Dokumen tersebut membahas tentang filsafat Pancasila, termasuk pengertian filsafat dan filsafat Pancasila, serta Pancasila sebagai sistem filsafat. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, pandangan hidup, dan praktis. Filsafat Pancasila memberikan pengertian tentang hakikat Pancasila dan merupakan hasil perenungan mendalam para pendiri bangsa.
2. 22
PENGERTIAN FILSAFAT DANPENGERTIAN FILSAFAT DAN
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
Pengertian FilsafatPengertian Filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakanIstilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan
padanan kata falsafah (Arab) danpadanan kata falsafah (Arab) dan philosophyphilosophy
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani
φιλοσοφιαφιλοσοφια ((philosophiaphilosophia). Kata). Kata philosophiaphilosophia
merupakan kata majemuk yang terususun dari katamerupakan kata majemuk yang terususun dari kata
philosphilos atauatau phileinphilein yang berarti kekasih, sahabat,yang berarti kekasih, sahabat,
mencintai dan katamencintai dan kata sophiasophia yang berartiyang berarti
kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. JadiJadi
secara harafiah istilah filsafat adalah cintasecara harafiah istilah filsafat adalah cinta
padaKebijaksanaan atau kebenaran yang hakikipadaKebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki
3. 33
Dengan demikianDengan demikian philosophiaphilosophia secara harafiah berartisecara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.mencintai kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. SedangkanCinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan
kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macamkebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam
yang berbeda satu dari yang lainnya.yang berbeda satu dari yang lainnya.
Istilah philosophos pertama kali digunakan olehIstilah philosophos pertama kali digunakan oleh
Pythagoras.Pythagoras.
• Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorangKetika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorang
yang bijaksana?yang bijaksana?
• Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘sayaDengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘saya
hanyalahhanyalah philosophosphilosophos, yakni orang yang mencintai, yakni orang yang mencintai
pengetahuan’.pengetahuan’.
4. 44
Ada dua pengertian filsafat, yaitu:Ada dua pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagaiFilsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hiduppandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam artiPancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam artiproduk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti
praktis.praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi danIni berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegarahari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
bagi bangsa Indonesia.bagi bangsa Indonesia.
5. 55
Pengertian Filsafat PancasilaPengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, danPancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukanpemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagaiFilsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasarrefleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuknegara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar danmendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena PancasilaPancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yangmerupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan olehdilakukan oleh the faounding fatherthe faounding father kita, yang dituangkan dalamkita, yang dituangkan dalam
suatu sistem.suatu sistem.
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiahFilsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasla .yaitu tentang hakikat dari Pancasla .
6. 66
PANCASILAPANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFATSEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistemPembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif danfilsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan
induktif.induktif.
Cara deduktifCara deduktif yaitu dengan mencari hakikatyaitu dengan mencari hakikat
Pancasila serta menganalisis dan menyusunnyaPancasila serta menganalisis dan menyusunnya
secara sistematis menjadi keutuhan pandangansecara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif.yang komprehensif.
Cara induktifCara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejalayaitu dengan mengamati gejala-gejala
sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dansosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan
menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu.gejala itu.
7. 77
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnyaPancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasamabagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakanuntuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat padaSila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, salingantara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiranberhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikirandasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan,tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakatdengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
8. 88
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafatDengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat
memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistemmemiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem
filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme,filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lainCiri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain::
1.1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistemSila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem
yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidakyang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak
bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnyabulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2.2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulatSusunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat
dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
9. 99
Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai silaSila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila
3, 4 dan 5;3, 4 dan 5;
Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwaiSila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai
sila 4, 5;sila 4, 5;
Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwaiSila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai
sila 5;sila 5;
Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:Inti sila-sila Pancasila meliputi:
TuhanTuhan, yaitu sebagai kausa prima, yaitu sebagai kausa prima
ManusiaManusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
SatuSatu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
RakyatRakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
gotong royonggotong royong
AdilAdil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain
yang menjadi haknya.yang menjadi haknya.
10. 1010
Membahas Pancasila sebagai filsafat berartiMembahas Pancasila sebagai filsafat berarti
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasilamengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila
yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,
melainkan juga bagi manusia pada umumnya.melainkan juga bagi manusia pada umumnya.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikanWawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidangontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang
tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasanOleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan
Ontologis Pancasila, Epistemologis Pancasila danOntologis Pancasila, Epistemologis Pancasila dan
Aksiologis Pancasila.Aksiologis Pancasila.
11. 1111
1.1. Landasan Ontologis PancasilaLandasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidikiOntologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki
hakikat sesuatuhakikat sesuatu atauatau tentang ada, keberadaan atautentang ada, keberadaan atau
eksistensieksistensi..
Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatuMasalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu
itu? Apakah realitas yang ada tampak ini suatu realitasitu? Apakah realitas yang ada tampak ini suatu realitas
sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatusebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu
rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampakrahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak
pada makhluk hidup? Dan seterusnya.pada makhluk hidup? Dan seterusnya.
Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang adaBidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam(eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam
semesta (kosmologi), metafisika.semesta (kosmologi), metafisika.
12. 1212
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagaiSecara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahuifilsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap silaPancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila
bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,
malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalahDasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitumanusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu
monopluralis,monopluralis, atauatau monodualis,monodualis, karena itu juga disebutkarena itu juga disebut
sebagaisebagai dasar antropologis. Sdasar antropologis. Subyek pendukung pokokubyek pendukung pokok
dari sila-sila Pancasila adalah manusia.dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
13. 1313
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan YangHal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan Yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin olehyang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilanhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalahserta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah
manusia.manusia.
Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-silaSedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila
Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani danyaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhlukrohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadiindividu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi
dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkisdan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis
sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasilasila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila
lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53).lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53).
14. 1414
Hubungan kesesuaian antara negara dan landasanHubungan kesesuaian antara negara dan landasan
sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-
akibat:akibat:
Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan,Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkalmanusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal
hubungan.hubungan.
Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu,Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu,
rakyat dan adil adalah sebagai sebab, dan negara adalahrakyat dan adil adalah sebagai sebab, dan negara adalah
sebagai akibat.sebagai akibat.
15. 1515
2.2. Landasan Epistemologis PancasilaLandasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syaratEpistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat
terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmuEpistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu
atauatau science of science.science of science.
Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yangMenurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam epistemologi, yaitu:mendasar dalam epistemologi, yaitu:
1.1. Tentang sumber pengetahuan manusia;Tentang sumber pengetahuan manusia;
2.2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
3.3. Tentang watak pengetahuan manusia.Tentang watak pengetahuan manusia.
16. 1616
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafatSecara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikatdimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya jugaPancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga
merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasilamerupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila
telah menjadi suatu cita-cita, menjadi suatu ideologi.telah menjadi suatu cita-cita, menjadi suatu ideologi.
Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsurOleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur
rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagairasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai
sistem pengetahuan.sistem pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidakDasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka,dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka,
dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan eratdasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat
dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
17. 1717
Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan padaPancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada
hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan danhakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan
susunan pengetahuan Pancasila.susunan pengetahuan Pancasila.
TentangTentang sumber pengetahuan Pancasilasumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana, sebagaimana
telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang adatelah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada
pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebutpada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut
merupakan kausa materialis Pancasila.merupakan kausa materialis Pancasila.
TentangTentang susunan Pancasila sebagai suatu sistemsusunan Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan,pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yangmaka Pancasila memiliki susunan yang
bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silabersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila
Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.
Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifatSusunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hirarkis dan berbentuk piramidal.hirarkis dan berbentuk piramidal.
18. 1818
Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalamSifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam
susunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasilasusunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasila
mendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila keduamendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila kedua
didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai siladidasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila
ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwaiketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai
sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai silasila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila
keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai silakeempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwaipertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai
sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama,sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama,
kedua, ketiga dan keempatkedua, ketiga dan keempat
Dengan demikian susunan Pancasila memiliki sistem logisDengan demikian susunan Pancasila memiliki sistem logis
baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
19. 1919
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1.1. Isi arti Pancasila yangIsi arti Pancasila yang umum universalumum universal, yaitu hakikat sila-sila, yaitu hakikat sila-sila
Pancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehinggaPancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehingga
merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidangmerupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang
kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalamkenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.
2.2. Isi arti Pancasila yangIsi arti Pancasila yang umum kolektifumum kolektif, yaitu isi arti Pancasila, yaitu isi arti Pancasila
sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesiasebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia
terutama dalam tertib hukum Indonesia.terutama dalam tertib hukum Indonesia.
