SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
RADANG
Oleh : dr Yusfita Efi Rosdiana
PENDAHULUAN


Definisi : Merupakan reaksi tubuh terhadap cedera atau
mikroba dan zat asing lainnya dengan cara memobilisasi
lekosit dan protein plasma ke tempat tersebut .



Respon terhadap cedera berupa serangkaian reaksi yang
menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan
jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas.
Reaksi tubuh yang bersifat lokal terhadap adanya
cedera.
Suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada jaringan
yang menunjukkan reaksi terhadap suatu kecelakaan
atau kejadian, baik secara mekanis, kemis atau oleh
bakteri



. Reaksi jaringan terhadap setiap kerusakan
yang tidak terlalu berat. Jaringan dapat
dirusak oleh infeksi mikroorganisme, trauma,
bahkan racun kimiawi dan fisika.
 Respon protektif setempat yang ditimbulkan
oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang
berfungsi menghancurkan, mengurangi atau
mengurung agen pencedera dan jaringan
yang cedera

ETIOLOGI
meliputi
a) Infeksi mikroba
b) Jaringan nekrotik : iskemi, trauma, fisik dan
kimia injury
c) Reaksi imunologis
d) Benda asing

MACAM MACAM RADANG
Menurut gejala klinis, radang dibagi menjadi :
 Radang akut (datang tiba – tiba / mendadak)
 Radang kronis (menahun)
KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM RADANG
Sel sel didalam pembuluh darah : PMN,
Limfosit, monosit, faktor penggumpal darah,
eosinofil, dan baasofil
 Sel sel jaringan ikat : sel mast, fibroblas,
makrofag
 ECM : serabut elastis, serabut kolagen dan
proteoglikan

JENIS JENIS LEKOSIT
1. Granulosit
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
2. Monosit
3. Limfosit
NEUTROFIL










=PMN (neutrofil polimorfonuklear) = polys
Polimorf / nuklei dari sel berlobus tidak teratur
Granula sitoplasma berwarna “lembayung”
Aktif bergerak
Mampu melakukan fagositosis
Muncul dalam jumlah besar didalam eksudat pada
jam-jam pertama peradangan
Lisosom : granula yang banyak sekali terlihat dalam
sitoplasma neutrofil
Lisosom merupakan paket – paket enzim (berbagai
hidrolase seperti protease, lipase dan fosfatase
EUSINOFIL
Inti tidak teratur. Granula sitoplasma berwarna
merah cerah
 Berespon terhadap rangsang kemotaksis khas
tertentu pada reaksi alergis
 Mengandung enzim yang menetralkan efek-efek
mediator peradangan tertentu yang dilepaskan
dalam reaksi alergis
 Fungsi Eosinofil :
 Memberi respon terhadap rangsang kemotaksis
 Melakukan fagositosis
 Mematikan mikroorganisme

BASOFIL
Berespon terhadap reaksi radang, reaksi
imunologis dan reaksi non spesifik
 Mast cell adalah sumber utama histamin
pada permulaan reaksi peradangan

MONOSIT








Morfologi inti dan sitoplasma relatif agranuler
Umur sirkulasi : 3 – 4 x umur granulosit
Makrofag : monosit yang terdapat didalam eksudat
Histiosit : makrofag yang „berkeliaran‟ dalam jaringan
penyambung
Fungsi makrofag hampir sama dengan neutrofil PMN
Makrofag dapat bertahan lebih lama (minggu – bulan)
Pada proses radang akut, peran monosit seperti
neutrofil, tetapi jumlahnya lebih sedikit dengan
kecepatan yang lebih lambat
LIMFOSIT
Inti : besar, kasar, berwarna gelap
 Terdapat sedikit organel dalam
intrasitoplasma, yang menyebabkan gerakan
limfosit lebih lamban
 Hanya dalam jumlah yang sangat kecil di
dalam eksudat
 Limfokin : zat yang dapat larut yang
disekresikan limfosit

RADANG AKUT
adalah Respon segera terhadap stimulus yang
berbahaya
 Respon ini relatif singkat, hanya berlangsung
beberapa jam atau hari
 Pengenalan segera terhadap masuknya agen
jejas akan mempunyai dua dampak penting
yaitu :
 Berhimpunnya antibodi di sekitar agen jejas
 Emigrasi leukosit dari pembuluh darah ke
jaringan yang terkena
PROSES RADANG
1.

