SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
DeskripsiBurung Maleo (Macrocephalon maleo)
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan sejenis burung langka yang berasal
dari famili megapodiidae dan genus macrocephalon. Burung Maleo tergolong unik karena
hewan ini terkenal karena mempunyai sifat setia terhadap pasangannya dan tidak akan
berpaling ke burung jantan atau betina lain.
Burung Maleo tidak bisa ditemukan di daerah lain dan hanya bisa ditemukan di Pulau
Sulawesi sehingga burung ini disebut dengan satwa endemik Sulawesi.
Status hewan ini masuk dalam “hampir punah” oleh IUCN, sedangkan CITES
memasukkan status burung ini dengan kategori Appendix I. Burung maleo menjadi langka
karena habitatnya terus terdesaknya hutan akibat penebangan liar ataupun banyaknya
perburuan telur dan burung ini oleh manusia ataupun hewan predator seperti Elang, Kucing,
Babi Hutan (Sus sp), dan Biawak (Varanus sp).
Namun untuk saat ini keberadaan dari burung ini sedikit terlindungi dari ancaman
punah berkat adanya kerja sama antara Dinas Kehutanan Melalui Balai Taman Nasional Lore
Lindu dan masyarakat setempat yang berhasil membuat tempat penangkarannya.
Ciri-ciri Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Satu lagi kekayaan hayati Indonesia yang mengagumkan. Sekilas tampak seperti ayam,
tetapi memang benar binatang ini adalah sejenis unggas. Burung Maleo (Macrocephalon
maleo) termasuk unggas dengan ukuran tubuh sedang, sekitar 55 cm panjangnya, besar di
bagian tubuhnya dan mengecil di bagian kepala, dengan warna dominan hitam, dan merah
muda keputihan di bagian dadanya, iris mata Burung Maleo berwarna merah kecoklatan, kaki
berwarna abu-abu, paruh berwarna jingga. Tubuh yang besar dan kepala yang kecil berfungsi
saat Maleo beristirahat, juga saat bersembunyi ditanah dari ancaman predator. Kakinya
berkuku dan berselaput, namun bukan untuk berenang melainkan untuk menggaruk tanah.
Tetapi ciri yang paling cepat dan mudah untuk mengenalinya adalah batok kepalanya yang
hitam mengkilat. Yang biasa membedakan jantan dan betina Burung Maleo, betina Burung
Maleo ukuran yang lebih kecil sedikit di banding jantan Burung Maleo.
Maleo banyak menghabiskan hidupnya di darat, karena makanannya seperti serangga, semut,
dan biji-bijian. Namun juga berpindah dari pohon ke pohon untuk menghindari predator.
Maleo ada yang hidup sendiri dan ada yang hidup secara berkelompok, tetapi sepanjang
hidupnya dilewatkan dengan satu-satunya pasangannya.
Habitat
Burung maleo memiliki habitat di sekitar gunung api di pulau Sulawesi. Karakteristik
habitat tersebut terkait dengan reproduksi burung malaeo yaitu tidak mengengrami telurnya
seperti halnya unggas yang lain. Tonjolan pada kepala burung maleo memiliki fungsi untuk
mendeteksi panas bumi. Burung betina yang akan bertelur biasanya akan menggali lubang
bersama burung jantan untuk meletakkan telur. Kedalaman lubang yang dihasilkan
tergantung dari sumber panas. Burung maleo betina yang telah bertelur umumnya akan
pingsan karena menghasilkan telur dengan besar 5 kali dari telur ayam. Telur yang dihasilkan
oleh burung maleo betina hanya 1 tiap sekali bertelur. Namun lubang yang digali oleh burung
maleo lebih dari satu lubang. Hal ini guna menghindari predator. Lubang yang telah berisi
telur selanjutnya akan ditinggalkan begitu saja oleh burung maleo. Burung maleo yang telah
menetas harus berjuang sendiri untuk keluar dari lubang. Keunikan burung ini dibanding
burung yang lain karena burung ini dapat langsung terbang setelah menetas.
Kemampuan terbang anak maleo yang baru menetas ini dikarenakan kandungan nutrisi
pada telur maleo lima kali lipat lebih banyak dari telur biasa. Anak maleo juga sudah
memiliki insting untuk mencari makan dan bertahan hidup sendiri meski tanpa bantuan dan
asuhan induknya. Anak maleo juga sudah harus menjaga dirinya sendiri dari hewan
pemangsa, seperti ular, kadal, babi hutan, burung elang, dan lainnya.
DaerahPeredarannya
Tidak semua tempat di Sulawesi di datangi maleo. Maleo suka melakukan penelusuran
di areal hutan. Lubang-lubang penelusuran banyak terdapat di daerah yang sama, dengan
suhu panas yang sesuai untuk pengeraman telur. Maleo senang berada di sekitar hutan pantai
gunung berapi dan daerah pasir terbuka.
Populasi burung ini biasa ditemukan di pulau Sulawesi. Burung maleo mempunyai populasi
yang lebih banyak di Sulawesi Tenggara bila dibandingkan dengan daerah lain di pulau
Sulawesi. Salah satu dari habitat burung maleo adalah cagar alam Saluki, Donggala di
Sulawesi Tengah. Di Taman Nasional Lore Lindu ini populasi burung maleo diperkirakan
hanya tersisa 320 ekor. Burung maleo juga dapat ditemukan di daerah Kabupaten Sigi (Desa
Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupaten Banggai. Di Tanjung Binerean (Sulawesi Utara),
pemerintah daerah menyediakan lahan seluas 14 hektar di kawasan pantai, khusus untuk
konservasi atau penyelamatan maleo. Karena populasi burung maleo yang semakin sedikit
maka burung yang termasuk unik ini keberadaannya dilindungi dari kepunahan.
Berdasarkan SK. No. Kep. 188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Februari 1990, Burung Maleo
dinyatakan sebagai Satwa Maskot provinsi Sulawesi Tengah.
PenyebabMenurunnya Populasi
Menurunnya populasi maleo ini diakibatkan oleh beberapa faktor. Habitatnya yang khusus
yaitu di daerah pantai berpasir panas atau di pegunungan dengan sumber mata air panas atau
kondisi geothermal tertentu menjadi salah satu pendorong punahnya unggas ini. Hanya di
daerah dengan kondisi geothermal tertentu itulah maleo dapat menetaskan telurnya. Kondisi
ini diperparah dengan tingkat kematian anak maleo yang tinggi. Pembuka lahan oleh manusia
jelas mengancam habitatnya yang khusus tersebut. Perburuan telur maleo oleh manusia serta
predator lain, seperti biawak (Varanus sp), babi hutan (Sus sp), elang, tikus, dan lainnya
juga turut mengancam kelestarian burung ini.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Megapodidae
Genus : Macrocephalon
Species : Macrocephalon maleo

