Ayat Al-Quran tentang harta dibahas dalam makalah ini. Tiga ayat yang dibahas adalah QS. An-Nur 24:33, QS. Hadid 57:7, dan QS. Luqman 31:20. Ayat pertama menjelaskan tentang kewajiban memberikan kebebasan kepada budak dan larangan memaksa budak wanita untuk pelacuran. Ayat kedua membahas tentang kebaikan menafkahkan harta. Ayat ketiga menekankan pentingnya berpikir panjang se
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
teori dan aplikasi akuntansinya. kami menyadur aplikasi akuntansinya dari buku pak Rizal. musyarakah belum diminati masyarakat. oleh karenanya, jumlah transaksi musyarakah di perbankan syariah masih nol.
semoga bermanfaat :)
Aku buat makalah ini dan teman kelompok ku manambahkan beberapa pembahasan yang belum dicantumkan. temanku juga yang ngerapihin makalahnya, dan makalah ini adalah makalah ter ter terapih yang aku punya.
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
1. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta dalam al-Quran disebut dengan al-mal jamaknya al-amwal yang secara
literal artinya cenderung pada, doyong, miring, suka, senang, simpati kepada,
menyokong, membantu, melangkah menuju, menyimpan dari, menghindar dari,
mengelak, berpihak pada, dan mengalahkan.1 Dari pengertian secara bahasa ini, dapat
dipahami bahwa al-mal khususnya uang memang sudah menjadi daya tarik bagi
manusia. Semua orang dalam hidupnya pasti membutuhkan uang, dan kalaupun uang
itu sudah mencukupi kebutuhannya sehari-hari khususnya untuk hal-hal yang pokok
seperti makan dan minum, manusia masih saja mencari kelebihan uang bahkan
dengan cara yang curang sekalipun. Al-Quran yakni surat al-Fajr ayat 20
menyebutkan bahwa manusia mencintai al-mal dengan kecintaan yang berlebihan
(watuhibbun al-maala hubban jamman) Kecondongan manusia kepada harta ini
tergambar pada suasana pasar modern yang lebih popular dengan sebutan mall. Tidak
menutup kemungkinan bahwa kata mall itu sendiri di ambil dari kata mal yang ada
dalam al-Quran, kemudian diinggriskan menjadi kata mall dan diindonesiakan
dengan ejaan mol. 2
Menurut Istilah, para ulama mengartikan al-mal dengan rumusan yang berbeda-
beda satu dengan yang lainnya. Menurut ulama Hanafiah, al-Mal adalah sesuatu
yang menurut tabiatnya orang merasa senang dengannya dan memungkinkan
pengawetannya dalam kurun waktu tertentu sampai ketika diperlukan pada waktunya
nanti, harta dapat dimiliki dan digunakan menurut kebiasaan seperti tanah, barang-
1 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia,[t.t],hlm. 1469-1470
2
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah,dan Tafsir,(Jakarta:
Paranagotama Jaya,2013), hlm. 51
2. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
2
barang perlengkapan, binatang, dan juga uang.3Adapun menurut ulama fiqh selain
Hanafiah atau menurut jumhur ulama, al-mal dirumuskan sebagai sesuatu yang
memiliki harga material di kalangan manusia dan pemanfaatannya dibolehkan oleh
syariat terutama diwaktu-waktu longgar serta ada kesempatan memilih, tidak di saat-
saat waktu sempit apalagi dalam kritis atau bahaya.4
Yusuf al-Qaradawi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan harta adalah segala
sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Hal
senada juga diungkapkan oleh Ibnu Asyur, seperti dikutip oleh al-Qaradawi bahwa
harta itu pada mulanya ialah emas dan perak, tetapi kemudianberubah pengertiannya
menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki.5 Sedang Mustafa Zarqa
memberikan definisi yang lebih lengkap, bahwa hartaadalah segala sesuatu yang
konkret bersifat material yang mempunyai nilai dalam pandangan manusia.6
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang
dimiliki berupa materiil dan dapat digunakan dalam menunjang kehidupan (wasilah
al-hayah), seperti tempat tinggal, kendaraan, barang-barang perlengkapan, emas,
perak, tanah, binatang, uang, atau sesuatu yang mempunyai nilai dalam pandangan
manusia.