2.
3.

4.

5.

Persiapan berbagai bentuk fagosit pada sel
yang mengalami kerusakan
Terbentuk berbagai antibodi
Terjadi edema sebagai bentuk untuk
menetralkan dan mencairkan iritan
Pembentukan jaringan fibrin, granulasi dan
fibrosis untuk membatasi daerah kerusakan
Proses penyembuhan
ASPEK SELULER PERADANGAN AKUT
Sel dari darah akan keluar dari pembuluh darah:
leukosit,polimorfonuklear, monosit, limfosit dan
eritrosit
 Penimbunan leukosit, terutama neutrofil dan
monosit pada lokasi jejas merupakan aspek
terpenting pada reaksi radang
 Leukosit mampu melahap bahan yang bersifat
asing, termasuk bakteri dan debris sel – sel
nekrosis
 Enzim lisosom membantu pertahanan tubuh

TANDA TANDA TERJADINYA INFLAMASI AKUT
Panas ( kalor ) : terjadi peningkatan aliran
darah dan meningkatnya metabolisme
seluler
 Kemerahan ( rubor ) : terjadi pelebaran
pembuluh darah dan peningkatan aliran
darah
 Pembengkakan ( tumor ) : terjadi pelebaran
pembuluh darah, keluarnya cairan,
kemotaksis dan peningkatan metabolisme
seluler

Nyeri ( dolor ) : dilepaskannya mediator yang
larut, terjadi kemotaksis dan peningkatan
metabolisme seluler
 Kehilangan fungsi

MEDIATOR KIMIA PADA INFLAMASI AKUT

Mediator dapat dibentuk dari plasma sel
ataupun dari sel
 Mediator yang dibentuk dari plasma masih
dalam bentuk prekursor yang harus diaktifkan
lebih dulu,sedangkan mediator dari sel didalam
granul dapat langsung disekresi
 Mediator terbentuk karena rangsangan produk
mikrobial
 Mediator akan terinaktivasi oleh enzim,
dihambat bahkan dihilangkan

MEDIATOR KIMIA
1. Amina vasoaktif : histamin dan serotonin
2. Protease plasma : sistem kinin, sistem
komplemen dan sistem koagulasi fibrinolitik
3. Metabolit asam arakidonat (AA) :
prostaglandin dan leukotrin
4. Produk leukosit : enzim lisosom dan limfokin
5. Macam lainnya : radikal bebas asal oksigen,
faktor yang mengaktifkan
STADIUM INFLAMASI AKUT
1.

2.




Respon neurologis : melibatkan sistem saraf
simpatis yang menyebabkan pembuluh
darah berkontriksi
Respon vaskuler :
Vasodilatasi
Edema
pain
3. Respon seluler :
 Marginasi dan pavementing lekosit
 Emigrasi : rolling, aktivasi, adesi dan
transmigrasi
 Kemotaksis : proses pengikatan kemotaktik
agen dengan permukaan lekosit yang
spesifik, karena peningkatan Kalsium
sitosolik dan aktivasi GTP ase
 Fagositosis
4. Inflamatori eksudasi :
 Serous
 Fibrous
5. Resolusi :
 Totally healed
 Terbentuk jaringan parut dan pus mengalami
inflamasi kronis
RADANG KRONIS
Respon terhadap stimulus yang tidak terlalu
kuat tetapi lebih persisten
 Disebabkan oleh rangsang yang menetap
 Seringkali selama beberapa minggu atau
bulan
 Menyebabkan infiltrasi mononuklir dan
proliferasi fibroblas
 Eksudat leukosit disebut monomorfonuklir

PROSES RADANG KRONIS
1. Menyusul radang akut
2. Respon sejak awal bersifat kronik
 Penyebab jejas seringkali memiliki toksisitas rendah
dibandingkan penyebab radang akut :
 Infeksi persisten, oleh mikroorganisme intrasel
tertentu (mis. Basil tuberkel, treponema palidum dan
jamur tertentu
 Kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur
(mis. Silika : silikosis dalam paru)
 Reaksi imun terhadap jaringan individu sendiri
(penyakit auto imun)
TANDA TANDA RADANG KRONIK
Radang kronik ditandai adanya sel – sel
mononuklir : makrofag, limfosit dan sel
plasma.
 Makrofag jaringan:
1. Hepar : sel kupffer
2. Limfa dan kelenjar getah bening : histiosit
sinus
3. Paru – paru : makrofag alveoli

