2. DERMATOMIKOSIS
Superfisialis
Mengenai jaringan mati pada
kulit, kuku dan rambut
Profunda
Kelainan akibat jamur yang
melibatkan jaringan bawah kulit
• Dermatofitosis:
- Tinea
• Nondermatofitosis:
- Ptiriasis Versikolor
- Piedra
- Folikulitis Malassezia
- Tinea nigra
• Kandidiasis
• Sporotrikosis
• Aktinomikosis
• Kromomikosis
3. DERMATOMIKOSIS
PROFUNDA
• Ditemukan di daerah luar Jawa
• Banyak di daerah perkebunan
• Laki laki > perempuan
• Usia produktif
• Berawal dari luka tusuk di tungkai bawah
1. Sporotrikosis
2. Aktinomikosis
3. Kromomikosis
4. Sporotrikosis
• Infeksi kronik jamur subkutan yang
disebabkan oleh Sporothrix schenckii
• Bekerja di perkebunan
• Spora masuk melalui luka pada kulit
• Lokasi khas: daerah terbuka lengan dan
tungkai bawah
• Bagian tubuh yang terbuka, terutama
ekstremitas
• Mula-mula berbentuk papula/nodula
eritematosa, kemudian papula/nodula pecah
membentuk ulkus, dinding meninggi,
indurasi, dasar terdiri dari jaringan
granulasi.
• Penyebaran dari limfogen ke proksimal
5. Sporotrikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Dengan KOH 10%: tampak hifa
bercabang dan bersepta
• Biakan pada media Sabouraud: koloni
campuran .Pada temperatur 37ºC: bentuk
koloni ragi. Pada temperatur kamar:
koloni filamen
Penatalaksanaan
• Saturated solution of potassium
iodide (SSKI) dimulai 5 tetes/hari
dan dinaikkan perlahan hingga 30-40
tetes/hari
• Itrakonazole 2x100-200mg/hari
selama 5-7 hari
• Infeksi sekunder -> antibiotik gram
negatif
6. Aktinomikosis
• Penyakit infeksi jamur profunda kronik
• Actinomyces israelii (bacterilike
fungii)
• Semua umur
• Pria:wanita = 2:1
• Higiene yang kurang
Gambaran Klinis
• Leher sampai wajah, dinding
perut dinding dada, dan tungkai
bawah.
• Nodula-nodula keras warna
merah kehitaman disertai
sinus-sinus dengan eksudat
purulen
7. Aktinomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi
dapat ditemukan granula sulfur
berwarna kuning dengan diameter 1-5
mm, yang banyak mengandung elemen-
elemen jamur.
• Pewarnaan Gram pada granula sulfur
yang dihancurkan, didapat miselium
yang bersifat Gram positif
Penatalaksanaan
Menjaga higiene terutama mulut
Sistemik
• Ampicilin
• Amoxicilin
Belum ada fistel -> dieksisi
8. Kromomikosis
• Mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran
nodular dan verukosa
• Phialophora pedrosoi, Phialophora verrucosa, Phialophora compacta
dan Cladosporium ctrionil
• Biasanya menyerang orang dewasa
• Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan iklim panas.
• Higiene yang kurang, pertanian dan peternakan mempermudah
perkembangan penyakit
• Predileksi : tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan
bokong.
9. Kromomikosis
Gambaran Klinis
• Jamur masuk dari tanah melalui abrasi kulit,
membentuk nodula-nodula selanjutnya menjadi
lesi verukosa (vegetasi)
• Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung
kaki dan bokong.
• Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan
permukaan kasar menyerupai kembang kol dan
berbatas tegas.
10. Kromomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Preparat langsung dari kerokan kulit
dengan KOH 10%: hifa (+)
• Biakan jaringan kulit pada agar
sabouroud. sesudah 2-3 minggu tampak
pertumbuhan koloni jamur.
Penatalaksanaan
• Larutan kalium iodida jenuh 30-50
tetes sehari selama 1-2 bulan.
• Suntikan amfoterisin B intralesi
• Tindakan operatif dengan eksisi luas
dan pencangkokan merupakan
alternatif lain.
• Itrakonazole 2 x 200 mg, dengan
dosis denyut. Selama 3-6 bulan.
