SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
DOSEN PEMBIMBING : BUHAERAH, S.Pd., M.Pd 
DISUSUN OLEH 
KELOMPOK 3 : 
YULIARTI RAMLI 
JAMAL AKBAR 
NURAINI 
RAHMAWATI 
GIAN RAHMATULLAH 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 
T.A. 2013 / 2014
I. TEORI DASAR PENARIKAN SAMPEL 
I.1 Alasan Pengambilan Sampel 
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri 
secara harfiah berarti contoh). Sampel yang diambil dari populasi harus "representatif" 
(mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi 
populasinya. 
Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu x ̅ untuk 
harga rata-rata hitung dan s untuk simpangan baku. 
Alasan perlunya pengambilan sampel : 
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 
2. Lebih cepat dan lebih mudah. 
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 
4. Dapat ditangani lebih teliti. 
I.2 Teknik Pengambilan Sampel 
(1) Teknik Sampling Secara Probabilitas 
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang 
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota 
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan 
merupakan sampel yang representatif. 
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 
a. Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling 
populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana 
adalah dengan undian. 
b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa 
penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian 
dari daftar populasi. 
c. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). 
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil 
dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara 
undian maupun sistematis.
d. Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya 
bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara 
proportional. 
e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling). Ada kalanya peneliti tidak tahu 
persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi 
tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan 
sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik 
pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling. 
(2) Teknik Sampling Secara Non-Probabilitas. 
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan 
atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis 
atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut : 
a. Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara purposif 
merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan 
kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. 
b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan sample pola ini 
dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan 
berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan 
informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, 
seolah-olah terjadi efek bola salju. 
c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan 
dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan 
sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula 
proses pengumpulan data. 
d. Accidental sampling atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja terjadi 
diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara 
kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data 
dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan 
sampel secara kebetulan.
I.3 Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi 
Rumus : 
Ket : 
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan 
훼 = derajat kepercayaan 
Z = score berdasarkan nilai α yang diinginkan 
P = proporsi dari penelitian sebelumnya 
1-p = proporsi untuk tidak terjadinya suatu 
kejadian 
d = besar Z sesuai dengan nilai α 
푛 = 
2 푝(1 − 푝)푁 
푍훼/2 
2 푝(1 − 푝) 
푑2(푁 − 1) + 푍훼/2 
푛 = 
2 푝(1 − 푝) 
푍훼/2 
Contoh : 
푑2 
휶 ퟏ − 휶 풁ퟏ−휶/ퟐ 풁ퟏ−휶 
1% 99% 2,58 2,33 
5% 95% 1,96 1,64 
10% 90% 1,64 1,28 
Seorang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten ingin mengetahui proporsi anak-anak di 
kabupatennya yang sudah menerima imunisasi lengkap. Dengan anggapan bahwa akan 
dipilih sebuah sampel acak sederhana, berapakah jumlah anak yang harus diteliti dengan 
presisi 10% dan α = 5%. 
Diketahui : 
α = 5%. = 0,05 
d = 10 % = 0,1 
P = tidak diketahui sehingga menggunakan P terbesar yaitu 0,5 sehingga 1-P = 0,5 
푛 = 
2 푝(1 − 푝) 
푍훼/2 
푑2 
푛 = 
1,96 ∙ 0,5 ∙ 0,5 
0,12 
푛 = 96,04
I.4 Jumlah Sampel untuk Uji Hipotesis 
Rumus : 
Ket : 
n = jumlah sampel tiap kelompok 
푍훼/2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan 
푍훽 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar 
dinginkan 
휎 = standar deviasi kesudahan (outcome) 
휇1 = mean outcome kelompok tidak terpapar 
휇2 = mean outcome kelompok terpapar 
II. Estimasi 
II.1 Pengertian Estimasi 
Estimasi merupakan kegiatan penarikan kesimpulan statistik yang berawal dari hal-hal 
yang bersifat umum ke hal – hal yang bersifat khusus, agar penarikan kesimpulan dapat 
dibenarkan dan mampu mendekati kebenaran maka dibutuhkan suatu alat untuk memproses 
data secara benar, jika kegiatan estimasi dapat dilakukan secara benar maka semua keputusan 
yang berkaitan dengan estimasi dapat dilakukan juga dengan benar dan dapat untuk 
mengatasi segala persoalan statistik. 
II.2 Estimasi Titik dan Estimasi Interval 
A. Estimasi Titik 
Rumus : 
Ket : 
S2 = variasi proporsi 
푛 = 
2휎 (푍훼/2 + 푍훽 ) 
(휇1 − 휇2)2 
푆 2 = 푛 ∙ 푝 ∙ 푞
n = jumlah percobaan (sampel) 
p = proporsi sampel sukses x 
q = proporsi sampel gagal (1-p) 
