pemerintah kota surabaya bukan sebagai responden maupun sebagai sumber data penelitian. • Sumber data lainnya dapat berasal dari BPS, Kantor Pariwisata Kota Surabaya, PHRI, dll. Responden # Subjek
  • 156. • Sumber-sumber informasi dinamakan responden penelitian (pada penelitian kualitatif atau alternatif disebut informan). • Responden penelitian adalah sumber informasi yang diperlukan dalam sebuah penelitian. • Subjek dan objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Responden Sumber Informasi
  • 157. • Subjek Penelitian: benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. • Responden Penelitian: orang yang dapat merespons, memberikan informasi tentang data penelitian. • Sumber Informasi (Data): benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Responden Sumber Informasi
  • 158. Subjek, Objek Penelitian dan Unit Analisis • Dalam sebuah penelitian, subjek dapat lebih dari satu. Misalnya, kepuasan kerja karyawan dan manajer terhadap kinerja organisasi pada hotel “X”. • Unit analisis (unsur populasi) adalah satuan dari obyek dan subjek yang dianalisis. • Bila subjek penelitian adalah manajer hotel, berarti unit analisisnya adalah manajer dan hotel. • Tempat dimana subjek penelitian berada dinamakan objek penelitian.
  • 159. Besaran Sampel • Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. • Keberadaan sampel diperlukan untuk menutupi kendala waktu, tenaga, dan dana. • Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya.
  • 160. • Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan Isaac dan Michael. – Misalnya: populasi sebanyak 200 orang sebagai subjek penelitian dengan tingkat kesalahan 1% sebanyak 154 orang (Sugiyono, 2004). • Untuk SEM, menurut Hair et al. (2002:23) bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah minimal 100-200. Besaran Sampel
  • 161. Populasi Tidak Diketahui • Penentuan Jumlah Sampel : – Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula Zikmund : • dimana : n = jumlah sampel ; Z = jumlah sampel yang sudah distandardisasi sesuai derajat keyakinan ; S = deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi; E = tingkat kesalahan yang ditolerir. n = (ZS)2 E
  • 162. • Contoh : seorang peneliti, yang mempelajari pengeluaran para wanita membeli produk kosmetik, menginginkan derajat kepercayaan 95 % (berarti nilai Z = 1,96), perkiraan deviasi standar $ 29 (S), dan rentang kesalahan (E) kurang dari $ 2. n = [(1,96)(29)]2 2 808= n = (ZS)2 E Populasi Tidak Diketahui
  • 163. • Penentuan Jumlah Sampel : – Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula Slovin: N = n/N(d)2 + 1 – n = sampel; – N = populasi; – d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05. • Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : • N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95 Populasi Diketahui
  • 164. Subjek Penelitian, Populasi, dan Sampel • Total keseluruhan dari subjek penelitian adalah populasi. • Jumlah tertentu yang memiliki karakteristik tertentu sebagai representatif dari populasi disebut sampel. • Teknik sampling adalah teknik untuk pengambilan sampel penelitian.
  • 165. • Jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan penting manakala jenis penelitian yang dilakukan menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, besaran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat. • Selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989). Pertimbangan Besaran Sampel
  • 166. • Selain tingkat kesalahan, yang perlu dipertimbangankan yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989). • Makin tidak seragam karakter setiap elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya. Pertimbangan Besaran Sampel
  • 167. • Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian ada 400 buah. Pertanyaannya adalah, berapa bank yang harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili populasi?. 30?, 50? 100? 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 % sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%. • Menurut Gay dan Diehl (1992) – Penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, – Penelitian korelasional, paling sedikit 30 sampel, – Penelitian perbandingan kausal, 30 sampe per kelompok, dan – Penelitian eksperimen 15 sampel per kelompok Pertimbangan Besaran Sampel
  • 168. Pertimbangan Besaran Sampel • Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 – 500. • Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (mis.korelasi, regresi ganda) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Mis. Variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 X 5 = 50. • Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 -20 (Roscoe dalam Sugiyono (2006:101).
