SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
Difusi dan disolusi
Arif budiman
PERTUKARAN GAS DI ALVEOLI
• Termasuk difusi pasif
• Subtansi bergerak karena adanya
gradien konsentrasi menuju
konsentrasi yang lebih rendah.
• O2 berpindah dari alveoli
(konsentrasi O2 tinggi) ke dalam
darah (konsentrasi O2 rendah,
peristiwa ini terjadi terus menerus
untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh)
• Sebaliknya dengan CO2....
the PROCESS of DIFFUSION
Molecule migration from
region of high to low concentration
Brownian movement of solute molecule
Achieve equilibrium state
DIFUSI PASIF
• Garis putus-putus adalah membran yang
permiabel terhadap ion atau molekul yang
digambarkan sebagai RED DOTS.
• Awalnya semua titik-titik berada dalam
membran, setelah beberapa waktu terjadi
proses difusi dengan keluarnya red dots dari
membran dengan adanya perbedaan
konsentrasi.
• Ketika konsentrasi didalam dan diluar
membran sama, proses difusi pasif akan
berhenti. Kadang-kadang titik-titik merah
masih tetap berdifusi keluar atau masuk
membran, tapi selisih yang keluar atau
masuk adalah 0.
RATE of DIFFUSION
Gas > liquid > solid
• Jarak antar molekul dalam cairan lebih pendek
dibandingkan dalam gas.
• Tubrukan lebih sering terjadi
• Perpindahan menjadi berkurang.
• Dengan demikian difusi akan melambat
6
DIFUSI Proses transfer massa molekul zat yang berkaitan
dengan perbedaan konsentrasi.
(c) Membran
selulose.
(a) Membran
homogen tanpa pori
(b) Membran
dari bahan
padat dengan
pori-pori lurus
Hukum Fick-1
• Sejumlah M benda yang mengalir melalui
satuan penampang melintang (S) dalam
waktu (t) dikenal sebagai aliran (J)
• Aliran juga berbanding lurus dengan
perbedaan konsentrasi (dC/dx)
= dM
S dt
J
J = - D
dC
dx
Hukum Fick-2
Perubahan konsentrasi terhadap waktu
dalam daerah tertentu adalah
sebanding dengan perubahan dalam
perbedaan konsentrasi pada titik itu
dalam sistem tersebut.
STEADY STATE DIFFUSION
• Suatu bentuk sediaan dengan aktivitas konstan
mungkin tidak menunjukkan proses keadaan
masa tunak dari waktu pelepasan awal.
• Karena tahap awal itu merupakan keadaan
nonsteady-state.
• Selanjutnya, laju difusi konstan, kurva menjadi
benar-benar garis lurus dan sistem berada pada
keadaan masa tunak (steady-state)
• Molekul akan bergerak dari kompartemen donor
ke kompartemen reseptor
• Dalam sistem ini, larutan dalam kompartemen
reseptor dipindahkan dan diganti secara terus
menerus dengan mengganti pelarut agar
konsentrasi selalu rendah Sink Condition
Kondisi Kuasi Stasioner
J = D
C1-C2
h
K =
C1
Cd
=
C2
Cr
dM
dt
=
DSK (Cd-Cr)
h
Berdasarkan diagram kuasi stasioner,
Pada sink condition , Cr ~ 0
dM
dt
= PSCd
P = ? (cm/detik)
Dibuat kurva antara Cd dan t untuk mendapatkan P
13





 -
=

=
h
C
C
D
dt
S
dM
J 2
1
 
  tas
permeabili
Koefisien
sink
kondisi
:
P
cm/sek
h
DK
P
t
PSC
M
PSC
h
DSKC
dt
dM
0
C
:
h
C
C
DSK
dt
dM
d
d
d
r
r
d
=
=
=
=

-
=
0
2
2
=


z
e
D
partisi
Koefisien
:
K
r
2
d
1
C
C
C
C
K =
=
14
Difusi Multilapis:
Gbr. Passage of a drug on the skins surface through a lipid layer, h1 and a hydrous
layer, h2 and into the deeper layers of the dermis. The curve of concentration
against distance changes sharply at the two boundaries because the two partition
coefficients have values other than unity.
15
 