Untuk menghitung standar deviasi proporsi : 
푆 = √푆 2 
Contoh : 
Sebuah sekolah akan mengadakan darmawisata. Ada sebanyak 1.500 peserta yang 
menyatakan ingin ikut serta. Namun setelah diteliti, ternyata hanya 750 peserta saja yang 
menyatakan kepastiannya mengikuti darmawisata tersebut. Sisanya masih ragu-ragu dan 
berhalangan. Berapa estimasi titik terhadap proporsi jumlah peserta yang ikut dalam acara 
darmawisata tersebut? 
Jawab: 
Pertama-tama, kita hitung terlebih dahulu nilai p (proporsi sampel sukses). 
Kedua, kita hitung nilai q (proporsi sampel gagal) 
Ketiga, hitunglah estimasi terhadap variance dan standar deviasi proporsi: 
Jadi, estimasi titik terhadap jumlah peserta yang mengikuti darmawisata adalah 19,36. 
B. Estimasi Interval 
Rumus : 
×= 푍훼/2( 
휎 
√푛 
)
Ket : 
X = nilai rata-rata 
푍훼/2 = nilai tingkat kepercayaan berdasarkan nilai pada tabel 
휎 = standar deviasi dari tingkat populasi 
n = jumlah sampel 
Contoh : 
Seorang peneliti ingin mengetahui dampak kenaikan listrik 15% pada industri kecil dan 
menengah (UKM). Responden yang ditanyai sebanyak 25 dari 930 anggota (UKM). Hasil 
penelitian menunjukkan biaya produksi rata-rata meningkat 20%. Apabila standar deviasinya 
8%, buatlah estimasi interval kenaikan biaya produksi (UKM) akibat kenaikan listrik dengan 
kepercayaan 95%? 
Jawab: 
Diketahui: 
Penyelesaian: 
×= 푍훼 /2 ( 
휎 
√푛 
) 
II.3 Estimasi Data Numerik dan Kategorik 
A. Verbal Numerik, adalah verbal yang mengukur objek tertentu. Misalnya umur, berat 
badan, suhu, dsb. Variabel numerik dibentuk oleh skala interval dan rasio. 
B. Variabel Kategorik, adalah variabel yang membagi individu menurut kategori / 
sifatnya. Misalnya jenis kelamin, pendidikan terakhir, dsb. Varibel kategorik dibentuk 
oleh skala nominal dan ordinal.
III. Uji Hipotesis Perbedaan 2 Mean 
III.1 Konsep Uji Hipotesis 
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat 
signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. 
Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat 
signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi 
adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika 
hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang 
dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan 
mewakili nilai populasi dimana sample berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua 
hipotesis, yaitu : 
 H0 (hipotessis nol) dan H1 (hipotesis alternatif) 
Contoh uji hipotesis misalnya rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10 (μ x= 10), 
maka bunyi hipotesisnya ialah: 
 H0: Rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10 
 H1: Rata-rata produktivitas pegawai tidak sama dengan 10 
Hipotesis statistiknya: 
 H0: μ x= 10 
 H1: μ x > 10 Untuk uji satu sisi (one tailed) atau 
 H1: μ x < 10 
 H1: μ x ≠ 10 Untuk uji dua sisi (two tailed) 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam uji hipotesis ialah; 
 Untuk pengujian hipotesis kita menggunakan data sample. 
 Dalam pengujian akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu pengujian signifikan 
secara statistik jika kita menolak H0 dan pengujian tidak signifikan secara statistik 
jika kita menerima H0. 
 Jika kita menggunakan nilai t, maka jika nilai t yang semakin besar atau menjauhi 0, 
kita akan cenderung menolak H0; sebaliknya jika nila t semakin kecil atau mendekati 
0 kita akan cenderung menerima H0.
III.2 Konsep Uji Hipotesis Perbedaan 2 Mean (Uji-T) 
A. Uji-T 
Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu 
sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman 
dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak. 
B. Uji-T 1 Sampel 
One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. 
Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak 
dengan rata-rata sebuah sampel. Uji-t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki 
tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak. 
 Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian 
kiri Kurva 
 Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di 
bagian kanan kurva. 
 Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan 
diletakkan di bagian kanan dan kiri 
C. Uji-T Berpasangan 
Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t 
berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah 
proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji 
banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun 
sesudahnya. Lanjutan dari uji t berpasangan adalah uji ANOVA berulang. 
Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana 
data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada 
kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan 
yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 
macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. 
Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan 
sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat
tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, 
barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan 
demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek 
penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat. 
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t berpasangan adalah: 
푡 = (푋 − 푌)√ 
푛 (푛 − 1) 
Σ (푋푓 − 푌푓 1 )2 
푓 
Uji-t berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah sampel. 
Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut: 
H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0) 
Ha: D ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0)