LIMFOSIT DAN SEL PLASMA
Protein plasma:
Komponen - komplemen (mis. C1 – C5, propproperdin)
 Faktor koagulasi (mis. Faktor V, VII, faktor
jaringan)
 Metabolit oksigen reaktif
 Mediator lipid dari peradangan
 Faktor pengatur fungsi sel lain:
Interferon
 Faktor angiogenesis
Interleukin - 1

BENTUK RADANG
1. RADANG SEROSA
- Jejas ringan : sedikit Mengandung Protein
- contoh : Gelembung Kulit Yang Menyertai Luka Bakar
- Setelah beberapa Hari, Eksudat direbsorbsi
2. RADANG FIBRINOSA
- jejas berat : Menyebabkan Premeabilitas vaskular
meningkat. Molekul yang lebih besar Dapat Lewat.
- Eksudat dapat hilang oleh Fibrinolisis dan penghapusan
debris lain oleh makrofag : disebut RESSOLUSI
- ORGANISASI :Perubahan Eksudat fibrinosa Menjadi
jaringan Parut
- Contoh :karditis Rheumatik akut
3. RADANG PURULEN /SUPURATIF
- Emigrasi Neutrofil dalam jumlah banyak
- eksudatnya di sebut : NANAH, yaitu Eksudat
Radang yang kaya protein yang mengandung
Leukosit yang masih hidup bercampur dengan debris
yang berasal dari Sel darah putih Nekrotik aktif dan
yang datang dari luar =ABSES=
- PIOGEN : Stafilokokus, E.coli, Klebsiela
pneumoniae, strain proteus Psedomonas airuginosa,
meningokokus, gonokokus, pneumokokus.
- Contoh : Folikulitis, furunkel, karbukel.
4. RADANG MEMBRANOSA
(PSEUDOMEMBRANOSA)
- reaksi radang pada permukaan selaput lendir
- ditandai dengan pembentukan eksudat berupa
lapisan selaput superfisial,mengandung agen
penyebab,endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif
dan sel-sel darah putih radang.
- Contoh : Difteri à pada Faring Dan saluran
Pernafasan, disebabkan oleh Corine bakterium
diphteriae
- Radang pada colon Dan usus kecil oleh
clostridim difficile.
5. RADANG HISTIOSITIK
- Karasteristik infeksi Salmonela adalah ikutnya secara
difus sistem fagosit mononuklir dan agrenasi holistik
fokal.
- Terjadi hipertrofi makrogaf = Mengalami proliferasi
sehinga membentuk HISTIOSIT
- Contoh: Demam tipoid oleh karena Salmonela thipy.
6. RADANG INTERSTISIAL DAN PERIFASKULER
- Tampak pada infeksi virus,riketsia,dan sifilis
- Pada dasarnya didapati limfosit dan makrofag,dan lebih
jarang sel plasma
- Contoh:poliomielitis,miokarditis virus,demam tifus
7. RADANG GRANULOMATOSA
- Memiliki gambaran morfologi yang khas dan relatif di
jumpai pada beberapa penyakit
- Suatu granulama secara mikroskopis terdiri dari
timbunan histiosit yang telah berubah menjadi sel mirip
epitel – disebut EPITELOID:di kelilingi oleh lingkaran
leukosit mononuklir,terutama limfosit dan kadang –
kadang sel plasma
- Sering terdapat sel-sel datia besar ditepi atau di tengah
granuloma:jenis Langhans dan jenis benda asing
- Dx ditegakkan terutama karena ditemukan sel-sel
epitelid
- Contoh:TB,Limfogranuloma inguinal,Leprae,sifilis
PEMULIHAN
Terdiri dari penggantian sel mati oleh sel
yang hidup
 Sel-sel ini dapat berasal dari Parenkim atau
stroma jaringan ikat yangterjejas
 Pemulihan sel yang mati melibatkan
proliferasi jaringan ikat disertai pembentukan
jaringan parut