Dilihat dari jenisnya, al-amwal dibedakan ke dalam dua macam, ada yang
berbentuk mata uang yang lazim disebut dengan al-nuqud atau al-tsaman, dan
adapula yang berbentuk barang atau benda dan jasa yang umum populer dengan
sebutan al-urudh.7
3
Didin Hafidhudin, Zakat dalamPerekonomian Modern,(Jakarta:Pustaka al-Kautsar,2002),
hlm. 17
4 Rafiq Yunus al-Mashri, Fiqh Muamalat al-Maliyyat,1428 H/2007 M, hlm. 39.
5
Yusuf al-Qaradawi, Fikhu Zakah,(Beirut:Muassasah ar-Risalah, 1991), hal. 618
6
Mustafa Ahmad Zarqa, al-Fiqh al-Islami fi Tasaubihi al-Jadid,(Damaskus:Jamiah
Damaskus,1946), hal. 119.
7
Ibid.,hlm. 41-45
3. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
3
Mengacu pada pendapat Imam Hanafi di atas yang menyebutkan bahwa al-mal
ialah sesuatu yang menurut tabiatnya orang merasa senang dengannya, manusia
dengan berbagai macam cara akan berusaha untuk memndapatkan al-mal tersebut.
Oleh karenanya, terjadi banyak perilaku yang melanggar moral dan etika seperti
pencurian, penipuan (gharar), penggelapan, perampokan, penyuapan (risywah),
korupsi, dll. Namun demikian, al-Quran menetapkan rambu-rambu bagi manusia
untuk memperoleh al-mal yang sesuai dengan etika moral dan dapat meningkatkan
nilai plus/berkah sehingga manusia bisa hidup dengan sejahtera dan makmur. Oleh
karenanya, dalam makalah ini kami akan membahas tafsir ayat tentang harta, yakni
QS. an-Nur ayat 33, QS. Hadid ayat 7, dan QS. Luqman ayat 20.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan
1. Untuk melaksanakan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Tafsir
Ayat Ekonomi
2. Untuk mengetahui kandungan atau makna ayat tentang harta
3. Untuk mendekatkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an khususnya dalam bidang
ekonomi
4. Untuk mengkaji ayat-ayat tentang harta dan menganalisanya dari aspek Ilmu
Tafsir disamping aspek yang lain
Manfaat penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang
membutuhkan dan bagi mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah khususnya. Penulis
mengharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang dapat menjelaskan teks,
terjemah, dan tafsir dari Al-Qur’an Surat An-Nur (24) : 33, Al-Hadid (57) : 7, dan Al-
Luqman (31) : 20, tentang Harta dalam ilmu Tafsir Ayat Ekonomi
4. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harta dalam Al-Quran
Harta dalam bahasa Arab disebut dengan mal (mufrad), amwal (jama’). Kata ini
dalam derivasinya terulang sebanyak 86 kali.8 Dalam bentuk mufrad 25 kali (29, 10
%). Hasan Hanafi membagi kata tersebut dalam dua bentuk: Pertama, tidak
dinisbahkan kepada pemilik harta. Dalam arti dia berdiri sendiri. Ini menurutnya
sesuatu yang logis karena memang ada harta yang tidak memiliki objek kegiatan
manusia, tetapi berpotensi untuk itu. Kedua, dinisbahkan kepada sesuatu, seperti
“harta mereka”, “harta anak yatim”, “harta kamu”, dan lain-lain. Ini adalah harta yang
menjadi objek kegiatan. Bentuk inilah yang terbanyak dalam al-Quran menurut
Hanafi. Sedang M. Quraish Shihab memberikan rincian yang jelas, yaitu bentuk
pertama ditemukan sebanyak 23 kali, sedang bentuk keduanya ditemukan sebanyak
54 kali. Dari jumlah ini yang paling banyak dibicarakan adalah harta dalam bentuk
objek dan ini memberikan kesan, menurut M. Quraish Shihab bahwa seharusnya
harta menjadi objek kegiatan manusia.9
Kata al-mal bila dikaitkan dengan lafal sebelumnya mempunyai makna, antara
lain: harta yang hina seperti yang terdapat dalam surat al-Qalam/ 68:14, al-
Mu’minun/ 23: 55-56, Asy Syu’ara/ 26: 88 dan 89; harta yang sangat disukai dan
dicintai, seperti dalam surat al-Fajr/89: 20; harta yang menyebabkan manusia
bertabiat buruk, seperti dalam surat al-Mudassir/74:12; harta yang dimiliki tidak
berguna kelak di akhirat, seperti dalam surat al-Lahab/111:2; harta yang berkembang
seperti dalam surat al-Isra/17:64; harta yang menjadi kebanggaan bagi pemiliknya
8
Al-Baqi, Muhammad Fu’ad, al-Mu’jam al Mufahras li al-Fadzl al-Quran , (Beirut: Darul
Fikr, t.th.), hal. 135.
