SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
TUTOR
HEMATOLOGI


       6/13/2011   1
TUTOR HEMATOLOGI

   PENGECATAN SITOKIMIA PADA LEUKEMIA




                  Oleh :
              PANTJARARA B.
               Pembimbing
           YETTY HERNANINGSIH

  LABORATORIUM / INSTALASI PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
         RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
                     2009
                         6/13/2011           2
•PENDAHULUAN

Pemeriksaan morfologi darah,               membantu
diagnosis dan klasifikasi leukimia.

Abnormalitas atau imaturitas dari sel sering sulit
diidentifikasi tipenya dengan tepat.



                               6/13/2011              3
•Pengecatan sitokimia pada leukemia
dapat membantu membedakan tipe
satu sel dengan yang lain, terutama
membedakan antara leukimia Limfoid
dan Mieloid.



                     6/13/2011        4
Pasien dengan tipe laukemia tertentu diklasifikasikan sehubungan
dengan penentuan tindakan pengobatan yang akurat dan
prognosis yang lebih baik.


    Klasifikasi FAB membagi leukamia akut menjadi 2 kelompok yaitu:
    1. Acute Myeloid Leukemia, di bagi menjadi:
    M0      AML, diferensiasi minimal
    M1      AML, tanpa maturasi
    M2      AML, dengan maturasi
    M3      Leukemia Promielositik Akut, hipergranuler
    M3v Leukemia Promielositik Akut varian, mikrogranuler
    M4      Leukemia Mielomonositik Akut
    M4eo Leukemia Mielomonositik Akut, dengan eosinifilia
    M5a Leukemia Monoblastik Akut, dengan diferensiasi rendah
    M5b Leukemia Monoblastik Akut, dengan diferensiasi baik
    M6      Eritroleukimia Akut
    M7      Leukemia Megakarioblastik Akut 6/13/2011                  5
2. Acut Liymphoblastic Leukemia, dibagi menjadi
   3 tipe yaitu:
      - L1,
      - L2 dan
      - L3.




                              6/13/2011           6
Pengecatan sitokimia:
Sudan black,
 Periodic acid-Schiff (PAS),
Terminal deoxynucleotidyl tranferase (TdT),
Leukocyte alkaline phosphatase (LAP),
Tartrate-resistent acid phosphatase (TRAP),
Myeloperoxidase,
Leukocyte spesific esterase dan
Leukocyte nonspecific esterase.

                                  6/13/2011   7
Masing-masing         metode   mempunyai
spesifikasi dan mekanisme terjadinya hasil
positif (+) dan negatif (-).

Pada tugas tutor ini:
Myeloperoxidase,
Sudan black,
Periodic acid-Schiff (PAS),
Leukocyte Alkaline Phosphatase dan
Non Spesific Esterase.
                         6/13/2011           8
Tujuan Pemeriksaan Sitokimia:
-Membedakan antara leukimia
     Limfoid dan Mieloid,
-diagnosis
     dan klasifikasi Leukemia
     Mielositik Akut.


                  6/13/2011     9
Pengecatan Sitokimia

 •1 Mieloperoksidase
 Prinsip:
 Enzim peroksidase mengkatalisis oksidasi
 substrat dengan adanya hidrogen peroksida
 membentuk presipitat warna coklat.
     SH2+H2O2═S+2H2O
 Mieloperoksidase terdapat pada:
     granula dari sel netrofil, eosinofil dan
     monosit.
                           6/13/2011            10
Reagen:

Fiksasi: Formal aseton bufer. BFA
 (Buffered Formal Aceton)
Substrat:
 3,3`diaminobenzidine tetrachloride (DAB)
H2O2 ( Hidrogen peroksida, 30% w/v).
Bufer: Sorensen’s phosphate buffer pH 7,3
Counterstain: Aquous haematoxylin

                           6/13/2011         11
Metode:
•Hapusan difiksasi dalam buffer
   formal aseton selama 45 detik.
•Bilas dengan air kran dan keringkan.
•Inkubasi dalam larutan substrat selama10 mnt.
  Campur 30 mg DAB dalam 60ml bufer,
  tambahkan H2O2 120 µl
•Bilas dengan air kran.
•Counterstain dengan Carazzi`s hematoksilin
  1 menit.
•Bilas dengan air kran dan keringkan.
                            6/13/2011            12
Interpretasi:

Pengecatan myeloperoksidase membedakan antara sel-sel
        immatur pada leukemia mieloblastik akut (+) dan pada
        leukemia limfoblastik akut (-).
 Mieloperoksidase terdapat pada netrofil, eosinofil dan monosit.
 Sel-sel Limfoid dan eritroid tidak memiliki enzim dengan
        aktifitas peroksidase.
Sel eosinofil positif kuat (+).
Sel basofil, limfosit dan seri eritrosit memberi hasil negatif (-).
Pada sel monosit: ada granula halus, tidak begitu terang seperti
        granulosit, monosit negatif(-) atau positif (+).
Pada AML (Leukimia mielositik akut) lebih dari 5% sel muda
        hasil positif(+).
                                         6/13/2011                     13
•2 Pengecatan dengan sudan black

Prinsip: Sudan Black mewarnai granula
sitoplasma yang mengandung fosfolipid
intraseluler dan lipid yang ada dalam
lekosit darah, berwarna coklat hitam.



                                        14
                      6/13/2011
Reagen:
• Sudan Black B.
•Bufer fenol.
•Working stain solution. Tambahkan 40 ml buffer ke
       dalam 60 ml Sudan Black B.
•Counterstain:May-Grunwald-Giemsa atau Leishman
       stain




                               6/13/2011             15
Metode:
• Fiksasi dalam formalin selama15 menit.
• Bilas dengan cepat dengan air kran dan
       keringkan.
• Celupkan dalam working stain selama satu jam.
• Cuci dengan etanol 70%.
• Counterstain dengan Leishman`s atau MGG
       (May-Grunwald-Giemsa)



                             6/13/2011            16
Interpretasi:
 Hasil reaksi: granuler berwarna hitam.
Membedakan antara leukemia limfoblastik akut (-) dan
        leukemia myeloblastik akut (+).
 Umumnya sel dengan peroksidase positif (+) memberi
        reaksi positif (+) pada pewarnaan Sudan black.
 Seri mielosit stadium muda granula sitolplasma berwarna
        hitam coklat (agak pucat).
 Stadium matang netrofil mempunyai granula coklat hitam
        (yang jelas).
 Monosit (+) lemah, berwarna hitam coklat.
 Limfosit dan Limfoblas negatif (-).
 Basofil (-)/ bright red/purple metakromasi.
 Megakariosit, eritroblas, normoblas dan trombosit (-).
                                   6/13/2011                17
 Kelebihan sudan black kdibanding
   mieloperoksidase:
   dapat menggunakan hapusan darah atau
   sumsum tulang yang lebih lama
   dan hasilnya lebih awet.




