Pancasila dijelaskan sebagai ideologi negara Indonesia yang terbuka dan fleksibel. Proses perumusannya melibatkan berbagai tokoh nasional dalam BPUPKI yang akhirnya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang terdiri dari lima sila.
1. Bab. 1
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI TERBUKA
MATERI 1
Standar Kompetensi :
1
Mendeskripsikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Kompetensi Dasar :
1.1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi negara
1.2. Mendeskripsikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
1.3. Menguraikan fungsi pokok Pancasila
1.4. Menjelaskan Pancasila sebagai ideologi terbuka
A.
Pancasila sebagai Ideologi Negara
1. Pengertian ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Latin, yaitu idea berarti daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan
logos berarti ilmu. Ideologi juga diartikan sebagai falsafah hidup dan pandangan dunia (dalam
bahasa Jerman disebut Weltanschauung). Dalam pengertian sehari- hari ideology disamakan artinya
dengan cita- cita yang merupakan dasar, pandangan, atau paham. Istilah ideology pertama kali
diperkenalkan oleh Antoine Destut de Tracy filsuf Perancis dalam karya bukunya yang berjuduk “Les
elements de I’ideologie”.
Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian ideologi ;
a. Nicollo Machiavelli, menurutnya ideology pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam
berpolitik praktis. Ideologi adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan,
mendapatkan dan mempertahan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi- konsepsi
keagamaan dan tipu daya.
b. Antoine Destut de Tracy, menurutnya ideology
adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang
ide-ide. Ide yang ada dapat dibedakan menjadi
Menurut alam pemikiran Hegel, ideologi
dua macam, yaitu; (1) ide yang sehat, yaitu ide
bukanlah sesuatu yang berdiri- sendiri
yang sesuai dengan realitas dan akal budi, (2) ide
lepas dari kenyataan hidup masyarakat.
yang tidak sehat, yaitu ide yang tidak sesuai
Ideologi adalah produk kebudayaan
dengan realitas dan bertentangan dengan akal
sesuatu masyarakat dank arena itu
budi, yang lalu ia sebut sebagai gagasan palsu
dalam arti tertentu merupakan
atau khayalan belaka, misalnya gagasan yang
manifestasi kenyataan sosial juga.
bersumber pada Tuhan bahwa Raja memiliki
kekuasaan dari Tuhan yang berakibat kekuasaan
Raja menjadi mutlak dan tidak bias diganggu
gugat.
c. Karl Marx, menurutnya idelogi adalah kesadaran palsu, karena ideology merupakan hasil
pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir. Padahal kesadaran para pemikir itu (diakui
atau tidak) pada dasarnya sangat ditentukan oleh kepentingannya. Maka hasil pemikirannya yang
muncul daam bentuk ideology sesungguhnya tidak lebih dari khayalan (pengandaianpengandaian spekulatif) untuk melindungi kepentingan kelas para pemikir, yang menurutnya
adalah kelas penguasa.
d. Louis Althusser, menurutnya ideology adalah pedoman hidup, bagaimana orang harus menjalani
hidup di dunia. Dengan demikian sesungguhnya setiap orang membutuhkan ideology, sebab
setiap orang perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana semestinya menjalankan
kehidupannya.
e. Laboratorium IKIP Malang, ideology adalah sepengkat nilai, ide, dan cita- cita, serta pedoman dan
metode melaksanakan/ mewujudkannya.
f. Kamus Ilmiah Populer, ideology adalah cita- cita yang merupakan dasar salah satu system politik,
paham kepercayaan, dan seterusnya(ideology sosialis, ideology islam, dst)
g. Encyclopedia International, ideology adalah system gagasan, keyakinan, dan sikapyang
mendasari cara hidup bsuatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.
h. Prof. Padmo Wahyono, SH, ideology diberi makna sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah
hidup bangsa, yang berupa seperangkat tata nilai yang dicita- citakan dan akan direlisasikan
didalam kehidupan berkelompok.