9
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran,Mizan Bandung, Cet II, 1996, hlm. 406.
5. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
5
seperti dalam surat Saba’/34: 37; harta yang diperlakukan tidak benar, seperti dalam
surat Hud/11: 87.10
B. QS. An-Nur (24): 33
1. Teks dan Terjemahnya
يجدون ال الذين ليستعفف و
ال يبتغون الذين و فضله من هللا هم يغني حتى نكاحا
ملكت مما كتاب
فتيات تكرهوا وال اتكم الذي هللا مال من واتوهم خيرا فيهم علمتم ان فكاتبوهم ايمانكم
البغاء على كم
ال غفور اكراههن بعد من هللا فان يككرههن من و الحيوه عرض لتبتغوا تحصنا اردن ان
رحيم
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian
dirinya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia Nya.
Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan),
hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan
pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian harta Allah yang
dikaruniakan Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya
perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa
memaksa mereka, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang kepada
mereka setelah mereka dipaksa.”
2. Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Sakan, dalam Ma’rifatush Shahabah, meriwayatkan dari Abdulllah bin
Shabih dari ayahnya ia berkata, “Dulu aku adalah budak Huwaithib bin Abdul Uzza.
10 Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Badan Litbang dan Diklat, Departemen RI, Tafsir al-
Quran Tematik:Pembangunan Ekonomi Umat, (Jakarta:Lajnah Pentashishan Mushaf al-
Quran, 2009), hlm. 4
6. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
6
Ketika aku meminta transaksi mukaatabah11 padanya, ia menolak. Maka turunlah
ayat, ’...dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian
(kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka,...”12
Firman-Nya, “Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk
melakukan pelacuran.”
Muslim meriwayatkan dari jalur Abu Sufyan dari Jabir bin Abdillah bahwa
Abdullah bin Ubay pernah mengatakan kepada seorang budak perempuannya,
“Pergilah dan melacurlah untuk kami!” maka Allah menurunkan ayat, “Dan
janganlah kamu paksa hamba sahayamu untuk melakukan pelacuran,”13
Muslim juga meriwayatkan dari jalur ini bahwa seorang budak wanita milik
Abdullah bin Ubay, yang bernama Masikah, dan seorang budak wanita yang lain
yang bernama Umaimah, dipaksa oleh Abdullah untuk berzina, lalu keduanya
melakukan hal itu kepada Nabi SAW, maka Allah menurunkan ayat,”Dan janganlah
kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran.”14
Al-Hakim meriwayatkan dari jalur Abu Zubair dari Jabir bahwa Masikah datang
kepada seorang Anshar, lalu mengatakan, “Majikan saya memaksa saya untuk
melacur” maka turunlah ayat, “Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya
perempuan untuk melakukan pelacuran.” 15
Al-Bazaar dan ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu
Abbas bahwa dahulu Abdullah bin Ubay punya seorang budak wanita yang pada
11 Yakni seorang budak minta kepada tuannya untuk dimerdekakan, dengan perjanjian bahwa
si budak akan dibayar sejumlah uang yang ditentukakn.
12
Disebutkan oleh al-Wahidi (hlm. 271) dalam Asbaanun Nuzul. Biodata Huwaithib
disebutkan dalam dalam al-Ishabah (1158). Kata al-Qurtubhi (6/4781), “nama budak itu
adalah Shubh atau Shabih.”
13
Muslim (3029) dalam at-Tafsiir.
14
Ibid
15
Shahih. al-Hakim (2/229) dalamal-Mustadrak, sambil mengatakan, “Shahih, memenuhi
syarat Muslim, tapi tidak diriwayatkan oleh mereka (Bukhari dan Muslim).” Halini
disepakati oleh adz-Dzahabi.
7. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
7
masa Jahiliah melakukan pelacuran. Ketika zina diharamkan, budak ini berkata,
“Demi Allah saya tidak akan berzina selamanya!” maka turunlah ayat, “Dan
janganlah kamu paksa budak sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran.”16
Al-Bazaar meriwayatkan hal senada dengan sanad yang lemah dari Anas, dan ia
menyebut budak wanita itu Muadzah.
Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari Sufyan dari Amr bin Dinar dari Ikrimah
bahwa Abdullah bin Ubay dahulu punya dua orang budak wanita: Masikah dan
Muadzah. Abdullah memaksa mereka untuk berzina. Maka salah seorang budak itu
berkata, “Kalau zina memang bagus, aku sudah terlalu sering melakukannya. Tapi
kalau tidak bagus maka sudah sepatutnya aku meninggalkannnya.” Maka Allah
menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu papksa hamba sahaya perempuanmu untuk
melakukan pelacuran.”17
3. Makna Mufradat
1) وليستعفف (Dan hendaklah menjaga kesucian) diri
2) نكاحا يجدون ال الذين (orang-orang yang tidak mampu menikah) yakni tidak
mempunyai mahar untuk menikah dan memberi nafkah, hendaklah mereka
memelihara kesuciannya dari perbuatan zina.
3) فضله من هللا يغنيهم حتى (sampai Allah memberikan kemampuan kepada mereka
dengan karunia-Nya) lalu mereka mendapatkan bekal untuk menikah, karena
Allah telah memberi mereka kemudahan.
4) ايمانكم ملكت مما الكتاب يبتغون والذين (Dan budak-budak yang kamu miliki yang
menginginkan perjanjian) di antara budak-budak lelaki dan budak-budak
perempuanmu
16 Shahih. Al-Haitsami (7/83) dalam Majma’uz Zawaa’id. Katanya,“diriwayatkan oleh ath-
Thabrani dan al-Bazaar dengan lafadz senada. Dan para perawiath-Thabrani adalah perawi
hadis Shahih. “Ibnu Katsir menyebutkan seluruh riwayat di atas (3/406-408)
17
Ibid.
8. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
8
5) فكاتبوهم (hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka) yakni berikanlah
transaksi kitabah yang mereka minta
6) خيرا فيهم علمتتم ان (jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka) yakni
kepercayaan dan kemampuan untuk melunasinya dan saleh dalam agamanya.
Misalnya engkau katakan kepadanya, “Aku memukatabahkanmu dengan
imabalan seratus Dinar dalam jangka waktu sepuluh bulan, setiap bulannya kamu
mencicil sepuluh Dinar. Apabila engkau telah menunaikan semua cicilan yang
dibebankan kepadamu itu dan telah melunasinya, maka engkau menjadi orang
yang merdeka.” Dan sebaliknya si budak yang bersangkutan hendaknya
mengatakan kepadamu sebagai persetujuannya, “Aku terima syarat ini.” Namun
budak itu masih tetap menjadi milikmu selama masih ada tanggungan yang belum
dilunasinya, karena ada sabda Rasulullah saw. Yang mengatakan:
Budak Mukatab masih tetap berstatus budak selama masih ada satu Dirham
cicilan kitabahnya. (Riwayat Imam Abu Daud).
7) وا
توهم (dan berikanlah kepada mereka) yakni kepada budak-budak mukatabmu
8) اتكم الذي هللا مال من (sebagian dari harta Allah yang dikarunikannya kepadamu)
misalnya dengan cara membebaskan mereka dari sebagian cicilannya, misalnya
kamu katakan: “Seperempat dari utang cicilanmu saya bebaskan.” Menurut ibnu
‘Abbas disebutkan bahwa jumlah keringanannya adalah sepertiganya, dan
perintah ini menunjukkan pengertian wajib menurut para ulama, teteapi menurut
pendapat lain menyebutkan sunah.
9) البغاء على قتياتكم تكرهوا وال (Dan janganlah kamu paksa budak-budak perempuan
untuk melakukan pelacuran) yakni zina atau menjual diri
10) تحصنا اردن ان (sedang mereka sendiri menginginkan kesucian) yakni memelihara
kehormatan dirinya. Oleh karena itu setiap orang mukmin diwajibkan untuk tidak
membiarkan budak perempuannya melacurkan diri. Dan fenomena seperti ini
banyak sekali dijumpai dikalangan penduduk negeri Sudan, sehingga banyak di
antara mereka mengambil budak-budak perempuan untuk tujuan itu, yakni
dijadikan pelacur. Padahal Nabi saw. Pernah bersabda, “Barangsiapa yang
9. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
9
mengambil pelayan perempuan bukan untuk dikawinkan, namun pelayan-pelayan
perempuan itu melacurkan diri, maka ia akan mendapat dosa yang semisal dengan
dosa-dosa mereka, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun,” hadis
diriwayatkan oleh Al-Bazzar. Makna yang terkandung dalam hadis ini
menunjukkan bahwa pihak majikan tidak berniat untuk menjadikan mereka
sebagai pelacur, terlebih lagi bagi orang yang sengaja mengambil mereka untuk
dijadikan sebagai pelacur.