                          6/13/2011       18
•3 Periodic-Acid Schiff (PAS)
Prinsip:
Pewarnaan PAS (periodic acid-schiff) untuk
mendeteksi glikogen dan mukopolisakarida
intraseluler. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi
glikogen oleh periodic acid menjadi dialdehida,
kemudian dialdehida bereaksi dengan reagen
schiff membentuk warna merah.



                              6/13/2011             19
Reagen:
Fiksasi: Metanol
Periodic-acid solution.
Reagen schiff : basic fuchsin
Caunterstain:aqueous Haemtoxylin.



                     6/13/2011      20
Metode:
1.Fiksasi selama15 mnt dalam metanol.
2.Bilas dengan cepat dengan air kran.
3.Tambahkan Periodic-acid solution selama10 mnt.
4.Cuci dengan air kran dan keringkan.
5. Celupkan dalam reagen Schiff`s basic fuchsin
   selama 30 mnt.
6. Cuci gengan air kran.
7. Counterstain Carazzi`s aqueous Haematoxylin
   selama 5-10 mnt.




                                6/13/2011          21
Interpretasi:
 Hasil reaksi adalah mulai dari pink sampai dengan merah
         terang.
Pengecatan PAS dapat digunakan pada identifikasi
         eritroleukimia, suatu leukemia dengan sel darah
         merah yang immatur.→(+) kuat
 Granulosit prekursor positif lemah, lebih nyata pada stadium
         matang.
Pengecatan PAS tampak pada sel-sel muda pada akut
         limfoblastik maupun akut mielogenik leukimia.




                                          6/13/2011              22
Leukosit Alkalin Fosfatase (LAP)

Prinsip: Pada granula neutrofilik terdapat enzim fosfatase yang
mampu menghidrolisis substrat yang megandung naptol fosfat
menjadi produk yang berikatan dengan zat wana membentuk
komplek warna biru.
          Substrat mengandung naptolfosfat
              →hidrolisis→naptol+azodye




                                       6/13/2011                  23
Aktifitas Alkalin fosfatase ditemukan dalam
       sitoplasma:
       Netrofil, osteoblas, sel endotelial
       vaskuler, dan limfosit.
Kadar alkalin fosfatase netrofil dalam darah
       perifer dihitung sebagai skor LAP
       (Leukocyte Alkaline Phosphatase).
Leukocyte Alkaline Phosphatase
       merupakan enzim yang terdapat
       dalam granula sekunder dari sel
       Polimorfonuklear.



                          6/13/2011             24
Reagen :
Fiksasi : Metanolformalin 4%
Substrat : Naphtol AS phosphate
Buffer : Tris buffer 0,2 mol/L pH 9,0
Stock substrate solution :
       Larutkan naphtol AS phosphate dalam N,N-
       dimethylformaldehide. Tambahkan Tris
       buffer 100 ml 0,2 mol/l, pH 9,1.
Coupling azo-dye: garam Fast Blue BB
Counterstain : Aqueous Netral red 0,02%.



                             6/13/2011            25
Metode:

•Fiksasi hapusan darah selama 30 detik
        dalam formalin metanol 4%
•Bilas dengan air kran dan keringkan
•Siapkan larutan working substrat:
        stock substrate solution 40ml.
        Tambahkan Fast Blue BB 24mg.
        Inkubasi selama 15 menit.
•Bilas dengan air kran dan keringkan.
•Counterstain selama 3 menit dalam
        Aqueous neutral red, bilas dengan
        cepat dan keringkan.

                          6/13/2011         26
Hapusan darah harus segera dibuat
sebelum 30 menit, sebab aktifitas
lekosit alkali fosfatase menurun
dengan cepat pada pengunaan
EDTA. Hapusan harus segera dicat
dalam waktu 6 jam.



                    6/13/2011       27
Interpretasi:

 Leukocyte Alkaline Phosphatase (LAP) dapat diukur
secara kasar dengan menentukan skor ukuran dan intensitas
granula yang terwarnai.
Normal :15-130, nilai yang mungkin mulai 0 maksimal 400
Penghitungan pada 100 sel netrofil
Intensitas pewarnaan: 0 (tanpa pewarnaan) sampai dengan 4
(pewarnaan kuat dan dalam).
0 Negatif, tanpa granula, sitoplasma tidak tercat.
1 Positif lemah, granula jarang.
2 Positif lemah, jumlah granula sedang.
3 Positif kuat, granula banyak.
4 Positif sangat kuat dengan banyak granula kasar dalam
   sitoplasma, sering menutupi nukleus.
                                  6/13/2011                 28
Kondisi yang berhubungan dengan skor abnormal
                Leukosit Alkalin Fosfatase

Skor LAP < 15
CML
Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
Hematologic neoplasms
Myelodysplastic syndromes
Infeksi atau keracunan

Skor LAP >130
Infeksi
Growth factor theraphy
Myeloproliferative disorder selain CML
Inflammatory disorders
Kehamilan, kontrasepsi oral
Stress
obat (lithium, korticosteroid, estrogen)

                                       6/13/2011     29
Nonspesific (alpha-naphthyl butirate or
alpha-naphthyl acetate) Esterase

Pengecatan non spesific esterase digunakan
untuk identifikasi sel monosit tetapi tidak
untuk granulosit atau eosinofil. Limfosit T
matur yang tercat dengan karakteristik fokal,
dotlike pattern.




                             6/13/2011          30
Prinsip:

Lekosit esterase merupakan kelompok enzim yang menghidrolisis
acyl atau chloroacyl ester dari α- naphtol atau naphtol AS.

Perbedaan pemeriksaan antara alpha-naphthyl butirate dan
alpha-naphthyl acetate Esterase : pada substrat spesifik dan pH.