  • 169. • Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut: – Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen – Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30 – Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis. – Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen. Pertimbangan Besaran Sampel
  • 170. • Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250. Bahkan jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik. (Penjelasan tentang ini dapat dibaca di Bab 7 dan 8 buku Basic Statistics for Social Research, Second Edition). • Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) . Pertimbangan Besaran Sampel
  • 171. Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) 10 10 220 140 1200 291 15 14 230 144 1300 297 20 19 240 148 1400 302 25 24 250 152 1500 306 30 28 260 155 1600 310 35 32 270 159 1700 313 40 36 280 162 1800 317 45 40 290 165 1900 320 50 44 300 169 2000 322 55 48 320 175 2200 327 60 52 340 181 2400 331 65 56 360 186 2600 335 70 59 380 191 2800 338 75 63 400 196 3000 341 80 66 420 201 3500 346 85 70 440 205 4000 351 90 73 460 210 4500 354 95 76 480 214 5000 357 100 80 500 217 6000 361 110 86 550 226 7000 364 120 92 600 234 8000 367 130 97 650 242 9000 368 140 103 700 248 10000 370 150 108 750 254 15000 375 160 113 800 260 20000 377 170 118 850 265 30000 379 180 123 900 269 40000 380 190 127 950 274 50000 381 200 132 1000 278 75000 382 210 136 1100 285 1000000 384
  • 172. 5. Teknik Pengambilan Sampel Sampling Techniques The Indefinite Population The Define Population Non Probability Sampling Techniques Probability Sampling Techniques Simple Random Systematic Stratified Cluster Convenience Judgmental Quato Snowball
  • 173. Bila jumlah populasi tidak diketahui pilihlah teknik……
  • 174. Convenience Sampling (a) • Dengan teknik ini, peneliti berusaha memperoleh data sampel dari elemen-elemen yang convenience, yaitu mudah ditemui, dikenal, dan mau bekerjasama. • Pertimbagan utama teknik ini adalah akses ke sumber informasi (subyek penelitian) • Dalam kasus tertentu, teknik ini juga dinamakan accidental sampling,yaitu sampel yang dipilih secara kebetulan (accedentally).
  • 175. • Cross the mall sampling juga masuk kategori convenience sampling, yaitu sampel diperoleh secara kebetulan di beberapa tempat tertentu dimana populasi berada, seperti mal (pusat pembelanjaan). • Kelemahan dari convenience sampling terletak pada derajad keterwakilan sampel atas populasi. • Kesimpulan yang dibuat tidak dapat digeneralisasi. Convenience Sampling (b)
  • 176. • Consecutive sampling – Pada cara ini semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah yg diperlukan terpenuhi. – Cara ini merupakan jenis non probability sampling yang paling baik dan sering digunakan di klinik salon, nasabah bank, tamu hotel, dll. Convenience Sampling (b)
  • 177. Jugmental Sampling • Elemen populasi dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti. • Peneliti dituntut untuk mampu menilai kriteria-kriteria (persyaratan) pertimbangan yang tepat untuk sebuah sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian. • Teknik ini juga dinamakan purposive sampling.
  • 178. Quota Sampling • Pada tahap pertama, peneliti menentukan jumlah sampel dari suatu populasi. • Pada tahap kedua, peneliti mengklasifikasikan sampel berdasarkan kebutuhan penelitian (control category atau kuota), dan menetapkan quota pada masing-masing klasifikasi. • Responden dipilih berdasarkan klasifikasi sampel sampai pada jumlah sampel yang ditentukan. • Proporsi sampel yang terambil harus sesuai kuota dari masing-masing klasifikasi yang telah ditetapkan. • Cara ini dipergunakan kalau peneliti memahami benar karakteristik elemen populasi (termasuk situasi daerah) dimana penelitian akan dilakukan.
