SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
mempelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang
yang dipelajari, seperti mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang
jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap
semua sisi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya
berbagai alat teknologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks,
contohnya Fungi atau jamur.
Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau
banyak yang tidak memiliki klorofil. Jamur memiliki dinding sel yang tersusun
atas kitin. Karena sifat jamur tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur
dipisahkan dalam kingdomnya jamur tidak termasuk dalam kingdom Protista,
Monera, maupun Plantae. Karena tidak berklorofil, jamur pun temasuk ke dalam
makhluk hidup heterotof atau memperoleh makanan dari organisme lainnya,
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang
ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit, parasit, maupun
simbiosis.
Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu
Fungi (jamur) dimasukkan ke dalam kingdom Plantae karena Fungi memiliki
beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga
struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip seperti tanaman, kebanyakan
Fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, Fungi dipisahkan dari
kerajaan tumbuhan dan mempunyai kingdom sendiri karena banyak hal yang
berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga
lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan
yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh
(eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-
sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan. Jamur
bereproduksi secara aseksual maupun seksual dengan spora.
Dalam makalah yang kami susun ini aka dibahas mengenai pembentukan
basidiospora (basidiosporogenesis), pembentukan askospora (askosporogenesis),
pembentukan zigospora, serta reproduksi aseksual dan seksual pada khamir
(yeast) dan kapang (mould).
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimanakah pembentukan basidiospora (basidiosporogenesis), askospora
(askosporogenesis), dan zigospora pada fungi?
2. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada khamir (yeast)?
3. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada kapang
(mould/filamentous fungi)?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaiman pembentukan basidiospora,
askospora, dan zigospora pada fungi.
2. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan
seksual pada khamir (yeast).
3. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan
seksual pada kapang (mould/filamentous fungi).
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reproduksi Seksual Fungi
1. Pembentukan Basidiospora (Basidiosporogenesis).
Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada
yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur
Basidiomycetes.
Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang
akan menghasilkan spora seksual basidiospora. Mekanisme reproduksi seksual
Basidiomyetes adalah sebagai berikut:
a. Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n)
bertemu. Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu).
b. Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan
miselium dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium
haploid induknya.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 4
c. Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu,
mengakibatkan miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp).
d. Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut
basidium.
e. Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan
nukleus yang diploid (2n).
f. Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti
yang haploid (n).
g. Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau
membentuk tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk
ke dalam satu sterigma sehingga berkembang menjadi basidiospora yang
haploid (n).
h. Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dan basidium dan berkecambah
menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang
membentuk miselium yang haploid.
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Basidiomycetes yaitu; jamur
merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur
kayu (Ganoderma aplanatum).
2. Pembentukan Askospora (Askosporogenesis).
Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur semacam
pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan oleh kelompok
jamur Ascomycetes.
Mekanisme reproduksi seksual Ascomyetes adalah sebagai berikut:
a. Ujung dua hifa (hifa a dan b) yang kompatibel saling mendekat.
b. Ujung hifa b akan membengkak disebut askogonium. Ujung hifa b
(anteridium) akan keluar suatu saluran yang disebut trichogyne yang
menghubungkan anteridium dan akogonium trichogyne tersebut.
c. Inti a dan inti b ada bersama dalam askogonium yang dikariotik dan disebut
ascus mother cell.
d. Berlangsung mitosis dari masing-masing inti; inti a1, a2, b1, b2.
e. Terjadi pembentukan septum sehingga anak inti a2 dan b2 berada dalam satu
komparlemen.
f. Terjadi kariogami antara inti a2 dan b2 menghasilkan nukleus diploid.
g. Nukleus yang diploid melakukan meiosis pertama dan dilanjutkan meiosis
kedua menghasilkan askus dengan 4 inti.
h. Masing-masing inti melakukan mitosis menghasilkan 8 inti yang masing-
masing disebut askospora.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 5
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Ascomycetes yaitu;
Saccharomyces sp. dan Penicillium sp.
3. Pembentukan Zigospora.
Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur.
Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes.
Mekanisme reproduksi seksual Zygomyetes adalah sebagai berikut:
a. Miselium vegetatif yang pasangan tipenya berbeda (mating type) + dan -. Hifa
dari kedua tipe miselium ini dapat menghasilkan zigofor (hifa aerial). Melalui
udara, kedua zigofor yang berbeda ini saling mendekat sampai bersentuhan.
b. Pada titik sentuhan zigofor akan membengkak menjadi progametangium yang
berinti banyak setiap progametangium akan berkembang menjadi gametangium
dengan bentuk suatu sekat yang mengandung nukleus haploid.
c. Terjadi plasmogami yang menghasilkan zigosporangium.
d. Dinding zigosporangium akan menebal dan menjadi hitam atau cokelat tua.
e. Terjadi proses kariogami yang membentuk nukleus yang diploid.
f. Ketika kondisi menguntungkan, zigosporangium akan mengalami meiosis dan
bergerminasi. Dari zigosporangium akan tumbuh sporongiofor yang pada
ujungnya akan membentuk sporangium.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 6
g. Sporangium melepaskan spora-spora yang haploid.
h. Spora bergerminasi dan tumbuh menjadi miselium baru.
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Zygomycetes yaitu;
Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
B. Khamir (Yeast)
Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur
dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler. Sel khamir
dapat berbentuk bola, oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara
3-5 m. Contoh khamir yang paling populer adalah dari genus Saccharomyces .