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
 
382596911 ppt-tata-surya-kelas-vi
382596911 ppt-tata-surya-kelas-vi382596911 ppt-tata-surya-kelas-vi
382596911 ppt-tata-surya-kelas-vi
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologi
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
 
Fitoplankton
FitoplanktonFitoplankton
Fitoplankton
 
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk HidupKeanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
 
Limnologi
Limnologi Limnologi
Limnologi
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
 
Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
 
alga diatomae
alga diatomaealga diatomae
alga diatomae
 
Kloning hewan pptx
Kloning hewan pptxKloning hewan pptx
Kloning hewan pptx
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 
Sistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikanSistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikan
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 

Viewers also liked

Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia yuliartiramli
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Selyuliartiramli
 
Sumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSEPTI PRAVITA
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar yuliartiramli
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasiyuliartiramli
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahAugust Ruris Narendra
 
Telaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMATelaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMAyuliartiramli
 
Pengantar Bioteknologi
Pengantar BioteknologiPengantar Bioteknologi
Pengantar Bioteknologiyuliartiramli
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiapil73
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 

Viewers also liked (20)

Ekspektoran
EkspektoranEkspektoran
Ekspektoran
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Perilaku Hewan
Perilaku HewanPerilaku Hewan
Perilaku Hewan
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Sumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan Pembelajaran
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar
 
Biologi Sel
Biologi SelBiologi Sel
Biologi Sel
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
Telaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMATelaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMA
 
