SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
LARUTAN dan
sifat koligatif
larutan
LARUTAN
• Zat homogen yang merupakan campuran
dari dua komponen atau lebih, yang dapat
berupa gas, cairan atau padatan.
• Larutan gas, dibuat denga mencampurkan
satu gas dalam gas lainnya. Krn semua
gas bercampur dalam semua
perbandingan, mk setiap campuran gas
adalah homogen dan merupakan larutan.
• Larutan cairan, dibuat dengan melarutkan gas,
cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika
sebagai larutan adalah air, mk disebut larutan berair.
• Larutan padatan, adalah padatan-padatan dimana
satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekl dari komponen lainnya. Contohnya
Alloy (campuran dua unsur atau lebih yg mempunyai
sifat-sifat logam)
Contoh: mata uang perak (cam. Perak & tembaga)
baja (cam dari besi & karbon)
• Dalam larutan dikenal istilah Solute (zat
terlarut) dan solvent (pelarut)
• Solute adalah senyawa yang berada
dalam jumlah yg lebih kecil
• Solvent adalah senyawa yang berada
dalam jumlah yang lebih besar/banyak
Mengapa zat dapat melarut…..?
• Suatu zat dapatmelarut pda zat lain karena
mempunyai sifat/kemiripan yang sama.
• Salah satu sifat atau kemiripan zat dalam
ilmu kimia yaitu kepolaran suatu zat
• Senyawa non-polar, akan larut dalam
pelarut non polar dan sebaliknya
• Senyawa polar akan cenderung terlarut
dalam pelarut polar
• Like disolve like…
• Larutan jenuh: larutan yg mengandung
zat terlarut dalam jumlah yg diperlukan
untuk adanya kesetimbangan antara zat
terlarut yg larut dan yg tidak larut.
gula + H2O larutan gula
Hubungan kelarutan
• Larutan tak jenuh (unsaturated)
yaitu larutan yang lebih encer dari larutan jenuh,
• Larutan lewat jenuh (supersaturated)
adalah larutan yang lebih pekat dari larutan
jenuh. Larutan ini biasanya dibuat dengan jalan
melarutkan larutan jenuh pada temperatur yang
labih tinggi dengan jumlah zat terlarut yang
kebih banyak.
dengan pendinginan yg hati-hati untuk
menghindari terjadinya penkristalan, mk jika
tidak ada zat terlarut yg memisahkan diri i
selama pendinginan, larutan dingin tersebut
disebut dg larutan lewat jenuh.
contoh: sukrosa, Na-asetat, Natiosulfat. Mudah
membentuk larutan lewat jenuh.
• Bila suatu zat yang larut dalam pelarut tertentu
diekstraksi ke dalam pelarut lain, maka proses
ini disebut dengan ekstraksi pelarut.
• Di laboratorium, ekstraksi pelarut dilakukan
dengan menggunakan corong pisah.
• Misal ekstraksi DDT yang larut dalam air laut
dengan minyak. Kelarutan DDT dalam minyak
jauh lebih tinggi daripada dalam air.
ekstraksi pelarut
• Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak
melarut ke dalam suatu cairan bila temperatur
dinaikkan.
• Azas Le chatelier, bila dilakukan suatu paksaan
terhadap suatu sistem kesetimbangan, sistem
itu cenderung berubah sedemikian untuk
mengurangi akibat paksaan tersebut.
paksaan tersebut misal adanya penambahan
energi panas (kenaikan temperatur).
suatu zat yang menyerap kalor ketika melarut,
cenderunga lebih larut pada temperatur yang
labih tinggi.
Pengaruh temperatur pada kelarutan
• Sedangkan kelarutan gas dalam suatu
cairan biasanya menurun dengan
kenaikan temperatur. CO2, akan keluar
berbuih-buih dengan hebatya dari
minuman berkarbonat jika cairan tersebut
dipanaskan
• Perubahan tekanan berpengaruh sedikit pada
kelarutan, terutama jika zat terlarut tersebut
berupa padatan atau cairan.
• Tetapi, dalam pembentukan larutan jenuh suatu
gas dalam cairan, tekanan gas memainkan
bagian penting dalam menentukan berapa yang
melarut.
• Bobot suatu gas yg melarut dlm sejumlah
tertentu cairan berbanding lurus dengan tekanan
yg dilakukan oleh gas itu, yg berada dlm
kesetimbangan dengan larutan itu.
(hukum Henry)
Pengaruh tekanan pada kelarutan
Konsentrasi merujuk ke bobot atau volume zat
terlarut yg berada dalam larutan.
• Persen bobot
• Persen volume
• Fraksi mol
• Molalitas
• Molaritas
• Normalitas.
Menyatakan Konsentrasi Larutan
Satuan Konsentrasi
Fraksi Mol: perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan
terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
X = mol suatu zat : mol seluruh zat
p
t
t
t
n
n
n
X