1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan biner, dan pembentukan spora
aseksual.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 7
a. Pertunasan
Pertunasan merupakan cara reproduksi paling umum dilakukan oleh khamir.
Proses pertunasan dimulai melalui suatu saluran yang terbentuk dari vakuola di
dekat nukleus menuju dinding sel yang terdekat dengan vakuola. Karena adanya
penipisan dinding sel, maka protoplasma akan menonjol keluar kemudian
membesar dan terisi komponen-komponen nukleus dan sitoplasma dari inangnya
melalui saluran yang terbentu tersebut. Tunas terus tumbuh dan membentuk
dinding sel baru dan juka ukuran tunas sudah hampir sama besar dengan
inangnya, komponen inti akan terpisah menjadi dua.
b. Pembelahan Biner
Pembelahan sel atau pembelahan biner, mula-mula sel khamir membengkak atau
memanjang, kemudian nukleus terbagi menjadi dua dan terbentuk septa atau
dinding penyekat tanpa mengubah dinding sel. Setelah nukleus terbagi menjadi
dua, septa terbagi menjadi dua dinding dan kedua sel melepaskan diri satu sama
lain.
c. Pembentukan Spora Aseksual
Spora yang dihasilkan beberapa macam yaitu:
1) Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh
menjadi spora.
2) Balliospora, tumbuh pada ujung sel yang meruncing, satu demi satu
dilepaskan dari sel dengan tekanan.
3) Klamidospora (chlamydokonidia), konidia yang besar, berdinding tebal
biasanya bulat yang dihasilkan dari ujung atau sisipan sel-sel hifa
2. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dengan spora seksual terdiri dari:
a. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan
askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
b. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
C. Kapang (Mould / filamentous fungi)
Kapang merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk
hifa. Kapang merupakan jenis jamur multiseluler yang bersifat aktif karena
merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan-bahan organik
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat
bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal
sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan
yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau
pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang melakukan
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 8
reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua
jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.
1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi kapang secara aseksual dengan pembelahan biner, penguncupan atau
pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari
kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk
dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari
penonjolan kecil pada sel inangnya.
Secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran
kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah
beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang cocok, maka spora
tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
Spora aseksual yaitu:
a. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi
suatu hifa. Konidia kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia.
Sedangkan konidia besar dan banyak disebut makrokonidia.
b. Sporangiospora. Spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang
disebut sporangium di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora.
c. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada
ujung-ujung hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya
melepaskan diri sebagai spora.
d. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan
yang buruk yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif.
e. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh
menjadi spora.
2. Reproduksi Seksual
Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogami atau
heterogami. Isogami adalah penyatuan dua sel kelamin (gamet) yang sama bentuk
dan ukurannya. Heterogami adalah cara perkembangbiakan yang mempertemukan
2 buah sel kelamin yang berbeda, baik bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya
(perkawinan antar kelas sosial yang berbeda).
Spora seksual yaitu:
c. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan
askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
d. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 9
e. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi dinamakan gametangia.
f. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium
menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada
yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur
Basidiomycetes. Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara
hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora.
2. Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur
semacam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan
oleh kelompok jamur Ascomycetes.
3. Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia)
saling melebur. Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes.
4. Khamir (yeast) secara aseksual bereproduksi dengan cara pertunasan,
pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual yaitu
blastospora, balliospora, dan klamidospora (chlamydokonidia). Secara seksual
bereproduksi dengan spora seksual yaitu basidiospora dan askospora.
5. Kapang (mould) secara aseksual bereproduksi dengan penguncupan atau
pembentukan spora aseksual yaitu konidiospora, sporangiospora, arthrospora,
klamidospora, dan blastospora. Secara seksual dilakukan dengan pembentukan
spora seksual yaitu askospora, basidiospora, zigospora, dan oospora.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa/(i) dalam mempelajari
mata kuliah Mikologi. Adapun mengingat keterbatasan kami sebagai penulis dan
penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau kesalahan dalam penyusunan,
maka sebagai penulis kami mohon kritik dan saran dari teman-teman atau
pembaca. Untuk menambah wawasan, pembaca dapat melihat reverensi yang lain.
Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 11
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Erwin, Wahyu. 2013. Kapang dan Khamir. https://www.academia
.edu/5030128/Mikrobiologi_Umum_-_Perbedaan_Kapang_ dan_Khamir
(Diakses pada 8 Maret 2016).
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/morfologi-reporduksi-dan-fisiologi.html
(Diakses pada 16 Maret 2016).
Indah, Najmi. 2009. Modul Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Jember: Fakultas MIPA IKIP PGRI
Jember Jurusan Biologi.
Nn. ----. BAB 8 Fungi. file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../BAB_
8a.pdf (Diakses pada 16 Maret 2016).
Nn. ----. Fungi (Jamur). https://theuploads.files.wordpress.com/2010/04/fungi.pdf
(Diakses pada 8 Maret 2016).
Nur Hidayat. ----. Khamir. nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/kuliah-
khamir.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016).
Rakhmawati, Anna. 2013. Reproduksi Jamur. staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../
ppm-2013-reproduksi-jamur.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016).
Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Jamur (Diakses pada 8 Maret 2016).