Halaman 1
2. i. Dr. Alfian, ideologi adalah suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur
tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
Dari berbagai pendapat diatas, sesungguhnya keberagaman pengertian ideology diatas
mencerminkan kenyataan dua kutub ideology besar dunia, yaitu:
a. Kutub pertama, ideology bisa menjadi sesuatu yang baik, yaitu manakala ideology mampu
menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik.
b. Kutub kedua, ideology bias menjadi hal yang tidak baik, yaitu manakala ideology dijadikan alat
untuk menyembunyikan kepentingan penguasa.
Unsur- unsur ideologi ;
a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis.
b. Pedoman tentang cara hidup.
c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu masyarakat.
d. Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya.
2. Lahir dan tumbuh- kembangnya ideologi
Ada dua pandangan tentang lahir dan tumbuh kembangnya ideology, yaitu;
Diyakini kebenarannya
untuk hidup bersama
Diakui adanya nilainilai dasar
IDEOLOGI NEGARA
a. Pandangan pertama, suatu ideology berasal
dari konsep- konsep abstrak (inkrimental)
yang beransur- ansur tumbuh dan
berkembang bersama- sama dengan
tumbuh dan berkembangnya masyarakat.
Konsepkonsep
tersebut
kemudian
mengakui adanya nilai dasar atau prinsipprinsip tertentu, sehingga lama- kelamaan
diterima sebagai suatu kebenarannya dan
diyakini sebagai pegangan dalam menjalin
kehidupan bersama dalam bentuk normanorma.
b. Pandangan kedua,
suatu ideology
merupakan
hasil
olah
pikir
para
cendekiawan untuk kemudian dijabarkan
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Contoh ; Thomas Jefferson, melahirkan
ideology liberalism yang individualistic; Karl
Max, melahirkan idelogi yang bernafaskan
manifesto komunis.
Dicantumkan dalam
konstitusi negara
Dirumuskan dalam
deklarasi negara
Tumbuh kembang
didalam masyarakat
Dijabarkan dalam
berbagai kehidupan
Konsep- konsep
abstrak (inkrimental)
Hasil olah piker para
cendekiawan
PERTAMA
KEDUA
3. Fungsi ideologi
a. Struktur kognitif,yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian- kejadian dalam alam sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan
dalam kehidupan manusia.
c. Norma- norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi sesorang untuk melangkah dan
bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan
dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta bertingkah laku
sesuai dengan orientasi dan norma- norma yang terkandung didalamnya.
4. Peranan ideologi
Menurut Jacques Ellul dan Prof. Dr. Paul Ricour, ideology mempunyai peranan sebagai berikut;
a. Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok social, komunitas,
organisasi atau bangsa.
b. Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus.
c. Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang pada ideology
tersebut.
d. Sebagai suatu kode atau keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh
kegiatan sosial.
5. Ideologi sebagai suatu sistem
Sebagai system berpikir, ideologi digunakan untuk menginterprestasikan (mengartikan) hidup dan
kehidupannya dalam semua aspek kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun socialbudaya. Ideologi dapat dibedakan menjadi :
a. Ideologi sebagai system yang terbuka (induktif- deduktif), yaitu apabila ideology mula- mula digali
dari kenyataan- kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu system, dan
akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif).
Halaman 2
3. b. Ideologi sebagai system yang tertutup (deduktif-induktif), yaitu apabila suatu masyarakat
menganut system ideology btertentu, berarti masyarakat tersebut menggunakan system deduktif;
yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun kehidupan social-budaya
sehari- hari bersumber dari nilai- nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya;
sosialisme-marxisme, liberalism, dan agama tertentu.
Ideologi juga dapat mengandung pengertian bahwa ia harus menegara, yaitu nilai- nilai yang
dikandungnya diatur melalui Negara.
6. Tipologi ideologi
Secara garis besar ideology dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Ideologi tertutup, yaitu bideologi yang rinci, dalam bentuk yang yang ortodok dan konservatif.
Ideologi yang statis, yang tidak mau sama sekali menerima interprestasi- interprestasi baru,
walaupun zaman dan masyarakat terus berkembang.
Ciri- ciri ideologi tertutup, antara lain;
1) Bukan cita- cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita- cita sebuah kelompok
yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
2) Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideloginya itu akan dipaksakan kepada
masyarakat.
3) Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan.
4) Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
5) Menuntut masyarakat mempunyai kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorbanbagi ideology
tersebut.
6) Isi ideology tidak hanya nilai- nilai dan cita- cita, tetapi tuntutan- tuntutan kongkrit dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.
Contoh; ideology komunis
b. Ideologi terbuka, yaitu ideology yang didalamnya mengandung unsur fleksibelitas, yaitu unsur
yang mau menerima interprestasi baru yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Unsur ini mencerminkan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat.
Ciri- ciri ideology terbuka, antara lain ;
1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Bukan merupakan
keyakinan ideology sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat.
2) Tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah milik
seluruh rakyat, dan bias digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
3) Isinya tidak langsung operasional.
4) Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginpirasi masyarakat untuk untuk berusaha hidup tanggung jawab sesuai dengan falsafah
itu.
5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai
latar belakang budaya dan agama.
7. Dimensi ideologi terbuka
Menurut Dr. Alfian,ideology akan bersifat terbuka dan kuat apabila didalamnya mengandung tiga (3)
dimensi, yaitu :
a. Dimensi idealisme, yaitu kadar/ kualitas idelisme yang terkandung didalamnya mampu
menggugah harapan, optimisme, dan motivasi para pendukungnya hingga gagasan pokok (vital)
yang terkandung didalamnya benar- benar diyakini dengan pasti sehingga dapat diwujudkan
dalam kenyataan.
b. Dimensi realitas, kemampuan ideology untuk mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat
c. Dimensi fleksibilitas, yaitu kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi sekaligus
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya.
8. Pancasila sebagai ideologi Negara
Secara teoritis filosofis, ideology bersumber pada suatu system filsafat dan merupakan pelaksanaan
dari system filsafat itu. Dengan demikian maka nilai- nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah
falsafah hidup yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia dan nilai Pancasila yang telah
terkristalisasi dianggap sebagai nilai dasar dan puncak (sari- sari) budaya bangsa. Sebagai ajaran
filsafat Pancasila, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakikat rakyat
Indonesia dalam hubungannya dengan; Ketuhanan, Kemanusiaan, Kenegaraan, Kekeluargaan dan
Musyawarah, serta Keadilan Sosial.
Nilai dan fungsi filsafat Pancasila yang telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka dengan
kemerdekaan bangsa Indonesia, berarti secara melembaga dan formal kedudukan dan fungsi
Pancasila ditingkatkan. Dari kedudukan sebagai filsafat hidup ditingkatkan menjadi filsafat Negara –
dari kondisi sosio-budaya yang terkristalisasi menjadi nilai filisofis-ideologis yang konstitusional.
Halaman 3
4. B. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, dilakukan pada saat sidang BPUPKI “Dokuritsu
Zyuunbi Tioosakai” pertama yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945. Dalam sidang ini
muncul beberapa pemikiran tentang konsepsi dasar Negara Indonesia merdeka dari tokoh nasional,
antara lain :
1. Mr. Muhamad Yamin , tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Pri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhamad Yamin menyampaiakan rumusan dasar Negara
secara tertulis sbb:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2. Mr. Soepomo, tanggal 31 Mei 1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:
1) Pahan Negara Kesatuan
2) Perhubungan Negara dengan Agama
3) Sistem Badan Permusyawaratan
4) Sosialisasi Negara
5) Hubungan antar-Bangsa
3. Ir. Soekarno, tanggal 1 Juni1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Persatuan Indonesia
4) Mufakat atau Demokrasi
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan.
4. Panitia Kecil (panitia Sembilan), pada sidang PPKI tanggal 22 Juni 1945 menyampaikan rumusan
dasar Negara sbb:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
5 Rumusan akhir yang sah dan definitif, yaitu rumusan Pancasila yang ditetapkan dalam sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
5) Keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Rumusan penetapan PPKI inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar Negara Indonesia sampai
sekarang.
C. Fungsi Pokok Pancasila
1. Pancasila sebagai dasar Negara
Yaitu Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur
penyelenggaraan Negara. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kedudukan sebagai „pokok
kaidah yang mendasar (staats fundamental norm)” bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh
siapapun, termasuk oleh MPR- DPR hasil pemilihan umum sebab mengubah Pancasila berarti
membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan perwujudan dari Pancasila sebagai
staats fundamental norm yaitu Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum (semua
peraturan perundangan yang berlakudalam Negara Indonesia harus bersumber dan berada dan tidak
boleh bertentangan dengan Pancasila).
