Dokumen tersebut membahas tentang berbagai parasit dan jamur penyebab penyakit pada manusia beserta gambaran mikroskopis dan gejalanya, diantaranya Strongyloides, Toxoplasma, Blastocystis, Isospora, Cryptosporidium, Microsporidium, Cryptococcus, Histoplasma, dan Candida.
3. Strongiloides
• Nama penyakit : strongiloidiasis
• Bentuk infektif : larva filariform
dengan mulut tertutup
• Gejala: creeping eruption,gatal
Keluhan pada sistem gastrointestinal, malaise
• Diagnosis : menemukan
(autoinfeksi) dlm tinja
• Obat: Albendazole 400 mg
hari.
Strongiloides stercoralis
strongiloidiasis
filariform (bentuk kurus
tertutup sedikit tajam).
eruption,gatal yang hebat,
gastrointestinal, malaise
menemukan larva rhabditiform
segar
400 mg – dalamwaktu 7
4. Strongiloides
cacing dewasa bentuk parasiter
• Hanya ditemukan pada betina saja
• Bentuk : Filariform
• Panjang : ± 2mm
• Esofagus : 1/3 panjang badan
• Uterus : berisi telur telur
• Telur – telur berada pada ¼ badan posterior
• Ekor : berujung lancip
Strongiloides stercoralis
parasiter (hanya cacing betina)
5. Strongiloides
cacing dewasa bentuk
• Bentuk : pendek,gemuk
• Panjang : ± 0.7 mm
• Ekor : lancip ,membengkok(melengkung)
dan memiliki spekulum(spikula)
• Esofagus : 2 bulbi dan pendek
Strongiloides stercoralis
bentuk bebas,cacing jantan
6. Strongiloides
cacing dewasa bentuk
• Bentuk : panjang,gemuk
• Panjang : ± 1 mm
• Esofagus : 2 bulbi dan pendek
• Uterus : berisi telur-telur
• Vulva : ± ½ panjang badan
• Ekor : ujungnya lancip dan melengkung
Strongiloides stercoralis
bentuk bebas,cacing betina
7. Strongiloides
larva rhabditiform
• Bentuk : halus,pendek
• Panjang : ± 225 mikron
• Ruang mulut : terbuka,pendek,lebar
• Esofagus : 2 bulbi, 1/3 panjang badan
• Ekor : berujung lancip /runcing
Strongiloides stercoralis
rhabditiform
8. Strongiloides
larva filariform
• Bentuk : halus,panjang
• Panjang : 700 mikron
• Ruang mulut : tertutup
• Esofagus : ½ panjang badan
• Ekor : bercabang
Strongiloides stercoralis
filariform
10. Toxoplasma
• Nama penyakit : toxoplasmosis
• Bentuk infektif : Trofozoit atau
dengan bentuk sel seperti bulan
• Gejala:
Demam, gangguan kognotif
1. T. akuisita : asimptomatik
2.T.kongenital : abortus,lahir
Obat : Pirimetamin,preparat
First line KombinasiPirimentamin
+ Sulfadiazine (4-6 g/day).
Toxoplasma gondii
: toxoplasmosis
atau bentuk proliferative
bulan sabit
kognotif, penurunan kesadaran
asimptomatik, limfadenopati,ensefalitis
abortus,lahir mati,lahir cacat
Pirimetamin,preparat sulfa,spiramisin
KombinasiPirimentamin (50 – 75 mg/ hari)
6 g/day).
11. Toxoplasma
Bentuk kista
• Sediaan jaringan otak
• Bentuk kista bulat dgn dinding yang tebal
• Berisi banyak trofozoit
Toxoplasma gondii
kista / bradizoit
12. Toxoplasma
Bentuk trofozoit
• Terdapat dalam sel
• Di luar sel ditemukan berkelompok/satu-satu
• Bentuk spt bulan sabit dgn satu kutub tumpul
• Panjang 3-4 mikron
• Inti satu, di tengah
Toxoplasma gondii
trofozoit / proliferatif
satu atau berdua
tumpul
14. Blastocystis
• Nama penyakit : Blastocyasis
• Bentuk infektif : Kista dari
• Gejala: Gangguan pada
diarea, disentri, nausea,
• Diagnosis : menemukan
• Obat : Metronidazol 750 mg
sehariselama 10 hari
Blastocystis hominis
Blastocyasis
dari blastocytis hominis
pada sistem GI Tract seperti
, nausea, konstipasi.
menemukan B.hominis dalam tinja
750 mg dalam 3 x
15. Blastocystis
Pewarnaan
• Pewarnaan trikrom 6 X 100
• Besar : 5 – 40 mikron
• Badan homogen di tengah yang dapat
mengambil wana hijau
• “Inti-inti” sekitar badan homogen
Blastocystis hominis
Pewarnaan trikrom
16. Isospora
• Nama penyakit : Isosporiasis
• Bentuk infektif : Ookista
berlapis dua)
• Gejala: Gangguan pada
Pada penderita AIDS
persistent yang dapat menyebabkan
• Obat : Kombinasi trimethoprim
+ Sulfametoksazol (SMX) 800 mg
kali sehariselama 7 – 10
Isospora belli
Isosporiasis
Ookista matang (dinding
pada GI Tract seperti diare.
demam, malaise, diare
menyebabkan kematian.
trimethoprim (TMP) 160 mg
(SMX) 800 mg diberikan 4
10 hari.
