Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)Adlina Zainuri
1- Pengenalan
Pemilikan tidak sempurna (milk al-naqis) bermaksud seseorang itu memiliki salah satu daripada dua unsur dalam sesuatu harta sama ada zat (fizikal) atau manfaat (faedah) nya sahaja di mana berlakunya pemilikan tidak penuh ke atas salah satu daripada dua unsur tersebut dan bukan kedua-duanya sekali. (Faizah Hj. Ismail, 1995) Hak milik fizikal harta bersifat kekal manakala hak milik manfaat bersifat sementara sahaja.
Menurut Abdul Halim El-Muhammady (2001) pula, hak milik tidak sempurna ialah pemiliknya berkuasa ke atas barang miliknya itu sama ada dia menguasai fizikal barang itu sahaja atau dia menguasai manfaatnya sahaja seperti pemilik menyewa rumahnya. Maka, dalam kes ini pemilik rumah dianggap pemilik tidak sempurna kerana manfaat rumah dimiliki oleh penyewa. Begitu juga kedudukan penyewa dalam hubungannya dengan harta tadi di mana dia dikira sebagai pemilik tidak sempurna kerana dia hanya memiliki manfaat penggunaan rumah tersebut sedangkan rumah itu dimiliki oleh tuannya.
Dalam erti kata lain, pemilikan tidak sempurna ialah pemilikan yang tidak memberikan hak sepenuhnya kepada pemiliknya. Terdapat beberapa ciri yang menentukan sesuatu itu dikatakan milk al-naqis:
a) Pemilikan itu bersifat terbatas waktu, tempat dan sifat pemilikan
b) Pemilik tidak boleh mewariskan harta atau hak manfaat yang dimilikinya
c) Pemanfaat harta milk al-naqis bertanggungjawab menguruskan harta itu
d) Apabila habis tempoh, maka harta atau hak manfaat sesuatu harta hendaklah diserahkan semula kepada pemiliknya yang sempurna. Walaubagaimanapun, jika penyerahan itu menimbulkan kemudaratan kepada pemilik manfaat contohnya tempoh sewaan tanah ladang telah tamat tetapi hasilnya belum dapat dituai, maka manfaat tanah tersebut kekal di tangan pemilik manfaat dan beliau dikehendaki membayar sewaan tanah sehingga hasil tanamannya dituai.
Ini merupakan contoh kertas kerja untuk membuat program di universiti..
TIPS utk lulus kertas kerja program:
-Penggunaan VOT berdasarkan pekeliling yg lengkap.
-Mempunyai Kemahiran Insaniah (KI)
-Tentatif prgram yg lengkap
Kepemilikan adalah suatu ikatan seseorang dengan hak miliknya yang disahkan Syari’ah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan si pemilik sehingga ia mempunyai hak menggunakan sejauh tidak melakukan pelanggaran pada garis-garis Syari’ah . Istilah milik berasal dari bahasa arab yaitu milk. Dalam kamus Al munjid dikemukakan bahwa kata-kata yang bersamaan artinya dengan milk( yang berakar dari kata kerja malaka) adalah malkan, milkan, malakatan, mamlakatan dan mamlukatan. Milik adalah lughah ( arti bahasa ) dapat diartikan “ memiliki sesuatu dan sanggup bertindak secara bebas terhadapnya”. ( Hasbi Ash Shiddieqy,1989:8 )
Menurut istilah, milik dapat didefinisikan, “ suatu ikhtisas yang menghalangi yang lain.Menurut syariat,yang membenarkan pemilik ikhtisas itu bertindak terhadap barang miliknya sekehendaknya,kecuali ada penghalang (Hasbi Ash Shidieqy, 1989:8 )Kata menghalangi dalam definisi di atas maksudnya adalah sesuatu yang mencegah orang yang bukan pemilik sesuatu barang untuk mempergunakan/memanfaatkan dan bertindak tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemiliknya.Sedangkan pengertian penghalang adalah sesuatu ketentuan yang mencegah orang yang bukan pemilik untuk bertindak terhadap harta pemiliknya
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. •
•
•
Menurut Wahbah Zuhaili, al maal
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat mendatangkan ketenangan dan dapat
dimiliki manusia dengan sebuah upaya baik
itu berupa zat maupun manfaat.
Menurut Hanafiyah, al maal adalah sesuatu
yang mungkin dimiliki, disimpan dan
dimanfaatkan.
Pendapat Mayoritas Ulama, al maal adalah
segala sesuatu yang memilki nilai dimana
bagi orang yang merusaknya, berkewajiban
untuk menanggung atau menggantinya.
3.