• Berikan antibiotik gram negatif
12. Dermatofitosis
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofita.
Famili : Gymnoascaceae, Jamur yang sifatnya keratinofilik (mencerna
keratin).
Sinonim : tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata
Dermatofita memiliki 3 genus:
- Microsporum
- Trichophyton
- Epifermophyton
Dermatofita mempunyai 3 habitat:
• Geofilik (tanah) : Microsporum gypseum
• Zoofilik (hewan) : Microsporum canis
• Antropofilik (manusia) : Trichophyton rubrum
13. Tinea Kapitis
• Disebut juga Ringworm of the scalp
• Kulit dan rambut kepala
• Kelainan ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia.
• 3 bentuk : Gray patch ringworm, Blackdot ringworm, Kerion
14. Grey Patch Ringworm
• Disebabkan oleh Genus Microsporum
• Sering ditemukan pada anak anak
• Papul merah yang kecil di sekitar rambut,
melebar dan membentuk bercak yang
menjadi pucat dan bersisik.
• Disertai rasa gatal
• Rambut berwarna abu abu, tidak berkilat,
mudah patah dan mudah dicabut (tidak
nyeri).
• Terbentuk alopesia setempat (grey patch)
• Pemeriksaan lampu wood : fluoresensi
hijau kekuning-kuningan pd rambut yang
sakit melampaui batas grey patch.
15. Black Dot Ringworm
• Disebabkan Trichophyton tonsurans
dan Trichophyton violaceum
• Rambut yang terinfeksi patah, tepat
pada muara folikel, dan yang
tertinggal adalah ujung rambut yang
penuh spora
• Ujung rambut yang hitam didalam
folikel rambut memberikan
gambaran khas yaitu black dot
16. Kerion
• Reaksi peradangan berat
• Berupa pembengkakan yang
menyerupai sarang lebah dengan
serbukan sel radang yang padat
disekitarnya.
• Bila penyebabnya Microsporum
caniis dan Microsporum gypseum,
pembentukan kerion ini lebih sering
dilihat, agak kurang bila penyebabnya
Trichophyton tonsurans dan lebih
sedikit sekali bila penyebabnya adalah
Trichophyton violaceum.
• Dapat menimbulkan jaringan parut
dan berakibat alopesia yang menetap
17. Favus
• Biasanya disebabkan oleh Trichophyton
schoenleinii
• Bentuk yang berat dan kronis berupa plak
eritematosa perifolikular dengan skuama
• Awalnya berbentuk papul kuning kemerahan
yang kemudian membentuk krusta tebal
berwarna kekuningan (skutula)
• Skutula dapat berkonfluensi menjadi plak
besar dengan mousy odor.
18. Penatalaksanaan
1. Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo antimikotik,
seperti larutan asam salisilat, asam benzoate, dan sulfur
presipitatum. ketokonazol krim, atau larutan 2 %.
2. Griseofulvin:
Anak : 10 – 25 mg/kgBB/hari
Dewasa : 0.5 – 1 gram / hari
Diberikan selama 1 bulan
19. Tinea Barbae
• Daerah dagu/jenggot
• Trichophyton dan Microsporum.
• Selalu pada orang dewasa, tak pernah
pada anak-anak.
• Dapat mengenai semua bangsa, tapi
lebih sering pada kulit putih.
• Daerah tropis dengan kelembapan
tinggi.
• Berkaitan dengan higiene
20. Tinea Barbae
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit atau rambut jenggot yang
terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
dengan larutan KOH 10-20%, dilihat
langsung di bawah mikroskop untuk
mencari hifa atau infeksi
endotriks/eksotriks.
• Biakan pada media agar Sabouraud.
• Sinar Wood: fluoresensi kehijauan
Gejala Klinis:
• Biasanya pada daerah dagu/jenggot,
tapi dapat menyebar ke wajah dan
leher.
• Rambut daerah yang terkena menjadi
rapuh dan tidak mengkilat, tampak
reaksi radang pada folikel berupa
kemerahan, edema, kadang-kadang ada
pustula.
21. Tinea Barbae
Penatalaksanaan
Rambut daerah jenggot dicukur bersih, jaga kebersihan umum.