17. Isospora
Ookista
• Ookista (lugol)
• Ookista lonjong/elips, besar 25 – 33 mikron
• Dinding berlapis dua, rata , tdk berwarna
• Berisi 2 sporokista,
tiap sporokista mengandung 4 sporozoit
• Sitoplasma bergranula,inti satu
• Pada tinja segar bentuk imatur
dan mengandung satu sporoblast
Isospora belli
matang
18. Cryptosporidium
• Nama penyakit : Kriptosporidiosis
• Bentuk infektif : Ookista
4 sporozoit).
• Gejala: Diare kronik, anoreksia
BB.
• Obat : Azitromisin 900
hariselama 2 minggu.
Cryptosporidium spp
Kriptosporidiosis
Ookista matang (mengandung
anoreksiapenurunan
900 atau 1.200 mg sekali 2
19. Cryptosporidium
(pulasan tahan
• Diameter 4 – 5 mikrometer
• Ookista matang mengandung 4 sporozoit
• Ookista berwarna terang pink merah
• Mengandung granula yang warnanya lebih gelap
Cryptosporidium spp
asam 10 X 100)
gelap
20. Cyclospora cayetanensis
• Nama penyakit : Cyclosporiasis
• Bentuk infektif : Ookista
2 sporokista).
• Gejala: Pada pasien AIDS
infeksi kandung empedu
• Obat : Trimetoprim 160 mg +
800 mg 4 x sehariselama
cayetanensis
Cyclosporiasis
Ookista matang (mengandung
AIDS diare kronis dan
empedu (dapat terjadi).
160 mg + Sulfametoksazol
sehariselama 10 hari.
21. Cyclospora cayetanensis
Ookista (lugol
• Ookista ( Acid fast stain)
• Ookista berwarna kemerahan
• Ukuran 8 – 10 mikrometer
• Spesimen tinja,sediaan basah
• Ookista terwarnai tidak merata
• Ookista mengandung 2 sporokista,
1 sporokista berisi 2 sporozoit
cayetanensis
lugol) 10 X 40
22. Microsporidium
• Nama penyakit : Mikrosporidiasis
• Bentuk infektif : Spora
• Gejala: Diare kronis dan
kandung empedu yang
abdomen, muntah, dan
• Obat : Albendazol 400 mg 2 x
4 minggu.
Microsporidium spp
Mikrosporidiasis
dan dapat terjadi infeksi
yang disertai dengan nyeri
dan demam.
400 mg 2 x sehariselama 2 –
23. Microsporidium
• Latar belakang berwarna hijau pucat
• Kontras antara mikrosporidia dengan sekitar
• Spora mikrosporidia berwarna merah muda
Microsporidium spp
sekitar jelas
muda
26. Kriptokokosis
• Sediaan jaringan paru dengan pulasan mucicarmin
• Jamur mudah dilihat sebagai blastospora
Kriptokokosis
mucicarmin (pewarnaan simpai)
blastospora dengan simpainya berwarna merah tua
27. Cryptococcus
• Nama penyakit : Kriptokokosis
• Bentuk infektif : Blastospora
yang jelas sebagai inti).
• Gejala: Padapasien AIDS
terdapat lesi kulit yang bila
pada mikroskop didapatkan
Cryptococcus neoformans.
• Diagnosis :
• Obat : Induksi Amfoterisin
dengan pemberian flusitosin
yang diikuti dengan flukonazol
sedikit 10 minggu.
Cryptococcus neoformans
Kriptokokosis
Blastospora (dengan bentuk simpai
Meningitis kriptokokus dan
bila di tes swab pada lesi kulit
didapatkan gambaran jamur
.
B 0,7 – 1 Mg/KgBB disertai
flusitosin 100 mg selama 2 minggu
flukonazol 400 mg selama paling
28. Biakan Cryptococcus
dengan tinta
• Blastospora dengan simpai jelas sebagai
dasar hitam
Cryptococcus neoformans
tinta india
sebagai inti dan struktur tidak berwarna pada
29. Histoplasmosis
• Nama penyakit : Histoplamosis
• Bentuk infektif : Pada pemeriksaan
dengan pulasan HE terdapat
intraseluler.
• Gejala: Demam, malaise, BB
kulit, keringat tengah malam
• Obat : First line therapy
Itraconazole.
Histoplasmosis
Histoplamosis
pemeriksaan mikroskop
terdapat sel ragi
, malaise, BB menurun, lesi di
malam, batuk berdahak.
: First line therapy Amphotericin B +
31. Biakan Histoplasma
Sediaan lacto phenol cotton blue (
• Makrokonidia yg khas dengan tonjolan halus
• Mikrokonidia tak khas
Histoplasma capsulatum
lacto phenol cotton blue (lpcb)
(tuberculated)
32. • Nama penyakit : Kandidiasis
• Bentuk infektif : (+) Biakan
ragi / blastospora dalam gambaran
• Gejala: Lesi putih yang berupa
pada cavitas oral sampai dengan
diangkat menimbulkan bekas
Pada pasien AIDS nyeri hebat
makan menurun, dan menurunkan
pasien AIDS kandidiosis
• Obat :
Topical anti fungal Nystatin
Oral Flukonazole
Candida
Kandidiasis
koloni candida, tampak sel
gambaran mikroskop
berupa bercak – bercak putih
dengan esophagus, bila
bekas dan dapat berdarah
hebat seperti terbakar, nafsu
menurunkan quality of life.Pada
sistemik.
Nystatin, Amphoterin B
Candida spp
33. Biakan Candida spp.
Pada Agar Sabouraud
A. Koloni Candida spp.
Yang berasal dari biakan darah pada ASD
B. Koloni Candida spp. Hasil biakan ulang A pada
Candida spp.
Sabouraud Dekstrosa (ASD)
pada ASD