SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 
Materi kelas XII Semester 1 
BAB I PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 
Standar Kompetensi 
1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 
Kompetensi Dasar 
1.1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka 
1.2. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan 
1.3. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 
Indikator Pencapaian Hasil Belajar 
1. Siswa diharapkan dapat mengemukakan rumusan Pancasila sebagai dasar negara 
2. Siswa diharapkan dapat menguraikan fungsi Pancasila 
3. Siswa diharapkan dapat mengemukakan makna Pancasila sebagai dasar negara 
4. Siswa diharapkan dapat membedakan ideologi terbuka dan ideologi tertutup 
5. Siswa diharapkan dapat menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai. 
6. Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. 
7. Siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila 
8. Siswa diharapkan dapat menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai 
ideologi terbuka 
Tujuan Pembelajaran 
1. Mengemukakan rumusan Pancasila sebagai dasar negara 
2. Menguraikan fungsi Pancasila 
3. Mengemukakan makna Pancasila sebagai dasar negara 
4. Membedakan ideologi terbuka dan ideologi tertutup 
5. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai 
6. Mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. 
7. Menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila 
8. Menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka. 
Metode Pembelajaran 
Dalam mekanisme pembelajaran modul dapat diterapkan beberapa metode pembelajaran. Metode 
tersebut di antaranya: 
1. Metode Ceramah (Preaching Method) 
2. Metode Diskusi (Discussion Method) 
3. Metode Pemberian Tugas 
4. Metode Studi Kasus
Kegiatan Belajar 1 : Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 
Pengertian Ideologi 
Pengertian Ideologi Secara Etimologis 
Menurut asal kata, istilah ideologi berasal dari kata “idea” berarti gagasan, konsep, pengertian 
dasar, cita-cita, dan “logos” berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan dasar. 
Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita yang merupakan dasar, 
pandangan, atau paham. 
Pengertian Ideologi Menurut Pendapat Para Ahli 
Patrick Corbett, ideologi merupakan struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan 
mengenai: 
a. Penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya 
b. Sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di dalamnya 
c. Suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut independen, dan 
d. Suatu dambaan agar keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai 
kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang 
bersangkutan 
AS Hornby, ideologi merupakan seperangkat gagasan yang mmbentuk landasan teori ekonomi dan 
politik atau yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang 
Soejono Soemargono, ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan 
menyeluruh dan sistematis yang menyangkut: Bidang politik, Bidang social,Bidang 
kebudayaan, Bidang agama 
Frans Magnis Suseno, ideologi merupakan suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi 
ideologi tertutup dan ideologi terbuka 
a. Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-ciri sbb: 
i. Merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat 
ii. Atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat 
iii. Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan konkret dan 
operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak 
b. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran terbuka. Ciri-ciri sbb: 
i. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral 
budaya masyarakat itu sendiri 
ii. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus 
masyarakat itu sendiri
iii. Ideologi terbuka tidak dicipitakan oleh negara, melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu 
sendiri 
Pengertian Ideologi Secara Umum 
a. Dalam arti luas, ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir ataupun bertindak (pedoman 
hidup) di semua segi kehidupan, baik segi kehidupan pribadi maupun umum. 
b. Dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak 
(pedoman hidup) dalam bidang tertentu (Sunarso, Hs, 1986) 
c. Ideologi negara adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi negara merupakan 
konsensus (mayoritas) warga negara tentang nilai-nilai dasar negara yang ingin diwujudkan melalui 
kehidupan negara itu (Heuken, 1998) 
d. Karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang tidak lain 
adalah kehidupan politik, ideologi negara sering disebut pula ideologi politik. 
Pemahaman Konseptual tentang Ideologi 
a. NICOLLO MACHIAVELLI (1469-1527) 
– Berasal dari Florence, Italia 
– Sebagai orang pertama yang secara langsung membahas fenomena ideologi, dengan mengamati 
dan membahas praktek-praktek politik yang dilakukan oleh para Pangeran. 
– Pengamatan itu tampak dalam bukunya IL PRINCIPE, yang diterjemahkan dalam judul “Sang 
Penguasa: Surat Seorang Negarawan kepada Pemimpin Republik” (1987) 
– Menurutnya, ideologi pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam berpolitik praktis. 
– Siasat itu terutama tampak dalam tiga hal: 
• Kecenderungan orang untuk melakukan penilaian keadaan berdasarkan kepentingannya 
• Konsepsi-konsepsi keagamaan seringkali digunakan untuk menggalang kekuasaan dan melakukan 
dominasi 
• Kebutuhan untuk menggunakan tipu daya dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaan 
b. ANTOINE DESTUT DE TRACY (1754-1856) 
– Seorang pemikir Perancis, hidup masa revolusi Perancis 
– Ia menulis buku masyur berjudul LES ELEMENTS DE L’IDEOLOGIE, di mana istilah ideologi 
pertama kali digunakan. 
– Bagi Tracy, istilah ideologi memiliki konotasi positif. Ideologi adalah ilmu mengenai gagasan atau 
ilmu tentang ide-ide. 
– Dia mengajak masyarakat Perancis untuk berusaha menemukan dan menilai ide yang sehat dan ide 
yang tidak sehat dalam masyarakat. 
– Ide yang sehat adalah yang sesuai dengan realitas dan sejalan dengan akal budi. Ide ini mestinya 
dimanfaatkan masyarakat sebagai patokan hidup sehari-hari. 
– Ide yang tidak sehat adalah ide yang tidak sesuai dengan realitas dan bertentangan dengan akal 
budi, yang lalu ia sebut sebagai gagasan palsu atau khayalan belaka. Contoh gagasan palsu ada lah 
gagasan bersumber dari agama, bahwa raja memiliki kekuasaan dari Tuhan, akibatnya kekuasaan
raja bersifat mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Oleh karena itu, negara harus dijalankan berdasar 
kaidah-kaidah akal budi, bukan kaidah-kaidah agama. 
– Ketika Napoleon berkuasa, de Tracy didepak dari Senat. Napoleon menganggap ideologi sebagai 
gagasan tidak berguna. Sejak itu, ideologi lenyap dari gelanggang kehidupan politik. 
c. Karl Marx (1818-1883) 
– Berasal dari Prussia (kini Jerman). 
– Dalam bukunya Die Deutch Ideologi, dia memahami ideologi berkebalikan dari de Tracy. Baginya, 
ideologi adalah kesadaran palsu. 
– Mengapa disebut kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu yang 
diciptakan oleh para pemikir, yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh kepentingannya. Maka, 
hasil pemikiran yang muncul dalam bentuk ideologi sesungguhnya tidak lebih dari khayalan 
(pengandaian-pengandaian spekulatif) untuk melindungi kepentingan kelas pemikir itu. Kelas 
pemikir itu adalah kelas penguasa. 
– Demikianlah, ideologi adalah kesadaran palsu yang digunakan sebagai dasar pembenaran atas 
hak-hak istimewa kelas tertentu. 
d. Louis Althusser (1918- …) 
– Ia murid Marx, namun ia tidak setuju pandangan Marx tentang ideologi. 
– Menurutnya, ideologi memang berisi gagasan spekulatif, namun bukan kesadaran palsu. Sebab, 
gagasan spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk menggambarkan realitas (apa itu dunia), 
melainkan memberi gambaran tentang bagaimana manusia semestinya menjalankan hidupnya. 
– Setiap orang membutuhkan ideologi, sebab setiap orang perlu memiliki keyakinan tentang 
bagaimana semestimya ia menjalankan kehidupannya. 
– Pendek kata, ideologi adalah pedoman hidup. 
Dua Kutub Ideologi 
Kutub pertama, ideologi bisa menjadi sesuatu yang baik, yaitu manakala ideologi mampu menjadi 
pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik. 
Kutub kedua, ideologi bisa menjadi hal yang tidak baik, yaitu manakala ideologi dijadikan alat 
menyembunyikan kepentingan penguasa. Di sini, ideologi tidak lebih dari sebuah kesadaran palsu. 
Tiga Dimensi dalam Ideologi 
Ideologi politik bisa bertahan dalam perubahan masyarakat, bisa pula pudar dan ditinggalkan, 
tergantung pada daya tahan ideologi. 
Ideologi akan mampu bertahan, bila mempunyai tiga dimensi, meliputi: 
 
DIMENSI REALITA, menunjuk pada kemampuan ideologi untuk memcerminkan realita yang hidup 
dalam masyarakat di mana ia muncul untuk pertama kalinya, paling kurang realita pada saat -saat 
awal kelahirannya.
 
DIMENSI IDEALISME, yaitu kadar atau kualitas idealisme yang terkandung di dalam ideologi atau 
nilai-nilai dasarnya. Kualitas itu menentukan kemampuan ideologi dalam memberikan harapan 
kepada masyarakat untukmempunyai dan membina kehidupan bersama yang lebih baik dan untuk 
membangun masa depan yang lebih cerah. 
 
DIMENSI FLEKSIBILITAS, yaitu kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus 
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat. 
Dua Macam Watak Ideologi 
a. Ideologi tertutup, adalah ideologi yang bersifat mutlak, ciri-cirinya: 
 
Bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang 
digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat 
 
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan kepada 
masyarakat 
 
Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan 
 
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati 
 
Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi ideologi 
tersebut 
 
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang 
keras, mutlak, dan total. 
b. Ideologi terbuka, adalah ideologi yang tidak dimutlakkan, ciri-cirinya: 
 
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi bukan keyakinan 
ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat 
 
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik seluruh 
rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka 
 
Isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali 
falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka 
 
Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi 
masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai falsafah itu 
 