Sistemik
• Griseofulvin 500 mg-1 gram/hari selama 2-4 minggu.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.
Topikal
• Kompres NaCl 0,9% 25 ml paling lama selama 15-30 menit
• Antifungi: ketokonazol krim 2% selama 5-7 hari
• Antibiotik jika ada infeksi sekunder
22. Tinea Korporis
• Disebut juga tinea sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte, kurap,
herpes sircine trichophytique
• Menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan
tungkai (kulit glabrosa)
• Golongan jamur dermatofita, yang tersering adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton rubrum.
• Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
• Menyerang pria dan wanita.
• Tersebar di seluruh dunia terutama pada daerah tropis.
• Insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.
23. Tinea Korporis
• Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
• Lesi berbentuk (bulat/lonjong) makula / plak yang
merah/hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral.
Pada tepi lesi dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel.
• Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi.
• Gambaran lesi dapat polisiklik, anular atau geografis.
• Penderita merasa gatal.
24. Tinea Korporis
Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit dengan KOH 10%
Hifa panjang dan bercabang
Penatalaksanaan
Meningkatkan kebersihan badan.
Mengganti dan membawa baju ganti
Sistemik:
• Antihistamin
• Griseofulvin:
• anak-anak: 15-20 mg/kg BB/hari.
• dewasa : 500-1000 mg per hari.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu
• Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu
25. Tinea Kruris
• Disebut juga eczema marginatum, dhobie itch, jockey itch, ringworm of the
groin
• Daerah kruris (lipat paha), sekitar anus, bokong, perut bagian bawah
• Epidermopyhton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak
langsung.
• Kebanyakan pada dewasa.
• Pria lebih sering daripada wanita.
• Seluruh dunia, paling banyak di daerah tropis.
• Musim panas, banyak berkeringat.
26. Tinea Kruris
Gambaran Klinis
• Regio inguinalis bilateral, simetris.
Meluas ke perineum, sekitar anus,
intergluteal sampai ke gluteus. Dapat
pula meluas ke suprapubis dan
abdomen bagian bawah.
• Makula eritematosa numular sampai
geografis, berbatas tegas dengan tepi
lebih aktif terdiri dari papula atau
pustula. Jika kronik makula menjadi
hiperpigmentasi dengan skuama di
atasnya
27. Tinea Kruris
Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit daerah lesi dengan
KOH 10%: tampak elemen jamur
seperti hifa, spora dan miselium.
Penatalaksanaan
Topikal: salep atau krim antimikotik.
Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi
konsentrasi obat harus lebih rendah
dibandingkan lokasi lain, misalnya asam
salisilat, asam benzoal, sulfur dan
sebagainya.
Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan
kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol 200 mg/hari
selama 1 bulan
28. Tinea Pedis
• Disebut juga athlete’s foot, ringworm of the foot,
kutu air.
• Pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari kaki
• Epidermophyton, Trichophyton, Microsporum
dan Candida albicans, yang ditularkan secara
kontak langsung atau tidak langsung
• Semua umur
• Lebih banyak di daerah tropis.
• Iklim panas memperburuk penyakit.
• Panas dan udara lembap, sepatu yang sempit &
tertutup, perawatan kaki buruk & pekerja dgn
kaki selalu basah sering mempermudah infeksi.
29. Tinea Pedis
Tipe 1 Interdigitalis
• Interdigitalis, antara jari-jari ke-3,4 dan 5;
• Terlihat fisura dilingkari sisik halus dan
tipis.
• Maserasi (daerah lembab), kulit putih &
rapuh
• Menimbulkan sedikit atau tanpa keluhan
sama sekali
Tipe 2 Mocassin Foot
• Hiperkeratotik (kulit tebal & bersisik)
pada seluruh kaki.
• Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter
sampai 0,5 cm
• Tepi lesi terlihat eritema, papul / vesikel
Tipe 3 Subakut
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul / bula.
• Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak
kaki dan sela jari.
• Vesikula miliar dan dalam.
• Keluhan mulai dari sela jari ke punggung / telapak kaki
30. Tinea Pedis
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit + KOH 10%: hifa positif.
• Biakan agar Saboraud: tumbuh koloni-
koloni jamur.
• Sinar Wood: fluoresensi positif.