Pengantar Bioteknologi
Pengantar BioteknologiPengantar Bioteknologi
Pengantar Bioteknologi
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 

Similar to Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo) (20)

Hewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahanHewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahan
 
Makalah maleo
Makalah maleoMakalah maleo
Makalah maleo
 
Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
 
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxHEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
 
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langkaFaktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langkah
Hewan langkahHewan langkah
Hewan langkah
 
Hewan langkah
Hewan langkahHewan langkah
Hewan langkah
 
Hewan langkah dan tumbuhan langkah
Hewan langkah dan tumbuhan langkahHewan langkah dan tumbuhan langkah
Hewan langkah dan tumbuhan langkah
 
keanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan faunakeanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan fauna
 
Yasin
YasinYasin
Yasin
 
10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
MATERI LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MATERI LINGKUNGAN HIDUP.pptxMATERI LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MATERI LINGKUNGAN HIDUP.pptx
 

More from yuliartiramli

Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran yuliartiramli
 
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"yuliartiramli
 
Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)yuliartiramli
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didikyuliartiramli
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 
Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk MenjariDaun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Menjariyuliartiramli
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoayuliartiramli
 

More from yuliartiramli (15)

Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Alga Hijau Biru
Alga Hijau BiruAlga Hijau Biru
Alga Hijau Biru
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)
 
Mineral Unsur Mikro
Mineral Unsur MikroMineral Unsur Mikro
Mineral Unsur Mikro
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
 
Akhlak
Akhlak Akhlak
Akhlak
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
 
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
 
Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk MenjariDaun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Menjari
 
Mineral Mikro
Mineral MikroMineral Mikro
Mineral Mikro
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 

Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)

  • 1. DeskripsiBurung Maleo (Macrocephalon maleo) Burung Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan sejenis burung langka yang berasal dari famili megapodiidae dan genus macrocephalon. Burung Maleo tergolong unik karena hewan ini terkenal karena mempunyai sifat setia terhadap pasangannya dan tidak akan berpaling ke burung jantan atau betina lain. Burung Maleo tidak bisa ditemukan di daerah lain dan hanya bisa ditemukan di Pulau Sulawesi sehingga burung ini disebut dengan satwa endemik Sulawesi. Status hewan ini masuk dalam “hampir punah” oleh IUCN, sedangkan CITES memasukkan status burung ini dengan kategori Appendix I. Burung maleo menjadi langka karena habitatnya terus terdesaknya hutan akibat penebangan liar ataupun banyaknya perburuan telur dan burung ini oleh manusia ataupun hewan predator seperti Elang, Kucing, Babi Hutan (Sus sp), dan Biawak (Varanus sp). Namun untuk saat ini keberadaan dari burung ini sedikit terlindungi dari ancaman punah berkat adanya kerja sama antara Dinas Kehutanan Melalui Balai Taman Nasional Lore Lindu dan masyarakat setempat yang berhasil membuat tempat penangkarannya. Ciri-ciri Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Satu lagi kekayaan hayati Indonesia yang mengagumkan. Sekilas tampak seperti ayam, tetapi memang benar binatang ini adalah sejenis unggas. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) termasuk unggas dengan ukuran tubuh sedang, sekitar 55 cm panjangnya, besar di
  • 2. bagian tubuhnya dan mengecil di bagian kepala, dengan warna dominan hitam, dan merah muda keputihan di bagian dadanya, iris mata Burung Maleo berwarna merah kecoklatan, kaki berwarna abu-abu, paruh berwarna jingga. Tubuh yang besar dan kepala yang kecil berfungsi saat Maleo beristirahat, juga saat bersembunyi ditanah dari ancaman predator. Kakinya berkuku dan berselaput, namun bukan untuk berenang melainkan untuk menggaruk tanah. Tetapi ciri yang paling cepat dan mudah untuk mengenalinya adalah batok kepalanya yang hitam mengkilat. Yang biasa membedakan jantan dan betina Burung Maleo, betina Burung Maleo ukuran yang lebih kecil sedikit di banding jantan Burung Maleo. Maleo banyak menghabiskan hidupnya di darat, karena makanannya seperti serangga, semut, dan biji-bijian. Namun juga berpindah dari pohon ke pohon untuk menghindari predator. Maleo ada yang hidup sendiri dan ada yang hidup secara berkelompok, tetapi sepanjang hidupnya dilewatkan dengan satu-satunya pasangannya. Habitat Burung maleo memiliki habitat di sekitar gunung api di pulau Sulawesi. Karakteristik habitat tersebut terkait dengan reproduksi burung malaeo yaitu tidak mengengrami telurnya seperti halnya unggas yang lain. Tonjolan pada kepala burung maleo memiliki fungsi untuk mendeteksi panas bumi. Burung betina yang akan bertelur biasanya akan menggali lubang bersama burung jantan untuk meletakkan telur. Kedalaman lubang yang dihasilkan tergantung dari sumber panas. Burung maleo betina yang telah bertelur umumnya akan pingsan karena menghasilkan telur dengan besar 5 kali dari telur ayam. Telur yang dihasilkan oleh burung maleo betina hanya 1 tiap sekali bertelur. Namun lubang yang digali oleh burung maleo lebih dari satu lubang. Hal ini guna menghindari predator. Lubang yang telah berisi telur selanjutnya akan ditinggalkan begitu saja oleh burung maleo. Burung maleo yang telah menetas harus berjuang sendiri untuk keluar dari lubang. Keunikan burung ini dibanding burung yang lain karena burung ini dapat langsung terbang setelah menetas. Kemampuan terbang anak maleo yang baru menetas ini dikarenakan kandungan nutrisi pada telur maleo lima kali lipat lebih banyak dari telur biasa. Anak maleo juga sudah memiliki insting untuk mencari makan dan bertahan hidup sendiri meski tanpa bantuan dan asuhan induknya. Anak maleo juga sudah harus menjaga dirinya sendiri dari hewan pemangsa, seperti ular, kadal, babi hutan, burung elang, dan lainnya.
  • 3. DaerahPeredarannya Tidak semua tempat di Sulawesi di datangi maleo. Maleo suka melakukan penelusuran di areal hutan. Lubang-lubang penelusuran banyak terdapat di daerah yang sama, dengan suhu panas yang sesuai untuk pengeraman telur. Maleo senang berada di sekitar hutan pantai gunung berapi dan daerah pasir terbuka. Populasi burung ini biasa ditemukan di pulau Sulawesi. Burung maleo mempunyai populasi yang lebih banyak di Sulawesi Tenggara bila dibandingkan dengan daerah lain di pulau Sulawesi. Salah satu dari habitat burung maleo adalah cagar alam Saluki, Donggala di Sulawesi Tengah. Di Taman Nasional Lore Lindu ini populasi burung maleo diperkirakan hanya tersisa 320 ekor. Burung maleo juga dapat ditemukan di daerah Kabupaten Sigi (Desa Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupaten Banggai. Di Tanjung Binerean (Sulawesi Utara), pemerintah daerah menyediakan lahan seluas 14 hektar di kawasan pantai, khusus untuk konservasi atau penyelamatan maleo. Karena populasi burung maleo yang semakin sedikit maka burung yang termasuk unik ini keberadaannya dilindungi dari kepunahan. Berdasarkan SK. No. Kep. 188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Februari 1990, Burung Maleo dinyatakan sebagai Satwa Maskot provinsi Sulawesi Tengah.
  • 4. PenyebabMenurunnya Populasi Menurunnya populasi maleo ini diakibatkan oleh beberapa faktor. Habitatnya yang khusus yaitu di daerah pantai berpasir panas atau di pegunungan dengan sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu menjadi salah satu pendorong punahnya unggas ini. Hanya di daerah dengan kondisi geothermal tertentu itulah maleo dapat menetaskan telurnya. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kematian anak maleo yang tinggi. Pembuka lahan oleh manusia jelas mengancam habitatnya yang khusus tersebut. Perburuan telur maleo oleh manusia serta predator lain, seperti biawak (Varanus sp), babi hutan (Sus sp), elang, tikus, dan lainnya juga turut mengancam kelestarian burung ini. Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves Ordo : Galliformes Familia : Megapodidae Genus : Macrocephalon Species : Macrocephalon maleo