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar 
belakang budaya dan agama. 
Pengertian Pancasila 
Kata Pancasila berasal dari kata Sanskerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai 
Nirwana diperlukan 5 dasar/ajaran, yaitu 
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh 
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berzina 
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta. 
5. Jangan minum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minum minuman keras. 
Diadaptasi oleh orang Jawa menjadi 5 M = Madat/Mabuk, Maling/Mencuri, Madon/Bermain 
Perempuan, Maen/Judi, Mateni/Membunuh. 
Pengertian Pancasila Secara Etimologis 
Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu 
dalam Kitab Tripitaka dimana dalam Ajaran Buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk 
mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 larangan di atas. 
Pengertian Pancasila Secara Historis 
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila 
sebagai Dasar Negara. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, 
kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya 
dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. 
Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 
Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah 
disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka 
pembentukan Rumusan Dasar Negara. 
Pengertian Pancasila Secara Termitologis 
Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI, untuk melengkapi alat2 
Perlengkapan Negara, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan berhasil 
mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya 
tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar 
sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia 
Pancasila Berbentuk: 
1. Hirarkis (berjenjang) 
2. Piramid. 
A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang BPUPKI pada 
tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut: 
1. Prikebangsaan; 
2. Prikemanusiaan; 
3. Priketuhanan; 
4. Prikerakyatan; 
5. Kesejahteraan Rakyat 
B. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan sidang 
BPUPKI, sebagai berikut: 
1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme/Prikemanusiaan; 
3. Mufakat/Demokrasi; 
4. Kesejahteraan Sosial; 
5. Ketuhanan yang berkebudayaan; 
Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yaitu: 
1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme; 
2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat; 
3. Ketuhanan YME. 
Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila atau Satusila yang 
intinya adalah Gotong Royong. 
C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945 rumusannya 
sebagai berikut: 
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya; 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab; 
3. Persatuan Indonesia; 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan; 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; 
Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian Pancasila tersebut yang sah dan benar 
secara Konstitusional adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45, hal ini 
diperkuat dengan adanya Ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 
1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI 
yang sah dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. 
Proses Penyusunan dan Penetapan Dasar Negara 
a. Tahap Pembentukan BPUPKI 
BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945.Pembentukan 
BPUPKI memberi kesempatan secara legal kepada Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan 
dan merancang UUD yang berisi dasar negara. 
b. Tahap Penyusunan Konsep Rancangan Dasar Negara dan UUD 
Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei s/d 1 Juni 1945) 
Pada sidang ini K.R.T Radjiman Widyodiningrat(ketua BPUPKI), menyampaikan tentang 
dasar falsafah yang akan dibentuk bagi bangsa Indonesia.Usulan-usulan dasar Negara RI yang 
muncul pada sidang ini, antara lain: 
a. Mr. Moh. Yamin 
Secara lisan;
1) Peri Kebangsaan 
2) Peri Kemanusiaan 
3) Peri Ketuhanan 
4) Peri Kerakyatan 
5) Kesejahteraan Rakyat 
Secara tertulis; 
1) Ketuhanan Yang Maha Esa 
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia 
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia 
b. Prof. Dr. R. Soepomo 
1) Paham negara persatuan 
2) Hubungan negara dan agama 
3) Sistem badan permusyawaratan 
4) Sosialisme negara 
5) Hubungan antar bangsa 
c. Ir. Soekarno 
Pancasila; 
1) Kebangsaan Indonesia 
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan 
3) Mufakat atau demokrasi ekonomi negara bersifat kekeluargaan 
4) Kesejahteraan sosial 
5) Ketuhanan yang berkebudayaan 
Dapat diperas menjadi Trisila; 
1) Sosionalisme 
2) Sosiodemokratis 
3) Ketuhanan 
Dapat diperas lagi menjadi Ekasila; 
1) Gotong royong 
Pada sidang pertama BPUPKI belum tercapai kesepakatan tentang dasar Negara. 
Kemudian dibentuk Panitia Sembilan. 
Panitia Sembilan 
Anggota Panitia Sembilan adalah: 
Ir. Soekarno Abikusno Tjokrosoejoso 
Drs. Moh. Hatta H. Agus Salim 
Mr. A.A. Maramis Mr. Ahmad Soebarjo 
K.H. Wahid Hasyim Mr. Moh. Yamin 
Abd. Kahar Muzakir
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar Negara Indonesia yang 
dikenal dengan Jakarta Charter(Piagam Jakarta). 
Rumusan Dasar Negara Menurut Jakarta Charter 
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk -pemeluknya. 
2. Kemanusian yang adil dan beradab. 
3. Persatuan Indonesia. 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. 
c. Sidang Kedua BPUPKI (10 s/d 16 Juli 1945) 
Pada sidang kedua ini membicarakan tentang rancangan UUD Negara Indonesia dengan 
membentuk panitia kecil, yaitu; 
Panitia Kecil yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Bertugas merumuskan rancangan Pembukaan UUD 
yang berisi tujuan dan asas Negara Indonesia. 
Panitia Kecil yang dipimpin oleh Prof. Dr. Mr. R. Soepomo. Bertugas merumuskan rancangan 
batang tubuh UUD dan naskah proklamasi. 
Pada tanggal 14 Juli 1945 telah diterima rancangan dasar Negara sebagaimana tersebut dalam 
Piagam Jakarta yang dicantumkan dalam Pembukaan dari rencana UUD yang sedang disiapkan. 
d. Penetapan UUD 1945 
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan: 
1. Mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. 
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang 
pertama. 
3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh BP-KNIP. 
Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah 
sebagai berikut; 
a. Ketuhanan Yang Maha Esa 
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab 
c. Persatuan Indonesia 
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 
e. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia 
Pancasila Ditinjau dari Tekstualnya 
Ditinjau dari tekstual, bahwa Pancasia sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam 
konstitusi Negara, yakni pada Pembukaan UUD 1945 alinea 4 (merupakan landasan konstitusional 
dan ideologi negara). 
Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia
1. Filasafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia 
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan 
yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafata hidup). Dengan pandangan 
hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan 
menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki 
pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi 
persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam 
masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan 
masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan 
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, 
sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman 
pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya. 
Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita - 
citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa 
mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup sesuatu bangsa 
adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya 
dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. 
Kita merasa bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-pendiri Republik ini 
dapat menunjukkan secara jelas apa sesungguhnya pandangan hidup bangsa kita yang kemudian 
kita namakan Pancasila. Seperti yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka 
Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar 
negara kita. 
Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa 
Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang 
meliputi kejiwaan dan watak yang sudah berurat/berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. 
Ialah suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan 
jika kita dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam hubungan manusia 
dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah. 
Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan 
memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan. Bangsa Indonesia lahir 
menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di 
masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang yang secara keseluruhan 
membentuk kepribadian sendiri. 
Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiannya sendiri yang bersamaan 
lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar 
negara Pancasila. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, 
melainkan telah berjuang, dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan 
oleh gagasan-gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan 
gagasan besar bangsa kita sendiri.
Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian 
bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini 
tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun 
dalam 3 buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam Pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah 
Konstitusi RIS 1949, serta dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia 1950, Pancasila 
itu tetap tercantum didalamnya, Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu, 
Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat -saat terjadi krisis nasional dan ancaman 
terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian nega ra, 
dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. 
Oleh karena itu, ia juga merupakan dasar yang mamapu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. 
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia 
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945 adalah 
dikandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu 
haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara 
Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai 
perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya. 
Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara 
Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 
Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi 
sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur -unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan 
hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa. 
Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan 
yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan ne gara harus 
didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu 
disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD. 
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi 
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam 
alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik 
Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, 
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) 
yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan 
dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan 
Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam 
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala 
sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi hakim, ilmu 
pengetahuan hukum). 
Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh 
masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah Indonesia.
Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas fundamen yang 
kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah meniru suatu model yang 
didatangkan dari luar negeri. 
Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, 
Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak 
dahulu hingga sekarang. 
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa 
Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar 
hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan bangsa dan 
negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi. 
3. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indone sia 
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia 
ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan 
bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis 
pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. 
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh 
kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu 
sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai 
peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain -lain) 
namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana -sini, misalnya 
di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur -unsur 
asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa 
Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap 
sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah 
pencerminan dari bangsa kita. 
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan : 
a. Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang 
berlaku di negara kita. 
b. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk 
dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. 
c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada 
bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang 
dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap 
sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa -bangsa lain 
di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah 
yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang 
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik 
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana 
perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan 
dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. 
e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan 
sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan 
kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad 
yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah 
diuji oleh sejarah perjuangan bangsa. 
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan 
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan 
merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan 
perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. 
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam 
kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada 
Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah 
Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala kesalahan akan melekat pada kita yang hidup di ma sa 
kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila. 
Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka 
yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 
3. Persatuan Indonesia. 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita 
gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil -wakil bangsa Indonesia 
pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1978, Pancasila itu 
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan 
yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi 
arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti 
setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru 
tentang Pancasila.
Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia 
Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan 
dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di 
bawah ini : 
a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945. 
b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan 
naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta). 
c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. 
d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945, alinea 
IV. 
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950. 
f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959. 
Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen 
historis dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan 
fundamennya adalah tetap sama sebagai berikut : 
1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh Ir. 
Soekarno 
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya 
mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya sebagai berikut : 
a. Kebangsaan Indonesia. 
b. Internasionalisme atau Prikemanusiaan. 
c. Mufakat atau Demokrasi. 
d. Kesejahteraan sosial. 
e. Ketuhanan. 
2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang Bersejarah (Piagam 
Jakarta Tanggal 22 Juni 1945) 
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah Jepangnya Dokuritsu 
Jumbi Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja yaitu : 
a. Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah berhasil menyusun 
sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada 
tanggal 18 Agustus 1945, naskah itulah yang ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan 
UUD 1945. 
b. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang kemudian 
membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini 
berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI. 
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. 
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik 
tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 
3. Persatuan Indonesia 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
3. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945 
Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan) merampungkan tugasnya 
dengan baik, maka dibubarkan dan pada tanggal 9 Agustus 1945, sebagai penggantinya dibentuk 
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 
Pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 
oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56 Jakarta yang disaksikan oleh PPKI tersebut. 
Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang 
pertama dengan mengambil keputusan penting : 
a. Mengesahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945. 
b. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945. 
c. Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad 
Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI. 
Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah badan yaitu 
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI memutuskan, 
Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8 propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam karesidenan - 
karesidenan. Juga menetapkan pembentukan Departemen-departemen Pemerintahan. 
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPPKI pada 
tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah menurut 
hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 
3. Persatuan Indonesia. 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
4. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949 
Bertempat di Kota Den Haag (Netherland / Belanda) mulai tanggal 23 Agustus sampai 
dengan tanggal 2 September 1949 diadakan KMB (Konferensi Meja Bundar). Adapun delegasi RI
dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomstvoor Federale Overleg) dipimpin 
oleh Sutan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseveen. 
Sebagai tujuan diadakannya KMB itu ialah untuk menyelesaikan persengketaan antara 
Indonesia dengan Belanda secepatnya dengan cara yang adil dan pengakuan akan kedaulatan 
yang penuh, nyata dan tanpa syarat kepada RIS (Republik Indonesia Serikat). Salah satu hasil 
keputusan pokok dan penting dari KMB itu, ialah bahwa pihak Kerajaan Belanda mengakui 
kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali oleh Kerajaan 
Belanda dengan waktu selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada 
tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam Belanda, Ratu Yuliana menandatangani Piagam 
Pengakuan Kedaulatan Negara RIS. 
Pada waktu yang sama dengan KMB di Kota Den Haag, di Kota Scheveningen 
(Netherland) disusun pula Konstitusi RIS yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. 
Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari negara Kesatuan RI menjadi negara serikat 
RIS dan Konstitusi RIS telah disusun di negeri Belanda jauh dari tanah air kita, namun demikian 
Pancasila tetap tercantum sebagai dasar falsafah negara di dalam Mukadimah pada alinea IV 
Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
2. Prikemanusiaan 
3. Kebangsaan. 
4. Kerakyatan. 
5. Keadilan Sosial. 
5. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah UUD Sementara RI (UUDS-RI 
1950) 
Sejak Proklamasi Kemerdekaannya, bangsa Indonesia menghendaki bentuk negara 
kesatuan (unitarisme) oleh karena bentuk negara serikat (federalisme) tidaklah sesuai de ngan cita-cita 
kebangsaan dan jiwa proklamasi. Demikianlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa 
Indonesia tetap membara dan meluap, sebagai hasil gemblengan para pemimpin Indonesia sejak 
lahirnya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian dikristalisasikan dengan Sumpah 
Pemuda 28 Oktober 1928, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. 
Oleh karena itu pengakuan kedaulatan negara RIS menimbulkan pergolakan-pergolakan 
di negara-negara bagian RIS untuk bersatu dalam bentuk negara kesatuan RI sesuai 
dengan Proklamasi Kemerdekaan RI. Sesuai Konstitusi, negara federal RIS terdiri atas 16 negara 
bagian. Akibat pergolakan yang semakin gencar menuntut bergabung kembali pada negara 
kesatuan Indonesia, maka sampai pada tanggal 5 April 1950 negara federasi RIS, ting gal 3 (tiga) 
negara lagi yaitu : 
1. RI Yogyakarta. 
2. Negara Sumatera Timur (NST). 
3. Negara Indonesia Timur (NIT).
Negara federasi RIS tidak sampai setahun usianya, oleh karena terhitung mulai tanggal 
17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyampaikan Naskah Piagam, pernyataan terbentuknya 
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berarti pembubaran Negara Federal RIS (Republik 
Indonesia Serikat). 
Pada saat itu pula panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo mengubah 
konstitusi RIS 1949 (196 Pasal) menjadi UUD RIS 1950 (147 Pasal). 
Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak mempengaruhi dasar falsafah 
Pancasila, sehingga tetap tercantum dalam Mukadimah UUDS-RI 1950, alinea IV dengan 
perumusan dan tata urutan yang sama dalam Mukadimah Konstitusi RIS yaitu : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
2. Prikemanusiaan 
3. Kebangsaan. 
4. Kerakyatan. 
5. Keadilan Sosial. 
6. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945 Setelah Dekrit 
Presiden 5 Juli 1959 
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Umum 
untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang akan menyusun UUD baru. 
Pada akhir tahun 1955 diadakan pemilihan umum pertama di Indonesia dan Konst ituante yang 
dibentuk mulai bersidang pada tanggal 10 November 1956. 
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan selanjutnya. Konstituante gagal membentuk 
suatu UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950. Dengan kegagalan konstituante tersebut, 
maka pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi 
pernyataan : 
a. Pembubaran Konstuante. 
b. Berlakunya kembali UUD 1945. 
c. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950. 
d. Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS. 
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila tetap menjadi dasar 
falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dengan perumusan dan 
tata urutan seperti berikut : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968, tertanggal 13 April 
1968, perihal : Penegasan tata urutan/rumusan Pancasila yang resmi, yang harus digunakan baik 
dalam penulisan, pembacaan maupun pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan kepada : 
Semua Menteri Negara dan Pimpinan Lembaga / Badan Pemerintah lainnya. 
Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu keadaan yang telah 
berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan asas hukum positif (Ius Contitutum), UUD 
1945 adalah konstitusi Indonesia yang berlaku sekarang. Dengan demikian secara yuridis formal 
perumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang harus digunakan, 
walaupun sebenarnya tidak ada di dalam Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut. 
Prof. A.G. Pringgodigdo, SH dalam bukunya “Sekitar Pancasila” peri -hal perumusan 
Pancasila dalam berbagai dokumentasi sejarah mengatakan bahwa uraian-uraian mengenai dasar-dasar 
negara yang menarik perhatian ialah yang diucapkan oleh : 
1. Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945. 
2. Prof. Mr. Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945. 
3. Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. 
Walaupun ketiganya mengusulkan 5 hal pokok untuk sebagai dasar -dasar negara 
merdeka, tetapi baru Ir. Soekarno yang mengusulkan agar 5 dasar negara itu dinamakan Pancasila 
dan bukan Panca Darma. 
Jelaslah bahwa perumusan 5 dasar pokok itu oleh ketiga tokoh tersebut dalam redaksi 
kata-katanya berbeda tetapi inti pokok-pokoknya adalah sama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, 
Prikemanusiaan atau Internasionalisme, Kebangsaan Indonesia atau Persatuan Indonesia, 
Kerakyatan atau Demokrasi dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menegaskan : Maksud Pancasila 
adalah philosophschegrondslag itulah fundament falsafah, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk 
di atasnya didirikan gedung “Indonesia Merdeka Yang Kekal dan Abadi”. 
Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas Airlangga Surabaya 
pada tanggal 10 November 1955 menegaskan : “Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan 
yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 
sila negara kita”. 
Prof. Mr. Muhammad Yamin dalam bukunya “Proklamasi dan Konstitusi” (1951) 
berpendapat : “Pancasila itu sebagai benda rohani yang tetap dan tidak berubah sejak Piagam 
Jakarta sampai pada hari ini”.
Kemudian pernyataan dan pendapat Prof. Mr. Drs. Notonagoro dan Prof. Mr. 
Muhamamd Yamin tersebut diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No. 
XX/MPRS/1960 jo Ketetapan No. V/MPR/1973. 
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 
Menurut pandangan DR. Alfian, sebuah ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka jika di dalam 
ideologi tersebut terkandung tiga dimensi sebagai berikut: 
1. Dimensi Realita (suatu ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam 
masyarakat) 
2. Dimensi Idealisme (nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan 
lambungan angan-angan (utopia). 
3. Dimensi Fleksibilitas/Pengembangan (suatu ideologi memiliki keluwesan yang 
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa 
menghilangkan atau mengingkari hakekat/jati dirinya). 
Gagasan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 
1. Secara formal ditampilkan sekitar tahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesunguhnya dapat 
ditelusuri dari pembahasan para pendiri negara pada tahun 1945. 
2. Didorong oleh tantangan zaman, sejarah menunjukkan bahwa betapa kokohnya 
suatu ideologi, bila tidak memiliki dimensi fleksibilitas, maka akan mengalami kesulitan 
bahkan mungkin kehancuran (contoh : runtuhnya Komunisme di Uni Soviet). 
3. Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak 
boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan 
nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan gagasan Pancasila sebagai ideologi 
terbuka : 
1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan dengan situasi & kondisi zaman yg 
terus mengalami perubahan. 
2. Terkandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai 
dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman. 
3. Pancasila harus mampu memberikan orientasi ke depan, terutama menghadapi 
globalisasi dan keterbukaan. 
4. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam 
wadah dan ikatan NKRI. 
Pancasila Berwatak Terbuka 
Artinya Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai ideologi terbuka, karena:
 
Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia 
 
Isi Pancasila tidak langsung operasional 
 
Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat 
 
Pancasila juga bukan ideologi totaliter 
 
Pancasila menghargai pluralitas 
Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 
Fleksibilitas ideologi Pancasila, karena mengandung nilai-nilai : 
Pancasila Berwatak Terbuka 
Artinya Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai ideologi terbuka, karena: 
 
Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia 
 
Isi Pancasila tidak langsung operasional 
 
Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat 
 
Pancasila juga bukan ideologi totaliter 
 
Pancasila menghargai pluralitas 
Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila terdapat batas-batas yang tidak boleh 
dilanggar, antara lain: 
1. Stabilitas nasional yang dinamis 
2. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninisme, dan Komunisme 
3. Mencegah berkembangnya paham liberal 
4. Larangan terhadap paham atheisme 
5. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan masyarakat 
6. Penciptaan norma-norma baru yang harus melalui konsensus di masyarakat 
Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila 
Batas jenis pertama : 
Bahwa yang boleh disesuaikan dan diganti hanya nilai instrumental, sedangkan nilai dasar atau 
instrinsiknya mutlak dilarang. 
Batas jenis kedua, yaitu terdiri dari 2 (dua) buah norma : 
1. Penyesuaian nilai instrumental, pada tuntutan kemajuan jaman, harus dijaga agar 
daya kerja dari nilai instrumental yang disesuaikan itu tetap memadai untuk mewujudkan 
nilai instrinsik yang bersangkutan. 
2. Nilai instrumental pengganti, tidak boleh bertentangan antara linea recta dengan 
nilai instumental yang diganti.
Kegiatan Belajar 2 : Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Pancasila sebagai Paradigma 
Pembangunan 
Pengertian Pancasila Sebagai Sumber Nilai 
Ada dua pandangan tentang cara beradanya nilai : 
1. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek itu sendiri (obyektif), merupakan suatu hal yg obyektif 
dan membentuk semacam “dunia nilai”, yang menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia 
(filsuf Max Scheler dan Nocolia Hartman). 
2. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung kepada penangkapan dan perasaan orang (subyektif), 
menurut Nietzsche, nilai yg dimaksudkan adalah tingkat atau derajat yang diinginkan oleh manusia.
Beberapa Pengertian tentang Nilai: 
1. Kamus Ilmiah Populer, Nilai adalah ide ttg apa yang baik, benar, bijaksana dan apa yg berguna 
sifatnya lebih abstrak dari norma. 
2. Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang 
indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. 
3. Nursal Luth dan Daniel Fernandez, Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yg diinginkan atau 
tidak diinginkan yg mempengaruhi perilaku sosial dari orang yg memiliki nilai itu. Nilai bukanlah soal 
benar salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi/tidak. 
4. C. Kluckhoorn, Nilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau karakteristik 
dari sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang berpengaruh pada pemilihan 
pola, sarana, dan tujuan dari tindakan. 
Ciri-ciri Nilai: 
1. Nilai-nilai yang mendarah daging (internalized value), yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian 
bawah sadar/ yg mendorong timbulnya tindakan tanpa berfikir lagi. 
2. Nilai yang dominan, mrp nilai yg dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai lainnya, 
dengan pertimbangan : 
a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. 
b. Lamanya nilai yg dirasakan oleh agt kelompok tsb. 
c. Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu. 
d. Tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang membawakan nilai tersebut. 
Macam-macam Nilai 
1. Alport: Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat, dalam 6 (enam) 
macam, yaitu: nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, & religi 
2. Sprange: Nilai dapat dibedakan menjadi 6 (enam) antara lain: nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, 
nilai agama, nilai seni, nilai sosial, dan nilai politik. 
3. Sprange, Harold Lasswell: Mengidentifikasi 8 (delapan) nilai-nilai masyarakat barat dalam 
hubungannya dengan manusia lain, yaitu ; (kekuasaan, pendidikan/penerangan (enlightenment), 
kekayaan (wealth), kesehatan (well-being), keteram-pilan (skill), kasih sayang (affection), kejujuran 
(rectitude) dan keadilan (rechtschapenheid) dan kese-garan, respek (respect). 
4. Prof. Dr. Notonagoro, membagi menjadi 3 (tiga) bagian: 
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yg berguna bagi unsur manusia. 
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau 
aktivitas.
c. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia, dapat dibedakan atas 4 
(empat) macam : 
 Nilai kebenaran/ kenyataan (ratio, budi dan cipta). 
 Nilai keindahan (perasaan dan estetis). 
 Nilai moral/ kebaikan (karsa dan etika). 
 Nilai religius (keyakinan/kepercayaan manusia) 
Pancasila sebagai Sumber Nilai 
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, berarti nilai-nilai yang terkandung dalam 
Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara, secara umum dapat dilihat 
dalam sila-sila Pancasila sbb : 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 
3. Persatuan Indonesia 
4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila meliputi: nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai 
praksis. 
Nilai Dasar: 
1. Pancasila memuat nilai dasar tentang penyelenggaraan negara, yaitu: Ketuhanan Yang Maha 
Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yg dipimpin oleh 
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat 
Indonesia. 
2. Karena merupakan nilai dasar maka: 
a. Nilai-nilai itu bersifat abadi dalam Pembukaan UUD 1945 
b. Nilai-nilai itu bersifat abstrak dan umum 
c. Nilai-nilai itu relatif tidak berubah, namun maknanya selalu bisa disesuaikan dengan perkembangan 
zaman 
d. Melalui proses penafsiran ulang, akan didapat nilai-nilai baru yang lebih operasional sesuai 
tantangan kekinian zaman 
e. Nilai-nilai operasional itu berupa nilai instrumental dan nilai praksis 
Nilai Instrumental: 
1. Merupakan penjabaran dari nilai dasar 
2. Berlaku untuk kurun waktu tertentu dan kondisi tertentu 
3. Sifatnya sudah lebih kontekstual, bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman
4. Tampil dalam bentuk kebijakan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program, sebagai penjabar an 
dari nilai dasar 
5. Terikat oleh perubahan waktu, keadaan atau tempat sehingga memerlukan penyesuaian secara 
berkala agar nilai dasar tetap relevan dengan masalah-masalah utama yang dihadapi masyarakat 
pada zaman itu 
6. Tercantum dalam seluruh dokumen kenegaraan yang menindaklanjuti UUD 1945 seperti undang-undang 
dan banyak peraturan pelaksanaannya 
7. Lembaga-lembaga yang berwenang menyusun nilai instrumental yaitu MPR, Presiden, dan DPR 
8. Sesuai pasal 4 ayat 1 UUD 1945 Presiden dapat menindaklanjuti undang-undang dengan 
mengeluarkan peraturan pelaksanaannya 
Nilai Praksis: 
1. Adalah pelaksanaan nilai dasar dan nilai instrumental dalam kehidupan sehari -hari. 
2. Pelaksanaan Pancasila meliputi dua cara: 
a. Secara subyektif: Pelaksanaan oleh setiap individu warga negara indonesia, penduduk indonesia, 
maupun oleh setiap individu penguasa negara atau penyelenggara negara. 
b. Secara obyektif: Pelaksanaan pancasila dalam penyelenggaraan negara oleh lembaga negara baik 
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. 
Tinjauan metafisika terhadap Pancasila sehingga nilai -nilainya memiliki sifat objektif : 
1. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan kenyataan adanya sifat-sifat abstrak, 
umum dan universal. 
2. Inti sila-sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa 
Indonesia, baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan maupun keagamaan. 
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum 
memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang mendasar. 
4. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila), secara hukum tidak dapat 
diubah oleh setiap pun termasuk MPR hasil pemilihan umum. 
5. Pembukaan UUD 1945 terkandung Pancasila yang tidak dapat diubah (tetap), krn 
kemerdekaan merupakan karunia Tuhan. 
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila 
Sila Pertama : Menunjukkan bahwa Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, Yang Maha 
Esa, dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya, maka manusia Indonesia akan mengembangkan 
toleransi antarumat beragama, toleransi sesama umat beragama, dan toleransi antarumat 
beragama dengan negaranya. Tidak akan memaksakan agama kepada pemeluk agama lain. 
Bangsa Indonesia bukan bangsa yang sekuler atau memisahkan agama dan negara. Indonesia juga 
bukan negara agama yang mendasarkan kepada agama tertentu.
Sila Kedua : Manusia memiliki hakikat pribadi yang mono-pluralis terdiri atas susunan kodrat jiwa 
raga, serta berkedudukan sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang 
Maha Esa. Nilai luhur kemanusiaan akan menumbuhkan sikaptepasalira, menghormati hak asasi 
manusia, anti penjajahan, mengutamakan kebenaran dan keadilan, mencintai sesama manusia, 
tenggang rasa, dan sebagainya. Negara memberi kebebasan untuk menentukan jumlah anak, akan 
tetapi program keluarga berencana merupakan program pemerintah agar warga negara lebih 
bertanggung jawab pada generasi mendatang. Warga negara berhak menentukan jenis pekerjaan 
dengan imbalan yang layak menurut kemampuannya masing-masing. 
Sila Ketiga : Berupa pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, satu bangsa dan satu negara 
Indonesia, tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan 
keutuhan. Nilai luhur persatuan terkandung di dalamnya cinta tanah air, tidak membeda-bedakan 
sesama warga negara Indonesia, cinta perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan 
bangsa sendiri, suku dan daerah tertentu. 
Sila Keempat : Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua 
orang warga dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dar i 
rakyat dilaksanakan oleh rakyat dan diperuntukkan untuk rakyat.Nilai luhur kerakyatan yang 
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, antara lain terkandung 
makna cinta permusyawaratan, cinta demokrasi, tidak memaksakan kehedak kepada orang lain, 
menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah, tidak mementingkan diri sendiri, cinta 
kebersamaan, dan sebagainya. 
Sila Kelima : Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan segala sesuatu yang berhubungan dengan 
hak dalam hubungan hidup kemanusiaan. Nilai luhur yang terkandung didalamnya adalah mencintai 
keadilan sosial, cinta kekeluargaan, suka bekerja keras, menghormati kedaulatan bangsa lain, dan 
menganggap bangsa lain sederajat. 
Sila pertama menjiwai dan mendasari sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima; sila kedua dijiwai dan 
didasari sila pertama, menjiwai dan mendasari sila ketiga, keempat, dan kelima; sila ketiga dijiwai 
dan didasari sila pertama dan sila kedua, menjiwai dan mendasari sila keempat dan kelima; sila 
keempat dijiwai dan didasari sila pertama, kedua, dan ketiga, menjiwai dan mendasari sila kelima; 
sila kelima dijiwai dan didasari sila pertama, kedua, ketiga dan keempat. Itulah yang dinamakan 
Pancasila hierarkis piramidal. 
Dengan demikian, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Karena 
Pancasila merupakan sumber nilai di Indonesia maka semua nilai yang berkembang tidak oleh 
bertentangan dengan Pancasila. 
Pengamalan Pancasila Sebagai Sumber Nilai 
1. Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Keluarga.
Kehidupan sehari-hari dalam keluarga harus dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila, di mana orang tua 
menjadi teladan bagi anak-anaknya. Segala tindak tanduk seluruh keluarga harus bersumber dari 
nilai-nilai luhur Pancasila. 
2. Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Sekolah 
Anak yang berumur tujuh tahun telah memasuki usia wajib belajar pendidikan formal. Di sinilah 
penanaman nilai-nilai luhur Pancasila dimulai yaitu dari taman kanak-kanak, terutama melalui 
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 
3. Pendidikan dalam Masyarakat 
Pendidikan dalam masyarakat amat penting untuk penanaman nilai luhur Pancasila, karena waktu di 
sekolah hanya terbatas sehingga waktu yang lebih banyak ada di lingkungan keluarga dan 
masyarakat maka pergaulan sehari-hari dalam masyarakat luas akan sangat berpengaruh terhadap 
pembentukan sikap dan kepribadian anak. Oleh karena itu, hendaknya masyarakat ikut bertanggung 
jawab dalam pembentukan sikap dan perilaku anak, serta penanaman nilai -nilai luhur Pancasila. 
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan 
Makna, Hakikat dan Tujuan Pembangunan Nasional 
Pengertian Pembangunan: Usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat 
sehingga menjadi lebih baik 
Aspek Pembangunan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, di dalamnya mencakup tiga aspek 
sekaligus, yaitu: 
1. Emansipasi bangsa, yaitu usaha bangsa untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada bangsa 
lain agar dapat berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri tanpa melepaskan semangat kerja sama 
yang produktif 
2. Modernisasi, adalah upaya untuk mencapai taraf mutu kehidupan yang lebih baik 
3. Humanisasi, bermakna bahwa pembangunan pada hakikatnya untuk manusia seutuhnya dan 
seluruh masyarakat Indonesia 
Makna Pembangunan Nasional, adalah upaya untuk mening-katkan seluruh aspek kehidupan 
masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan 
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. 
Hakikat Pembangunan Nasional, adalah pembangunan manu-sia Indonesia seutuhnya dan 
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. 
Tujuan Pembangunan Nasional, dilaksanakan untuk mewujud-kan Tujuan Nasional seperti 
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. 
Paradigma adalah anggapan-anggapan dasar yang membentuk kerangka keyakinan yang berfungsi 
sebagai acuan, kiblat atau pedoman untuk melihat persoalan dan bagaimana menyelesaikannya
Paradigma pembangunan dipahami sebagai kerangka keyakinan yang digunakan sebagai pedoman 
untuk melihat persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan 
Paradigma Pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sistem berfikir sebagai upaya 
untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan 
masyarakat menuju hari esok yang lebih baik (secara kualitatif maupun kuantitati f) 
Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga paradigma 
pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan 
masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia, yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai 
luhur Pancasila. 
Pokok-pokok Pancasila sebagai paradigma Pembangunan adalah sebagai berikut: 
1. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik dan hukum meliputi: 
a. Pengembangan sistem politik negara yang menghargai harkat dan martabat manusia sebagai 
subyek atau pelaku 
b. Pengembangan sistem politik yang demokratis, berkadaulatan rakyat ,dan terbuka 
c. Sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai moral bukan sekadar kekuasaan 
d. Pengambilan keputusan politi secara musyawarah mufakat 
e. Politik dan hukum yang didasarkan atas moral ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan 
keadilan. 
2. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi meliputi: 
a. Dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan menjadi kerangka landasan pembangunan ekonomi 
b. Mengembangkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan 
c. Mengembangkan sistem ekonoimi yang bercorak kekeluargaan 
d. Ekonomi yang menghindarkan diri dari segala bentuk monopoli dan persaingan bebas 
e. Ekonomi yang bertujuan keadilan dan kesejahteraan bersama 
3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya meliputi: 
a. Pembangunan sosial budaya dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat yang demokratis, aman, 
tenteram, dan damai 
b. Pembangunan sosial budaya yang menghargai kemajemukan masyarakat Indonesia 
c. Terbuka terhadap nilai-nilai luar yang positif untuk membangun masyarakat Indonesia yang modern 
d. Memelihara nilai-nilai yang telah lama hidup dan relevan bagi kemajuan masyarakat 
4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan pertahanan keamananmeliputi: 
a. Pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negaranya 
b. Mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta 
c. Mengembangkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain
5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi: 
a. Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebaghagiaan lahir batin, memenuhi kebutuhan 
material dan spiritual 
b. Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral 
c. Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai, tetapi terikat pada nilai -nilai yang 
berlaku di masyarakat 
d. Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa, dan kehendak 
e. Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan peningkatan kualitas, harkat, dan 
martabat manusia 
6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan agama meliputi: 
a. Pengembangan kehidupan beragama adalah dengan terciptanya kehidupan sosial yang saling 
menghargai dan menghormati 
b. Memberikan kebebasan dalam rangka memeluk dan mengamalkan ajaran agama 
c. Tidak memaksakan keyakinan agama kepada orang lain 
d. Mengakui keberadaan agama orang lain dengan tidak saling menjelekkan dan menghina antarumat 
beragama 
Masalah-masalah dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka: 
1. Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap 
proaktif, terus menerus melakukan interpretasi (penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam 
suasana dialog kritis-konstruktif 
2. Karena terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bisa terjadi Pancasila semata-mata ditafsirkan 
sesuai dengan kepentingan si penafsir 
Dua tantangan/masalah tersebut menuntut sikap dan tanggapan positif semua warga negara. 
Bersikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat diwujudkan dengan 
adanya: 
1. Kesediaan segenap komponen masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai 
Pancasila, misalnya dengan dialog publik tentang Pancasila sehingga kemungkinan terjadinya i - 
relevansi, dominasi penafsiran maupun penafsiran tidak sehat terhadap Pancasila bisa dicegah 
2. Kesediaan segenap komponen bangsa menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam 
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan terus menerus secara konsisten 
berjuang memperkecil kesenjangan antara idel-ideal Pancasila dengan kenyataan kehidupan 
berbangsa sehari-hari 
Perwujudan Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 
1. Selalu berpegang teguh kepada kelima dasar Pancasila
2. Bersedia mengkaji Pancasila melalui wacana, diskusi, tulisan maupun penelitian 
3. Terbuka terhadap nilai-nilai baru namun tetap sesuai dengan nilai dasar Pancasila 
4. Menjadikan nilai Pancasila sebagai masuknya budaya asing 
5. Menolak Pancasila dijadikan ideologi tertutup 
6. Menolak Pancasila dijadikan sebagai alat kekuasaan bagi mereka yang berkuasa 
7. Bersedia mengembangkan norma-norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpedoman 
pada Pancasila 
8. Bersedia menaati norma sosial maupun norma hukum yang sesuai dengan nilai -nilai Pancasila
BAB 3 
Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokratis 
Standar Kompetensi 
3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokratis 
Kompetensi Dasar 
3.1 Mendiskripsikan pengertian, fungsi, dan peranan serta perkembangan pers di Indonesia. 
3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode etik jurnalistik dalam 
masyarakat demokratis di Indonesia. 
3.3 Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa 
dalam masyarakat demokratis di Indonesia. 
A. Pengertian Pers 
Menurut L.Taufik pengertian Pers terdiri dari : 
1. Pers dalam arti sempit mencakup surat kabar, Koran, majalah, tabloid, bulletin, jadi pers terbatas 
pada media cetak. 
2. Pers dalam arti luas mencakup semua media massa, termasuk radio, televise, film, internet. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pers mempunyai arti : 1)alat untuk mencetak 
buku atau surat kabar, 2) alat untuk menjepit, memadatkan, 3) surat kabar dan majalah yang berisi 
berita, dan 4) orang yang bekerja di bidang persuratkabaran. 
Menurut Undang-undang Pers Nomor 40 tahun 1999 menyebutkan bahwa pers adalah lembaga 
social dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. meliputi mencari, 
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, 
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun bentuk lainnya dengan menggunakan 
media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. 
B. Fungsi dan Peran Pers di Indonesia 
Fungsi pers nasional berdasarkan undang-undang pers adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wahana komunikasi massa 
Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antar warga negara dengan pemerintah dan antar 
berbagai pihak. 
2. Sebagai penyebar informasi 
Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau Negara maupun dari warga 
negara ke Negara. 
3. Sebagai pembentuk opini 
Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptkan opini kepada 
masyarakat luas . 
4. Sebagai media informasi, pendidkan, hiburan, dan control serta sebagai lembaga ekonomi. 
Selain fungsinya pers juga mempunyai peranan, adapun peranan pers nasional adalah : 
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. 
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan hak asasi 
manusia, serta menghormati kebhinekaan. 
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. 
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan 
kepentingan umum. 
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 
C. Perkembangan Pers di Indonesia 
Perkembangan Pers di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut : 
1. Tahun 1945 sampai 1950-an 
Pers Indonesia pada masa ini menjadi alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia oleh 
karena itu sering disebut “Pers Perjuangan” atau pers revolusi.
2. Tahun 1950 sampai 1960 
Pers pada masa itu menjadi alat propaganda dari partai politik maka biasanya disebut pers partisan 
yang mempunyai tujuan yang sama dengan partai-partai politik yang mendanainya. 
3. Tahun 1970-an sampai 1980-an 
Pada masa orde baru pers mengalami depolit isasi dan komersialisasi, proses depolitisasi dengan 
jalan menghilangkan unsur-unsur politik dalam berita sebagai akibat dari lepasnya pengaruh partai 
politik dan kekuasaan pemerintah, serta mejadi pers komersial dengan pencarian dana masyarakat 
dari iklan dan jumlah pembaca yang banyak. 
4. Tahun 1980-an 
Pemerintah melalui Departemen penerangan mengeluarkan peraturan tentang Surat Ijin Usaha 