Madzab Maliki mendefinisikan hak milik menjadi
dua macam. Pertama, adalah hak yang melekat
pada seseorang yang menghalangi orang lain
untuk menguasainya. Kedua, sesuatu yang diakui
sebagai hak milik secara ’uruf (adat).
Madzab Syafi’i mendefinisikan hak milik juga
menjadi dua macam. Pertama, adalah sesuatu
yang bermanfaat bagi pemiliknya; kedua, bernilai
harta.
Hambali juga mendefinisikan hak milik menjadi
dua macam. Pertama, sesuatu yang mempunyai
nilai ekonomi; kedua, dilindungi undang-undang.
4.
Dalam Al-Qur’an bahwa harta adalah
perluasan hidup. Pada Al-Qur’an surat ALKahfi: 46 dan surat An-Nisa: 14 dijelaskan
bahwa kebutuhan manusia terhadap harta
sama dengan kebutuhan manusia terhadap
anak atau keturunan, maka kebutuhan
manusia terhadap harta adalah kebutuhan
yang mendasar.
5. •
•
•
•
•
manusia bukan pemilik mutlak,tetapi dibatasi oleh hakhak Allah, maka wajib baginya untuk mengeluarkan
sebagian kecil hartanya untuk berzakat dan ibadah
lainnya.
cara-cara pengambilan manfat harta mengarah kepada
kemakmuran bersama, pelaksanannya dapat diatur oleh
masyarakat melalui wakil-wakilnya.
harta perorangan boleh digunakan untuk umum, dengan
syarat pemiliknya mendapat imbalan yang wajar.
masyarakat tidak boleh mengganggu dan melanggar
kepentingan pribadi, selama tidak merugikan orang lain
dan mayarakat.
karena pemilikan manfaat berhubungan serta dengan
hartanya, maka pemilik boleh untuk memindahkan hak
miliknya kepada orang lain, misalnya dengan cara
menjualnya, menghibahkannya dan sebagainya.
6. dalam kaitan ini dapat dijelaskan beberapa larangan yang berkenaan
dengan harta dan berkaitan dengan aktivitas ekonomi, produksi, distribusi
dan konsumsi harta :
1. Perkara-perkara yang merendahkan martabat manusia
2.Perkara yang merugikan hak perorangan dan kepentingan sebagian dan
keseluruhan masyarakat, berupa perdagangan yang berupa bunga
3. Penimbunan harta dengan jalan kikir, orang-orang yang menimbun dengan
maksud meninggikan harga sehingga ia mendapat keuntungan yang berlipat
ganda.
4. Aktivitas yang merupakan pemborosan (mubazir), baik pemborosan yang
menghabiskan harta pribadi, perusahaahn, masyarakat atau negara maupun
yang sifatnya mengeksploitasi sumber-sumber alam dan tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan (ekologi).
5. Memproduksi, memperdagangkan dan mengkonsumsi barang-barang
terlarang seperti narkotika dan minuman keras kecuali untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kesehatan.
•
7. Fungsi harta dengan ketentuan syara’ :
Untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang
khas (mahdhah)
Untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada
Allah swt
Untuk menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat
Untuk meneruskan satu periode ke periode berikutnya
Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu,
karena menuntut ilmu tanpa modal akan teras sulit.
Untuk memutarkan (mentasharuf) peranan-peranan
kehidupan yakni adanya pembantu dan tuan.
Untuk menumbuhkan silaturahmi
8. Para ulama fiqh membagi harta dari beberapa segi. Harta terdiri dari beberapa
bagian, tiap-tiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri.
Pembagian harta adalah sebagai berikut :
1. Mal mutaqawwim adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya menurut syara’.
Harta ini ialah semua harta yang baik jenisnya maupun cara memperolehnya dan
penggunaanya.
2. Mal ghoiru mutaqqawim adalah sesuatu yang tidak dapat diambil manfaatnya
menurut syara’.
3. Mal mitsli ialah benda-benda yang ada persamaannya dengan kesatuankesatuannya, dalam artian dapat berdiri sebagiannya ditempat yang lain tanpa
ada perbedaan yang perlu dinilai.
4. Mal qimi ialah benda-benda yang kurang dalam kesatuan-kesatuannya karena
tidak dapat berdiri sebagian tempat sebagian yang lainnya tanpa perbedaan.
5. Mal istihlak ialah sesuatu yang dapat diambil kegunaan dan manfaatnya secara
biasa, kecuali dengan menghabiskannya. Harta istihlak terbagi menjadi dua ,
yaitu istihlak haqiqi ialah suatu benda yang menjadi harta secara jelas zatnya
habis dalam sekali digunakan. Harta istihlak buqiqi ialah harta yang sudah
habis nilanya bila telah digunakan, tetapi zatnya tetap ada.
6. Mal isti’mal ialah sesuatu yang dapat digunakan berulang kali dan materinya
tetap terpelihara.
9. 7. Harta Mangul ialah segala harta yang dapat dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain.
8. Harta ghoiru mangul ialah sesuatu yang tidak dapat dipindahkan
dari satu tempat ketempat lainnya.
9. Harta ‘Ain adalah harta yang berbentuk benda. Harta ‘ain dibagi
menjadi 2, yaitu harta ‘ain dzati qimah ialah benda yang
memiliki bentuk yang dipandang sebagai harta karena memiliki
nilai. Harta ‘ain ghoiru dzati qimah ialah benda yang tidak
dapat dipandang sebagai harta karena tidak memiliki harga.
10. Harta Dayn (hutang) ialah sesuatu yang berada dalam tanggung
jawab. Seperti uang yang berada dalam tanggung jawab
seseorang.
11. Mal Al-’ain ialah benda yang memiliki nilai dan berwujud.
12. Mal Al-nafi ialah ar-raad yang berangsur-angsur tumbuh
menurut perkembangan masa, oleh karena itu mal al-nafi tidak
berwujud dan tidak bisa disimpan.
10. Mamluk ialah sesuatu yang masuk kebawah milik, milik perorangan maupun
milik badan hukum. Harta mamluk terbagi menjadi dua macam, yaitu harta
perorangan yang bukan berpautan dengan hak bukan pemilik, selanjutnya harta
pengkongsian antara dua pemilik yang berkaitan dengan hak yang bukan
pemiliknya.
14. Harta Mubah ialah sesuatu yang asalnya bukan milik seseorang, seperti air pada
mata air, binatang buruan darat, laut, pohon-pohon dihutan dan buahbuahannya.
15. Harta Mahjur ialah sesuatu yang tidak boleh dimiliki sendiri dan memberikan
kepada orang lain menurut syariat, adakalanya benda itu benda wakaf ataupun
benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum.
16. Harta yang dapat dibagi ialah harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian
atau kerusakan apabila harta itu dibagi-bagi, misalnya beras tepung dan lainnya.
17. Harta yang tidak dapat dibagi ialah harta yang menimbulkan suatu kerugian
atau kerusakan apabila harta tersebut dibagi-bagi, misalnya gelas, kursi, meja,
mesin, dan lainnya.
18. Harta pokok adalah harta yang mungkin darinya terjadi harta yang lain.
19. Harta hasil ialah harta yang terjadi dari harta yang lain. Pokok harta itu
disebut modal, misalnya uang, emas dan lainnya.
20. Harta khas ialah harta pribadi, tidak bersekutu dengan yang lain, tidak boleh
diambil manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
21. Harta ‘am ialah harta milik umum (bersama) yang boleh diambil manfaatnya.
13
. Harta
11.
Harta adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan kepada sesuatu yang legal menurut hokum
syara’ (hukum Islam) seperti jual beli, pinjaman, konsumsi, dan hibbah atau pemberian.
Jadi, apapun yang digunakan manusia dalam kehidupan dunia merupakan harta.
Pandangan Islam terhadap harta adalah pandangan yang tegas dan bijaksana, karena Allah
SWT. menjadikan harta sebagai hak milik-Nya, kemudian harta ini diberikan kepada orang
yang dikehendakinya untuk dibelanjakan pada jalan Allah. Harta yang baik adalah harta jika
diperoleh dari yang halal dan digunakan pada tempatnya. Harta menurut pandangan Islam
adalah kebaikan bukan suatu keburukan. Oleh karena itu harta tersebut tidaklah tercela
menurut pandangan Islam dan Karen itu pula Allah rela memberikan harta itu kepada
hamba-Nya. Dan kekayaan adalah suatu nikmat dari Allah sehingga Allah SWT. telah
memberikan pula beberapa kenikmatan kepada Rasul-Nya berupa kekayaan
Ada beberapa pembagian harta, yaitu.
1.
Mal Mutaqawwimin dan Ghoiru Mutaqawwimin
2.
Mal Mitsli dan Mal Qimi
3.
Harta Istihlak dan Harata Isti’mal
4.
Harta Manqun dan Harata Ghoiru Manqul
5.
Harta ‘Ain dan Harta Dayn
6.
Mal al-‘ain dan mal an-nafi (manfaat)
7.
Harta Mamluk, Mubah dan Manjur
8.
Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
9.
Harta Pokok dan Harta Hasil
10. Harta Khos dan ‘am