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Sebagai pandangan hidup juga disebut sebagai way of life, weltanschauung, atau pegangan hidup
adalah Pancasila dijadikan sebagai pedoman hidup manusia Indonesia dalam kehidupan seharihari.
3. Kepribadian bangsa Indonesia
Sebagai kepribadian bangsa adalah nilai- nilai Pancasila memberikan corak khas terhadap bangsa
Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
4. Pancasila sebagai ligatur bangsa Indonesia
Sebagai ligeratur bangsa yaitu nilai- nilai Pancasila merupakan ikatan budaya yang berkembang
secara alami dalam kehidupan masyarakat, bukan karena paksaan. Dan ikatan semacam ini
dipandang perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat, contohnya ;
kebiasaan membangun rumah secara gotong- royong.
Halaman 4
5. 5. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
7. Pancasila sebagai ideology nasional
D. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Gagasan pertama mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka secara formal ditampilkan mulai
tahun 1985. Sebagai ideology terbuka Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilainilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan
tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan gagasan Pancasila sebagai ideology
terbuka, yaitu :
1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi zaman yang terus
mengalami perubahan.
2. Pancasila sebagai ideology terbuka mengandung makna bahwa nilai- nilai dasar Pancasila dapat
dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia.
3. Sebagai ideology terbuka, Pancasila harus mampu memberikan orientasi kedepan bagsa Indonesia
terutama dalam menghadapi globalisasi dan keterbukaan.
4. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya
bangsa Indonesia dalam wadah NKRI.
Sebagai ideology terbuka, Pancasila mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :
1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia
2. Isi Pancasila tidak langsung opesional
3. Pancasila bukanlah ideology yang memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat
4. Pancasila bukanlah ideology totaliter
5. Pancasila menghargai pluralitas.
Sedangkan menurut Dr. Alfian, Pancasila sebagai ideologi terbuka karena telah memenuhi ketiga
dimensi, yaitu dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibitas.
Pancasila sebagai ideology terbuka bersifat fleksibel,
karena mengandung nilai- nilai sebagai berikut :
1. Nilai dasar
Yaitu nilai- nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah)
Nilai Intrinsik adalah nilai yang
yang terdapat didalam pembukaan UUD 1945, nilai
memandang tujuan dalam dirinya
dasar tersebut adalah : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial)
sendiri (an end-in-itself).
2. Nilai instrumental
Seperangkat nilai intrinsik yang
Yaitu nilai- nilai lebih lanjut dari nilai- nilai dasar yang
terkandung didalam setiap
dijabarkan secara lebih kreatif dan dinamis dalam
ideology berdaya aktif. Artinya ia
bentuk peraturan perundangan, misalnya ; UUD 1945,
memberi inspirasi sekaligus
UU/PERPU, PP, PERPRES, PERDA.
energy kepada para
3. Nilai praksis
penganutnya untuk mencipta dan
Yaitu nilai- nilai yang sesungguhnya dilaksanakan
dalam kehidupan nyata sehari- hari baik dalam
berbuat
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
maupun
bernegara. Misalnya ; bersifat abstrak ( menghormati,
kerja sama, kerukunan, dsb) yang diwujudkan dalam
bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari- hari.
MATERI 2
Standar Kompetensi :
2
Menganalisis Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan
Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai
2.2. Mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan
2.3. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
A
Pancasila sebagai Sumber Nilai
1. Pengertian nilai
Dalam pandangan filsafat , nilai (value; Inggris) sering dihubungkan dengan masalah kebaikan.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna, bermanfaat, benar (nilai kebenaran), indah (niai
estetika), religius (nilai religi), dan baik bagi kehidupan manusia.
Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian nilai :
Halaman 5
6. a.