o
o

o

Pemulihan tulang:
Ketika terjadi Fraktur / patah tulang otomatis akan
terjadi perdarahan.
Pada akhir proses koagulasi, bekuan darah akan
mengisi daerah diantara kedua ujung tulang yang
patah sehingga terjadi pembentukan jaringan
granulasi.
Pada hari kedua – ketiga akan terbentuk kondroblas
dan osteoblas, dan pada akhir minggu pertama dapat
ditemukan adanya prokalus / kalus sementara atau
disebut juga kalus jaringan lunak, yang akan
menyebabkan matriks protein tulang (osteoid)
melakukan kalsifikasi progresif pada trabekula
osteoid sehingga pada minggu keempat sampai
dengan minggu keenam sudah akan terbentuk kalus
tulang

More Related Content

What's hot

Patologi radang
Patologi  radangPatologi  radang
Patologi radang
Bang Jay
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
Kwashiorkor
Kindal
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
Warnet Raha
 

What's hot (20)

Sistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologiSistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologi
 
Patologi radang
Patologi  radangPatologi  radang
Patologi radang
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
 
hipersensitivitas tipe 1
hipersensitivitas tipe 1hipersensitivitas tipe 1
hipersensitivitas tipe 1
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Kuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas SelKuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas Sel
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
Kwashiorkor
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 

Viewers also liked (15)

INFLAMASI
INFLAMASIINFLAMASI
INFLAMASI
 
Radang dan-perbaikan3
Radang dan-perbaikan3Radang dan-perbaikan3
Radang dan-perbaikan3
 
Bronkitis akut
Bronkitis akutBronkitis akut
Bronkitis akut
 
13. radang
13. radang13. radang
13. radang
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN (PERIKARDITIS, MIOKARDITIS ...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN  (PERIKARDITIS, MIOKARDITIS ...ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN  (PERIKARDITIS, MIOKARDITIS ...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN (PERIKARDITIS, MIOKARDITIS ...
 
Alergi dan hipersensitivitas
Alergi dan hipersensitivitasAlergi dan hipersensitivitas
Alergi dan hipersensitivitas
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
 
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamSel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 

Similar to Inflamasi akut

358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
RickyRaditiaSulistio
 

Similar to Inflamasi akut (20)

Inflamasi farin
Inflamasi farinInflamasi farin
Inflamasi farin
 
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
 
(1) sistem imun
(1) sistem imun(1) sistem imun
(1) sistem imun
 
Mekanisme Respon Imun Inflamasi
Mekanisme Respon Imun InflamasiMekanisme Respon Imun Inflamasi
Mekanisme Respon Imun Inflamasi
 
KONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxKONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptx
 
imunologi-dasar dr yunisa dwi angganis.ppt
imunologi-dasar dr yunisa dwi angganis.pptimunologi-dasar dr yunisa dwi angganis.ppt
imunologi-dasar dr yunisa dwi angganis.ppt
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
INFEKSI
INFEKSIINFEKSI
INFEKSI
 
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
 
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem ImunThe Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
sistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhsistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuh
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Sistem Imun.pptx
Sistem Imun.pptxSistem Imun.pptx
Sistem Imun.pptx
 
Imunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksiImunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksi
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
PPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdfPPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdf
 
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
 
radang.ppt
radang.pptradang.ppt
radang.ppt
 

More from Kampus-Sakinah

Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Kampus-Sakinah
 

More from Kampus-Sakinah (20)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Hukum transplantasi
Hukum transplantasiHukum transplantasi
Hukum transplantasi
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlak
 
Ciri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakatCiri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakat
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Respon imun
Respon imunRespon imun
Respon imun
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Inflamasi akut