.
distribusi
koefisien
:
difusi;
koefisien
:
difusi;
pada
(tahanan)
hambatan
:
tas;
permeabili
:
/
/
1
dan
/
K
D
R
P
K
D
h
P
R
h
K
D
P i
i
i
i
i
i
i
i
i =
=
=
 
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
/
/
6
2
2
6
:
state)
(steady
tunak
masa
sampai
lag
waktu
K
D
h
K
D
h
K
D
h
K
D
h
D
h
K
D
h
K
D
h
D
h
t
K
D
h
K
D
h
K
D
K
D
P
L




















=

=
1
6
/
2
1
:
lapis
dua
kulit
Sistem
lainnya;
satu
yang
suku
lalu
sama,
lapis
kedua
partisi
Koefisien
Jika
D
h
L
t
h/D
=

DISOLUSI
• Obat mengalami proses disintegrasi, deagregasi, dan
disolusi sebelum obat siap diabsorpsi
• Secara umum tahapannya adalah:
– Disintegrasi dan deagregasi diikuti oleh pelepasan
zat aktif
– Disolusi zat aktif dalam permukaan air
– Absorpsi melalui membran saluran cerna ke
sirkulasi sistemik
Tablet atau Kapsul
Granul atau
Agregat
Partikel-partikel
halus
Obat dalam larutan
(invitro atau invivo)
Obat dalam darah,
cairan tubuh, dan
jaringan lain
Disintegrasi
Deagregasi
Disolusi
Disolusi
Absorpsi
(invivo)
Proses Perjalanan Obat ke dalam Tubuh
Disolusi
• Merujuk pada proses dimana suatu fase padat
(misalnya tablet atau serbuk) menuju fase
larutan.
• Disolusi obat adalah proses molekul obat yang
dibebaskan dari fase padat dan memasuki fase
larutan
• Jika tetap dalam fase padat walaupun dalam
fase larutan hasilnya suatu suspensi.
DISOLUSI adalah suatu ukuran yang menyatakan
banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap
satuan waktu. Di dalam disolusi diperhatikan terutama
kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat
menjadi bentuk larutan molekular.
Penentuan jumlah zat aktif yang terlarut dalam
berbagai waktu akan memberi informasi tentang :
•Kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan padat
•Jumlah maksimal zat aktif yang akan larut
•Kinetika kecepatan disolusi
KECEPATAN DISOLUSI
Persamaan Noyes-Whitney
dM
dt
=
DS
h
(Cs-C)
dC
dt
DS
Vh
(Cs-C)
=
Pada kondisi sink, C jauh lebih kecil daripada Cs;
dM
dt
=
DSCs
h
K = D/h
21
Suatu granul obat seberat 0,55 g dan luas permukaannya 0,28 m2 (0,28x104 cm2)
dilarutkan dalam 500 ml air pada suhu kamar. Setelah menit pertama, 0,76 g
terlarut. Jika kelarutan obat Cs =15 mg/ml. Hitung k !
 
cm/sek
10
02
,
3
mg/cm
15
cm
10
28
,
0
sek
60
mg
760
4
3
2
4
-

=



=



=
k
k
C
S
k
dt
dM
s
Kondisi sink:
Kondisi nonsink: Setelah 1 menit obat terlarut = 760 mg/500 ml = 1,5 mg/cm3
     
cm/sek
10
35
,
3
mg/cm
5
,
1
mg/cm
15
cm
10
28
,
0
sek
60
mg
760
4
3
3
2
4
-

=
-



=

-


=
k
k
C
C
S
k
dt
dM
s
Jika tebal lapisan difusi h pada percobaan diatas = 5x10-3 cm. Hitung D
    sek.
/
cm
10
68
,
1
cm
10
5
cm/sek
10
35
,
3 2
6
3
-
4 -
-