More Related Content

What's hot

Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppttochi run
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisanNova Wardany
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikAgnescia Sera
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismenkks2619
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariotAliyah Purwanti
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBMuhammad Luthfan
 
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanTugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanmarwahmoniCha
 
Struktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiStruktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiAlfin Nur
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAZona Bebas
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Welly Andrei
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Teknologi Enzim
Teknologi EnzimTeknologi Enzim
Teknologi Enzim
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
KINGDOM PROTISTA
KINGDOM PROTISTAKINGDOM PROTISTA
KINGDOM PROTISTA
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
Genetika bakteri
Genetika bakteriGenetika bakteri
Genetika bakteri
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanTugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
 
Struktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiStruktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungi
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
Dinding sel
Dinding selDinding sel
Dinding sel
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jalur metabolisme pada fungi
Jalur metabolisme pada fungiJalur metabolisme pada fungi
Jalur metabolisme pada fungi
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
Secondary metabolism of Fungi
Secondary metabolism of FungiSecondary metabolism of Fungi
Secondary metabolism of Fungi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Perilaku Hewan
Perilaku HewanPerilaku Hewan
Perilaku Hewan
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
 
Sumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan Pembelajaran
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi Hasil Belajar
 
Primary metabolism of Fungi
Primary metabolism of FungiPrimary metabolism of Fungi
Primary metabolism of Fungi
 
Biologi Sel
Biologi SelBiologi Sel
Biologi Sel
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
 

Similar to Mikologi (20)

Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi PertanianReproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
 
Biologi jamur
Biologi jamurBiologi jamur
Biologi jamur
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
 