Penerbitan Pers (SIUPP), usaha pers akan sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya . 
Dengan adanya hal tersebut pers mulai melakukan apa yang disebut dengan diversifikasi usaha. 
5. Tahun 1990-an 
Pers Indonesia mulai berani menentang pemerintah dengan memuat artikel -artikel yang kritis 
terhadap kebijakan pemerintah orde baru, pers mulai proses repolitisasi sampai menjelang reformasi. 
6. Masa Reformasi 1998 sampai sekarang 
Pers Indonesia menikmati kebebasan pers dengan dikeluarkannya Undang-undang No 40 tahun 
1999 yang menjamin kebebasan pers dan menjamin hak memperoleh informasi serta kemerdekaan 
mengungkapkan pikiran dan pendapat. 
D. Pers yang bebas dan bertanggungjawab 
Pers yang bebas dan bertanggungjawab adalah pers yang memiliki kemerdekaan akan tetapi 
memiliki pedoman dalam pemberitaannya. Pers ini biasanya disebut dengan istilah pers Pancasila. 
Pedoman dalam pers yang disebut dengan kode etik jurnalistik wartawan Indonesia terdapat empat 
asas yaitu : 
1. Asas Profesionalitas 
Yang termasuk dalam asas ini antara lain : 
- Tidak memutarbalikkan fakta, tidak menfitnah.
- Berimbang. Adil dan jujur. 
- Mengetahui perbedaan kehidupan pribadi dan kepentingan umum. 
- Mengetahui teknis penulisan yang tidak melanggar asas praduga tak bersalah serta tidak merugikan 
korban kesusilaan. 
- Mengetahui kredibilitas nara sumber. 
- Sopan dan terhormat dalam mencari berita. 
- Tidak melakukan plagiat. 
- Meneliti semua kebenaran bahan berita lebih dahulu. 
- Tanggungjawab moral besar 
2. Asas Nasionalisme 
Yang termasuk dalam asas ini adalah : 
- Mengabdi untuk kepentingan bangsa dan Negara. 
- Memperhatikan keselamatan keamanan bangsa. 
- Memperhatikan persatuan dan kesatuan Negara 
. 
3. Asas Demokrasi 
Asas demokrasi dalam kode etik ini adalah : 
- Harus cover both side 
- Harus jujur dan seimbang. 
4. Asas Religius 
Yang termasuk dalam asas ini adalah : 
- Menghormati agama, kepercayaan, dan keyakinan agama lain.
- Beriman dan bertakwa 
E. Hak Jawab dan Hak Tolak 
Hak jawab adalah suatu hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum yang merasa dirugikan 
oleh tulisan pada sebuah atau beberapa penerbitan, hak jawab ditujukan kepada media yang 
memuat berita yang merugikan seseorang agar memuat bantahan dari mereka yang dirugikan. 
Hak Tolak atau hak ingkar adalah hak wartawan untuk menolak mengungkapkan nama dan atau 
identitas lainya dari sumber berita yang harus dirahasiakan, tujuannya untuk melindungi sumber 
informasi. 
F. Bentuk penyalahgunaan kebebasan media massa 
Bentuk penyalahgunaan kebebasan media massa antara lain: 
1. Penyiaran berita atau informasi yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik. 
2. Peradilan oleh Pers (trial by press) 
3. Membentuk opini yang menyesatkan. 
4. Bentuk tulisan atau siaran bebas yang bersifat provokatif. 
5. Pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang Hukum Pidana. 
G. Dampak penyalahgunaan kebebasan Pers 
1. Bagi kepentingan pribadi dapat mencemarkan nama baik seseorang atau menurunkan reputasi 
pribadi 
2. Dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 
3. Dapat menurunkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemerintahan. 
4. Dapat menurunkan kepercayaan luar negeri terhadap pemerintah kita. 
5. Bagi Pers sendiri dapat ditinggalkan pembaca atau konsumennya. 
6. Dapat memicu konflik dalam masyarakat.
7. Dapat menyebabkan instabilitas nasional
BAB 2 
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem 
Pemerintahan 
MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN 
Standar Kompetensi 
2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan 
Kompetensi Dasar 
2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara 
2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia 
2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan 
negara lain 
Indikator Hasil Pencapaian Belajar 
1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
di berbagai negara 
2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan 
Presidensial dan Parlementer 
4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara 
Indonesia menurut UUD 1945. 
5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 
sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945. 
6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan sistem 
pemerintahan Indonesia 
7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain 
Tujuan Pembelajaran 
1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 
2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 
4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 
5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan 
sesudah perubahan 
6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 
7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain 
Metode Pembelajaran 
1. Metode Ceramah (Preaching Method) 
2. Metode Diskusi (Discussion Method) 
3. Metode Pemberian Tugas 
4. Metode Studi Kasus
Materi Pembelajaran 
1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial 
Pengertian Sistem Pemerintahan 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian sebagai 
berikut: 
a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. 
Contoh sistem politik 
b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan (demokrasi, totaliter, 
parlementer) 
c. Metode. Contoh sistem menanam padi. 
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, 
tatanan, jaringan, atau cara. 
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus 
Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti: 
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu 
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara 
c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah 
Pemerintahan menurut KBBI berarti: 
a. Proses, cara, perbuatan memerintah 
b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan 
kepentingan negara 
c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan 
pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan 
negara. 
d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan menegakkan 
hukum dalam suatu negara. 
Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan 
legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan 
penyelenggaraan negara. 
Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh 
badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. 
Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai 
kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan judikatif dalam menyelenggarakan 
pemerintahan suatu negara. 
Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 
a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan 
menjalankan pemerintahan
b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang 
c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. 
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu: 
a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan negara 
b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci dalam 
pemerintahan. 
Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang disebut sistem 
kediktatoran proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di tangan pemimpin partai 
(komunis), contohnya di negara Republik Rakyat Cina. Selain itu dikenal juga sistem 
pemerintahan campuran yang diterapkan di Republik Kelima Perancis dan dSwiss. 
Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan 
Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan 
(secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. 
Ada tiga bentuk negara, yaitu: 
a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas semua tingkat 
pemerintahan yang ada di bawahnya. 
b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua: 
kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara bagian. 
c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat tunduk pada 
kedaulatan masing-masing negara anggotanya. 
Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan tunggal 
atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat 
(federasi,federalis). 
Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun 
dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu 
pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu. 
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu: 
a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki 
wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintahan 
b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada 
daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom 
memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan. 
Contoh, Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi 
Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau 
terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari beberapa negara yang semula 
telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. 
Dalam negara federasi terdapat:
a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan 
b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi 
c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi 
d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh negara federasi 
e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi 
Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup 
matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, hubungan luar negeri, dan 
keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia. 
Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari 
beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud 
tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam 
konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara 
dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan 
subyek hukum internasional. 
Bentuk-bentuk Kenegaraan 
Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari: 
a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah 
negara lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang 
berdaulat adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni terakhir adalah Republik Palay yang 
merdeka pada tahun ... 
b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan 
Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan 
sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya. 
c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth of 
Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang sebelumnya 
merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, 
dan mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia, 
Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan. 
d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. 
Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali kepada Cina. 
e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai seorang kepala 
negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di antara negara-negara 
tersebut. Ada dua macam uni: 
i. Uni Riil atau Uni Nyata 
1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah ditentukan terlebih 
dulu. 
2. Mengakui adanya satu kepala negara 
3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai kepala negara 
ii. Uni Personil
1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, namun urusan 
pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut. 
2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814-1905), Uni 
Inggris-Hanover (1714-1837) 
f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah 
negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi 
oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan 
pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, 
Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis. 
Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan 
kepala negaranya. 
Ada dua bentuk pemerintah, yaitu: 
a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem 
pewarisan. Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris. 
b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, 
misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat. 
Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi 
dalam suatu negara. 
Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi: 
a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang 
penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan. 
b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan 
satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa. 
c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan 
semua warga negara. 
Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan: 
a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi 
dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa dalam masyarakat yang 
bersangkutan. 
b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan 
tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang 
c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi 
dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit. 
Sistem Pemerintahan Parlementer 
Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer 
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara yang 
secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam 
menjalankan pemerintahan negara.
Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. 
Induk Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Kepala Negara (raja/ratu) 
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu. 
Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja 
Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang 
anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil 
bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak. 
b. Parlemen 
Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang 
terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja. 
Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan 
dana semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan 
mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri. 
c. Kabinet 
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebutCABAL yang 
dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. 
Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa 
dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban. 
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer 
Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna 
sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu: 
a. Rangkap jabatan 
• Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota parlemen 
• Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di lembaga 
eksekutif 
• Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan. 
b. Dominasi resmi parlemen 
• Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi 
• Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku 
• Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri 
• Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun 
kabinet atau dewan menteri 
• PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi 
anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen 
• PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang digariskan oleh 
parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen 
• Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen 
• Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan antara parlemen dan 
kabinet
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang bertanggung jawab 
kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan 
sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu 
parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen 
menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat 
ditentukan meskipun memiliki masa jabatan dalam waktu tertentu. 
b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif)adalah perdana 
menteri yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala 
negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana 
menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam 
negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan 
sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara. 
c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan 
parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas 
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan 
umum lagi untuk membentuk parlemen baru. 
d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung 
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan 
perwakilan dan lembaga legislatif. 
e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan 
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi 
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen. 
f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin 
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam 
sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. 
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen. 
Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer 
a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik 
jelas/transparan 
b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan 
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan 
c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi penyesuaian pendapat 
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu 
partai atau koalisi partai.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : 
a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet 
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar 
di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen. 
b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen 
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen. 
c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan 
masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar. 
d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi 
anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan 
eksekutif lainnya. 
Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris 
a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem pemerintahan 
parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of Parliaments (induk parlemen). 
b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri. 
Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti halnya yang 
terjadi di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the king can do no 
wrong), maka jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, menterilah yang bertanggung 
jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai contoh, Thomas Wentworth salah seorang menteri 
pada masa Raja Karel I dituduh melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian 
karena terbukti, menteri tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi. 
Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di mana para 
menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen. 
c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala pemerintahan di 
tangan Perdana Menteri. 
Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah 
ketatanegaraan, dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah kelanjutan dari bentuk 
negara Monarchi Konstitusionil, di mana kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Karena itu 
dalam sistem parlementer, raja atau ratu dan presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala 
negara. Kepala negara dipegang Raja / Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu 
gugat 
Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India. 
d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do not wrong” 
e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis) 
f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik Inggris 
g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu: 
 House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para bangsawan yang 
penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu. Kekuasaannya lebih besar 
dibandingkan Majelis Rendah
 House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya 
berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu 
h. Kabinet/eksekutif 
 Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh perdana menteri 
 Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen. 
 Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang terdiri dari 
Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau bersama-sama kepada 
parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat melibatkan kepala negara. Karena 
itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no wrong”. 
 Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat Kabinet meletakkan 
jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara manakala parlemen tidak lagi 
mempercayai Kabinet. 
i. Kekuasaan parlemen 
 Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet 
 Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas di parlemendan 
mendapat dukungan mayoritas di parlemen 
j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan parlemen atas 
usulan perdana menteri 
k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb: 
 Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri 
 Memimpin partai mayoritas di parlemen 
 Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai 
 Menjadi penghubung dengan raja 
 Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5 tahun berakhir. 
l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang kalah dalam 
pemilihan umum menjadi oposisi 
Sistem Pemerintahan Presidensial 
Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial: 
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara 
melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam 
pengelolaan kekuasaan eksekutif. 
Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya 
yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung jawab kepada presiden. 
Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada 
ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat dengancheck and balance, Indonesia adalah 
pembagian kekuasaan (distribution of power),Pakistan, Argentina, Filipina. 
Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam 
kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan 
konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,
Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, 
dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya. 
Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut: 
a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan 
b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut sistemnon-parliamentary 
executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya menjadi kekuasaan 
presiden) 
c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata pembantu 
presiden 
d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen 
e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden 
f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances 
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial 
 
Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis kekuasaan 
negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan melalui dua macam sarana, 
yaitu: 
a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan 
Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang. 
Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, demikian juga sebaliknya. 
Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu 
jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus 
mundur dari jabatannya bila ingin mencalonkan diri menjadi seorang Senator. 
b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) 
Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, masing- masing 
cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaam lain, sehingga posisi 
masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres 
mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan 
terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan 
Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak vetoatas UU yang 
telah disetujui Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta 
melakukan judicial review. 
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai kepala 
pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and responsibility upon 
the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga negara yang bertanggungjawab atas 
penyelenggaraan pemerintahan negara) 
b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen 
c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa saling 
menjatuhkan.
d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang ditunjuk dan 
diangkat oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk mengangkat dan 
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen).Para 
menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi kepada Presiden. 
e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan masajabatannya. 
Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. Apabila terjadi pelanggaran hukum 
Presiden akan dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi. 
f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui 
badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. 
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada parlemen 
b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu 
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya 
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang 
luar termasuk anggota parlemen sendiri 
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial 
a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan 
kekuasaan mutlak 
b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar menawar 
antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memerlukan waktu yang 
lama 
c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas 
Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat 
a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni 
b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and 
balances (pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh memilih 
menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar harus disetujui Senat 
c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, 
dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, dan 
para menteri. 
d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri: 
– Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat di 
negara bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil 
– House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih langsung untuk masa 
jabatan 2 tahun melalui partai politik 
e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan kekuasaan 
yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif 
f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden 
batal
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA
IDE PANCASILA

More Related Content

What's hot

Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional susianti4
 
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)Pancasila sebagai ideologi nasional (5)
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)sunnysidemochi
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatFahmi Hamid
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
Tugas kewarganegaraan(pancasila)
Tugas kewarganegaraan(pancasila)Tugas kewarganegaraan(pancasila)
Tugas kewarganegaraan(pancasila)nuelsitohang
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Julyan Eria
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatNurul Arifin S
 
2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafatyahya57
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalPancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalWendi kuswiandi
 
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6Dea_tita
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaFarid Rohman
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatSita Nurhalimah
 

What's hot (20)

Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbukaPkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
 
Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional
 
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)Pancasila sebagai ideologi nasional (5)
Pancasila sebagai ideologi nasional (5)
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 
Tugas kewarganegaraan(pancasila)
Tugas kewarganegaraan(pancasila)Tugas kewarganegaraan(pancasila)
Tugas kewarganegaraan(pancasila)
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalPancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
 
Fungsi ideologi
Fungsi ideologiFungsi ideologi
Fungsi ideologi
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
 

Similar to IDE PANCASILA

Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi yuli ana
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaIdeologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaTheodora Vania
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaTony Hermawan
 
Ideologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraIdeologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraWanda Ardila
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiNita Kurniasih
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaSeptian Muna Barakati
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaraAbd Taj Khalwatiyah
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalأحمد ربانى
 
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTI
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTIPendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTI
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTIfirdayanti8
 
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negaraPancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara1234567898765432112345
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaArif Muzazinn
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGIPANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGIRifin Sugiarto
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi Nasionaldionteguhpratomo
 

Similar to IDE PANCASILA (20)

Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaIdeologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
IDEOLOGI
IDEOLOGIIDEOLOGI
IDEOLOGI
 
Ideologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraIdeologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negara
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional
 
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTI
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTIPendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTI
Pendidikan pancasila KELOMPOK 3 FIRDAYANTI
 
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negaraPancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGIPANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
 

More from fhnx

Video editing@
Video editing@Video editing@
Video editing@fhnx
 
Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1fhnx
 
Webpage maker part 1
Webpage maker part 1Webpage maker part 1
Webpage maker part 1fhnx
 
Front page part 3
Front page part 3Front page part 3
Front page part 3fhnx
 
Front page part 2
Front page part 2Front page part 2
Front page part 2fhnx
 
Front page part 1
Front page part 1Front page part 1
Front page part 1fhnx
 
Html dasar
Html dasarHtml dasar
Html dasarfhnx
 
Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascalfhnx
 
Smst 2
Smst 2Smst 2
Smst 2fhnx
 
Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1fhnx
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Buku x bab 5
Buku x bab 5Buku x bab 5
Buku x bab 5fhnx
 
Buku x bab 4
Buku x bab 4Buku x bab 4
Buku x bab 4fhnx
 
Buku x bab 3
Buku x bab 3Buku x bab 3
Buku x bab 3fhnx
 
Buku x bab 1
Buku x bab 1Buku x bab 1
Buku x bab 1fhnx
 
Buku x bab 2
Buku x bab 2Buku x bab 2
Buku x bab 2fhnx
 
Kelas 2 s2
Kelas 2 s2Kelas 2 s2
Kelas 2 s2fhnx
 
Kelas 2
Kelas 2Kelas 2
Kelas 2fhnx
 

More from fhnx (20)

Video editing@
Video editing@Video editing@
Video editing@
 
Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1Cara instalasi adobe premier pro 1
Cara instalasi adobe premier pro 1
 
Webpage maker part 1
Webpage maker part 1Webpage maker part 1
Webpage maker part 1
 
Front page part 3
Front page part 3Front page part 3
Front page part 3
 
Front page part 2
Front page part 2Front page part 2
Front page part 2
 
Front page part 1
Front page part 1Front page part 1
Front page part 1
 
Html dasar
Html dasarHtml dasar
Html dasar
 
Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascal
 
Smst 2
Smst 2Smst 2
Smst 2
 
Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1Mulok kls 1 smt 1
Mulok kls 1 smt 1
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Buku x bab 5
Buku x bab 5Buku x bab 5
Buku x bab 5
 