=



=

= D
h
D
k
Uji Disolusi
 Obat-obat berbentuk padat yang dikonsumsi secara oral
harus dilakukan uji disolusi
 Uji disolusi (in vitro) dilakukan untuk mengukur jumlah zat
aktif yang terdisolusi dalam media cair yang diketahui
volumenya pada suatu waktu tertentu dan alat tertentu
 Uji disolusi
Uji disolusi intrinsik  Penetapan zat yang terdisolusi dalam
suatu sistem yang luas penampangnya dibuat konstan (untuk zat
aktif)
Uji disolusi nyata  Untuk uji disolusi zat aktif dalam sediaan
(Contoh: tablet)
 Keranjang
 Dayung
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
•Uji disolusi Intrinsik
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan.
UJI DISOLUSI INTRINSIK
Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang
terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya
dibuat selalu konstan.
Media disolusi
zat aktif yang dimampatkan
UJI DISOLUSI NYATA
Adalah metode yang digunakan oleh farmakope untuk
menetapkan kecepatan disolusi zat aktif dari sediaannya
(tablet atau kapsul). Uji disolusi nyata adalah jumlah zat
aktif yang terdisolusi dalam satu waktu tertentu.
Dalam hal ini luas permukaan zat (S) berubah dengan
waktu. Tablet yang tidak berdesintegrasi menunjukan
pengurangan luas permukaan sejak uji disolusi dimulai.
Tipe 1 Tipe 2
26
Disolusi Tablet, Kapsul, dan Granul
Gbr. Dissolution apparatus. (a) Hansen paddle equipment for granules and tablets. (b)
Research design to ensure a constant surface area of tablet or compacted powder as
the drug dissolves and diffuses out of the dosage form.
27
28
29
30
Gb. 20. Profil disolusi noretindron asetat dalam berbagai media dan
metode
31
Gb.21. Profil disolusi teofilin dalam kapsul gelatin lunak dalam berbagai
media.
Faktor yang mempengaruhi disolusi
obat
1. Sifat fisikokimia
• Bentuk ion dan anion
• Ukuran partikel
• Bentuk kristal
• Kompleks obat
2. Faktor formulasi
3. Faktor fisiologi manusia
Bentik ion dan anion
• Garam elektrolit lemah lebih larut air
dibandingkan dengan asam atau basa lemah,
sehingga disolusi nya lebih cepat
• Obat yang basa lemah akan lebih cepat
terdisolusi di lambung daibandingkan dengan
di usus begitu pula sebaliknya.
• Ukuran partikel
semakin kecil semakin cepat terdisolusi
• Bentuk kristal
obat dalam bentuk kristal lebih lambat
dibandingkan dengan amorf karena lebih
banyak energi yang diperlukan untuk
memecahkan kristal
• Kompleks obat
pembentukan kompleks lebih cepat terdisolusi
tetapi kadang tidak efisien pada absorpsi
karena ukuran molekul besar
KRITERIA SEDIAAN TABLET
YANG DIUJI DISOLUSI
• Mengandung zat aktif yang digunakan untuk
pengobatan penyakit gawat.
• Mengandung zat aktif yang jarak terapinya relatif kecil
(LD50/ED50).
• Mengandung zat aktif yang sulit atau tidak larut (asam
lemah, basa lemah, neutral, dan amfoter)
• Mengandung zat aktif yang dapat berubah menjadi
bentuk tidak larut dalam cairan pencernaan.
• zat aktif dari tablet bersalut perlu diuji disolusinya.
FAKTOR-FAKTOR LANGSUNG YANG
MEMPENGARUHI UJI DISOLUSI IN-VITRO
 Pengadukan (Semakin besar intensitas pengadukan makin cepat laju
disolusi)
 Ukuran partikel (ukuran partikel kecil  luas penampang besar  laju
disolusi meningkat)
 Polimorfisa ( perbedaan polimorfisa (bentuk kristal) menyebabkan
perbedaan kelarutan)
 Pengaruh Udara atau Gas Yang Terlarut Dalam Media
 Pemasangan Alat Disolusi
 Sifat media disolusi
 pH media disolusi
 Untuk zat aktif bersifat asam lemah (HA) akan lebih mudah larut/terdisolusi pada
suasana basa karena akan berada dalam bentuk terionisasinya
 Untuk aktif yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut pada suasana asam (dalam
bentuk terionisasi)
 Suhu
 Viskositas
 Komposisi media
Absorpsi
(Difusi dalam Sistem Biologis)
Absorpsi obat dalam saluran cerna
(Gastrointestinal)  Lambung-Usus
Absorpsi pada GIT juga terjadi melalui
mekanisme difusi pasif (melintasi sel-sel
dinding saluran cerna  liofilik)
Obat-obatan biasanya berupa asam atau
basa lemah yang proses absorpsinya
sangat dipengaruhi oleh keadaan ionisasi
Bentuk tidak terionisasi merupakan
bentuk yang mudah melewati penghalang
biologik (liofilik)
Contoh:
 Asam lemah (HA) bisa menjadi 2 bentuk
yaitu bentuk tidak terionisasi (HA, dalam
suasana asam) dan bentuk terionisasi (A-
dalam suasana basa )
Absorpsi
(Difusi dalam Sistem Biologis)
• Absorpsi Perkutan
 Disolusi zat aktif dalam
pembawanya,
 Difusi zat aktif yang telah
terlarut dari pembawanya ke
permukaan kulit
 Penetrasi obat ke dalam
lapisan kulit terutama stratum
corneum. Lapisan kulit teratas
terdiri dari sel-sel kulit mati
dan lemak merupakan rate
limiting step dalam absorpsi
perkutan
39
 Difusi proses acak atom, molekul, koloid, dan partikel kasar dan juga anggota
populasi hidup berdifusi dan menyebar seiring waktu.
 Termasuk: difusi dan penyebaran spora oleh angin, distribusi telur ikan
dalam laut, migrasi kura-kura, faktor difusi dalam pembuatan rumah
burung, kerumunan serangga atau kelompok ikan.
Gbr. Ventilation of a prairie
dog’s burrow by action of the
wind.