31. Tinea Manus
• Pada tangan
• Trichophyton mentagrophytes dan
Trichophyton rubrum.
• Daerah tropis mempertinggi
infeksi.
• Panas dan lembap mempermudah
jamur masuk ke kulit.
Gejala Klinis
• Mulai pergelangan tangan sampai ke ujung
jari.
• Makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas
tegas.
• Hiperkeratosis dan penebalan lipat
• Terdapat vesikel atau skuama di atasnya
32. Tinea Manus
Penatalaksanaan
Topikal:
• Asam salisilat
• Preparat triazole baik dalam krim
• Klotrimazole
• Mikonazole
• Ekonazole
• Tiokonazole
• Ketokonazole
• Preparat Terbinafine
Sistemik:
• Griseofulvin 500-1.000 mg selama 2-3 minggu
atau ketokonazol 200 mg/hari selama 1 bulan
33. Tinea Unguium
• Disebut juga dermatophytic onychomycosis, ringworm of the nail
• Pada kuku jari tangan dan kaki
• Golongan dermatofita yang sama dengan penyebab tinea pedis dan manus,
misalnya Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum.
• Lebih sering pada orang dewasa, bersamaan dengan tinea pedis et manus
• Menyerang pria dan wanita.
• Daerah tropis
• Pada orang yang banyak bekerja dengan air kotor
34. Tinea Unguium
Gejala Klinis
Semua kuku jari tangan dan kaki.
Kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnanya/ permukaan kuku
menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen
jamur. Pada infeksi ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di
permukaan kuku (leukonikia).
Ada 3 macam
• Tinea Unguium Distalis
• Tinea Unguium Proksimalis
• Leukonikia Trikofita
35. Tinea Unguium
Mulai dari tepi
distal/distolateral kuku
menjalar ke proksimal &
di bawah kuku terbentuk
sisa kuku yang rapuh
Mulai dari pangkal kuku
bagian proksimal
Terlihat kuku bagian
distal masih utuh, sedang
bagian proksimal rusak.
Keputihan di permukaan
kuku yang dapat
dikerok.
Penyebab : Tricophyton
mentagrophytes
36. Tinea Unguium
Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kuku + KOH 20%.
Biakan kerokan skuama di
bawah/di atas kuku menghasilkan
koloni jamur.
Penatalaksanaan
Meningkatkan kebersihan/higiene penderita
Sistemik
• Griseofulvin; dosis anak 15-20 mg/kg
BB/hari, dosis dewasa 500-1.000 mg/hari
selama 2-4 minggu.
• Itrakonazol dengan dosis denyut
Topikal
• Oleskan asam salisilat + asam laktat 15
% di atas kuku (callusol)
• Tolnaftat dalam bentuk cairan.
• Imidazol dalam bentuk cairan.
• Ciklopiroksolamin dalam bentuk cairan
37. Diagnosis Banding
Tinea pedis, manus:
- Dermatitis: batas tidak tegas, tepi tidak aktif
- Reaksi Id: vesikel steril pada jari kaki dan tangan akibat
hipersensitivitas
- Kandidosis: sering menyertai tinea pedis, dibutuhkan pemeriksaan
lab dan interpretasi untuk membedakan
- Sifilis stadium II: kulit merah dan basah, disertai tanda lain sifilis
(pembesaran KGB)
Tinea unguium:
- Psoriasis pada kuku: terdapat lekukan pada kuku
- Paronikia: infeksi kulit sekitar kuku, bisa terdapat kuku distrofik
- Akrodermatitis: benjol dan gatal sekujur tubuh, biasa terjadi pada
anak 3 bulan hingga 15 tahun, bisa terdapat kuku distrofik
Lekukan kuku psoriasis
Akrodermatitis
38. Tinea korporis:
- Dermatitis seboroik: skuama kuning berminyak
- Psoriasis: lebih merah, skuama lebih banyak, ada lekukan kuku
- Pitirasis rosea: ada lesi pertama herald patch (bulat oval, bersisik dan
sedikit menonjol)
Herald patch
Tinea kruris:
- Psoriasis pada paha: lebih merah, skuama lebih banyak, lamellar,
ada lesi di tempat lain
- Eritrasma: lesi sama eritema dan skuama, lampu wood: merah
coral
- Kandidosis pada lipat paha: konfigurasi hen and chicken, basah
berkrusta.