t
p
p
p
n
n
n
X


Xt + Xp = 1
Keterangan:
Xp = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol terlarut
np = mol pelarut
nt = mol terlarut
Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap
1000 gram pelarut.
pelarut
kg
mol
m
pelarut
gram
x
Mr
terlarut
gram
m
atau
1000

Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam
tiap liter larutan.
)
(L
pelarut
Volume
mol
M 
)
(
1000
mL
pelarut
volume
x
Mr
terlarut
gram
M
atau 
Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam
tiap 100 gram larutan.
%
100
% / x
massa
massa
massa
pelarut
terlarut
terlarut
b
b


LARUTAN ELEKTROLIT &
NONELEKTROLIT
• Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat
menghantarkan arus listrik
• Lartan nonelektrolit yaitu larutan yg tidak
dapat menghantarkan arus listrik
Bagaimana larutan dapat menghantarkan
arus listrik…?
Misal CuCl2 terdiri dari Cu2+ dan Cl- Cl-
Bila tembaga klorida tersebut dilarutkan
dalam air, maka ion-ion tesebut menjadi
terpisah satu sama lain dan bercampur
dengan air dan molekul bebas bergerak
secara acak.
Sifat Koligatif Larutan
• Adalah sifat larutan encer dan tidak mudah menguap
dan hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung pada jenisnya
• Terdapat 4 jenis sifat koligatif larutan yang
dipelajari, yaitu
1. Penurunan Tekanan Uap (ΔP)
2. Penurunan Titik Beku (ΔTf)
3. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)
4. Tekanan Osmotik (Л)
Penurunan Tekanan Uap (ΔP)
Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan
larutan yang terbentuk semakin sukar menguap.
Plar = Po – ΔP
ΔP = Xter . Po
Plar = Xpel .Po
Keterangan:
Plar = tekanan uap larutan
Po = tekanan uap air/pel
ΔP = penurunan tekanan uap larutan
Xter = fraksi mol terlarut
Xpel = fraksi mol pelarut
Ingat!
Jika Zat terlarutnya
bersifat elektrolit
harus dikali dengan
faktor van’t Hoff
Xter + Xpel=1
ΔP = Po- Plar
P1 = X1 . P1o; X1= fraksi mol pelarut
P1o = Tek. Uap pelarut murni
P1 = Tek Uap Larutan
X1 + X2 = 1; X1 = 1- X2
P1 = (1-x2) P1o
P1o - P1 = ΔP = X2 . P1
ΔP = Penurnan tekanan uap
• Pada 25oC tekanan uap air murni 23,76 mmHg dan
taekanan uap larutan urea 22,98 mmHg. Perkirkan
molalitas larutan tersebut.
• Jawab:
N2
n2 = n1 X2
Dimana n1 = jumlah mol pelarut (air) dan n2 = jumlah mol zat terlarut (urea).
Karena n2 = 0,033 (sangat encer) sehingga n2 diabaikan terhadap n1.
Jumlah mol urea dalam 1 kg air = 1000 g H2O x 1 mol H2O = 55,48 mol H2O
18,02 g H2O
Dan jumlah mol urea yang ada dalam 1 kg air :
n2 = n1 X2 = (55,049 mol) (0,033)
= 1,8 mol
Jadi konsentrasi urea (molal) adalah 1,8.
ΔP = (23,762-22,98)mmHg = X2 (23,76 mmHg)
n2
X2 =
n1 + n2
Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah
daripada pelarut murni?
• ……ktidakteraturan molekul….
• Semakin besar tidak teratur, makin besar
kecennderungan berlangsungnya suatu proses kimia
dan fisika.
• Penguapan meningkatkan ketidk teraturan sistem,
molekul fasa uap lebih tidak teratur dp cairan atau
padatan.
• Larutan lbh tdk teratur dp pelarut murni, selisih ketidak
teraturan antara larutan dan uap kecil, sehingga molekul