More Related Content

What's hot (20)

laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
2.kelarutan
2.kelarutan2.kelarutan
2.kelarutan
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan InhalasiBiofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
 
Glikosida Jantung
Glikosida Jantung Glikosida Jantung
Glikosida Jantung
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Larutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutanLarutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutan
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Pill
PillPill
Pill
 
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 

Similar to DISOLUSI DAN DIFUSI OBAT

Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdf
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdfFarmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdf
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdfdewi306100
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devidevirmdhni
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatNurlina Manik
 
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptxnurrahimmah2
 
Ekstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxEkstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxFitraNamikz
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 

Similar to DISOLUSI DAN DIFUSI OBAT (20)

Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdf
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdfFarmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdf
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat.pdf
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
UJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.pptUJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.ppt
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
Disolusi Obat 2020
Disolusi Obat 2020Disolusi Obat 2020
Disolusi Obat 2020
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulat
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
7. PPT - EKSTRAKSI.pptx
 
Ekstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxEkstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptx
 
Metode pemisahan standar
Metode pemisahan standarMetode pemisahan standar
Metode pemisahan standar
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Kristalisasi 2
Kristalisasi 2Kristalisasi 2
Kristalisasi 2
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 

More from ssuser8cafc5

Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxRagam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxssuser8cafc5
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfssuser8cafc5
 
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxKELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxssuser8cafc5
 
granulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfgranulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfssuser8cafc5
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.pptssuser8cafc5
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxssuser8cafc5
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptxssuser8cafc5
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfssuser8cafc5
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTssuser8cafc5
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxssuser8cafc5
 

More from ssuser8cafc5 (14)

Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxRagam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxKELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
 
1.Pendahuluan.ppt
1.Pendahuluan.ppt1.Pendahuluan.ppt
1.Pendahuluan.ppt
 
7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt
 
granulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfgranulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdf
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.ppt
 
KOLOID+(9).pdf
KOLOID+(9).pdfKOLOID+(9).pdf
KOLOID+(9).pdf
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdf
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPT
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
 
kelola limbah.pdf
kelola limbah.pdfkelola limbah.pdf
kelola limbah.pdf
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 