Kamus Ilmiah Populer
Nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang berguna, sifatnya lebih
abstrak dari norma.
b. Laboratorium Pancasila IKIP Malang
Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin, yang
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.
c. Nursal Luth dan Daniel Fernandez
Nilai adalah perasaan- perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang
mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
d. C. Kluckhoorn
Nilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau karekteristik dari
sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang berpengaruh pada pemilihan
pola, sarana, dan tujuan dari tindakan.
Menurut cara beradanya, nilai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek itu sendiri (obyektif)
Nilai ini bersifat obyektif dan membentuk semacam dunia nilai yang menjadi ukuran tertinggi
bagi perilaku manusia.
b. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung pada penangkapan dan perasaan orang (obyektif).
Menurut Nietzche susunan tingkatan nilai subyektif dimulai dari bawah adalah sebagai berikut ;
nilai hedonis (kenikmatan), nilai utilitaris (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai diri estetis
(keindahan, kecantikan), nilai- nilai pribadi (social, baik), dan yang paling atas adalah nilai
religius (kesucian).
2. Ciri- ciri nilai
Berdasarkan cirinya, nilai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Nilai- nilai yang mendarah daging (internalized value)
Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar atau yang mendorong timbulnya
tindakan tanpa berpikir lagi. Bila dilanggar timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam
atau sukar dilupakan, misalnya ;
~ Orang yang taat beragama akan menderita beban mental apabila melanggar salah satu
norma agama.
b. Nilaiyang dominan
Yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai- nilai lainnya. Beberapa pertimbangan
dominan tidaknya nilai, antara lain ;
1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
2) Lamanya nilai itu dirasakan oleh para anggota kelompok tersebut
3) Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut
4) Tingginya kedudukan (prestise) orang- orang yang membawakan nilai itu.
3. Macam- macam nilai
a. Prof. Dr. Notonagoro, SH, menggolongkan nilai kedalam tiga bagian, yaitu;
1) Nilai material, yaitu segala sesauatu yang berguna bagi unsure manusia.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/ rohani manusia. Niai
kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam, yatu ;
a) Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio, budi, dan
cipta)
b) Nilai keindahan yang bersumber dari unsure rasa manusia (perasaan dan estetis)
c) Nilai moral/ kebaikan yang bersumber dari unsur kehendak/ kemauan (karsa dan etika)
d) Nilai religius, yaitu merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak
yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia.
b. Alport, mengidentifikasi nilai- nilai yang ada di masyarakat menjadi enam yaitu; yaitu nilai teori,
nilai ekonomi, nilai estetika, nilai social, nilai politik, dan nilai religi.
c. Sprange, membedakan nilai menjadi 6 yaitu; nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, nilai agama,
nilai seni, nilai social, dan nilai politik.
4. Pancasila sebagai sumber nilai
Sebagai sumber nilai berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara
menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik buruk dan
benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sumber nilai
terlihat sebagai berikut ;
No.
1.
Sumber
Nilai
Pancasila
Ketuhanan
Yang Maha
Esa
Uraian/Penjelasan
Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal
dari kesadaran manusia sebagai makhluk
tuhan.
Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya
Keterangan
Dijamin dalam Pasal 29
UUD 1945.
Program pembinaan dan
pelaksanaan
selalu
dicantumkan dalam GBHN.
Halaman 6
7. masing – masing.
Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti keTuhanan dan anti kehidupan beragama.
Mengembangkan kehidupan toleransi baik
antar, inter, maupun antara umat beragama
Mengatur hubungan Negara dan agama,
hubungan manusia dengan Sang Pencipta,
serta nilai yang menyangkut hak asasi yang
paling asasi.
2.
Kemanusiaa
n Yang Adil
dan Beradap
Regulasi UU atau Kepmen
yang
menjamin
kelangsungan
hidup
beragama.
Merupakan
bentuk
kesadaran
manusia
terhadap potensi Budi Nurani dalam hubungan
dengan norma – norma kebudayaan pada
umumnya.
Adanya konsep nilai kemanusiaan yang
lengkap, adil dan bermutu tinggi karena
kemampuannya berbudaya.
Manusia Indonesia adalah bagian dari warga
dunia, meyakini adanya prinsip persamaan
harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan.
Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis
yang menghargai keberanian untuk membela
kebenaran, santun, dan menghormati harkat
kemanusiaan.
Persatuan dan keatuan dalam arti ideologis,
ekonomi, politik, social-budaya, dan keamanan.
Manifestasi paham kebangsaan yang memberi
tempat bagi keragaman budaya dan etnis.
Menghargai keseimbangan antara kepentingan
pribadi dan masyarakat.
Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan
kerelaan untuk berkorban dan membela
kehormatan bangsa dan Negara.
Adanya nilai patriotic serta penghargaan rasa
kebangsaan sebagai realitas yang dinamis
Dijelmakan
26, 27, 28
UUD 1945.
Regulasi
peraturan
undangan
dihasilkan.
dalam Pasal
A-J, 30 dan 31
dalam bentuk
perundang –
sudah banyak
3.
Persatuan
Indonesia
4.
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh Hikmat
Kebijaksana
an
dalam
Permusyawa
ratan
/
Perwakilan
Paham kedaulatan rakyat yang bersumber
kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan.
Musyawarah merupakan cermin sikap dan
pandangan hidup bahwa kemauan rakyat
adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi.
Mendahulukan kepentingan Negara dan
masyarakat.
Menghargai kesukarelaan dan kesadaran
daripada memaksakan sesuatu kepada orang
lain.
Menghargai sikap etis berupa tanggungjawab
yang harus ditunaikan sebagai amanat seluruh
rakyat baik kepada manusia maupun kepada
Tuhannya.
Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan
dalam kehidupan yang bebas, aman, adil, dan
sejahtera.
Dijelmakan dalam Pasal 1
(ayat 2), 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11,
16, 18, 19, 20, 21, 22, 22AB, dan 37.
Regulasi dalam bentuk
peraturan perundang –
undangan sudah banyak
dihasilkan.
5.
Keadilan
Sosial Bagi
Seluruh
Rakyat
Indonesia
Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan
adil
dalam
bidang
hukum,
ekonomi,
kebudayaan, dan social.
Tidak adanya golongan tirabi minoritas dan
mayoritas.
Adanya keselarasan, keseimbangan, dan
keserasian hak dan kewajiban rakyat
Indonesia.
Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup
hemat, sederhana dan kerja keras.
Menghargai hasil karya orang lain.
Menolak adanya kesewenang – wenangan
serta pemerasan kepada sesama.
Menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia.
Dijelmakan dalam Pasal
27, 33 dan 34 UUD 1945.
Regulasi dalam bentuk
peraturan perundang –
undangan sudah banyak
dihasilkan.
Dijelmakan dalam Pasal
32, 35 dan 36, 36 A-C
Regulasi dalam bentuk
peraturan perundang –
undangan sudah banyak
dihasilkan.
Halaman 7
8. B
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
1. Pengertian paradigma
Dalam bahasa Inggris paradigma berasal dari kata “paradigm” mengandung arti model, pola, atau
contoh. Menurut Thomas S.Kuhn dalam bukunya “The Structure of Scientific Revolutions”,
paradigm adalah asumsi- asumsi dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai)
yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri, dan karekter ilmu pengetahuan tersebut.
Dengan demikian paradigma dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai- nilai, metode- metode,
prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa
tertentu.
2. Pembagunan nasional
a. Kata pembangunan berasal dari bahasa Inggris “development” , menunjukkan adanya
pertumbuhan, perluasan yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus
dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang akan datang. Dengan demikian secara
sederhana pengertian pembangunan adalah serangkaian kegiatan yang mengarah pada
perubahandengan tata nilai yang lebih baik atau lebih maju.
b. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa, dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan
keseluruhan system penyelenggaraan Negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Dalam era
reformasi pelaksanaan pembangunan nasional diatur sbb;
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, diatur dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang
“Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional” dengan waktu pencapaian 20 tahun.
2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, disusun oleh Presiden berdasarkan programprogram pembanguan yang ditawarkan pada saat kampanye pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden dengan waktu 5 tahun 2004 – 2009 dan program jangka menengah ini disusun
paling lambat 3 bulan setelah pasanagan Presiden dan Wakil Presiden dilantik. Dalam
pemerintahan SBY-JK pembanguan jangka menengah dituangkan dalam Peraturan
Presiden RI No. 7 tahun 2005.