  • 179. • Jumlah pembaca Manado Post tidak diketahui, dan berdasarkan informasi setiap hari + 200.000 orang pembaca dari 50 .000 eksemplar yang terbit. Peneliti menetapkan 10 % dari total pembaca sebagai sampel. Quota Sampling Klasifikasi Sex Sampel (%) Jumlah Sampel Pria 55 1100 Wanita 45 900 Klasifikasi Pendapatan Sampel (%) Jumlah Sampel < Rp. 2 Juta 15 300 Rp. 2-5 Juta 60 1200 > 5 Juta 25 500
  • 180. Snawball Sampling • Tahap pertama, peneliti memilih salah satu sampel (awal). Setelah diwawancari, sampel awal diminta untuk menunjuk (merekomendasikan) orang lain yang memenuhi syarat untuk target populasi berikutnya. • Demikian seterusnya sampai pada jumlah sampel tertentu terpenuhi. • Peneliti dapat memastikan jumlah sampel telah terpenuhi dengan mempertimbangkan kecukupan informasi yang dibutuhkan.
  • 181. Bila jumlah populasi diketahui pilihlah teknik……
  • 182. Simple Random Sampling • Bila elemen populasi diketahui. • Setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. • Secara sederhana dapat dilakukan seperti pengambilan undian, namun sebelumnya peneliti harus menetapkan besaran sampelnya. • Umumnya peneliti menggunakan menggunakan kerangka sampel atau tabel random.
  • 183. • Dalam kasus tertentu, teknik ini sulit diterapkan, terutama target populasinya dalam jumlah besar dan tersebar secara geografis. • Jadi, bila populasi kita penduduk Desa Bojongsalam, maka kita harus memiliki daftar penduduk Desa Bojongsalam yang lengkap, kita harus menomori setiap orang dari 1 sampai N. Berdasarkan kerangka sampling, ditarik sejumlah orang, yang nanti menjadi sampel. Simple Random Sampling
  • 184. Systematic Sampling • Pada tahap pertama peneliti membuat kerangka sampel dengan mengurutkan semua target populasi (sejumlah populasi yang diketahui), katakanlah 1000 orang, dan besaran sampel sebesar 400 (Tabel Isaac & Michael). • Tahap kedua, peneliti menetapkan interval dari nomor urut target populasi, misal 8 secara acak. • Tahap ketiga, peneliti mengambil secara acak salah satu nomor urut misal terambil 5, dan seterusnya mengambil elemen sampel berikutnya berdasarkan interval yang telah ditetapkan, yaitu: 5, 13,21,29,37, dstnya sampai pada jumlah sampel sebesar 500.
  • 186. Stratified Sampling • Teknik ini dipakai bila target populasi berstrata atau menyebar (merata atau tidak merata) pada masing-masing kelompok/bagian/wilayah. • Pada kasus tertetu peneliti sendiri yang mengklasifikasikan atau mengelompokkannya. • Setelah besaran sampel diketahui peneliti mengambil sampel secara random pada masing- masing kelompok, baik secara proporsional atau tidak.
  • 187. • Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya, melibatkan pembagian populasi dalam kelas, kategori, atau kelompok yang disebut strata. Karakteristik strata boleh jadi kota, daerah, suku bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan sebagainya. • Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan disproporsional. • Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata, sebaliknya disproporsional tidak. Stratified Sampling
  • 188. Stratified Sampling (contoh) Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III • Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen. • Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen. • Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut. Sampel
  • 189. Stratified Sampling (contoh) Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III • Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen. • Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen. • Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut. Sampel
  • 190. Suku Bangsa Populasi % Dalam Populasi Pecahan Sampel Sampel % Dalam Sampel Jawa 10.000 40% 0,10 1.000 Sundah 8.000 32% 0,10 800 Minang 5.000 20% 0,10 500 Batak 2.000 8% 0,10 200 25.000 100% 2.500 40% 32% 20% 8% 100% Stratified Sampling (contoh) • Ditentukan jumlah sampel 2.500 dari jumlah populasi 25.000 atau 10 % dari total populasi. • Pecahan sampling untuk setiap strata adalah 2.500/25.000 = 0,10. • Sampel setiap strata (suku bangsa) secara proporsional.
  • 191. Suku Bangsa Populasi % Dalam Populasi Pecahan Sampel Sampel Jawa 10.000 40% 0,063 625 Sundah 8.000 32% 0,078 625 Minang 5.000 20% 0,125 625 Batak 2.000 8% 0,313 625 25.000 100% 2.500 Stratified Sampling (contoh) • Besaran sampel untuk setiap strata dibagi rata pada setiap strata sebesar 625. Pecahan sampel berbeda pada setiap strata, mis: Jawa 625/10.000 = 0,063. • Sampel setiap strata (suku bangsa) secara disproporsional.
