Sunan Bonang adalah salah satu wali songo yang berjasa memperkenalkan Islam di Jawa. Ia menggunakan seni seperti tembang dan gamelan untuk menyebarkan ajaran Islam secara halus. Sunan Bonang dikenal sebagai pencipta gamelan Jawa modern dan menggubah banyak karya sastra seperti Suluk Wijil dan Tamba Ati.
2. BIOGRAFI SUNAN BONANG
• Sunan Bonang dilahirkan pada
tahun 1465, dengan nama Raden
Maulana Makdum Ibrahim. Dia
adalah putra Sunan Ampel dan Nyai
Ageng Manila.
• Bonang adalah sebuah desa di
kabupaten Rembang. Nama Sunan
Bonang diduga adalah Bong Ang
sesuai nama marga Bong seperti
nama ayahnya Bong Swi Hoo alias
Sunan Ampel
3. • Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya
berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah
makamnya di kota Tuban.
• Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia
meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang
berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin
membawa jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat
membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-
pakaian dia. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang
yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura
yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
4. KARYA SASTRA
• Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil.
Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr.
Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti
penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.
• Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan
estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator
gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang.
Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada
kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu
karya Sunan Bonang.
• Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius
penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-
tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa
5. AJARAN
Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat
mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta
sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan
kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya
secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam
hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan
Kalijaga.
6. DAKWAH SUNAN BONANG
Tembang-tembang yang diajarkan Raden Makdum Ibrahim adalah tembang
yang berisikan ajaran agama Islam. Penduduk ingin belajran melagukan boning
Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan senang
hati, bukan dengan paksaan. Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat
banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun
Madura. Karena beliau sering mempergunakan Bonang dalam berdakwah maka
masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang
7. KAROMAH / KEISTIMEWAAN
• Dapat merubah pohon aren menjadi pohon emas saat sang sunan bertemu
dengan muridnya yaitu Raden Said atau yang dikenal sebagai Berandal Lokajaya.
Kelak Berandal Lokajaya dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
• Selain itu dikisahkan, Sunan Bonang pernah menaklukkan Kebondanu, seorang
pemimpin perampok, dan anak buahnya, hanya menggunakan tembang dan
gending Dharma dan Mocopat.
• Ada seorang Brahmana yang kedatangannya bermaksud jahat ingin membunuh
Sunan Bonang melalui adu kepandaian dan kesaktian. "Engkau salah, aku tidak
mampu menciptakan ombak dan badai, hanya Allah SWT saja yang mampu
menciptakan dan menggerakkan seluruh makhluk. Allah melindungi orang yang
percaya dan mendekat kepada-Nya dari segala macam bahaya dan niat jahat
seseorang," ujar Sunan Bonang. Setelah kejadian itu juga, akhirnya sang
Brahmana dan murid-muridnya rela memeluk agama Islam atas kemauannya
sendiri tanpa paksaan. Lalu sang brahmana dan pengikutnya menjadi murid dari
Sunan Bonang.