                                             6/13/2011             31
α- Naphtyl butyrate esterase

Reagen:
Fiksasi: Buffered Formalin aseton
Bufer: Bufer fosfat 100 mmol/L pH 8,0
Substrat: α- Naphtyl butyrate 100µL dalam 5ml aseton
Coupling reagent: Fast garnet GBC 15 mg atau Fast Blue BB
Counterstain: aqueous haematoxylin




                                 6/13/2011             32
Metode:
1. Fiksasi: formalin aseton 30 detik
2. Bilas dgn air kran dan keringkan
3. Tambahkan Fast Garnet GBC pada bufer
4. Tambahkan 0,5 ml α- naphtol butyrate atau larutan
aseton
5. Inkubasi selama 20-40 mnt
6. Bilas dengan air kran.
7. Counterstain: Aqueous haematoksilin selama 1-5
mnt



                                 6/13/2011             33
Interpretasi:
Hasil reaksi granuler coklat
Mayoritas monosit (>80%) tercat kuat.
Netrofil, eosinofil, basofil dan platelet negatif (-)
Limfosit B (-), T tidak tercat.
Pada bone marrow : monosit dan makrofag teracat kuat.
  α – Naphtol butyrate lebih spesifik untuk identifikasi
  komponen monosit dalam AML dari pada α- Naphtol
  acetate.




                                   6/13/2011               34
α- Naphtyl acetate esterase

Reagen :
Fiksasi : Buffered Formalin aseton
Bufer : Bufer fosfat 66 mmol/L pH 6,3
Substrat: α- Naphtyl acetate 100µL dalam      5ml etilen
          monometil eter.
Medium inkubasi.
Coupling reagent: pararosaniline
Counterstain: aqueous haematoxylin



                                  6/13/2011                35
Metode:
1. Fiksasi: formalin aseton 30 detik
2. Bilas dgn air kran dan keringkan
3. Celupkan slide dalam medium inkubasi selama
   30-60 mnt.
4. Bilas dengan air kran dan keringkan.
5. Counterstain: Aqueous haematoksilin selama
   2-5 mnt




                               6/13/2011         36
Interpretasi
Hasil reaksi: warna merah/coklat rata.
Monosit normal dan lekemik tercat kuat
Granulosit normal negatif (-)
Mielodisplasi atau AML positif (+).
Megakarioblas lekemik (+)
Limfosit, Limfoblas T (+) dotlike
Leukaemic eritroblast (+)




                                6/13/2011   37
NORMAL HEMOPOIETIC CELLS IN CYTOCHEMICAL STAINS




 Peroxidase reaction
                                  Peroxidase reaction




  Sudan black B reaction
                               Internet atlas of hemayology
                             6/13/2011                        38
PAS reaction                             PAS reaction




AS-D-chloroacetate esterase reaction     Butyrate esterase reaction

                                       Internet atlas of hematology
                                        6/13/2011                     39
MPO (-)       Sudan Black (-)




PAS (-)               PAS (+)   Data pasien40
          6/13/2011
CONTOH HASIL POSITIF




Reaksi Peroksidase. Granulosit positif kuat pada sel leukemia. Pembesaran 1000X




                                          Reaksi Peroksidase pada sumsum tulang. Pembesaran 1000X.


                                                                                            Internet atlas
                                                                   6/13/2011                Leukemia library   41
Sudan Black B pada sumsum tulang (Leukemia Mielositik akut) (FAB M1)




     Sudan Black B (Leukemia Promielositk Akut)            Internet atlas
                                        6/13/2011          Leukemia library   42
Granula kasar, PAS positif pada sitoplasma. Pembesaran 1000X.




Granula kasar, PAS positif dalam sitoplasma limfoblas sumsum tulang.
Pembesaran 1000X.

                                                                       Internet atlas
                                                     6/13/2011         Leukemia library   43
Neutrophyl Alkaline Phosphatase. Positif kuat ( 4+) dan positif sedang (3+ dan 2+)




           Reaksi Alpha- Naphthylacetae esterase pada sumsum tulang.
           Limfoblas negatif. Pembesaran 500X.
                                                                      Internet atlas
                                                  6/13/2011           Leukemia library   44
Reaksi Alpha- Napthylacetate esterase pada darah perifer, sel leukemia positif kuat.
Pembesaran 1000X.




  Dengan aktifitas yang sangat tinnggi pada sel leukemia. Pembesaran 1000X. Internet atlas
                                                  6/13/2011                 Leukemia library 45
LAP, A=0


           LAP, B=1+



                                   LAP, C=2+

                       6/13/2011      Wintrobe’s   46
LAP, D=3+   LAP, E=4+



            6/13/2011   Wintrobe’s 47
G= PAS, granula positif pada malignant
   lymphoid cell (sezary syndrom)




        H= PAS, sel ALL dengan granula kasar




               6/13/2011                     48
                                Wintrobe’s
I= Peroksidase, Granula biru
   dari sitoplasma mieloblas pada pasien
   acute myeloblastic leukemia




         J= Peroksidase, Granula matur
            warna biru




                6/13/2011          Wintrobe’s   49
K= Sudan Black




   L= Non spesifik esterase, monosit
      dan monoblas dengan sitoplasma
      warna coklat orange


                 6/13/2011      Wintrobe’s   50
M= Chloroasetate esterase, promielosit
   dengan sitoplasma warna maroon,
   pada pasien AML




            6/13/2011           Wintrobe’s51
Histochemical Features of AML
FAB                    HISTOCHEMISTRY
M1    Occasional peroxidate+ granules, PAS-
M2    Strongly peroxidase+, PAS-
M3    Strongly peroxidase+, PAS-
M4    Strongly peroxidase+, some cells may be PAS+
M5    Many be peroxidase+ and PAS+, nonspecific esterase
      stains are strongly + .


M6    Red cell precursors are PAS+, ringed sideroblasts are seen
      with iron stains
M7    Variable, platelet peroxidase can be demonstrated by
      electron microscopy

                                                   Color atlas hematologi
                                                   Harald Theml dkk
                                       6/13/2011                       52
Hasil tes sitokimia pada AML dan ALL
Jenis tes sitokimia                    AML Klasifikasi FAB
                      M0      M1-3     M4     M5        M6          M7       ALL
 Mieloperoksidase      -        +        +        -         -        -        -

  Chloroacetate         -       +        +       +/-         -           -     -

α - naphtol acetate     -       -        +        +          -       +/-       -

  Sudan Black B         -       +        +            -      -           -        -

       PAS              -       -        +/-          +/-       +        -        +




                                                                    E.N Kosasih
                                               6/13/2011                              53
6/13/2011   54
2. Acut Liymphoblastic Leukemia, dibagi menjadi
   3 tipe yaitu:
   L1: ALL dengan sel limfoblas kecil-kecil dan
        merupakan 84% dari ALL.
   L2: ALL sel lebih besar, inti ireguler, kromatin
        bergumpal, nukleoli prominen dan
        sitoplasma agak banyak. Merupakan 14%
        dari ALL.
   L3: ALL mirip dengan limfoma burkitt, yaitu
        sitoplasma basofil dengan banyak vakuola,
        1% dari ALL.