11) لتبتغوا (karena kamu hendak mencari) dengan memaksa mereka melakukan
pelacuran
12) الدنيا االحيوة عرض (keuntungan kehidupan dunia) yakni harta yang dihasilkan dari
pelacuran diri itu
13) يكرههن ومن (dan barang siapa yang memaksa mereka) untuk melakukan
pelacuran
14) هللا فان
اكراههن بعد من (maka sesungguhnya Allah sesudah mereka dipaksa itu)
untuk melakukan pelacuran; menurut mushaf Ibnu Mas’ud disebutkan mim ba;di
Ikrahihinna lahunna, yakni: sesudah mereka dipaksa untuk melakukan pelacuran
oleh majikan mereka
15) غفور (adalah maha pengampun) bagi mereka atas perbuatan mereka
16) رحيم (lagi Maha Penyayang) pada mereka
4. Tafsir Surat
Berikut adalah tafsir surat an-Nur menurut Imam Syafi’i:
‘Budak-budak yang kalian miliki yang menginginkan perjanjian hendaklah kalian
buat perjanjian dengan mereka. Jika kalian mengetahui ada kebaikan pada mereka,
dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dia karuniakan kepada
kalian.’ Abdullah bin Harits bin Abdul Muluk memberi tahu kami, dari Ibnu Juraij,
dai bertanya kepada Atha’, “Apakah kebaikan yang dimaksudkan itu; harta benda,
perdamaian atau keduanya?’ Atha’ menjawab, ‘kami tidak berpendapat melainkan
harta benda.’ Ibnu Juraij bertanya kembali, ‘bagaimana jika dia seorang lelaki yang
10. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
10
tidak memiliki harta kekayaan, sementara dia seorang yang jujur?’ Atha’ berkata,
‘aku kira tidak ada kebaikan lain yang dimaksudkan itu kecuali harta benda.’
Mujahid mengatakan bahwa, bahwa maksud dari firman Allah yang artinya “Jika
kalian mengetahui ada kebaikan pada mereka, yakni ‘harta, akhlak, dan agama yang
mereka peluk.’
Imam Syafi’i mengatakan, “Kebaikan merupakan kata yang diketahui darinya apa
yang sebenarnya dikehendaki dari pengucapannya. Imam syafi’i memberikan
beberapa contoh mengenai masalah tersebut.”18
Imam Syafi’i mengatakan, “Allah SWT berfirman yang artinya ”Jika kalian
mengetahui ada kebaikan pada mereka.” Makna paling jelas pada dalil dari al-Quran
ini adalah:
1. Kekuatan untuk memperoleh kakayaan.
2. Amanah. Sebab bisa jadi dia adalah orang yang kuat sehingga mampu
berusaha. Tetapi, jika dia tidak memiliki sifat amanah, niscaya dia tidak akan
menunaikan kewajiban untuk memperoleh harta. Demikian juga halnya, jika dia
orang yang dapat dipercaya, tetapi tidak mempunyai kekuatan, tentu dia juga tidak
bisa menunaikan kewajibannya.
Imam Syafi’i mengatakan,”Menurutku, mengenai firman Allah yang artinya ‘jika
kalian mengetahui ada kebaikan pada mereka’, berarti tidak dibolehkan, kecuali
dengan dua hal tersebut. Seorang budak laki-laki dan seorang budak perempuan yang
telah baligh menempati kedudukan yang sama, baik yang memiliki keahlian maupun
yang tidak, jika mereka kemampuan untukberusaha dan melaksanakan amanah.”19
18 Lihat tafsir ayat ketujuh surat al-Bayyinah, ayat ke 36 suratal-Hajj, dan ayat ke 180 surat
al-Baqarah. Semua itu berkaitan dengan ayat ini.
19 Al-Umm, Jilid III, hlm. 31. Lihat Mukhtashar al-Muzan, hlm 323 dan 324. Lihat juga
Ahkamal-Quran, Jilid II, hlm. 166 dan 167. Lihat pula al-Umm, ditahqiq Dr. Abdul
Muthalib, Jilid 9, hlm 343 dan 344.
11. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
11
C. QS. Al-Hadid (57): 7
1. Teks dan Terjemah
وانفقوا منكم امنوا فالذين فيه مستخلفين جعلكم مما وانفقوا ررسوله و هللا ب امنوا
كببير اجر لهم
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah mennjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh
pahala yang besar.”
2. Sebab Turunnya Ayat
Ada riwayat yang menyatakan bahwa Umar Ibnu al-Khattab menemukan tulisan
ayat di atas ketika beliau menemui adik perempuannya, sebelum beliau memeluk
Islam. Jika riwayat ini diterima, maka itu berarti ayat di atas termasuk ayat makkiyah.
