Dokumen tersebut membahas tentang metode ilmiah, yang meliputi penjelasan tentang the knower (subjek pengetahuan), the knowing (proses berfikir), knowledge (pengetahuan), landasan sains, penalaran, logika, fakta, berfikir deduktif dan induktif, serta hubungan antara teori, metodologi dan teknik dalam metode ilmiah.
2. THE KNOWER
• Naluri manusia adalah selalu ingin tahu.
• The knower merupakan subyek dalam pemahaman dan
pengembangan sains
• Kemampuan manusia untuk mengetahui :
- kognitif (kemampuan untuk mengetahui, yaitu
mengerti, memahami, mengahayati);
- afektif (kemampuan untuk merasakan);
- psikomotorik (kemampuan untuk mencapai apa yang
dirasakan, atau kemampuan menerapkan).
• Satu lagi sifat manusia sebagai knower : adalah
kesadaran. Kesadaran adalah landasan untuk nalar dan
berfikir.
3. THE KNOWING
• The knowing adalah nalar atau berfikir.
• Manusia berfikir tentang segala sesuatu, baik yang
dapat diindera maupun yang tidak dapat diindera.
• Segala sesuatu yang dapat diindera oleh manusia
disebut pengalaman atau experience.
• Segala sesuatu yang tidak dapat diindera disebut
dengan metafisika.
• Berfikir tentang pengalaman disebut dengan berfikir
dengan empirikal; dan berfikir tentang alam gaib disebut
dengan transendental.
4. KNOWLEDGE
• Fungsi dari sains adalah pencarian atau penemuan
knowledge.
• Knowledge berhubungan dengan kepercayaan :
reliabilitas dan soliditas dari dunia eksternal (yang dapat
diketahui dalam rangka pengujian hipotesis-hipotesis),
melalui sense perception, pertalian dengan ingatan
(memory) dan pengenalan obyek-obyek yang sama
seperti dilihat sebelumnya (merupakan warisan dunia
empiris).
5. LANDASAN SAINS
• Konsep merupakan hasil dari konseptualisasi yang
timbul dari persepsi indrawi. Konsep dituangkan dalam
bentuk subyek – predikat.
• Komparasi : ialah membandingkan/merangkaikan
konsep-konsep, melihat persamaan dari yang berbeda
dan melihat perbedaan dari yang sama. Antara 2 konsep
dapat bersinggungan, sama dengan, lebih besar, lebih
kecil, tercakup, dan meliputi.
• Kausalitas : ialah merupakan sebab- akibat, tiada sebab
tanpa akibat dan tiada akibat tanpa sebab. Pada posisi
ini kita sudah mencapai derajad pengetahuan yang
paling tinggi.
6. PENALARAN
• Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan.
• Manusia dan binatang sama-sama memiliki
pengetahuan, tetapi manusia mampu
mengembangkan pengetahuan karena memiliki
kemampuan bahasa dan kemampuan penalaran.
• Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam
menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
• Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang
mempunyai karakteristik dalam menemukan
kebenaran.
• Tiap jalan pikiran mempunyai kriteria kebenaran.
7. CIRI PENALARAN
• Penalaran merupakan suatu proses berfikir
yang membuahkan pengetahuan.
• Adanya suatu pola berfikir yang secara luas
disebut logika.
Kegiatan penalaran merupakan proses berfikir
logis.
Berfikir logis adalah kegiatan berfikir menurut
logika tertentu.
• Adanya sifat analitik dari suatu proses berfikir.
Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan
analisis yang mempergunakan logika ilmiah.
8. LOGIKA
• Adanya suatu pola berfikir yang secara luas
disebut logika.
Kegiatan penalaran merupakan proses berfikir
logis.
Berfikir logis adalah kegiatan berfikir menurut
logika tertentu.
• Adanya sifat analitik dari suatu proses berfikir.
Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan
analisis yang mempergunakan logika ilmiah.
9. PENGERTIAN TENTANG ILMU
• Ilmu adalah pengetahuan sesuatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu.
• Ilmu pengetahuan atau Science adalah the
study of the structure and behavior of the
phisical and natural world and sociaty,
especially through observation and
experiment.
• Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam dan
manusia.
10. ILMU DAN ILMIAH
• Ilmu adalah suatu bentuk ciptaan Tuhan. Orang tidak
menciptakan ilmu, tetapi mencari ilmu atau
mengungkapkan ilmu.
• Menuntut dan mencari ilmu adalah wajib bagi setiap
orang, jika seseorang menguasai ilmu maka ilmu dapat
memberikan kenikmatan kepadanya.
• Sifat Ilmiah adalah berkaitan dengan teori dengan ciri-ciri
obyektif, metodis, sistematis dan universal.
• Karakteristik berfikir ilmiah : meluas, mendalam dan
spekulatif.
11. METODE ILMIAH
• Metode ilmiah atau proses ilmiah
merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
• Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang
dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukan eksperimen dan atau
pengamatan.
• Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.
12. METODE ILMIAH
• Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat
langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan
dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen dan atau pengamatan (pengujian atas
semua hal di atas)
• Karakteristik Metode Ilmilah :
- Logis
- Obyektif
- Konseptual
13. LANGKAH METODE ILMIAH
• Masalah
• Rumusan masalah
• Pengajuan hipotesis
• Pendekatan/pemecahan masalah melalui
penelitian (eksperimen dan pengamatan)
• Metode/pendekatan strategi penelitian
• Menyusun instrumen penelitian
• Mengumpulkan dan menganalisis data
• Kesimpulan
14. KERANGKA BERFIKIR ILMIAH
• Ilmu dimulai dari fakta dan diakhiri dengan
fakta
• Karena itu teori ilmiah harus konsisten
dengan dengan teori sebelumnya dan harus
cocok dengan fakta empiris.
• Dalam metode ilmiah digunakan penjelasan
sementara yang disebut hipotesis.
• Hipotesis disusun secara deduktif dengan
mengambil premis dari pengetahuan ilmiah
yang sudah diketahui sebelumnya.
• Hipotesis dapat juga disebut dengan teori
ad-hoc.
15. STRUKTUR METODE ILMIAH
PROSES LOGICO
• Perumusan masalah
• Perumusan tujuan dan kegunaan.
• Penyusunan kerangka teoritis.
PROSES HIPOTETICO
• Spesifikasi model dan perumusan hipotesis
PROSES VERIFICATIVE
• Prosedur pengumpulan dan analisis data
• Penarikan kesimpulan/generalisasi
16. UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH
• Postulat, sama dengan aksioma, yang
merupakan perjanjian yang dibuat dan
merupakan asumsi dasar yang kebenarannya
dapat diterima tanpa dituntut pembuktiannya
• Asumsi adalah anggapan dasar yang dibuat
untuk menyederhanakan kerumitan dunia nyata
• Premis adalah suatu yang benar dan digunakan
sebagai pangkal tolak proses lebih lanjut.
• Hipotesis merupakan hasil deduksi dari teori
yang sudah ada untuk diuji secara empiris.
17. HUBUNGAN ANTARA
TEORI, METODOLOGI DAN TEKNIK
• Teori, metodologi dan teknik adalah ilmu,
sifatnya juga nalar, namun titik beratnya pada
empiri, yaitu nalar untuk mengungkapkan alam
empiri.
• Teori adalah serangkaian asumsi, konsep,
definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena alam secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep.
• Metodologi adalah upaya untuk mengem-
bangkan ilmu.
18. • Metodologi dirinci menjadi bagian-bagian
utama : identifikasi dan perumusan masalah,
kerangka pemikiran teoritis, hipotesis, disain
pengumpulan data, disain pengujian hipotesis,
dan penarikan kesimpulan.
• Teknik adalah teknik penelitian atau metode
yang khas untuk setiap disiplin ilmu.
19. METODOLOGI DAN METODE
• Metodologi tidak sama dengan metode.
• Methodology didefinisikan sebagai a set of
system of method, principles and rules of
regulating a given discipline.
• Sedangkan method artinya: a procedure,
technique, or way of doing somethings,
especially in accordance with a definite plan.
20. FAKTA (BHS LATIN : FACTUS)
• Fakta ialah segala sesuatu yang tertangkap
oleh indra manusia.
• Fakta dalam istilah keilmuan merupakan
suatu hasil observasi yang obyektif dan
dapat diverifikasi.
• Fakta adalah pengamatan yang diverifikasi
secara empiris.
• Catatan atas pengumpulan fakta disebut
data.
• Fakta dalam prosesnya kadangkala menjadi
ilmu.
21. BERFIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
• Untuk sampai kepada pengetahuan orang
berfikir secara deduktif atau secara induktif.
• Berfikir deduktif dimulai secara umum dan
berakhir secara khusus.
• Berfikir induktif dimulai secara khusus dan
berakhir secara umum.
• Cara berfikir mana yang benar terus-menerus
diperdebatkan di kalangan para filsuf dan
ilmuwan.
• Pada abad ke-20 kedua hal itu disatu padukan
dalam azas logico – hipotetico – verificative.
22. BERFIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
• Berfikir deduktif berpangkal pada suatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui/diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
• Berfikir induktif berpangkal dari suatu peristiwa
khusus sebagai hasil pengamatan empirik, dan
berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat
umum.
• Penalaran deduktif merupakan kebalikan dari
penalaran induktif.
23. BERFIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
• Pola berfikir deduktif terdiri dari :
- silogisme : premis mayor dan premis minor
- polisilogisme
- sorites
X Y1 Y2 Z, Kesimpulan : X Z
• Pola berfikir induktif terdiri dari :
- generalisasi
- analogi
Generalisasi bukan abstraksi, generalisasi
adalah keberlakuan secara umum.