  • 192. Departemen PT. ABC Proporsional MSDM 100 Produksi 800 Keuangan 10 Pemasaran 90 1.000 Stratified Sampling (contoh) • Jika populasi diketahui, misal 1.000 karyawan PT. ABC. • Berdasarkan Tabel Krejcie dan Morgan (1970), N = 1000 maka jumlah sampel = 278. • Jika penyebaran sampel yang tidak merata, dan karena itu sebaiknya sampel diambil secara disproporsional (100/1.000) x 278 (800/1.000) x 278 (10/1.000) x 278 (90/1.000) x 278 Sampel 27,8 222,4 2,78 25,20 278
  • 193. Cluster Sampling • Pertama, populasi harus dibagi dalam klaster (umumnya adalah wilayah suatu daerah ). • Kebalikan dari stratified sampling, elemen dalam cluster (klasifikasi) harus heterogen, sebaliknya antar cluster harus homogen. • Peneliti dapat memilih satu atau beberapa klaster (daerah) tertentu untuk pengambilan sampel. Jadi tidak mengharuskan semua klaster atau daerah.
  • 194. Target Populasi Daerah I Daerah II Daerah III Cluster Sampling (contoh) • Tiap kluster atau daerah, elemen memiliki ciri yang heterogen. • Antar daerah (klaster) memiliki ciri yang homogen. • Peneliti dapat memilih satu atau beberapa daerah sebagai klaster untuk pengambilan sampel. Sampel
  • 195. Cluster Sampling Cluster Sampling One-Stage Sampling: pilih salah satu atau beberapa klaster, kemudian semua elemen dalam klaster dijadikan sampel Two-Stage Sampling: pilih salah satu atau beberapa klaster, kemudian sampel diambil secara random pada klaster terpilih. Multi-Stage Sampling: salah satu atau beberapa klaster dibagi lagi dalam beberapa klasifikasi , selanjutnya sampel diambil secara random
  • 196. • Misalnya, kita ingin meneliti anak-anak SD Kota Manado. Tidak mungkin kita menghimpun semua anak SD dalam daftar. Selain mungkin daftar itu akan terlalu panjang, data tentang itu sukar diperoleh. • Bila daftar nama anak SD sukar kita buat, kelompok anak berdasarkan nama sekolahnya mudah kita buat. Kelompok anak itu disebut klaster yang dapat berupa sekolah, kelas, kecamatan, desa, RW, RT, dsb. Cluster Sampling
  • 197. • Bila klaster itu bersifat geografis, sampling klaster dapat dilakukan satu tahap (single stage). Misalnya, kita ingin meneliti penduduk Desa Bojongsalam. Desa ini terdiri dari 12 RK. Dari daftar RK, kita pilih secara random 3 RK. • Semua penduduk pada 3 RK itu kita jadikan sampel. Bila pada setiap RK kita memilih hanya 4 RT saja secara random, kita melakukan sampel klaster banyak tahap (multistage). Cluster Sampling
  • 198. 6. Definisi Operasional Variabel • Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. • Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.
  • 199. Operasionalisasi Variabel • Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”
  • 200. • mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; • menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional; • mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan. Manfaat Operasionalisasi Variabel
  • 201. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional • Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada kegiatan/prosedur yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. • Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.
  • 202. • Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang diperoleh dari karaktersitik tertentu. • Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
  • 203. • Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik tertentu. • Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat. Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
  • 204. Tabel Variabel Penelitian, Indikator, dan Pertanyaan Variabel Penelitian Indikator Pertanyaan Niat Berperilaku (Y) Y1.1 Y1.11 Y1.12 Y1.13 Manfaat Produk (X1) X1.1 X1.11 X1.12 X1.13 Y1.2 Seperti Di Atas Harga Produk (X2) Seperti Di Atas Seperti Di Atas X1.14
  • 205. UJI RELIABILITAS & VALIDITAS DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
  • 206. Pengantar • Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti manajemen, variabel-variabel penelitiannya dirumuskan sebagai suatu variabel laten atau unobserved (konstruk), yaitu: – variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati atau indikator-indikator yang diamati. • Biasanya indikator yang diamati dengan menggunakan kuisioner atau angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai sesuatu hal.