DISOLUSI DAN DIFUSI OBAT

  • 2. PERTUKARAN GAS DI ALVEOLI • Termasuk difusi pasif • Subtansi bergerak karena adanya gradien konsentrasi menuju konsentrasi yang lebih rendah. • O2 berpindah dari alveoli (konsentrasi O2 tinggi) ke dalam darah (konsentrasi O2 rendah, peristiwa ini terjadi terus menerus untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh) • Sebaliknya dengan CO2....
  • 3. the PROCESS of DIFFUSION Molecule migration from region of high to low concentration Brownian movement of solute molecule Achieve equilibrium state
  • 4. DIFUSI PASIF • Garis putus-putus adalah membran yang permiabel terhadap ion atau molekul yang digambarkan sebagai RED DOTS. • Awalnya semua titik-titik berada dalam membran, setelah beberapa waktu terjadi proses difusi dengan keluarnya red dots dari membran dengan adanya perbedaan konsentrasi. • Ketika konsentrasi didalam dan diluar membran sama, proses difusi pasif akan berhenti. Kadang-kadang titik-titik merah masih tetap berdifusi keluar atau masuk membran, tapi selisih yang keluar atau masuk adalah 0.
  • 5. RATE of DIFFUSION Gas > liquid > solid • Jarak antar molekul dalam cairan lebih pendek dibandingkan dalam gas. • Tubrukan lebih sering terjadi • Perpindahan menjadi berkurang. • Dengan demikian difusi akan melambat
  • 6. 6 DIFUSI Proses transfer massa molekul zat yang berkaitan dengan perbedaan konsentrasi. (c) Membran selulose. (a) Membran homogen tanpa pori (b) Membran dari bahan padat dengan pori-pori lurus
  • 7. Hukum Fick-1 • Sejumlah M benda yang mengalir melalui satuan penampang melintang (S) dalam waktu (t) dikenal sebagai aliran (J) • Aliran juga berbanding lurus dengan perbedaan konsentrasi (dC/dx) = dM S dt J J = - D dC dx
  • 8. Hukum Fick-2 Perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam daerah tertentu adalah sebanding dengan perubahan dalam perbedaan konsentrasi pada titik itu dalam sistem tersebut.
  • 9. STEADY STATE DIFFUSION • Suatu bentuk sediaan dengan aktivitas konstan mungkin tidak menunjukkan proses keadaan masa tunak dari waktu pelepasan awal. • Karena tahap awal itu merupakan keadaan nonsteady-state. • Selanjutnya, laju difusi konstan, kurva menjadi benar-benar garis lurus dan sistem berada pada keadaan masa tunak (steady-state)
  • 10. • Molekul akan bergerak dari kompartemen donor ke kompartemen reseptor • Dalam sistem ini, larutan dalam kompartemen reseptor dipindahkan dan diganti secara terus menerus dengan mengganti pelarut agar konsentrasi selalu rendah Sink Condition
  • 12. J = D C1-C2 h K = C1 Cd = C2 Cr dM dt = DSK (Cd-Cr) h Berdasarkan diagram kuasi stasioner, Pada sink condition , Cr ~ 0 dM dt = PSCd P = ? (cm/detik) Dibuat kurva antara Cd dan t untuk mendapatkan P
  • 13. 13       - =  = h C C D dt S dM J 2 1     tas permeabili Koefisien sink kondisi : P cm/sek h DK P t PSC M PSC h DSKC dt dM 0 C : h C C DSK dt dM d d d r r d = = = =  - = 0 2 2 =   z e D partisi Koefisien : K r 2 d 1 C C C C K = =
  • 14. 14 Difusi Multilapis: Gbr. Passage of a drug on the skins surface through a lipid layer, h1 and a hydrous layer, h2 and into the deeper layers of the dermis. The curve of concentration against distance changes sharply at the two boundaries because the two partition coefficients have values other than unity.
  • 15. 15   . distribusi koefisien : difusi; koefisien : difusi; pada (tahanan) hambatan : tas; permeabili : / / 1 dan / K D R P K D h P R h K D P i i i i i i i i i = = =   2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 / / 6 2 2 6 : state) (steady tunak masa sampai lag waktu K D h K D h K D h K D h D h K D h K D h D h t K D h K D h K D K D P L                     =  = 1 6 / 2 1 : lapis dua kulit Sistem lainnya; satu yang suku lalu sama, lapis kedua partisi Koefisien Jika D h L t h/D = 
