3. • Berkembang biaknya penyakit pada
hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau
tanpa gejala klinik
• Manusia host / penjamu
• Penyakit agent
• Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam
penjamu sehingga timbul radang /
penyakit
INFEKSI :
4. 1. Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
Cara penularan infeksi :
5. 1. Reservoir
2. Penyebab penyakit
3. Jalan masuk
4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari
host
5. Kepekaan penjamu
5 komponen proses terjadinya
penyakit :
6. Ada 2 kategori organisme yang ada di
tubuh :
1.Organisme residen ( flora normal )
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang
secara permanen )
2.Organisme transien
Karena kontak, contoh : E. Colli
8. Habitat alam mikroorganisme
1.TANAH
-bakteri penghasil spora
2. AIR
yang tercemar dg urine & feses manusia
(Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio sp)
3. UDARA
dipengaruhi UV, ozon dan kering
4. MAKANAN
10. • Flora normal : kumpulan mikroorganisme
yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia normal dan sehat.
• Umumnya dari jenis bakteri.
• Dapat menyebabkan penyakit bila
ditempatkan pada tempat yang tidak
semestinya atau ada faktor predisposisi
11. • flora normal juga dapat menimbulkan
penyakit pada kondisi tertentu.
ex:
-Streptococcus viridans__ subacute
bacterial endocarditis.
-Bacteroides yang normal terdapat di kolon
dapat menyebabkan peritonitis mengikuti
suatu trauma.
12. Asal Mula Mikrobiota Manusia
Sampai waktu akan dilahirkan, janin tidak
mengandung mikroorganisme.
janin manusia mula-mula memperoleh
mikroorganisme ketika lewat sepanjang
saluran lahir melalui kontak permukaan,
penelanan atau penghisapan
Setiap bagian tubuh manusia, dengan
kondisi lingkungan yang khusus, dihuni
berbagai macam mikroorganisme tertentu.
13. Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis,
I. Mikroorganisme tetap/normal (resident
flora/indigenous)
yaitu mikroorganisme tertentu yang biasanya
ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada
usia tertentu.
Keberadaan nya selalu tetap, jika ada perubahan
akan kembali seperti semula. ---merupakan
organisme komensal.
Ada yang bersifat mutualisme.: mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk buangan
tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal
14. 2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
mikroorganisme nonpatogen atau potensial
patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam,
hari, atau minggu.
Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-
tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit .
Flora sementara biasanya sedikit.
Jika flora residen berubah, maka mikroba ini akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit.
15. Flora yang menetap diselaput lendir dan kulit
dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri
patogen ( bacterial interference) dan mencegah
penyakit akibat gangguan bakteri melalui :
1.kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan
pada sel penjamu,
2.kompetisi untuk zat makanan,
3.penghambatan oleh produk metabolik atau racun,
4.penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins).
16.
17. Supresi flora normal akan menimbulkan tempat
kosong yang cenderung akan ditempati oleh
mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain
pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis
dan bisa menjadi patogen
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-
bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut,
usus, saluran urogenital, mata, dan telinga.
Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
18. Mikroflora normal pada
kulit,hidung,telinga,konjungtiva
• Bakteri patogen yang akan menginfeksi
kulit harus mampu bersaing dengan
mikroflora normal yang ada untuk
mendapatkan tempat kolonisasi serta
nutrien untuk tumbuh dan berkembang.
• ada sekitar 103
-104
mikroorganisme/cm2
yang kebanyakan
terletak pada stratum korneum.
19. Jumlah mikroorganisme kulit dapat
berkurang dengan desinfektan, namun flora
secara cepat muncul kembali dari kelenjar
sebasea dan keringat
Staphylococcus epidermidis yang
bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat
menimbulkan penyakit saat mencapai
tempat-tempat tertentu seperti katup jantung
buatan dan sendi prostetik (sendi buatan).
20. Staphylococcus aureus, dapat
berkolonisasi transien di kulit, tapi dapat
menetap pada rongga hidung
( nasopharyng)
Oropharyng dihuni sejumlah besar
S. aureus dan S. epidermidis dan Strep
α-hemolitik ( Streptococcus viridans).
Flora liang telinga luar = flora kulit
Liang telinga tengah dan dalam
biasanya steril
Flora konjungtiva dalam keadaan
normal dikendalikan oleh aliran air mata,
yang mengandung lisozim.
21. Intestinal flora
• usus besar mengandung populasi mikroba
yang terbanyak. Diperkirakan jumlah
mikroorganisme di dalam spesimen tinja
adalah ± 1012-13
organisme per gram
• meliputi bakteri anaerob : Bacteroides sp,
Clostridium sp dan Lactobacillus. Dan
anerob fakultatif ( E.coli)
25. Flora normal Tr Genito urinarius
Pada orang sehat, ginjal, ureter dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri
pada umumnya dijumpai pada uretra bagian
bawah pria maupun wanita.
Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan
pada urin merupakan kontaminasi dari flora
normal yang terdapat pada kulit dan uretra.
Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat
disimpulkan sebagai penyakit saluran urine
kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine
melebihi 105
sel/ml.
26. Pria yang tidak di sirkumsisi sering dijumpai kuman
Mycobacterium smegmatis
Vagina: Lactobacillus sp dan bakteri Doderlaein
Penghuni utama vagina dewasa adalah lactobacilus
yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah
glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan
menghasilkan asam.
Penumpukan glikogen pada dinding vagina
disebabkan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak
dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah
menopause .
pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4
sampai 4,6.
30. NORMAL FLORA:
Enterobacteriaceae:
(E.coli, Proteus vulgaris, Klebsiella
pneumoniae, Enterobacter
cloacae, Serratia marcescens)
Bacteroides fragilis, etc
Clostridium perfringens, etc
Fusobacterium species
Peptostreptococcus species
Enterococcus species
Mouth & Upper Respiratory Tract
Gastrointestinal Tract
31. NORMAL FLORA:
Streptococcus salivarius
Streptococcus mitis
Staphylococcus epidermidis
Haemophilus species
Moraxella species
Peptostreptococcus species
Fusobacterium species
Eikenella corrodens
Mouth & Upper Respiratory Tract
32. Sterile Body Sites
Central Nervous
system (CNS)
Internal Abdominal
Cavity & all
internal organs
Lungs
Bladder
33. NORMAL FLORA:
Lactobacillus species
Prevotella species
Peptostreptococcus anaerobius
Porphyromonas melaninogenicus
Yeast (e.g. Candida species)
Bacterial vaginosus:
imbalance in vaginal microbiome
Genital Tract
Gastrointestinal Tract
Mouth & Upper Respiratory Tract