More Related Content

What's hot

Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistikpjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistikpjj_kemenkes
 
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik1234567898765432112345
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa datasyaiful17
 
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data
teknik pengumpulan data dan teknik analisis datateknik pengumpulan data dan teknik analisis data
teknik pengumpulan data dan teknik analisis dataCucu Sya'diah
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifI Wayan Mudita
 
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingReza J
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataKacung Abdullah
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) humanistik
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiFitri Ciptosari
 
PPT ANALISIS DATA SURVEI
PPT ANALISIS DATA SURVEIPPT ANALISIS DATA SURVEI
PPT ANALISIS DATA SURVEIDarliana Darwis
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikWinda nawangasari
 

What's hot (19)

Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistik
 
Biostatistik,,
Biostatistik,, Biostatistik,,
Biostatistik,,
 
Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistik
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa data
 
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data
teknik pengumpulan data dan teknik analisis datateknik pengumpulan data dan teknik analisis data
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data Kuantitatif
 
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
 
3 biostatistik
3 biostatistik3 biostatistik
3 biostatistik
 
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra)
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasi
 
Bab IR
Bab IRBab IR
Bab IR
 
PPT ANALISIS DATA SURVEI
PPT ANALISIS DATA SURVEIPPT ANALISIS DATA SURVEI
PPT ANALISIS DATA SURVEI
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistik
 

Similar to Biostatistika Dasar

Populasi
PopulasiPopulasi
PopulasiUFDK
 
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxe. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxLuhPutuSafitriPratiw1
 
teknik-sampling-statuistik-151222151340.ppt
teknik-sampling-statuistik-151222151340.pptteknik-sampling-statuistik-151222151340.ppt
teknik-sampling-statuistik-151222151340.pptfirdausindrajaya
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekRoisah Elbaety
 
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptxTEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptxdiah739734
 
Teori pengambilan sampel
Teori pengambilan sampelTeori pengambilan sampel
Teori pengambilan sampelEmi Suhaemi
 
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampelPert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampelArief Pratama
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelzmeffendi
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnMahruriSaputra
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Dewaayu Nopiyanti
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt newabiumi01
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampeldedih_rr
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataAni Istiana
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan SampelBBPP_Batu
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!windri3
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Kampus-Sakinah
 

Similar to Biostatistika Dasar (20)

Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxe. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
 
teknik-sampling-statuistik-151222151340.ppt
teknik-sampling-statuistik-151222151340.pptteknik-sampling-statuistik-151222151340.ppt
teknik-sampling-statuistik-151222151340.ppt
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptxTEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
 
Teknik sampling
Teknik sampling Teknik sampling
Teknik sampling
 
Teori pengambilan sampel
Teori pengambilan sampelTeori pengambilan sampel
Teori pengambilan sampel
 
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampelPert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt new
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
 
