1. Sistem informasi penting bagi organisasi untuk mengatur arus informasi dan mendukung pengambilan keputusan manajemen.
2. Implementasi sistem informasi payroll membantu perusahaan meningkatkan efisiensi penggajian dengan database karyawan dan slip gaji elektronik.
3. Analisis rantai nilai penting untuk mengidentifikasi peluang peningkatan nilai bagi pelanggan melalui sistem informasi strategis.
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
SISTEM INFORMASI PENGUATAN
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM. CMA
Nama Mahasisa : Yenny Farlina Yoris
NIM : 55516120048
Jurusan: Magister Akuntansi
2. Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi
Kita semua tentu tahu bahwa dalam sebuah perusahaan, diperlukan adanya
sistem informasi untuk mengatur arus kegiatan dan informasi dalam perusahaan yang
bersangkutan dengan operasional dan manajemen. Dengan sistem informasi yang
terorganisir manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa
adanya sistem informasi yang baik, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
mengembangkan dan bersaing dengan para kompetitornya.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Beberapa tahun yang lalu,sistem
informasi perusahaan mungkin masih dikembangkan secara sederhana. Sistem yang
ada akan diatur dan dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan. Tetapi
memasuki era globalisasi dimana teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam
kehidupan manusia, sistem informasi pun mengalami kemajuan. Mulai banyak
perusahaan yang melirik sistem informasi berbasis TI untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Memang banyak manfaat dan kemudahan yang akan didapat, tidak hanya
bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk para customer yang melakukan hubungan dengan
perusahaan. Kendati telah dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat
meningkatkan kinerja dan performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta merta
memutuskan untuk menggunakan Sistem Informasi berbasis TI bagi perusahaan
mereka. Masih ada juga perusahaan yang bertahan dengan sistem yang telah mereka
miliki.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah bekerja di sebuah perusahaan ekplorasi
mineral (emas & tembaga) di wilayah kalimantan tengah. Perusahaan saat itu mendapat
investor kelas kakap dunia yang membawa dana investasi sejumlah jutaan dollar yang
siap dikucurkan untuk pengeboran sumur sumur baru secara intensif di titik titik eksplorasi
sesuai data yang diperoleh dari tim geologist. Rekrutmen tenaga baru untuk posisi
pekerja lapangan dilakukan secara besar besaran. Tercatat dalam 2 bulan sejak saya
bergabung, hampir 300 an tenaga buruh lapangan baru di pekerjakan di beberapa titik
pengeboran. Sayangnya pada saat itu, perusahaan belum mengimplementasi system
informasi apapun terkait kondisi terkini perusahaan, dimana dengan sekian banyaknya
karyawan yang paling dibutuhkan saat itu adalah sistem penggajian buruh yang tidak
rumit, tepat waktu, efisien dan efektif. Tidak mungkin lagi perusahaan masih bertahan
menggunakan kalkulasi manual untuk sekian banyak pegawai.
Singkat cerita setelah melalui serangkain rapat dan diskusi, manajemen
memutuskan untuk menerapkan sistem informasi penggajian menggunakan aplikasi
Krishand Payroll. Krishand Payroll adalah aplikasi berbasis window yang di rancang
untuk memudahkan pekerjaan pengelolaan sistem penggajian karyawan, PPH 21
bulanan sampai dengan proses pelaporan SPT Tahunan PPH 21. Database terbangun
mulai dari entri data pribadi pegawai sampai dengan berapa jumlah jam kerja, dimana
3. saja lokasi karyawan ditempatkan, berapa besaran gajinya sampai dengan pajaknya.
Banyak sekali waktu yang dihemat sejak perusahaan menggunakan aplikasi tersebut.
Kurang lebih prosesnya dapat di lihat seperti di bawah ini.
Alur informasi penggajian karyawan pada PT XXX
Hasil keluaran dari aplikasi Krishand ini bisa berupa:
- Slip Gaji Karyawan
- Absensi untuk setiap periode (Jumlah hari/jam/lokasi/dsb)
- Data data kontrak karyawan (Data pribadi, periode kontrak dsb)
- Bukti Potong Pajak
- Rekapitulasi hutang karyawan
- Bonus dsb
Adapun kelemahan dari implementasi aplikasi tersebut pada saat itu menurut saya
adalah sebagai berikut:
- Kurang terintegrasi, artinya informasi yang dihasilkan Krishand payroll hanya bisa di
akses melalui permintaan manual dari department terkait kepada departemen HR
- Kerja dua kali, dalam artian seandainya proses pengisian data krishand sudah bisa di
mulai oleh Admin Lapangan, maka pihak kantor pusat hanya berfungsi checking saja,
jadi tidak usah rekap manual di lapangan.
