Makalah ini membahas tentang pengertian dan macam-macam ideologi dunia secara filsafat. Ideologi didefinisikan sebagai sistem pemikiran yang mencakup gagasan, nilai, dan cita-cita yang menjadi pedoman suatu kelompok atau negara. Makalah ini menjelaskan beberapa jenis ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fasisme, nazisme, marxisme, dan feminisme s
1. MAKALAH PANCASILA
TENTANG
PENGERTIAN MACAM- MACAM IDEOLOGI DUNIA
SECARA FILSAFAT
Disusun oleh :
BELLA SILVIA
Tingkat I B
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLI TEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN
TAHUN AJARAN 2018 - 2019
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun Maksud dan Tujuan dari penyusunan karya Tulis ini adalah untuk
memenuhi makalah pancasila ini.
Namun dalam penyusunannya, saya menyadari masih banyak kekurangan
dan jauh dari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis
menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca.
Tangerang, 23 Agustus 2018
Penulis
BELLA SILVIA
i
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………….……………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN..………………………………………………………ii
A. Pengertian ideologi dunia secara filsafat……………………………….4
B. Makna ideologi bagi suatu negara……………………………………...8
C. Pengertian macam macam ideologi…………………………………….8
D. Peranan ideologi bagi bangsa dan negara……………………………...12
E. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia yang terbuka ,
reformatif dan dinamis…………………………………………………13
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..17
A. Kesimpulan…………………………………………………………….17
Daftar Pustaka…………………………………………………………19
ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian ideologi dunia secara filsafat
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berartigagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata
idea berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada
kata idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau
pengertian-pengertiandasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-
cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai,
sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan
atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya
dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas
atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup
pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti
halnya Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem
pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system
of trunth dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak
De Tracy menyebutkan ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perobahan Internasional dalam masyarakat perancis.
Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak
mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan
menemukankenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo,
ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk
5. mewujudkannya. Sejalan dengan itu, Sastrapratedja mengemukakan bahwa
ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman kegiatan untuk
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting
sekali dalam mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan,
kegiatan atau perbuaan dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalam ideologi tersebut. Logikanya, suatu ideologi menuntut
kepada mereka yang meyakini kebenarannya untuk memiliki persepsi, sikap dan
tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya, tidak lebih dan tidak
kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan berkembang sikap
dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sastrapratedja di atas, maka
ideologi memiliki kecenderungan untuk doktriner, terutama karena ia berorientasi
pada tindakan atau perbuatan untuk merealiasikan nilai-nilainya.
Meskipun kecenderungan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif,
kemungkinan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan ke arah
itu selalu terbuka. Obsesi atau komitmen yang berlebihan terhadap ideologi,
biasanya merangsang orang untuk berpersepsi, bersikap dan bertingkah laku
sangat doktriner, dan ini jelas sangat keliru.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Destut De Traacy :
istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun
1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu
perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
6. 2. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
a. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap
paling baik.
b. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan
yang diambil oleh penguasa.
3. AL-Marsudi;
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science
des ideas
4. Puspowardoyo:
Bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai
secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan
tidak baik.
5. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas
concerning various political and aconomic issues and social philosophies often
applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu
istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam
masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu
7. rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok
atau lapisan masyarakat.
6. Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia
7. Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
8. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
9. Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
10. Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
dalam masyarakat.
11. Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
8. B. Makna ideologi bagi suatu negara
Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat
kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di
suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir
masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-citanya.
Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini
disebabkan dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.
C. Pengertian macam macam ideologi
1. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai
berikut:
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,
bukan keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan
mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi
ke-kini-anmereka.
Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsadahitu.
9. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-
cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi
tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret
dan operasional yang keras, mutlak, dan total.
3. Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu system pemikiran
menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat
suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-
besaran menuju bentuk tertentu.
10. 4. Ideologi Partikular
Ideologi Partikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang
tersususn secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial
tertentu dalam masyarakat
1.) LIBERALISME :
Sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba,
Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan
Suriname.
2.) KAPITALISME :
Suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang menganut paham
kapitalisme Amerika serikat, Jepang, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Norwegia,
Swedia, Swiss, Jepang, Korea Selatan.
3.) KOMUNISME :
Sebuah aliran berpikir berlandaskan kepada ateisme, tidak memercayai
adanya Tuhan, digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Komunisme
sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia
tanggal 7 November 1917. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham
komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba
dan Laos.
11. 4.) SOSIALISME :
Paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha
kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Negara yang
menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat.
5.) FASISME :
Sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi dan ultrasinalisme, menjalankan sesuatu dengan fanatik yang tinggi
dan otoriter dalam pemerintahan. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi
Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
6.) NAZISME :
Bukanlah sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi dari berbagai
ideologi dan kelompok yang memiliki kesamaan pendapat tentang penentangan
Perjanjian Versailes dan kebencian terhadap Yahudi dan Komunis yang dipercaya
berada di balik perjanjian tersebut.
7.) MARXISME :
Ideologi politik dan ekonomi yang menekankan pentingnya perjuangan
kelas dalam masyarakat. Negara Yang Menganut Ideologi Marxisme
Inggris, Belanda, Portugal, Perancis, dan Spanyol.