  • 207. • Skala Data yang sering dipakai dalam penyusunan kuisioner adalah skala ordinal atau sering disebut Skala LIKERT, yaitu skala yang berisi lima tingkatan preferensi jawaban; 1 (Sangat Tidak Setuju) 2 (Tidak Setuju) 3 (Ragu-Ragu atau Netral) 4 (Setuju) 5 (Sangat Setuju) Pengantar
  • 208. • Uji Reliabilitas – Alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawabannya adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. • Repeated Measure (pengukuran ulang) • One Shot with Alpha Cronbach > 0.60 • Dilakukan pada pra penelitian 10-30% TOTAL POPULASI • Kuisioner dapat diperlihatkan pada ujian proposal disertai hasil pengujian reliabilitas (termasuk validitas) • Pertanyaan jangan membingungkan dan bermakna ganda Pengantar
  • 209. • Uji Validitas – Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur. – Mis. Mengukur kecantikan seorang gadis, maka pertanyaannya/pernyataan: • Kecantikan dapat dilihat dari pintar memasak (X) • Kecantikan dapat dilihat dari hewan kesayangannya (X) • Kecantikan dapat dilihat dari ....................................() • Justifikasi dengan menggunakan teori atau instrumen pengukuran yang telah teruji. Pengantar
  • 210. BAB IV METODE ANALISIS 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Jenis Data 4.3. Metode Pengumpulan Data 4.4. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling 4.5. Definisi Operasional Variabel 4.6. Pengujian Instrumen Penelitian 4.6.1. Uji Validitas 4.6.2. Uji Reliabilitas
  • 211. 4.6.1. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai correlation sperman signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid. Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji Insentif Bonus Penerangan Temperatur Kebersihan IQ SQ EMQ Otonomi Kesempatan Keterlibatan Sosial Esteem Aktualisasi
  • 212. 4.6.1. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Correlations GAJI INSEN TIF BONUS KEPUA SAN GAJI Pearson Correlation 1 .521** .526** .788** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 INSENT IF Pearson Correlation .521** 1 .693** .874** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 BONUS Pearson Correlation .526** .693** 1 .883** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 KEPUA SAN Pearson Correlation .788** .874** .883** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Insentif 0.874 Bonus 0.883 Penerangan Temperatur Kebersihan IQ SQ EMQ Otonomi Kesempatan Keterlibatan Sosial Esteem Aktualisasi
  • 213. 4.6.1. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Correlations PENER ANGAN TEMPE RATUR KEBER SIHAN LING_K ERJA PENERAN GAN Pearson Correlation 1 .163 .146 .642** Sig. (2- tailed) .163 .211 .000 N 75 75 75 75 TEMPERA TUR Pearson Correlation .163 1 .593** .771** Sig. (2- tailed) .163 .000 .000 N 75 75 75 75 KEBERSIH AN Pearson Correlation .146 .593** 1 .775** Sig. (2- tailed) .211 .000 .000 N 75 75 75 75 LING_KER JA Pearson Correlation .642** .771** .775** 1 Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Insentif 0.874 Bonus 0.883 Penerangan 0.642 Temperatur 0.771 Kebersihan 0.775 IQ SQ EMQ Otonomi Kesempatan Keterlibatan Sosial Esteem Aktualisasi
  • 214. 4.6.1. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Correlations IQ SQ EMQ KECERDA SAN IQ Pearson Correlation 1 .427** .432** .745** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 SQ Pearson Correlation .427** 1 .459** .836** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 EMQ Pearson Correlation .432** .459** 1 .786** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 KECERDASA N Pearson Correlation .745** .836** .786** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Insentif 0.874 Bonus 0.883 Penerangan 0.642 Temperatur 0.771 Kebersihan 0.775 IQ 0.745 SQ 0.836 EMQ 0.786 Otonomi Kesempatan Keterlibatan Sosial Esteem Aktualisasi
  • 215. 4.6.2. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Correlations OTONO MI KESEMP ATAN KETERLI BATAN PEMBER DAYAAN OTONOMI Pearson Correlation 1 .430** .581** .776** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 KESEMPATA N Pearson Correlation .430** 1 .418** .783** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 KETERLIBA TAN Pearson Correlation .581** .418** 1 .851** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 PEMBERDA YAAN Pearson Correlation .776** .783** .851** 1 Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Insentif 0.874 Bonus 0.883 Penerangan 0.642 Temperatur 0.771 Kebersihan 0.775 IQ 0.745 SQ 0.836 EMQ 0.786 Otonomi 0.776 Kesempatan 0.783 Keterlibatan 0.851 Sosial Esteem Aktualisasi
  • 216. 4.6.2. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Correlations SOSI AL ESTEE M AKTUAL ISASI MOTI VASI SOSIAL Pearson Correlation 1 .595** .727** .896** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 ESTEEM Pearson Correlation .595** 1 .575** .803** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 AKTUALISA SI Pearson Correlation .727** .575** 1 .903** Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 MOTIVASI Pearson Correlation .896** .803** .903** 1 Sig. (2- tailed) .000 .000 .000 N 75 75 75 75 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Insentif 0.874 Bonus 0.883 Penerangan 0.642 Temperatur 0.771 Kebersihan 0.775 IQ 0.745 SQ 0.836 EMQ 0.786 Otonomi 0.776 Kesempatan 0.783 Keterlibatan 0.851 Sosial 0.898 Esteem 0.803 Aktualisasi 0.903
  • 217. 4.6.2. Pengujian Validitas Hasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai pearson correlation signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid. Tabel 4.x Hasil Pengujian Validitas Variabel Correlations Keterangan Gaji 0.788 Signifikan/Valid Insentif 0.874 Signifikan/Valid Bonus 0.883 Signifikan/Valid Penerangan 0.642 Signifikan/Valid Temperatur 0.771 Signifikan/Valid Kebersihan 0.775 Signifikan/Valid IQ 0.745 Signifikan/Valid SQ 0.836 Signifikan/Valid EMQ 0.786 Signifikan/Valid Otonomi 0.776 Signifikan/Valid Kesempatan 0.783 Signifikan/Valid Keterlibatan 0.851 Signifikan/Valid Sosial 0.898 Signifikan/Valid Esteem 0.803 Signifikan/Valid Aktualisasi 0.903 Signifikan/Valid
  • 218. 4.6.2. Pengujian Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. ............................................................................. ............................................................................. ............................................................................. ..................................................... Tabel 4.x Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan Kepuasan Kerja ... ... ... ... ... ... Lingkungan Kerja ... ... ... ... ... ... Kecerdasan Karyawan ... ... ... ... ... ... Pembedayaan Karyawan ... ... ... ... ... ... Motivasi Kerja ... ... ... ... ... ...
  • 219. Tabel 4.x Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel Motivasi Kerja 0.838 Reliabel 4.6.2. Pengujian Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardize d Items N of Items .807 .806 3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardize d Items N of Items .542 .563 3 Reliability Statistics Cronbach' s Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardiz ed Items N of Items .692 .702 3 Reliability Statistics Cronbach' s Alpha Cronbach' s Alpha Based on Standardi zed Items N of Items .704 .732 3 Reliability Statistics Cronbach' s Alpha Cronbach' s Alpha Based on Standardiz ed Items N of Items .833 .838 3
  • 220. Tabel 4.x Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel Motivasi Kerja 0.838 Reliabel 4.6.2. Pengujian Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Tabel 4.x menunjukkan terdapat satu variabel yaitu lingkungan kerja memiliki nilai Alpha Cronbach kurang dari 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah tidak reliabel atau inkonsisten.