                                6/13/2011             55
Pengecatan sitokimia:
Merupakan suatu metode yang digunakan dalam
pengecatan pada sampel darah dengan berdasarkan
reaksi dan menggunakan bahan-bahan kimia




                                6/13/2011         56
Metode: Non spesifik esterase
1, Hapusan difiksasi dengan udara kering dalam paparan
          formalin →4 menit
2. Bilas dengan air suling dan keringkan
3. Inkubasi dalam chloroacetate substrate solution →
          5-15menit →suhu kamar.
4. Bilas dengan air suling dan keringkan.
5.Inkubasi dalam butyrate substrate solution →
          15-30menit→ suhu ruangan dan hindari sinar.
6. Bilas dengan air suling
7. Caunterstain dalam aqueous haematoxylin →5 menit
8. Bilas dengan air suling keringkan dan periksa.




                                  6/13/2011              57
Isoenzim dibagi dalam 2 kelompok:
1. Bands 1,2,7,8 dan 9 berhubungan dengan sterase spesifik
    dai netrofil khususnya pengecatan dengan naphtol AS-D
    chloroacetate sterase (chloroacetate esterase, CAE).
2. Bands 3, 4, 5 dan 6 berhubungan dngan non spesifik esterase
    (NSE) pengecatan dengan α- naphtyl acetae esterase (ANAE) dan
     α- naphtyl butirat esterase.

MPO terdapat pada granula primer dan sekunder dari netrofil,
dan prekursornya di granula eosinofil dan di granula azurofilik
dari monosit.
MPO pada granula eosinofil, resiste terhdap sianida, dimana
pada netrofil dan monosit sensitif.




                                           6/13/2011                58
Interpretasi:
 Pengecatan non spesific esterase →identifikasi sel
       monosit tidak untuk granulosit atau eosinofil.
 Pengecatan limfosit T matur →karakteristik fokal,
       dotlike pattern.
 Selain pada monosit, reaksi juga terjadi pada :
       makrofag, histiosit, megakariosit, dan beberapa
       sel karsinoma.
 Pengecatan alpha naphthyl butyrate →lebih
       spesifik →kurang sensitif, dari pada alpha-
       naphthyl        acetate.
 Perbedaan pengecatan dengan esterase: pada
       megakarioblas, yang tidak tercat dengan alpha
       naphthyl butyrate tetapi tercat dengan substrat
       alpha- naphthyl acetate.
                                 6/13/2011               59
Sel-sel dengan granula primer →
promielosit→azurofilik →netrofil,
eosinofil, basofil dapat dilihat hanya degan
Elektron mikroskop.
 Granula sekunder→mielosit
Granula sekunder→alkali fosfatase
Granula tersier→tampak pada akhir
mielosit→ pada human netrofil


                            6/13/2011          60
6/13/2011   61
6/13/2011   62
Keterangan gambar:

LAP:
A= 0, B=1+, C=2+, D=3+, E=4+

G= PAS+ (Sezary syndrome)
H= PAS, ALL, granulakasar
 I= Peroksidase, granula biru, AML
J = Cat biru pada granula matur
K= Sudan Blak
L= Non spesifik esterase, monosit dan monoblas         dengan
        sitoplasma warna coklat orange
M= Cloroasetat esterase, promielosit dengan sitoplasma
         warna maroon, ada pasien AML
N= Tartrat-resistent acid phosphat, granula sitoplama  warna
        gelap.
                                       6/13/2011                63
M= Cloroasetat esterase, promielosit
   dengan sitoplasma warna maroon,
   pada pasien AML




            6/13/2011                  64
MPO (-)       Sudan Black (-)




PAS (-)               PAS (+)
          6/13/2011             65
Perbedaan ALL dan AML

Sitokimia               ALL                         AML


Mieloperoksidase        -                           +

Sudan black             -                           +

Esterase non spesifik   -                           +

PAS                     (kasar)                     + (monositik)




                                  Hematologi klinik ringkas, EGC

                                        6/13/2011                   66
•1 Mieloperoksidase
Prinsip:
Enzim peroksidase mengkatalisis oksidasi substrat
dengan adanya hidrogen peroksida membentuk
presipitat warna coklat.
    SH2+H2O2═S+2H2O
Mieloperoksidase terdapat pada:
-granula primer dari sel promielosit.
-granula sekunder dari sel mielosit




                             6/13/2011              67
• MPO Tidak dihambat EDTA, oxalat ataupun
  heparin, slide bisa dikerjakan 12jam
  setelah pengambilan darah.
•Pengecatan masih bisa dilakukan pada slide
  yang disimpan selama 1 minggu, pada suhu kamar
•Kekurangan MPO:
        - Sensitif dengan cahaya, panas dan metanol
        - Pengecatan pada hapusan darah harus
          dilakukan segera, tidak boleh lebih
          dari 3 minggu.


                                  6/13/2011           68
Interpretasi:
Pengecatan PAS digunakan paling awal pada identifikasi
       eritroleukimia, suatu leukemia dengan sel darah
       merah yang immatur.
Reaksi positif (+) →adanya glikogen atau polisakarida
       setelah penambahan diastase.
Sel netrofil: semua stadium hasil positif (+), lebih nyata
       pada stadium matang. Glikogen berada dalam
       sitoplasma tidak dalam granula.
Eosinofil: Hasil positif     (+).
Mieloblas: Bervariasi antara negatif (-) dan hanya beberapa
       butir granula halus.
Monosit: Pewarnaan samar-samar.
Limfosit : Dapat mengandung granula kecil atau besar.
                                      6/13/2011                69

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Ti16
Ti16Ti16
Ti16
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
 
Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Sitologi, Kuliah Stikes 29 April 2009
Sitologi, Kuliah Stikes 29 April 2009Sitologi, Kuliah Stikes 29 April 2009
Sitologi, Kuliah Stikes 29 April 2009
 
komplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologikomplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (16)

Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 
12
1212
12
 
SLE grand round
SLE grand roundSLE grand round
SLE grand round
 
Histoteknik Dasar
Histoteknik DasarHistoteknik Dasar
Histoteknik Dasar
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Lapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpalLapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpal
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
 
Pedoman biomedis
Pedoman biomedisPedoman biomedis
Pedoman biomedis
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
11
1111
11
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Bm examination
Bm examinationBm examination
Bm examination
 