- Proses entri data dilakukan oleh satu orang tanpa perlu lagi otorisasi dari pihak
supervisor lapangan, sehingga tidak ada yang double cek dan berpotensi manipulasi
4. data. organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi
- Aplikasi krishand sendiri tidak terkoneksi dengan sistem yang ada di departemen
terkait seperti accounting yang menggunakan MYOB atau bagian logistic yang
menggunakan custom made software.
Adapun usulan saya atas sistem informasi yang diimplementasikan perusahaan
saya adalah bahwa saya memandang sebaiknya aplikasi krishand ini di upgrade dengan
versi yang terintegrasi dengan aplikasi lain yang sudah terlanjur digunakan di departemen
lainnya di perusahaan ini. Dan penggunaan multi user dari departemen terkait atas
aplikasi krishand ini patut dipertimbangan sehingga aksesibilitas nya lebih baik. Namun
mengingat data yang di olah adalah data confidential perlu juga membatasi user user
tertentu dalam mengakses data data khususnya yang terkait dengan nilai nominal
penggajian dan sebagainya. Jadi tidak semua data bisa dikonsumsi oleh departemen
lain.
1. Dampak implementasi sistem informasi bagi Organisasi
Informasi, memiliki manfaat dan peranan yang sangat penting di dalam suatu
organisasi. Tidak adanya suatu informasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Informasi merupakan sebuah data yang telah diolah sedemikian rupa
sehingga menjadi bentuk yang bermanfaat untuk orang yang menerimanya.
Dengan adanya Sistem Informasi, maka produktivitas suatu organisasi atau
perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh
pesaing, karena pada dasarnya peranan Sistem Informasi bagi setiap perusahaan
bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing organisasi
atau perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan Sistem Informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga berkaitan
dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi, pengawasan
kinerja organisasi atau perusahaan menggunakan Sistem Informasi baik sebagai alat
bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan
cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk
menghadapi kompetisi.
Dari sekian banyak manfaat positif yang bisa kita dapatkan melalui implementasi
Sistem Informasi bukan berarti tidak ada dampak negative dari Sistem Informasi.
Beberapa dampak negative sistem informasi bagi organisasi adalah sebagai berikut:
1. Information Anxiety
Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam
memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak
jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa
terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima. Sebagai
contoh banyaknya kasus penipuan dengan hadiah yang cukup menggiurkan,
5. sehingga
tidak jarang banyak yang terjebak oleh informasi tersebut.
2. Dehumanization
Hilangnya penghargaan atas nilai seseorang sebagai individu, digantikan
dengan
sederet angka identitas. Dahulu interaksi antara satu pegawai dengan pegawai
lainnya masih terlihat sedangkan pada saat ini orang cenderung berbicara
melalui aplikasi yang di pasang pada organisasi.
3. Health Issues
Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis
teknologi informasi pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik terutama pada
ponsel, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kesalahan
penggunaan keyboard dan mouse, masalah ergonomis, dsb.
4. Lost of Privacy
Identitas digital yang dimiliki setiap orang membuat keberadaan orang tersebut
selalu terdeteksi. Selain itu pemantauan CCTV secara kontinu akan
mengganggu
privasi dan kesehatan kita. Contoh: Di Inggris ada 4,2 juta CCTV. 1 juta
diantaranya ada di London, secara rata-rata seorang warga London akan
tertangkap
di 300 CCTV per hari.
5. Cookies
Semakin banyak informasi yang kita tampilkan dan share di internet, dengan
atau
tanpa kita sadari yang membuat peluang penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang
tidak
berwenang. Contoh: Facebook, Twitter, Friendster.
6. Digital Gap
Semakin nyata adanya kesenjangan antara kelompok yang menguasai TI
dengan
kelompok yang tidak menguasai TI, baik dalam keseharian maupun dalam
pekerjaan.
7. Possible Massive Unemployment
Implementasi TI secara besar-besaran dapat membawa dampak peningkatan
jumlah
pengurangan tenaga kerja, baik melalui PHK maupun menyempitnya peluang
kerja bagi
tenaga kerja yang tidak menguasai TI. Padahal belum tentu orang-orang yang
tidak
menguasai TI tidak memiliki kompetensi yang handal.