pelarut lbih sulit meninggalkan larutan dp pelarut murni
untuk menjadi uap, dan tekanan uap larutan lebih kecil
dp tekanan uap pelarut murni.
Kenaikan Titik Didih (ΔTb)
Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan larutan
yang terbentuk semakin sukar mendidih.
ΔTblar = Tblar - Tbo Tblar ↑ , maka ΔT ↑
Tblar ↓ , maka ΔT ↓
ΔTb ≈ m .
ΔTb = Kb . m
Kb= konstanta kenaikan titi didih molal (oC/m)
ΔTdlar larutan berbanding lurus dengan tekanan uap
Maka berbanding lurus juga dengan konsentrasi
larutan (molalitas)
pelarut
gram
x
Mr
terlarut
gram
m
1000
 Tb = 100 + ΔTb
Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan larutan
yang terbentuk semakin sukar membeku.
ΔTflar = Tfo
r - Tf Tflar ↑ , maka ΔTb ↑
Tflar ↓ , maka ΔTb↓
ΔTf ≈ m .
ΔTf = Kf . m
Kf = konstanta kenaikan titi beku molal (oC/m)
ΔTblar larutan berbanding lurus dengan tekanan uap
Maka berbanding lurus juga dengan konsentrasi
larutan (molalitas)
Tf + ΔTf = 0 Tf = -ΔTf
Tekanan Osmotik (Л)
Adanya zat terlarut dalam pelarut menyebabkan larutan yang
terjadi mempunyai tekanan osmosis.
Л = M . R . T. i
Keterangan:
M = Molaritas larutan
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = suhu (Kelvin)18
α = derajat ionisasi
n = jumlah mol tiap molekul
Ingat! Kondisi isotonis artinya Л1 = Л2
i = 1 + (n-1) . α
Diagram Fasa
P (atm)
T (oC)
Pelarut
Larutan X M
Tf Tb
o
Tfo Tb
ΔTb
ΔTf
padat
cair
gas
Soal:
Etileglikol adalah zat antibeku yang lazim digunakan
untuk mobil. Zat ini larut dalam air dan tidak mudah
menguap (td 197oC) hitung titik beku larutan yang
mengandung 651 gram zat ini dalam 2505 gram
air. Mr EG = 62 dan Kf = 1,86oC/m
• Jumlah EG = 10,5 mol
• Molalitas EG = 10,5 mol / 2,505 kg
= 4,19 m
• ΔTf = (1,86 oC/m ) (4,19 m)
= 7,79oC
Air murni membeku pada suhu 0oC maka larutan EG akan
membeku pada suhu -7,79oC
ΔTf = K . m
Soal:
1.Hitung fraksi mol masing2 zat dalam larutan NaOH
10%
2.Hitung tekanan uap larutan 10 g urea dalam 27 g
air pada suhu 30o C, Jika tekanan uap air 30
mmHg (Mr urea=60)
3.Hitung Mr dari 72 g suatu zat nonelektrolit dalam 1
liter air pada titik didih 100,208o C (ρ air =1, Kb =
0,52)
4.Hitung titik beku urea 15g yang dilarutkan dalam
250 air (Kf = 1,86)
5. Hitung tekanan osmotik larutan yang mengandung
17,1 g sukrosa C12H22O11 dalam 500 ml larutan
pada suhu 27o C
6. Hitung derajat ionisasi 100 g asam oksalat dalam
500g air yang mempunyai titik beku -7,44o C
(Kf = 1,86)
7. 0,1 mol elektrolit kuat dalam 100 g air ( Kb = 0,5)
mendidih pd suhu 102 oC hitung faktor van’ hoff!
8. Berapa gram tembaga (II) Sulfat (Mr=160) yang
harus dilarutkan dalam 3 liter larutan agar
menimbulkan tekanan osmotik 5 atm pada suhu
27 oC
9. Hitung lah fraksi mol etil alkohol dan air
dalam larutan yang terbuat dengan
melarutkan 13,8 gram alkohol ke dalam 27
gr air.
10. hitunglah molalitas larutan yg dibuat dg
melarutkan 262 gram etilena glikol,
C2H6O2 dalam 8000 gr air
11. hitung molaritas larutan yg dibuat dg
melarutkan 4 gr calsium bromida dalam air
secukupnya untuk memperoleh volume
200 mL