Acute leukemias 1-csbrp
Acute leukemias 1-csbrpAcute leukemias 1-csbrp
Acute leukemias 1-csbrp
 

Similar to LEUKEMIA_CITOKIMIA

Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6andreei
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxSyahrulAdzim
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaVeghaNedya1
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Vina Ramdhiani
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediEka Setyawan
 
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi AnemiaHematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi AnemiaMauli Ardhiya
 
Tumor lysis syndrome.pptx
Tumor lysis syndrome.pptxTumor lysis syndrome.pptx
Tumor lysis syndrome.pptxAnnisaSetyanti2
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptxDiagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptxHerowanYuma1
 

Similar to LEUKEMIA_CITOKIMIA (20)

Th8
Th8Th8
Th8
 
Rh5
Rh5Rh5
Rh5
 
Rh5
Rh5Rh5
Rh5
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
12
1212
12
 
Th3
Th3Th3
Th3
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 2
 
Case lgk nike
Case lgk nikeCase lgk nike
Case lgk nike
 
anemia.pptx
anemia.pptxanemia.pptx
anemia.pptx
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu edi
 
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi AnemiaHematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
 
Tumor lysis syndrome.pptx
Tumor lysis syndrome.pptxTumor lysis syndrome.pptx
Tumor lysis syndrome.pptx
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptxDiagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
Diagnosis dan Penatalaksanaan Leukemia Akut dan Kronik pada.pptx
 
Tkk4
Tkk4Tkk4
Tkk4
 

More from andreei

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18andreei
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17andreei
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15andreei
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14andreei
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13andreei
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10andreei
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8andreei
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7andreei
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5andreei
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologiandreei
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutulandreei
 
Tpibaru9
Tpibaru9Tpibaru9
Tpibaru9andreei
 

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutul
 
8
88
8
 
Tpibaru9
Tpibaru9Tpibaru9
Tpibaru9
 

LEUKEMIA_CITOKIMIA

  • 1. TUTOR HEMATOLOGI 6/13/2011 1
  • 2. TUTOR HEMATOLOGI PENGECATAN SITOKIMIA PADA LEUKEMIA Oleh : PANTJARARA B. Pembimbing YETTY HERNANINGSIH LABORATORIUM / INSTALASI PATOLOGI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA 2009 6/13/2011 2
  • 3. •PENDAHULUAN Pemeriksaan morfologi darah, membantu diagnosis dan klasifikasi leukimia. Abnormalitas atau imaturitas dari sel sering sulit diidentifikasi tipenya dengan tepat. 6/13/2011 3
  • 4. •Pengecatan sitokimia pada leukemia dapat membantu membedakan tipe satu sel dengan yang lain, terutama membedakan antara leukimia Limfoid dan Mieloid. 6/13/2011 4
  • 5. Pasien dengan tipe laukemia tertentu diklasifikasikan sehubungan dengan penentuan tindakan pengobatan yang akurat dan prognosis yang lebih baik. Klasifikasi FAB membagi leukamia akut menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Acute Myeloid Leukemia, di bagi menjadi: M0 AML, diferensiasi minimal M1 AML, tanpa maturasi M2 AML, dengan maturasi M3 Leukemia Promielositik Akut, hipergranuler M3v Leukemia Promielositik Akut varian, mikrogranuler M4 Leukemia Mielomonositik Akut M4eo Leukemia Mielomonositik Akut, dengan eosinifilia M5a Leukemia Monoblastik Akut, dengan diferensiasi rendah M5b Leukemia Monoblastik Akut, dengan diferensiasi baik M6 Eritroleukimia Akut M7 Leukemia Megakarioblastik Akut 6/13/2011 5
  • 6. 2. Acut Liymphoblastic Leukemia, dibagi menjadi 3 tipe yaitu: - L1, - L2 dan - L3. 6/13/2011 6
  • 7. Pengecatan sitokimia: Sudan black, Periodic acid-Schiff (PAS), Terminal deoxynucleotidyl tranferase (TdT), Leukocyte alkaline phosphatase (LAP), Tartrate-resistent acid phosphatase (TRAP), Myeloperoxidase, Leukocyte spesific esterase dan Leukocyte nonspecific esterase. 6/13/2011 7
  • 8. Masing-masing metode mempunyai spesifikasi dan mekanisme terjadinya hasil positif (+) dan negatif (-). Pada tugas tutor ini: Myeloperoxidase, Sudan black, Periodic acid-Schiff (PAS), Leukocyte Alkaline Phosphatase dan Non Spesific Esterase. 6/13/2011 8
  • 9. Tujuan Pemeriksaan Sitokimia: -Membedakan antara leukimia Limfoid dan Mieloid, -diagnosis dan klasifikasi Leukemia Mielositik Akut. 6/13/2011 9
  • 10. Pengecatan Sitokimia •1 Mieloperoksidase Prinsip: Enzim peroksidase mengkatalisis oksidasi substrat dengan adanya hidrogen peroksida membentuk presipitat warna coklat. SH2+H2O2═S+2H2O Mieloperoksidase terdapat pada: granula dari sel netrofil, eosinofil dan monosit. 6/13/2011 10
  • 11. Reagen: Fiksasi: Formal aseton bufer. BFA (Buffered Formal Aceton) Substrat: 3,3`diaminobenzidine tetrachloride (DAB) H2O2 ( Hidrogen peroksida, 30% w/v). Bufer: Sorensen’s phosphate buffer pH 7,3 Counterstain: Aquous haematoxylin 6/13/2011 11
  • 12. Metode: •Hapusan difiksasi dalam buffer formal aseton selama 45 detik. •Bilas dengan air kran dan keringkan. •Inkubasi dalam larutan substrat selama10 mnt. Campur 30 mg DAB dalam 60ml bufer, tambahkan H2O2 120 µl •Bilas dengan air kran. •Counterstain dengan Carazzi`s hematoksilin 1 menit. •Bilas dengan air kran dan keringkan. 6/13/2011 12
  • 13. Interpretasi: Pengecatan myeloperoksidase membedakan antara sel-sel immatur pada leukemia mieloblastik akut (+) dan pada leukemia limfoblastik akut (-).  Mieloperoksidase terdapat pada netrofil, eosinofil dan monosit.  Sel-sel Limfoid dan eritroid tidak memiliki enzim dengan aktifitas peroksidase. Sel eosinofil positif kuat (+). Sel basofil, limfosit dan seri eritrosit memberi hasil negatif (-). Pada sel monosit: ada granula halus, tidak begitu terang seperti granulosit, monosit negatif(-) atau positif (+). Pada AML (Leukimia mielositik akut) lebih dari 5% sel muda hasil positif(+). 6/13/2011 13
  • 14. •2 Pengecatan dengan sudan black Prinsip: Sudan Black mewarnai granula sitoplasma yang mengandung fosfolipid intraseluler dan lipid yang ada dalam lekosit darah, berwarna coklat hitam. 14 6/13/2011
  • 15. Reagen: • Sudan Black B. •Bufer fenol. •Working stain solution. Tambahkan 40 ml buffer ke dalam 60 ml Sudan Black B. •Counterstain:May-Grunwald-Giemsa atau Leishman stain 6/13/2011 15
  • 16. Metode: • Fiksasi dalam formalin selama15 menit. • Bilas dengan cepat dengan air kran dan keringkan. • Celupkan dalam working stain selama satu jam. • Cuci dengan etanol 70%. • Counterstain dengan Leishman`s atau MGG (May-Grunwald-Giemsa) 6/13/2011 16
  • 17. Interpretasi: Hasil reaksi: granuler berwarna hitam. Membedakan antara leukemia limfoblastik akut (-) dan leukemia myeloblastik akut (+).  Umumnya sel dengan peroksidase positif (+) memberi reaksi positif (+) pada pewarnaan Sudan black.  Seri mielosit stadium muda granula sitolplasma berwarna hitam coklat (agak pucat).  Stadium matang netrofil mempunyai granula coklat hitam (yang jelas).  Monosit (+) lemah, berwarna hitam coklat.  Limfosit dan Limfoblas negatif (-).  Basofil (-)/ bright red/purple metakromasi.  Megakariosit, eritroblas, normoblas dan trombosit (-). 6/13/2011 17
  • 18.  Kelebihan sudan black kdibanding mieloperoksidase: dapat menggunakan hapusan darah atau sumsum tulang yang lebih lama dan hasilnya lebih awet. 6/13/2011 18
  • 19. •3 Periodic-Acid Schiff (PAS) Prinsip: Pewarnaan PAS (periodic acid-schiff) untuk mendeteksi glikogen dan mukopolisakarida intraseluler. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi glikogen oleh periodic acid menjadi dialdehida, kemudian dialdehida bereaksi dengan reagen schiff membentuk warna merah. 6/13/2011 19
  • 20. Reagen: Fiksasi: Metanol Periodic-acid solution. Reagen schiff : basic fuchsin Caunterstain:aqueous Haemtoxylin. 6/13/2011 20
  • 21. Metode: 1.Fiksasi selama15 mnt dalam metanol. 2.Bilas dengan cepat dengan air kran. 3.Tambahkan Periodic-acid solution selama10 mnt. 4.Cuci dengan air kran dan keringkan. 5. Celupkan dalam reagen Schiff`s basic fuchsin selama 30 mnt. 6. Cuci gengan air kran. 7. Counterstain Carazzi`s aqueous Haematoxylin selama 5-10 mnt. 6/13/2011 21
  • 22. Interpretasi:  Hasil reaksi adalah mulai dari pink sampai dengan merah terang. Pengecatan PAS dapat digunakan pada identifikasi eritroleukimia, suatu leukemia dengan sel darah merah yang immatur.→(+) kuat  Granulosit prekursor positif lemah, lebih nyata pada stadium matang. Pengecatan PAS tampak pada sel-sel muda pada akut limfoblastik maupun akut mielogenik leukimia. 6/13/2011 22