Eritrasma di paha
Diagnosis Banding
39. Diagnosis Banding
Tinea barbae:
- Sikosis barbae: folikulitis di area jenggot disebabkan oleh
piokokus, dibedakan dengan pemeriksaan sediaan langsung
Tinea kapitis:
- Dermatitis seboroik: lesi kulit simetris, skuama kuning
berminyak
- Psoriasis: biasanya disertai dengan kelainan kulit di tempat
lain
- Impetigo yang menyertai pediculosis kapitis: kotor
berkrusta, tidak ada rambut yang putus
- Alopecia areata: tidak terdapat skuama
Sikosis barbae
Pediculosis kapitis
40. NON – DERMATOFITOSIS
1. Pitiriasis Versikolor
2. Piedra
3. Tines Nigra Palmaris
4. Folikulitis Malassezia
41. Pitiriasis Versikolor
• Panu/panau, tinea versikolor
• Infeksi kulit superfisialis kronik
disebabkan oleh ragi genus
Malassezia (lipofilik)
• Sifat lipofilik menyebabkan ragi
banyak di area yang kaya
sekresi kelenjar sebasea
• Ditandai oleh daerah
depigmentasi
• Terutama pada daerah tropis
• Lebih banyak pada remaja dan
dewasa muda
Faktor predisposisi:
• Suhu
• Kelembaban linkungan yang tinggi
• Tegangan CO2 tinggi permukaan
kulit akibat oklusi
• Genetik
• Hiperhidrosis
• Imunosupresif
• malnutrisi
42. Pitiriasis Versikolor
Gambaran Klinis
• Bagian atas leher, perut, ekstremitas sisi
proksimal. Kadang pada wajah dan kulit
kepala, dapat juga ditemukan pada aksila, lipat
paha dan genital
• Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi,
hiperpigmentasi dan kadang eritematosa,
terdiri atas berbagai ukuran, tersebar diskret
atau konfluen dan berskuama halus
(pitiriasiformis)
43. Pitiriasis Versikolor
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Lampu Wood : floresensi kuning
keemasan (akibat metabolit asam
dikarboksilat)
• Pemeriksaan KOH 20% : hifa pendek dan sel
ragi bulat (spaghetti and meatballs atau
bananas and grapes)
Penatalaksanaan
Topikal
• Shampoo Selenium Sulfide 1.8% atau bentuk lotio
2,5% yang dioleskan setiap hari selama 15-30 menit
dan kemudian dibilas
• Ketokonazol sampo 2%
• Alternatif lain: solusio natrium hiposulfit 20%,
solusio propilen glikol 50%
Obat sistemik: untuk lesi luas, rekuren dan gagal terapi
topikal
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 5-10 hari
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari
44. Ptiriasis Versikolor Pitiriasis Alba Vitiligo MH tipe tuberculoid Tinea Korporis
Lesi berupa macula berbatas
tegas, putih, kemerahan,
sampai berwarna hitam,
berskuama halus
Lesi berbentuk bulat, oval, atau
plakat yang tidak teratur.
Warna merah muda atau sesuai
warna kulit yang disertai
skuama halus. Setelah eritema
🡪 depigmentasi.
Depigmentasi kronik yang
ditandai dengan macula
putih susu homogen
berbatas tegas.
Lesi berbentuk macula
hipopigmentasi dengan atau
tanpa dibatasi infiltrat.
Permukaan kering bersisik,
anestesia
Lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas, terdiri atas
eritema, skuama kasar, kadang
diserati vesikel dan papul.
Daerah tengah biasa lebih
terang.
Badan bagian atas, leher,
perut. Kadang wajah dan
scalp, aksila, lipat paha,
genitalia
Paling sering sekitar mulut,
dagu, pipi, dahi.
Bisa juga di ekstremitas dan
badan
Lesi generalisata, distribusi
simetris, bertambah luas
seiring waktu
Bisa mengenai permukaan
kulit dan saraf perifer seluruh
tubuh.