Hanya saja yang populer bahwa ayat yang ditemukan Sayyidina Umar ketika itu dan
yang mengantarnya memeluk Islam adalah awal surah Thaha. Di sisi lain, kalau ayat
ini turun di Mekkah, maka perintah beriman di sini bisa saja dipahami tertuju kepada
kaum musyrikin. Tetapi riwayat lain menyatakan bahwa ayat tersebut turun pada
peperangan Tabuk dan terjadi pada tahun ke-9 Hijriah, dan dengan demikian ayat ini
Madaniyyah. Ayat ini jika demikian ditujukan kepada kaum muslimin atau sementara
orang munafik yang enggan bernafkah.
3. Makna Mufradat
1) امنوا (Berimanlah kamu) ini merupakan perintah dari Allah kepada hamba-hamba-
Nya untuk beriman
2) باهلل (Kepada Allah) dan keesaan-Nya
3) ورسوله (dan Rasul-Nya) serta apa yang disampaikannya
4) مما (dan nafkahkanlah) di jalan Allah
5) وانفقوا (sebagian dari apa) yakni dari harta
12. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
12
6) جعلكم (yang telah dijadikan-Nya kamu) membuat kamu
7) مستخلفين
فيه (menguasainya) dari orang-orang sebelum kamu, karena
sesungguhnya harta itu pada mulanya mereka kuasai setelah itu kamu kuasai dan
menjadi milikmu
8) فالذين
امنوا (Oleh karena itu orang-orang yang beriman) yakni kaum mukmin
9) منكم (di antara kamu) wahai para hamba!
10) وانفقوا (dan menafkahkan) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada
mereka
11) لهم
اجر (bagi mereka pahala) yakni balasan pahala
12) كبير (yang besar) yaitu surga dan melihat Zat Allah Yang Mahamulia.
4. Tafsir Surat
Kata Mustakhlafiina dari ayat tersebut menurut az-Zamakhsyari menyatakan:
“Bahwa harta yang ada pada tangan kamu sekalian adalah harta Allah yang
diciptakannya dan dikembangkan-Nya untuk kalian. Allah memberikan harta tersebut
dan mengizinkan untuk kamu nikmati. Allah menjadikan kalian sebagai khalifah-
khalifah yang mampu mengelola harta. Karena itu harta bukanlah milik kalian. Posisi
kalian dari harta tersebut adalah sebagai “wakil dan pemegang amanat.” Karenanya,
infak kanlah harta itu pada hak-hak Allah. Ringankanlah tanganmu untuk
menginfakkannya, sebagaimana seseorang menginfakkan harta orang lain dengan
ringan.”20
Senada dengan az-Zamakhsyari, ar-Razi menganggap orang kaya sebagai pemilik
harta sementara dan hanya sebagai penjaga gudang-gudang Allah. Sedangkan orang
miskin dan fakir adalah sebagai keluarga Allah. Seperti dalam ungkapnnya:
“Sesungguhnya orang fakir adalah ‘keluarga’ Allah”. Karenanya harta yang ada pada
tangan orang kaya adalah harta Allah. Karena itu aneh jika sang Pemilik berbicara
20 az-Zamakhsyari, Tafsiral-Kasysyaf, juz 3, hal. 200
13. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
13
kepada Penjaganya: belanjakan sebagian dari apa yang terdapat dalam gudang-
gudang tersebut untuk keperluan orang yang membutuhkan dari keluargaku.”21
Berbeda dengan ungkapan az-Zamakhsyari dan ar-Razi, Ibnu Arabi dalam
tafsirnya menyatakan bahwa kekayaan itu merupakan nikmat yang dianugerahkan
kepada seseorang. Sebagai tanda syukur dan terima kasih pada-Nya harus diinfakan
untuk orang-orang fakir, miskin, dhuafa, dan yang tidak berhasil dalam kehidupan
ini. “Sesungguhnya Allah dan kebijakan-Nya yang sangat tepat dan hukum-hukum-
Nya yang pasti dan luhur telah menganugerahkan harta kepada sebagian manusia dan
tidak kepada lainnya, sebagainikmat-Nya kepada mereka. Dan menjadikan mereka
bersyukur dengan cara menginfakkan dan mengeluarkan sebagian kepada orang yang
tidak memiliki harta, sebagai “wakil dan mendataris” Allah menyangkut karunia yang
telah dianugerahkan kepadannya.22
Menurut Quraish Shihab, ayat 7 QS Al-Hadid ini menegaskan bahwa kita mesti
beriman kepada Allah dan Rasul yang diutus-Nya dalam menyampaiakan tuntunan-
tuntunan-Nya. Kata mustakhlafin, Quraish Shihab menerjemahkannya dengan
berwenang dari akar kata yang sama ini lahir kata khalifah yakni penguasa yang
berwenang mengelola sesuatu. Mustakhlafiin adalah yang diberi wewenang.