3.3. Isi arti Pancasila yang bersifatIsi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkritkhusus dan konkrit, yaitu isi, yaitu isi
arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidangarti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit sertakehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit serta
dinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40)dinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40)
20. 2020
Menurut Pancasila, hakikat manusia adalahMenurut Pancasila, hakikat manusia adalah monopluralismonopluralis, yaitu, yaitu
hakikat manusia yang memiliki unsur pokok susunan kodrat yanghakikat manusia yang memiliki unsur pokok susunan kodrat yang
terdiri atas raga dan jiwa. Hakikat raga manusia memiliki unsurterdiri atas raga dan jiwa. Hakikat raga manusia memiliki unsur
fisis anorganis, vegetatif,fisis anorganis, vegetatif, dandan animal.animal. Hakikat jiwa memiliki unsurHakikat jiwa memiliki unsur
akal, rasa, kehendakakal, rasa, kehendak yang merupakan potensi sebagai sumberyang merupakan potensi sebagai sumber
daya cipta manusia yang melahirkan pengetahuan yang benar,daya cipta manusia yang melahirkan pengetahuan yang benar,
berdasarkan pemikiranberdasarkan pemikiran memoris, reseptif, kritismemoris, reseptif, kritis dandan kreatifkreatif. Selain. Selain
itu, potensi atau daya tersebut mampu meresapkan pengetahuanitu, potensi atau daya tersebut mampu meresapkan pengetahuan
dan menstranformasikan pengetahuan dalamdan menstranformasikan pengetahuan dalam demontrasi,demontrasi,
imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasiimajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dandan ilhamilham..
Dasar-dasar rasional logis Pancasila menyangkut kualitasDasar-dasar rasional logis Pancasila menyangkut kualitas
maupun kuantitasnya, juga menyangkut isi arti Pancasilamaupun kuantitasnya, juga menyangkut isi arti Pancasila
tersebut.tersebut.
21. 2121
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasanSila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan
kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber padakebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada
intuisi.intuisi.
Manusia pada hakikatnya kedudukan dan kodratnya adalahManusia pada hakikatnya kedudukan dan kodratnya adalah
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuaisebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai
dengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila jugadengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga
mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal inimengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal ini
sebagai tingkat kebenaran yang tinggi.sebagai tingkat kebenaran yang tinggi.
Dengan demikian kebenaran dan pengetahuan manusiaDengan demikian kebenaran dan pengetahuan manusia
merupapakan suatu sintesa yang harmonis antara potensi-merupapakan suatu sintesa yang harmonis antara potensi-
potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan kehendakpotensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan kehendak
manusia untuk mendapatkankebenaran yang tinggi.manusia untuk mendapatkankebenaran yang tinggi.
22. 2222
Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan kelima,Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan kelima,
maka epistemologi Pancasila mengakui kebenaranmaka epistemologi Pancasila mengakui kebenaran
konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikatkonsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat
sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dansifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.makhluk sosial.
Sebagai suatu paham epistemologi, maka PancasilaSebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila
mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmumendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu
pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karenapengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena
harus diletakkan pada kerangka moralitas kodratharus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat
manusia serta moralitas religius dalamupaya untukmanusia serta moralitas religius dalamupaya untuk
mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yangmendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang
mutlak dalam hidup manusia.mutlak dalam hidup manusia.
23. 2323
3.3. Landasan Aksiologis PancasilaLandasan Aksiologis Pancasila
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satuSila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu
kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandungkesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatudalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kitakesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila.membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Istilah aksiologi berasal dari kata YunaniIstilah aksiologi berasal dari kata Yunani axiosaxios yang artinyayang artinya
nilai, manfaat, dannilai, manfaat, dan logoslogos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,
disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikatdisukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat
nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Nilai (Nilai (valuevalue dalam Inggrisdalam Inggris)) berasal dari kata Latinberasal dari kata Latin valerevalere yangyang
artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujukartinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk
pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikanpada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan
sebagai “keberhargaan” (sebagai “keberhargaan” (worthworth) atau “kebaikan” () atau “kebaikan” (goodnessgoodness).).
Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandungNilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung
harapan akan sesuatu yang diinginkan.harapan akan sesuatu yang diinginkan.
24. 2424
Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada padaNilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada
suatu benda untuk memuaskan manusia (suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiologydictionary of sosiology
an related sciencean related science). Nilai itu suatu sifat atau kualitas yang). Nilai itu suatu sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu obyek.melekat pada suatu obyek.
Ada berbagai macam teori tentang nilai.Ada berbagai macam teori tentang nilai.
Max SchelerMax Scheler mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya,mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya,
dan dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:dan dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:
1)1) Nilai-nilai kenikmatanNilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai yang: dalam tingkat ini terdapat nilai yang
mengenakkan dan nilai yang tidak mengenakkan, yang menyebabkanmengenakkan dan nilai yang tidak mengenakkan, yang menyebabkan
orang senang atau menderita.orang senang atau menderita.
2)2) Nilai-nilai kehidupanNilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting
dalam kehidupan, seperti kesejahteraan, keadilan, kesegaran.dalam kehidupan, seperti kesejahteraan, keadilan, kesegaran.
3)3) Nilai-nilai kejiwaanNilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan
((geistige wertegeistige werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan
jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini misalnya,jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini misalnya,
keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalamkeindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam
filsafat.filsafat.