Sampling
SamplingSampling
Sampling
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 

More from yuliartiramli

More from yuliartiramli (20)

Telaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMATelaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMA
 
Pengantar Bioteknologi
Pengantar BioteknologiPengantar Bioteknologi
Pengantar Bioteknologi
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Biologi Sel
Biologi SelBiologi Sel
Biologi Sel
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
 
Perilaku Hewan
Perilaku HewanPerilaku Hewan
Perilaku Hewan
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
 
Alga Hijau Biru
Alga Hijau BiruAlga Hijau Biru
Alga Hijau Biru
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Biostatistika Dasar

  • 1. DOSEN PEMBIMBING : BUHAERAH, S.Pd., M.Pd DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 : YULIARTI RAMLI JAMAL AKBAR NURAINI RAHMAWATI GIAN RAHMATULLAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI T.A. 2013 / 2014
  • 2. I. TEORI DASAR PENARIKAN SAMPEL I.1 Alasan Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Sampel yang diambil dari populasi harus "representatif" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu x ̅ untuk harga rata-rata hitung dan s untuk simpangan baku. Alasan perlunya pengambilan sampel : 1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 2. Lebih cepat dan lebih mudah. 3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 4. Dapat ditangani lebih teliti. I.2 Teknik Pengambilan Sampel (1) Teknik Sampling Secara Probabilitas Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian. b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi. c. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
  • 3. d. Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional. e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling). Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling. (2) Teknik Sampling Secara Non-Probabilitas. Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut : a. Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju. c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data. d. Accidental sampling atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.
  • 4. I.3 Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi Rumus : Ket : n = jumlah sampel minimal yang diperlukan 훼 = derajat kepercayaan Z = score berdasarkan nilai α yang diinginkan P = proporsi dari penelitian sebelumnya 1-p = proporsi untuk tidak terjadinya suatu kejadian d = besar Z sesuai dengan nilai α 푛 = 2 푝(1 − 푝)푁 푍훼/2 2 푝(1 − 푝) 푑2(푁 − 1) + 푍훼/2 푛 = 2 푝(1 − 푝) 푍훼/2 Contoh : 푑2 휶 ퟏ − 휶 풁ퟏ−휶/ퟐ 풁ퟏ−휶 1% 99% 2,58 2,33 5% 95% 1,96 1,64 10% 90% 1,64 1,28 Seorang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten ingin mengetahui proporsi anak-anak di kabupatennya yang sudah menerima imunisasi lengkap. Dengan anggapan bahwa akan dipilih sebuah sampel acak sederhana, berapakah jumlah anak yang harus diteliti dengan presisi 10% dan α = 5%. Diketahui : α = 5%. = 0,05 d = 10 % = 0,1 P = tidak diketahui sehingga menggunakan P terbesar yaitu 0,5 sehingga 1-P = 0,5 푛 = 2 푝(1 − 푝) 푍훼/2 푑2 푛 = 1,96 ∙ 0,5 ∙ 0,5 0,12 푛 = 96,04
  • 5. I.4 Jumlah Sampel untuk Uji Hipotesis Rumus : Ket : n = jumlah sampel tiap kelompok 푍훼/2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan 푍훽 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar dinginkan 휎 = standar deviasi kesudahan (outcome) 휇1 = mean outcome kelompok tidak terpapar 휇2 = mean outcome kelompok terpapar II. Estimasi II.1 Pengertian Estimasi Estimasi merupakan kegiatan penarikan kesimpulan statistik yang berawal dari hal-hal yang bersifat umum ke hal – hal yang bersifat khusus, agar penarikan kesimpulan dapat dibenarkan dan mampu mendekati kebenaran maka dibutuhkan suatu alat untuk memproses data secara benar, jika kegiatan estimasi dapat dilakukan secara benar maka semua keputusan yang berkaitan dengan estimasi dapat dilakukan juga dengan benar dan dapat untuk mengatasi segala persoalan statistik. II.2 Estimasi Titik dan Estimasi Interval A. Estimasi Titik Rumus : Ket : S2 = variasi proporsi 푛 = 2휎 (푍훼/2 + 푍훽 ) (휇1 − 휇2)2 푆 2 = 푛 ∙ 푝 ∙ 푞