More Related Content

Similar to LARUTAN+koligatif+(7).pdf

sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptxRabianti3
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitEko Supriyadi
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitEKO SUPRIYADI
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptxLisnaGianti
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
PPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxPPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxTitaGtg
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolitcatatantutor
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptSuhartiSuharti16
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 

Similar to LARUTAN+koligatif+(7).pdf (20)

sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-.pptx
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
Rangkuman sifat koligatif
Rangkuman sifat koligatifRangkuman sifat koligatif
Rangkuman sifat koligatif
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
Larutan dan koloid
Larutan dan koloidLarutan dan koloid
Larutan dan koloid
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
PPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxPPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptx
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Larutan dan koloid
Larutan dan koloidLarutan dan koloid
Larutan dan koloid
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
 
Sifat Fisis Larutan
Sifat Fisis LarutanSifat Fisis Larutan
Sifat Fisis Larutan
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 

More from ssuser8cafc5

Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxRagam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxssuser8cafc5
 
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxKELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxssuser8cafc5
 
granulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfgranulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfssuser8cafc5
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.pptssuser8cafc5
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxssuser8cafc5
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptxssuser8cafc5
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfssuser8cafc5
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTssuser8cafc5
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxssuser8cafc5
 
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdf
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdfDifusi dan disolusi. Arif budiman.pdf
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdfssuser8cafc5
 

More from ssuser8cafc5 (14)

Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptxRagam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
Ragam Bahasa Ilmiah bahasa indonesi.pptx
 
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptxKELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
KELOMPOK 6 ANTIANGINA.pptx
 
1.Pendahuluan.ppt
1.Pendahuluan.ppt1.Pendahuluan.ppt
1.Pendahuluan.ppt
 
7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt
 
granulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdfgranulasikering-220411021417.pdf
granulasikering-220411021417.pdf
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.ppt
 
KOLOID+(9).pdf
KOLOID+(9).pdfKOLOID+(9).pdf
KOLOID+(9).pdf
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdf
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPT
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
 
kelola limbah.pdf
kelola limbah.pdfkelola limbah.pdf
kelola limbah.pdf
 
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdf
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdfDifusi dan disolusi. Arif budiman.pdf
Difusi dan disolusi. Arif budiman.pdf
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