Kulit tubuh tidak berambut
Lampu wood: fluoresensi
kuning keemasan
Tes Lepromin: positif
kuat (3+)
KOH positif
46. Piedra
Piedra Hitam (tinea nodosa, trikomikosis
nodularis)
• Jamur Piedrai hortae
• Terutama menyerang rambut kepala
• Daerah tropis (Amerika Selatan,
kepulauan Pasifik, Asia dan Afrika
jarang)
• Ditemukan di tanah dan air tergenang
Gambaran Klinis Piedra Hitam
• Asimptomatik
• Benjolan atau nodul hitam lonjong,
keras, multiple, yang melekat erat
pada rambut
• Bila rambut disisir akan terdengar
suara bergelitik
• Rambut sering patah
Infeksi pada helai rambut, yang ditandai dengan benjolan
(nodul) di rambut
47. Piedra
Piedra Putih (trikosporosis nodosa)
• Spesies Trichosporon antara lain
Trichosporon ovoides, Trichosporon
inkin, Trichosporon asahii
• Menyerang rambut aksila, genital dan
jenggot
• Daerah iklim sedang atau subtropis
• Ditemukan ditanah, udara, air,
tumbuhan dan permukaan kulit
Gambaran Klinis Piedra Putih
• Benjolan lunak, multiple berwarna
putih sampai coklat muda, dan tidak
terlalu merekat pada rambut
• Kadang benjolan menyatu
membentuk selubung mengelilingi
rambut
• Rambut lebih jarang patah
48. Piedra
Piedra hitam
Benjolan-benjolan terpisah yang terdiri atas
anyaman padat hifa berwarna coklat hitam,
tersusun regular dalam substansi seperti semen.
Dibagian tepi dapat ditemukan artrokonidia dan di
tengah dapat ditemukan askus yang berisi
arkospora berbentuk fusiformis
Piedra putih
Benjolan cenderung menyatu, terdiri atas anyaman
hifa yang tersusun kurang regular, membentuk
massa seperti gelatin menyelubungi rambut.
Benjolan piedra putih kadang memberikan
floresensi pada pemeriksaan lampu wood
Penatalaksanaan
• Memotong rambut yang terkena infeksi
• Larutan sublimat 1/2000 setiap hari atau sediaan azol topikal
Pemeriksaan Mikroskopis dengan KOH
49. Tinea Nigra Palmaris
• Disebut juga keratomikosis nigrikan
palmaris, pitiriasis nigra, kladosporiosis
epidemika, mikrosporosis nigra
• Infeksi jamur superfisial yang
asimptomatik pd stratum korneum.
• Biasa pada telapak tangan
• Usia muda (<19 tahun)
• Faktor predisposisi : hiperhidrosis
Gambaran Klinis
• Makula coklat hitam berbatas tegas,
tidak bersisik
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan KOH : hifa bercabang,
bersekat ukuran sampai 5μ, warna coklat
muda sampai hijau tua.
• Biakan agar sabouroud : koloni yang
menyerupai ragi dan koloni filament
berwarna hijau tua atau hitam
Penatalaksanaan
• Salep salisil sulphur, whitfield dan tinctura
jodii
• Antijamur topical golongan azol
50. Folikulitis Malassezia
• Disebut juga folikulitis pitirosporum
• Penyakit kronis pada folikel pilosebasea
disebabkan jamur Malassezia spp. (Malassezia
globosa dan Malassezia sympodialis)
Faktor predisposisi:
• Suhu/kelembaban udara yg tinggi
• Hiperhidrosis
• Pakaian oklusif
• Penggunaan antibiotik dan kortikosteroid
lokal/sistemik
• Penyakit tertentu (DM, keganasan,
kehamilan, AIDS & sindrom down)
Gambaran Klinis
• Keluhan gatal di batang tubuh, leher, dan lengan
bagian atas, jarang di wajah
• Papul dan pustule perifolikular ukuran 2-3mm
dengan peradangan minimal.
51. Folikulitis Malassezia
Pemeriksaan Penunjang
• Larutan KOH dan tinta Parker biru
hitam : kelompokan sel ragi dan spora
bulat (blastospora Mallassezia)
• Dianggap FM jika jumlah organisme
≥3+ (lebih dari 2-6 spora dlm kelompok)
Penatalaksanaan
• Antimikotik oral
• Ketokonazol 200g/hari slm 4 minggu
• Itrakonazol 200g/hari slm 2 minggu
• Flukonazol 150g seminggu slm 4 minggu
• Antimikotik topical (kurang efektif)
• Sampo ketokonazol / selenium sulfid
52. Diagnosis Banding
Folikulitis Malassezia Akne Vulgaris Erupsi Akneiformis
Gatal pada tempat predileksi,
papul pustule perifolikular
ukuran 2-3 mm, peradangan
minimal
Kadang mengeluh gatal dan
nyeri, kulit cenderung
berminyak, efloresensi
berupa komedo hitam dan
putih, papul, pustule, nodus,
kista, jaringan parut,
perubahan pigmentasi
Menyerupai akne vulgaris,
timbul secara akut atau
subakut, berupa papul,
pustule, monomorfik atau
oligomorfik, tanpa komedo
Tempat predileksi:
dada, punggung, lengan atas,
kadang di leher, jarang di
wajah
Tempat predileksi:
Wajah dan leher (99%),
punggung (60%), dada
(15%), baju dan lengan atas
Tempat predileksi:
Semua bagian tubuh yang
memiliki folikel pilosebasea
Pemeriksaan isi folikel
dengan larutan KOH dan
tinta Parker biru hitam
54. Kandidiasis
• Penyakit kulit akut atau subakut
• Candida albicans.
• Menyerang segala umur.
• Kontak langsung dan fomit
• Lebih banyak pada daerah tropis
Faktor Predisposisi
• Perubahan fisiologis
• Faktor mekanis
• Faktor nutrisi
• Penyakit sistemik
• Iatrogenik
55. Kandidiasis Oral
Thrush
• Bayi, pasien terinfeksi HIV
• dan AIDS
• pseudomembran putih coklat muda
kelabu yang menutupi lidah, palatum
mole, pipi dalam dan permukaan rongga
mulut
Perleche (angular cheilitis)
• Lesi berupa fisur pada sudut
mulut
• Lesi ini mengalami maserasi,
erosi, basah, dan dasarnya
eritematosa
56. Kandidiasis Intertriginosa
• Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genitokrural, intergluteal, lipat payudara,
interdigital, dan umbilikus serta lipatan kulit dinding perut berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa
• Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul atau bula
yang bila pecah meninggalkan daerah erosif dengan pinggiran kasar dan
berkembang seperti lesi primer
57. Vulvovaginitis Kandida
• Gatal pada didaerah vulva
• Kasus berat 🡪 panas, nyeri miksi, dispareunia
• Vulvovagina eritema, edema dan fisura
perineal atau pada lipatan labia minora
• Fluor albus berwarna kekuningan, berbau asam
• Tanda khas 🡪 gumpalan-gumpalan berwarna
putih kekuningan
58. Balanitis
• Lesi berupa eritema edema pada glans dengan
erosi, pustula (milier) dengan dinding yang
tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus
koronarium glandis
• Balanopostitis 🡪 bisa ditemukan fisur yang
melingkar atau radier pada preputium
59. Kandidiasis Popok
• Kelainan dipicu oleh adanya kolonisasi ragi di
traktus gastrointestinal
• Dapat terjadi karena oklusi kronik area popok
oleh popok yang basah
• Lesi berawal dari area perianal meluas ke
perineum dan lipat inguinal berupa eritema
cerah
60. Paronikia Kandida dan Onikomikosis
• Sering pada orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan air
• Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak
nyeri dan tidak bernanah di area paronikia disertai
retraksi kutikula ke arah lipat kuku proksimal
• Kelainan kuku berupa onikolisis, terdapat lekukan
transversal dan berwarna kecoklatan
61. Kandidiasis Kongenital
• Ditemukan kelainan pada kulit dan selaput
lendir bayi baru lahir
• Lesi khas berupa vesikel atau pustule dengan
dasar eritematosa pada wajah dan dada yang
meluas generalisata.