Al-Jalalain menjelaskan kata tersebut dengan menyatakan bahwa yang dimaksud
adalah harta orang-orang sebelum kamu dan yang kamu akan digantikan yakni dalam
kepemilikan atau wewenang pengelolaannya oleh siapa yang datang sesudah kamu.
Pakar tafsir Sulaiman Ibnu Ummar al-Jamal dalam bukunya yang populer dengan
nama Hasyiat al-Jamal dan yang mengomentari tafsir al-Jalalain mengutip pendapat
al-Karkhi yang menyatakan bahwa “Allah menggunakan kata itu di sini untuk
mengingatkan bahwa sifat harta adalah berpindah dan beralih dari kita dan akan
diambil oleh siapa yang datang sesudah kita. Karena itu tidaklah wajar bersifat kikir,
karena harta pada hakikatnya bukan milik kita. Kita tidak lain kecuali seperti wakil-
21 Fakhrudin ar-Razi, Tafsir al-Kabir, juz 14, hal 103.
22 Ibnu al-Arabi, Ahkamul Quran, hal. 945
14. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
14
wakil yang bertugas memeliharanya untuk siapa yang akan datang sesudah kita, dan
karena itu kalau kita menginfakannya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita
dalam kehidupan di akhirat kelak, maka pastilah yang demikian itu yang baik dan
benar.”
Dalam konteks menginfakkan harta, Rasul SAW mengingatkan bahwa tidak
adanya menjadi milik putera puteri Adam, kecuali apa yang dia makan hingga habis,
apa yang dia pakai hingga lapuk dan apa yang dia sedekahkan sehingga menjadi
kekal baginya (di akhirat nanti). HR. Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i melalui
Mutharraf dari ayahnya.23
Dari ketiga penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa semua harta yang dimiliki
manusia di bumi ini ialah mutlak milik Allah SWT sedangkan manusia sendiri hanya
sebatas wakil Allah yang bertugas untuk memakmurkan bumi salah satunya dengan
bersikap dermawan terhadap orang yang kurang mampu serta rela mendistribusikan
hartanya. Sebagai orang yang dititipi atau diamanahi, maka manusia tidak pantas
bersikap bakhil atau enggan untuk mendistribusikan hartanya. Karena harta itu
diperintahkan untuk didistribusikan kepada orang yang berhak oleh Maha Pemilik
harta ini.
Menurut Yusuf al-Qaradawi, sekalipun harta merupakan milik dan ciptaan Allah,
tetapi Allah SWT memberi mandat dan kekuasaan kepada manusia untuk
menggunakan dan memanfaatkannya sebagai titipan dan amanah dan sekaligus
mendistribusikan harta yang diperoleh kepada yang berhak.24
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Quran, Vol.
14 (Jakarta: Lenteran Hati, 2002), hal. 16-17
24 Yusuf al-Qaradawi, Daur Qiyamwa Akhlak fi Iqtishadil Islami, Penerjemah Didin
Hafidudin, (Jakarta:Robanni Press,2001), hal. 39.
15. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
15
D. QS. Luqman (31): 20
1. Teks dan Terjemah
وباطن ظاهرة نعمه عليكم واسبغ االرض في وما السموت في ما لكم سخر هللا ان تروا الم
ومن ه
وال هدى وال علم بغير فاهلل يجادل من الناس
منير كتب
Artinya: “Tidaklah kamu memerhatikan (Nabi Muhammad SAW atau siapa saja)
bahwa sesungguhnya Allah telah menundukan untuk (kepentingan) kamu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan (Dia) menyempurnakan bagi kamu nikmat-Nya lahir
dan bathin, dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan, agama,
dan tuntutan) Allah tanpa ilmu (pengetahuan) atau tanpa petunjuk atau tanpa kitab
yang bercahaya.”
2. Makna Mufradat
1) تروا الم (Apakah kamu tidak memperhatikan) wahai hamba-hamba Allah!
