1. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
mempelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang
yang dipelajari, seperti mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang
jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap
semua sisi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya
berbagai alat teknologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks,
contohnya Fungi atau jamur.
Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau
banyak yang tidak memiliki klorofil. Jamur memiliki dinding sel yang tersusun
atas kitin. Karena sifat jamur tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur
dipisahkan dalam kingdomnya jamur tidak termasuk dalam kingdom Protista,
Monera, maupun Plantae. Karena tidak berklorofil, jamur pun temasuk ke dalam
makhluk hidup heterotof atau memperoleh makanan dari organisme lainnya,
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang
ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit, parasit, maupun
simbiosis.
Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu
Fungi (jamur) dimasukkan ke dalam kingdom Plantae karena Fungi memiliki
beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga
struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip seperti tanaman, kebanyakan
Fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, Fungi dipisahkan dari
kerajaan tumbuhan dan mempunyai kingdom sendiri karena banyak hal yang
berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga
lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan
yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh
(eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-
sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan. Jamur
bereproduksi secara aseksual maupun seksual dengan spora.
Dalam makalah yang kami susun ini aka dibahas mengenai pembentukan
basidiospora (basidiosporogenesis), pembentukan askospora (askosporogenesis),
pembentukan zigospora, serta reproduksi aseksual dan seksual pada khamir
(yeast) dan kapang (mould).
2. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimanakah pembentukan basidiospora (basidiosporogenesis), askospora
(askosporogenesis), dan zigospora pada fungi?
2. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada khamir (yeast)?
3. Bagaimanakah reproduksi aseksual dan seksual pada kapang
(mould/filamentous fungi)?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaiman pembentukan basidiospora,
askospora, dan zigospora pada fungi.
2. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan
seksual pada khamir (yeast).
3. Agar mahasiswa/(i) dapat mengetahui bagaimana reproduksi aseksual dan
seksual pada kapang (mould/filamentous fungi).
3. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reproduksi Seksual Fungi
1. Pembentukan Basidiospora (Basidiosporogenesis).
Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada
yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur
Basidiomycetes.
Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang
akan menghasilkan spora seksual basidiospora. Mekanisme reproduksi seksual
Basidiomyetes adalah sebagai berikut:
a. Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n)
bertemu. Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu).
b. Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan
miselium dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium
haploid induknya.
4. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 4
c. Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu,
mengakibatkan miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp).
d. Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut
basidium.
e. Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan
nukleus yang diploid (2n).
f. Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti
yang haploid (n).
g. Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau
membentuk tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk
ke dalam satu sterigma sehingga berkembang menjadi basidiospora yang
haploid (n).
h. Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dan basidium dan berkecambah
menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang
membentuk miselium yang haploid.
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Basidiomycetes yaitu; jamur
merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur
kayu (Ganoderma aplanatum).
2. Pembentukan Askospora (Askosporogenesis).
Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur semacam
pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan oleh kelompok
jamur Ascomycetes.
Mekanisme reproduksi seksual Ascomyetes adalah sebagai berikut:
a. Ujung dua hifa (hifa a dan b) yang kompatibel saling mendekat.
b. Ujung hifa b akan membengkak disebut askogonium. Ujung hifa b
(anteridium) akan keluar suatu saluran yang disebut trichogyne yang
menghubungkan anteridium dan akogonium trichogyne tersebut.
c. Inti a dan inti b ada bersama dalam askogonium yang dikariotik dan disebut
ascus mother cell.
d. Berlangsung mitosis dari masing-masing inti; inti a1, a2, b1, b2.
e. Terjadi pembentukan septum sehingga anak inti a2 dan b2 berada dalam satu
komparlemen.
f. Terjadi kariogami antara inti a2 dan b2 menghasilkan nukleus diploid.
g. Nukleus yang diploid melakukan meiosis pertama dan dilanjutkan meiosis
kedua menghasilkan askus dengan 4 inti.
h. Masing-masing inti melakukan mitosis menghasilkan 8 inti yang masing-
masing disebut askospora.
5. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 5
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Ascomycetes yaitu;
Saccharomyces sp. dan Penicillium sp.
3. Pembentukan Zigospora.
Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur.
Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes.
Mekanisme reproduksi seksual Zygomyetes adalah sebagai berikut:
a. Miselium vegetatif yang pasangan tipenya berbeda (mating type) + dan -. Hifa
dari kedua tipe miselium ini dapat menghasilkan zigofor (hifa aerial). Melalui
udara, kedua zigofor yang berbeda ini saling mendekat sampai bersentuhan.
b. Pada titik sentuhan zigofor akan membengkak menjadi progametangium yang
berinti banyak setiap progametangium akan berkembang menjadi gametangium
dengan bentuk suatu sekat yang mengandung nukleus haploid.
c. Terjadi plasmogami yang menghasilkan zigosporangium.
d. Dinding zigosporangium akan menebal dan menjadi hitam atau cokelat tua.
e. Terjadi proses kariogami yang membentuk nukleus yang diploid.
f. Ketika kondisi menguntungkan, zigosporangium akan mengalami meiosis dan
bergerminasi. Dari zigosporangium akan tumbuh sporongiofor yang pada
ujungnya akan membentuk sporangium.
6. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 6
g. Sporangium melepaskan spora-spora yang haploid.
h. Spora bergerminasi dan tumbuh menjadi miselium baru.
Contoh jamur yang termasuk dalam kelompok jamur Zygomycetes yaitu;
Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
B. Khamir (Yeast)
Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur
dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler. Sel khamir
dapat berbentuk bola, oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara
3-5 m. Contoh khamir yang paling populer adalah dari genus Saccharomyces .