25. 2525
4)4) Nilai-nilai kerokhanianNilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci: dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci
dan tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.dan tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.
(Driyarkara, 1978)(Driyarkara, 1978)
Walter G. EveretWalter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusia ke dalammenggolongkan nilai-nilai manusia ke dalam
delapan kelompok:delapan kelompok:
1)1) Nilai-nilai ekonomisNilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua
benda yang dapat dibeli.benda yang dapat dibeli.
2)2) Nilai-nilai kejasmanian:Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi danmembantu pada kesehatan, efisiensi dan
keindahan dari kehidupan badan.keindahan dari kehidupan badan.
3)3) Nilai-nilai hiburan:Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapatnilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat
menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.
4)4) Nilai-nilai sosial:Nilai-nilai sosial: berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatanberasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan
manusia.manusia.
5)5) Nilai-nilai watak:Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yangkeseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang
diinginkan.diinginkan.
26. 2626
6)6) Nilai-nilai estetis:Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.
7)7) Nilai-nilai intelektual:Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran.nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran.
8)8) Nilai-nilai keagamaanNilai-nilai keagamaan
NotonagoroNotonagoro membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu:membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu:
1)1) Nilai materialNilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia., yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.
2)2) Nilai vitalNilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakana kegiatan atau aktivitas.melaksanakana kegiatan atau aktivitas.
3)3) Nilai kerokhanian,Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani yangyaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani yang
dapat dibedakan menjadi empat macam:dapat dibedakan menjadi empat macam:
a)a) Nilai kebenaranNilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia., yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
b)b) Nilai keindahan,Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaanatau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan
(aesthetis, rasa) manusia.(aesthetis, rasa) manusia.
c)c) Nilai kebaikan,Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak (will,atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak (will,
karsa) manusia.karsa) manusia.
d)d) Nilai religius,Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilaiyang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilai
religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
27. 2727
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaituDalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu
nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
Nilai dasar,Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yangadalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang
bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlubersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilaidipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, danketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.nilai keadilan.
Nilai instrumental,Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial danadalah nilai yang berbentuk norma sosial dan
norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturannorma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan
dan mekanisme lembaga-lembaga negara.dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai praksis,Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakanadalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan
dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasardalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar
dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moralNila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental danmerupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan
selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berbansa, dan bernegara.berbansa, dan bernegara.
28. 2828
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakanSecara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nilai-nilai Pancasila (pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of valuesubscriber of value
PancasilaPancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yangberkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan berkeadilan sosial.berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-
nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku,nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku,
dan perbuatan bangsa Indonesia sehinggadan perbuatan bangsa Indonesia sehingga
mencerminkan sifat khas sebagai Manusia Indonesiamencerminkan sifat khas sebagai Manusia Indonesia
29. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1.Pancasila Sebagai Jati1.Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesiadiri Bangsa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,
misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasarmisalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negarafilsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secaraIndonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara
sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada duasendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dankedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistempandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem
nilai (value system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaannilai (value system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan
bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsurbangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsur
kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadikebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia. Pandangan yang diyakini kebenarannya itukebudayaan bangsa Indonesia. Pandangan yang diyakini kebenarannya itu
menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap danmenimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan
tingkah laku serta perbuatannya.tingkah laku serta perbuatannya.
2929
30. Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan danDi sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan
perbuatanperbuatan dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapatdalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat
diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yangdiketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang
akan coba diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danakan coba diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.bernegara.
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasarNilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar
bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakanbangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan
tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohaniantata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian
bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesiabangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia
yangyang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataanmembedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan
yang demikianyang demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiriitu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri
bangsa Indonesia.bangsa Indonesia.
2.Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem2.Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistemPancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang salingfilsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secaraberhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhankeseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3030
31. Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. suatu kesatuan bagian-bagiana. suatu kesatuan bagian-bagian
b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendirib. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. saling berhubungan dan saling ketergantunganc. saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuand. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)sistem)
e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri,Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri,
fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatufungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu
kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adilkesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.dan makmur berdasarkan Pancasila.
3.Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis3.Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban,Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban,
dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuandalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan
Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yangPancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendirimajemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri
terlepas dari sila-sila lainnyaterlepas dari sila-sila lainnya
3131
32. 4.Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal.4.Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal.
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yangHirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-
urutan luas (kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-silaurutan luas (kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya darisila-Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya darisila-
sila sebelumnya atau diatasnya.sila sebelumnya atau diatasnya.
5.Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan5.Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan
Saling MengkualifikasiSaling Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yangKesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggalmajemuk tunggal jugajuga memiliki sifat salingmemiliki sifat saling
mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap silamengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap silaterkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila
Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
3232