Hartabenda menurut Islam merujuk kepada segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan secara sah sesuai syariat. Pemilikan harta dibagi menjadi milik pribadi, umum, dan negara, yang masing-masing memiliki batasan penggunaan. Islam juga menganjurkan pengelolaan harta yang adil dan bertanggungjawab serta mendorong pemanfaatan harta untuk kemaslahatan umat.
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
syariat harta benda dalam islam
1. I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan judul harta benda menurut syariat islam.
Allah telah menjadikan harta sesuatu yang indah dalam pandangan manusia, manusia diberi
tabiat alamiah mempunyai ke cintaan terhadap harta. Hukum Islam memandang harta
mempunyai nilai yang sangat strategis, karena harta merupakan alat dan sarana untuk
bmemperoleh berbagai manfaat dan mencapai kesejahteraan hidup manusia sepanjang
waktu. Hubungan manusia dengan harta sangatlah erat. Demikian eratnya hubungan tersebut
sehingga naluri manusia untuk memilikinya menjadi satu dengan naluri mempertahankan
hidup manusia itu sendiri. Justru harta termasuk salah satu hal penting dalam kehidupan
manusia, karena harta termasuk unsur lima asas yang wajib dilindungi bagi setiap manusia
(al-dharuriyyat al-khomsah) yaitu jiwa, akal, agama, harta dan keturunan.
Namun penyusun menyadari betul akan masih banyaknya kekuranagn dari makalah ini,
walau telah mengusahakan sepenuhnya untuk menyempurnakannya. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangatlah penting bagi penyusun untuk menghadirkan makalah yang
jauh lebih baik lagi di kemudian hari. Terimakasih banyak atas perhatian dan waktu
luangnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ II
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1. 1 Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2. 1 Pengertian Harta Benda dalam Islam..............................................................3
2. 2 Pemilikan dan Pemamfaatan Harta Benda ......................................................4
2. 3 Batasan dalam Bengelolaan Harta Benda ......................................................8
2. 4 Prinsip Dasar Perekonomian Islam ................................................................9
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................13
3. 1 Kesimpulan ...................................................................................................13
3. 2 Saran .............................................................................................................13
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan dimana manusia tidak akan bisa
terpisah darinya. Secara umum, harta merupakan sesuatu yang disukai manusia, seperti hasil
pertanian, perak dan emas, ternak atau barang-barang lain yang termasuk perhiasan dunia.
Manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksistensinya dan demi
menambah kenikmatan materi dan religi, dia tidak boleh berdiri sebagai penghalang antara
dirinya dengan harta. Namun, semua motivasi ini dibatasi dengan tiga syarat, yaitu harta
dikumpulkannya dengan cara yang halal, dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari
harta ini harus dikeluarkan hak Allah dan masyarakat tempat dia hidup.
Harta yang dimiliki setiap individu selain didapatkan dan digunakan juga harus
dijaga. Menjaga harta berhubungan dengan menjaga jiwa, karena harta akan menjaga jiwa
agar jauh dari bencana dan mengupayakan kesempurnaan kehormatan jiwa tersebut. Menjaga
jiwa menuntut adanya perlindungan dari segala bentuk penganiayaan, baik pembunuhan,
pemotongan anggota badan atau tindak melukai fisik.
Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. kemudian
Allah telah menyerahkannya kepada manusia untuk menguasai harta tersebut melalui izin-
Nya sehingga orang tersebut sah memiliki harta tersebut. Adanya pemilikan seseorang
atas harta kepemilikian individu tertentu mencakup juga kegiatan memanfaatkan dan
mengembangkan kepemilikan harta yang telah dimilikinya tersebut. Setiap muslim yang
telah secara sah memiliki harta tertentu maka ia berhak memanfaatkan dan mengembangkan
hartanya. Hanya saja dalam memanfaatkan dan mengembangkan harta yang telah
dimilikinya tersebut ia tetap wajib terikat dengan ketentuan-ketentuan hukum Islam yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan harta.
Namun sebaliknya kondisi saat ini khususnya di Indonesia ada batas-batas
kepemilikan harta yang sebenarnya dapat dimiliki untuk umum. Bahkan banyak intervensi
Negara asing yang ingin menguasai kepemilikan umum menjadi milik pribadi.
4. 2
Berangkat dari permasalahan diatas, maka tulisan singkat ini akan
menguraikan makna harta dalam pandangan Islam dan konsep kepemilikan harta dalam
Islam, dan maqashid syariah dalam kepemilikan harta, serta pembagian harta dalam islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian harta benda dalam Islam?
2. Bagaimana pemilikan dan pemanfaatan harta benda?
3. Bagaimana batasan dalam pengelolaan harta benda?
4. Apa itu prinsip dasar perekonomian Islam?
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Harta Benda dalam Islam
Allah swt. Merupakan pencipta, pengatur, dan pemilik semua yang ada dilangit dan
ada dibumi. Harta dapat diartikan segala sesuatu yang dimiliki, yang diperoleh, manusia
seperti uang, emas, perak, kendaraan, hewan ternak, tempat tinggal (rumah), termasuk
anak istri dan masih banyak lagi, namun harta pada hakikatnya adalah amanat yang
diberikan Allah kepada kita agar digunakan sesuai sebagai mestinya, baik dalam
penggunaan maupun pengembanganaannya, karna akan dimintai pertanggung
jawabannya di akhirat.
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan , anak anak, harta benda yang bertumpuk
6. 4
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, serta dan sawah lading.
Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik.
(ali imron 3:14)
Adapun pengertian harta benda adalah sebagai berikut
Segala sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut hukum
syara’ (hukum islam) seperti jual beli, pinjaman, konsumsi, dan hibah atau
pemberian.
Harta adalah sesuatu yang dapat di ambil, di simpan, dan dimanfaatkan
Sesusatu yang layak dimiliki menurut syarat serta dapat daimanfaatkan,
disimpan/dikuasai dan bersifat konkret.
Konsep harta
Barang, selain manusia, yang diciptakan Allah untuk mencukupi kebutuhan
manusia, dapat dipelihara dalam suatu tempat dan dikelola.
Suatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh seluruh manusia
maupun sebagian manusia.
Sesuatu yang sah untuk diperjual belikan.
Sesuatu yang dapat dimiliki, mempunyai nilai (harga).
Sesuatu yang berwujud, maka sekalipun tidak berwujud memiliki manfaat
tidak bisa dikatakan harta.
Sesuatu yang dapat disimpan dalam waktu lama atau sebentar dan dapat
diambil manfaat nya jika dibutuhkan.
B. Pemilikan dan Pemamfaatan Harta Benda
1. Pengertian Pemilikan dalam Islam
Kepemilikan ini pada dasarnya berasal dari Bahasa arab, dari kata milkun secara
etimologis bererti sesuatu yang berasal dari kekuasaannya. Adapun secara
terminologis, kepemilikan berarti suatu harta atau barang yang secara hukum dapat
dimiliki oleh seorang untuk dimanfaatkan atau untuk dipindahkan penguasaan nya
kepada orang lain menurut kehendaknya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Namun kepemilian dalam islam bersifat nisbi karna kepemilikan yang mutlak
hanya milik allah dan manusia hanya diberi titipan, karena segala sesuatu yang ada
di langit dan dibumi adalah milik Allah swt. Seperti dalam al-qur’an :
7. 5
(QS Al-Baqarah: 284)
Maka dari itu manusia yang diberikan titipan oleh Allah wajib menjaganya, dan
memanfaatkannya, bahkan dalam menjaga harta dari tindak kejahatan orang lain
islam mewajibkan mempertahankannya dengan hal paling ringan seperti menegur
atau pun memperingatkannhya bahkan apabila tidak berhasil maka diperbolehkan
menggunakan kekerasan, sekalipun harus terjadi perkelahian atau peperangan.
2. Jenis Pemilikan
a. Milik Pribadi
adalah kepemilikan yang didapatkan oleh usahanya dan dengan cara-cara yang
diperbolehkan oleh Allah, seperti bekerja, berdagang dan sebagainya. Namun
kepemilikan pribadi memiliki Batasan yang sesuai dengan syariat islam, seperti
tidak menggunakan semena-mena apalagi dipergunakan untuk bermewah-mewahan,
karena haltersebut merupakan pebuatan mubazir.
b. Milik Umum
kepemilikan jenis hak milik umum artinya suatu kelompok dapat menggunakan
dan memanfaatkan harta tersebut secara bersama-sama dan tidak boleh digunakan
oleh seorang saja. Benda yang dikelompokkan kepada milik umum, di antaranya
tercantum dalam hadis Nabi saw. berikut.
“Dari seorang laki-laki, dari sahabat, ia berkata: saya turut berperang serta
Nabi saw., maka saya dengar ia bersabda: "Manusia bersekutu pada tiga benda:
rumput dan air dan api." (H.R. Ahmad Abu Dawud)
Air yang dimaksudkan dalam hadis di atas adalah air yang masih belum diambil,
baik yang keluar dari mata air sumur, maupun yang mengalir disungai atau danau
itu, bukan air yang dimiliki oleh perorangan. Oleh karena itu, pembahasan
mengenai air sebagai kepemilikan umum difokuskan pada air yang belum diambil
8. 6
dan dimanfaatkan. Adapun al-kala’ adalah padang rumput, baik rumput basah
maupun rumput kering yang tumbuh ditanah, gunung, atau aliran sungai. Ada pula
yang termasuk annar adalah bahan bakar dan segala sesuatu yang terkait
dengannya, termasuk yang didalamnya adalah kayu bakar yang tidak ada
pemiliknya.
Bentuk kepemilikan umum, tidak hanya terbatas pada ketiga macam benda di
atas. Akan tetapi, meliputi segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat yang
tidak ada seorangpun memiliki hak atas penguasaan harta itu.
c. Milik negara
kepemilikan negara merupakan kepemilikan harta seluruh rakyat (milik
umum) yang pengelolaannya menjadi wewenang khalifah atau negara. Beberapa
harta yang dikategorikan kedalam jenis kepemilikan negara, antaranya adalah harta
ghanimah (rampasan perang), harata pajak, harta penguasa yang didapatkan secara
batu, denda dan sebagainya.
3. Pembagian Harta
Allah Swt , telah menganugerahkan manusia dengan segala kemampuan
mental dan fisik serta dunia dan semesta dengan segala sumber daya yang
melimpah umat Iruah. Itulah sebabnya, sungguh disayang kan dan sebuah ironi
jika slam gagal memainkan perannya dalam memanfaatkan kemampuannya dan
mengeksploitasi sumberdayasegala sumberdaya alam tersebut sehingga gagal
mendapatkan kemakmuran dan kejayaan sebagai mana dijanjikan Allah Swt ,
Kehadiran harta benda tidak bisa dicapai oleh seseorang kecuali dengan usaha
yang kuat, karena itu Allah Swt, menerangkan tentang harta tersebut, dan
sebagai karunia dari Allah Swt, dan mengajak umat manusia untuk berusaha dalam
menggapainya.
Firman Allah Swt, surat Al-Jum’ah Ayat 10
Artinya :Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu dimuka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allahbanyak-banyak supaya kamu
beruntung.
Menurut para fuqahaharta terdiri dari beberapa bagian, tiap-tiap
bagianmemiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri, pembagian harta
tersebutdiantaranya adalah sebagai berikut
9. 7
1. Mal Mutaqawwim dan Ghair Mutaqawima
a. Mal Mutaqawwim yaitu sesuatu yang boleh diambil manfaatnya menurut syara’.
Harta yang termasuk mutaqqawim ini ialah semuaharta yang baik jenisnya
maupun cara memperolehnya dan pengunaannya. Misalnya, kerbau halal
dimakan oleh umat Islam, tetapi kerbau tersebut disembelih tidak sah menuru
syara’, misalnya dipukul hingga mati, maka daging kerbau tersebut tidak bisa
dimanfaatkan karena cara penyembelihannya batal menurut syara’.
b. Harta Ghair Mutaqawim yaitu sesuatu yang tidak boleh diambil manfaatnya
menurut syara’. ambil Harta ghair mutaqawim ialah kebalikan dari harta
mutaqawim, yakni yang tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya,
cara memperolehnya maupun cara pengunaan nya. Misalnya babi termasuk
harta Gahir mutaqawim, karena jenisnya.
2. Mal Mistli dan Mal Qimi
a. Harta Mistli yaitu bendabenda yang ada persamaan dalam kesatuannya,
dalam arti dapat berdiri sebagiannya ditempat yang lain tanpa ada
perbedaan yang perlu diambil.
b. Harta Qimi yaitu bendaa perbedaan yang perlu dinilai. benda yang kurang
dalam kesatuan-kesatuaanya, karenanyatidak dapat berdiri sebagian
ditempat sebagian yang lainnya tanpa ada perbedaan. Dengan kata lain
harta mistli adalah harta yang jenisnya diperoleh dipasar secara terpisah,
dan qimi adalah harta yang jenis yang sulit didapat dipasar, bisa diperoleh
tapi jenis berbeda, kecuali dalam nilai harganya. Misalnya seseorang
membeli senjata api dari rusia akan kesulitan mencari imbangannya di
Indonesia, bahkan mungkin tidak ada. Maka senjata api Rusia adalah arta
qimi di Indonesia, namun harta tersebut di Rusia termasuk harta mistli
karena barang ini tidak sulit untuk diperoleh. harta yang disebut qimi dan
mistli bisa saja di bersifat sangat relative dan kondisional, artinya suatu tempat
atau Negara dan di yang satunya menyebut qimi tempat yang lain menyebut
sebagai harta mistli.
3. Harta Istihlak dan Harta isti’mal
a. Harta istihlak yaitu sesuatu yang tidak dapat diambil kegunaannya dan
manfaatnya secara biasa, kecuali dengan menghabiskannya. Harta istihlak
terbagi dua, ada yang istihlak hakiki dan istihlak haquqi. Harta istihlak hakiki
ialah suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas nyata zatnya habis
sekali digunakan. Misalnya korek api, bila dibakar maka habislah harta yang
10. 8
berupa kayu itu. Istihlak haquqi ialah harta yang sudah habis nilainya bila
telah digunakan, tetapi zatnya masih tetap ada. Misalnya uang yang
digunakan untuk membayar utang, dipandang habis menurut hukum
walaupun uang tersebut masih utuh, hanya pindah kepemilikannya.
b. Harta Isti’mal yaitu sesuatu yang bisa digunakan berulsng kali materinya
tetap terpelihara.
4. Harta Manqul dan Harta Ghair Manqul
a. Harta Manqul yaitu segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari
satu tempat ke tempat yang lain. Seperti emas, perak, perunggu, pakaian,
kendaraan dan lain lain.
b. Harta Ghair manqul yaitu sesuatu yang tidak bisa dipindahkan dan
dibawa dari satu tempat ketempat yang lain. Seperti kebun, rumah, pabrik,
sawah dan yang lainnya yang termasuk ghair manqul karena tidak dapat
dipindahkan, dalam hukum perdata positif digunakan istilah benda bergerak
dan benda tetap.
5. Harta Ain dan Harta Dayn.
a. Harta ain ialah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras,
kendaraan (mobil) dan yang lainnya.
b. Harta dayn yaitu sesuatu yang berada dalam tangung jawab. Seperti uang
berada dalam tangung jawab seseorang.
6. Mal Al-ain dan Mal Al-naf’i(manfaat)
a. Harta ainiyaitu benda yang memiliki nilai dan bentuk (berwujud), misalnya
rumah, ternak dan yang lainnya.
b. Harta nafi’Iialaha’radl yang berangsur-rangsur tumbuh
menurutperkembangan masa, oleh karena itumal al-naf’itidak berwujuddan
tidak mungkin disimpan.
7. Harta Mamluk, Mubah, Mahjur
a. Harta Mamlukialah sesuatu yang masuk kebawah milik, milikperorangan
maupun milik badan hukum, seperti pemerintah dan yayasan.
b. Harta Mubah ialah sesuatu yang pada asalnya bukan milikseseorang, seperti
air pada mata air, binatang buruan darat, laut, pohon-pohon dihutan dan
buah-buahannya.
11. 9
c. Harta Mahjur ialah sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan
memberikan kepada orang lain menurut syari’at, adakalanya benda itu benda
wakaf ataupun benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum, seperti
jalan raya, mesjid kuburan dan lainnya.
8. Harta yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi
a. Harta yang dapat dibagi (mal qabil li al-qismah) ialah harta yang tidak
menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan apabila harta itu dibagi-bagi,
misalnya beras, tepung.
b. Harta yang tidak dapat dibagi (mal ghair qabil li alqismah) ialah harta
yang menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut
dibagi-bagi, misalnya gelas, kursi, meja, mesin dan yang lainnya
9. Harta Pokok dan Harta Hasil (Buah)
Harta pokok ialah harta yang mungkin darinya terjadi harta yang lain. Harta
pokok disebut juga modal, misalnya uang emas dan yang lainnya, contoh harta
pokok dan harta hasil seperti bulu domba dihasilkan dari domba, maka domba
merupakan harta pokok dan bulunya merupakan harta hasil, atau kerbau
yang beranak, anaknya dianggap sebagai tsamarah dan induknya yang
melahirkannya disebut harta pokok.
10. Harta Khas dan Am
a. Harta khas ialah harta pribadi yang tidak bersekutu dengan yang lain,
tidak boleh diambil manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
b. Harta Am ialah harta milik umum (bersama) yang boleh diambilmanfaatnya.
Atau harta yang boleh diambil manfaatnya oleh seseorang atau kelompok
akan tetapi dilarang menguasainya secara pribadi.
C. Batasan dalam pengelolaan harta benda
Ada Batasan dalam menggunakan maupun mengelola harta benda, salah satunya
adalah tidak menggunakan harta benda secara berlebihan atau boros meskipun harta
tersebut milik pribadi.
Pengelolaan harta benda tidak keluar dari syariat islam seperti menggunakan harta benda
untuk bisnis barang yang diharamkan oleh Allah Dan tidak merugikan dirisendiri
maupun orang lain dalam mengelola harta benda.
Pengelolaan harta yang dihalalkan
12. 10
Pembelanjaan harta (infaqul mal): pemberian harta kekayaan yang telah dimiliki.
Pengembangan harta (tamiyatul mal)
Pengelolaan harta yang diharamkan
Riba
Ihtikar (menimbun disaat orang membutuhkan)
Berdagang barang barang yang diharamkan
Segala sesuatu yang bertentangan dalam akhlak
D. Prinsip Dasar Perekonomian Islam
Ekonomi syariah merupakan salah satu jenis ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-
nilai keislaman dalam semua aktivitas atau kegiatan perekonomian yang dilaksanakan.
Munculnya ekonomi syariah merupakan respon dari kemajuan zaman yang begitu
pesatnya hingga nilai-nilai keislaman mulai luntur khususnya dalam berniaga atau
dalam kegiatan perekonomian. Saat ini sedang marak pertumbuhan ekonomi syariah,
hampir semua lembaga ekonomi menerapkan sistem syariah dan lebel syariah di
dalamnya. Seperti lembaga Bank konvensional yang muali membuka cabang Bank
syariah, lembaga gadai syariah dan lainnya. Hal ini terjadi akibat ketertarikan para
nasabah muslim ke lembaga yang berlebel syariah, karena mereka mulai ragu dengan
sistem yang diterapkan di lembaga konvensional yang memiliki nilai-nilai yang tidak
senada dengana ajaran islam. Dengan itu banyak nasabah yang beralih ke ekonomi
syariah.
Tentu dalam ekonomi syariah memiliki beberapa landasan atau dasar hukum yang
menopang dan mengawasi mereka dalam kinerjanya. Ada beberapa prinsip yang harus
kita ketahui, yakni prinsip dasar dan prinsip-prinsip yang dikemukaka oleh para ahli.
Untuk yang pertama kita akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar yang dimiliki
oleh ekonomi syariah
1. Tauhid
Yang pertama adalah tauhid atau keimanan, yakni segala sesuatu yang dilakukan
oleh manusia merupakan sebuah wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. Begitu
juga dalam kegiatan perekonomian, baik individu maupun kelompok, serta pelaku
ekonomi dan pemerintahan harus memegang erat prinsip ini agar perjalanan ekonomi
sesuai dengan yang telah diajarkan dalam islam. Jadi pada dasarnya segala aktivitas
perekponomian terutama ekonomi syariah harus mengacu pada ketauhidan terhadap
13. 11
Allah. Hal ini senada dengan friman Allah dalm AL-Qur’an yakni QS Ad-Dzariyat :
56, yang artinya :
“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiia melainkan supaya mereka beribadah
dan mengabdi kepada-Ku.”
2. Maslahah dan Falah
Dalam islam, tujuan ekonomi yakni untuk kemaslahatan umat, jadi dengan
adanya ekonomi diharapakan kehidupan masyarakat menjadi makmur dan sejahtera.
Selain itu dengan adanya kegiatan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan taraf
kehidupannya lebih tinggi, hal ini sering disebut dengan falah. Arti kata falah bisa
dilihat dari dua perspektif yakni dalam dimensi dunia dan dimensi akhirat. Dilihat dari
dimensi dunia falah bisa diartikan sebagai keberlangsungan hidup, kebebasan dari
segala bentuk kemiskinan, pembebasan dari segala kebodohan serta kepemilikan dari
kekuatan dan sebuah keehormatan. Sedangkan jika dilihat dari segi akhirat falah
diartikan sebagai sesuatu yang abadi dan mulia seperti hidup yang kekal abadi,
kesejahteraan yang kekal serta kemuliaan yang abdi selamanya.
3. Khalifah
Mungkin kita bertanya-tanya mengapa khalifah menjadi salah satu prinsip yang
harus dipegang oleh ekonomi syariah. Karena kita tahu sendiro bahwasannya yang
menjalankan roda perekonomian adalah sumber daya manusia yang ada. Tentunya hal
ini menjadi sorotan khusus, dimana manusia harus menjalankan tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi ini. Dimana manusia harus menjaga dan memakmurkan bumi.
Jadi bisa disimpulkan dalam menjalankan roda perekonomian maanusia harus
memperhatikan segala aspek agar tidak menyeleweng dari nilai-nilai islamiyah. Segala
bentuk kecurangan atau penipuan dan perbuatan negatif lainnya sungguh dilarang
dalam ekonomi syariah, inilah poin penting prinsip khalifah yakni manusia harus
benar-benar menerapkan nilai-nilai keislaman dalam menjalankan perekonomian
dengan tujuan untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini.
4. Al- amwal (harta)
Dalam ekonomi syariah kita mengenal dan memahami harta itu hanya sebagai
titipan bukan kepemilikan yang sebenarnya, dalam islam harta yang kekal hanyalah
miliki Allah SWT. Dalam hal ini manusia hanya mampu untuk mengolah,
menikmatinya saja dan semua itu akan dipertanggungjawabkan oleh manusia itu
sendiri. Hal ini muncul karena ingin merespon sistem konvensional yang mengatakan
bahwasannya harta adalah kepemilikan absolut dan mutlak untuk individu itu sendiri
14. 12
tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran islam. Untuk itulah dalam
ekonomi syariah konsep yang diterapkan adalah harta dalam bentuk apapun berapapun
jumlahnya hakikatnya semua itu hanya miliki Allah semata dan manusia hanya
mendapat amanah dari Allah.
5. Adl (keadilan)
Dalam perekonomian islam atau syariah, keadilan sangaat ditekankan dan telah
menjadi kewajiban di setiap aktivitasnya. Keadilan disini diartikan sebagai perilaku
dimana menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Diamana prinsip ekonomi
harus menerapkan dan melayani semua masyarakat tanpa memandang apapun kaya
atau miskin harus mendapatkan pelayanan yang baik. keadilan dalam ekonomi syariah
diterapkan dengan tujuan agar semua masyarakat dari semua golongan merasakan
kenyamanan dan kesamaan diantara satu dan lainnya.
6. Ukhuwah (persaudaraan)
Ukhuwah atau persaudaraan merupakan salah satu tujuan atau misi adanya
ekonomi syariah. Dimana segala aktivitas ekonomi dilakukan agar umat islam
menyatu dalam koridor yang sama untuk mendapatkan sebuah kesejahteraan dan
kemakmuran yang sama. Dalam ekonomi islam atau syariah sangat dianjurkan untuk
bekerja sama atau selalu berjamaah dalam melakukan apapun, jangan samapi umat
islam memiliki pandangan ingin sukses sendiri, ingin kaya sendiri. Namun yang benar
kita harus selalu bersama ketika ada seseorang yang membutuhkan harus kita bantu
dan begitu sebaliknya. Dengan hal ini maka ekonomi syariah menekankan pada sosial
bukan individual, karena pada dasarnya manusia hidup di dunia ini dengan tujuan
bermanfaat bagi manusia dan saling menjaga tali silaturrahmi.
7. Akhlaq (etika)
Akhlaq atau etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi
islam atau syariah, etika yang sesuai dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam
segala aktivitas atau kegiatan ekonomi syariah. Perlu kita ketahui bhawasannya
ekonomi syariah merupakan salah satu jenis ibadah di bidang muamallah. Maka dari
itu setiap kegiatan ekonomi islam atau syariah harus dilandasi dengan etika-etika atau
norma yang baik tentunya sesuai dengan ajaran islam, hal inilah yang menjadi
perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional.
8. Ulil Amri (pemimpin)
15. 13
Berbicara tentang ulul amri atau pemerintah pasti juga ada hubungannya
dengan perekonomian, begitu juga pada ekonomi syariah. Dalam melaksanakan
kegiatan perekonomian ekonomi syariah harus melibatkan pemerintah di dalamnya,
selain itu ekonomi islam atau yang sering disebut dengan ekonomi syariah harus
mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah selama itu tidak
menyeleweng dengan ajaran atau nilai-nilai islam yang ada. Karena bagaimanapun
yang memiliki kuasa atau hak ;lebih untuk mengatur jalannya perekonomian adalah
pemerintah, baik buruknya perkembangan suatu negara disebabkan oleh
pemerintahannya. Jadi bagaimanapun ekonomi syariah harus selalu melibatkan
pemerintah dalam perjalanan ekonominya.
9. Al-hurriyah dan al-Mas’uliyah
Al hurriyah berarti kebebasan dan al mas’uliyah diartikan sebagai
tanggung jawab. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan karena adanya kebebasan harus ada
pertanggungjawaban yang baik. kita akan bahas satu per satu, al hurriyah atau
kebebasan bisa dilihat dari dua perspektif yakni pendekatan teologis dan pendekatan
ushul fiqh. Dilihat dari sisi teologis kebebasan diartikan bahwa manusia bisa bebas
menentukan pilihannya baik itu hal yang baik dan hal yang buruk. hal ini ditentukan
oleh akal yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan dalam perspektif ushul fiqh
kebebasan diartikan sebagai suatu kebebasan yang harus dibarengi dengan suatu
pertanggungjawaban. Sedangkan untuk tanggung jawab itu tidak hanya di dunia
namun juga di akhirat kelak. Inilah prinsip ekonomi syariah, manusia diberi kebebasan
namun ada batasannya yakni harus dipertanggungjawabkan. Apapun yang terjadi dan
sudah dilakukan harus mampu dipertanggungjawabkan.
10. Berjamaah (Kerjasama)
Dalam ekonomi syariah kerjasama merupakan salah satu hal yang
wajib dilakukan seperti layaknya sholat yang dilakukan secara berjamaah bisa
mendapatkan pahala lebih yakni 27 derajat. Begitu juga dalam perekonomian ketika
apapun dilakukan secara berjamaah maka nilai ibadah maupun nilai dalam hal harta
akan semakin bertambah. Jadi dalam ekonomi syariah semua kegiatan dan aktivitas
dilakukan secara berjamaah dengan niatan yang baik agar bisa menghasilkan output
yang baik pula.
16. 14
Angket tentang makalah syariat pengelolaan harta benda
1 Angket makalah
NO pertanyaan iya tidak alasan
11 Sudah lengkapkah pengertian harta
benda dalam islam pada makalah ini
2 Dari materi kepemilikan dan
pemanfaatan harta benda adakah
kekurangannya
3 Sudah jelaskah materi prinsip
perekonomian dalam islam
4 Sudah lengkapkah materi yang
dibahas dalam makalah ini
5 Bagaimana penulisan dalam makalah
ini
17. 15
Angket dibuat untuk mengevaluasi kekurangan dan agar dimakalah selanjutnya kekurangan bisa diminimalisir.
6 Apa yang perlu diperbaiaki dalam
makalah ini
7 Apakah makalah ini bermanfaat