Jamur
Jamur Jamur
Jamur
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 
Pengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungiPengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungi
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
Milrobiologi bakteri
Milrobiologi bakteriMilrobiologi bakteri
Milrobiologi bakteri
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
Mikologi. Sifat-sifat umum mikologi pptx
Mikologi. Sifat-sifat umum mikologi pptxMikologi. Sifat-sifat umum mikologi pptx
Mikologi. Sifat-sifat umum mikologi pptx
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
 
Buku x bab 6
Buku x bab 6Buku x bab 6
Buku x bab 6
 
PPT Materi : Jamur (fungi)
PPT Materi : Jamur (fungi)PPT Materi : Jamur (fungi)
PPT Materi : Jamur (fungi)
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
 

More from yuliartiramli

Telaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMATelaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMAyuliartiramli
 
Pengantar Bioteknologi
Pengantar BioteknologiPengantar Bioteknologi
Pengantar Bioteknologiyuliartiramli
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran yuliartiramli
 
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"yuliartiramli
 
Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)yuliartiramli
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didikyuliartiramli
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 
Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk MenjariDaun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Menjariyuliartiramli
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoayuliartiramli
 

More from yuliartiramli (19)

Telaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMATelaah Kurikulum SMA
Telaah Kurikulum SMA
 
Pengantar Bioteknologi
Pengantar BioteknologiPengantar Bioteknologi
Pengantar Bioteknologi
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Alga Hijau Biru
Alga Hijau BiruAlga Hijau Biru
Alga Hijau Biru
 
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)
 
Mineral Unsur Mikro
Mineral Unsur MikroMineral Unsur Mikro
Mineral Unsur Mikro
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
 
Akhlak
Akhlak Akhlak
Akhlak
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
 
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
Karya Tulis Ilmiah "Fast Food"
 
Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)Laporan Praktikum Daun (Folium)
Laporan Praktikum Daun (Folium)
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Daun Majemuk Menjari
Daun Majemuk MenjariDaun Majemuk Menjari
Daun Majemuk Menjari
 
Mineral Mikro
Mineral MikroMineral Mikro
Mineral Mikro
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 

Recently uploaded

PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaMetodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaYanuarBayu2
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 

Recently uploaded (9)

PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaMetodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 