  • 1. RADANG Oleh : dr Yusfita Efi Rosdiana
  • 2. PENDAHULUAN  Definisi : Merupakan reaksi tubuh terhadap cedera atau mikroba dan zat asing lainnya dengan cara memobilisasi lekosit dan protein plasma ke tempat tersebut .  Respon terhadap cedera berupa serangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas. Reaksi tubuh yang bersifat lokal terhadap adanya cedera. Suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada jaringan yang menunjukkan reaksi terhadap suatu kecelakaan atau kejadian, baik secara mekanis, kemis atau oleh bakteri  
  • 3. . Reaksi jaringan terhadap setiap kerusakan yang tidak terlalu berat. Jaringan dapat dirusak oleh infeksi mikroorganisme, trauma, bahkan racun kimiawi dan fisika.  Respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung agen pencedera dan jaringan yang cedera 
  • 4. ETIOLOGI meliputi a) Infeksi mikroba b) Jaringan nekrotik : iskemi, trauma, fisik dan kimia injury c) Reaksi imunologis d) Benda asing 
  • 5. MACAM MACAM RADANG Menurut gejala klinis, radang dibagi menjadi :  Radang akut (datang tiba – tiba / mendadak)  Radang kronis (menahun)
  • 6. KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM RADANG Sel sel didalam pembuluh darah : PMN, Limfosit, monosit, faktor penggumpal darah, eosinofil, dan baasofil  Sel sel jaringan ikat : sel mast, fibroblas, makrofag  ECM : serabut elastis, serabut kolagen dan proteoglikan 
  • 7. JENIS JENIS LEKOSIT 1. Granulosit  Neutrofil  Eosinofil  Basofil 2. Monosit 3. Limfosit
  • 8. NEUTROFIL         =PMN (neutrofil polimorfonuklear) = polys Polimorf / nuklei dari sel berlobus tidak teratur Granula sitoplasma berwarna “lembayung” Aktif bergerak Mampu melakukan fagositosis Muncul dalam jumlah besar didalam eksudat pada jam-jam pertama peradangan Lisosom : granula yang banyak sekali terlihat dalam sitoplasma neutrofil Lisosom merupakan paket – paket enzim (berbagai hidrolase seperti protease, lipase dan fosfatase
  • 9. EUSINOFIL Inti tidak teratur. Granula sitoplasma berwarna merah cerah  Berespon terhadap rangsang kemotaksis khas tertentu pada reaksi alergis  Mengandung enzim yang menetralkan efek-efek mediator peradangan tertentu yang dilepaskan dalam reaksi alergis  Fungsi Eosinofil :  Memberi respon terhadap rangsang kemotaksis  Melakukan fagositosis  Mematikan mikroorganisme 
  • 10. BASOFIL Berespon terhadap reaksi radang, reaksi imunologis dan reaksi non spesifik  Mast cell adalah sumber utama histamin pada permulaan reaksi peradangan 
  • 11. MONOSIT        Morfologi inti dan sitoplasma relatif agranuler Umur sirkulasi : 3 – 4 x umur granulosit Makrofag : monosit yang terdapat didalam eksudat Histiosit : makrofag yang „berkeliaran‟ dalam jaringan penyambung Fungsi makrofag hampir sama dengan neutrofil PMN Makrofag dapat bertahan lebih lama (minggu – bulan) Pada proses radang akut, peran monosit seperti neutrofil, tetapi jumlahnya lebih sedikit dengan kecepatan yang lebih lambat
  • 12. LIMFOSIT Inti : besar, kasar, berwarna gelap  Terdapat sedikit organel dalam intrasitoplasma, yang menyebabkan gerakan limfosit lebih lamban  Hanya dalam jumlah yang sangat kecil di dalam eksudat  Limfokin : zat yang dapat larut yang disekresikan limfosit 
  • 13. RADANG AKUT adalah Respon segera terhadap stimulus yang berbahaya  Respon ini relatif singkat, hanya berlangsung beberapa jam atau hari  Pengenalan segera terhadap masuknya agen jejas akan mempunyai dua dampak penting yaitu :  Berhimpunnya antibodi di sekitar agen jejas  Emigrasi leukosit dari pembuluh darah ke jaringan yang terkena