2) ان
السموت في ما لكم سخر هللا (sesungguhnya Allah telah menundukkan segala
sesuatu yang berada di langit untukmu) matahari, bulan, dan bintang-bintang agar
kamu dapat mengambil manfaat darinya
3) الرض في وما (dan yang berada dibumi) seperti buah-buahan, air dan hewan
4) واسبغ (dan menyempurnakan) menurut qira’at lain dibaca dengan memakai shad
yakni ashbaga, yang berarti meluaskan dan menyempurnakan
5) ظاهر نعمه علييكم
وباطنه ة (untukmu nikmat-Nya lahir batin) yakni nikmat yang
bersifat materi dan materi yang bersifat maknawi, juga tubuh yang tegap berdiri,
ilmu-ilmu dan banyak karunia
6) الناس ومن (Dan diantara manusia) mereka adalah orang-orang yang berpaling
dari Allah
7) هللا في يججادل من (ada yang membantah Allah) mengenai keesaan dan sifat-sifat-
Nya
8) بغير
علم (tanpa ilmu pengetahuan) yang tersimpul dari dalil
16. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
16
9) هدى وال (atau petunjuk) yang diambil dari rasul
10) منير كتاب وال (dan tanpa Kitab yang memberi penerangan) yang diturunkan oleh
Allah, kecuali taklid saja.
3. Tafsir Surat
Pertanyaan yang ada pada awal ayat merupakan bentuk pengokohan atau
penegasan (al-istifham al-taqriri) Allah SWT bahwa Allah SWT telah menundukan
segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk manusia. Meskipun bentuknya pertanyaan,
namun pertanyaan ini bukan pertanyaan yang perlu dijawab. Bentuk pertanyaan yang
tujuannya untuk pengokohan atau penegasan ini sudah tidak dapat dibantah lagi dan
bagi yang membantahnya maka ia adalah orang yang tidak berakal.
Menundukan berarti Allah SWT telah menetapkan aturan bagi alam semesta.
Misalnya, Allah telah menundukan matahari sehingga matahari dapat bermanfaat
bagi manusia. Begitupun dengan apa-apa yang ada di bumi itu sendiri, seperti buah-
buahan, sungai sungai atau air, dan binatang. Allah telah membuat apa yang di bumi
tersebut bermanfaat bagi manusia yang diamanahkan-Nya untuk menjadi khalifah di
bumi.
Kata ashbaga yang berarti menyempurnakan memiliki makna bahwa Allah telah
menyempurnakan dan meluaskan nikmat-Nya bagi manusia. Saking banyaknya
nikmat yang diberikan Allah kepada manusia, maka mustahil nikmat tersebut dapat
dihitung. Nikmat yang diberikan itu pula ada yang sifatnya lahiriah dan bathiniah.
Contoh nikmat lahiriah ialah nikmat kesehatan jasamani yang diberikan Allah
sehingga kita dapat beraktivitas dengan lancar dan nikmat harta (al-mal) yang
diamanahkan Allah kepada manusia untuk diberdayakan ini. Contoh nikmat bathiniah
ialah nikmat keimanan dan keislaman serta kesehatan jiwa dan akal yang Allah
berikan kepada manusia. Sehingga dengan ini manusia dapat merasakan ketenangan,
ketenteraman, berpikir sehat, dan menciptakan ketertiban di bumi.
17. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
17
BAB III
KESIMPULAN
Harta ialah segala sesuatu yang dimiliki berupa materiil dan dapat digunakan
dalam menunjang kehidupan (wasilah al-hayah), seperti tempat tinggal, kendaraan,
barang-barang perlengkapan, emas, perak, tanah, binatang, uang, atau sesuatu yang
mempunyai nilai dalam pandangan manusia.
18. Ayat tentang Harta Tafsir Ayat Ekonomi
18
Daftar Pustaka
Al-Quran al-Kariem
Muhammad Ahmad Isawi, Tafsir Ibnu Mas’ud, Penerjemah Ali Murtadha Syahudi,
(Jakarta: Pusataka Azzam, 2009)
Imam Jalaluddin al-Mahali dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain Berikut
Asbabun Nuzul, Jilid 2, Bahrun Abu Bakar L.c, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009)
Syaikh Ahmad Mustafa al-Farran, Tafsir Imam as-Syafi’i, Penerjemah Imam Ghazali
Masykur, (Jakarta: al-Mahira, 2007)
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Badan Litbang dan Diklat, Departemen RI, Tafsir al-
Quran Tematik:Pembangunan Ekonomi Umat, (Jakarta: Lajnah Pentashishan Mushaf al-
Quran, 2009)
Al-Imam Muhammad Usman Abdullah al-Mirghani, Mahkota Tafsir, Jilid III,
Penerjemah Bahhrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009)
Al-Imam Muhammad Usman Abdullah al-Mirghani, Mahkota Tafsir, Jilid,
Penerjemah Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009)
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Quran, Vol.
14 (Jakarta: Lenteran Hati, 2002)
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, (Jakarta: Amzah, 2013)
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2010)