  • 23. Leukosit Alkalin Fosfatase (LAP) Prinsip: Pada granula neutrofilik terdapat enzim fosfatase yang mampu menghidrolisis substrat yang megandung naptol fosfat menjadi produk yang berikatan dengan zat wana membentuk komplek warna biru. Substrat mengandung naptolfosfat →hidrolisis→naptol+azodye 6/13/2011 23
  • 24. Aktifitas Alkalin fosfatase ditemukan dalam sitoplasma: Netrofil, osteoblas, sel endotelial vaskuler, dan limfosit. Kadar alkalin fosfatase netrofil dalam darah perifer dihitung sebagai skor LAP (Leukocyte Alkaline Phosphatase). Leukocyte Alkaline Phosphatase merupakan enzim yang terdapat dalam granula sekunder dari sel Polimorfonuklear. 6/13/2011 24
  • 25. Reagen : Fiksasi : Metanolformalin 4% Substrat : Naphtol AS phosphate Buffer : Tris buffer 0,2 mol/L pH 9,0 Stock substrate solution : Larutkan naphtol AS phosphate dalam N,N- dimethylformaldehide. Tambahkan Tris buffer 100 ml 0,2 mol/l, pH 9,1. Coupling azo-dye: garam Fast Blue BB Counterstain : Aqueous Netral red 0,02%. 6/13/2011 25
  • 26. Metode: •Fiksasi hapusan darah selama 30 detik dalam formalin metanol 4% •Bilas dengan air kran dan keringkan •Siapkan larutan working substrat: stock substrate solution 40ml. Tambahkan Fast Blue BB 24mg. Inkubasi selama 15 menit. •Bilas dengan air kran dan keringkan. •Counterstain selama 3 menit dalam Aqueous neutral red, bilas dengan cepat dan keringkan. 6/13/2011 26
  • 27. Hapusan darah harus segera dibuat sebelum 30 menit, sebab aktifitas lekosit alkali fosfatase menurun dengan cepat pada pengunaan EDTA. Hapusan harus segera dicat dalam waktu 6 jam. 6/13/2011 27
  • 28. Interpretasi: Leukocyte Alkaline Phosphatase (LAP) dapat diukur secara kasar dengan menentukan skor ukuran dan intensitas granula yang terwarnai. Normal :15-130, nilai yang mungkin mulai 0 maksimal 400 Penghitungan pada 100 sel netrofil Intensitas pewarnaan: 0 (tanpa pewarnaan) sampai dengan 4 (pewarnaan kuat dan dalam). 0 Negatif, tanpa granula, sitoplasma tidak tercat. 1 Positif lemah, granula jarang. 2 Positif lemah, jumlah granula sedang. 3 Positif kuat, granula banyak. 4 Positif sangat kuat dengan banyak granula kasar dalam sitoplasma, sering menutupi nukleus. 6/13/2011 28
  • 29. Kondisi yang berhubungan dengan skor abnormal Leukosit Alkalin Fosfatase Skor LAP < 15 CML Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria Hematologic neoplasms Myelodysplastic syndromes Infeksi atau keracunan Skor LAP >130 Infeksi Growth factor theraphy Myeloproliferative disorder selain CML Inflammatory disorders Kehamilan, kontrasepsi oral Stress obat (lithium, korticosteroid, estrogen) 6/13/2011 29
  • 30. Nonspesific (alpha-naphthyl butirate or alpha-naphthyl acetate) Esterase Pengecatan non spesific esterase digunakan untuk identifikasi sel monosit tetapi tidak untuk granulosit atau eosinofil. Limfosit T matur yang tercat dengan karakteristik fokal, dotlike pattern. 6/13/2011 30
  • 31. Prinsip: Lekosit esterase merupakan kelompok enzim yang menghidrolisis acyl atau chloroacyl ester dari α- naphtol atau naphtol AS. Perbedaan pemeriksaan antara alpha-naphthyl butirate dan alpha-naphthyl acetate Esterase : pada substrat spesifik dan pH. 6/13/2011 31
  • 32. α- Naphtyl butyrate esterase Reagen: Fiksasi: Buffered Formalin aseton Bufer: Bufer fosfat 100 mmol/L pH 8,0 Substrat: α- Naphtyl butyrate 100µL dalam 5ml aseton Coupling reagent: Fast garnet GBC 15 mg atau Fast Blue BB Counterstain: aqueous haematoxylin 6/13/2011 32
  • 33. Metode: 1. Fiksasi: formalin aseton 30 detik 2. Bilas dgn air kran dan keringkan 3. Tambahkan Fast Garnet GBC pada bufer 4. Tambahkan 0,5 ml α- naphtol butyrate atau larutan aseton 5. Inkubasi selama 20-40 mnt 6. Bilas dengan air kran. 7. Counterstain: Aqueous haematoksilin selama 1-5 mnt 6/13/2011 33
  • 34. Interpretasi: Hasil reaksi granuler coklat Mayoritas monosit (>80%) tercat kuat. Netrofil, eosinofil, basofil dan platelet negatif (-) Limfosit B (-), T tidak tercat. Pada bone marrow : monosit dan makrofag teracat kuat. α – Naphtol butyrate lebih spesifik untuk identifikasi komponen monosit dalam AML dari pada α- Naphtol acetate. 6/13/2011 34
  • 35. α- Naphtyl acetate esterase Reagen : Fiksasi : Buffered Formalin aseton Bufer : Bufer fosfat 66 mmol/L pH 6,3 Substrat: α- Naphtyl acetate 100µL dalam 5ml etilen monometil eter. Medium inkubasi. Coupling reagent: pararosaniline Counterstain: aqueous haematoxylin 6/13/2011 35
  • 36. Metode: 1. Fiksasi: formalin aseton 30 detik 2. Bilas dgn air kran dan keringkan 3. Celupkan slide dalam medium inkubasi selama 30-60 mnt. 4. Bilas dengan air kran dan keringkan. 5. Counterstain: Aqueous haematoksilin selama 2-5 mnt 6/13/2011 36
  • 37. Interpretasi Hasil reaksi: warna merah/coklat rata. Monosit normal dan lekemik tercat kuat Granulosit normal negatif (-) Mielodisplasi atau AML positif (+). Megakarioblas lekemik (+) Limfosit, Limfoblas T (+) dotlike Leukaemic eritroblast (+) 6/13/2011 37
  • 38. NORMAL HEMOPOIETIC CELLS IN CYTOCHEMICAL STAINS Peroxidase reaction Peroxidase reaction Sudan black B reaction Internet atlas of hemayology 6/13/2011 38
  • 39. PAS reaction PAS reaction AS-D-chloroacetate esterase reaction Butyrate esterase reaction Internet atlas of hematology 6/13/2011 39
  • 40. MPO (-) Sudan Black (-) PAS (-) PAS (+) Data pasien40 6/13/2011
  • 41. CONTOH HASIL POSITIF Reaksi Peroksidase. Granulosit positif kuat pada sel leukemia. Pembesaran 1000X Reaksi Peroksidase pada sumsum tulang. Pembesaran 1000X. Internet atlas 6/13/2011 Leukemia library 41
  • 42. Sudan Black B pada sumsum tulang (Leukemia Mielositik akut) (FAB M1) Sudan Black B (Leukemia Promielositk Akut) Internet atlas 6/13/2011 Leukemia library 42
  • 43. Granula kasar, PAS positif pada sitoplasma. Pembesaran 1000X. Granula kasar, PAS positif dalam sitoplasma limfoblas sumsum tulang. Pembesaran 1000X. Internet atlas 6/13/2011 Leukemia library 43
  • 44. Neutrophyl Alkaline Phosphatase. Positif kuat ( 4+) dan positif sedang (3+ dan 2+) Reaksi Alpha- Naphthylacetae esterase pada sumsum tulang. Limfoblas negatif. Pembesaran 500X. Internet atlas 6/13/2011 Leukemia library 44