  • 14. PROSES RADANG 1. 2. 3. 4. 5. Persiapan berbagai bentuk fagosit pada sel yang mengalami kerusakan Terbentuk berbagai antibodi Terjadi edema sebagai bentuk untuk menetralkan dan mencairkan iritan Pembentukan jaringan fibrin, granulasi dan fibrosis untuk membatasi daerah kerusakan Proses penyembuhan
  • 15. ASPEK SELULER PERADANGAN AKUT Sel dari darah akan keluar dari pembuluh darah: leukosit,polimorfonuklear, monosit, limfosit dan eritrosit  Penimbunan leukosit, terutama neutrofil dan monosit pada lokasi jejas merupakan aspek terpenting pada reaksi radang  Leukosit mampu melahap bahan yang bersifat asing, termasuk bakteri dan debris sel – sel nekrosis  Enzim lisosom membantu pertahanan tubuh 
  • 16. TANDA TANDA TERJADINYA INFLAMASI AKUT Panas ( kalor ) : terjadi peningkatan aliran darah dan meningkatnya metabolisme seluler  Kemerahan ( rubor ) : terjadi pelebaran pembuluh darah dan peningkatan aliran darah  Pembengkakan ( tumor ) : terjadi pelebaran pembuluh darah, keluarnya cairan, kemotaksis dan peningkatan metabolisme seluler 
  • 17. Nyeri ( dolor ) : dilepaskannya mediator yang larut, terjadi kemotaksis dan peningkatan metabolisme seluler  Kehilangan fungsi 
  • 18. MEDIATOR KIMIA PADA INFLAMASI AKUT Mediator dapat dibentuk dari plasma sel ataupun dari sel  Mediator yang dibentuk dari plasma masih dalam bentuk prekursor yang harus diaktifkan lebih dulu,sedangkan mediator dari sel didalam granul dapat langsung disekresi  Mediator terbentuk karena rangsangan produk mikrobial  Mediator akan terinaktivasi oleh enzim, dihambat bahkan dihilangkan 
  • 19. MEDIATOR KIMIA 1. Amina vasoaktif : histamin dan serotonin 2. Protease plasma : sistem kinin, sistem komplemen dan sistem koagulasi fibrinolitik 3. Metabolit asam arakidonat (AA) : prostaglandin dan leukotrin 4. Produk leukosit : enzim lisosom dan limfokin 5. Macam lainnya : radikal bebas asal oksigen, faktor yang mengaktifkan
  • 20. STADIUM INFLAMASI AKUT 1. 2.    Respon neurologis : melibatkan sistem saraf simpatis yang menyebabkan pembuluh darah berkontriksi Respon vaskuler : Vasodilatasi Edema pain
  • 21.
  • 22. 3. Respon seluler :  Marginasi dan pavementing lekosit  Emigrasi : rolling, aktivasi, adesi dan transmigrasi  Kemotaksis : proses pengikatan kemotaktik agen dengan permukaan lekosit yang spesifik, karena peningkatan Kalsium sitosolik dan aktivasi GTP ase  Fagositosis
  • 23.
  • 24. 4. Inflamatori eksudasi :  Serous  Fibrous 5. Resolusi :  Totally healed  Terbentuk jaringan parut dan pus mengalami inflamasi kronis
  • 25. RADANG KRONIS Respon terhadap stimulus yang tidak terlalu kuat tetapi lebih persisten  Disebabkan oleh rangsang yang menetap  Seringkali selama beberapa minggu atau bulan  Menyebabkan infiltrasi mononuklir dan proliferasi fibroblas  Eksudat leukosit disebut monomorfonuklir 
  • 26. PROSES RADANG KRONIS 1. Menyusul radang akut 2. Respon sejak awal bersifat kronik  Penyebab jejas seringkali memiliki toksisitas rendah dibandingkan penyebab radang akut :  Infeksi persisten, oleh mikroorganisme intrasel tertentu (mis. Basil tuberkel, treponema palidum dan jamur tertentu  Kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur (mis. Silika : silikosis dalam paru)  Reaksi imun terhadap jaringan individu sendiri (penyakit auto imun)
  • 27. TANDA TANDA RADANG KRONIK Radang kronik ditandai adanya sel – sel mononuklir : makrofag, limfosit dan sel plasma.  Makrofag jaringan: 1. Hepar : sel kupffer 2. Limfa dan kelenjar getah bening : histiosit sinus 3. Paru – paru : makrofag alveoli 