  • 6. n = jumlah percobaan (sampel) p = proporsi sampel sukses x q = proporsi sampel gagal (1-p) Untuk menghitung standar deviasi proporsi : 푆 = √푆 2 Contoh : Sebuah sekolah akan mengadakan darmawisata. Ada sebanyak 1.500 peserta yang menyatakan ingin ikut serta. Namun setelah diteliti, ternyata hanya 750 peserta saja yang menyatakan kepastiannya mengikuti darmawisata tersebut. Sisanya masih ragu-ragu dan berhalangan. Berapa estimasi titik terhadap proporsi jumlah peserta yang ikut dalam acara darmawisata tersebut? Jawab: Pertama-tama, kita hitung terlebih dahulu nilai p (proporsi sampel sukses). Kedua, kita hitung nilai q (proporsi sampel gagal) Ketiga, hitunglah estimasi terhadap variance dan standar deviasi proporsi: Jadi, estimasi titik terhadap jumlah peserta yang mengikuti darmawisata adalah 19,36. B. Estimasi Interval Rumus : ×= 푍훼/2( 휎 √푛 )
  • 7. Ket : X = nilai rata-rata 푍훼/2 = nilai tingkat kepercayaan berdasarkan nilai pada tabel 휎 = standar deviasi dari tingkat populasi n = jumlah sampel Contoh : Seorang peneliti ingin mengetahui dampak kenaikan listrik 15% pada industri kecil dan menengah (UKM). Responden yang ditanyai sebanyak 25 dari 930 anggota (UKM). Hasil penelitian menunjukkan biaya produksi rata-rata meningkat 20%. Apabila standar deviasinya 8%, buatlah estimasi interval kenaikan biaya produksi (UKM) akibat kenaikan listrik dengan kepercayaan 95%? Jawab: Diketahui: Penyelesaian: ×= 푍훼 /2 ( 휎 √푛 ) II.3 Estimasi Data Numerik dan Kategorik A. Verbal Numerik, adalah verbal yang mengukur objek tertentu. Misalnya umur, berat badan, suhu, dsb. Variabel numerik dibentuk oleh skala interval dan rasio. B. Variabel Kategorik, adalah variabel yang membagi individu menurut kategori / sifatnya. Misalnya jenis kelamin, pendidikan terakhir, dsb. Varibel kategorik dibentuk oleh skala nominal dan ordinal.
  • 8. III. Uji Hipotesis Perbedaan 2 Mean III.1 Konsep Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan mewakili nilai populasi dimana sample berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu :  H0 (hipotessis nol) dan H1 (hipotesis alternatif) Contoh uji hipotesis misalnya rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10 (μ x= 10), maka bunyi hipotesisnya ialah:  H0: Rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10  H1: Rata-rata produktivitas pegawai tidak sama dengan 10 Hipotesis statistiknya:  H0: μ x= 10  H1: μ x > 10 Untuk uji satu sisi (one tailed) atau  H1: μ x < 10  H1: μ x ≠ 10 Untuk uji dua sisi (two tailed) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam uji hipotesis ialah;  Untuk pengujian hipotesis kita menggunakan data sample.  Dalam pengujian akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu pengujian signifikan secara statistik jika kita menolak H0 dan pengujian tidak signifikan secara statistik jika kita menerima H0.  Jika kita menggunakan nilai t, maka jika nilai t yang semakin besar atau menjauhi 0, kita akan cenderung menolak H0; sebaliknya jika nila t semakin kecil atau mendekati 0 kita akan cenderung menerima H0.
  • 9. III.2 Konsep Uji Hipotesis Perbedaan 2 Mean (Uji-T) A. Uji-T Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak. B. Uji-T 1 Sampel One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Uji-t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.  Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian kiri Kurva  Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di bagian kanan kurva.  Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri C. Uji-T Berpasangan Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan dari uji t berpasangan adalah uji ANOVA berulang. Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat
  • 10. tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t berpasangan adalah: 푡 = (푋 − 푌)√ 푛 (푛 − 1) Σ (푋푓 − 푌푓 1 )2 푓 Uji-t berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah sampel. Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0) Ha: D ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0)