Buku x bab 4
Buku x bab 4Buku x bab 4
Buku x bab 4
 
Buku x bab 3
Buku x bab 3Buku x bab 3
Buku x bab 3
 
Buku x bab 1
Buku x bab 1Buku x bab 1
Buku x bab 1
 
Buku x bab 2
Buku x bab 2Buku x bab 2
Buku x bab 2
 
Kelas 2 s2
Kelas 2 s2Kelas 2 s2
Kelas 2 s2
 
Kelas 2
Kelas 2Kelas 2
Kelas 2
 

IDE PANCASILA

  • 1. Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Materi kelas XII Semester 1 BAB I PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Standar Kompetensi 1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka 1.2. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan 1.3. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Siswa diharapkan dapat mengemukakan rumusan Pancasila sebagai dasar negara 2. Siswa diharapkan dapat menguraikan fungsi Pancasila 3. Siswa diharapkan dapat mengemukakan makna Pancasila sebagai dasar negara 4. Siswa diharapkan dapat membedakan ideologi terbuka dan ideologi tertutup 5. Siswa diharapkan dapat menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai. 6. Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. 7. Siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila 8. Siswa diharapkan dapat menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka Tujuan Pembelajaran 1. Mengemukakan rumusan Pancasila sebagai dasar negara 2. Menguraikan fungsi Pancasila 3. Mengemukakan makna Pancasila sebagai dasar negara 4. Membedakan ideologi terbuka dan ideologi tertutup 5. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai 6. Mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. 7. Menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila 8. Menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Metode Pembelajaran Dalam mekanisme pembelajaran modul dapat diterapkan beberapa metode pembelajaran. Metode tersebut di antaranya: 1. Metode Ceramah (Preaching Method) 2. Metode Diskusi (Discussion Method) 3. Metode Pemberian Tugas 4. Metode Studi Kasus
  • 2. Kegiatan Belajar 1 : Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Pengertian Ideologi Pengertian Ideologi Secara Etimologis Menurut asal kata, istilah ideologi berasal dari kata “idea” berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan “logos” berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita yang merupakan dasar, pandangan, atau paham. Pengertian Ideologi Menurut Pendapat Para Ahli Patrick Corbett, ideologi merupakan struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai: a. Penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya b. Sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di dalamnya c. Suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut independen, dan d. Suatu dambaan agar keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang bersangkutan AS Hornby, ideologi merupakan seperangkat gagasan yang mmbentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang Soejono Soemargono, ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan menyeluruh dan sistematis yang menyangkut: Bidang politik, Bidang social,Bidang kebudayaan, Bidang agama Frans Magnis Suseno, ideologi merupakan suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka a. Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-ciri sbb: i. Merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat ii. Atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat iii. Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak b. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran terbuka. Ciri-ciri sbb: i. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral budaya masyarakat itu sendiri ii. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat itu sendiri
  • 3. iii. Ideologi terbuka tidak dicipitakan oleh negara, melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri Pengertian Ideologi Secara Umum a. Dalam arti luas, ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir ataupun bertindak (pedoman hidup) di semua segi kehidupan, baik segi kehidupan pribadi maupun umum. b. Dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak (pedoman hidup) dalam bidang tertentu (Sunarso, Hs, 1986) c. Ideologi negara adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi negara merupakan konsensus (mayoritas) warga negara tentang nilai-nilai dasar negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan negara itu (Heuken, 1998) d. Karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang tidak lain adalah kehidupan politik, ideologi negara sering disebut pula ideologi politik. Pemahaman Konseptual tentang Ideologi a. NICOLLO MACHIAVELLI (1469-1527) – Berasal dari Florence, Italia – Sebagai orang pertama yang secara langsung membahas fenomena ideologi, dengan mengamati dan membahas praktek-praktek politik yang dilakukan oleh para Pangeran. – Pengamatan itu tampak dalam bukunya IL PRINCIPE, yang diterjemahkan dalam judul “Sang Penguasa: Surat Seorang Negarawan kepada Pemimpin Republik” (1987) – Menurutnya, ideologi pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam berpolitik praktis. – Siasat itu terutama tampak dalam tiga hal: • Kecenderungan orang untuk melakukan penilaian keadaan berdasarkan kepentingannya • Konsepsi-konsepsi keagamaan seringkali digunakan untuk menggalang kekuasaan dan melakukan dominasi • Kebutuhan untuk menggunakan tipu daya dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaan b. ANTOINE DESTUT DE TRACY (1754-1856) – Seorang pemikir Perancis, hidup masa revolusi Perancis – Ia menulis buku masyur berjudul LES ELEMENTS DE L’IDEOLOGIE, di mana istilah ideologi pertama kali digunakan. – Bagi Tracy, istilah ideologi memiliki konotasi positif. Ideologi adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide. – Dia mengajak masyarakat Perancis untuk berusaha menemukan dan menilai ide yang sehat dan ide yang tidak sehat dalam masyarakat. – Ide yang sehat adalah yang sesuai dengan realitas dan sejalan dengan akal budi. Ide ini mestinya dimanfaatkan masyarakat sebagai patokan hidup sehari-hari. – Ide yang tidak sehat adalah ide yang tidak sesuai dengan realitas dan bertentangan dengan akal budi, yang lalu ia sebut sebagai gagasan palsu atau khayalan belaka. Contoh gagasan palsu ada lah gagasan bersumber dari agama, bahwa raja memiliki kekuasaan dari Tuhan, akibatnya kekuasaan
  • 4. raja bersifat mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Oleh karena itu, negara harus dijalankan berdasar kaidah-kaidah akal budi, bukan kaidah-kaidah agama. – Ketika Napoleon berkuasa, de Tracy didepak dari Senat. Napoleon menganggap ideologi sebagai gagasan tidak berguna. Sejak itu, ideologi lenyap dari gelanggang kehidupan politik. c. Karl Marx (1818-1883) – Berasal dari Prussia (kini Jerman). – Dalam bukunya Die Deutch Ideologi, dia memahami ideologi berkebalikan dari de Tracy. Baginya, ideologi adalah kesadaran palsu. – Mengapa disebut kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir, yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh kepentingannya. Maka, hasil pemikiran yang muncul dalam bentuk ideologi sesungguhnya tidak lebih dari khayalan (pengandaian-pengandaian spekulatif) untuk melindungi kepentingan kelas pemikir itu. Kelas pemikir itu adalah kelas penguasa. – Demikianlah, ideologi adalah kesadaran palsu yang digunakan sebagai dasar pembenaran atas hak-hak istimewa kelas tertentu. d. Louis Althusser (1918- …) – Ia murid Marx, namun ia tidak setuju pandangan Marx tentang ideologi. – Menurutnya, ideologi memang berisi gagasan spekulatif, namun bukan kesadaran palsu. Sebab, gagasan spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk menggambarkan realitas (apa itu dunia), melainkan memberi gambaran tentang bagaimana manusia semestinya menjalankan hidupnya. – Setiap orang membutuhkan ideologi, sebab setiap orang perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana semestimya ia menjalankan kehidupannya. – Pendek kata, ideologi adalah pedoman hidup. Dua Kutub Ideologi Kutub pertama, ideologi bisa menjadi sesuatu yang baik, yaitu manakala ideologi mampu menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Kutub kedua, ideologi bisa menjadi hal yang tidak baik, yaitu manakala ideologi dijadikan alat menyembunyikan kepentingan penguasa. Di sini, ideologi tidak lebih dari sebuah kesadaran palsu. Tiga Dimensi dalam Ideologi Ideologi politik bisa bertahan dalam perubahan masyarakat, bisa pula pudar dan ditinggalkan, tergantung pada daya tahan ideologi. Ideologi akan mampu bertahan, bila mempunyai tiga dimensi, meliputi:  DIMENSI REALITA, menunjuk pada kemampuan ideologi untuk memcerminkan realita yang hidup dalam masyarakat di mana ia muncul untuk pertama kalinya, paling kurang realita pada saat -saat awal kelahirannya.
  • 5.  DIMENSI IDEALISME, yaitu kadar atau kualitas idealisme yang terkandung di dalam ideologi atau nilai-nilai dasarnya. Kualitas itu menentukan kemampuan ideologi dalam memberikan harapan kepada masyarakat untukmempunyai dan membina kehidupan bersama yang lebih baik dan untuk membangun masa depan yang lebih cerah.  DIMENSI FLEKSIBILITAS, yaitu kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat. Dua Macam Watak Ideologi a. Ideologi tertutup, adalah ideologi yang bersifat mutlak, ciri-cirinya:  Bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat  Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan kepada masyarakat  Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan  Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati  Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi ideologi tersebut  Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total. b. Ideologi terbuka, adalah ideologi yang tidak dimutlakkan, ciri-cirinya:  Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat  Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka  Isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka  Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai falsafah itu  Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Pengertian Pancasila Kata Pancasila berasal dari kata Sanskerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai Nirwana diperlukan 5 dasar/ajaran, yaitu 1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh 2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
  • 6. 3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berzina 4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta. 5. Jangan minum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minum minuman keras. Diadaptasi oleh orang Jawa menjadi 5 M = Madat/Mabuk, Maling/Mencuri, Madon/Bermain Perempuan, Maen/Judi, Mateni/Membunuh. Pengertian Pancasila Secara Etimologis Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu dalam Kitab Tripitaka dimana dalam Ajaran Buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 larangan di atas. Pengertian Pancasila Secara Historis Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara. Pengertian Pancasila Secara Termitologis Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI, untuk melengkapi alat2 Perlengkapan Negara, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan berhasil mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia Pancasila Berbentuk: 1. Hirarkis (berjenjang) 2. Piramid. A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut: 1. Prikebangsaan; 2. Prikemanusiaan; 3. Priketuhanan; 4. Prikerakyatan; 5. Kesejahteraan Rakyat B. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI, sebagai berikut: 1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;
  • 7. 2. Internasionalisme/Prikemanusiaan; 3. Mufakat/Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; 5. Ketuhanan yang berkebudayaan; Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yaitu: 1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme; 2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat; 3. Ketuhanan YME. Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong. C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945 rumusannya sebagai berikut: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya; 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. Persatuan Indonesia; 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan; 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian Pancasila tersebut yang sah dan benar secara Konstitusional adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45, hal ini diperkuat dengan adanya Ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Proses Penyusunan dan Penetapan Dasar Negara a. Tahap Pembentukan BPUPKI BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945.Pembentukan BPUPKI memberi kesempatan secara legal kepada Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan dan merancang UUD yang berisi dasar negara. b. Tahap Penyusunan Konsep Rancangan Dasar Negara dan UUD Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei s/d 1 Juni 1945) Pada sidang ini K.R.T Radjiman Widyodiningrat(ketua BPUPKI), menyampaikan tentang dasar falsafah yang akan dibentuk bagi bangsa Indonesia.Usulan-usulan dasar Negara RI yang muncul pada sidang ini, antara lain: a. Mr. Moh. Yamin Secara lisan;
  • 8. 1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesejahteraan Rakyat Secara tertulis; 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia 3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia b. Prof. Dr. R. Soepomo 1) Paham negara persatuan 2) Hubungan negara dan agama 3) Sistem badan permusyawaratan 4) Sosialisme negara 5) Hubungan antar bangsa c. Ir. Soekarno Pancasila; 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi ekonomi negara bersifat kekeluargaan 4) Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan Dapat diperas menjadi Trisila; 1) Sosionalisme 2) Sosiodemokratis 3) Ketuhanan Dapat diperas lagi menjadi Ekasila; 1) Gotong royong Pada sidang pertama BPUPKI belum tercapai kesepakatan tentang dasar Negara. Kemudian dibentuk Panitia Sembilan. Panitia Sembilan Anggota Panitia Sembilan adalah: Ir. Soekarno Abikusno Tjokrosoejoso Drs. Moh. Hatta H. Agus Salim Mr. A.A. Maramis Mr. Ahmad Soebarjo K.H. Wahid Hasyim Mr. Moh. Yamin Abd. Kahar Muzakir
  • 9. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar Negara Indonesia yang dikenal dengan Jakarta Charter(Piagam Jakarta). Rumusan Dasar Negara Menurut Jakarta Charter 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk -pemeluknya. 2. Kemanusian yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sidang Kedua BPUPKI (10 s/d 16 Juli 1945) Pada sidang kedua ini membicarakan tentang rancangan UUD Negara Indonesia dengan membentuk panitia kecil, yaitu; Panitia Kecil yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Bertugas merumuskan rancangan Pembukaan UUD yang berisi tujuan dan asas Negara Indonesia. Panitia Kecil yang dipimpin oleh Prof. Dr. Mr. R. Soepomo. Bertugas merumuskan rancangan batang tubuh UUD dan naskah proklamasi. Pada tanggal 14 Juli 1945 telah diterima rancangan dasar Negara sebagaimana tersebut dalam Piagam Jakarta yang dicantumkan dalam Pembukaan dari rencana UUD yang sedang disiapkan. d. Penetapan UUD 1945 Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan: 1. Mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. 2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang pertama. 3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh BP-KNIP. Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut; a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan e. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Pancasila Ditinjau dari Tekstualnya Ditinjau dari tekstual, bahwa Pancasia sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam konstitusi Negara, yakni pada Pembukaan UUD 1945 alinea 4 (merupakan landasan konstitusional dan ideologi negara). Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia
  • 10. 1. Filasafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafata hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya. Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita - citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Kita merasa bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-pendiri Republik ini dapat menunjukkan secara jelas apa sesungguhnya pandangan hidup bangsa kita yang kemudian kita namakan Pancasila. Seperti yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah berurat/berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan jika kita dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang yang secara keseluruhan membentuk kepribadian sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiannya sendiri yang bersamaan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara Pancasila. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah berjuang, dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan oleh gagasan-gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan besar bangsa kita sendiri.
  • 11. Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam Pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949, serta dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia 1950, Pancasila itu tetap tercantum didalamnya, Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu, Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat -saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian nega ra, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan dasar yang mamapu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. 2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945 adalah dikandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya. Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur -unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa. Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan ne gara harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD. Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi hakim, ilmu pengetahuan hukum). Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah Indonesia.
  • 12. Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri. Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang. Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi. 3. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indone sia Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain -lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana -sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur -unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita. Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan : a. Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. b. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa -bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
  • 13. d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala kesalahan akan melekat pada kita yang hidup di ma sa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila. Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil -wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila.
  • 14. Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini : a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945. b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta). c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945, alinea IV. e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950. f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959. Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan fundamennya adalah tetap sama sebagai berikut : 1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh Ir. Soekarno Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya sebagai berikut : a. Kebangsaan Indonesia. b. Internasionalisme atau Prikemanusiaan. c. Mufakat atau Demokrasi. d. Kesejahteraan sosial. e. Ketuhanan. 2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945) Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah Jepangnya Dokuritsu Jumbi Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja yaitu : a. Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah berhasil menyusun sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah itulah yang ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan UUD 1945. b. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI. c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.
  • 15. Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945 Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan) merampungkan tugasnya dengan baik, maka dibubarkan dan pada tanggal 9 Agustus 1945, sebagai penggantinya dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56 Jakarta yang disaksikan oleh PPKI tersebut. Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan penting : a. Mengesahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945. b. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945. c. Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah badan yaitu KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI memutuskan, Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8 propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam karesidenan - karesidenan. Juga menetapkan pembentukan Departemen-departemen Pemerintahan. Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949 Bertempat di Kota Den Haag (Netherland / Belanda) mulai tanggal 23 Agustus sampai dengan tanggal 2 September 1949 diadakan KMB (Konferensi Meja Bundar). Adapun delegasi RI
  • 16. dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomstvoor Federale Overleg) dipimpin oleh Sutan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseveen. Sebagai tujuan diadakannya KMB itu ialah untuk menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dengan Belanda secepatnya dengan cara yang adil dan pengakuan akan kedaulatan yang penuh, nyata dan tanpa syarat kepada RIS (Republik Indonesia Serikat). Salah satu hasil keputusan pokok dan penting dari KMB itu, ialah bahwa pihak Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali oleh Kerajaan Belanda dengan waktu selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam Belanda, Ratu Yuliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan Negara RIS. Pada waktu yang sama dengan KMB di Kota Den Haag, di Kota Scheveningen (Netherland) disusun pula Konstitusi RIS yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari negara Kesatuan RI menjadi negara serikat RIS dan Konstitusi RIS telah disusun di negeri Belanda jauh dari tanah air kita, namun demikian Pancasila tetap tercantum sebagai dasar falsafah negara di dalam Mukadimah pada alinea IV Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Prikemanusiaan 3. Kebangsaan. 4. Kerakyatan. 5. Keadilan Sosial. 5. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah UUD Sementara RI (UUDS-RI 1950) Sejak Proklamasi Kemerdekaannya, bangsa Indonesia menghendaki bentuk negara kesatuan (unitarisme) oleh karena bentuk negara serikat (federalisme) tidaklah sesuai de ngan cita-cita kebangsaan dan jiwa proklamasi. Demikianlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap membara dan meluap, sebagai hasil gemblengan para pemimpin Indonesia sejak lahirnya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian dikristalisasikan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. Oleh karena itu pengakuan kedaulatan negara RIS menimbulkan pergolakan-pergolakan di negara-negara bagian RIS untuk bersatu dalam bentuk negara kesatuan RI sesuai dengan Proklamasi Kemerdekaan RI. Sesuai Konstitusi, negara federal RIS terdiri atas 16 negara bagian. Akibat pergolakan yang semakin gencar menuntut bergabung kembali pada negara kesatuan Indonesia, maka sampai pada tanggal 5 April 1950 negara federasi RIS, ting gal 3 (tiga) negara lagi yaitu : 1. RI Yogyakarta. 2. Negara Sumatera Timur (NST). 3. Negara Indonesia Timur (NIT).