3) Pembangunan
Pembangunan Jangka Pendek, disusun bersama antara Presiden
bersama DPR dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) setiap tahun.
c. Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dengan demikian dalam pelaksanaan
pembangunan nasional diperlukan hal- hal sebagai berikut ;
1) Ada keselarasan, keserasian, keseimbnagan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan.
2) Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan diseluruh wilayah tanah air.
3) Subyek dan obyek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia.
4) Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.
d. Tujuan pembangunan nasional, sesuai dengan alenia IV UUD 1945 yaitu;
1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Dalam pembangunan nasional, Pancasila sebagai
paradigma karena hendak dijadikan sebagai
Secara
umum
yang
dimaksud
landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang
Paradigma Pembanguanan
adalah
ingin dicapai disetiap program pembangunan
Negara Kesatuan Republik ndonesia.
suatu model, pola berpikir sebagai
Konsekwensi Pancasila sebagai paradigma
upaya perubahan yang direncanakan
pembangunan nasional adalah :
guna
mewujudkan
citacita
a. Pembangunan di Indonesia tidak boleh
kehidupan masyarakat menuju hari
bersifat pragmatis, yang mementingkan
esok yang lebih baik (secara kualitatif
tindakan nyata menafikan pertimbangan etis.
dan kuantitatif).
b. Pembangunan di Indonesia tidak boleh
bersifat ideologis, mementingkan ideology
tertentu.
c. Pembangunan nasional menghormati hakhak asasi manusia.
d. Pembangunan nasional dilaksanakan secara demokratis (melibatkan partisipasi masyarakat).
e. Prioritas pelaksanaan pembangunan nasional pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial.
Karena yang ingin dibangun adalah adalah manusia dan masyarakat Indonesia, maka paradigm
pembangunan harus berdasarkan kepribadian bangsa Indonesia dan menghasilkan manusia dan
masyarakat maju yang tetap berkrepribadian Indonesia, yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai- nilai luhur
Pancasila.
Halaman 8
9. MATERI 3
Standar Kompetensi :
3
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideology terbuka
Kompetensi Dasar :
A
B
3.1. Menunjukkan contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila.
3.2. Menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka
Contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai- nilai Pancala sebagai ideologi
terbuka
1. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa ;
a. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing- masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Membina kerja sama dan tolong- menolong dengan pemeluk agama lain sesuai situasi dan
kondisi dilingkungan masing- masing.
c. Mengembangkan toleransi antar umat bergama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi,
selaras, dan seimbang.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain, dll
2. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ;
a. Memperlakukan manusia/ orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengakui persamaan derajad, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedabedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan osial, dsb.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semenamena terhadap orang lain
d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan kepada
yang membutuhkan, menolong korban banjir, dll
3. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila persatuan Indonesia ;
a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia
b. Mencintai tanah air dan bangga terhadap terhadap bangsa dan negara Indonesia
c. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinika Tunggal Ika
d. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, dsb.
4. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan ;
a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan bersama
b. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis (merusak) kepada
orang/ barang milik orang lain jika kita tidak sependapat
c. Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama
d. Memberikan kepercayaan kepada wkil- wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan
musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik- baiknya, dsb.
5. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ;
a. Mengembangkan sikap gotong- royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitar
b. Tidak melalkukan perbuatan- perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang lain/ umum,
seperti; corat- coret tembok/ pagar sekolah orang lain, merusak sarana/ fasilitas sekolah/ umum
dsb
c. Suka bekerja keras dan memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atas masalah- masalah
pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial melalui karya nyata, seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam sablon,
perbengkelan, teknologi tepat guna membuat pupuk kompos, dsb.
Cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka
1. Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap
proaktif, terus- menerus melakukan interprestasi (penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam
suasana dialog kritis- konstruktif.
2. Kesediaan segenap komponen bangsa menjadikan nilai- nilai Pancasila makin tampak nyata dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (interprestasi Pancasila itu tidak sekedar
berhenti pada dialog teoritis, melainkan harus mendarat aksi).
Halaman 9