6. 8. Impact of Globalization on Culture
Semakin menipisnya nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi.
Contohnya melalui internet, kita bisa mengunduh (download) lagu. Hanya saja,
dari
lagu yang diunduh tersebut, hampir tidak ada jenis lagu daerah. Sebagian besar
adalah lagu-lagu modern dan bahkan lagu asing. Hal ini tentunya akibat dari
perkembangan globalisasi, sehingga tidak jarang orang-orang (apalagi anak
muda)
menjadi malu jika masih melestarikan hal-hal kuno, seperti misalnya lagu daerah.
2. Rantai guna (Value Chain): Pengertian dan Peranannya dalam aktivitas bisnis
guna mengidentifikasi peluang untuk aplikasi sistem informasi strategis
Konsep rantai nilai atau rantai guna dipopulerkan oleh Michael E. Porter pada
tahun 1985 dalam buku ‘Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior
Performance’. Porter memberikan pemahaman rantai nilai sebagai sebuah kombinasi
dari sembilan aktivitas operasi penambahan nilai umum dalam sebuah perusahaan.
Fokus utama dalam rantai nilai terletak pada keuntungan yang ditambahkan kepada
konsumen, proses saling tergantung yang menghasilkan nilai, dan permintaan yang
dihasilkan serta arus dana yang dibuat (Feller, Shunk, dan Callarman, 2006:1)
Saat ini untuk meningkatkan keunggulan bisnis sebuah bisnis, kita bisa
mempertimbangkan untuk untuk melakukan analisis rantai nilai (value chain analysis)
untuk memberikan keunggulan dalam menciptakan nilai terbaik bagi pelanggan. Ini
mutlak dilakukan agar bisnis kita terus bertahan dalam kompetisi yang kian hari semakin
sengit. Analisis rantai nilai atau Value Chain Analysis adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan suatu perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa. Kumpulan aktivitas
atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung keberadaan produk
terangkum dalam sebuah analisa rantai nilai.
Value Chain Analysis (VCA) bergantung pada prinsip ekonomi dasar yang
mengarah pada keuntungan perusahaan yang disajikan oleh sektor-sektor tertentu di
sebuah perusahaan dan bisa menghasilkan keuntungan yang besar, dibandingkan
dengan pesaing mereka. Secara bersamaan, perusahaan harus bertanya pada diri
sendiri di sektor mana mereka dapat memberikan nilai terbaik kepada pelanggan mereka.
Untuk melakukan VCA, perusahaan harus mulai dengan mengidentifikasi setiap
bagian dari proses produksi dan mengidentifikasi di mana langkah-langkah yang dapat
dihilangkan atau dilakukan perbaikan. Perbaikan ini dapat menghasilkan penghematan
dari sisi biaya dan kapasitas produktif yang bisa ditingkatkan. Yang tak kalah penting,
perusahaan pun wajib mengidentifikasi mengenai implementasi sistem informasi
strategis perusahaan yang mampu mengakomodir setiap strategi dan tujuan yang
direncanakan akan dijalankan. Sistem informasi yang dibuat harus benar benar sesuai
7. kebutuhan user, baik user internal maupun user eksternal, harus menangkap peluang
peluang yang masih terbuka di pasar. Sistem informasi harus memiliki fungsi strategis
yang pada saatnya akan membawa kepada kondisi dimana pelanggan mendapatkan
banyak keuntungan dari produk yang mereka beli karena mendapatkan biaya yang
murah. Dan ini berdampak meningkatkan bottom line perusahaan dalam jangka panjang.
Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan
membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi lainnya.
Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan
sehingga dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan
lainnya.
3. Bagaimana sistem informasi membantu bisnis untuk mencapai keunggulan
kompetitif?
Dalam beberapa dekade belakangan ini dengan kemajuan TI, para pelaku bisnis
di bidang media masa khususnya elektronik banyak mengalami perubahan. Efisiensi dan
efektivitas kerja sangat dirasakan pengaruhnya terutama perangkat editor audio dan
video berbasis komputer menggantikan mesin analog. Dengan harga memori yang
cenderung menurun dan kecepatan komputer terus meningkat disertai oleh kapasitas
penyimpanan data semakin besar serta ditemukannya teknologi kompresi file audio dan
video yang semakin baik, maka TI sangat feasible dan reliable untuk diimplementasikan.