Mikologi

  • 1. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah mempelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang yang dipelajari, seperti mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap semua sisi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya berbagai alat teknologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks, contohnya Fungi atau jamur. Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak yang tidak memiliki klorofil. Jamur memiliki dinding sel yang tersusun atas kitin. Karena sifat jamur tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya jamur tidak termasuk dalam kingdom Protista, Monera, maupun Plantae. Karena tidak berklorofil, jamur pun temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof atau memperoleh makanan dari organisme lainnya, dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit, parasit, maupun simbiosis. Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu Fungi (jamur) dimasukkan ke dalam kingdom Plantae karena Fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip seperti tanaman, kebanyakan Fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, Fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan dan mempunyai kingdom sendiri karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel- sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan. Jamur bereproduksi secara aseksual maupun seksual dengan spora. Dalam makalah yang kami susun ini aka dibahas mengenai pembentukan basidiospora (basidiosporogenesis), pembentukan askospora (askosporogenesis), pembentukan zigospora, serta reproduksi aseksual dan seksual pada khamir (yeast) dan kapang (mould).
  • 2. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimanakah pembentukan basidiospora (basidiosporogenesis), askospora (askosporogenesis), dan zigospora pada fungi? 2. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada khamir (yeast)? 3. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada kapang (mould/filamentous fungi)? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dari makalah ini yaitu: 1. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaiman pembentukan basidiospora, askospora, dan zigospora pada fungi. 2. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan seksual pada khamir (yeast). 3. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan seksual pada kapang (mould/filamentous fungi).
  • 3. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 3 BAB II PEMBAHASAN A. Reproduksi Seksual Fungi 1. Pembentukan Basidiospora (Basidiosporogenesis). Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur Basidiomycetes. Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora. Mekanisme reproduksi seksual Basidiomyetes adalah sebagai berikut: a. Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n) bertemu. Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu). b. Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan miselium dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium haploid induknya.
  • 4. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 4 c. Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu, mengakibatkan miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp). d. Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut basidium. e. Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan nukleus yang diploid (2n). f. Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti yang haploid (n). g. Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau membentuk tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk ke dalam satu sterigma sehingga berkembang menjadi basidiospora yang haploid (n). h. Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dan basidium dan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid. Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Basidiomycetes yaitu; jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur kayu (Ganoderma aplanatum). 2. Pembentukan Askospora (Askosporogenesis). Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur semacam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan oleh kelompok jamur Ascomycetes. Mekanisme reproduksi seksual Ascomyetes adalah sebagai berikut: a. Ujung dua hifa (hifa a dan b) yang kompatibel saling mendekat. b. Ujung hifa b akan membengkak disebut askogonium. Ujung hifa b (anteridium) akan keluar suatu saluran yang disebut trichogyne yang menghubungkan anteridium dan akogonium trichogyne tersebut. c. Inti a dan inti b ada bersama dalam askogonium yang dikariotik dan disebut ascus mother cell. d. Berlangsung mitosis dari masing-masing inti; inti a1, a2, b1, b2. e. Terjadi pembentukan septum sehingga anak inti a2 dan b2 berada dalam satu komparlemen. f. Terjadi kariogami antara inti a2 dan b2 menghasilkan nukleus diploid. g. Nukleus yang diploid melakukan meiosis pertama dan dilanjutkan meiosis kedua menghasilkan askus dengan 4 inti. h. Masing-masing inti melakukan mitosis menghasilkan 8 inti yang masing- masing disebut askospora.
  • 5. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 5 Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Ascomycetes yaitu; Saccharomyces sp. dan Penicillium sp. 3. Pembentukan Zigospora. Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung- ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur. Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes. Mekanisme reproduksi seksual Zygomyetes adalah sebagai berikut: a. Miselium vegetatif yang pasangan tipenya berbeda (mating type) + dan -. Hifa dari kedua tipe miselium ini dapat menghasilkan zigofor (hifa aerial). Melalui udara, kedua zigofor yang berbeda ini saling mendekat sampai bersentuhan. b. Pada titik sentuhan zigofor akan membengkak menjadi progametangium yang berinti banyak setiap progametangium akan berkembang menjadi gametangium dengan bentuk suatu sekat yang mengandung nukleus haploid. c. Terjadi plasmogami yang menghasilkan zigosporangium. d. Dinding zigosporangium akan menebal dan menjadi hitam atau cokelat tua. e. Terjadi proses kariogami yang membentuk nukleus yang diploid. f. Ketika kondisi menguntungkan, zigosporangium akan mengalami meiosis dan bergerminasi. Dari zigosporangium akan tumbuh sporongiofor yang pada ujungnya akan membentuk sporangium.