1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan biner, dan pembentukan spora
aseksual.
7. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 7
a. Pertunasan
Pertunasan merupakan cara reproduksi paling umum dilakukan oleh khamir.
Proses pertunasan dimulai melalui suatu saluran yang terbentuk dari vakuola di
dekat nukleus menuju dinding sel yang terdekat dengan vakuola. Karena adanya
penipisan dinding sel, maka protoplasma akan menonjol keluar kemudian
membesar dan terisi komponen-komponen nukleus dan sitoplasma dari inangnya
melalui saluran yang terbentu tersebut. Tunas terus tumbuh dan membentuk
dinding sel baru dan juka ukuran tunas sudah hampir sama besar dengan
inangnya, komponen inti akan terpisah menjadi dua.
b. Pembelahan Biner
Pembelahan sel atau pembelahan biner, mula-mula sel khamir membengkak atau
memanjang, kemudian nukleus terbagi menjadi dua dan terbentuk septa atau
dinding penyekat tanpa mengubah dinding sel. Setelah nukleus terbagi menjadi
dua, septa terbagi menjadi dua dinding dan kedua sel melepaskan diri satu sama
lain.
c. Pembentukan Spora Aseksual
Spora yang dihasilkan beberapa macam yaitu:
1) Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh
menjadi spora.
2) Balliospora, tumbuh pada ujung sel yang meruncing, satu demi satu
dilepaskan dari sel dengan tekanan.
3) Klamidospora (chlamydokonidia), konidia yang besar, berdinding tebal
biasanya bulat yang dihasilkan dari ujung atau sisipan sel-sel hifa
2. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dengan spora seksual terdiri dari:
a. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan
askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
b. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
C. Kapang (Mould / filamentous fungi)
Kapang merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk
hifa. Kapang merupakan jenis jamur multiseluler yang bersifat aktif karena
merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan-bahan organik
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat
bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal
sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan
yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau
pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang melakukan
8. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 8
reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua
jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.
1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi kapang secara aseksual dengan pembelahan biner, penguncupan atau
pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari
kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk
dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari
penonjolan kecil pada sel inangnya.
Secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran
kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah
beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang cocok, maka spora
tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
Spora aseksual yaitu:
a. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi
suatu hifa. Konidia kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia.
Sedangkan konidia besar dan banyak disebut makrokonidia.
b. Sporangiospora. Spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang
disebut sporangium di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora.
c. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada
ujung-ujung hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya
melepaskan diri sebagai spora.
d. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan
yang buruk yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif.
e. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh
menjadi spora.
2. Reproduksi Seksual
Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogami atau
heterogami. Isogami adalah penyatuan dua sel kelamin (gamet) yang sama bentuk
dan ukurannya. Heterogami adalah cara perkembangbiakan yang mempertemukan
2 buah sel kelamin yang berbeda, baik bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya
(perkawinan antar kelas sosial yang berbeda).
Spora seksual yaitu:
c. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan
askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
d. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
9. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 9
e. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi dinamakan gametangia.
f. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium
menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer.
10. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti gada
yang disebut basidium. Basidiospora dihasilkan oleh kelompok jamur
Basidiomycetes. Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara
hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora.
2. Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam suatu struktur
semacam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Askospora dihasilkan
oleh kelompok jamur Ascomycetes.
3. Zigspora adalah spora seksual yang berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia)
saling melebur. Zigospora dihasilkan oleh kelompok jamur Zygomycetes.
4. Khamir (yeast) secara aseksual bereproduksi dengan cara pertunasan,
pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual yaitu
blastospora, balliospora, dan klamidospora (chlamydokonidia). Secara seksual
bereproduksi dengan spora seksual yaitu basidiospora dan askospora.
5. Kapang (mould) secara aseksual bereproduksi dengan penguncupan atau
pembentukan spora aseksual yaitu konidiospora, sporangiospora, arthrospora,
klamidospora, dan blastospora. Secara seksual dilakukan dengan pembentukan
spora seksual yaitu askospora, basidiospora, zigospora, dan oospora.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa/(i) dalam mempelajari
mata kuliah Mikologi. Adapun mengingat keterbatasan kami sebagai penulis dan
penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau kesalahan dalam penyusunan,
maka sebagai penulis kami mohon kritik dan saran dari teman-teman atau
pembaca. Untuk menambah wawasan, pembaca dapat melihat reverensi yang lain.
11. Mikologi ”Reproduksi Seksual Fungi” 11
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Erwin, Wahyu. 2013. Kapang dan Khamir. https://www.academia
.edu/5030128/Mikrobiologi_Umum_-_Perbedaan_Kapang_ dan_Khamir
(Diakses pada 8 Maret 2016).
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/morfologi-reporduksi-dan-fisiologi.html
(Diakses pada 16 Maret 2016).
Indah, Najmi. 2009. Modul Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Jember: Fakultas MIPA IKIP PGRI
Jember Jurusan Biologi.
Nn. ----. BAB 8 Fungi. file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../BAB_
8a.pdf (Diakses pada 16 Maret 2016).
Nn. ----. Fungi (Jamur). https://theuploads.files.wordpress.com/2010/04/fungi.pdf
(Diakses pada 8 Maret 2016).
Nur Hidayat. ----. Khamir. nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/kuliah-
khamir.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016).
Rakhmawati, Anna. 2013. Reproduksi Jamur. staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../
ppm-2013-reproduksi-jamur.pdf (Diakses pada 8 Maret 2016).
Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Jamur (Diakses pada 8 Maret 2016).