  • 45. Reaksi Alpha- Napthylacetate esterase pada darah perifer, sel leukemia positif kuat. Pembesaran 1000X. Dengan aktifitas yang sangat tinnggi pada sel leukemia. Pembesaran 1000X. Internet atlas 6/13/2011 Leukemia library 45
  • 46. LAP, A=0 LAP, B=1+ LAP, C=2+ 6/13/2011 Wintrobe’s 46
  • 47. LAP, D=3+ LAP, E=4+ 6/13/2011 Wintrobe’s 47
  • 48. G= PAS, granula positif pada malignant lymphoid cell (sezary syndrom) H= PAS, sel ALL dengan granula kasar 6/13/2011 48 Wintrobe’s
  • 49. I= Peroksidase, Granula biru dari sitoplasma mieloblas pada pasien acute myeloblastic leukemia J= Peroksidase, Granula matur warna biru 6/13/2011 Wintrobe’s 49
  • 50. K= Sudan Black L= Non spesifik esterase, monosit dan monoblas dengan sitoplasma warna coklat orange 6/13/2011 Wintrobe’s 50
  • 51. M= Chloroasetate esterase, promielosit dengan sitoplasma warna maroon, pada pasien AML 6/13/2011 Wintrobe’s51
  • 52. Histochemical Features of AML FAB HISTOCHEMISTRY M1 Occasional peroxidate+ granules, PAS- M2 Strongly peroxidase+, PAS- M3 Strongly peroxidase+, PAS- M4 Strongly peroxidase+, some cells may be PAS+ M5 Many be peroxidase+ and PAS+, nonspecific esterase stains are strongly + . M6 Red cell precursors are PAS+, ringed sideroblasts are seen with iron stains M7 Variable, platelet peroxidase can be demonstrated by electron microscopy Color atlas hematologi Harald Theml dkk 6/13/2011 52
  • 53. Hasil tes sitokimia pada AML dan ALL Jenis tes sitokimia AML Klasifikasi FAB M0 M1-3 M4 M5 M6 M7 ALL Mieloperoksidase - + + - - - - Chloroacetate - + + +/- - - - α - naphtol acetate - - + + - +/- - Sudan Black B - + + - - - - PAS - - +/- +/- + - + E.N Kosasih 6/13/2011 53
  • 54. 6/13/2011 54
  • 55. 2. Acut Liymphoblastic Leukemia, dibagi menjadi 3 tipe yaitu: L1: ALL dengan sel limfoblas kecil-kecil dan merupakan 84% dari ALL. L2: ALL sel lebih besar, inti ireguler, kromatin bergumpal, nukleoli prominen dan sitoplasma agak banyak. Merupakan 14% dari ALL. L3: ALL mirip dengan limfoma burkitt, yaitu sitoplasma basofil dengan banyak vakuola, 1% dari ALL. 6/13/2011 55
  • 56. Pengecatan sitokimia: Merupakan suatu metode yang digunakan dalam pengecatan pada sampel darah dengan berdasarkan reaksi dan menggunakan bahan-bahan kimia 6/13/2011 56
  • 57. Metode: Non spesifik esterase 1, Hapusan difiksasi dengan udara kering dalam paparan formalin →4 menit 2. Bilas dengan air suling dan keringkan 3. Inkubasi dalam chloroacetate substrate solution → 5-15menit →suhu kamar. 4. Bilas dengan air suling dan keringkan. 5.Inkubasi dalam butyrate substrate solution → 15-30menit→ suhu ruangan dan hindari sinar. 6. Bilas dengan air suling 7. Caunterstain dalam aqueous haematoxylin →5 menit 8. Bilas dengan air suling keringkan dan periksa. 6/13/2011 57
  • 58. Isoenzim dibagi dalam 2 kelompok: 1. Bands 1,2,7,8 dan 9 berhubungan dengan sterase spesifik dai netrofil khususnya pengecatan dengan naphtol AS-D chloroacetate sterase (chloroacetate esterase, CAE). 2. Bands 3, 4, 5 dan 6 berhubungan dngan non spesifik esterase (NSE) pengecatan dengan α- naphtyl acetae esterase (ANAE) dan α- naphtyl butirat esterase. MPO terdapat pada granula primer dan sekunder dari netrofil, dan prekursornya di granula eosinofil dan di granula azurofilik dari monosit. MPO pada granula eosinofil, resiste terhdap sianida, dimana pada netrofil dan monosit sensitif. 6/13/2011 58
  • 59. Interpretasi:  Pengecatan non spesific esterase →identifikasi sel monosit tidak untuk granulosit atau eosinofil.  Pengecatan limfosit T matur →karakteristik fokal, dotlike pattern.  Selain pada monosit, reaksi juga terjadi pada : makrofag, histiosit, megakariosit, dan beberapa sel karsinoma.  Pengecatan alpha naphthyl butyrate →lebih spesifik →kurang sensitif, dari pada alpha- naphthyl acetate.  Perbedaan pengecatan dengan esterase: pada megakarioblas, yang tidak tercat dengan alpha naphthyl butyrate tetapi tercat dengan substrat alpha- naphthyl acetate. 6/13/2011 59
  • 60. Sel-sel dengan granula primer → promielosit→azurofilik →netrofil, eosinofil, basofil dapat dilihat hanya degan Elektron mikroskop. Granula sekunder→mielosit Granula sekunder→alkali fosfatase Granula tersier→tampak pada akhir mielosit→ pada human netrofil 6/13/2011 60
  • 61. 6/13/2011 61
  • 62. 6/13/2011 62
  • 63. Keterangan gambar: LAP: A= 0, B=1+, C=2+, D=3+, E=4+ G= PAS+ (Sezary syndrome) H= PAS, ALL, granulakasar I= Peroksidase, granula biru, AML J = Cat biru pada granula matur K= Sudan Blak L= Non spesifik esterase, monosit dan monoblas dengan sitoplasma warna coklat orange M= Cloroasetat esterase, promielosit dengan sitoplasma warna maroon, ada pasien AML N= Tartrat-resistent acid phosphat, granula sitoplama warna gelap. 6/13/2011 63
  • 64. M= Cloroasetat esterase, promielosit dengan sitoplasma warna maroon, pada pasien AML 6/13/2011 64
  • 65. MPO (-) Sudan Black (-) PAS (-) PAS (+) 6/13/2011 65
  • 66. Perbedaan ALL dan AML Sitokimia ALL AML Mieloperoksidase - + Sudan black - + Esterase non spesifik - + PAS (kasar) + (monositik) Hematologi klinik ringkas, EGC 6/13/2011 66
  • 67. •1 Mieloperoksidase Prinsip: Enzim peroksidase mengkatalisis oksidasi substrat dengan adanya hidrogen peroksida membentuk presipitat warna coklat. SH2+H2O2═S+2H2O Mieloperoksidase terdapat pada: -granula primer dari sel promielosit. -granula sekunder dari sel mielosit 6/13/2011 67
  • 68. • MPO Tidak dihambat EDTA, oxalat ataupun heparin, slide bisa dikerjakan 12jam setelah pengambilan darah. •Pengecatan masih bisa dilakukan pada slide yang disimpan selama 1 minggu, pada suhu kamar •Kekurangan MPO: - Sensitif dengan cahaya, panas dan metanol - Pengecatan pada hapusan darah harus dilakukan segera, tidak boleh lebih dari 3 minggu. 6/13/2011 68
  • 69. Interpretasi: Pengecatan PAS digunakan paling awal pada identifikasi eritroleukimia, suatu leukemia dengan sel darah merah yang immatur. Reaksi positif (+) →adanya glikogen atau polisakarida setelah penambahan diastase. Sel netrofil: semua stadium hasil positif (+), lebih nyata pada stadium matang. Glikogen berada dalam sitoplasma tidak dalam granula. Eosinofil: Hasil positif (+). Mieloblas: Bervariasi antara negatif (-) dan hanya beberapa butir granula halus. Monosit: Pewarnaan samar-samar. Limfosit : Dapat mengandung granula kecil atau besar. 6/13/2011 69