  • 6. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 6 g. Sporangium melepaskan spora-spora yang haploid. h. Spora bergerminasi dan tumbuh menjadi miselium baru. Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Zygomycetes yaitu; Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo. B. Khamir (Yeast) Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler. Sel khamir dapat berbentuk bola, oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 m. Contoh khamir yang paling populer adalah dari genus Saccharomyces . 1. Reproduksi Aseksual Reproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan biner, dan pembentukan spora aseksual.
  • 7. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 7 a. Pertunasan Pertunasan merupakan cara reproduksi paling umum dilakukan oleh khamir. Proses pertunasan dimulai melalui suatu saluran yang terbentuk dari vakuola di dekat nukleus menuju dinding sel yang terdekat dengan vakuola. Karena adanya penipisan dinding sel, maka protoplasma akan menonjol keluar kemudian membesar dan terisi komponen-komponen nukleus dan sitoplasma dari inangnya melalui saluran yang terbentu tersebut. Tunas terus tumbuh dan membentuk dinding sel baru dan juka ukuran tunas sudah hampir sama besar dengan inangnya, komponen inti akan terpisah menjadi dua. b. Pembelahan Biner Pembelahan sel atau pembelahan biner, mula-mula sel khamir membengkak atau memanjang, kemudian nukleus terbagi menjadi dua dan terbentuk septa atau dinding penyekat tanpa mengubah dinding sel. Setelah nukleus terbagi menjadi dua, septa terbagi menjadi dua dinding dan kedua sel melepaskan diri satu sama lain. c. Pembentukan Spora Aseksual Spora yang dihasilkan beberapa macam yaitu: 1) Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh menjadi spora. 2) Balliospora, tumbuh pada ujung sel yang meruncing, satu demi satu dilepaskan dari sel dengan tekanan. 3) Klamidospora (chlamydokonidia), konidia yang besar, berdinding tebal biasanya bulat yang dihasilkan dari ujung atau sisipan sel-sel hifa 2. Reproduksi Seksual Reproduksi seksual dengan spora seksual terdiri dari: a. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus. b. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium. C. Kapang (Mould / filamentous fungi) Kapang merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang merupakan jenis jamur multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan-bahan organik kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang melakukan
  • 8. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 8 reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. 1. Reproduksi Aseksual Reproduksi kapang secara aseksual dengan pembelahan biner, penguncupan atau pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru. Spora aseksual yaitu: a. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa. Konidia kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia. Sedangkan konidia besar dan banyak disebut makrokonidia. b. Sporangiospora. Spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang disebut sporangium di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora. c. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada ujung-ujung hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya melepaskan diri sebagai spora. d. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif. e. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh menjadi spora. 2. Reproduksi Seksual Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogami atau heterogami. Isogami adalah penyatuan dua sel kelamin (gamet) yang sama bentuk dan ukurannya. Heterogami adalah cara perkembangbiakan yang mempertemukan 2 buah sel kelamin yang berbeda, baik bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya (perkawinan antar kelas sosial yang berbeda). Spora seksual yaitu: c. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus. d. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
  • 9. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 9 e. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung- ujung dua hifa yang secara seksual serasi dinamakan gametangia. f. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer.
  • 10. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur Basidiomycetes. Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora. 2. Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur semacam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan oleh kelompok jamur Ascomycetes. 3. Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur. Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes. 4. Khamir (yeast) secara aseksual bereproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual yaitu blastospora, balliospora, dan klamidospora (chlamydokonidia). Secara seksual bereproduksi dengan spora seksual yaitu basidiospora dan askospora. 5. Kapang (mould) secara aseksual bereproduksi dengan penguncupan atau pembentukan spora aseksual yaitu konidiospora, sporangiospora, arthrospora, klamidospora, dan blastospora. Secara seksual dilakukan dengan pembentukan spora seksual yaitu askospora, basidiospora, zigospora, dan oospora. B. Saran Demikian makalah yang kami buat semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa/(i) dalam mempelajari mata kuliah Mikologi. Adapun mengingat keterbatasan kami sebagai penulis dan penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau kesalahan dalam penyusunan, maka sebagai penulis kami mohon kritik dan saran dari teman-teman atau pembaca. Untuk menambah wawasan, pembaca dapat melihat reverensi yang lain.
  • 11. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 11 DAFTAR PUSTAKA Campbell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Erwin, Wahyu. 2013. Kapang dan Khamir. https://www.academia .edu/5030128/Mikrobiologi_Umum_-_Perbedaan_Kapang_ dan_Khamir (Diakses pada 8 Maret 2016). http://www.kajianpustaka.com/2012/11/morfologi-reporduksi-dan-fisiologi.html (Diakses pada 16 Maret 2016). Indah, Najmi. 2009. Modul Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Jember: Fakultas MIPA IKIP PGRI Jember Jurusan Biologi. Nn. ----. BAB 8 Fungi. file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../BAB_ 8a.pdf (Diakses pada 16 Maret 2016). Nn. ----. Fungi (Jamur). https://theuploads.files.wordpress.com/2010/04/fungi.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016). Nur Hidayat. ----. Khamir. nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/kuliah- khamir.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016). Rakhmawati, Anna. 2013. Reproduksi Jamur. staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../ ppm-2013-reproduksi-jamur.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016). Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Jamur (Diakses pada 8 Maret 2016).