  • 221. Tabel 4.x Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan Kepuasan Kerja 0.806 Reliabel Lingkungan Kerja 0.563 Reliabel Kecerdasan Karyawan 0.702 Reliabel Pembedayaan Karyawan 0.732 Reliabel Motivasi Kerja 0.838 Reliabel 4.6.2. Pengujian Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut. Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai Alpha Cronbach > 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah reliabel atau konsisten. Asumsi > 0.60
  • 222. ANALISIS REGRESI BERGANDA DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
  • 223. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Obyek Penelitian 5.2. Deskripsi Responden 5.3. Deskripsi Variabel 5.4. Deskripsi Hasil Analisis Regresi Berganda 5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R) 5.4.2. Koefisien Determinasi (R2) 5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) 5.4.5. Uji Asumsi Klasik
  • 224. 5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R) Koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas secara serentak (simultan) terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai R sebesar 0.537. Nilai korelasi ini dapat dikatakan terdapat hubungan antara pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan dengan motivasi kerja sekalipun hubungannya tidak kuat (kurang dari 0.60). Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .537a .288 .274 2.40320 1.589 a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1), KECERDASAN (X3) b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1) 5.4.2. Koefisien Determinasi Berganda (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2Adjusted ) sebesar 0.274. Nilai ini jauh dari angka 1, yang berarti model regresi kurang baik. Sekalipun demikian analisis regresi dapat dilanjutkan dengan melihat asumsi klasik.
  • 225. 5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji signifikansi Uji F menunjukkan pengaruh variabel-variabel bebas terhdap variabel terikat secara simultan. Hasil menunjukkan bahwa nilai Uji F sebesar 19.732 adalah signifikan, dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan terhadap motivasi kerja. ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 341.870 3 113.957 19.732 .000a Residual 843.203 146 5.775 Total 1185.073 149 a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1), KECERDASAN (X3) b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
  • 226. 5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kepuasan (X1), kecerdasan (X3), dan pemberdayaan (X4) terhadap motivasi kerja. Hasil analisis menghasilkan persamaan regresi , yaitu: Y = b0+b1X1+b2X2+ b4X4 + ei Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197 KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322 KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485 PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606 a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
  • 227. Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei Nilai koefisien regresi kepuasan kerja sebesar -0.014. Tanda negatif menunjukkan arah berlawanan dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan kepuasan kerja karyawan tidak serta merta meningkatkan motivasi kerja, namun justru sebaliknya akan mengurangi motivasi karyawan untuk bekerja, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.014. Semakin karyawan dipuaskan justru motivasi mereka untuk bekerja semakin berkurang. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap motivasi kerja tidak signifikan atau hipotesa (ha) ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.896. Peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui peningkatan gaji, insentif, dan bonus yang bersifat ekstrinsik ternyata tidak baik bagi motivasi mereka dalam bekerja. Penting juga memikirkan cara lain meningkatkan kepuasan kerja yang berorientasi pada pekerjaan dan kepuasan secara intrinsik, seperti penghargaan, pengakuan.
  • 228. Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei Nilai koefisien regresi kecerdasan karyawan sebesar 0.322. Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan kecerdasan karyawan akan meningkatkan motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.322. Semakin cerdas karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh kecerdasan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.005. Karyawan yang memiliki intelektual, spriritual, dan emosional yang baik akan tercermin dari cara mereka bekerja. Mereka akan menunjukkan perilaku dan sikap kerja yang baik pula. Kecerdasan akan mengurangi pengerjaan pekerjaan berulang-ulang sehingga tindak membosankan, sebaliknya selalu termotivasi untuk bekerja.
  • 229. Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei Nilai koefisien regresi pemberdayaan karyawan sebesar 0.510. Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan pemberdayaan karyawan akan meningkatkan motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.510. Karyawan semakin diberdayakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.000. Pemberdayaan merupakan hal yang paling pokok (dominan) dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Karyawan yang merasa diberdayakan dengan adanya otonomi, kesempatan, dan keterlibatan akan lebih termotivasi untuk bekerja.
  • 230. 5.4.5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik, diantaranya uji multikolineritas, Uji Heteroskedasitas, dan uji autokorelasi. Uji Multikolineritas Pengujian multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Deteksi ada tidaknya multikolineritas dengan melihat variance inflation factor (VIF) < 10 atau tolerance < 0.10, atau dengan melihat matriks korelasi > 0.90. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197 KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322 KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485 PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606 a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)