LARUTAN+koligatif+(7).pdf

  • 2. LARUTAN • Zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih, yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. • Larutan gas, dibuat denga mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Krn semua gas bercampur dalam semua perbandingan, mk setiap campuran gas adalah homogen dan merupakan larutan.
  • 3. • Larutan cairan, dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagai larutan adalah air, mk disebut larutan berair. • Larutan padatan, adalah padatan-padatan dimana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekl dari komponen lainnya. Contohnya Alloy (campuran dua unsur atau lebih yg mempunyai sifat-sifat logam) Contoh: mata uang perak (cam. Perak & tembaga) baja (cam dari besi & karbon)
  • 4. • Dalam larutan dikenal istilah Solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut) • Solute adalah senyawa yang berada dalam jumlah yg lebih kecil • Solvent adalah senyawa yang berada dalam jumlah yang lebih besar/banyak
  • 5. Mengapa zat dapat melarut…..? • Suatu zat dapatmelarut pda zat lain karena mempunyai sifat/kemiripan yang sama. • Salah satu sifat atau kemiripan zat dalam ilmu kimia yaitu kepolaran suatu zat • Senyawa non-polar, akan larut dalam pelarut non polar dan sebaliknya • Senyawa polar akan cenderung terlarut dalam pelarut polar • Like disolve like…
  • 6. • Larutan jenuh: larutan yg mengandung zat terlarut dalam jumlah yg diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yg larut dan yg tidak larut. gula + H2O larutan gula Hubungan kelarutan
  • 7. • Larutan tak jenuh (unsaturated) yaitu larutan yang lebih encer dari larutan jenuh, • Larutan lewat jenuh (supersaturated) adalah larutan yang lebih pekat dari larutan jenuh. Larutan ini biasanya dibuat dengan jalan melarutkan larutan jenuh pada temperatur yang labih tinggi dengan jumlah zat terlarut yang kebih banyak. dengan pendinginan yg hati-hati untuk menghindari terjadinya penkristalan, mk jika tidak ada zat terlarut yg memisahkan diri i selama pendinginan, larutan dingin tersebut disebut dg larutan lewat jenuh. contoh: sukrosa, Na-asetat, Natiosulfat. Mudah membentuk larutan lewat jenuh.
  • 8. • Bila suatu zat yang larut dalam pelarut tertentu diekstraksi ke dalam pelarut lain, maka proses ini disebut dengan ekstraksi pelarut. • Di laboratorium, ekstraksi pelarut dilakukan dengan menggunakan corong pisah. • Misal ekstraksi DDT yang larut dalam air laut dengan minyak. Kelarutan DDT dalam minyak jauh lebih tinggi daripada dalam air. ekstraksi pelarut
  • 9. • Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak melarut ke dalam suatu cairan bila temperatur dinaikkan. • Azas Le chatelier, bila dilakukan suatu paksaan terhadap suatu sistem kesetimbangan, sistem itu cenderung berubah sedemikian untuk mengurangi akibat paksaan tersebut. paksaan tersebut misal adanya penambahan energi panas (kenaikan temperatur). suatu zat yang menyerap kalor ketika melarut, cenderunga lebih larut pada temperatur yang labih tinggi. Pengaruh temperatur pada kelarutan
  • 10. • Sedangkan kelarutan gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan kenaikan temperatur. CO2, akan keluar berbuih-buih dengan hebatya dari minuman berkarbonat jika cairan tersebut dipanaskan