  • 28. LIMFOSIT DAN SEL PLASMA Protein plasma: Komponen - komplemen (mis. C1 – C5, propproperdin)  Faktor koagulasi (mis. Faktor V, VII, faktor jaringan)  Metabolit oksigen reaktif  Mediator lipid dari peradangan  Faktor pengatur fungsi sel lain: Interferon  Faktor angiogenesis Interleukin - 1 
  • 29. BENTUK RADANG 1. RADANG SEROSA - Jejas ringan : sedikit Mengandung Protein - contoh : Gelembung Kulit Yang Menyertai Luka Bakar - Setelah beberapa Hari, Eksudat direbsorbsi 2. RADANG FIBRINOSA - jejas berat : Menyebabkan Premeabilitas vaskular meningkat. Molekul yang lebih besar Dapat Lewat. - Eksudat dapat hilang oleh Fibrinolisis dan penghapusan debris lain oleh makrofag : disebut RESSOLUSI - ORGANISASI :Perubahan Eksudat fibrinosa Menjadi jaringan Parut - Contoh :karditis Rheumatik akut
  • 30. 3. RADANG PURULEN /SUPURATIF - Emigrasi Neutrofil dalam jumlah banyak - eksudatnya di sebut : NANAH, yaitu Eksudat Radang yang kaya protein yang mengandung Leukosit yang masih hidup bercampur dengan debris yang berasal dari Sel darah putih Nekrotik aktif dan yang datang dari luar =ABSES= - PIOGEN : Stafilokokus, E.coli, Klebsiela pneumoniae, strain proteus Psedomonas airuginosa, meningokokus, gonokokus, pneumokokus. - Contoh : Folikulitis, furunkel, karbukel.
  • 31. 4. RADANG MEMBRANOSA (PSEUDOMEMBRANOSA) - reaksi radang pada permukaan selaput lendir - ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superfisial,mengandung agen penyebab,endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel-sel darah putih radang. - Contoh : Difteri à pada Faring Dan saluran Pernafasan, disebabkan oleh Corine bakterium diphteriae - Radang pada colon Dan usus kecil oleh clostridim difficile.
  • 32. 5. RADANG HISTIOSITIK - Karasteristik infeksi Salmonela adalah ikutnya secara difus sistem fagosit mononuklir dan agrenasi holistik fokal. - Terjadi hipertrofi makrogaf = Mengalami proliferasi sehinga membentuk HISTIOSIT - Contoh: Demam tipoid oleh karena Salmonela thipy. 6. RADANG INTERSTISIAL DAN PERIFASKULER - Tampak pada infeksi virus,riketsia,dan sifilis - Pada dasarnya didapati limfosit dan makrofag,dan lebih jarang sel plasma - Contoh:poliomielitis,miokarditis virus,demam tifus
  • 33. 7. RADANG GRANULOMATOSA - Memiliki gambaran morfologi yang khas dan relatif di jumpai pada beberapa penyakit - Suatu granulama secara mikroskopis terdiri dari timbunan histiosit yang telah berubah menjadi sel mirip epitel – disebut EPITELOID:di kelilingi oleh lingkaran leukosit mononuklir,terutama limfosit dan kadang – kadang sel plasma - Sering terdapat sel-sel datia besar ditepi atau di tengah granuloma:jenis Langhans dan jenis benda asing - Dx ditegakkan terutama karena ditemukan sel-sel epitelid - Contoh:TB,Limfogranuloma inguinal,Leprae,sifilis
  • 34. PEMULIHAN Terdiri dari penggantian sel mati oleh sel yang hidup  Sel-sel ini dapat berasal dari Parenkim atau stroma jaringan ikat yangterjejas  Pemulihan sel yang mati melibatkan proliferasi jaringan ikat disertai pembentukan jaringan parut 
  • 35.  o o o Pemulihan tulang: Ketika terjadi Fraktur / patah tulang otomatis akan terjadi perdarahan. Pada akhir proses koagulasi, bekuan darah akan mengisi daerah diantara kedua ujung tulang yang patah sehingga terjadi pembentukan jaringan granulasi. Pada hari kedua – ketiga akan terbentuk kondroblas dan osteoblas, dan pada akhir minggu pertama dapat ditemukan adanya prokalus / kalus sementara atau disebut juga kalus jaringan lunak, yang akan menyebabkan matriks protein tulang (osteoid) melakukan kalsifikasi progresif pada trabekula osteoid sehingga pada minggu keempat sampai dengan minggu keenam sudah akan terbentuk kalus tulang