62. Reaksi ID (Kandidid)
• Reaksi terjadi karena reaksi alergi terhadap
jamur atau antigen lain yang terbentuk
selama proses inflamasi
• Klinisnya berupa vesikel eritematosa yang
bergerombol, terdapat pada lateral jari dan
telapak tangan (pompholix/dishidrosis)
• Bila infeksi diobati, kelainan akan sembuh
63. Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit dengan KOH 10% , 40%: ditemukan sel-sel ragi dan sel hifa
• Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat, permukaan basah (koloni ragi)
• Fermentasi gula: fruktosa(+), glukosa(+)
64. Penatalaksanaan
• Menghindari atau menghilangkan faktor pencetus dan presdisposisinya
• Pengobatan topikal
• Selaput lendir
• larutan ungu gentian 0,5-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan 2x sehari selama
3 hari
• Kandidiasis vaginalis -> kotrimazol 500 mg pervaginam dosis tunggal, sistemik bila perlu
dapat diberikan ketokonazol 1x200 mg atau itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau
flukonazol 150 mg dosis tunggal
• Kelainan kulit
• Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
• Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
• Siklopiroksolamin 1% berupa larutan atau krim
• Pengobatan sistemik
• Diberikan pada kasus refrakter
• Flukonazol 100-400 mg/hari
• Itrakonazol 2x200 mg
65. Diagnosis Banding
Kandidosis
Intertriginosa
Kandidosis Kutis
Granulomatosa
Eritrasma
Dermatitis
Intertriginosa
Dermatofitosis
(Tinea Korporis)
Lesi dikelilingi
satelit berupa
vesikel dan pustule
kecil atau bula yang
bila pecah
meninggalkan
daerah erosif dan
pinggir kasar
Lesi berupa papul
kemerahan tertutup
krusta tebal
berwarna kuning
kecoklatan dan
melekat erat pada
dasarnya. Krusta
menimbul seperti
tanduk.
Lesi warna merah
maroon, macula
eritematosa batas
tegas, kering,
skuama halus, tidak
ada satelit
Lesi macula
eritematosa dengan
batas tegas, terdapat
papul dan skuama.
Dapat menjadi erosi,
fisura, maserasi,
krusta.
Dapat disertai gatal
dan nyeri
Lesi bulat atau
lonjong, berbatas
tegas, terdiri atas
eritema, skuama
kasar, kadang
diserati vesikel dan
papul.
Daerah tengah
biasa lebih terang.
Lesi di lipatan kulit
ketiak, genitocrural,
intergluteal, lipat
payudara,
interdigital,
umbilicus, lipatan
dinding perut
Sering pada anak,
lokasinya di muka,
kepala, kuku,
tungkai, laring
Lesi di lipatan
tertutup, inguinal,
aksila, intergluteal,
inframamae,
umbilicus, sela jari
Lesi di lipatan kulit
Kulit tubuh tidak
berambut
Kerokan kulit +
larutan KOH 20%
atau pewarnaan
gram : blastospora,
hifa semu
Kultur agar
Sabouraud:
Koloni mucoid
putih
Kerokan kulit +
larutan KOH 20%
atau pewarnaan
gram : blastospora,
hifa semu
Kultur agar
Sabouraud:
Koloni mucoid
putih
Lampu wood:
positif, merah coral
Dapat dilakukan
pewarnaan gram, tes
dengan KOH, dan
kultur untuk
menemukan
penyebab dan
mengidentifikasi
infeksi sekunder
KOH Positif
Kandidosis intertriginosa
Eritrasma
Dermatitis intertriginosa
Tinea Korporis
66. Kandidosis
Vulvovaginitis
Trikomonas
Vaginalis
Gonore Akut Bacterial Vaginosis
Gatal di daerah vulva,
rasa panas, nyeri
sesudah miksi,
dyspareunia, hiperemis
pada labia minora dan
vagina, fluor albus
kekuningan disertai
gumpalan berwarna
putih kekuningan
Sekret seropurulent
hingga mukopurulen
berwarna kekuningan
hingga kehijauan, bau
tidak enak, berbusa,
dinding vagina
hiperemis, kadang
terbentuk abses
sebagai jaringan
granulasi (strawberry
appearance),
dyspareunia
Infeksi umumnya
mengenai serviks uteri,
secret mukopurulen
disertai darah, bisa
disertai uretritis
Warna sekret putih
kotor tidak ada
kekuningan ataupun
warna hijau, berbusa
tidak memiliki
keluhan.
Diagnosis Banding