8.) ARNAKHISME :
Adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala
bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga
yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itunegara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
12. 9.) FEMINISME :
Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa menuntut emansipasi atau
kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
10.) DEMOKRASI :
Artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan
dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi
artinya kekuasaan ditangan rakyat.
11.) NEOLIBERALISMEE :
Artinya setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi pekerti.
D. Peranan ideologi bagi bangsa dan negara
Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang
ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama
berada di bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai
keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka
wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai
dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat
untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam
kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau
bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka.
Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan
agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan
hidup bahkan dari berbagai ideologi.
13. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena
itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau
ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas
(rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai
yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan
kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.
E. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia yang terbuka ,
reformatif dan dinamis
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil
ideologi dari bangsa lain.
Berbicara mengenai pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan
tentang ideologi yang diperlukan Pancasila tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab
itu untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, hidup dan dinamis
sangat diperlukan. Hal ini dapat dijadikan sarana dan wacana untuk memelihara
dan memperkuat relevansi Pancasila dari masa ke masa. Singkatnya, perlu ada
semacam interaksi antara ideologi dengan realita masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh
seseorang sebagai mana yang terjadi pada ideologi-ideologilain di dunia, namun
terbentuknya pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Secara kualitas pancasila sebelum di syahkan menjadi dasar filsafat negara
lain-lainnya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-
nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri
negara Indonesia menggangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah
14. mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang panitai sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta
yang memuat panccasila yang pertama sekali, kemudian dibahas lagi dalam
sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi
PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan
kembali ahirnya pada tanggal 18 agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar
filsafat negara republik Indonesia.
Pancasila sebagi suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi
pansila bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif
untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring
dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai
berikut:
Nilai dasar. Yaitu hakikat kelima Pancasila yaitu, ketuhannan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan, keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari
nilai-nilai Pancasila tang bersifat universal, sehingga dalam nilai tersebut
terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai ideologi tersebut tertuang di dalam pembukaan UUD 1945, sehimgga
oleh karena pembukaan memuat nilai-nilai dasr ideologi Pancasila maka UUD
1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertiphukum tertinggi,
sehingga sumber hukum positif sehingga didalam negara memiliki kedudukan
sebagai staatsfundamentalnorm atau pokok kaefdah negara yang fundamental.
15. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta
lembaga pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini merupakan eksplistasi, penjabaran
lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima
tahun senentiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi
masyarakat, undang-undang, depertemen-depertemen, sebagai lembaga
pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan (reformatif).
Nilai praktis, yaitu merupakan nilai-nilai realisasi intrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersifa nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam realisasi praktis inilah maka penjabaran
nilai-nilai Pancasila senentiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan
dan teknologi serat aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka secara stuktual memiliki tiga
dimensi yaitu:
1. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Hikikat nilai-nilai pancasial tersebut bersumber pada
filsafat pancasial (nilai-nilai filosofis yamng terkandung dalam Pancasila).
2. Dimensi normatif, yaitu niali-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini
Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertip
hukum tertinggi dalam negara Indonesia serta
merupakanstaatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental).
16. 3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain
memiliki nilai-nilai ideal serta normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan
dalam kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam penyalenggaraan negara. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi terbuka tidak bersifat utopisyang hanya berisi ide-ide yang bersifat
mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis artinya mampu
dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nya
17. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarka uraian-uraian di atas maka dapat kita ketahui bahwa pengertian
ideologi telah mengalami pergesarn begitu rupa sehingga bukan lagi sebagai
science of ideas. Ideologi berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti
sebagai gagasan, ide-ide yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam
science of ideas tersebut. Lebih lanjut, ideologi mengandung arti bukan hanya
gagasan atau pemikiran, melainkan sebagai keyakinan. Ini berarti bahwa ideologi
merupakan suatu keyakinan dalam diri individu untuk menjalani kehidupan yang
lebih maju dan terarah.
Ada emapat macam ideology yang dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Liberalisme yang dimana Faham ini mengajarkan kebebasan mutlak pada
setiap individu. Kebebasan ini didasarkan keyakinan bahwa semua manusia pada
dasarnya adalah baik.
2. Konservatisme Ideologi ini mengajarkan tentang manusia yang harus selalu
memelihara kondisi yang sudah ada serta menciptakan kestabilan
3. Sosialisme dan Komunisme. Konsep sosialisme ini adalah menciptakan
kebersamaan dan adanya kesetaraan pada setiap orang. Sedangkan ideology
komunisme beranggapan bahwa semua manusia adalah sama serta tidak ada hak
pribadi, mengingat semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai oleh Negara.
4. Fasisme Ajaran ini lahir di Italia dipelopori oleh Mousolinni. Dalam ideologi
ini dikenal sebuah semboyan yang dipegang teguh, yaitu Crediere, Obediere,
Combattere atau Yakinlah, Tunduklah, Berjuanglah. Dalam ideologi ini, peran
18. negara demikian mutlak karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya
menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat.