Makalah ini membahas sejarah perumusan dan macam-macam ideologi dunia seperti liberalisme dan sosialisme. Liberalisme mendasarkan kebebasan sebagai nilai utama dan mendukung kebebasan berpikir serta ekonomi pasar. Sedangkan sosialisme menekankan penguasaan alat produksi oleh negara demi keadilan sosial.
2. I. KATA PENGHANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah menganugrahkan kita berbagai macam
nikmat, diantaranya: nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat panjang umur.
Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman yang terang
menderang seperti sekarang ini.
Alhamdulillah dalam kesempatan ini saya telah menyelesaikan sebuah
makalah tentang “SEJARAH PERUMUSAN MACAM-MACAM IDEOLOGI
DUNIA”. Makalah ini saya buat sebagai tugas individu mata kuliah
PANCASILA.
Tidak banyak kalam, saya ingin menyampaikan bahwa manusia adalah
tempatnya salah dan lupa, maka saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-
besarnya apabila banyak kesalahan disana sini.
II. PENDAHULUAN
Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia
mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang
berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa
bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang
ide“. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi
negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
III. PEMBAHASAN
LIBERALISME
Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan karakteristik berikut. Anggota
masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan
kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja
dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV).
3. Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint),
karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan
gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan
ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak
dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi
sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan
yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari
kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan
rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum
minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme
adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan
individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang
melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus
dilakukan.
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:
1.Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2.Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3.Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar
membuat keputusan diri sendiri.
4.Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk.
5.Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian terbesar individu berbahagia.
6.Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar
oleh kekuasaan manapun.
Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :
4. 1.Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan
ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2.Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal
ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3.Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya
diserahkan kepada masyarakat.
4.Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang
bermutu tidak akan laku di pasar.
5.Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan atas motif mencari keuntungan
6.Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-
berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-
kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7.Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.
Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :
1.Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat
bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan
pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2.Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3.Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
budaya oleh individu yang sering terjadi
5.Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah
sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media
komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat
sesuai misi kepentingan mereka
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The
Founding Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin
Franklin, ataupun Thomas Jefferson.
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme
Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador,
Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan
Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba,
Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan
Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme
di benua lainnya.
IDEOLOGI SOSIALISME
5. Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan karakteristik berikut. Anggota
masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan
kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja
dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV).
Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint),
karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan
gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan
ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak
dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi
sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan
yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari
kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan
rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum
minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme
adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan
individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang
melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus
dilakukan.
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:
1.Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2.Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3.Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
6. 4.Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5.Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
terbesar individu berbahagia.
6.Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun.
Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :
1.Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan
ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2.Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3.Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan
kepada masyarakat.
4.Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang
bermutu tidak akan laku di pasar.
5.Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari keuntungan
6.Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita
ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik
tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7.Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :
1.Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan
pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2.Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga
yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3.Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya
oleh individu yang sering terjadi
5.Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit
untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media
komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat
sesuai misi kepentingan mereka
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding
Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin,
ataupun Thomas Jefferson.
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika
Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela.
Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas,
Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua
lainnya.
7. IDEOLOGI SOSIALISME
Pengertian Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan
akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19
dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang
berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan
negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris,
istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada
tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-
Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud
dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan
dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir
semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel
Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-
Simon, Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis
yang paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856),
seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner
yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara
yang menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat.
IDEOLOGI KOMUNISME
Pengertian Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-
19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan
buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya,
dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis
berkeyakinan perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara
revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa
transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah diktator proletariat,
8. seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada
dalam kontrol negara.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun
2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina
(sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis,
tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia
berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan
ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia
sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia
rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang
menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya
proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada
zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin
pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah
satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi
terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering
disebut go international. Komunisme memang memprogramkan tercapainya
masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama.
Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan
dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan
kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
Kelebihan ideologi komunisme sebagi berikut :
1.Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal
perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah
lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan
ekonomi lainnya.
2.Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan
sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
3.Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4.Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah.
5.Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
Kelemahan Ideologi Komunisme:
1.Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai
komunis
2.Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
9. 3.Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4.Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu
partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina,
Partai Komunis Indonesia, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-
satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai
oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
Siapa yang menciptakan ideologi komunisme? Karl Heinrich Marx (Trier,
Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar
ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari rusia.
IDEOLOGI KAPITALISME
Pengertian Kapitalisme
Kata Kapitalisme berasal dari bahasa Latin yang akar katanya “caput” yang
berarti kepala. Pada abad 12 dan 13 kata tersebut diartikan dengan dana, sejumlah
uang, persediaan barang, atau uang bunga pinjaman. Dalam abad 18 istilah itu
diartikan dengan kapital produktif.
Karl Marx menyatakan istilah tersebut menjadi suatu konsep sentral yang
disebut dengan ‘cara produksi‘.
Adapun Max Weber menganggap kapitalisasi sebagai suatu kegiatan ekonomi
yang ditujukan kepada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan
adanya pertukaran pasar.
Sejarah Ideologi Kapitalisme
Sejarah perkembangan kapitalisme dibagi menjadi 3 fase yaitu sebagai
berikut:
1. Kapitalisme awal (1500-1750)
2. Kapitalisme klasik ( 1750-1914)
3. Kapitalisme lanjut (1914-sekarang)
4. Tokoh pemikir/pengembang Kapitalisme diantaranya: John Locke, Adam
Smith, David Ricardo, Marthin Luther King, Robert Malthus, Lord
Keynes, David Hume, dan Karl Marx.
Contoh kapitalisme misalnya swalayan, penjualan saham, dan pemberian
kredit.
Ciri-ciri ideologi Kapitalisme
Beberapa ciri-ciri yang menjadi khas ideologi kapitalisme:
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Kepemilikan alat-alat produksi di tangan individu, berbanding terbalik
dengan ideologi komunisme.
3. Pasar berfungsi memberikan sinyal kepada produsen dan konsumen dalam
bentuk harga-harga.
4. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible
Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
5. Individu bebas menentukan pekerjaan / usaha yang dipandang baik bagi
dirinya.
10. 6. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar.
7. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri.
Kelebihan Kapitalisme
Sistem kapitalisme mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi
barang-barang.
2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan
melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
3. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya
yang diperlukan lebih kecil.
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi kompetisi
terbuka di pasar.
5. Hasil dari kapitalisme adalah sistem ekonomi yang ter-desentralisasi.
Faktor ini dianggap sebagai salah satu kelebihan terbesar kapitalisme.
6. Dalam perekonomian yang terdesentralisasi, individu memiliki lebih
banyak pilihan dalam bisnis.
7. Kerja keras sangat dihargai dalam ekonomi kapitalis. Pengusaha yang
mempunyai kinerja baik dan mampu terus melakukan inovasi akan
memenangkan persaingan.
8. Kapitalisme membentuk ekonomi dimana konsumen mengatur pasar.
9. Kekurangan kapitalisme
Tak luput dari kelebihan kapitalisme, sistem ini juga mempunyai kelemahan
yaitu:
1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna
dan persaingan monopolistik.
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien,
karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan
yang menekan upah buruh dan lain-lain).
3. Sebagian menganggap persaingan sengit yang dibawa oleh kapitalisme
sebagai kelemahan utama.
4. Kapitalisme membuat ekonomi yang berorientasi pada uang.
Perusahaan bisnis akan melihat ekonomi dengan titik pandang
materialistik.
5. Profit dipandang menjadi tujuan bisnis utama dengan raksasa bisnis
mengambil alih perusahaan-perusahaan kecil.
6. Kapitalisme memicu berkurangnya SDA karena dieksploitasi untuk
menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
7. Kapitalisme juga diyakini menyebabkan distribusi kekayaan yang
tidak adil dengan kekayaan dan kekuasaan hanya dikuasai oleh
segelintir orang.
Berawal dari kapitalisme liberal akhirnya berkembang menjadi ideologi
liberal. Ciri-ciri negara penganut ideologi kapitalisme adalah sebagai berikut.
1. Kebebasan warga negara dijunjung tinggi. Warga negara bebas
melakukan apa saja asalkan tidak melanggar tertib hukum.
11. 2. Negara hanya bertindak sebagai pengawas jalannya tertib hukum.
3. Pada kapitalis monopolis mengesampingkan nilai-nilai agama
sehingga melahirkan sekulerisme (paham yang memisahkan agama
dengan negara).
IDEOLOGI ANARKISME
Pengertian anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari kata dasar anarki, dan isme yang berarti
paham, ajaran, atau ideologi. Kata anarki merupakan serapan dari kata anarchy
(bahasa Inggris) dan anarchie (bahasa Belanda, Jerman, Perancis). Dalam bahasa
Yunani, archos/archia berarti pemerintah/kekuasaan. Bentukan a yang berarti
tidak/tanpa/nihil ditambah sisipan n jika diletakkan pada kata archia menjadi kata
anarki, yang artinya tanpa pemerintahan. Jadi, anarchos berarti tanpa
pemerintahan atau pengelolaan, koordinasi tanpa hubungan memerintah dan
diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan
dan dikendalikan, dan sebagainya. Adapun anarkis merupakan orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Secara keseluruhan, anarkisme berarti suatu
paham yang mempercayai bahwa segala macam bentuk negara, pemerintah,
dengan kekuasaannya merupakan lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan
penindasan terhadap kehidupan. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan
perangkat-perangkatnya harus dimusnahkan.
Ciri-ciri Ideologi Anarkisme
1. Berpegangan pada Pendapat bahwa Negara Berbahaya
Salah satu ciri utama dari adanya ideologi anarkisme dalam kehidupan
sehari-hari ialah masyarakat dengan ideologi anarkisme menganggap bahwa
negara merupakan salah satu ancaman dalam kehidupan mereka. Hal ini
dikarenakan negara dengan segala hierarki atau tingkatannya sangat mereka
tentang. Adanya hierarkis menunjukkan adanya kekangan yang sangat dihindari
oleh masyarakat dengan ideologi anarkisme. Di sisi lain, negara dianggap
berbahaya karena dapat mengekang pengembangan diri dari masyarakat itu.
2. Menentang Organisasi Beserta Sistem Hierarkisnya
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masyarakat dengan ideologi
anarkisme sangat menentang adanya hierarkis. Adanya hierarkis hanya
menunjukkan keberadaan kasta yang sangat tidak disukai oleh masyarakat yang
memiliki pandangan anarkisme. Maka dari itu, organisasi yang memang pada
dasarnya memiliki hierarkis menjadi ditentang oleh masyarakat ini. Organisasi
menjadi digantikan oleh peran masyarakat sendiri untuk menyelesaikan segala
permasalahan yang ada di tengah mereka. Berdasarkan hal ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa tahap-tahap penentuan kebijakan publik menjadi tidak
terlaksana.
3. Kepribadian Seseorang Dinilai Lebih Tinggi
Ciri berikutnya dari ideologi anarkisme ialah kepribadian milik seseorang
memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tuntutan-tuntutan
tertentu dari masyarakat yang ada. Maka dari itu, ketika memiliki ideologi
12. anarkisme, setiap individu bebas untuk mengekspresikan dirinya. Kebebasan
tersebut berasal dari dalam pribadi individu dengna ideologi anarkisme tersebut.
4. Pendidikan Merupakan Fungsi Alamiah
Pendidikan menurut KBBI ialah proses pengubahan sikap dan tata
perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya menjadikan manusia
dewasa melalui upaya pengajadaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan
mendidik. Dalam masyarakat dengan ideologi anarkisme, pendidikan dianggap
sebagai fungsi alamiah, yang berarti pendidikan terjadi dengan sendirinya atau
secara alami dan tidak perlu dipacu melalui hal lain.
5. Mengutamakan Pengembangan Masyarakat Pendidikan
Karakteristik selanjutnya dari ideologi anarkisme ialah di dalam ideologi
ini hal yang sangat diutamakan ialah pengembangan masyarakat pendidikan.
Pengembangan masyarakat yang dilakukan tersebut tentunya dengan secara alami,
yaitu dengan mengembangkan secara pesat pelatihan atau pengajaran yang sesuai
dengan hendak seperti apa pendidikan dari masyarakat yang hendak
dikembangkan tersebut.
6. Tidak Memiliki Aturan Birokrasi
Di dalam ideologi anarkisme, keberadaan dari aturan birokrasi merupakan
hal yang tidak diperlukan. Brikorasi menurut KBBI sendiri memiliki arti yaitu
sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang kepada hierarki dan jenjang jabatan. Seperti yang telah disampaikan di
atas, masyarakat dengan ideologi anarkisme sangat tidak menyukai adanya
hierarki atau jenjang jabatan. Birokrasi sendiri memang merupakan hasil dari
hierarki tersebut sehingga tidak terdapat keberadaannya di tengah masyarakat
dengan ideologi anarkisme. Hal ini dapat menyebabkan tujuan pembangunan
nasional menjadi sulit dicapai.
7. Seringkali Menggunakan Kekerasan
Ciri selanjutnya dari ideologi anarkisme ialah penganut ideologi tersebut
sering menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya, terutama yang
berkaitan dengan pemerintahan. Pemerintahan yang akan menghadapi kekerasan
dari masyarakat dengan ideologi anarkisme ialah pemerintahan yang di dalamnya
terdapat begitu banyak birokratisme. Ketika pemerintahan suatu negara sudah
begitu tinggi tingkat birokratisnya, maka pemerintahan tersebut akan digempur
oleh masyarakat dan menjadi penyebab konflik sosial di tengah masyarakat.
Contoh dari kasus ini ialah para anarkis dalam kelompok Nihilis di negara Rusia
pada era Tzar Leon Czolgosz.
IDEOLOGI FASISME
Pengertian fasisme
Fasisme adalah ideologi yang mengutamakan Kepentingan diatas segala-
galanya, oleh karena itu dalam paham fasisme harus ada prinsip kepemimpinan
dengan otoritas yang absolut, maksudnya yaitu perintah sang pemimpin harus
dipatuhi dan dipenuhi tanpa pengecualiaan apapun.
Penyebab Lahirnya Paham Fasisme:
1. Fusi nasionalisme dan Sorelianisme serta pemecahan terakhir (1907–
1914)
13. 2. Terjadinya Perang Dunia I dan pendirian Fasisme (1914–1920)
3. Terjadinya konsolidasi politik (1920–1922)
4. Terjadinya Gelombang fasisme Internasional dan Perang Dunia II
(1929–1945)
Ciri-Ciri Fasisme
1. Memiliki sistem kepemimpinan yang otoriter dan bersifat absolut.
2. Menjadikan para pengikutnya seragam.
3. Identitas tidak diperbolehkan beragam-ragam.
4. Gerakan militerisme di utamakan, sebab fasisme selalu berpikir
bahwasannya musuh berada dimana-mana di luar negara maupun di dalam
negara, sehingga menurut mereka negara selalu dalam keadaan bahaya.
5. Musuh dikonstruksikan dalam sebuah kerangka ideologi atau konspirasi.
IDEOLOGI MARXISM
Sejarah Ideologi Marxixme
Berbicara tentang ideologi Marxixme tentu tidak terpisahkan dari
tokohnya, yaitu Marx dan Engels. Marx dan engels dalam bukunya The German
Ideology tahun 1946, menyebutkan bahwa ideologi terlahir dari masyarakat yang
berkelas-kelas. Masyarakat yang berkelas-kelas dan menguasai sarana-sarana
produksi, pengaturan produksi, dan distribusi menjadi kelompok penguasa. Ide
Marx ini menentang ideologi liberalisme dan kapitalisme yang menyebabkan
kesenjangan sosial yang cukup besar antara golongan bawah dan atas.
Lebih jauh, Marx menyebutkan bahwa kelas masyarakat ada dua, yaitu
kelas dasar dan bangunan atas, seperti sebuah gedung. Dan bangunan bawahlah
yang merupakan pondasi yang menentukan secara keseluruhan bangunan.
Selanjutnya ideologi ini menghapus kepemilikan pribadi. Ideologi dan ekonomi
tidak berdasarkan kepemilikan modal, namun berdasarkan pemanfaatan,
kepentingan, dan pamrih. Ideologi ini kemudian melahirkan ideologi komunisme.
Bentuk Ciri Ideologi Marxisme
Ideologi Marxisme berkembang setelah kapitalisme di Barat. Ideologi ini pada
awalnya dianut oleh negara-negara seperti Inggris Raya, Belanda, Portugal,
Spanyol, dan Perancis. Namun, setelah berkembang, negara yang masih menganut
ideologi ini kebanyakan adalah negara denganciri-ciri ideologi komunis. Ciri-ciri
ideologi Marxisme, antara lain :
1. Ajaran Materialisme, Dialektis, dan Ateisme
Ajaran utama ideologi Marxixme adalah materialisme. Semua yang di dunia ini
adalah realitas alam dan ada wujudnya. Oleh karena itu pelaksanaannya harus
mengikuti perkembangan alam. Namun, karena meyakini semua adalah material
alias ada wujudnya, ajaran ini tidak mengakui adanya Tuhan dan tidak beragama.
14. Agama dianggap hanya pembatas dan meningkatkan kelas-kelas. Dan Tuhan
bukan sesuatu yang nyata. Semua yang ada di dunia ini lahir dengan sendirinya.
2. Sejarah Sebagai Materialisme Historis
Ajaran Ideologi Marxisme selanjutnya adalah materialism historis. Ajaran yang
agak bertolak belakang dengan dunia ada dengan sendirinya. Materialisme historis
mengajak penganutnya untuk memahami hubungan sebab akibat dari alam.
3. Menganut Norma Rigid
Ideologi Marxisme mengatur norma rigid, di mana seluruh kehidupan masyarakat
harus ditata. Penataan ini termasuk mengatur bagaimana individu seseorang harus
hidup. Negara yang menganut paham ini mengatur segala segi kehidupan.
Misalnya mengatur kelahiran, mengatur prestasi, dan mengatur sumber daya
negara. Jauh berseberangan dengan ideologi kapitalisme yang meminimalisir
intervensi negara atau pemerintah.
4. Kekuasaan Kaum Proletar
Meskipun ajaran ini bermaksud membuat pemerataan, pada akhirnya negara tetap
berada di bawah kekuasaan sekelompok orang yang disebut kaum proletar. Kaum
ini umumnya terdiri dari orang-orang yang berilmu dan memiliki kekuasaan
ekonomi. Negara ini sangat menghargai kelompok orang yang dianggap lebih
berilmu dari yang lain. Dengan demikian kaum proletar otomatis adalah orang
yang bisa mengenyam pendidikan bagus dan memiliki modal besar.
5. Mengutamakan Kolektiviyas
Ciri pertama sampai keempat di atas merupakan ciri-ciri ideologi Marxisme yang
utama. Selanjutnya, Marxisme berkembang dalam bidang ekonomi. Di bidang
ekonomi ciri khas Marxisme adalah kolektvitas dengan menghapuskan semua
milik pribadi. Semua yang dimiliki oleh indivdu adalah milik negara dan negara
mengatur penggunaannya.
6. Hak Komunal
Ciri keenam yang juga merupakan perkembangan dari Marxisme adalah
hak komunal. Hak komunal merupakan hak yang berhubungan dengan sistem
politik. Sistem politik yang dianut adalah sistem politik komunis bersama atau
pribadi. Semua berdasarkan prinsip persamaan. Istilahnya yang paling terkenal,
yaitu sama rata sama rasa.
Sama dengan ideologi lain di dunia, ideologi Marxisme mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang paling menonjol adalah berkurangnya
kebebasan yang tidak terbatas dan kepemilikan pribadi, Sedangkan
kekurangannya adalah ideologi ini benar-benar menghilangkan semua hal
seseorang. Semua diatur oleh kekuasaan yang ada.
Negara sosialis dan komunis kebanyakan masih menganut sebagian atau
keseluruhan ideologi Marxisme. Dengan mengetahui ciri-ciri ideologi di dunia,
khususnya ciri-ciri ideologi Marxisme membuat wawasan bertambah dan dapat
mengambil sisi positifnya. Bahwa ciri ideologi Pancasila adalah yang terbaik.
Semoga bermanfaat.
IDEOLOGI INDIVIDUALISME
Pengertian Ideologi Individualisme
Individualisme adalah merupakan satu paham yang menerangkan bahwa
seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa memperhatikan orang lain.
15. Individualisme ini juga menjelaskan bagaimana seseorang hidup tanpa adanya
sosialisasi dengan orang lain.
Sejarah Ideologi Individualisme
Ideologi individualisme ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi barat,
kurang lebih pada abad 17 dan 18. Teori ini muncul sebagai anti klimaks dari
penguasa monarki absolute. Mereka gandrung manyuarakan Liberte, Egalite, dan
Fraternite. Mereka juga mengembangkan pemikiran-pemikiran rasionalisme dan
humanisme sebagai buah dari revolusi Prancis dan revolusi industri.
Teori atau Ajaran Ideologi Individualisme
Dalam pandangan ideologi individualisme, kepentingan individu harus di
tempatkan pada tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dan
kemakmuran hidup sebanyak- banyaknya.
Tujuan dari Ideologi Individualisme
Sesuai dengan ajaran teorinya maka tujuan dari ideologi individualism adalah
menempatkan kepentingan individu pada tujuan hidup manusia untuk mencapai
kebahagiaan dan kemakmuran hidup sebanyak-banyak
Keterkaitan Ideologi Individualisme dengan Ideologi Lain
Ideologi individualisme berkaitan erat dengan ideologi liberalisme karena kedua
ideologi ini menekankan pada kebebasan hidup setiap individu.
Tokoh Pemikir dan Penerus ideologi Individualisme
Tokoh pemikir : Marthin Luther.
Tokoh penerus : Jhon Locke, Vottaire, Montesquieo, J.J Russeao,
dan Immanuel Kant.
Keadaan dan Perkembangan Ideologi Individualisme Saat ini
Pandangan Alkitab terhadap Individualisme Yohanes 3:16 berkata “Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Ayat itu sudah sangat menekankan bahwa
Allah sendiri tidak bersifat egois atau individualis. Ia rela mengorbankan anaknya
yang tunggal yaitu Yesus hanya untuk menebus dosa-dosa manusia.
IDEOLOGI KONSERVATISME
Pengertian
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; “menjaga, memelihara, mengamalkan”. Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Samuel Francis
mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan
orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.
Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik
penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin,
keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.
16. Sejarah Konservatisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang koheren, merupakan respon
dari revolusi perancis, revolusi yang melawan tradisi, ancien rejime, kekuasaan
yang telah lama mapan. konservatisme berkembang di berbagai negara yaitu
negara yang mengalami revolusi dan yang terancam oleh revolusi terutama di
negeri seperti jerman, perancis dan inggris.
Dalam, konservatisme terdapat istilah sayap kanan atau kelompok kanan
adalah istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang berhubungan
dengan konservatisme, liberalisme, kelompok kanan agama, atau sekedar lawan
dari politik sayap kiri. Ciri menonjol yang membedakan kiri dan kanan adalah
kebijakan ekonomi. pihak kanan menganjurkan kapitalisme, sementara kiri
menganjurkan sosialisme (seringkali sosialisme demokrat) atau komunisme. Dan
ciri dominan dari sayap kanan adalah melestarikan nilai-nilai tradisional (sering
berkaitan dengan agama).
IDEOLOGI PANCASILA
Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa
Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara.
Jadi, Ideologi pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan
sila-sila pancasila.
Makna Ideologi Pancasila
Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan
sebagai Ideologi Nasional bangsa Indonesia.
Sehingga makna pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang
tercamtum dalam ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi mempunyai makna sebagai berikut:
1. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara.
2. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang
disepakati bersama dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana
pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara.
Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati
bersama dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi)
masyarakat Indonesia.
3 Dimensi Ideologi Pancasila
1. Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercamtum di ideologi
tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat dimana
ideologi itu ada untuk pertama kalinya.
Pelajari juga: Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pancasila (Lengkap)
17. 2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam
nilai dasar tersebut bisa memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan
masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.
3. Dimensi Fleksibilitas, artinya kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan. Inilah nilai dasar untuk kehidupan kenegaraan,
kebangsaan dan kemasyarakatan.
Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terselip nilai
lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai nilai vital, material, nilai
kebenaran(kenyataan) , nilai etis, nilai estetis, maupun nilai religius.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi sendiri bersifat objektif dan
subjektif.
Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif maksudnya:
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna
yang ter-dalam.
2. Pancasila yang tersimpan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang mendasar.
3. Inti dari nilai Pancasila akan terus ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif menjelaskan bahwa
keberadaan nilai-nilai Pancasila bergantung pada bangsa Indonesia sendiri. Dapat
dijelaskan sebab:
1. Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
3. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh
dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan UUD memuat isi yang
mewajibkan pemerintah, penyelenggara Negara termasuk juga pengurus partai
dan golongan fungsional untuk menjaga budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.
IDEOLOGI NASIONALISME
Pengertian Nasasonalisme
Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan
sebagai Ideologi Nasional bangsa Indonesia.
Sehingga makna pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang
tercamtum dalam ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi mempunyai makna sebagai berikut:
Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara.
18. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang
disepakati bersama dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu
(integrasi) masyarakat Indonesia.
Dalam perspektif sejarah kuno tidak diketahui secara pasti mengenai
konsep nasionalisme, tetapi tokoh-tokoh yang bisa disebut sebagai pencetus teori
nasionalisme telah muncul sekitar abad ke XVIII, seperti Von Herder (1774 –
1803), Rousseau (1712 -1778). Mereka ini sering disebut sebagai nabi negara
nasional, dengan teorinya tentang bangsa, serta Fiederich Hegel (1770 -1831)
yang terkenal dengan teorinya tentang negara” (Fukuyama, 2004:3).
Nasionalisme bisa dibedakan menjadi dua yaitu nasionalisme kuno dan
nasionalisme modern. Nasionalisme kuno lebih banyak mendekati ikatan
kesukuan. Tribalisme atau kesukuan adalah kepercayaan akan kesetiaan pada
sesama jenisnya sendiri, yang didefinisikan oleh etnisitas, bahasa, budaya, agama
sebagai titik tolak dari nasionalisme baru (Une, 2010:177). Sedangkan
nasionalisme dalam arti modern memiliki karakteristik dalam kehidupan politik
selama masa industri. Menurut Denny J.A (dalam Une, 2010:178) nasionalisme
modern berarti sepenuhnya bebas dalam hubungannya dengan negara-negara lain,
sekaligus bangsa harus memberi kebebasan kepada warganya. Sedangkan Hans,
(1984:89) menyatakan bahwa nasionalisme modern baru nyata dengan kedudukan
Inggris memimpinn Eropa pada abad ke 17.
Ada dua unsur penting di dalam nasionalisme, yaitu persatuan dan
kemerdekaan (Dekker, 1997:13). Pemikiran nasionalisme modern lahir di pikiran
para ahli ilmu di Eropa Barat, diantaranya yaitu John Locke, J.J Rousseau dan
John Gottfried Herder.
Maarif (dalam Une, 2010:178) mengemukakan bahwa munculnya
sekelompok negara-negara kuat di Eropa pada abad ke 16, seperti Inggris, Prancis,
Spanyol, Portugal dan lain sebagainya lebih merupakan ambisi para raja dan
bukan menandakan munculnya nasionalisme. Dengan demikian di Eropa
nasionalisme ditandai dengan adanya transisi dari masyarakat feodal ke
masyarakat industri. Proses peralihan itu terjadi pada abad XVII yang didahului
oleh kapitalisme awal dan liberalisme.
Kekuasaan kaum feodal mulai surut dan digantikan oleh para borjuis kota.
Mereka tidak mau terikat oleh ketentuan-ketentuan dalam masyarakat agraris,
tetapi mereka ingin bebas melakukan usaha, bersaing dan mencari keuntungan
sebanyak mungkin. Faham inilah yang kemudian melahirkan apa yang dikenal
dengan liberalisme. Kaum borjuis dengan revolusi industrinya itu kemudian
berkembang di Eropa Barat. Di tengah-tengah keadaan seperti itulah lahirlah
nasionalisme Eropa Barat. Nasionalisme tersebut kemudian membangun
kesadaran adanya perbedaan antar bangsa di Eropa Barat. Nasionalisme seperti itu
tumbuh menjadi satu aliran yang penuh emosi dan sentimen, kecongkakan dan
chauvinisme, sehingga nasionalisme Eropa Barat melahirkan kolonialisme, yaitu
nafsu mencari jajahan di luar benua sendiri.
19. IV. PENUTUP
Kesimpulan
Jadi daripembahasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa ideologogi
di dunia itu sada banyak macamnya , tetapi yang global itu ada 13, yaitu:
1. Kapitalisme
2. Marxisme
3. Sosialisme
4. Komunisme
5. Anarkisme
6. Fasisme
7. Liberalisme
8. Konservatsme
9. Individualisme
10. Pancasila
11. Nasionalisme