  • 16. DISOLUSI • Obat mengalami proses disintegrasi, deagregasi, dan disolusi sebelum obat siap diabsorpsi • Secara umum tahapannya adalah: – Disintegrasi dan deagregasi diikuti oleh pelepasan zat aktif – Disolusi zat aktif dalam permukaan air – Absorpsi melalui membran saluran cerna ke sirkulasi sistemik
  • 17. Tablet atau Kapsul Granul atau Agregat Partikel-partikel halus Obat dalam larutan (invitro atau invivo) Obat dalam darah, cairan tubuh, dan jaringan lain Disintegrasi Deagregasi Disolusi Disolusi Absorpsi (invivo) Proses Perjalanan Obat ke dalam Tubuh
  • 18. Disolusi • Merujuk pada proses dimana suatu fase padat (misalnya tablet atau serbuk) menuju fase larutan. • Disolusi obat adalah proses molekul obat yang dibebaskan dari fase padat dan memasuki fase larutan • Jika tetap dalam fase padat walaupun dalam fase larutan hasilnya suatu suspensi.
  • 19. DISOLUSI adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Di dalam disolusi diperhatikan terutama kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan molekular. Penentuan jumlah zat aktif yang terlarut dalam berbagai waktu akan memberi informasi tentang : •Kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan padat •Jumlah maksimal zat aktif yang akan larut •Kinetika kecepatan disolusi
  • 20. KECEPATAN DISOLUSI Persamaan Noyes-Whitney dM dt = DS h (Cs-C) dC dt DS Vh (Cs-C) = Pada kondisi sink, C jauh lebih kecil daripada Cs; dM dt = DSCs h K = D/h
  • 21. 21 Suatu granul obat seberat 0,55 g dan luas permukaannya 0,28 m2 (0,28x104 cm2) dilarutkan dalam 500 ml air pada suhu kamar. Setelah menit pertama, 0,76 g terlarut. Jika kelarutan obat Cs =15 mg/ml. Hitung k !   cm/sek 10 02 , 3 mg/cm 15 cm 10 28 , 0 sek 60 mg 760 4 3 2 4 -  =    =    = k k C S k dt dM s Kondisi sink: Kondisi nonsink: Setelah 1 menit obat terlarut = 760 mg/500 ml = 1,5 mg/cm3       cm/sek 10 35 , 3 mg/cm 5 , 1 mg/cm 15 cm 10 28 , 0 sek 60 mg 760 4 3 3 2 4 -  = -    =  -   = k k C C S k dt dM s Jika tebal lapisan difusi h pada percobaan diatas = 5x10-3 cm. Hitung D     sek. / cm 10 68 , 1 cm 10 5 cm/sek 10 35 , 3 2 6 3 - 4 - -  =    =  = D h D k
  • 22. Uji Disolusi  Obat-obat berbentuk padat yang dikonsumsi secara oral harus dilakukan uji disolusi  Uji disolusi (in vitro) dilakukan untuk mengukur jumlah zat aktif yang terdisolusi dalam media cair yang diketahui volumenya pada suatu waktu tertentu dan alat tertentu  Uji disolusi Uji disolusi intrinsik  Penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas penampangnya dibuat konstan (untuk zat aktif) Uji disolusi nyata  Untuk uji disolusi zat aktif dalam sediaan (Contoh: tablet)  Keranjang  Dayung
  • 23. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. •Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. UJI DISOLUSI INTRINSIK Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. Media disolusi zat aktif yang dimampatkan
  • 24. UJI DISOLUSI NYATA Adalah metode yang digunakan oleh farmakope untuk menetapkan kecepatan disolusi zat aktif dari sediaannya (tablet atau kapsul). Uji disolusi nyata adalah jumlah zat aktif yang terdisolusi dalam satu waktu tertentu. Dalam hal ini luas permukaan zat (S) berubah dengan waktu. Tablet yang tidak berdesintegrasi menunjukan pengurangan luas permukaan sejak uji disolusi dimulai.
  • 26. 26 Disolusi Tablet, Kapsul, dan Granul Gbr. Dissolution apparatus. (a) Hansen paddle equipment for granules and tablets. (b) Research design to ensure a constant surface area of tablet or compacted powder as the drug dissolves and diffuses out of the dosage form.
  • 27. 27
  • 28. 28
  • 29. 29
  • 30. 30 Gb. 20. Profil disolusi noretindron asetat dalam berbagai media dan metode
  • 31. 31 Gb.21. Profil disolusi teofilin dalam kapsul gelatin lunak dalam berbagai media.
  • 32. Faktor yang mempengaruhi disolusi obat 1. Sifat fisikokimia • Bentuk ion dan anion • Ukuran partikel • Bentuk kristal • Kompleks obat 2. Faktor formulasi 3. Faktor fisiologi manusia
  • 33. Bentik ion dan anion • Garam elektrolit lemah lebih larut air dibandingkan dengan asam atau basa lemah, sehingga disolusi nya lebih cepat • Obat yang basa lemah akan lebih cepat terdisolusi di lambung daibandingkan dengan di usus begitu pula sebaliknya.
  • 34. • Ukuran partikel semakin kecil semakin cepat terdisolusi • Bentuk kristal obat dalam bentuk kristal lebih lambat dibandingkan dengan amorf karena lebih banyak energi yang diperlukan untuk memecahkan kristal • Kompleks obat pembentukan kompleks lebih cepat terdisolusi tetapi kadang tidak efisien pada absorpsi karena ukuran molekul besar
  • 35. KRITERIA SEDIAAN TABLET YANG DIUJI DISOLUSI • Mengandung zat aktif yang digunakan untuk pengobatan penyakit gawat. • Mengandung zat aktif yang jarak terapinya relatif kecil (LD50/ED50). • Mengandung zat aktif yang sulit atau tidak larut (asam lemah, basa lemah, neutral, dan amfoter) • Mengandung zat aktif yang dapat berubah menjadi bentuk tidak larut dalam cairan pencernaan. • zat aktif dari tablet bersalut perlu diuji disolusinya.
  • 36. FAKTOR-FAKTOR LANGSUNG YANG MEMPENGARUHI UJI DISOLUSI IN-VITRO  Pengadukan (Semakin besar intensitas pengadukan makin cepat laju disolusi)  Ukuran partikel (ukuran partikel kecil  luas penampang besar  laju disolusi meningkat)  Polimorfisa ( perbedaan polimorfisa (bentuk kristal) menyebabkan perbedaan kelarutan)  Pengaruh Udara atau Gas Yang Terlarut Dalam Media  Pemasangan Alat Disolusi  Sifat media disolusi  pH media disolusi  Untuk zat aktif bersifat asam lemah (HA) akan lebih mudah larut/terdisolusi pada suasana basa karena akan berada dalam bentuk terionisasinya  Untuk aktif yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut pada suasana asam (dalam bentuk terionisasi)  Suhu  Viskositas  Komposisi media
  • 37. Absorpsi (Difusi dalam Sistem Biologis) Absorpsi obat dalam saluran cerna (Gastrointestinal)  Lambung-Usus Absorpsi pada GIT juga terjadi melalui mekanisme difusi pasif (melintasi sel-sel dinding saluran cerna  liofilik) Obat-obatan biasanya berupa asam atau basa lemah yang proses absorpsinya sangat dipengaruhi oleh keadaan ionisasi Bentuk tidak terionisasi merupakan bentuk yang mudah melewati penghalang biologik (liofilik) Contoh:  Asam lemah (HA) bisa menjadi 2 bentuk yaitu bentuk tidak terionisasi (HA, dalam suasana asam) dan bentuk terionisasi (A- dalam suasana basa )
  • 38. Absorpsi (Difusi dalam Sistem Biologis) • Absorpsi Perkutan  Disolusi zat aktif dalam pembawanya,  Difusi zat aktif yang telah terlarut dari pembawanya ke permukaan kulit  Penetrasi obat ke dalam lapisan kulit terutama stratum corneum. Lapisan kulit teratas terdiri dari sel-sel kulit mati dan lemak merupakan rate limiting step dalam absorpsi perkutan
  • 39. 39  Difusi proses acak atom, molekul, koloid, dan partikel kasar dan juga anggota populasi hidup berdifusi dan menyebar seiring waktu.  Termasuk: difusi dan penyebaran spora oleh angin, distribusi telur ikan dalam laut, migrasi kura-kura, faktor difusi dalam pembuatan rumah burung, kerumunan serangga atau kelompok ikan. Gbr. Ventilation of a prairie dog’s burrow by action of the wind.