Dokumen ini membahas tentang Sunan Gunung Jati, tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat pada abad ke-15. Ia lahir pada tahun 1448 dengan nama asli Syech Syarief Hidayatulloh dan dinobatkan menjadi Raja Cerbon pada tahun 1479. Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 dalam usia 120 tahun.
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
SUNAN GUNUNG JATI
1. TUGAS SEJARAH
Haris Ardan N.F (15)
Safira Nury S. (30)
Shofin Martla P (34)
X MIPA 8
SMA N 1 SURAKARTA
OlehKelompok 9
SUNAN GUNUNG JATI
2. Nama aslinya adalah Syech
Syarief Hidayatulloh yang
dilahirkan Tahun 1448
Masehi. Beliau dinobatkan
menjadi Raja Cerbon
dengan gelar Maulana Jati
pada tahun 1479.
Ayahandanya adalah Syarief
Abdullah bin Nur Alam bin
Jamaluddin Akbar, seorang
Mubaligh dan Musafir besar
dari Mesir keturunan ke 17
Rosulullah SAW, bergelar
Sultan Maulana Muhamad,
Ibundanya yaitu Nyai Rara
Santang dan setelah masuk
Islam berganti nama menjadi
Syarifah Muda’im. Beliau
adalah Putri Prabu Siliwangi
dari kerajaan Padjajaran.
3. Memasuki usia dewasa sekitar tahun 1470-
1480, ia menikahi adik dari Bupati Banten
ketika itu bernama Nyai Kawunganten. Dari
pernikahan ini, ia mendapatkan seorang
putri yaitu Ratu Wulung Ayu dan Maulana
Hasanuddin yang kelak menjadi Sultan
Banten I
4. Kharomah
• Sunan Gunung Jati dapat
memindahkan Istana kerajan
Hindu Pakuan ke alam gaib.
• Dalam peprangan pasukan
Demak dan Majapahit sunan
Gunung Jati mengeluarkan
surban dan setelah dikibaskan
muncul bala tentara tikus
yang tak terbilang banyaknya.
5. • Pada saat ia singgah ke negeri Cina untuk
menyebarkan agama Islam di wilayah Nan
king 1479 dengan membuka pengobatan
sehingga rakyat Cina yang sakit banyak
tersembuhkan dan akhirnya banyak rakyat
Cina yang masuk Islam.
• Dalam berdakwah, ia menganut
kecenderungan Timur Tengah yang lugas.
Namun ia juga mendekati rakyat dengan
membangun infrastruktur berupa jalan-jalan
yang menghubungkan antar wilayah.
6. AJARAN SUNAN GUNUNG JATI
"Gegunem sifat kang pinuji. Aja ilok gawe lara ati
ing wong. Ake lara ati ing wong, namung saking
duriat. Aja ilok hawe kaniaya ing makhluk. Aja
ngagungaken ing salira. Aja ujub ria suma takabur.
Aja duwe ati ngunek."
7. (Milikilah sifat terpuji. Jangan suka menyakiti
hati orang lain. Lalu, jika sering disakiti orang
lain, hadapilah dengan cinta,jangan dengan
aniaya. Pokoknya,jangan membuat aniaya
pada makhluk. Jangan pula mengagungkan
diri sendiri. Jangan sombong dan takabur.
Jangan memiliki sifat dendam)
8. "Den hormat ing wong tua. Den hormat ing leluhur.
Hormaten, emanen, mulyaken ing pusaka. Den welas
asih ing sapapada. Mulyaken ing tetamu."
(Bersifat hormatlah kepada orangtua. Hormati pula
leluhur kalian. Lalu, hormat,sayangi dan mulyakan
pusaka. Jadilah orang yang saling menyayangi
sesama manusia. Dan,hormatilah tamu)
9. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur
dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah.
Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran
Pasarean.
Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat
dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia
dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung
Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari
arah barat.
Dengan segala jasanya umat islam di Jawa Barat
memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana
Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.
10. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur
dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah.
Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran
Pasarean.
Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat
dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia
dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung
Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari
arah barat.
Dengan segala jasanya umat islam di Jawa Barat
memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana
Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.