  • 11. • Perubahan tekanan berpengaruh sedikit pada kelarutan, terutama jika zat terlarut tersebut berupa padatan atau cairan. • Tetapi, dalam pembentukan larutan jenuh suatu gas dalam cairan, tekanan gas memainkan bagian penting dalam menentukan berapa yang melarut. • Bobot suatu gas yg melarut dlm sejumlah tertentu cairan berbanding lurus dengan tekanan yg dilakukan oleh gas itu, yg berada dlm kesetimbangan dengan larutan itu. (hukum Henry) Pengaruh tekanan pada kelarutan
  • 12. Konsentrasi merujuk ke bobot atau volume zat terlarut yg berada dalam larutan. • Persen bobot • Persen volume • Fraksi mol • Molalitas • Molaritas • Normalitas. Menyatakan Konsentrasi Larutan
  • 13. Satuan Konsentrasi Fraksi Mol: perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan. X = mol suatu zat : mol seluruh zat p t t t n n n X   t p p p n n n X   Xt + Xp = 1 Keterangan: Xp = fraksi mol pelarut Xt = fraksi mol terlarut np = mol pelarut nt = mol terlarut
  • 14. Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut. pelarut kg mol m pelarut gram x Mr terlarut gram m atau 1000 
  • 15. Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. ) (L pelarut Volume mol M  ) ( 1000 mL pelarut volume x Mr terlarut gram M atau  Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan. % 100 % / x massa massa massa pelarut terlarut terlarut b b  
  • 16. LARUTAN ELEKTROLIT & NONELEKTROLIT • Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat menghantarkan arus listrik • Lartan nonelektrolit yaitu larutan yg tidak dapat menghantarkan arus listrik Bagaimana larutan dapat menghantarkan arus listrik…?
  • 17. Misal CuCl2 terdiri dari Cu2+ dan Cl- Cl- Bila tembaga klorida tersebut dilarutkan dalam air, maka ion-ion tesebut menjadi terpisah satu sama lain dan bercampur dengan air dan molekul bebas bergerak secara acak.
  • 18. Sifat Koligatif Larutan • Adalah sifat larutan encer dan tidak mudah menguap dan hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada jenisnya • Terdapat 4 jenis sifat koligatif larutan yang dipelajari, yaitu 1. Penurunan Tekanan Uap (ΔP) 2. Penurunan Titik Beku (ΔTf) 3. Kenaikan Titik Didih (ΔTb) 4. Tekanan Osmotik (Л)
  • 19. Penurunan Tekanan Uap (ΔP) Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan larutan yang terbentuk semakin sukar menguap. Plar = Po – ΔP ΔP = Xter . Po Plar = Xpel .Po Keterangan: Plar = tekanan uap larutan Po = tekanan uap air/pel ΔP = penurunan tekanan uap larutan Xter = fraksi mol terlarut Xpel = fraksi mol pelarut Ingat! Jika Zat terlarutnya bersifat elektrolit harus dikali dengan faktor van’t Hoff Xter + Xpel=1 ΔP = Po- Plar
  • 20. P1 = X1 . P1o; X1= fraksi mol pelarut P1o = Tek. Uap pelarut murni P1 = Tek Uap Larutan X1 + X2 = 1; X1 = 1- X2 P1 = (1-x2) P1o P1o - P1 = ΔP = X2 . P1 ΔP = Penurnan tekanan uap
  • 21. • Pada 25oC tekanan uap air murni 23,76 mmHg dan taekanan uap larutan urea 22,98 mmHg. Perkirkan molalitas larutan tersebut. • Jawab: N2 n2 = n1 X2 Dimana n1 = jumlah mol pelarut (air) dan n2 = jumlah mol zat terlarut (urea). Karena n2 = 0,033 (sangat encer) sehingga n2 diabaikan terhadap n1. Jumlah mol urea dalam 1 kg air = 1000 g H2O x 1 mol H2O = 55,48 mol H2O 18,02 g H2O Dan jumlah mol urea yang ada dalam 1 kg air : n2 = n1 X2 = (55,049 mol) (0,033) = 1,8 mol Jadi konsentrasi urea (molal) adalah 1,8. ΔP = (23,762-22,98)mmHg = X2 (23,76 mmHg) n2 X2 = n1 + n2