Sistem Informasi dapat dipandang secara strategis yaitu sebagai :
* Jaringan kompetitif vital (pembaharuan organisasi)
* Investasi dalam hal teknologi untuk membantu organisasi mencapai tujuannya
Peranan Strategis Sistem Informasi
* Penggunaan teknologi informasi untuk menghasilkan produk, layanan
* Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitifnya
* Membantu perusahaan dalam menghadapi pasar global
Sistem Informasi yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif dan strategis bagi
suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam jangka
panjang jika ia mampu mengembangkan strategi dalam menghadapi lima macam
kekuatan kompetitif yang membentuk struktur kompetisi di dalam industrinya.
Lima macam kekuatan kompetitif (Analisis Porter)
1. Ancaman Pendatang Baru (threat of new entrants)
Kehadiran pendatang baru pada industri sejenis dapat membawa masalah tersendiri
bagi perusahaan-perusahaan terdahulu, dengan bertambahnya jumlah perusahaan
sejenis, dipastikan bahwa perusahaan baru akan lebih siap bersaing di pasar dengan
melihat peluang yang belum dipenuhi oleh perusahaan yang terdahulu dengan cara
8. inovasi produk dan penetapan harga sehingga hal ini dapat mempengaruhi perubahan
kebijakan perusahaan terdahulu untuk dapat bersaing dengan pendatang baru.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (bargaining power of supplier)
Hubungan baik dengan pemasok harus dapat dijalankan jika suatu perusahaan ingin
menekan harga produksi karena tidak dapat dipungkiri bahwa semakin baik hubungan
dengan beberapa pemasok maka perusahaan akan mendapatkan harga bahan baku
terbaik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki integritas dengan
pemasok.
3.Ancaman Produk Pengganti (threat of substitute products)
Tak ada rotan, akar pun jadi. Sepertinya perusahaan harus tetap memperhatikan
pepatah tersebut. Artinya bahwa produk yang kita hasilnya harus memiliki nilai atau
kegunaan utama dari produk sendiri dengan biaya yang sebanding dengan nilai
tersebut karena konsumen akan beralih ke produk pengganti jika nilai yang ditawarkan
tidak terlalu berbeda sedangkan produsen produk pengganti memberikan harga yang
lebih rendah.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (bargaining power of buyers)
Informasi dan teknologi telah meruba pola pikir para konsumen menjadi lebih selektif
dan pintar dalam memilih dan membandingkan produk. Strategi promosi hendaknya
bukan hanya sekedar promosi tapi harus memberikan informasi dan edukasi sehingga
dapat meyakinkan para konsumen untuk memilih produk kita.
5. Persaingan Kompetitif Diantara Anggota Industri (rivalry among competitive firms)
Jika pada poin 2 dikatakan bahwa hubungan baik antara pemasok, sebenarnya
hubungan itu harus dijalin baik dengan pembeli, pemasok, pendatang baru ataupun
pesaing. Hal ini bertujuan untuk memantau sejauh mana perkembangan pesaing dan
yang terpenting adalah, bagaimana pesaing tersebut tidak mengambil segmen pasar
perusahaan kita. Dengan adanya kerjasama antar pesaing maka akan timbul
kesadaran untuk berbagi pangsa pasar.
Contoh Penggunaan Sistem Informasi (Teknologi Informasi) untuk menerapkan strategi
kompetitif
– Strategi Keunggungal biaya - Biaya rendah :
* Sentralisasi dalam pembelian
* Pengawasan yang lebih efektif melalui Sistem Pengendalian Internal yang kuat.
– Strategi Diferensaiasi - Menciptakan perbedaan (diferensiasi), diantaranya adalah :
* Analisis kebutuhan pelanggan berbasis komputer
* Customer online shipment tracking
9. 4. Tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis
Menerapkan sistem strategis sering memerlukan perubahan organisasi yang luas dan
transisi dari satu tingkat sociotechnical yang lain. Perubahan seperti ini disebut transisi
strategis dan sering sulit dan menyakitkan untuk mencapai. Tidak semua orang memiliki
kemampuan yang baik dalam hal penggunaan teknologi informasi, yang hal ini akan
menimbulkan kesenjangan antara satu dengan lainnya. Selain itu, tidak semua sistem
strategis yang menguntungkan, terutama jika sudah menyangkut masalah biaya. Biaya
yang dikeluarkan untuk sebuah sistem informasi bukan lah sedikit. Sistem informasi
merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan dana besar agar dalam
implementasinya bisa berjalan dengan baik tepat guna dan tepat sasaran yang pada
akhirnya hanya akan berujung kegagalan. Banyak pula sistem informasi strategis yang
mudah ditiru oleh perusahaan lain.