  • 17. Negara federasi RIS tidak sampai setahun usianya, oleh karena terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyampaikan Naskah Piagam, pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berarti pembubaran Negara Federal RIS (Republik Indonesia Serikat). Pada saat itu pula panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo mengubah konstitusi RIS 1949 (196 Pasal) menjadi UUD RIS 1950 (147 Pasal). Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak mempengaruhi dasar falsafah Pancasila, sehingga tetap tercantum dalam Mukadimah UUDS-RI 1950, alinea IV dengan perumusan dan tata urutan yang sama dalam Mukadimah Konstitusi RIS yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Prikemanusiaan 3. Kebangsaan. 4. Kerakyatan. 5. Keadilan Sosial. 6. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945 Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Umum untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang akan menyusun UUD baru. Pada akhir tahun 1955 diadakan pemilihan umum pertama di Indonesia dan Konst ituante yang dibentuk mulai bersidang pada tanggal 10 November 1956. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan selanjutnya. Konstituante gagal membentuk suatu UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950. Dengan kegagalan konstituante tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi pernyataan : a. Pembubaran Konstuante. b. Berlakunya kembali UUD 1945. c. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950. d. Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS. Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dengan perumusan dan tata urutan seperti berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia.
  • 18. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968, tertanggal 13 April 1968, perihal : Penegasan tata urutan/rumusan Pancasila yang resmi, yang harus digunakan baik dalam penulisan, pembacaan maupun pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan kepada : Semua Menteri Negara dan Pimpinan Lembaga / Badan Pemerintah lainnya. Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu keadaan yang telah berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan asas hukum positif (Ius Contitutum), UUD 1945 adalah konstitusi Indonesia yang berlaku sekarang. Dengan demikian secara yuridis formal perumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang harus digunakan, walaupun sebenarnya tidak ada di dalam Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut. Prof. A.G. Pringgodigdo, SH dalam bukunya “Sekitar Pancasila” peri -hal perumusan Pancasila dalam berbagai dokumentasi sejarah mengatakan bahwa uraian-uraian mengenai dasar-dasar negara yang menarik perhatian ialah yang diucapkan oleh : 1. Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945. 2. Prof. Mr. Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945. 3. Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Walaupun ketiganya mengusulkan 5 hal pokok untuk sebagai dasar -dasar negara merdeka, tetapi baru Ir. Soekarno yang mengusulkan agar 5 dasar negara itu dinamakan Pancasila dan bukan Panca Darma. Jelaslah bahwa perumusan 5 dasar pokok itu oleh ketiga tokoh tersebut dalam redaksi kata-katanya berbeda tetapi inti pokok-pokoknya adalah sama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Prikemanusiaan atau Internasionalisme, Kebangsaan Indonesia atau Persatuan Indonesia, Kerakyatan atau Demokrasi dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menegaskan : Maksud Pancasila adalah philosophschegrondslag itulah fundament falsafah, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung “Indonesia Merdeka Yang Kekal dan Abadi”. Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 menegaskan : “Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”. Prof. Mr. Muhammad Yamin dalam bukunya “Proklamasi dan Konstitusi” (1951) berpendapat : “Pancasila itu sebagai benda rohani yang tetap dan tidak berubah sejak Piagam Jakarta sampai pada hari ini”.
  • 19. Kemudian pernyataan dan pendapat Prof. Mr. Drs. Notonagoro dan Prof. Mr. Muhamamd Yamin tersebut diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo Ketetapan No. V/MPR/1973. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Menurut pandangan DR. Alfian, sebuah ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka jika di dalam ideologi tersebut terkandung tiga dimensi sebagai berikut: 1. Dimensi Realita (suatu ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakat) 2. Dimensi Idealisme (nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan lambungan angan-angan (utopia). 3. Dimensi Fleksibilitas/Pengembangan (suatu ideologi memiliki keluwesan yang merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakekat/jati dirinya). Gagasan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 1. Secara formal ditampilkan sekitar tahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesunguhnya dapat ditelusuri dari pembahasan para pendiri negara pada tahun 1945. 2. Didorong oleh tantangan zaman, sejarah menunjukkan bahwa betapa kokohnya suatu ideologi, bila tidak memiliki dimensi fleksibilitas, maka akan mengalami kesulitan bahkan mungkin kehancuran (contoh : runtuhnya Komunisme di Uni Soviet). 3. Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan gagasan Pancasila sebagai ideologi terbuka : 1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan dengan situasi & kondisi zaman yg terus mengalami perubahan. 2. Terkandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman. 3. Pancasila harus mampu memberikan orientasi ke depan, terutama menghadapi globalisasi dan keterbukaan. 4. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam wadah dan ikatan NKRI. Pancasila Berwatak Terbuka Artinya Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai ideologi terbuka, karena:
  • 20.  Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia  Isi Pancasila tidak langsung operasional  Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat  Pancasila juga bukan ideologi totaliter  Pancasila menghargai pluralitas Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Fleksibilitas ideologi Pancasila, karena mengandung nilai-nilai : Pancasila Berwatak Terbuka Artinya Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai ideologi terbuka, karena:  Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia  Isi Pancasila tidak langsung operasional  Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat  Pancasila juga bukan ideologi totaliter  Pancasila menghargai pluralitas Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila terdapat batas-batas yang tidak boleh dilanggar, antara lain: 1. Stabilitas nasional yang dinamis 2. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninisme, dan Komunisme 3. Mencegah berkembangnya paham liberal 4. Larangan terhadap paham atheisme 5. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan masyarakat 6. Penciptaan norma-norma baru yang harus melalui konsensus di masyarakat Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila Batas jenis pertama : Bahwa yang boleh disesuaikan dan diganti hanya nilai instrumental, sedangkan nilai dasar atau instrinsiknya mutlak dilarang. Batas jenis kedua, yaitu terdiri dari 2 (dua) buah norma : 1. Penyesuaian nilai instrumental, pada tuntutan kemajuan jaman, harus dijaga agar daya kerja dari nilai instrumental yang disesuaikan itu tetap memadai untuk mewujudkan nilai instrinsik yang bersangkutan. 2. Nilai instrumental pengganti, tidak boleh bertentangan antara linea recta dengan nilai instumental yang diganti.
  • 21. Kegiatan Belajar 2 : Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pengertian Pancasila Sebagai Sumber Nilai Ada dua pandangan tentang cara beradanya nilai : 1. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek itu sendiri (obyektif), merupakan suatu hal yg obyektif dan membentuk semacam “dunia nilai”, yang menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia (filsuf Max Scheler dan Nocolia Hartman). 2. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung kepada penangkapan dan perasaan orang (subyektif), menurut Nietzsche, nilai yg dimaksudkan adalah tingkat atau derajat yang diinginkan oleh manusia.
  • 22. Beberapa Pengertian tentang Nilai: 1. Kamus Ilmiah Populer, Nilai adalah ide ttg apa yang baik, benar, bijaksana dan apa yg berguna sifatnya lebih abstrak dari norma. 2. Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. 3. Nursal Luth dan Daniel Fernandez, Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yg diinginkan atau tidak diinginkan yg mempengaruhi perilaku sosial dari orang yg memiliki nilai itu. Nilai bukanlah soal benar salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi/tidak. 4. C. Kluckhoorn, Nilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau karakteristik dari sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang berpengaruh pada pemilihan pola, sarana, dan tujuan dari tindakan. Ciri-ciri Nilai: 1. Nilai-nilai yang mendarah daging (internalized value), yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar/ yg mendorong timbulnya tindakan tanpa berfikir lagi. 2. Nilai yang dominan, mrp nilai yg dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai lainnya, dengan pertimbangan : a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. b. Lamanya nilai yg dirasakan oleh agt kelompok tsb. c. Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu. d. Tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang membawakan nilai tersebut. Macam-macam Nilai 1. Alport: Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat, dalam 6 (enam) macam, yaitu: nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, & religi 2. Sprange: Nilai dapat dibedakan menjadi 6 (enam) antara lain: nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, nilai agama, nilai seni, nilai sosial, dan nilai politik. 3. Sprange, Harold Lasswell: Mengidentifikasi 8 (delapan) nilai-nilai masyarakat barat dalam hubungannya dengan manusia lain, yaitu ; (kekuasaan, pendidikan/penerangan (enlightenment), kekayaan (wealth), kesehatan (well-being), keteram-pilan (skill), kasih sayang (affection), kejujuran (rectitude) dan keadilan (rechtschapenheid) dan kese-garan, respek (respect). 4. Prof. Dr. Notonagoro, membagi menjadi 3 (tiga) bagian: a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yg berguna bagi unsur manusia. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
  • 23. c. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia, dapat dibedakan atas 4 (empat) macam :  Nilai kebenaran/ kenyataan (ratio, budi dan cipta).  Nilai keindahan (perasaan dan estetis).  Nilai moral/ kebaikan (karsa dan etika).  Nilai religius (keyakinan/kepercayaan manusia) Pancasila sebagai Sumber Nilai Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, berarti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara, secara umum dapat dilihat dalam sila-sila Pancasila sbb : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila meliputi: nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Nilai Dasar: 1. Pancasila memuat nilai dasar tentang penyelenggaraan negara, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Karena merupakan nilai dasar maka: a. Nilai-nilai itu bersifat abadi dalam Pembukaan UUD 1945 b. Nilai-nilai itu bersifat abstrak dan umum c. Nilai-nilai itu relatif tidak berubah, namun maknanya selalu bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman d. Melalui proses penafsiran ulang, akan didapat nilai-nilai baru yang lebih operasional sesuai tantangan kekinian zaman e. Nilai-nilai operasional itu berupa nilai instrumental dan nilai praksis Nilai Instrumental: 1. Merupakan penjabaran dari nilai dasar 2. Berlaku untuk kurun waktu tertentu dan kondisi tertentu 3. Sifatnya sudah lebih kontekstual, bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman
  • 24. 4. Tampil dalam bentuk kebijakan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program, sebagai penjabar an dari nilai dasar 5. Terikat oleh perubahan waktu, keadaan atau tempat sehingga memerlukan penyesuaian secara berkala agar nilai dasar tetap relevan dengan masalah-masalah utama yang dihadapi masyarakat pada zaman itu 6. Tercantum dalam seluruh dokumen kenegaraan yang menindaklanjuti UUD 1945 seperti undang-undang dan banyak peraturan pelaksanaannya 7. Lembaga-lembaga yang berwenang menyusun nilai instrumental yaitu MPR, Presiden, dan DPR 8. Sesuai pasal 4 ayat 1 UUD 1945 Presiden dapat menindaklanjuti undang-undang dengan mengeluarkan peraturan pelaksanaannya Nilai Praksis: 1. Adalah pelaksanaan nilai dasar dan nilai instrumental dalam kehidupan sehari -hari. 2. Pelaksanaan Pancasila meliputi dua cara: a. Secara subyektif: Pelaksanaan oleh setiap individu warga negara indonesia, penduduk indonesia, maupun oleh setiap individu penguasa negara atau penyelenggara negara. b. Secara obyektif: Pelaksanaan pancasila dalam penyelenggaraan negara oleh lembaga negara baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Tinjauan metafisika terhadap Pancasila sehingga nilai -nilainya memiliki sifat objektif : 1. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan kenyataan adanya sifat-sifat abstrak, umum dan universal. 2. Inti sila-sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan maupun keagamaan. 3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang mendasar. 4. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila), secara hukum tidak dapat diubah oleh setiap pun termasuk MPR hasil pemilihan umum. 5. Pembukaan UUD 1945 terkandung Pancasila yang tidak dapat diubah (tetap), krn kemerdekaan merupakan karunia Tuhan. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila Sila Pertama : Menunjukkan bahwa Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya, maka manusia Indonesia akan mengembangkan toleransi antarumat beragama, toleransi sesama umat beragama, dan toleransi antarumat beragama dengan negaranya. Tidak akan memaksakan agama kepada pemeluk agama lain. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang sekuler atau memisahkan agama dan negara. Indonesia juga bukan negara agama yang mendasarkan kepada agama tertentu.
  • 25. Sila Kedua : Manusia memiliki hakikat pribadi yang mono-pluralis terdiri atas susunan kodrat jiwa raga, serta berkedudukan sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Nilai luhur kemanusiaan akan menumbuhkan sikaptepasalira, menghormati hak asasi manusia, anti penjajahan, mengutamakan kebenaran dan keadilan, mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan sebagainya. Negara memberi kebebasan untuk menentukan jumlah anak, akan tetapi program keluarga berencana merupakan program pemerintah agar warga negara lebih bertanggung jawab pada generasi mendatang. Warga negara berhak menentukan jenis pekerjaan dengan imbalan yang layak menurut kemampuannya masing-masing. Sila Ketiga : Berupa pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, satu bangsa dan satu negara Indonesia, tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan. Nilai luhur persatuan terkandung di dalamnya cinta tanah air, tidak membeda-bedakan sesama warga negara Indonesia, cinta perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan bangsa sendiri, suku dan daerah tertentu. Sila Keempat : Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua orang warga dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dar i rakyat dilaksanakan oleh rakyat dan diperuntukkan untuk rakyat.Nilai luhur kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, antara lain terkandung makna cinta permusyawaratan, cinta demokrasi, tidak memaksakan kehedak kepada orang lain, menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah, tidak mementingkan diri sendiri, cinta kebersamaan, dan sebagainya. Sila Kelima : Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan segala sesuatu yang berhubungan dengan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan. Nilai luhur yang terkandung didalamnya adalah mencintai keadilan sosial, cinta kekeluargaan, suka bekerja keras, menghormati kedaulatan bangsa lain, dan menganggap bangsa lain sederajat. Sila pertama menjiwai dan mendasari sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima; sila kedua dijiwai dan didasari sila pertama, menjiwai dan mendasari sila ketiga, keempat, dan kelima; sila ketiga dijiwai dan didasari sila pertama dan sila kedua, menjiwai dan mendasari sila keempat dan kelima; sila keempat dijiwai dan didasari sila pertama, kedua, dan ketiga, menjiwai dan mendasari sila kelima; sila kelima dijiwai dan didasari sila pertama, kedua, ketiga dan keempat. Itulah yang dinamakan Pancasila hierarkis piramidal. Dengan demikian, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Karena Pancasila merupakan sumber nilai di Indonesia maka semua nilai yang berkembang tidak oleh bertentangan dengan Pancasila. Pengamalan Pancasila Sebagai Sumber Nilai 1. Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Keluarga.
  • 26. Kehidupan sehari-hari dalam keluarga harus dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila, di mana orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Segala tindak tanduk seluruh keluarga harus bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. 2. Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Sekolah Anak yang berumur tujuh tahun telah memasuki usia wajib belajar pendidikan formal. Di sinilah penanaman nilai-nilai luhur Pancasila dimulai yaitu dari taman kanak-kanak, terutama melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Pendidikan dalam Masyarakat Pendidikan dalam masyarakat amat penting untuk penanaman nilai luhur Pancasila, karena waktu di sekolah hanya terbatas sehingga waktu yang lebih banyak ada di lingkungan keluarga dan masyarakat maka pergaulan sehari-hari dalam masyarakat luas akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan kepribadian anak. Oleh karena itu, hendaknya masyarakat ikut bertanggung jawab dalam pembentukan sikap dan perilaku anak, serta penanaman nilai -nilai luhur Pancasila. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Makna, Hakikat dan Tujuan Pembangunan Nasional Pengertian Pembangunan: Usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat sehingga menjadi lebih baik Aspek Pembangunan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, di dalamnya mencakup tiga aspek sekaligus, yaitu: 1. Emansipasi bangsa, yaitu usaha bangsa untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada bangsa lain agar dapat berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri tanpa melepaskan semangat kerja sama yang produktif 2. Modernisasi, adalah upaya untuk mencapai taraf mutu kehidupan yang lebih baik 3. Humanisasi, bermakna bahwa pembangunan pada hakikatnya untuk manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia Makna Pembangunan Nasional, adalah upaya untuk mening-katkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Hakikat Pembangunan Nasional, adalah pembangunan manu-sia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan Pembangunan Nasional, dilaksanakan untuk mewujud-kan Tujuan Nasional seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Paradigma adalah anggapan-anggapan dasar yang membentuk kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, kiblat atau pedoman untuk melihat persoalan dan bagaimana menyelesaikannya
  • 27. Paradigma pembangunan dipahami sebagai kerangka keyakinan yang digunakan sebagai pedoman untuk melihat persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan Paradigma Pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik (secara kualitatif maupun kuantitati f) Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga paradigma pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia, yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Pokok-pokok Pancasila sebagai paradigma Pembangunan adalah sebagai berikut: 1. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik dan hukum meliputi: a. Pengembangan sistem politik negara yang menghargai harkat dan martabat manusia sebagai subyek atau pelaku b. Pengembangan sistem politik yang demokratis, berkadaulatan rakyat ,dan terbuka c. Sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai moral bukan sekadar kekuasaan d. Pengambilan keputusan politi secara musyawarah mufakat e. Politik dan hukum yang didasarkan atas moral ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. 2. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi meliputi: a. Dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan menjadi kerangka landasan pembangunan ekonomi b. Mengembangkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan c. Mengembangkan sistem ekonoimi yang bercorak kekeluargaan d. Ekonomi yang menghindarkan diri dari segala bentuk monopoli dan persaingan bebas e. Ekonomi yang bertujuan keadilan dan kesejahteraan bersama 3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya meliputi: a. Pembangunan sosial budaya dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat yang demokratis, aman, tenteram, dan damai b. Pembangunan sosial budaya yang menghargai kemajemukan masyarakat Indonesia c. Terbuka terhadap nilai-nilai luar yang positif untuk membangun masyarakat Indonesia yang modern d. Memelihara nilai-nilai yang telah lama hidup dan relevan bagi kemajuan masyarakat 4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan pertahanan keamananmeliputi: a. Pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negaranya b. Mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta c. Mengembangkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain
  • 28. 5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi: a. Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebaghagiaan lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual b. Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral c. Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai, tetapi terikat pada nilai -nilai yang berlaku di masyarakat d. Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa, dan kehendak e. Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan peningkatan kualitas, harkat, dan martabat manusia 6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan agama meliputi: a. Pengembangan kehidupan beragama adalah dengan terciptanya kehidupan sosial yang saling menghargai dan menghormati b. Memberikan kebebasan dalam rangka memeluk dan mengamalkan ajaran agama c. Tidak memaksakan keyakinan agama kepada orang lain d. Mengakui keberadaan agama orang lain dengan tidak saling menjelekkan dan menghina antarumat beragama Masalah-masalah dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka: 1. Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap proaktif, terus menerus melakukan interpretasi (penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam suasana dialog kritis-konstruktif 2. Karena terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bisa terjadi Pancasila semata-mata ditafsirkan sesuai dengan kepentingan si penafsir Dua tantangan/masalah tersebut menuntut sikap dan tanggapan positif semua warga negara. Bersikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat diwujudkan dengan adanya: 1. Kesediaan segenap komponen masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila, misalnya dengan dialog publik tentang Pancasila sehingga kemungkinan terjadinya i - relevansi, dominasi penafsiran maupun penafsiran tidak sehat terhadap Pancasila bisa dicegah 2. Kesediaan segenap komponen bangsa menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan terus menerus secara konsisten berjuang memperkecil kesenjangan antara idel-ideal Pancasila dengan kenyataan kehidupan berbangsa sehari-hari Perwujudan Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 1. Selalu berpegang teguh kepada kelima dasar Pancasila
  • 29. 2. Bersedia mengkaji Pancasila melalui wacana, diskusi, tulisan maupun penelitian 3. Terbuka terhadap nilai-nilai baru namun tetap sesuai dengan nilai dasar Pancasila 4. Menjadikan nilai Pancasila sebagai masuknya budaya asing 5. Menolak Pancasila dijadikan ideologi tertutup 6. Menolak Pancasila dijadikan sebagai alat kekuasaan bagi mereka yang berkuasa 7. Bersedia mengembangkan norma-norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpedoman pada Pancasila 8. Bersedia menaati norma sosial maupun norma hukum yang sesuai dengan nilai -nilai Pancasila
  • 30. BAB 3 Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokratis Standar Kompetensi 3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokratis Kompetensi Dasar 3.1 Mendiskripsikan pengertian, fungsi, dan peranan serta perkembangan pers di Indonesia. 3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia. 3.3 Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di Indonesia. A. Pengertian Pers Menurut L.Taufik pengertian Pers terdiri dari : 1. Pers dalam arti sempit mencakup surat kabar, Koran, majalah, tabloid, bulletin, jadi pers terbatas pada media cetak. 2. Pers dalam arti luas mencakup semua media massa, termasuk radio, televise, film, internet. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pers mempunyai arti : 1)alat untuk mencetak buku atau surat kabar, 2) alat untuk menjepit, memadatkan, 3) surat kabar dan majalah yang berisi berita, dan 4) orang yang bekerja di bidang persuratkabaran. Menurut Undang-undang Pers Nomor 40 tahun 1999 menyebutkan bahwa pers adalah lembaga social dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. meliputi mencari, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. B. Fungsi dan Peran Pers di Indonesia Fungsi pers nasional berdasarkan undang-undang pers adalah sebagai berikut :
  • 31. 1. Sebagai wahana komunikasi massa Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antar warga negara dengan pemerintah dan antar berbagai pihak. 2. Sebagai penyebar informasi Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau Negara maupun dari warga negara ke Negara. 3. Sebagai pembentuk opini Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptkan opini kepada masyarakat luas . 4. Sebagai media informasi, pendidkan, hiburan, dan control serta sebagai lembaga ekonomi. Selain fungsinya pers juga mempunyai peranan, adapun peranan pers nasional adalah : 1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. 2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan. 3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. 4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. C. Perkembangan Pers di Indonesia Perkembangan Pers di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut : 1. Tahun 1945 sampai 1950-an Pers Indonesia pada masa ini menjadi alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia oleh karena itu sering disebut “Pers Perjuangan” atau pers revolusi.
  • 32. 2. Tahun 1950 sampai 1960 Pers pada masa itu menjadi alat propaganda dari partai politik maka biasanya disebut pers partisan yang mempunyai tujuan yang sama dengan partai-partai politik yang mendanainya. 3. Tahun 1970-an sampai 1980-an Pada masa orde baru pers mengalami depolit isasi dan komersialisasi, proses depolitisasi dengan jalan menghilangkan unsur-unsur politik dalam berita sebagai akibat dari lepasnya pengaruh partai politik dan kekuasaan pemerintah, serta mejadi pers komersial dengan pencarian dana masyarakat dari iklan dan jumlah pembaca yang banyak. 4. Tahun 1980-an Pemerintah melalui Departemen penerangan mengeluarkan peraturan tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), usaha pers akan sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya . Dengan adanya hal tersebut pers mulai melakukan apa yang disebut dengan diversifikasi usaha. 5. Tahun 1990-an Pers Indonesia mulai berani menentang pemerintah dengan memuat artikel -artikel yang kritis terhadap kebijakan pemerintah orde baru, pers mulai proses repolitisasi sampai menjelang reformasi. 6. Masa Reformasi 1998 sampai sekarang Pers Indonesia menikmati kebebasan pers dengan dikeluarkannya Undang-undang No 40 tahun 1999 yang menjamin kebebasan pers dan menjamin hak memperoleh informasi serta kemerdekaan mengungkapkan pikiran dan pendapat. D. Pers yang bebas dan bertanggungjawab Pers yang bebas dan bertanggungjawab adalah pers yang memiliki kemerdekaan akan tetapi memiliki pedoman dalam pemberitaannya. Pers ini biasanya disebut dengan istilah pers Pancasila. Pedoman dalam pers yang disebut dengan kode etik jurnalistik wartawan Indonesia terdapat empat asas yaitu : 1. Asas Profesionalitas Yang termasuk dalam asas ini antara lain : - Tidak memutarbalikkan fakta, tidak menfitnah.
  • 33. - Berimbang. Adil dan jujur. - Mengetahui perbedaan kehidupan pribadi dan kepentingan umum. - Mengetahui teknis penulisan yang tidak melanggar asas praduga tak bersalah serta tidak merugikan korban kesusilaan. - Mengetahui kredibilitas nara sumber. - Sopan dan terhormat dalam mencari berita. - Tidak melakukan plagiat. - Meneliti semua kebenaran bahan berita lebih dahulu. - Tanggungjawab moral besar 2. Asas Nasionalisme Yang termasuk dalam asas ini adalah : - Mengabdi untuk kepentingan bangsa dan Negara. - Memperhatikan keselamatan keamanan bangsa. - Memperhatikan persatuan dan kesatuan Negara . 3. Asas Demokrasi Asas demokrasi dalam kode etik ini adalah : - Harus cover both side - Harus jujur dan seimbang. 4. Asas Religius Yang termasuk dalam asas ini adalah : - Menghormati agama, kepercayaan, dan keyakinan agama lain.
  • 34. - Beriman dan bertakwa E. Hak Jawab dan Hak Tolak Hak jawab adalah suatu hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh tulisan pada sebuah atau beberapa penerbitan, hak jawab ditujukan kepada media yang memuat berita yang merugikan seseorang agar memuat bantahan dari mereka yang dirugikan. Hak Tolak atau hak ingkar adalah hak wartawan untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainya dari sumber berita yang harus dirahasiakan, tujuannya untuk melindungi sumber informasi. F. Bentuk penyalahgunaan kebebasan media massa Bentuk penyalahgunaan kebebasan media massa antara lain: 1. Penyiaran berita atau informasi yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik. 2. Peradilan oleh Pers (trial by press) 3. Membentuk opini yang menyesatkan. 4. Bentuk tulisan atau siaran bebas yang bersifat provokatif. 5. Pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang Hukum Pidana. G. Dampak penyalahgunaan kebebasan Pers 1. Bagi kepentingan pribadi dapat mencemarkan nama baik seseorang atau menurunkan reputasi pribadi 2. Dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 3. Dapat menurunkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemerintahan. 4. Dapat menurunkan kepercayaan luar negeri terhadap pemerintah kita. 5. Bagi Pers sendiri dapat ditinggalkan pembaca atau konsumennya. 6. Dapat memicu konflik dalam masyarakat.
  • 35. 7. Dapat menyebabkan instabilitas nasional
  • 36. BAB 2 Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemerintahan MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN Standar Kompetensi 2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Kompetensi Dasar 2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara 2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia 2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain Indikator Hasil Pencapaian Belajar 1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945. 6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain Tujuan Pembelajaran 1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan 6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain Metode Pembelajaran 1. Metode Ceramah (Preaching Method) 2. Metode Diskusi (Discussion Method) 3. Metode Pemberian Tugas 4. Metode Studi Kasus
  • 37. Materi Pembelajaran 1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial Pengertian Sistem Pemerintahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian sebagai berikut: a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Contoh sistem politik b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan (demokrasi, totaliter, parlementer) c. Metode. Contoh sistem menanam padi. Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti: a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah Pemerintahan menurut KBBI berarti: a. Proses, cara, perbuatan memerintah b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan menegakkan hukum dalam suatu negara. Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan judikatif dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara. Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan
  • 38. b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu: a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan negara b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci dalam pemerintahan. Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang disebut sistem kediktatoran proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di tangan pemimpin partai (komunis), contohnya di negara Republik Rakyat Cina. Selain itu dikenal juga sistem pemerintahan campuran yang diterapkan di Republik Kelima Perancis dan dSwiss. Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan (secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Ada tiga bentuk negara, yaitu: a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas semua tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya. b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua: kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara bagian. c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat tunduk pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya. Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan tunggal atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat (federasi,federalis). Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu. Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu: a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintahan b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh, Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari beberapa negara yang semula telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam negara federasi terdapat:
  • 39. a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh negara federasi e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, hubungan luar negeri, dan keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia. Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek hukum internasional. Bentuk-bentuk Kenegaraan Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari: a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah negara lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang berdaulat adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni terakhir adalah Republik Palay yang merdeka pada tahun ... b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya. c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth of Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, dan mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia, Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan. d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali kepada Cina. e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai seorang kepala negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di antara negara-negara tersebut. Ada dua macam uni: i. Uni Riil atau Uni Nyata 1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah ditentukan terlebih dulu. 2. Mengakui adanya satu kepala negara 3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai kepala negara ii. Uni Personil
  • 40. 1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, namun urusan pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut. 2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814-1905), Uni Inggris-Hanover (1714-1837) f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis. Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala negaranya. Ada dua bentuk pemerintah, yaitu: a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan. Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris. b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat. Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi: a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan. b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa. c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan semua warga negara. Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan: a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa dalam masyarakat yang bersangkutan. b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit. Sistem Pemerintahan Parlementer Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan negara.
  • 41. Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer a. Kepala Negara (raja/ratu) Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak. b. Parlemen Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri. c. Kabinet Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebutCABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban. Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu: a. Rangkap jabatan • Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota parlemen • Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di lembaga eksekutif • Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan. b. Dominasi resmi parlemen • Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi • Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku • Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri • Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun kabinet atau dewan menteri • PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen • PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang digariskan oleh parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen • Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen • Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan antara parlemen dan kabinet
  • 42. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan meskipun memiliki masa jabatan dalam waktu tertentu. b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif)adalah perdana menteri yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara. c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentuk parlemen baru. d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif. e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen. f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen. Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas/transparan b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
  • 43. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen. b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen. c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar. d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya. Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of Parliaments (induk parlemen). b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri. Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti halnya yang terjadi di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong), maka jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai contoh, Thomas Wentworth salah seorang menteri pada masa Raja Karel I dituduh melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian karena terbukti, menteri tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi. Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di mana para menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen. c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala pemerintahan di tangan Perdana Menteri. Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah ketatanegaraan, dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah kelanjutan dari bentuk negara Monarchi Konstitusionil, di mana kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Karena itu dalam sistem parlementer, raja atau ratu dan presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala negara. Kepala negara dipegang Raja / Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India. d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do not wrong” e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis) f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik Inggris g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu:  House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para bangsawan yang penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu. Kekuasaannya lebih besar dibandingkan Majelis Rendah
  • 44.  House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu h. Kabinet/eksekutif  Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh perdana menteri  Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen.  Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang terdiri dari Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau bersama-sama kepada parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat melibatkan kepala negara. Karena itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no wrong”.  Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat Kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara manakala parlemen tidak lagi mempercayai Kabinet. i. Kekuasaan parlemen  Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet  Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas di parlemendan mendapat dukungan mayoritas di parlemen j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan parlemen atas usulan perdana menteri k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb:  Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri  Memimpin partai mayoritas di parlemen  Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai  Menjadi penghubung dengan raja  Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5 tahun berakhir. l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang kalah dalam pemilihan umum menjadi oposisi Sistem Pemerintahan Presidensial Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial: Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung jawab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat dengancheck and balance, Indonesia adalah pembagian kekuasaan (distribution of power),Pakistan, Argentina, Filipina. Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,
  • 45. Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya. Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut: a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut sistemnon-parliamentary executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya menjadi kekuasaan presiden) c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata pembantu presiden d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial  Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis kekuasaan negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan melalui dua macam sarana, yaitu: a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang. Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus mundur dari jabatannya bila ingin mencalonkan diri menjadi seorang Senator. b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, masing- masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaam lain, sehingga posisi masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak vetoatas UU yang telah disetujui Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial review. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and responsibility upon the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga negara yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan negara) b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa saling menjatuhkan.
  • 46. d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang ditunjuk dan diangkat oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen).Para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi kepada Presiden. e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan masajabatannya. Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. Apabila terjadi pelanggaran hukum Presiden akan dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi. f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada parlemen b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar menawar antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memerlukan waktu yang lama c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and balances (pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh memilih menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar harus disetujui Senat c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, dan para menteri. d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri: – Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat di negara bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil – House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih langsung untuk masa jabatan 2 tahun melalui partai politik e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan kekuasaan yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden batal