  • 22. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada pelarut murni? • ……ktidakteraturan molekul…. • Semakin besar tidak teratur, makin besar kecennderungan berlangsungnya suatu proses kimia dan fisika. • Penguapan meningkatkan ketidk teraturan sistem, molekul fasa uap lebih tidak teratur dp cairan atau padatan. • Larutan lbh tdk teratur dp pelarut murni, selisih ketidak teraturan antara larutan dan uap kecil, sehingga molekul pelarut lbih sulit meninggalkan larutan dp pelarut murni untuk menjadi uap, dan tekanan uap larutan lebih kecil dp tekanan uap pelarut murni.
  • 23. Kenaikan Titik Didih (ΔTb) Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan larutan yang terbentuk semakin sukar mendidih. ΔTblar = Tblar - Tbo Tblar ↑ , maka ΔT ↑ Tblar ↓ , maka ΔT ↓ ΔTb ≈ m . ΔTb = Kb . m Kb= konstanta kenaikan titi didih molal (oC/m) ΔTdlar larutan berbanding lurus dengan tekanan uap Maka berbanding lurus juga dengan konsentrasi larutan (molalitas) pelarut gram x Mr terlarut gram m 1000  Tb = 100 + ΔTb
  • 24. Penurunan Titik Beku (ΔTf) Adanya zat terlarut di dalam pelarut menyebabkan larutan yang terbentuk semakin sukar membeku. ΔTflar = Tfo r - Tf Tflar ↑ , maka ΔTb ↑ Tflar ↓ , maka ΔTb↓ ΔTf ≈ m . ΔTf = Kf . m Kf = konstanta kenaikan titi beku molal (oC/m) ΔTblar larutan berbanding lurus dengan tekanan uap Maka berbanding lurus juga dengan konsentrasi larutan (molalitas) Tf + ΔTf = 0 Tf = -ΔTf
  • 25. Tekanan Osmotik (Л) Adanya zat terlarut dalam pelarut menyebabkan larutan yang terjadi mempunyai tekanan osmosis. Л = M . R . T. i Keterangan: M = Molaritas larutan R = 0,082 L.atm/mol.K T = suhu (Kelvin)18 α = derajat ionisasi n = jumlah mol tiap molekul Ingat! Kondisi isotonis artinya Л1 = Л2 i = 1 + (n-1) . α
  • 26. Diagram Fasa P (atm) T (oC) Pelarut Larutan X M Tf Tb o Tfo Tb ΔTb ΔTf padat cair gas
  • 27. Soal: Etileglikol adalah zat antibeku yang lazim digunakan untuk mobil. Zat ini larut dalam air dan tidak mudah menguap (td 197oC) hitung titik beku larutan yang mengandung 651 gram zat ini dalam 2505 gram air. Mr EG = 62 dan Kf = 1,86oC/m
  • 28. • Jumlah EG = 10,5 mol • Molalitas EG = 10,5 mol / 2,505 kg = 4,19 m • ΔTf = (1,86 oC/m ) (4,19 m) = 7,79oC Air murni membeku pada suhu 0oC maka larutan EG akan membeku pada suhu -7,79oC ΔTf = K . m
  • 29. Soal: 1.Hitung fraksi mol masing2 zat dalam larutan NaOH 10% 2.Hitung tekanan uap larutan 10 g urea dalam 27 g air pada suhu 30o C, Jika tekanan uap air 30 mmHg (Mr urea=60) 3.Hitung Mr dari 72 g suatu zat nonelektrolit dalam 1 liter air pada titik didih 100,208o C (ρ air =1, Kb = 0,52) 4.Hitung titik beku urea 15g yang dilarutkan dalam 250 air (Kf = 1,86)
  • 30. 5. Hitung tekanan osmotik larutan yang mengandung 17,1 g sukrosa C12H22O11 dalam 500 ml larutan pada suhu 27o C 6. Hitung derajat ionisasi 100 g asam oksalat dalam 500g air yang mempunyai titik beku -7,44o C (Kf = 1,86) 7. 0,1 mol elektrolit kuat dalam 100 g air ( Kb = 0,5) mendidih pd suhu 102 oC hitung faktor van’ hoff! 8. Berapa gram tembaga (II) Sulfat (Mr=160) yang harus dilarutkan dalam 3 liter larutan agar menimbulkan tekanan osmotik 5 atm pada suhu 27 oC
  • 31. 9. Hitung lah fraksi mol etil alkohol dan air dalam larutan yang terbuat dengan melarutkan 13,8 gram alkohol ke dalam 27 gr air.
  • 32. 10. hitunglah molalitas larutan yg dibuat dg melarutkan 262 gram etilena glikol, C2H6O2 dalam 8000 gr air
  • 33. 11. hitung molaritas larutan yg dibuat dg melarutkan 4 gr calsium bromida dalam air secukupnya untuk memperoleh volume 200 mL